• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI LILY 8 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI LILY 8 (1)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

“ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPH

PASAL 22 DAN 23 ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA

PEMERINTAH OLEH PT SUMBER BERKAT USAHA

MANDIRI PERIODE 2013-2014”

DISUSUN OLEH :

LILYANTI MARGARETH

2012100238

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

KALBIS INSTITUTE

JAKARTA

2015

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sumber pendapatan negara terbesar berasal dari pajak . Menurut Undang-Undang No.27 tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak merupakan pungutan yang bersifat wajib yang telah diatur dalam undang-undang dan digunakan untuk memajukan perekonomian negara. Disamping sebagai kemajuan perekonomian sebuah negara dapat dilihat dengan tingkat pembayaran pajak yang dilakukan oleh warga negara yang telah terdaftar sebagai wajib pajak. Semakin tinggi tingkat pembayaran pajak maka semakin besar pula pendapatan negara yang berasal dari sektor perpajakan. Pajak dikenakan bagi setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan dan telah terdaftar sebagai wajib pajak.

Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah pajak penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak.

Pajak penghasilan dapat dipungut atau dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak. Salah satu penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh atau berasal dari kegiatan pengadaan barang dan jasa atau kegiatan penjualan barang atau jasa kepada pemerintah.

(3)

Kontrak pengadaan barang dan jasa yang selanjutnya disebut kontrak adalah perjanjian tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia barang dan jasa atau pelaksana swakelola.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.Swakelola adalah pengadaan Barang dan jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah atau instansi sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

Dalam hal pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah dikenakan pajak penghasilan PPh 22 yaitu atas pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJA, bendaharawan pemerintah pusat atau daerah. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh BUMN/D yang dananya dari belanja negara atau daerah. Dan pajak penghasilan PPh 23 yaitu atas imbalan jasa sehubungan dengan jasa teknik, jasa konstruksi, jasa manajemen, jasa konsultan hukum, jasa konsultan pajak, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pph pasal 21.

Sebagai agen atau perusahaan yang menjadi penyedia barang dan jasa pemerintah PT Sumber Berkat Usaha Mandiri (PT SBUM) wajib dikenakan pajak penghasilan PPh 22 atas pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, dalam rangka penjualan barang-barang kepada pemerintah baik kepada BUMN dan BUMD. Dan dikenakan PPh 23 atas penyediaan jasa, baik jasa teknik ataupu konstruksi.

(4)

wajib dipotong atau dikenakan pajak sesuai dengan tarif yang berlaku sesuai dengan UU perpajakan di Indonesia.

Penghasilan atas penyediaan barang atau penjualan barang serta imbalan atas jasa kepada pemerintah akan langsung dikenakan pajak penghasilan, dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa PT SBUM dikenakan pajak penghasilan pasal 22 dan 23,yang dimana pajak tersebut dalam tahun berjalan akan langsung dipotong oleh pihak pemotong yaitu bendaharawan negara atau pemerintah, dikarenakan pengadaaan barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah baik BUMN atau BUMD. Pihak pemotong memiliki kewajiban untuk melakukan perhitungan dan pemotongan pajak secara langsung terhadap penghasilan dan imbalan atas penyediaan atau penjualan barang dan jasa. Fenomena atas perhitungan dan pemotongan atas pajak khususnya PPh 22 dan 23 adalah adanya kemungkinan wajib pungut atau pihak pemotong mengalami kekeliruan dalam memperhitungkan jumlah PPh pasal 22 dan 23 yang dipungut sehingga berpengaruh terhadap pemotongan PPh pasal 22 dan 23 yang bersangkutan. Kesalahan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan 22 dan 23 dapat terjadi akibat perbedaan tarif pajak atau terjadinya perubahan ketentuan pajak yang berlaku.

Serta untuk mengetahui dan membandingankan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak pemotong atau bendaharawan negara dengan perusahaan berdasarkan tarif, ketentuan pajak serta akuntansi perpajakan yang berlaku. Pentingnya mengetahui perbandingan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara perusahaan dan bendaharawan atau wajib pungut adalah untuk mengetahui apakah tarif dasar pengenaan atas pajak yaitu PPh 22 dan 23 sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan pajak yang berlaku.

(5)

DAN JASA PEMERINTAH OLEH PT SUMBER BERKAT USAHA MANDIRI PERIODE 2013-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prosedur dan tata cara perhitungan pajak penghasilan pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha Mandiri periode 2013-2014 ?

2. Bagaimana prosedur dan tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha Mandiri periode 2013-2014 ?

3. Apakah prosedur dan tata cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha Mandiri sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan perpajakan yang berlaku ?

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada PPh pasal 22 dan 23 atas kegiatan penyediaan barang dan jasa pemerintah dan hanya berfokus pada data transaksi dan bukti potong pajak atas penjualan barang dan jasa kepada pemerintah yang dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu 2013-2014.

1.4 Tujuan Penelitian

Sebagaimana maksud untuk mengidentifikasi masalah di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut:

(6)

2. Untuk mengetahui dan tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT Sumber Berkat Usaha Mandiri periode 2013-2014.

3. Untuk mengetahui prosedur dan tata cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh PT. Sumber Berkat Usaha Mandiri sudah sesuai dengan tarif dan ketentuan perpajakan yang berlaku ?

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Penulis :

a. Penulis diharapkan mampu mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data secara sistematis sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini serta menambah ilmu pengetahuandi bidang perpajakan, khususnya mengenai PPh Pasal 22 dan 23.

b. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu perpajakan dan akuntansi sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang dan memiliki tuntutan yang besar.

c. Penulis dapat mengetahui tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 pada PT SBUM.

2. Manfaat Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasikepada perusahaan mengenai tata cara perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 22 dan 23, sebagai alat ukur atas pelaksanaan penerapan, perhitungan, dan pemotongan PPh Pasal 22 dan 23 yang selama ini dilakukan perusahaan.

3. Manfaat Bagi Dunia Usaha

(7)

pengusaha dapat menentukan kesesuaian PPh pasal 22 dan 23 yang dipotong atau dikenakan atas penghasilan dari kegiatan usaha mereka.

4. Manfaat Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan di bidang perpajakan, khususnya untuk PPh Pasal 22 dan 23 tentang pengadaan barang dan jasa, serta sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.

1.6 Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakanjenis penelitian kuantitatif yang memerlukan adanya hipotesis dan pengujian yang kemudian akan menentukan tahapantahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan uji statistik yang yang akan digunakan. Pendekatan ini juga lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik, bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.

2. Subjek atau Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalahkegiatan penyediaan barang atau jasa atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah oleh PT SBUM.

b. Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT Sumber Berkat Usaha Mandiri yang berkantor operasional di Ruko Duta Permai/ Rhema Building, Lt.3 No.2, Jl. Raya Kalimalang, Jaka Permai, Bekasi.

3. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diteliti oleh penulis untuk mendapatkan informasi yang dicari. Data primer dalam penelitian ini adalah lewat dokumen-dokumen pajak yang diperoleh penulis dari PT SBUM. 4. Teknik Pengumpulan Data

(8)

a. Studi Perpustakaan

Studi perpustakaan adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi tambahan dari buku ilmiah, dokumen, jurnal, literatur, karangan ilmiah, atau sumber-sumber tertulis lainnya untuk memperoleh informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Penulis melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan data tentang pengertian-pengertian suatu istilah dan landasan teori dari masalah yang dibahas.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauh mana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik. Penulis juga mendapatkan data dengan melakukan analisis terhadap dokumentasi-dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian dan digunakan dalam kegiatan usaha di PT SBUM.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Dalam penyusunan skripsi ini adalah menganalisa dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitucara pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan angka-angka yang berfungsi sebagai pendukung atas analisa data dalam rangka pemecahan masalah.

Adapun teknik analisis data sebagai berikut:

a. Melakukan survey pendahuluan, untuk mengetahui kondisi perusahaan dan permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan penyediaan barang dan jasa oleh PT.SBUM.

b. Melakukan pengumpulan data, meliputi dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT SBUM.

(9)

d. Memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diolah tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan maksud memberikan gambaran secara garis besar dan menjelaskan tentang isi dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung pembahasan masalah.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan gambaran umum tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, pembahasan atas proses pengadaan barang dan jasa,perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang pemerintah oleh PT SBUM.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Dalam pelaksanaan skripsi ini diperlukan pemahaman terhadap sejumlah teori-teori untuk mendukung berbagai dasar yang dijadikan patokan dalam membangun penelitian ini, teori-teori tersebut merupakan kontribusi dari berbagai sumber dan literatur.

2.1.1 Definisi Pajak

Pajak menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian kegiatan negara tidak dapat untuk dilaksanakan. Pajak sifatnya dapat dipaksakan.

Dalam UU 1945 pasal 23(2) dinyatakan bahwa segala jenis pajak untuk keperluan negara harus berdasarkan Undang-Undang.

Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo,2013:1)

Definisi pajak menurut Djajadiningrat adalah pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Sudirman,Amiruddin,2015:2)

(11)

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo,2013:2)

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur. (Waluyo,2011:3)

2.2. Pajak Penghasilan Pasal 22

2.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22

Definisi Pajak Penghasilan Pasal 22 berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012, adalah pajak atau potongan sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lainnya.

2.2.2. Tarif PPh 22 atas Pengadaan Barang dan Jasa

(12)

2.2.3. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22

Pemungut pph pasal 22 adalah:

1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang. 2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di tingkat

pusat maupun di tingkat daerah, yang melakukan atas pembelian barang. 3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan

pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada butir 4. 4. Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Perum Badan

Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT Pertamina, Bank-bank BUMN ang melakukan pembelian barang yang dana nya bersumber dari APBN maupun non-APBN.

5. Badan usaha yang bergerak di bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh kepala kantor pelayanan pajak, atas penjualan hasil produksi di dalam negri.

6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.

7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

8. Wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah. (Mardiasno,2013: 246-247)

2.2.4. Objek Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 22

Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah: 1. Impor barang

(13)

3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang dana nya dari belanja negara atau belanja daerah

4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja dan industri otomotif

5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas.

6. Pembelian bahan bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan dari pedagang pengumpul.

7. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Yang dimaksud barang yang tergolong sangat mewah adalah:

a. Pesawat udara dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).

b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500m2 (lima ratus meter persegi).

c. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi).

d. Apartemen, kondominium dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi). e. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang

(14)

2.2.5. Perhitungan PPh 22 atas Pengadaan Barang dan Jasa

Penjualan barang kepada pemerintah yang dibayar dengan APBN/APBD. (Sudirman,Amiruddin,2015:201)

2.3. Pajak Penghasilan Pasal 23

2.3.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23

Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong pajak penghasilan pasal 21, yang dibayarkan, yang disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggaraan kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. (Mardiasmo,2013:255)

2.3.2. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23

Pemotong PPh pasal 23 adalah pihak-pihak yang membayarkan penghasilan, yang terdiri atas :

1. Badan pemerintah.

2. Subjek pajak badan dalam negeri. 3. Penyelenggara kegiatan.

4. Bentuk usaha tetap.

5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

6. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri yang telah mendapat penunjukan sari Direktur Jenderal Pajak (DJP) untuk memotong pajak Pph pasal 23, yang meliputi :

a. Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas.

(15)

b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan. (Mardiasmo,2013:255)

2.3.3. Objek Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 adalah :

1. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.

3. Royalti.

4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak penghasilan sebagaimna dimaksud dalam Pasal 21.

5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.

6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajeen, jasa konstruksi, jasa kosultan,dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. (Mardiasmo,2013:256)

2.3.4. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23

Tarif PPh pasal 23 adalah sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk pajak pertambahan nilai, atas :

Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan pasal 21. Jasa lain yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa terdiri dari : 1. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,

dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.

(16)

Dalam hal wajib pajak yang menerima dan memperoleh penghasilan tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah tidak lebih tinggi 100% (seratus persen). Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dibuktikan oeh wajib pajak, antara lain, dengan cara menunjukkan kartu Nomor Pokok Wajib Pajak. (Mardiasmo,2013:257-259)

2.3.5. Tata Cara Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

Cara menghitung PPh pasal 23 atas imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain yang telah dipotong pajak penghasilan pasal 21 sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk pajak pertambahan nilai.

PPh pasal 23 = 2% x Bruto

2.4. Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan dalam menyamakan konsep dalam penelitin ini, maka Penulis memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran dari penelitian ini.

Gambar 2.1 Model Penelitian

Dalam kerangka penelitian ini, dijelaskan atau dijabarkan bahwa konsep awal dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian perhitungan dan pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan tarif dan ketentuan pajak yang berlaku, serta bukti potong pajak yang dimiliki oleh perusahaan dan kesesuaian perhitungan pajak oleh perusahaan.

SURAT BUKTI POTONG PAJAK OLEH PERUSAHAAN

TARIF PEMOTONGAN DAN PERHITUNGAN

PAJAK OLEH PEMERINTAH

KESESUAIAN DENGAN KETENTUAN TARIF DAN

(17)

2.5. Penelitian Terdahulu

Analisis perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 dan 23 atas pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh perusahaan menjadi hal yang utama dalam penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki faktor-faktor masih berhubungan atau memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan antara lain:

1. Linda (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Sigma”. Dimana penelitian tersebut peneliti terdahulu ingin mengungkapkan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 23 yang dipotong oleh konsumen perusahaan, dengan membandingkan bukti potong yang dimiliki oleh perusahaan.serta untuk memperhitungkan apakah tarif pajak yang dikenakan oleh pihak pemotong telah sesuai ketentuan pajak yang berlaku atau tidak.

2. Paramitha (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penghitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Citra Sari Makmur”. Penelitin dilakukan dengan menganalisis pemotongan PPh Pasal 23 untuk tahun pajak 2011 pada PT Citra Sari Makmur. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah perusahaan telah melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan hasil penelitian bahwa secara material, perusahaan tersebut telah menerapkan pemotongan PPh Pasal 23 sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.

(18)

perhitungan pemotongan atas pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan perpajakan yang ada dan berlaku.

2.6. Hipotesis

Berdasarkan berbagai landasan teoritis dan penelitian terdahulu di atas,maka penulis membuat hipotesis alternatif penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ho = Tidak ada perbedaan antara perhitungan dan pemotongan pajak antara pemerintah dengan PT SBUM.

(19)

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Mardiasmo. (2013). Perpajakan, Edisi revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

Waluy. (2013). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Sudirman, Rismawati dan Amiruddin, Antong. (2015). Perpajakan Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta. 42 Media.

Undang-Undang No.27 tahun 2007.

UU 1945 pasal 23(2).

Undang-Undang Nomor 70 Tahun 2012.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012

Skripsi :

Simamora, Lelytah (2010) “Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Navrilia, Paramitha Wistia (2012) “Analisis Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Citra Sari Makmur”.

Tanumihardja, Linda (2011) “Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT Sigma”.

http://www.ditkeu.itb.ac.id/wp/wp-content/uploads/2014/02/Bendahara-Pemerintah-PPh-222342PPN.pdf. (Januari 2015, 10)

http://www.pajak.go.id/sites/default/files/gzme2014.pdf(Januari 2015,10)

(20)

JADWAL PELAKSANAAN

No

. Kegiatan

2015 2016

Des Ja n

Fe b

Ma r

Ap r

Me i

Ju n Jul

1. Konsultasi judul skripsi 2. Penyusunan proposal skripsi 3. Penyerahan proposal skripsi 4. Pengumuman proposal disetujui 5. Pengumpulan data penelitian

6. Pembuatan dan penyusunan skripsi

(21)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Lilyanti Margareth

Nomor Induk Mahasiswa : 2012100238

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Maret 1994

Alamat : Jl. Pelangi 2 blok e/9, Bekasi Selatan. Nomor Telepon : 085287524880

Alamat Email : lilymargareth26@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

 Formal

2012 – sekarang : Program Sarjana (S-1) Akuntansi Kalbis Institute Jakarta 2009 – 2012 : SMA Mahanaim Bekasi

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Abadi, dkk (2013) bahwa 68% subjek melaporkan motivasinya menggunakan media sosial adalah untuk mengembangkan hubungan

Berbagai aktivitas ekonomi seperti menambang pasir, batu, dan aneka bahan material bangunan yang rutin dilakukan warga sekitar membawa dampak ekonomi yang dapat membantu

Kemajuan yang dicapai pada masa al walid itu, telah mrmberi dukungan besar untuk  Kemajuan yang dicapai pada masa al walid itu, telah mrmberi dukungan besar untuk 

Berdasarkan hasil review literatur yang dilakukan pada Tabel 1 dan Tabel 2, maka kebaruan dari penelitian ini adalah penggunaan mikro selulosa bakteri sebagai penguat

Hasil penelitian menyimpulkan (1) Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel economic value added , tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan “Kotpi Plus” berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang tongkol dan berat tongkol dengan kelobot

Dalam penelitian dan penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah mendapat bimbingan dan dukungan yang besar dari berbagai pihak, baik dalam hal materi, spiritual, informasi,

Nilai signifikansi hasil analisis komparatif indikator pada variabel faktor eksternal antara pendamping Kabupaten Jembrana dan Klungkung lebih besar dari alfa 10