• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (PT.TANI PRIMA MAKMUR) TERHADAP KONDISI SOSIAL

EKONOMI KARYAWAN DI DESA MENDIKONU KECAMATAN AMONGGEDO KABUPATEN KONAWE

Hikmal Said1)

, Lukman Yunus

2)

, Wa Ode Yusria

3) 1

Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO

ABSTRACT

Hikmal Said (D1A1 12 051), "The Influence of Existence of Oil Palm Plantation (PT Tani Prima Makmur) Against Socio-Economic Condition of Employees in Mendikonu Village Amonggedo Sub-district of Konawe Regency." Lukman Yunus, as Supervisor I and Wa Ode Yusria, as Supervisor II.

This study aims to determine the socio-economic conditions of employees after the establishment of oil palm plantation company (PT Tani Prima Makmur) in Mendikonu Village Amonggedo District Konawe District. This research was conducted in Mendikonu Village, Amonggedo Sub-District, Konawe District. The population in this research is the people who work as employees in oil palm plantation companies. Determination of the sample in this study was conducted by using the census method, which took as many as 43 families, who entered work as employees in oil palm plantation companies. The census method is characterized by the consideration that the entire population is taken as a sample of the study if the total population is less than 50 persons.

The results of this study show that: the influence of oil palm plantation companies on the socio-economic life of employees is very positive effect. It is said to have a positive effect because in view of the existence of oil palm plantations can improve good social relations in the midst of community life, the establishment of cooperation in fruit harvesting and with the existence of these mining activities can also help the cost of education of children, helping employees in own facilities, and open business opportunities for local communities. In addition to social influences also affect the economic life where the income of the people who work as local employees, especially those who work as oil palm fruit harvesters on average increased to, Rp.1.981.370 per month, while the employees working as the average foreman increased to become Rp.2.340.000 per month.

(2)

PENDAHULUAN

Negara berkembang seperti Indonesia sumbangan sektor pertanian

selalu menduduki posisi yang sangat vital, sehingga sektor pertanian diletakkan

sebagai andalan pembangunan nasional yang didukung oleh unsur-unsur

kekuatan yang dimiliki. Pembangunan senantiasa berkembang sejalan dengan

perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan, pembangunan pertanian

memiliki arti penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

sekaligus meningkatkan taraf hidup petani. Perubahan yang dibawa

pembangunan merupakan perubahan yang direncanakan dan dikehendaki,

setidaknya pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat

yang terwujud dalam keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang

diambil oleh pemerintah.

Selain itu di Indonesia, perusahaan perkebunan kelapa sawit menjadi

salah satu sektor utama dalam tatanan ekonomi. perusahaan perkebunan

kelapa sawit dalam banyak kasus memiliki posisi dominan dalam

pembangunan sosial ekonomi. Sektor perkebunan ini berdampak sangat

signifikan dalam arti positif maupun negatif. Dalam dampak positif yaitu sektor

perkebunan ini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),

menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan ekonomi dan

(3)

politik dan budaya yang ditimbulkan sektor industri ini pun sangat luar biasa.

Hal itu terjadi karena pemerintah tidak memiliki strategi jitu untuk

menyelamatkan kepentingan pelestarian hidup dan kepentingan penduduk lokal

(Usman, 2014).

Keberadaan sektor perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha

jangka panjang dan salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

kontribusinya dalam perekonomian yang berasal dari sub-sektor perkebunan.

Kelapa sawit merupakan komoditi penting dalam mendorong perekonomian

Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe, sebagai

penghasilan devisa negara dan salah satu komoditi yang memberikan

sumbangan yang sangat berarti dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tumbuhnya kawasan sektor perkebunan tidak menutup kemungkinan

terjadinya perubahan-perubahan di berbagai sisi kehidupan baik perubahan

kondisi alamnya maupun perubahan nilai-nilai kehidupannya. Keberadaan

perkebunan memberikan lapangan kerja, meratakan kesempatan usaha,

mempertinggi kesempatan usaha, mempertinggi kesempatan pemanfaatan

sumber daya manusia dan mempercepat laju pembangunan dikawasan

perkebunan tersebut. Baik bagi masyarakat setempat maupun bagi masyarakat

diluar daerah sehingga menimbulkan perubahan penduduk yang sangat pesat

(4)

Pembangunan Perkebunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda

terhadap ekonomi wilayah, terutama sekali dalam menciptakan kesempatan dan

peluang kerja. Pembangunan perkebunan kelapa sawit ini telah memberikan

manfaat, sehingga dapat memperluas daya penyebaran pada masyarakat

sekitarnya. Semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit, semakin terasa

dampaknya terhadap tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan

sektor turunannya. Dampak tersebut dapat dilihat dari peningkatan pendapatan

masyarakat petani, sehingga meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan,

baik untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder.

Peluang-peluang agribisnis yang tercipta akan menimbulkan stimulan

terhadap investasi dibidang agribisnis, yang diikuti dengan berdirinya

perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Berdirinya perusahaan-perusahaan di suatu daerah tertentu akan berpengaruh

secara makro terhadap kondisi perekonomian nasional serta memiliki dampak

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan-perusahaan

itu didirikan.

Data investasi kelapa sawit dari Dinas Pertanian Konawe menyebutkan

10 perusahaan swasta bidang perkebunan sawit di Konawe sudah mendapat

HGU dan IUP dengan lokasi usaha perkebunan berbeda. Untuk lebih jelasnya

(5)

Tabel 1. Perusahaan Swasta Di Konawe yang Sudah Mempunyai HGU dan IUP, Pada Tahun 2017.

No Nama perusahaan Luas izin (Ha) IUP

1. PT. Surya Jaya Agrindo Pratama PT. Sumber Alam Karya Semesta PT. Alam Semesta Abadi Ket : - (Belum Memperpanjang)

Berdasarkan info pada Tabel diatas, berdirinya PT. Tani Prima Makmur

sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di

Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, tentu memiliki pengaruh

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat disekitar lokasi perkebunan PT.

Tani Prima Makmur tersebut. Dimana jumlah karyawan yang bekerja pada

perusahaan kelapa sawit sebanyak 215 orang dan 43 diantaranya dari Desa

Mendikonu. Perubahan yang terjadi akibat berdirinya perkebunan kelapa sawit

akan menimbulkan hal-hal positif atau sebaliknya, akan menimbulkan hal-hal

negatif yang justru merugikan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti bermaksud mengangkat penelitian yang berjudul “Pengaruh

(6)

Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan di Desa Mendikonu Kecamatan

Amonggedo Kabupaten Konawe.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Mendikonu Kecamatan

Amonggedo Kabupaten Konawe. Berlangsung pada bulan Agustus sampai

Oktober 2017. Penetapan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa, di Desa

Mendikonu Kecamatan Amonggedo merupakan salah satu daerah sentra

pengembangan usahatani kelapa sawit di Kabupaten Konawe dan sebanyak 43

KK bekerja sebagai karyawan di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan metode sensus,

yakni mengambil sebanyak 43 KK, yang masuk bekerja sebagai karyawan di

perusahaan perkebunan kelapa sawit. Metode sensus yaitu dicirikan dengan

pertimbangan bahwa pengambilan seluruh populasi sebagai sampel penelitian

apabila jumlah populasi kurang dari 50 orang (Rianse dan Abdi, 2009).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data

primer dan data sekunder :

1. data primer merupakan data yang diperoleh dari sejumlah karyawan

penelitian melalui wawancara langsung terhadap karyawan. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui secara mendalam informasi yang diperlukan.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau

(7)

tersaji dalam bentuk tabel, grafik, internet, data dari peneliti sebelumnya,

lembaga pemerintah, lembaga swasta dan lain sebagainya yang relevan dengan

permasalahan penelitian ini.

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis mengadakan penelitian

langsung dilapangan dengan menggunakan metode :

a. Studi pustaka

Studi pustaka (library study), yaitu melakukan penelusuran pustaka

dengan mengkaji sumber-sumber pustaka atau dokumentasi tertulis seperti

kepustakaan konseptual berupa buku-buku yang ditulis oleh para ahli, yang

memberikan pendapat, penalaran, teori-teori atau ide-ide relevan dengan

permasalahan peneliti.

b. Studi lapangan

1. Observasi (pengamatan), yaitu metode yang ditempuh dengan

mengamati secara langsung obyek peneliti mengenai kondisi sosial ekonomi

karyawan setelah masuk bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit (PT.

Tani Prima Makmur), sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan

data.

2. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada

karyawan. Wawancara terus dilakukan selama berlangsungnya penelitian

(8)

pengetahuan dengan kata lain karyawan yang memberikan informasi tidak

ditemukan lagi data baru. Adapun yang menjadi fokus wawancara adalah

mengenai kondisi sosial ekonomi karyawan setelah masuk bekerja di

perusahaan perkebunan kelapa sawit (PT. Tani Prima Makmur)

3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bukti

dan keterangan mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, gambar, dan

lain sebagainya, selama penelitian sedang berlangsung.

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Identitas responden : umur, pendidikan, kesehatan, interaksi sosial, dan

jumlah tanggungan keluarga

2. Pendapatan kepala keluarga/responden dalam bekerja di perusahaan

perkebunan kelapa sawit

3. Peluang usaha, meliputi usaha kios sembako dan penjualan bensin

eceran

4. Fasilitas yang dimiliki, meliputi kepemilikan kendaraan bermotor

Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam

penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Tujuan dari penelitian

(9)

identifikasi masalah penelitian. Langkah-langkah atau cara kerja deskriptif

kualitatif tersebut adalah sebagai berikut. Perumusan masalah, menentukan

jenis informasi yang diperlukan, menentukan prosedur pengumpulan data,

menentukan prosedur pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan

penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wlayah Letak dan Batas Wilayah

Desa Mendikonu merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Amonggedo Kabupaten Konawe yang terletak 2,5 km2 dari Ibukota Kecamatan,

dan 31,6 km2 dari Ibukota Kabupaten Konawe dengan luas wilayah 1.562 Ha

dimana 341 Ha merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit (BPS, 2017). Desa

Mendikonu Memiliki batasan wilayah sebagi berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Lindung

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Lahumbuti

c. Sebalah Utara berbatasan dengan Kelurahan Amonggedo Baru

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Amonggedo

Keadaan Iklim dan Topografi

Secara umum keadaan iklim di Desa Mendikonu Kecamatan

(10)

lain yang ada di Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis iklim dalam

setahun merupakan sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia

khususnya di Desa Mendikonu. Dua jenis musim yang dimaksud adalah musin

penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya terjadi pada

bulan April sampai dengan bulan Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada

bulan Juli sampai bulan Oktober dan sedangkan musim penghujan dan musim

kemarau terjadi pada bulan November sampai bulan Maret. Kedua musim ini

sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa Mendikonu. Sementara itu,

Desa Mendikonu berada pada ketinggian pada 34 m di atas permukaan laut.

Dengan suhu kelembapan 15 ºC dan Suhu Rata-rata Harian 20 – 30 ºC.

Sehingga kondisi tersebut sangat cocok dengan perkebunan kelapa sawit.

Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Berdasarkan catatatan terakhir di Desa Mendikonu diketahui jumlah

penduduk pada tahun 2017 berjumlah 789 jiwa, meliputi 404 jiwa laki-laki dan

385 jiwa perempuan. Keadaan umur berdasarkan golongan umur di Desa

Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe tahun 2017 dapat

(11)

Tabel 2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Jiwa Presentase (%)

1. 2. 3.

0-16 17-55 >56

321 409 59

41 52 7

Jumlah 789 100%

Profil Desa Mendikonu, 2017

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berada pada usia

tergolong usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang

berusia muda dan berusia lanjut, ini menunjukan bahwa produksi tenaga kerja

usia produktif cukup memadai dalam menjalankan usaha. Produktif dan tidak

produktifnya umur seseorang tentunya akan mempengaruhi terhadap

kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang

dengan usia yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis

dalam bertindak dibandingkan dengan usia yang tidak produktif.

Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Mendikonu sangat bervariasi, namun

sebagian besar berprofesi sebagai petani. Untuk mengetahui keadaan penduduk

(12)

Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) Presentase (%)

1.

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar dari masyarakat yang termaksud

angkatan karja Desa Mendikonu memiliki mata pencaharian sebagai petani

yaitu 145 orang atau 55%. Berdasarkan jumlah penduduk yang sebagian besar

petani maka pemanfaatan sumberdaya alam khususnya disektor pertanian

dijadikan sebagai mata pencaharian utama masyarakat setempat. Adapun petani

yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu petani padi sawah, jagung dan

sayuran.

Selain bermata pencaharian sebagai petani juga yang diprofesikan

masyarakat setempat yaitu Wiraswasta dengan jumlah 53 orang atau 20%.

Wiraswasta yang dimaksud adalah masyarakat yang berprofesi sebagai

penjahit, tukang cukur, tukang kayu dan lain-lain. Mata pencaharian selanjutnya

(13)

sawit dengan jumlah presentasi 43 orang atau 16%. Kemudian mata

pencaharian selanjutnya adalah PNS dengan jumlah 24 orang atau 9%.

Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kondisi masyarakat Desa Mendikonu ditinjau dari tingkat pendidikan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe Pada Tahun 2017.

No Indikator Jumlah Presentaase (%)

1.

memiliki tingkat pendidikan yang cukup, dimana untuk mengambil tindakan

mampu berpikir bijak dan rasional dalam melakukan aktifitasnya dan

menjalankan usaha masyarakatnya.

Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang ada di Desa Mendikonu merupakan

penunjang yang sangat penting bagi masyarkat dalam melakukan suatu usaha

(14)

ekonomi masyarakatnya meliputi: sarana pendidikan, lembaga komunikasi,

sarana kesehatan, serta sarana perekonomian. Sarana ini telah memberikan

kontribusi yang sangat berarti dalam memenuhi kebutuhannya yang akan

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Keadaan Sarana dan Prasarana Di Desa Mendikonu, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1.

Profil Desa Mendikonu, 2017

Pada Tabel 5 menunjukkan keberadaan sarana dan prasarana Di Desa

Mendikonu, dimana kepemilikan sarana dan prasarana masih tergolong cukup

kecil. Hal ini dapat dilihat pada Tabel diatas dimana di Desa Mendikonu hanya

memiliki dua unit sarana pendidikan yaitu TK dan pondok pesantren, satu unit

Masjid, satu unit Balai Desa, satu unit Lapangan Bola, satu unit Posyandu, satu

(15)

pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana guna menunjang

kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya.

PEMBAHASAN

Profil Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tani Prima Makmur

PT. Tani Prima Makmur merupakan salah satu perusahaan perkebunan

kelapa sawit yang besar, diantara 10 perusahaan swasta bidang perkebunan

kelapa sawit yang berada di Konawe. Dengan luas area perkebunan sekitar

19.500 Ha, tersebar di antara Kecamatan Anggaberi, Amonggedo, Abuki,

Meluhu, dan Bondoala. Di Kecamatan Amonggedo sendiri, perusahaan

perkebunan kelapa sawit (PT. Tani Prima Makmur) mulai masuk dan dikelolah

perusahaan pada tahun 2010 hingga sekarang ini dengan izin usaha perusahaan

yang diberikan sebanyak 30 tahun.

Dengan nama estate Konawe’eha dan terbagi menjadi enam afdeling

diantaranya Afdeling Sambasule, Afdeling Amonggedo, Afdeling Matabura,

Afdeling Bondoala, Afdeling Sampara, dan Afdeling Woerahi. Dengan luas area

perkebunan yang digunakan saat ini mencapai 1.749 hektar dan memiliki

jumlah karyawan tetap dan harian sebanyak 215 orang.

Identitas Karyawan Umur Karyawan

Soeharjo dan Patong (Sirajudin 2012), mengelompokan umur

(16)

keatas dikategorikan umur non produktif. Keadaan umur karyawan di Desa

Mendikonu dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Keadaan Umur Karyawan, Tahun 2018.

No. Umur (Tahun) Jumlah Karyawan Presentase (%)

1.

Data Primer Setelah Diolah 2018

Tabel 6 menunjukkan bahwa semua karyawan dalam penelitian ini

adalah berada pada tingkat umur produktif dengan total presentase 100%. Atau

dengan kata lain tidak ada karyawan yang berumur < 15 tahun atau > 55 tahun.

Hal ini berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan karyawan dikatakan

(17)

Keadaan Kesehatan Karyawan

Adapun gangguan kesehatan yang sering dialami karyawan dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Jenis Penyakit yang Dialami Karyawan, Tahun 2018.

No Jenis Penyakit Karyawan Presentase (%)

1. 2. 3. 4.

Demam

Sakit pinggang/badan Sakit Kepala

Lain-lain

9 29 3 2

21 67 7 5

Jumlah 43 100%

Data Primer Setelah Diolah 2018

Berdasarkan Tabel 7, dapat dikatakan bahwa keadaan kesehatan atau

gangguan kesehatan masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan perusahaan

perkebunan kelapa sawit yang banyak adalah sakit pinggang/badan dengan

jumlah presentase 67% atau sebanyak 29 orang, yang mengalami jenis penyakit

demam 21% atau 9 orang, sakit kepala 7% atau 3 orang, sedangkan yang

mengalami jenis penyakit lain dengan jumlah presentase 5% atau 2 orang.

Tingkat Pendidikan Formal Karyawan

Adapun mengenai pengaruh adanya perusahaan perkebunan kelapa

(18)

No. Tingkat pendidikan Karyawan Presentase (%) 1.

2. 3.

SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat

3 17 23

7 40 53

Jumlah 43 100%

Data Primer Setelah Diolah 2018

Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa pendidikan formal karyawan

memiliki tingkat pendidikan formal yang berbeda-beda. Dengan hasil

presentase karyawan yang menempuh pendidikan sampai dengan tingkat

sekolah dasar atau sederajat dengan presentase 7% atau 3 orang dan yang

menempuh ditingkat SMP dengan jumlah 17 orang atau 40%, sedangkan yang

memiliki pendidikan baik yaitu tingkat SMA dengan jumlah presentase 53%

atau sebanyak 23 orang. Berdasarkan penelitian ini, tingkat pendidikan formal

karyawan yang dominan pada tingkat SMA. Sehingga dapat dikatakan bahwa

karyawan yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di

Desa Mendikonu telah memenuhi pengetahuan atau pendidikan yang cukup

sehingga untuk mengambil keputusan dan tindakan dalam mengembangkan

usahanya lebih mudah.

Jumlah Tanggungan Keluarga Karyawan

Soeharjo dan Patong (Sirajudin 2012), mengatakan apabila terdapat 1-4

jiwa jumlah tanggungan keluarga dikategorikan sebagai keluarga kecil,

sedangkan jumlah tanggungan keluarga > 4 jiwa dikategorikan sebagai keluarga

(19)

Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Karyawan, Tahun 2018.

No. Jumlah tanggungan Keluarga Karyawan Presetase (%)

1.

Data Primer Setelah Diolah 2018

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan untuk masing-masing

karyawan lebih dominan dikategorikan keluarga kecil dengan jumlah presentase

93% atau 40 karyawan, sedangkan yang dikatakan keluarga besar dengan

jumlah presentase yaitu 7 % atau 3 karyawan.

Pengalaman Bekerja

Gambaran mengenai pengalaman karyawan dalam bekerja dapat dilihat

pada Tabel berikut.

Tabel 10. Pengalaman Karyawan dalam Bekerja, Tahun 2018.

No. Kategori Karyawan Presentase (%)

1.

2. Cukup berpengalaman (<5)Berpengalaman(5-10) 637 1486

Jumlah 43 100%

Data Primer Setelah Diolah 2018

Tabel 10 menunjukkan bahwa masyarakat yang berprofesi sebagai

karyawan di perusahaan perkebunan kelapa sawit Desa Mendikonu dikatakan

telah berpengalaman (lebih dari 5 tahun) atau dengan jumlah presentase 86%,

(20)

presentase 14% atau sebanyak 6 orang. Maka dapat dikatakan bahwa karyawan

dalam penelitian ini yang dominan adalah berpengalaman.

Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan Hubungan Interaksi Sosial Karyawan

Interaksi sosial antara karyawan dan pihak perusahaan maupun dengan

sesama karyawan dikatakan tidak pernah terjadi konflik karena dilihat dari

pernyataan karyawan sebanyak 43 orang atau 100%. Hal ini terjadi karena

adanya kesepakatan dan kerjasama antara karyawan dan pihak perusahaan,

dimana karyawan perkebunan kelapa sawit diberikan wewenang untuk bisa

memberikan saran atau masukan yang bersifat membangun kepada perusahaan

apabila ada salah satu karyawan yang tidak menyukai keputusan atau target

kerja yang diberikan oleh pihak perusahaan.

Selain itu, karyawan juga tidak lupa akan kegiatan sosial yang ada di

desa. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di perusahaan perkebunan kelapa

sawit, masyarakat di desa ini khususnya yang berprofesi sebagai karyawan

tidak merubah hubungan sosial masyarakat dengan pemerintah setempat guna

keteribatan dalam kegiatan sosial desa, dalam hal ini pemilihan umum,

pemilihan kepala desa, musyawarah pembangunan dan gotong royong.

(21)

Pendapatan karyawan masyarakat Desa Mendikonu menunjukan jauh

lebih meningkat dibandingkan pendapatan sebelum adanya perusahaan

perkebunan kelapa sawit. Kalau sebelumnya karyawan hanya bekerja sebagai

petani kebun yang dimana penghasilan mereka hanya berkisar Rp.

300.000-500.000 yang didapat, namun setelah adanya perusahaan perkebunan kelapa

sawit, pendapatan karyawan setempat yang khususnya berprofesi sebagai

pemanen buah kelapa sawit rata-rata meningkat menjadi, Rp. 1.981.370 per

bulan, sedangkan karyawan yang bekerja sebagai mandor rata-rata meningkat

menjadi, Rp. 2.340.000 per bulan.

Fasilitas yang Dimiliki

Penggunaan alat-alat moderen di Desa Mendikonu saat ini telah

menjamur dan merupakan kebutuhan yang penting bagi penunjang kehidupan

masyarakat, hal ini berdasarkan pernyataan karyawan sebanyak 43 orang

dimana masing-masing telah memiliki kendaran roda dua dalam hal ini sepeda

motor, sehingga lebih memudahkan mereka dalam mencari nafkah untuk

kebutuhan dirinya dan keluarganya. Selain itu karyawan juga sudah mempunyai

kemampuan dalam membeli barang elektronik lainnya seperti mesin cuci,

kulkas, ricecooker, dispenser, dan lainnya yang berguna untuk mempermudah

pekerjaan rumah tangga.

(22)

Kehadiran usaha perkebunan kelapa sawit membuka dan memberikan

peluang usaha bagi masyarakat setempat yang menjadi karyawan maupun

masyarakat disekitar perusahaan, khususnya masyarakat di Desa Mendikonu.

Selain faktor adanya penyerapan tenaga kerja juga meningkatkan penghasilan

bagi masyarakat setempat yang memiliki usaha kecil maupun usaha besar

seperti mendirikan kios sembako, penjualan bensin eceran, dan pulsa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Dampak Keberadaan Perkebunan

Kelapa Sawit (PT. Tani Prima Makmur) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Karyawan Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe”.

dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara sosial, adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Desa

Mendikonu dapat dikatakan memiliki pengaruh positif karena ditinjau dari

adanya perkebunan kelapa sawit tersebut dapat meningkatkan hubungan

interaksi sosial yang baik ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat,

terbentuknya kerjasama antar karyawan maupun kepada pihak perusahaan

dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, serta dengan adanya kegiatan

perkebunan kelapa sawit ini pula dapat meringankan biaya pendidikan keluarga,

menambah kepemilikan berbagai fasilitas serta membuka peluang usaha bagi

(23)

karyawan. Dimana sebanyak 29 orang mengalami sakit pinggang akibat

memanen dan mengangkat buah. Tapi ini bukanlah suatu masalah, karena bagi

karyawan setempat sakit pinggang adalah penyakit biasa yang dialami

seseorang apabila melakukan pekerjaan.

2. Secara ekonomi juga berpengaruh pada kehidupan karyawan yang bekerja

pada perkebunan kelapa sawit, dimana untuk karyawan yang berprofesi sebagai

pemanen buah kelapa sawit rata-rata meningkat menjadi, Rp. 1.981.370 per

bulan, sedangkan karyawan yang bekerja sebagai mandor rata-rata meningkat

menjadi, Rp. 2.340.000 per bulan.

SARAN

Beberapa hal yang dapat disarankan dalam hasil penelitian ini adalah

1. Dengan melihat adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di

Desa Mendikonu, diharapakan pihak pemerintah untuk terus membantu dan

mendampingi masyarakat setempat, khususnya masyarakat yang bekerja

sebagai karyawan di perusahaan kelapa sawit, agar lebih memperhatikan

kesejahteraan karyawan terutama pada kesehatan.

2. Bagi masyarakat yang bekerja sebagai karyawan, diharapkan untuk terus

memperhatikan pendidikan anak-anaknya untuk masa depan kelak dan tidak

memutuskan mata pencaharian yang sebelumnya bertani, agar memenuhi

(24)

3. Bagi pihak perusahaan PT. Tani Prima Makmur diharapkan dapat memenuhi

fasilitas kerja yang lebih baik kepada karyawan dalam bekerja sehingga dapat

sedikit meringankan beban kerja, dan dalam pengelolaan perkebunan kelapa

sawit agar dapat memperhatikan dan menerapakan prinsip pengelolaan yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sehingga tidak merusak kehidupan

sosial ekonomi pada masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 1994. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Jaya.

Bintaro, R. dalam Muharomi, 2009. Skripsi: Perubahan Status Kepemilikan

Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa : UNPAD.

Darwis, Ichksan. 2015. Dampak Keberadaan Perusahaan Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Desa Bulu Mario,

Kabupaten Mamuju Utara. Skipsi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Hasanuddin. Makassar.

ediusman92.blogspot.com/2014/03/proposal-penelitian-dampak

berdirinya.html. diakses pada tanggal 11 februari 2015, pukul 19.26 wita.

Gerungan, 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.

Jaya, W. A. 2017. Dampak Keberadaan Perusahaan Kelapa Sawit PT. Merbaujaya Indahraya Group Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa

Laeya, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Program

Studi Imu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Liang. 2016. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Skripsi, di download dari

(25)

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Nurmanaf, 1988. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Sawah di

Pedesaan Jawa Barat Prosiding Perubahan Ekonomi Pedesaan Menjadi Ekonomi Berimbang. Bogor: Pusat Penelitian Agro Ekonomi.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

424 hal.

Peraturan pemerintah No.14 tahun 1994. tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan. Mentri Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012. Tentang Izin Lingkungan.

Poerwadaminta, 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Objek Wisata Laut. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Halu Oleo. Kendari.

Rahardi, dkk. 1993. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Rianse dan Abdi, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan

Aplikasi) Alfabeta. Bandung.

Rony, dkk. 2011. Dampak Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perubahan Budaya Masyarakat Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh,

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Bahan Ajar Jurusan

Agribisnis. Universitas Jambi: Fakultas Pertanian.

Rusmawardi, 2007. Dampak Berdirinya Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis

Guineensis Jack) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Desa Kabuau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kota waringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah). Skripsi. Universitas Palangkaraya: Fakultas Pertanian.

Sajogyo, Pudjiwati. (1985). Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Etasa Dinamika.

(26)

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora henry, 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta. PT. Bumi

Aksara.

Sirajudin, 2012. Studi Perbandingan Pendapatan Pedagang Ikan Keliling Sebelum dan Sesudah Adanya Pertambangan Emas Di Desa Bambaeya

Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana. Skripsi Sarjana

Fakultas Pertanian Univesrsitas Halu Oleo, Kendari.

Soedharto, 2000. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Soemartono, Gatot P. 2011. Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar

Grafika.

Soemitro,1986. Perpajakan Ekonomi Edisi II. Eresco, Bandung.

Sumardi, M., dalam Yerikho, J. 2007. Hubungan Tingkat Pendapatan

Keluarga dengan Pendidikan Anak. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI. Bandung.

Gambar

Tabel 1. Perusahaan Swasta Di Konawe yang Sudah Mempunyai HGU dan
Tabel 2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Di Desa MendikonuKecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.
Tabel  3.  Keadaan  Penduduk  Berdasarkan  Mata  Pencaharian  Di  Desa
Tabel  4.  Keadaan  Penduduk  Berdasarkan  Tingkat  Pendidikan,  Di  DesaMendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe Pada Tahun2017.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Media informasi sarana umum di kota Depok yang akan dibuat merupakan sebuah tampilan peta dari kota Depok mulai dari Kecamatan sampai dengan kelurahan yang ada di Depok. Dari

Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap motivasi Dokter Gigi Muda dalam kontrol infeksi dengan kekuatan hubungan lemah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SD 2 Panjunan Kudus dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Make a Match berbantuan media kartu

chrysosporium pada media PDA dan sludge kertas serta menentukan tingkat degradasi dan laju dekomposisi sludge kertas sebagai pengaruh dari lama inkubasi jamur.. Penelitian ini

Pembantu Dekan 1 meneruskan permohonan secara kolektif dan terdata peserta persyaratanya kepada pembantu rektor bidang kemahasiswaan dan kemitraan, yang seterusnya diproses

Tumimbal lahir atau punarbhava yang disebut juga penerusan (patisandhi) bukan perpindahan roh karena dalam agama Buddha tidak mengenal roh yang kekal dan berpindah.. Dalam agama

Keterlibatan kaum perempuan dalam bidang sosial baik melalui kegiatan rutin yang diprogramkan oleh lembaga sosial maupun kegiatan yang sifatnya spontan yang seringkali