• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI

KOTA BANDAR LAMPUNG

Devi Santoso, Upik Hamidah, S.H., M.H., Eka Deviani, S.H., M.H Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

email : santoso.devi@yahoo.com

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Retribusi Pelayanan Persampahan adalah pembayaran atas penyediaan jasa pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Retribusi Pelayanan Persampahan yang dalam pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan terjadi beberapa perubahan.

Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan permasalahan: a) Apakah dasar kebijakan Pemerintah Daerah dalam penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung? b) Bagaimanakah implikasi hukum kebijakan pemerintah daerah tentang penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung?

Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang digunakan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data, penyusunan data dan penarikan kesimpulan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi beberapa perubahan dalam pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung antara lain pengenaan tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dan terjadi perubahan sistem pemungutan retribusinya.

Sesuai dengan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan: a. Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung lebih meningkatkan kembali fasilitas pelayanan persampahan agar pelayanan pada masyarakat maupun badan usaha yang menggunakan jasa pelayanan persampahan merasa puas. b. Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung terus mengadakan sosialisasi

(2)

pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan dengan menggunakan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan badan usaha di Kota Bandar Lampung.

Kata Kunci : kebijakan, pemungutan retribusi, dan pelayanan persampahan.

ABSTRACT

It is needed because proposes to give service and increase the local revenue. Based on local regulations of Bandar Lampung No. 5 year 2011 about Public Service Levy, waste service levy is payment of waste service which is organized by regional government. Waste service levy which is in the application is regulated by Regulation Mayor Bandar Lampung No. 112 year2011 about application procedure of waste service levy in Cleanliness and Landscaping Departement changes.

According to those things, researcher in interested to do the research with background of problems are : a) What is the basic reason of regional government authority in determining waste service levy in Bandar Lampung? b) How is the law implication of regional government authority about waste service levy in Bandar Lampung?

This kind of research is juridical normative and empirical, the data that is used is primary and secondary data toward library and field studies. Data is processed through identification, editing, classification, arrangement and conclusion then is analyzed by qualitative descriptive. The result shows that there are some changes in determination of waste service levy in Bandar Lampung such us higher tariffs and the system itself.

According to the summary above, the researcher suggests : a) Bandar Lampung government is supposed to increase waste service facility so that the service to society or company that uses waste service is satisfied. b) Bandar Lampung government is supposed to organize the socialization of waste service levy by using persuasive approachment to society and companies in Bandaar Lampung.

Keywords:authority, levy, and waste service.

I. PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka kebutuhan akan barang konsumsi meningkat pula sehingga menyebabkan meningkatnya volume

sampah di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan penetapan mengenai pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan. Hal ini dirasakan perlu dilakukan karena bertujuan untuk

(3)

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi sampah. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yang menggantikan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan terjadi perubahan terutama pada tarif Retribusi Pelayanan Persampahan dan pada sistem pemungutannya. Perubahan ini belum diketahui dan oleh sebagian masyarakat Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk membuat jurnal penelitian dengan permasalahan, yaitu apakah dasar kebijakan Pemerintah Daerah dalam penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung? b) bagaimanakah implikasi hukum kebijakan pemerintah daerah tentang penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung?

II. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

1 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hlm. 32

sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.1Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang digunakan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data, penyusunan data dan penarikan kesimpulan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. 1 Dasar Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung

Retribusi Pelayanan Persampahan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung yang juga mempunyai andil dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Lembaga yang diserahi untuk mengelola Retribusi Pelayanan Persampahan adalah

(4)

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka kebutuhan akan barang konsumsi meningkat pula, sehingga meningkatnya volume sampah di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan penetapan mengenai pemungutan Retribusi Persampahan. Hal ini dirasakan perlu dilakukan karena bertujuan untuk meningkatkan pelayanan persampahan kepada masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pelayanan Persampahan.

Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa dasar kebijakan pemerintah daerah dalam penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya pembaharuan undang-undang pajak dan retribusi daerah dengan dikeluarkan dan disahkannya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan A. Sulaiman Selaku Kasi

Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 yang mengatakan bahwa dasar hukum yang digunakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengeluarkan Kebijakan Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum; dan

c. Peraturan Walikota Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yang merupakan dasar hukum pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung sebagai pengganti dari Peraturan Daerah Kota Bandar

(5)

Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan. Pergantian ini dilakukan seiring dengan disahkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terjadi pembaharuan dalam pengaturan dan penetapan retribusi yang dipungut daerah.

2. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung. Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa hasil pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung merupakan penyumbang utama terhadap penerimaan dari sektor retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung, di samping dari penerimaan retribusi lainnya misalnya retribusi pelayanan parkir. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah Kota Bandar Lampung menetapkan target penerimaan dari pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan untuk tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp 11.260.305.000,00

(sebelas milyar dua ratus enam puluh juta tiga ratus lima ribu rupiah). Dengan target penerimaan yang sangat besar, Retribusi Pelayanan Persampahan merupakan retribusi yang memegang peranan penting terhadap penerimaan atau Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi.

3. Meningkatkannya jumlah volume sampah di Kota Bandar Lampung. Jumlah sampah yang semakin tahun terus meningkatnya volumenya tidak di Kota Bandar Lampung disebabkan beberapa hal, diantaranya adalah pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya urbanisasi dan makin berkurangnya tempat pembuangan dan pengelolaan sampah.

4. Tarif retribusi pelayanan persampahan yang tidak sesuai. Sebelum diterapkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum tarif Retribusi Pelayanan Persampahan sudah tidak sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini juga didukung dengan menunjang pembaharuan peralatan dan perlengkapan yang digunakan pemerintah untuk memberikan pelayanan seperti

(6)

mobil pengangkut sampah, penyediaan Tempat Pembuangan Akhir, penyedian alat kebersihan, serta untuk membayar gaji petugas kebersihan.

5. Sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan yang kurang optimal.

Sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan yang diatur Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan, perlu dilakukan perbaikkan dan penyempurnaan salah satunya guna untuk menghindari kebocoran atau penyelewengan penerimaan dari retribusi ini. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Pemerintah Kota Bandar Lampung terus berusaha melakukan perbaikkan dan penyempurnaan sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan.

6. Meningkatkan kualitas pelayanan persampahan kepada masyarakat. Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013, pelaksanaan Kebijakan

Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung dilaksanakan untuk memberikan pelayanan persampahan yang baik kepada masyarakat Kota Bandar Lampung. Dengan adanya kenaikkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan, pemerintah akan terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat Kota Bandar Lampung.

3. 2 Implikasi Hukum Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang Penetapan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, khususnya mengenai Retribusi Pelayanan Persampahan yang dalam pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan terjadi beberapa perubahan. Perubahan yang terutama adalah pengenaan tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum dan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112

(7)

Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagai aturan pelaksananya.

Tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 naik sebesar 100% (seratus persen) dari tarif sebelumnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan. Kenaikkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan di Bandar Lampung yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung bertujuan untuk mengatasi kondisi sampah, memperbaiki kualitas pelayanan dan mengoptimalkan penerimaan daerah dari Retribusi Pelayanan Persampahan.

Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan yang ditetapkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan diantaranya sebagai berikut:

1. Hotel

a. Berbintang Lima: Rp 3 juta/bulan b. Berbintang empat: Rp 2,5

juta/bulan

c. Berbintang tiga: Rp 1,5 juta/bulan

d. Berbintang dua: Rp 1 juta/bulan e. Berbintang Satu: Rp 750 ribu/bulan f. Cottage : Rp 1 juta/bulan

g. Melati : Rp 750 ribu/bulan

h. Losmen/penginapan: Rp 500 ribu/bulan

2. Rumah dan Toko (Ruko)

a. Satu lantai: Rp 75 ribu/bulan b. Dua Lantai: Rp 100 ribu/bulan c. Tiga Lantai: 125 ribu/bulan 3. Restoran/Rumah Makan/Katering

a. Restoran:

a) Besar (luas area lebih dari 500 m2): Rp 750 ribu/bulan

b) Sedang (luas area 150 m2s.d 500 m2): Rp 350 ribu/bulan c) Kecil (luas area kurang dari 150

m2): Rp 100 ribu/bulan b. Katering : Rp 350 ribu/bulan 4. Pedagang Kaki Lima

a. Gerobak Beroda Dua: Rp 1.000/hari b. Beroda Lebih dari Dua: Rp

2.000/hari

c. Jualan di Halaman dengan Hamparan: Rp 1.000/hari

5. Fasilitas Umum untuk Poin B Pendidikan a. Universitas Daerah: Rp 500 ribu b. Universitas/PT/ST/Akademi

Swasta : Rp 500 ribu

c. Sekolah/Bimbel Setingkat SLTA/SMU/SD/SMP/TK/Play Group dan sejenisnya: Rp 250 ribu d. Tempat Pelatihan/Kursus

(8)

6. Rumah Tangga

a. Rumah Mewah (120 m2 ke atas): Rp 25 ribu/bulan

b. Rumah Menengah (54 m2 ke atas): Rp 15 ribu/bulan

c. Rumah Sederhana (36 m2 ke atas): Rp 10 ribu/bulan

d. Rumah Susun per pintu dan RSS (21 m2 ke atas): Rp 5.000/bulan 7. Asrama/Dormitori/Kos-kosan

a. Besar (jumlah kamar lebih dari 16 pintu): Rp 200 ribu/bulan

b. Sedang (jumlah kamar 6 s/d 25 pintu): Rp 100 ribu/bulan

c. Kecil (jumlah kamar 1 s/d 5 pintu): Rp 50 ribu/bulan

Beberapa poin dalam Peraturan Walikota Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan menyebutkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan untuk rumah toko (ruko) satu lantai sebesar Rp75 ribu/bulan, dua lantai Rp 100 ribu/bulan, dan tiga lantai Rp 125 ribu/bulan. Sebelumnya, tarif Retribusi Pelayanan Persampahan untuk ruko berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 9 Tahun 2000 tentang Retribusi Penyedotan Kakus dan Persampahan hanya Rp 30 ribu/bulan untuk semua kondisi ruko. Meskipun demikian,

obyek Retribusi Pelayanan Persampahan yang merasa keberatan dengan besaran tarif retribusi tersebut, Pemerintah Kota Bandar Lampung memberikan hak untuk mengajukan keberatan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam rangka memenuhi target penerimaan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan yang telah ditetapkan untuk tahun anggaran 2013 melakukan beberapa upaya seperti penambahan jumlah tenaga kebersihan. Selain itu, pemerintah Kota Bandar Lampung juga melakukan pengawasan terhadap pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan dengan melibatkan aparatur pemerintahan dari tingkat pemerintah kota sampai dengan tingkat kelurahan yang mencakup RT atau RW.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa dalam mendukung program pengawasan, pemerintah kota bandar lampung yang diwakilkan oleh sekretaris daerah bersama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan rutin mengadakan rapat evaluasi terhadap proses pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan dan pencapaian target

(9)

penerimaan. Dalam rapat evaluasi ini dibahas juga sistem pemungutan dan pembuatan stategi untuk mengoptimalkan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan. Selain itu, dibahas pula mengenai keluhan-keluhan dari masyarakat atau badan usaha yang menggunakan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan untuk dicarikan solusinya.

Selain itu, untuk menjaga kebersihan di wilayah Kota Bandar Lampung terutama di jalan-jalan protokol, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah membentuk Satuan Tugas Kebersihan (Satgas Kebersihan) di bawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Satgas Kebersihan ini bertugas melakukan patroli kebersihan yang bertujuan membersihkan sampah-sampah yang ada di jalan-jalan protokol yang dilakukan pada pagi dan malam hari.

Kemudian Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut:

1. Masih banyak masyarakat Kota Bandar Lampung yang belum menggunakan jasa Retribusi

Pelayanan Persampahan yang telah disediakan oleh pemerintah kota; 2. Belum semua subyek retribusi yang

menerima dengan adanya kenaikkan tarif Retribusi Pelayanan Persampahan yang ditentukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung.

Selanjutnya Bapak A. Sulaiman Selaku Kasi Penetapan Retribusi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tanggal 12 April 2013 mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengatasi hambatan dalam Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan, yaitu melalui:

1. Sosialisasi pada obyek dan subyek yang menggunakan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan;

2. Memberikan peringatan lisan maupun secara tertulis.

Dengan banyaknya subyek Retribusi Pelayanan Persampahan di atas, Pemerintah Kota Bandar Lampung menetapkan target penerimaan dari pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan untuk tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp 11.260.305.000,00 (sebelas milyar dua ratus enam puluh juta tiga ratus lima ribu rupiah). Dengan target penerimaan yang sangat besar, Retribusi Pelayanan Persampahan merupakan retribusi yang memegang peranan penting

(10)

terhadap penerimaan atau Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi.

Pencapaian penerimaan dari pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan sampai dengan bulan Maret 2013 yaitu sebesar Rp 820.761.000,00 (delapan ratus dua puluh juta tujuh ratus enam puluh satu ribu rupiah) atau apabila dipersentasekan baru mencapai 7,7% dari total target penerimaan seluruhnya. Untuk meningkatkan pencapaian target penerimaan Retribusi Pelayanan Persampahan, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menetapkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

IV. PENUTUP 4. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung, yaitu adanya pembaharuan undang-undang pajak dan retribusi daerah dengan dikeluarkan dan disahkannya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung; meningkatkannya jumlah volume sampah di Kota Bandar

Lampung; tarif retribusi pelayanan persampahan yang tidak sesuai; sistem pemungutan retribusi pelayanan persampahan yang kurang optimal; dan meningkatkan kualitas pelayanan persampahan kepada masyarakat. 2. Implikasi hukum kebijakan pemerintah

daerah tentang penetapan pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bandar Lampung sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pengenaan tarif retribusi pelayanan persampahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dan terjadi perubahan sistem pemungutan retribusinya.

4. 2 Saran

Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung lebih meningkatkan kembali fasilitas pelayanan persampahan agar pelayanan pada masyarakat maupun badan usaha yang menggunakan jasa pelayanan persampahan merasa puas. Sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung terus mengadakan sosialisasi pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan dengan menggunakan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan badan usaha di Kota Bandar Lampung.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Burton, Richard, B. Ilyas, Wirawan. 2001.

Perpajakan Indonesia. PT Salemba

Emban Patria. Jakarta.

Soedjono Dirjo Siswanto. 1999. Pengantar

Ilmu Hukum. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Suandy, Erly. 2000. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Siahaan, mariot. 2005. Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. Rajawali pers.

Jakarta

Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung Press. Lampung

Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, 2004, Hukum Pajak, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Yani, Ahmad. 2004. Hubungan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 tentang Retribusi

Jasa Umum

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar

Lampung

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Pada Dinas

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah aplikasi VR dengan output mobile untuk gedung kampus beserta tata ruang secara imersif dan penanganan konten informasi dinamis

upi.edu/file/Melli_Sri.pdf ). Metode pendeka- tan yang dilakukan meliputi : 1) Ceramah (penyuluhan) tentang kewirausahaan/ entrepr eneurship (Mangunwihardjo, 1997), 2) Cera-

Salah satu Metode PWM merupakan metoda untuk pengaturan pemanas dengan cara mengatur prosentase lebar pulsa high terhadap perioda dari suatu sinyal persegi

Oleh karenanya, peningkatan kemampuan listening mahasiswa khususnya pada penentuan informasi secara tersirat ketika menggunakan Task-Based Instruction al dapat menstimulus

Untuk itu semangat kebangsaan harus dikembangkan ke arah nasionalisme demokratis, konstruktif yang tidak mempertentangan kepentingan nasional dengan kepentingan

Usman dkk., (2016:187) dalam penelitiannya menyatakan bahwa proses pemberian motivasi kepada siswa dapat menentukan hasil belajar, untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

Matematikawan Brasil, D’Ambrosio mengatakan Etnomatematika Matematika yang dipraktekkan di antara kelompok budaya diidentifikasi seperti masyarakat nasional suku, kelompok

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab