Perencanaan
Penganggaran Daerah
Amirudin
Hal-hal yang perlu diketahui
1. Urgensi Perencanaan anggaran?
2. Peraturan apa saja yang terkait?
3. Siapa saja aktor kunci yang terlibat penyusunan
anggaran?
4. Siklus anggaran dan Dokumen yang
dirujuk/dihasilkan
5. Instrumen check list baik tdknya rancangan
anggaran?
Pertama
Urgensi perencanaan
anggaran
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Kewajiban Daerah Pasal 22 UU 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah Merupakan Tujuan Pembentukan NKRI UUD ‘45 Kewajiban Kepala Daerah Pasal 27 UU 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah Kewajiban Anggota DPRD Pasal 45 UU 32/2004 ttg Pemerintahan DaerahApa yang seharusnya TERWUJUD di Tiap Akhir
Tahun Anggaran?
5
APBD
MARK-UP :
Pendapatan/Penerimaan
Anggaran Belanja cenderung ditetapkan lebih tinggi
Anggaran Pendapatan cenderung ditetapkan lebih rendah
Permasalahan umum dalam perencanaan anggaran:
Belanja/Pengeluaran
MARK-DOWN :
•Eksekutif:jumlah PAD
sedikit, pajak dan retribusi kecil
•Legislatif:masih banyak
sumber-sumber pendapatan yg belum dioptimalisasi
Terjadi penggelembungan nilai belanja di atas perkiraan yang sewajarnya (sebenarnya)
Alan Lakein:
“Failing to plan is planning to fail”Kegagalan dalam membuat rencana berarti merencanakan kegagalan. 6 Kegagalan dalam perencanaan APBD merencanakan kegagalan merencanakan kegagalan
Daerah tersebut utk Mewujudkan kewajiban
=
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
Kedua
Peraturan yang Melandasinya
Dasar hukum
1. UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
2. UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat & Daerah
3. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara
4. UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
5. PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 6. Permendagri No. 13/ 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No 59 Tahun 2007
7. Permendagri No 54/ 2010 Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Ketiga
Aktor kunci yang terlibat
penyusunan anggaran
Siapa saja aktor kunci yang terlibat?
PEMERINTAHAN DAERAH
PEMDA
DPRD
APBD
SETWAN EKSEKUTIF LEGISLATIF AUDITOR MASYARAKATPihak Eksekutif :
1. Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)
Sebagai pengambil keputusan utama dalam
menentukan kegiatan dan pelayanan publik.
Kepala Daerah harus segera menyusun RPJMD
dan palinglambat ditetapkan 6 bulan stlh terpilih
dan renstra ditetapkan 1 bln stlh RPJMD.
Sekretaris Daerah: sebagai Ketua Panitia
Anggaran eksekutif (TAPD), menyampaikan
Dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
ke DPRD
1. Tim Panitia Angaran Eksekutif (SKPD, Bappeda,
Keuangan/BPKD, Bagian Adpem): menyusun RKPD,
KUA , mengkompilasi RKA SKPD menjadi Draft APBD
•
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Dinas
Instansi; sebagai pengguna anggaran bertugas untuk
menyusun dan melaksanakan kegiatan berikut
anggarannya.
•
Badan perencanaan daerah (BAPPEDA), sebagai
penanggungjawab proses perencanaan daerah dan
sekaligus menyiapkan dan menyusun berbagai
dokumen rencana
•
Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)/Bagian
Keuangan; sebagai penanggungjawab proses
penganggaran
Pihak Legislatif (DPRD) :
•
Badan Anggaran DPRD (Banggar DPRD); terdiri dari
beberapa anggota DPRD (15 – 21 Org) dari berbagai
Komisi dan Fraksi di DPRD, Ketuanya
ex officio
Ketua
DPRD; bertugas melakukan pembahasan KUA, Draft
RASK/RKA-SKPD dan draft APBD
•
Komisi; alat kelengkapan DPRD untuk memperlancar
tugas-tugas DPRD dalam bidang Pemerintahan,
perekonomian dan pembangunan, keuangan dan
investasi daerah, sebagai mitra kerja dinas/instansi
berdasarkan sektoral. Dalam proses penganggaran
komisi melakukan pembahasan draft RKA SKPD
dengan SKPD mitra kerjanya
Pihak Pengawas (Auditor)
•
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); pengawas
eksternal dan independen, bertugas mengaudit thd
pengelolaan keuangan baik di Pusat maupun Daerah,
dari sisi laporan keuangan, kinerja dan lainnya
•
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) lembaga Pemerintah non Departemen
bertanggungjawab kepada Presiden, auditor internal
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
keuangan dan pembangunan sesuai dengan
peraturan yang berlaku
•
Badan Pengawas daerah (Bawasda); auditor internal
di Kab/kota bertanggungjawab kepada
Bupati/Walikota, melakukan pengawasan terhadap
penyelenggraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan
Keempat
Siklus Perencanaan dan
Dokumen yang Dihasilkan
Sistem Perencanaan dan Dokumen
RPJM
NASIONAL RKP RAPBN APBN
RPJP DAERAH RPJM DAERAH RKPD RAPBD APBD RENSTRA SKPD RENJA SKPD RKA – SKPD PENJABARAN APBD RENSTRA KL RENJA
KL RKA - KL RINCIANAPBN
Pem er intah Pus at Pem eri nta h Daera h KUA RPJP NASIONAL PPAS DPA – SKPD
Tahapan Anggaran
18
PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
P P K D D P R D K e p a la D a e ra h S E K D A S K P D D e p d a g ri / P ro v in s i
JANUARI - APRIL MEI - AGUSTUS SEPTEMBER - DESEMBER
Musrenbang Indikatif Tahunan RPJMD/Dokumen Perencanaan Daerah yg disepakati SE Prioritas Program & indikasi pagu Rancangan Awal Kerangka Ekonomi Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Pemutakhiran Data & Proyeksi Ekonomi &
Fiskal RENSTRA SKPD RENJA SKPD SE/Pedoman Mendagri Pembahasan Rancangan KUA &
PPAS
Nota Kesepakatan KUA, Prioritas dan
Plafon
Rancangan KUA & PPAS
Pedoman Penyusunan RKASKPD, KUA, Prioritas dan Plafon
RKA SKPD Evaluasi Mendagri/ Gubernur Pembahasan RAPBD Raperda ttg APBD Ra PerKDH ttg Penjab APBD RAPBD dan Lampiran Lampiran RAPBD (Himpunan RKA-SKPD) Pembahasan Tim Anggaran Pemda Perda ttg APBD PerKDH ttg Penjab APBD Pembahasan Tim Anggaran Pemda Pengesahan Draft DPASKPD DPASKPD 30 Nop P rov/K ab/ K ot a
Keterlambatan anggaran
• Secara normatif, APBD sudah harus ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah (Perda) paling lambat pada 31 Desember
• Namun, sebaiknya sudah di-perda-kan per 30 November, sehingga ada waktu selama sebulan (bulan Desember) untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pelaksanaan APBD pada tahun berkenaan.
• Misalnya, untuk mempersiapkan anggaran kas dan DPA-SKPD, serta SPD (Surat Penyediaan Dana), sehingga per 2 Januari sudah bisa dilakukan pencairan untuk uang persediaan (UP).
• Lalu, kenapa APBD mesti terlambat disahkan?
Faktor keterlambatan Pengesahan
Anggaran
• Keterlambatan dalam penyusunan KUA/PPAS dan RAPBD, sehingga terlambat disampaikan kepada DPRD oleh Kepala Daerah.
• DPRD tidak melaksanakan fungsi anggarannya dengan baik, yakni membahas dan memberikan persetujuan terhadap KUA/PPAS dan RAPBD. Padahal persetujuan ini menjadi kunci dapat tidaknya proses penyusunan anggaran dilanjutkan ke tahap berikutnya.
• Keterlambatan evaluasi oleh Provinsi.
• Alasan politik, yakni persoalan hub eksekutif-legislatif. Hal ini terkadang sama sekali tidak berhubungan dengan proses penyusunan APBD, namun dipaksakan untuk menjadi
Kelima
Instrumen Checklist
Instrumen checklist:
Apakah RAPBD dpt disebut bagus? jika … Aspek ADMINISTRASI
• Data dan informasi administratifTIDAK LENGKAP
Aspek LEGALITAS
• Dasar hukum yg melandasi penyusunan RAPBDTIDAK ADA
Aspek KEBIJAKAN
• TIDAK ADAkorelasi dan konsistensi substansi dan materi RAPBD dengan RKPD, KUA, dan PPAS;
Aspek STRUKTUR ANGGARAN
• Keserasian antara kebijakan nasional dan kebijakan daerahTIDAK
NAMPAK PADA anggaran pendapatan, anggaran belanja dan anggaran pembiayaan.
Nilailah dan beri
Rekomendasi Konstruktif
Apa itu KUA?
Menurut ketentuan umum Permendagri No 13 Tahun 2006/Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang dimaksud dengan KUA adalah:
KUA = Dokumen yang memuat kebijakan bidang
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
Contoh Asumsi yang mendasari: (1) Laju inflasi
(2) Pertumbuhan ekonomi regional
(3) Tingkat penyerapan tenaga kerja regional, dan
KUA memuat:
Kondisi ekonomi makro daerah,
Asumsi penyusunan APBD,
Kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan
Strategi pencapaiannya = Memuat langkah-langkah kongkrit dlm mencapai target.
Pembahasan KUA dilakukan oleh TAPD bersama Panitia Anggaran DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
Disepakati dalam sebuah Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum APBD Tahun XXXX antara:
Pihak Pertama: Kepala Daerah yang bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Daerah
Pihak Kedua: Pimpinan DPRD (Ketua dan Wakil-Wakil Ketua) yang bertindak selaku dan atas nama DPRD
Kebijakan Umum Anggaran
25
26
CONTOH MENGHUBUNGKAN ANTARA ASUMSI MAKRO
DENGAN KUA Urusan Wajib ( 26) Pendidikan Prog.. Keg… Kesehatan Pekerjaan Umum Dst……….. Urusan Pilihan ( Dipilih Daerah) Pertanian Kehutanan ASUMSI MAKRO Dst…. Pertumbuhan Ekonomi Regional Laju Inflasi 1. Standar Harga 2. Proyeksi Pendapata n, Belanja dan Pembiayaa n 3. Dst….. Implikasi Asumsi Makro TOLOK UKUR KINERJA PROGRAM YANG TERTUANG DALAM RPKD Penyesuaian Sasaran KUA
27
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
•
PRIORITAS
– Tindakan mendahulukan sesuatu dari yang lainnya; – merupakan program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD.
•
PPAS dilakukan melalui langkah2 berikut:
a. menentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan;
b. menentukan urutan program dalam masing-masing urusan;
c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program.
Analisis kondisi (variabel) ekonomi makro daerah
Target Ekonomi Makro Daerah
Kebijakan Pendapatan, Belanja & Pembiayaan Daerah • Rincian Target Capaian Kinerja • Kebijakan (Arahan) Umum
Tema Pembangunan Daerah (bangda) = Prioritas Bangda
Tema Bangda di SKPD A Tema Bangda di SKPD B Tema Bangda di SKPD …
Inti keterkaitan
substansi KUA dan
PPAS
1
Dipresentasikan pd (Paripurna) DPRD atau Banggar3
Lembagakan dng Perda P2KD dan atau Pertatib DPRD2
Agar para pihak fokus pd substansi KEBIJAKAN RAPBD
Format KUA dan PPAS
Keenam
Kisi-kisi Pedoman Penyusunan
APBD 2014
Sinkronisasi Kebijakan Daerah dgn
Kebijakan Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014
menetapkan bahwa tema Pembangunan
Nasional adalah “
Memantapkan Perekonomian
Nasional untuk Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat yang Berkeadilan
”,
Th 2013:
“MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
sasaran utama yang harus dicapai
pada akhir tahun 2014
•
Pencapaian target pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,8 sampai dengan 7,2 persen;
•
Penurunan angka pengangguran menjadi 5,0
sampai dengan 6,0 persen;
•
Penurunan angka kemiskinan menjadi 8,0
sampai dengan 10,0 persen; dan
•
Laju Inflasi 4,5 persen dan bertambah atau
berkurang 1,0 persen
Tabel Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD 2014 dengan Prioritas Nasional
untuk urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;
urusan Pendidikan, urusan Kepemudaan dan Olahraga serta urusan Perpustakaan Sosial, Ketenagakerjaan, Pemberd. Masy dan Desa, Pemberd. Perempuan dan Perlindungan Anak, KB dan Keluarga Sejahtera, urusan Koperasi dan UKM Kelautan dan Perikanan, Pertanian & Ketahanan Pangan Perumahan Rakyat, Penataan Ruang, PU, Perenc.Pemb dan Perhubungan
Penanaman Modal dan urusan Komunikasi dan Informatika
Agar ada kesatuan rencana kab/kota dengan propinsi, maka sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah propinsi pun perlu dilakukan dengan mewujudkan penyusunan rancangan KUA dan rancangan PPAS yang disepakati bersama antara pemerintah daerah dan DPRD sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Perda tentang APBD TA 2014 dan prioritas propinsi
Tabel Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kotadalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dengan Prioritas Provinsi