• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GENERAL EXTERIOR, GENERAL INTERIOR, STORE

LAYOUT, DAN INTERIOR DISPLAY TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus pada Biaggi Swalayan Jalan Sentolo – Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Raymundus Giovani Andre Gunawan NIM : 142214120

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH GENERAL EXTERIOR, GENERAL INTERIOR, STORE

LAYOUT, DAN INTERIOR DISPLAY TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus pada Biaggi Swalayan Jalan Sentolo – Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Raymundus Giovani Andre Gunawan NIM : 142214120

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv Motto:

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan

telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Kolose 3:13

“TUHAN”

“TIDAK PERNAH”

“GAGAL”

Ayub 42:2

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya, Bapak dan Mamak tercinta atas doa dan kasih sayangnya, Teman-teman Generasi Micin yang selalu menyemangati dan menasehati, Serta teman-teman semua atas doa dan dukungan yang telah kalian berikan

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH GENERAL EXTERIOR, GENERAL INTERIOR, STORE

LAYOUT, DAN INTERIOR DISPLAY TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus pada Biaggi Swalayan Jalan Sentolo – Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 18 September 2018 dalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 18 September 2018 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Raymundus Giovani Andre Gunawan

Nomor Mahasiswa : 142214120

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH GENERAL EXTERIOR, GENERAL INTERIOR, STORE

LAYOUT, DAN INTERIOR DISPLAY TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus pada Biaggi Swalayan Jalan Sentolo – Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpang, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 18 September 2018 Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

General Exterior, General Interior, Store Layout dan Interior Display

Terhadap Minat Beli Konsumen: Studi Kasus pada Biaggi Swalayan”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Patrick V Adinata, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 5. Ibu Maria Theresia Ernawati S.E., M.A selaku dosen pembimbing II, yang

juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

6. Bapak Aloysius Sri Yanto selaku pemiliki Toko Biaggi Swalayan yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Para Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Kedua orang tua saya, Bapak dan Mamak terima kasih atas cinta, kasih sayang yang selalu menyertaiku, serta doa, kerja keras, dan kesabarannya dalam mendidik dan membimbing saya.

9. Adik saya Yacubus Valentino Galih Wicaksana yang telah membantu dan menghibur saya.

(9)

viii

10.Teman-teman Generasi Micin, Dito, Yosef, Nehem, Nova, Momo, Chandra, Reno, Ayut, Mita yang telah membantu memotivasi dan menghibur saya. 11.Teman-teman Manajemen 2014, khususnya manajemen kelas C, Hanna, Pur,

Elsa, Depik, Maya, Edu, dll yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu memotivasi dan menghibur saya selama pengerjaan skripsi. 12.Teman-teman prodi Akuntansi, khususnya Lita, Abek, Ajie, Dinda, Lisa yang

telah membantu menghibur dan memotivasi saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 18 September 2018 Penulis

Raymundus Giovani Andre Gunawan NIM: 142214120

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... .... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... .... iii

HALAMAN MOTTO ... .... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... .... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... .... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Manajemen Operasi ... 9

B.Store Atmosphere ... 12

1. Pengartian Store Atmosphere... 12

2. Dimensi Store Atmosphere ... 13

C.Minat Beli ... 19

1. Pengertian Minat Beli ... 19

2. Indikator Minat Beli ... 21

D.Penelitian Sebelumnya ... 22

E. Kerangka Konseptual ... 23

F. Hubungan Antar Variabel ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Definisi Operasional... 29

F. Populasi dan Sampel ... 31

G. Teknik Pengambilan Sampel... 32

H. Pengukuran Variabel ... 34

I. Teknik Pengumpulan Data... . 34

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

(11)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 51

A. Profil Perusahaan ... 51

B. Struktur Organisasi Biaggi Swalayan ... 52

C. Uraian Tugas (Job Description) ... 54

D. Kategori Produk ... 56

E. Layout Biaggi Swalayan ... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Proses Penelitian ... 61

B. Pengujian Instrumen Penelitian... 61

1. Hasil Uji Validitas ... 61

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 64

C. Analisis Deskriptif ... 65

1. Analisis Deskriptif Responden ... 65

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 70

D. Uji Prasyarat Analisis ... 75

1. Uji Normalitas ... 75

2. Uji Linearitas... 76

3. Uji Multikolonieritas... ... 79

4. Uji Heteroskedastisitas... ... 80

E. Teknik Pengujian Hipotesis... 81

1. Uji F ... 81

2. Uji T... 83

3. Koefisien Determinasi... . 87

F. Pembahasan ... 87

BAB VI PENUTUP, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 98

C. Keterbatasan ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Definisi Operasional ... 29

Tabel III.2 Interval Data dan Penggolongan tentang General Exterior ... 41

Tabel III.3 Interval Data dan Penggolongan tentang General Interior ... 41

Tabel III.4 Interval Data dan Penggolongan tentang Store Layout ... 42

Tabel III.5 Interval Data dan Penggolongan tentang Interior Display ... 42

Tabel III.6 Interval Data dan Penggolongan tentang Minat Beli ... 42

Tabel IV.1 Kategori Produk ... 56

Tabel V.1 Hasil Analisis Validitas General Exterior ... 62

Tabel V.2 Hasil Analisis Validitas General Interior ... 62

Tabel V.3 Hasil Analisis Validitas Store Layout ... 63

Tabel V.4 Hasil Analisis Validitas Interior Display ... 63

Tabel V.5 Hasil Analisis Validitas Minat Beli ... 64

Tabel V.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 66

Tabel V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

Tabel V.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan .... 67

Tabel V.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Dibelanjakan... 68

Tabel V.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 69

Tabel V.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Mengetahui Biaggi ... 69

Tabel V.14 Rentang Skor Analisis Deskriptif ... 70

Tabel V.15 Hasil Analisis Deskriptif General Exterior ... 71

Tabel V.16 Hasil Analisis Deskriptif General Interior ... 72

Tabel V.17 Hasil Analisis Deskriptif General Store Layout ... 73

Tabel V.18 Hasil Analisis Deskriptif General Interior Display ... 74

Tabel V.19 Hasil Analisis Deskriptif Minat Beli ... 75

Tabel V.20 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel V.21 Hasil Uji Linearitas General Exterior ... 77

Tabel V.22 Hasil Uji Linearitas General Interior ... 77

Tabel V.23 Hasil Uji Linearitas Store Layout ... 78

Tabel V.24 Hasil Uji Linearitas Interior Display ... 78

Tabel V.25 Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 79

Tabel V.26 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80

Tabel V.27 Hasil Uji F ... 81

Tabel V.28 Hasil Uji t ... 83

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 23 Gambar IV.1 Struktur Organisasi ... 53 Gambar IV.1 Layout Biaggi Swalayan ... 58

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 104

2 Hasil Penilaian Penelitian Kuesioner ... 113

3 Hasil Perhitungan SPSS 21.0... 135

(15)

xiv

ABSTRAK

PENGARUH GENERAL EXTERIOR, GENERAL INTERIOR, STORE

LAYOUT DAN INTERIOR DISPLAY TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN

(Studi Kasus pada Biaggi Swalayan Jalan Sentolo – Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Raymundus Giovani Andre Gunawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh general exterior,

general interior, store layout dan interior display terhadap minat beli konsumen.

Data diperoleh dengan kuesioner yang disebar secara offline yang diisi oleh konsumen Biaggi Swalayan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling

karena pengambilan sampel sumber data sesuai dengan pertimbangan tertentu. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda, uji f (simultan), dan uji t (parsial).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) general exterior, general

interior, store layout dan interior display secara simultan berpengaruh terhadap

minat beli konsumen pada Biaggi Swalayan, (2) general exterior berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Biaggi Swalayan, (3) general interior

berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Biaggi Swalayan, (4) store

layout tidak berpengaruh terhadap miant beli konsumen pada Biaggi Swalayan,

(5) interior display tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Biaggi

Swalayan.

Kata kunci: General Exterior, General Interior, Store Layout, Interior Display, Minat beli

(16)

xv ABSTRACT

INFLUENCE OF GENERAL EXTERIOR, GENERAL INTERIOR, STORE LAYOUT AND INTERIOR DISPLAY ON CONSUMERS BUYING INTEREST A Study at The Biaggi Supermarket, Sentolo - Brosot, Demangrejo Street, Sentolo,

District Kulon Progo, Yogyakarta Special Region

Raymundus Giovani Andre Gunawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2018

The purpose of this research is to find out the influence of general exterior, general interior, store layout and interior display toward consumer buying interest. The data obtained by the questionnaire deployed in offline hosted by consumers Biaggi Supermarket. Sample in this research was 100 respondents using purposive sampling. Data analysis techniques used to test hypotheses is multiple regression, f-test (simultaneous) and t-test (partial).

This result of this research show that (1) general exterior, general interior, store layout and interior display simultaneously influenced the consumer buying interest at Biaggi supermarket, (2) general exterior influenced consumer buying interest at Biaggi supermarket, (3) general interior influenced consumer buying interest at Biaggi supermarket, (4) store layout had no influence on consumer buying interest at Biaggi supermarket, (5) interior display had no influence on consumer buying interest at Biaggi supermarket.

Keyword: general exterior, general interior, store layout, interior display, interest in buying

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada jaman modern seperti saat ini, kebutuhan manusia semakin beragam dan meningkat. Kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin beragam dan meningkat membuat manusia menginginkan suatu hal yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Di era modern seperti saat ini, banyak dijumpai toko untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti toko swalayan, minimarket, supermarket, hypermarket dan lain-lain. Keberadaan toko-toko tersebut membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara praktis dan cepat. Hal tersebut bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Keberadaan toko swalayan atau pasar swalayan yang semakin banyak membuat masyarakat Indonesia semakin mudah dan praktis untuk berbelanja memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan kota-kota besar lainnya, toko swalayan kini juga dengan mudah ditemui di kabupaten-kabupaten seperti Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, dan kabupaten-kabupaten lainnya yang ada di Indonesia.

Kemunculan toko swalayan tersebut menjadi suatu jawaban bagi masyarakat Indonesia yang menginginkan suatu hal yang mudah dan praktis dalam mencari dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

(18)

Adapun fungsi dari toko swalayan adalah menyediakan barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari, seperti sampo, sabun mandi, sikat gigi, berbagai peralatan memasak, berbagai makanan dan minuman, pakaian, dan masih banyak lagi. Pembeli dengan bebas memilih dan mengambil barang sesuai kebutuhan dan sesuai yang diinginkan di etalase-etalase yang ada ditoko swalayan. Berbelanja di toko swalayan juga memberikan keuntungan bagi konsumen seperti menghemat waktu, kebersihan barang terjamin, kualitas dan mutu barang terjamin, nyaman, dan lain-lain.

Pada kenyataannya, hanya beberapa toko swalayan yang ramai dikunjungi oleh konsumen. Hal ini tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor seperti tata letak barang pada toko, suasana toko, bagian luar toko, bagian dalam toko, tampilan luar dan dalam toko secara keseluruhan, tempat toko yang jauh, tempat parkir yang kurang memadai, kebersihan toko, keramahan pegawai toko, pelayanan kasir, dan masih banyak faktor lain yang membuat toko swalayan tidak ramai dikunjungi oleh konsumen. Faktor store atmosphere yang terdiri dari beberapa dimensi seperti general

exterior (bagian luar toko), general interior (bagian dalam toko), store

layout (tata letak barang dan perlengkapan toko) dan interior display

(tempat untuk pemajangan barang-barang atau produk yang dijual) menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan supaya toko swalayan tersebut diminati dan ramai oleh konsumen, dalam arti minat beli konsumen terhadap toko swalayan tersebut tinggi. Hal ini disebabkan karena store atmosphere dapat memberikan suasana lingkungan pembelian

(19)

yang menyenangkan. Storе atmosphеrе tidаk hаnyа аkаn mеmbеrikаn suаsаnа lingkungаn pеmbеliаn yаng mеnyеnаngkаn sаjа, tеtаpi jugа dаpаt mеmbеrikаn nilаi tаmbаh tеrhаdаp produk yаng dijuаl. Sеlаin itu, storе

atmosphеrе jugа аkаn mеnеntukаn citrа toko itu sеndiri. Storе atmosphеrе

yаng bаik dаpаt mеnjаmin kеlаngsungаn pеrusаhааn untuk bеrtаhаn tеrhаdаp pеrsаingаn dаlаm mеmbеntuk pеlаnggаn yаng loyаl. Untuk menciptakan suasana toko yang menyenangkan, maka perlu diciptakan

store atmosphere yang baik. Menurut Shari Water (Guide from

www.about;retail) karakteristik fisik dan pengaruh yang mengelilingi

suatu bisnis ritel lah yang dapat menimbulkan citra dalam usaha untuk menarik konsumen, contohnya kita harus menciptakan pencahayaan dan penataan yang menarik untuk menciptakan suasana yang pas untuk pengunjung toko kita.

Lingkungan toko yang menarik akan membangkitkan niat atau keinginan untuk berbelanja dalam benak konsumen. Seseorang yang punya prinsip hematpun akan lebih menyukai atmosfir yang dapat merangsangnya untuk berbelanja. Store atmosphere adalah keseluruhan efek emosional yang diciptakan oleh keseluruhan atribut toko. (Simamora, 2003:19)

Toko swalayan yang menerapkan store atmosphere dengan baik akan dapat merangsang timbulnya minat beli konsumen. Menurut Simamora (Rest Meldarianda, 2010:99) minat beli merupakan suatu keinginan untuk membeli suatu produk atau jasa akibat pengaruh baik

(20)

eksternal maupun internal dimana sebelumnya dilakukan evaluasi terhadap produk atau jasa yang akan dibeli. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Biaggi Swalayan merupakan salah satu toko swalayan yang berada di Kabupaten Kulon Progo yang beralamatkan dijalan Sentolo-Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo. Biaggi Swalayan merupakan toko swalayan yang cukup besar jika dibandingkan dengan swalayan-swalayan lain yang berada di Sentolo. Dengan jumlah pengunjung yang cukup banyak tiap harinya, pemilik Biaggi Swalayan yaitu Bapak Aloysius Sriyanto tentunya memperhatikan suasana dari Biaggi Swalayan agar konsumen yang datang ke Biaggi Swalayan merasa nyaman dalam berbelanja. Dengan beberapa kali merubah store atmosphere, Biaggi Swalayan semakin terlihat lebih tertata dan menarik, akan tetapi terkadang perubahan store atmosphere pada Biaggi Swalayan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan penjualan dan juga ketika terjadi perubahan store atmosphere pada Biaggi Swalayan tidak selalu dibarengi dengan perubahan general exterior, general interior, store layout maupun

interior display yang signifikan pada Biaggi Swalayan. Disamping hal

tersebut, penempatan toko Biaggi Swalayan yang beralamat dijalan Sentolo-Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo menjadi perhatian dari pemilik Swalayan. Hal ini disebabkan karena daerah tersebut belum

(21)

banyak toko-toko swalayan yang berdiri, hal ini yang menjadi keputusan mengapa Bapak Aloysius Sriyanto mendirikan Biaggi Swalayan dijalan Sentolo-Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara general interior, general exterior,

store layout dan interior display dalam mempengaruhi minat beli

konsumen. Untuk itu, penulis melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh General Exterior, General Interior, Store Layout, dan

Interior Display Terhadap Minat Beli Konsumen”. Studi Kasus pada Biaggi Swalayan Jalan Sentolo – Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah general exterior, general interior, store layout dan

interior display secara simultan berpengaruh terhadap minat

beli konsumen?

2. Apakah general exterior berpengaruh terhadap minat beli konsumen?

3. Apakah general interior berpengaruh terhadap minat beli konsumen?

4. Apakah store layout berpengaruh terhadap minat beli konsumen?

(22)

5. Apakah interior display berpengaruh terhadap minat beli konsumen?

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas dan menyimpang, maka penulis membuat batasan-batasan dalam penelitian ini:

1. Penelitian ini dilakukan di Biaggi Swalayan Jalan Sentolo - Brosot, Demangrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Responden yang dipilih adalah laki-laki dan perempuan berusia 17 tahun keatas yang mengetahui tentang toko Biaggi Swalayan.

3. General exterior yang dimaksud adalah keadaan dari luar toko Biaggi

Swalayan.

4. General interior yang dimaksud adalah keadaan dari dalam toko

Biaggi Swalayan.

5. Store layout yang dimaksud adalah tata letak barang dan

perlengkapannya di toko Biaggi Swalayan.

6. Interior display yang dimaksud adalah tempat untuk pemajangan

barang-barang yang ada di toko Biaggi Swalayan. D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah general exterior, general interior, store

layout dan interior display secara simultan berpengaruh terhadap minat

(23)

2. Untuk mengetahui apakah general exterior berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

3. Untuk mengetahui apakah general interior berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

4. Untuk mengetahui apakah store layout berpengaruh terhadap minat beli kosumen.

5. Untuk mengetahui apakah interior display berpengaruh terhadap minat beli kosumen.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan atau pengusaha. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan terkait general interior, general exterior,

store layout dan interior display sehingga penerapan strategi

operasional dapat lebih efektif dan efisien, khususnya pada toko Biaggi Swalayan dalam menghadapi persaingan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai salah satu bahan bacaan yang dapat menambah wawasan tentang analisis pengaruh general interior, general exterior, store layout dan

(24)

3. Bagi Peneliti

Penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama menempuh kuliah, menambah wawasan dibidang operasinal dan minat beli konsumen yang dapat dijadikan bekal untuk terjun kedunia kerja nantinya serta dapat membagikan hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan di kemudian hari.

(25)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Operasi

Pada masa sekarang ini, semakin banyak barang dan jasa yang diperjual belikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa tersebut dapat dibeli atau dikonsumsi dalam jumlah yang beraneka ragam dan bentuk yang bermacam-macam. Hal ini didukung oleh kegiatan produksi atau operasi yang mengubah input menjadi ouput untuk menambah nilai kegunaan barang atau jasa.

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan manajemen operasi atau produksi kedalam pengertian yang umum. Seperti yang dikemukakan oleh Heizer dan Render (2014:40) : “Manajemen Operasi (MO) adalah serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dalam mengubah input menjadi output”, sedangkan menurut Reid and Sanders (2013:3) : “Manajemen Operasi adalah fungsi bisnis yang merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengendalikan sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perusahaan yang baik dan layanannya.”

Schroeder, Goldstein dan Rungtusanatham (2011:5) menyatakan “Manajemen operasional adalah fungsi operasi suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk memproduksi dan mengantarkan barang atau jasa bernilai kepada pelanggan organisasi.”

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis dapat mengartikan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan untuk

(26)

merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh sumber daya dengan efektif dan efisien untuk memproduksi suatu barang dan atau jasa guna memenuhi kebutuhan dan berguna bagi konsumen.

1. Ruang Lingkup Manajemen Operasi

Ruang lingkup manajemen operasi menjangkau seluruh organisasi. Orang yang bekerja di bidang manajemen operasi terlibat dalam desain produk dan jasa, seleksi dan manajemen teknologi, desain sistem kerja, perencanaan lokasi, perencanaan fasilitas, dan perbaikan mutu organisasi produk dan jasa.

Fungsi operasi terdiri atas seluruh aktivitas yang terkait secara langsung untuk menghasilkan barang atau menyediakan jasa. Oleh karena itu, fungsi operasi ada dalam operasi produksi dan perakitan yang berorientasi pada barang serta dalam bidang seperti perawatan kesehatan, transformasi, penanganan makanan, dan ritel terutama berorientasi pada jasa.

Aspek-aspek manajemen operasi menurut Yamit (2011:6) dapat dirumuskan dalam tiga hal yakni:

a. Aspek Struktural

Aspek struktrural memperlihatkan konfigurasi komponen yang membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain. Komponen bahan merupakan elemen input yang akan ditransformasikan sesuai dengan bentuk dan kualitas produk yang diinginkan. Komponen mesin dan peralatan merupakan elemen penyusun wahana bagi terjadinya proses transformasi. Sedangkan

(27)

komponen manusia dan modal merupakan elemen penggerak dan pencipta terwujudnya wahana transformasi. Bentuk dan besarnya peranan masing-masing komponen sangat tergantung pada jenis dan kualitas produk yang akan dihasilkan.

b. Aspek Fungsional

Aspek fungsional yang dimaksud adalah berkaitan dengan manajemen dan organisasi komponen struktural maupun interaksinya mulai pada tahap perencanaan, penerapan, pengendalian, maupun perbaikan agar diperoleh kinerja optimal. Persoalan utama yang dihadapi dari aspek fungsional adalah bagaimana pengelola komponen struktural beserta interaksinya, agar dapat dipertahankan kontinuitasnya.

c. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang akan terjadi diluar sistem. Hal ini sangat penting mengingat kelanjutan suatu sistem sangat tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan seperti masyarakat, pemerintah, teknologi, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi, pemilihan serta penyiapan sistem operasi, yang meliputi keputusan tentang: (1) perencanaan output, (2) desain proses transformasi, (3)

(28)

perencanaan kapasitas, (4) perencanaan bangunan pabrik, (5) perencanaan tata letak fasilitas, (6) desain aliran kerja, (7) manajemen proyek, (8) schedulling, (9) pengendalian kualitas, (10) keandalan kualitas dan pemeliharaan.

B. Store Atmosphere

1. Pengertian Store Atmosphere

Store atmosphere menurut Levy dan Weits (2007) mengacu pada desain

lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan bau untuk merangsang respon perseptual dan emosional pelanggan dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku pembelian. Penggunaan store atmosphere

yang tepat akan menimbulkan kesan menarik dan membantu memperbaiki citra sebuah toko dalam persepsi pelanggan, yang tentunya akan mendorong keputusan pembelian.

Kotler (2005) menyatakan bahwa store atmosphere adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli. Menurut Purwaningsih (2011) store atmosphere adalah suatu karakteristik fisik yang sangat penting bagi setiap bisnis retail, hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Meldarianda (2010 :103) menyatakan suasana toko (store atmosphere)

(29)

pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa store atmosphere

merupakan kegiatan merancang dan mendesain lingkungan pembelian yang nyaman sesuai dengan karakteristik toko tersebut yang akan menciptakan suasana toko yang baik serta menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan bagi konsumen sehingga mempengaruhi keputusan pembelian mereka saat berada di toko.

2. Dimensi Store Atmosphere

Menurut Berman dan Evans (2007) store atmosphere terbagi dalam empat besar dimensi bagian, yakni:

a. General exterior

General exterior mempunyai pengaruh yang kuat pada citra toko

tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko. General exterior dapat diukur melalui beberapa sub elemen yang terdiri dari:

1). Bagian depan toko

Bagian depan toko merupakan total eksterior fisik yang ada dalam toko. Bagian depan toko ini meliputi kombinasi dari papan nama, pintu masuk dan konstruksi gedung.

(30)

2). Keterlihatan

Keterlihatan toko adalah kemudahan terlihatnya toko dan papan namanya oleh pejalan kaki dan pengendara kendaraan untuk toko yang didirikan dilokasi pertokoan.

3). Pintu masuk toko

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin disesuaikan dengan karakteristik toko. Dalam hal pintu masuk toko perlu memperhatikan dua hal utama yaitu jumlah pintu masuk dan jenis pintu.

4). Tinggi dan luas toko

Tinggi dan luas toko dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut, misalnya tingginya langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olah terlihat lebih luas.

5). Keunikan

Keunikan atau ciri khas dapat dicapai melalui desain toko yang lain daripada yang lain, seperti papan nama yang mencolok, etalase yang menarik, tinggi, dan ukuran gedung yang berbeda dari sekitarnya. 6). Keadaan sekitar toko

Lingkungan sekitar toko dapat mengisyaratkan kisaran harga dan tingkat pelayanan. Daerah sekitar toko mencerminkan demografi dan gaya hidup orang yang tinggal di sekitar.

7). Fasilitas parkir

Tempat parkir merupakan hal yang juga menjadi pertimbangan penting bagi konsumen. Tempat parkir yang luas, aman, dan

(31)

mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan menciptakan atmosfir yang positif bagi toko.

b. General interior

General interior dapat diukur melalui beberapa elemen yang terdiri dari:

1). Pemilihan lantai

Penentuan jenis lantai (kayu, keramik, karpet) ukuran, desain, dan warna lantai penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi konsumen berdasarkan apa yang terlihat.

2). Pewarnaan dan pencahayaan

Setiap toko harus memiliki pencahayaan yang cukup, karena warna dan tata cahaya dapat memberikan persepsi positif pada pelanggan.

3). Perabot toko

Dalam memilih perabotan, adanya perbedaan dalam bentuk, karakter maupun harganya memerlukan penyusunan yang berbeda dan perencanaan yang sesuai berdasarkan utilitas dan estetika perabotan tersebut.

4). Suhu udara

Dalam hal ini pengelola harus dapat mengatur suhu ruangan, agar udara di dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin sesuai dengan kondisi dan kapasitas dalam ruangan.

(32)

5). Jarak perabotan

Jarak antar perabotan diatur dengan maksud agar terdapat spasi yang cukup sehingga lalu lintas di dalam toko lancar serta tercipta kenyamanan bagi pengunjung.

6). Karyawan

Karyawan yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai produk yang dijual akan meningkatkan citra perusahaan dan membentuk suasana yang nyaman bagi pengunjungnya.

7). Variasi produk

Pengelola toko harus memutuskan mengenai variasi, warna, ukuran, kualitas, lebar, dan kedalaman produk yang ditawarkan karena penampilan tersebut dapat mempengaruhi konsumen tertarik atau tidak terhadap penawaran yang tersedia.

Elemen penataan general interior menjadi penting karena pada posisi ini biasanya pengambilan keputusan untuk membeli diambil oleh konsumen, sehingga akan mempengaruhi jumlah penjualan. Penataan yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa dan memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian. Ketika konsumen masuk kedalam toko, ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi mereka pada toko tersebut.

(33)

c. Store layout

Store Layout menurut Berman dan Evans (2010) adalah rencana

untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan/gang di dalam toko yang mencakup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti.

Dalam merancang layout ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, menurut Berman dan Evans (2004: 560) diantaranya adalah:

1). Allocation of Floor Space

Ruangan yang tersedia dalam toko dapat digunakam untuk daerah penjualan (space for selling), barang dagangan (merchandise

space), pegawai (personnel space), dan konsumen (cutomer space).

2). Product Groupin (pengelompokan barang)

Barang yang dipajang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Fungsional, barang-barang yang dikategorikan berdasarkan penggunaan akhir yang sama.

b. Motivasi pembelian, pengelompokan barang yang dapat mendorong konsumen untuk dapat membeli dan menghabiskan waktu yang lebih lama dalam berbelanja.

c. Segmen pasar, pengelompokan berdasarkan pasar sasaran yang sama.

(34)

d. Cara penyimpanan, pengelompokan berdasarkan pada barang-barang yang memerlukan penanganan khusus.

3). Traffic Flow (arus lalu lintas)

Pengaturan ini memungkinkan konsumen untuk membentuk pola lalulintasnya sendiri, yang artinya konsumen bisa bebas berjalan kemanapun untuk mencari produk yang diinginkan.

d. Interior display

Interior display memiliki sub elemen yang terdiri dari:

1). Assortment display

Assortment display menyajikan barang-barang dagangan secara

campuran atau bermacam-macam barang untuk pelanggan.

2). Theme-setting display

Theme-setting display digunakan untuk membangkitkan suasana

tertentu.

3). Ensemble display

Ensemble display dilakukan dengan pengelompokan barang yang

dipajang dalam kategori terpisah.

(35)

4). Rack and cases display

Rak ini memiliki fungsi utama yaitu untuk memajang dan meletakkan barang dagangan secara rapi. Case berfungsi untuk memajang barang yang lebih berat atau besar daripada barang di rak.

5). Posters, signs, and cards display

Tanda-tanda bertujuan untuk memberikan informasi tentang lokasi di dalam toko. Selain itu, informasi mengenai penawaran, diskon atau potongan harga juga sangat penting untuk menarik perhatian konsumen.

C. Minat Beli

1. Pengertian Minat Beli

Minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya (Keller, 2012:113). Menurut Kotler dan Keller (2007:6) minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk yang ditawarkan.

Kotler (2006:137) mengemukakan bahwa perilaku membeli dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu:

a. Budaya (culture, sub culture dan kelas ekonomi).

(36)

c. Pribadi (usia dan tahapan daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri). d. Psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap). Menurut Schiffman dan Kanuk (2006:156) minat beli konsumen dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen yang senang terhadap objek tersebut dengan cara membayar uang atau dengan pengorbanan. Minat membeli merupakan aktivitas psikis yang timbul karena adanya tiga komponen model sikap, yaitu:

a. Komponen Kognitif

Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman dengan objek dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. b. Komponen Afektif

Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen. Schiffman dan Kinuk (2206:169) menyebutkan sebagai “as

primarily innature”, yaitu menunjukkan penilaian langsung

dan umum terhadap suatu produk, apakah produk itu disukai atau tidak disukai; apakah produk itu baik atau buruk.

(37)

c. Komponen Konatif

Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek. Konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang konsumen (likehood or tendency) dan sering juga disebut sebagai niat (intention). Komponen konatif pada riset konsumen mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen.

1. Indikator Minat Beli

Menurut Keller (2012:113) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional

Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b. Minat referensial

Minat referensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial

Minat preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

(38)

d. Minat eksploratif

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

D. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Ignatius Venta Wijaya Adi, tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Suasana Toko (Store Atmosphere) dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Distro Koffin

Store di Yogyakarta)” menyimpulkan bahwa store atmosphere dan lokasi

secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Distro Koffin Store Yogyakarta. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang berminat membeli baju pada Koffin Store, dan

sample diambil 100 responden dengan menggunakan metode non

probability sampling dengan teknik judgment. Data diolah dengan dengan

analisis regresi lnier berganda menggunakan program SPSS versi 16.0. hasil penelitian menunjukkan suasana toko dan lokasi secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen pada Koffin Store. Namun secara parsial suasana toko tidak mempunyai pengaruh, sedangkan lokasi toko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen.

(39)

E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini adalah kerangka berpikir yang dibuat oleh penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk memberikan garis besar penelitian. Dari kerangka gambar berikut ini variabel independen adalah store atmosphere meliputi general eksterior, general

interior, store layout, dan interior display, sedangkan variabel dependen adalah

minat beli. Berikut adalah gambar kerangka konseptual:

Gambar II.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

: Berpengaruh secara simultan

: Berpengaruh secara parsial

General Exterior (X1)

Minat Beli Konsumen (Y) General Interior (X2) Store Layout (X3) Interior Display (X4) H2 H3 H4 H5 H1

(40)

Mengacu pada gambar kerangka konseptual penelitian dijelaskan garis panah menggambarkan bahwa General Exterior (X1), General Interior (X2), Store

Layout (X3), dan Interior Display (X4) secara parsial berpengaruh terhadap

Minat Beli, sedangkan garis panah putus-putus menggambarkan bahwa

General Exterior, General Interior, Store Layout dan Interior Display secara

simultan berpengaruh terhadap Minat Beli.

F. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh General Exterior, General Interior, Store Layout dan Interior

Display secara simultan Terhadap Minat Beli Konsumen.

Levy dan Weits (2007) menyatakan bahwa penggunaan store atmosphere yang tepat akan menimbulkan kesan menarik dan membantu memperbaiki citra sebuah toko dalam persepsi pelanggan yang tentunya akan mendorong keputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : General Exterior, General Interior, Store Layout dan Interior Display

secara simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen Biaggi Swalayan.

2. Pengaruh General Exterior Terhadap Minat Beli Konsumen

Karakteristik general exterior mempunyai efek yang positif pada seorang konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian sehingga perlu konsep yang matang dan kreatif dalam perencanaan membangun eksterior toko (Berman dan Evan, 1992). Exterior toko yang dirancang dengan sebaik mungkin akan menjadikan exterior toko memiliki ciri khas yang unik dan

(41)

menarik sehingga mampu membuat konsumen tertarik untuk masuk ke dalam toko. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : General Exterior berpengaruh terhadap minat beli konsumen Biaggi Swalayan.

3. Pengaruh General Interior Terhadap Minat Beli Konsumen

Schiffman & Kanuk (2007: 491) menyatakan bahwa citra atau suasana toko dapat mempengaruhi suasana hati pembelanja yang pada gilirannya, suasana hati pembelanja dapat mempengaruhi lama mereka berada di toko, maupun perilaku lainnya yang ingin didorong oleh pedagang retail. General interior

toko seperti telah disebutkan mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan meningkatnya atau menurunnya pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan, yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginan, baik yang muncul dari psikologi maupun keinginan yang bersifat mendadak. Setiap toko harus mempunyai cara yang berbeda untuk menarik konsumen agar konsumen mau mengunjungi toko dan melakukan pembelian. Salah satunya dengan pelaksanaan penataan general

interior yang ditata dengan kreativitas yang baik dan tepat maka akan

memudahkan konsumen dalam memilih, melakukan pengamatan terhadap barang, dan mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : General Interior berpengaruh terhadap minat beli konsumen Biaggi Swalayan.

(42)

4. Pengaruh Store Layout Terhadap Minat Beli Konsumen.

Store Layout merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan

pengaturan dari jalan/arus lalu lintas di dalam toko yang cukup lebar yang memudahkan para konsumen untuk berlalu-lalang di dalamnya (Kotler, 2005). Store layout akan mengundang masuk atau menyebabkan konsumen menjauhi toko tersebut ketika konsumen tersebut melihat bagian dalam toko melalui jendela etalase atau pintu masuk. Layout yang baik akan mampu mengundang konsumen untuk betah berkeliling lebih lama dan membelanjakan uangnya lebih banyak (Levy & Weitz, 2001). Dalam memutuskan kegiatan pembelian, pelanggan akan mencari store yang nyaman untuk belanja. Pembelian impulsif akan semakin bertambah apabila didukung oleh store layout yang telah diterapkan. Menurut Ma’ruf (2006) store layout

atau tata letak berkaitan erat dengan alokasi ruang guna penempatan produk yang dijual. Tata letak ritel didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang termasuk store layout

adalah jenis barang, penataan barang, fasilitas toko, pengaturan arus lalu lintas jalan serta kelompok barang (Bermans & Evans, dalam Deswita 2011). Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Store layout berpengaruh terhadap minat beli konsumen Biaggi Swalayan.

(43)

5. Pengaruh Interior Display Terhadap Minat Beli Konsumen

Interior display bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen

yang berbelanja untuk memberikan kesan berbeda dan berfungsi sebagai alat promosi. Pemberian informasi yang jelas dan pemberian petunjuk-petunjuk yang membantu konsumen dalam memilih barang bertujuan untuk meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli produk. Dengan adanya

interior display sangat membantu konsumen agar dapat dengan mudah

memperoleh barang yang dijual oleh toko. Penampilan interior display yang menarik juga dapat mempengaruhi minat beli konsumen yang selanjutnya melakukan proses pembelian, sesuai dengan tujuan interior display yang dikemukakan oleh Alma (2004:188) yaitu merangsang ketertarikan terhadap produk, memperkenalkan produk dan menginformasikan produk kepada konsumen. Selain itu ketika konsumen mengunjungi sebuah toko tata letak rak pajangan di dalam toko akan mempengaruhi perilaku pengunjung. Pembuatan gang atau jalan dapat memudahkan alur lalu lintas pengunjung. Penempatan item produk secara berkesinambungan berdasarkan kategori produk juga akan mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan proses keputusan pembelian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interior

display yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan pengaruh positif

terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Interior display berpengaruh terhadap minat beli konsumen Biaggi Swalayan.

(44)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan menyebar kuesioner kepada konsumen Biaggi Swalayan di Kulon Progo. Kesimpulan di dalam penelitian ini hanya akan berlaku pada toko swalayan tersebut.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian yang diteliti adalah laki-laki dan perempuan berusia 17 tahun ke atas yang mengetahui tentang toko Biaggi Swalayan.

2. Objek penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah general exterior,

general interior, store layout, interior display dan minat beli di Biaggi

Swalayan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu untuk penelitian adalah bulan September 2017 sampai Mei 2018 dan tempat penelitian yang dipilih adalah Biaggi Swalayan.

(45)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro, 2001: 78). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah general exterior (X1), general

interior (X2), store layout (X3), dan interior display (X4).

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro, 2001: 78). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat beli (Y).

E. Definisi Operasional

Tabel III.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator

a. General Exterior

(X1)

Bermans dan Evans (2010: 509) menyatakan karakteristik exterior

mempunyai pengaruh yang kuat pada citra toko, sehingga harus

direncanakan sebaik mungkin. Kombinasi

exterior ini dapat

membuat bagian luar toko terlihat menjadi lebih unik, menarik, menonjol, dan

mengundang orang untuk masuk.

1. Bagian depan toko

2. Keterlihatan 3. Pintu masuk toko 4. Tinggi dan luas

toko 5. Keunikan 6. Keadaan sekitar toko 7. Fasilitas parkir b. General Interior (X2)

Menurut Berman dan Evans (2010: 512), yang dimaksud dengan general

1. Pemilihan lantai 2. Pewarnaan dan

(46)

interior adalah saat konsumen berada dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi merek. Lampu yang terang, suara dan aroma yang dapat mempengaruhi perasaan konsumen serta

perlengkapan toko seperti rak, etalase yang

direncanakan berdasarkan kegunaan dan

estetikanya. General

interior dari suatu toko

harus dirancang untuk memaksimalkan visual

merchandising, tapi yang

paling utama yang dapat membuat penjualan setelah pembelian berada di toko adalah display.

3. Perabot toko 4. Suhu udara 5. Jarak perabotan 6. Karyawan 7. Variasi produk

c. Store Layout (X3) Menurut Berman dan

Evans (2010: 514), menyatakan bahwa perencanaan store layout

meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi ruas lantai yang tersedia,

mengklarifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalu lintas di dalam toko, pengaturan lebar ruangan yang dibutuhkan,

pemetaan ruangan toko dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu. 1. Allocation of Floor Space 2. Product Groupin (pengelompokan barang) 3. Traffic Flow d. Interior Display (X4)

Menurut Berman dan Evans (2010: 555), jenis dari interior display

adalah sebagai berikut: Setiap jenis

point-of-1. Assortment

display

2. Theme-setting

display

(47)

purchase display

menyediakan informasi kepada pelanggan untuk mempengaruhi suasana lingkungan toko. Tujuan utama interior display

ialah untuk meningkatkan penjualan dan laba toko tersebut.

4. Rack and cases

display

5. Posters, sign, and

cards display

Minat Beli (Y)

Menurut Kotler dan Keller (2007:6) minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam memilih menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan mengingingkan suatu produk yang ditawarkan. 1. Minat transaksional 2. Minat referensial 3. Minat preferensial 4. Minat eksploratif

F. Populasi dan Sempel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono 2012: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Biaggi Swalayan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2012: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan yang mengetahui dan sudah pernah masuk ke dalam Biaggi Swalayan berusia ≥ 17 tahun, karena sudah memasuki masa peralihan untuk

(48)

menjadi dewasa, yang artinya ia mampu mengendalikan emosinya, kebutuhan, keinginan tanpa bergantung kepada orang tua. Cronbach (dalam Munandir 1996: 88) menjelaskan bahwa dalam masa remaja akhir (17-20 tahun) anak diharapkan mampu membuat keputusan serius tanpa mengandalkan diri pada orang dewasa. Menurut Hurlock (1996: 206), garis pemisah antara awal masa dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun; usia yang mana rata-rata remaja memasuki sekolah menengah atas, sedangkan Desmita (2009: 190) berpendapat bahwa rentang waktu usia remaja dibedakan atas tiga yaitu, masa remaja awal antara usia 12-15 tahun, masa remaja tengah antara usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir antara usia 18-21 tahun. Bila seseorang telah matang emosinya, telah dapat mengendalikan emosinya, maka individu akan dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik, berpikir secara objektif, (Walgito 2004: 44). Hal ini menunjukkan apabila seseorang telah mencapai kematangan emosi, maka ia mampu berpikir secara jernih, individu dapat bertindak dengan tepat dan wajar sesuai situasi dan kondisi yang ada karena ia mampu berpikir secara matang dan objektif.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sugiyono (2013: 218-219) menyatakan purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Margono (2004:128) menyatakan, pemilihan sekelompok subjek dalam purposive

sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut

(49)

dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai maka sampel yang dipilih adalah orang yang memenuhi kriteria-kriteria kedisiplinan pegawai. Dalam penelitian ini responden yang dipilih adalah laki-laki dan perempuan yang mengetahui dan sudah pernah masuk ke dalam Biaggi Swalayan yang telah berusia ≥ 17 tahun, karena sudah memasuki masa peralihan untuk menjadi dewasa, yang artinya ia mampu mengendalikan emosinya, kebutuhan, keinginan tanpa bergantung kepada orang tua.

Konsumen yang belanja di Biaggi Swalayan tidak dapat diketahui dengan pasti jumlahnya, maka jumlah sampel yang dianjurkan antara 50-100 sampel (Santoso, 2001 :94). Karena populasi bersifat tidak diketahui, maka perhitungan untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus sebagai berikut:

n = 𝑍2/4(𝑚𝑜𝑒)2

n= 1.962/4(10%)2

n= 96,04 (dibulatkan menjadi 100)

Jadi jumlah sampelnya adalah 100 sampel. Keterangan:

n = jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penemuan sampel persen. Pada α = 5% dan Z = 1,96

(50)

Moe = margin of error atau kesalahan maksimun yang bisa ditoleransi biasanya 10%

H. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel penelitian ini menggunakan metode penskalaan yaitu skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Moch. Idochi Anwar, 2007: 12). Pernyataan yang digunakan merupakan pernyataan positif dengan kriteria sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S), dan sangat setuju (SS), yang dikaitkan dengan skor satu sampai lima sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

I. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer menurut Nur dan Bambang (2009: 146) adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara:

1. Kuesioner

Sugiyono (2008: 199) menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

(51)

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas identitas responden dan pernyataan terkait variabel. Di dalam kusioner tersebut terdapat petunjuk pengisian supaya memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan. Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada responden laki-laki dan perempuan yang mengetahui tentang Biaggi Swalayan yang berumur 17 tahun keatas.

2. Wawancara

Sanusi (2011: 105) menyatakan wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Wawancara yang digunakan pada penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara terstruktur dan mendalam kepada pemilik Biaggi Swalayan yaitu Bapak Aloysius Sriyanto untuk memperoleh informasi mengenai profil Biaggi Swalayan, dan mengenai pandangan tentang faktor general exterior,

general interior, store layout dan interior display yan dimiliki oleh

(52)

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014:172). Uji validitas bisa menggunakan rumus Product Moment dari Karl

Pearson. Untuk menenukan instrumen tersebut valid atau tidak maka

ketentuannya sebagai berikut (Nugroho, 2011:24) :

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

r hitung dicari dengan menggunakan program SPSS sedangkan r tabel dicari dengan ketentuan r minimal adalah 0,3 (Sugiyono, 2011)

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen ysng bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2014:172). Banyak rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Cornbach’s

(53)

Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai yang skornya antara 1 dan 0.

𝑟

11

= {

𝑘

(𝑘 − 1)

} {1 −

Σ𝜎

𝑏2

𝜎

𝑡2

}

Keterangan: r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑𝜎𝑏2 : jumlah variasi butir

𝜎𝑡2 : varian total

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60, maka instrumen dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60, maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

K. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah anlisis regresi linier berganda digunakan untuk

(54)

menaksir bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (diubah-ubah) nilainya (Sugiyono, 2012:277). Dalam penelitian ini, teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh general exterior (X1),

general interior (X2), store layout (X3), dan interior display (X4) terhadap

variabel dependen minat beli (Y).

Persamaan regresinya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Dimana:

Y = Variabel terikat atau yang dipengaruhi (Minat beli) X1 = General Exterior

X2 = General Interior

X3 = Store Layout

X4 = Interior Display

a = Konstanta Regresi

b1 = Koefisien regresi general exterior

b2 = Koefisien regresi general interior

b3 = Koefisien regresi store layout

b4 = Koefisien regresi interior display

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat Kuesioner yang sesuai dengan indikator yang akan diteliti kemudian disebarkan ke 100 responden pria dan wanita yang

(55)

mengetahui tentang toko Biaggi Swalayan yang berusia ≥ 17 tahun di Kulon Progo.

2. Peneliti mencatat hasil dari kuesioner yang telah disebarkan.

3. Dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data yang telah didapatkan dengan menggunakan software SPSS 21.

4. Dilakukan pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah 1 sampai dengan 5 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis yang digunakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran objektif mengenai objek penelitian serta untuk mengetahui seberapa banyak responden yang menyatakan hal yang sama terhadap suatu objek pertanyaan. Teknik analisis deskriptif dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :

1) Analisis Deskriptif Responden

Deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau mengelompokkan responden agar diperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pendapatan per bulan, total jumlah uang yang dibelanjakan di Biaggi Swalayan, frekuensi kunjungan ke Biaggi Swalayan per bulan, dan konsumen mengetahui Biaggi Swalayan dari mana. Deskripsi responden dilakukan dengan pendekatan persentase atau frekuensi.

(56)

2). Analisis Deskriptif Variabel

Analisis deskripsi variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai variabel mean. Berikut langkah – langkah yang harus dilakukan:

1. Menghitung nilai rata-rata (mean) setiap variabel/ objek/ item. 2. Membuat kategori-kategori nilai mean dengan langkah sebagai

berikut :

a. Menentukan skor maksimum, dalam hal ini adalah 5. b. Menentukan skor minimum, dalam hal ini adalah 1.

c. Menentukan rentang kategori dengan menggunakan interval kelas dengan rumus Sturges.

C1 =𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐾

Keterangan :

C1 = interval

Range = selisih batas atas dengan batas bawah K = banyaknya kelas

Maka interval kelasnya:

𝐶1 =5 − 1

5 = 0,80

Dengan interval sebesar 0,80 maka garis skala general exterior pada minat beli dapat digambarkan sebagai berikut :

(57)

Tabel III.2

Interval Data dan Penggolongan tentang General Exterior

Kelas Interval Kategori 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Baik 1,81 – 2,61 Tidak Baik 2,62 – 3,41 Cukup 3,42 – 4,22 Baik 4,23 – 5,00 Sangat Baik Sumber : data primer, diolah 2018

Dengan interval sebesar 0,80 maka garis skala general interior dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel III.3

Interval Data dan Penggolongan tentang General Interior

Kelas Interval Kategori 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Baik 1,81 – 2,61 Tidak Baik 2,62 – 3,41 Cukup 3,42 – 4,22 Baik 4,23 – 5,00 Sangat Baik Sumber : data primer, diolah 2018

Dengan interval sebesar 0,80 maka garis skala store layout dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel III.4

Interval Data dan Penggolongan tentang Store Layout

Kelas Interval Kategori 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Baik 1,81 – 2,61 Tidak Baik 2,62 – 3,41 Cukup 3,42 – 4,22 Baik 4,23 – 5,00 Sangat Baik Sumber : data primer, diolah 2018

Gambar

Gambar II.1 Kerangka Konseptual
Tabel III.1 Definisi Operasional
Tabel III.2
Tabel III.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No.

Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5

Ditinjau dari sisi perkembangan dewan standar sebagai badan yang memiliki kewenangan dalam mengatur standar akuntansi tampak bahwa lembaga tersebut tidak memiliki kekuatan hukum

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan dihubungkan dengan keterangan dua orang saksi di atas, maka Majelis telah menemukan fakta di persidangan, fakta

 Teknologi mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses atau prinsip pembuatan dan cara kerja dari suatu benda sehingga diperoleh hasil yang

Oleh sebab itu pendekatan Heuristik Silver Meal sangat menunjang untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di PG Watoe Toelis Sidoarjo yaitu dapat melakukan perencanaan

Cari link join untuk departemen anda pada tabel dibawah, kemudian pada tab baru tersebut, ketik link join kelas EFL dan TPA Maba sesuai dengan Asal Departemen anda, dan klik

Hasil kegiatan menunjukan bahwa Sebagian besar guru memiliki pemahaman secara komprehensif mengenai teknik-teknik pembimbingan, pelaksanaan praktek pengenalan lapangan