PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (PT.TANI PRIMA MAKMUR) TERHADAP KONDISI SOSIAL
EKONOMI KARYAWAN DI DESA MENDIKONU KECAMATAN AMONGGEDO KABUPATEN KONAWE
Hikmal Said1)
, Lukman Yunus
2), Wa Ode Yusria
3) 1Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO
ABSTRACT
Hikmal Said (D1A1 12 051), "The Influence of Existence of Oil Palm Plantation (PT Tani Prima Makmur) Against Socio-Economic Condition of Employees in Mendikonu Village Amonggedo Sub-district of Konawe Regency." Lukman Yunus, as Supervisor I and Wa Ode Yusria, as Supervisor II.
This study aims to determine the socio-economic conditions of employees after the establishment of oil palm plantation company (PT Tani Prima Makmur) in Mendikonu Village Amonggedo District Konawe District. This research was conducted in Mendikonu Village, Amonggedo Sub-District, Konawe District. The population in this research is the people who work as employees in oil palm plantation companies. Determination of the sample in this study was conducted by using the census method, which took as many as 43 families, who entered work as employees in oil palm plantation companies. The census method is characterized by the consideration that the entire population is taken as a sample of the study if the total population is less than 50 persons.
The results of this study show that: the influence of oil palm plantation companies on the socio-economic life of employees is very positive effect. It is said to have a positive effect because in view of the existence of oil palm plantations can improve good social relations in the midst of community life, the establishment of cooperation in fruit harvesting and with the existence of these mining activities can also help the cost of education of children, helping employees in own facilities, and open business opportunities for local communities. In addition to social influences also affect the economic life where the income of the people who work as local employees, especially those who work as oil palm fruit harvesters on average increased to, Rp.1.981.370 per month, while the employees working as the average foreman increased to become Rp.2.340.000 per month.
PENDAHULUAN
Negara berkembang seperti Indonesia sumbangan sektor pertanian
selalu menduduki posisi yang sangat vital, sehingga sektor pertanian diletakkan
sebagai andalan pembangunan nasional yang didukung oleh unsur-unsur
kekuatan yang dimiliki. Pembangunan senantiasa berkembang sejalan dengan
perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan, pembangunan pertanian
memiliki arti penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
sekaligus meningkatkan taraf hidup petani. Perubahan yang dibawa
pembangunan merupakan perubahan yang direncanakan dan dikehendaki,
setidaknya pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat
yang terwujud dalam keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh pemerintah.
Selain itu di Indonesia, perusahaan perkebunan kelapa sawit menjadi
salah satu sektor utama dalam tatanan ekonomi. perusahaan perkebunan
kelapa sawit dalam banyak kasus memiliki posisi dominan dalam
pembangunan sosial ekonomi. Sektor perkebunan ini berdampak sangat
signifikan dalam arti positif maupun negatif. Dalam dampak positif yaitu sektor
perkebunan ini mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan ekonomi dan
politik dan budaya yang ditimbulkan sektor industri ini pun sangat luar biasa.
Hal itu terjadi karena pemerintah tidak memiliki strategi jitu untuk
menyelamatkan kepentingan pelestarian hidup dan kepentingan penduduk lokal
(Usman, 2014).
Keberadaan sektor perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha
jangka panjang dan salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan
kontribusinya dalam perekonomian yang berasal dari sub-sektor perkebunan.
Kelapa sawit merupakan komoditi penting dalam mendorong perekonomian
Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe, sebagai
penghasilan devisa negara dan salah satu komoditi yang memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tumbuhnya kawasan sektor perkebunan tidak menutup kemungkinan
terjadinya perubahan-perubahan di berbagai sisi kehidupan baik perubahan
kondisi alamnya maupun perubahan nilai-nilai kehidupannya. Keberadaan
perkebunan memberikan lapangan kerja, meratakan kesempatan usaha,
mempertinggi kesempatan usaha, mempertinggi kesempatan pemanfaatan
sumber daya manusia dan mempercepat laju pembangunan dikawasan
perkebunan tersebut. Baik bagi masyarakat setempat maupun bagi masyarakat
diluar daerah sehingga menimbulkan perubahan penduduk yang sangat pesat
Pembangunan Perkebunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda
terhadap ekonomi wilayah, terutama sekali dalam menciptakan kesempatan dan
peluang kerja. Pembangunan perkebunan kelapa sawit ini telah memberikan
manfaat, sehingga dapat memperluas daya penyebaran pada masyarakat
sekitarnya. Semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit, semakin terasa
dampaknya terhadap tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan
sektor turunannya. Dampak tersebut dapat dilihat dari peningkatan pendapatan
masyarakat petani, sehingga meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan,
baik untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder.
Peluang-peluang agribisnis yang tercipta akan menimbulkan stimulan
terhadap investasi dibidang agribisnis, yang diikuti dengan berdirinya
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Berdirinya perusahaan-perusahaan di suatu daerah tertentu akan berpengaruh
secara makro terhadap kondisi perekonomian nasional serta memiliki dampak
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan-perusahaan
itu didirikan.
Data investasi kelapa sawit dari Dinas Pertanian Konawe menyebutkan
10 perusahaan swasta bidang perkebunan sawit di Konawe sudah mendapat
HGU dan IUP dengan lokasi usaha perkebunan berbeda. Untuk lebih jelasnya
Tabel 1. Perusahaan Swasta Di Konawe yang Sudah Mempunyai HGU dan IUP, Pada Tahun 2017.
No Nama perusahaan Luas izin (Ha) IUP
1. PT. Surya Jaya Agrindo Pratama PT. Sumber Alam Karya Semesta PT. Alam Semesta Abadi Ket : - (Belum Memperpanjang)
Berdasarkan info pada Tabel diatas, berdirinya PT. Tani Prima Makmur
sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di
Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, tentu memiliki pengaruh
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat disekitar lokasi perkebunan PT.
Tani Prima Makmur tersebut. Dimana jumlah karyawan yang bekerja pada
perusahaan kelapa sawit sebanyak 215 orang dan 43 diantaranya dari Desa
Mendikonu. Perubahan yang terjadi akibat berdirinya perkebunan kelapa sawit
akan menimbulkan hal-hal positif atau sebaliknya, akan menimbulkan hal-hal
negatif yang justru merugikan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti bermaksud mengangkat penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan di Desa Mendikonu Kecamatan
Amonggedo Kabupaten Konawe.”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Mendikonu Kecamatan
Amonggedo Kabupaten Konawe. Berlangsung pada bulan Agustus sampai
Oktober 2017. Penetapan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa, di Desa
Mendikonu Kecamatan Amonggedo merupakan salah satu daerah sentra
pengembangan usahatani kelapa sawit di Kabupaten Konawe dan sebanyak 43
KK bekerja sebagai karyawan di perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan metode sensus,
yakni mengambil sebanyak 43 KK, yang masuk bekerja sebagai karyawan di
perusahaan perkebunan kelapa sawit. Metode sensus yaitu dicirikan dengan
pertimbangan bahwa pengambilan seluruh populasi sebagai sampel penelitian
apabila jumlah populasi kurang dari 50 orang (Rianse dan Abdi, 2009).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data
primer dan data sekunder :
1. data primer merupakan data yang diperoleh dari sejumlah karyawan
penelitian melalui wawancara langsung terhadap karyawan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui secara mendalam informasi yang diperlukan.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
tersaji dalam bentuk tabel, grafik, internet, data dari peneliti sebelumnya,
lembaga pemerintah, lembaga swasta dan lain sebagainya yang relevan dengan
permasalahan penelitian ini.
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis mengadakan penelitian
langsung dilapangan dengan menggunakan metode :
a. Studi pustaka
Studi pustaka (library study), yaitu melakukan penelusuran pustaka
dengan mengkaji sumber-sumber pustaka atau dokumentasi tertulis seperti
kepustakaan konseptual berupa buku-buku yang ditulis oleh para ahli, yang
memberikan pendapat, penalaran, teori-teori atau ide-ide relevan dengan
permasalahan peneliti.
b. Studi lapangan
1. Observasi (pengamatan), yaitu metode yang ditempuh dengan
mengamati secara langsung obyek peneliti mengenai kondisi sosial ekonomi
karyawan setelah masuk bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit (PT.
Tani Prima Makmur), sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan
data.
2. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada
karyawan. Wawancara terus dilakukan selama berlangsungnya penelitian
pengetahuan dengan kata lain karyawan yang memberikan informasi tidak
ditemukan lagi data baru. Adapun yang menjadi fokus wawancara adalah
mengenai kondisi sosial ekonomi karyawan setelah masuk bekerja di
perusahaan perkebunan kelapa sawit (PT. Tani Prima Makmur)
3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bukti
dan keterangan mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, gambar, dan
lain sebagainya, selama penelitian sedang berlangsung.
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Identitas responden : umur, pendidikan, kesehatan, interaksi sosial, dan
jumlah tanggungan keluarga
2. Pendapatan kepala keluarga/responden dalam bekerja di perusahaan
perkebunan kelapa sawit
3. Peluang usaha, meliputi usaha kios sembako dan penjualan bensin
eceran
4. Fasilitas yang dimiliki, meliputi kepemilikan kendaraan bermotor
Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Tujuan dari penelitian
identifikasi masalah penelitian. Langkah-langkah atau cara kerja deskriptif
kualitatif tersebut adalah sebagai berikut. Perumusan masalah, menentukan
jenis informasi yang diperlukan, menentukan prosedur pengumpulan data,
menentukan prosedur pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wlayah Letak dan Batas Wilayah
Desa Mendikonu merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Amonggedo Kabupaten Konawe yang terletak 2,5 km2 dari Ibukota Kecamatan,
dan 31,6 km2 dari Ibukota Kabupaten Konawe dengan luas wilayah 1.562 Ha
dimana 341 Ha merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit (BPS, 2017). Desa
Mendikonu Memiliki batasan wilayah sebagi berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Lindung
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Lahumbuti
c. Sebalah Utara berbatasan dengan Kelurahan Amonggedo Baru
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Amonggedo
Keadaan Iklim dan Topografi
Secara umum keadaan iklim di Desa Mendikonu Kecamatan
lain yang ada di Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis iklim dalam
setahun merupakan sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia
khususnya di Desa Mendikonu. Dua jenis musim yang dimaksud adalah musin
penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya terjadi pada
bulan April sampai dengan bulan Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada
bulan Juli sampai bulan Oktober dan sedangkan musim penghujan dan musim
kemarau terjadi pada bulan November sampai bulan Maret. Kedua musim ini
sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa Mendikonu. Sementara itu,
Desa Mendikonu berada pada ketinggian pada 34 m di atas permukaan laut.
Dengan suhu kelembapan 15 ºC dan Suhu Rata-rata Harian 20 – 30 ºC.
Sehingga kondisi tersebut sangat cocok dengan perkebunan kelapa sawit.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur
Berdasarkan catatatan terakhir di Desa Mendikonu diketahui jumlah
penduduk pada tahun 2017 berjumlah 789 jiwa, meliputi 404 jiwa laki-laki dan
385 jiwa perempuan. Keadaan umur berdasarkan golongan umur di Desa
Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe tahun 2017 dapat
Tabel 2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.
No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Jiwa Presentase (%)
1. 2. 3.
0-16 17-55 >56
321 409 59
41 52 7
Jumlah 789 100%
Profil Desa Mendikonu, 2017
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berada pada usia
tergolong usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang
berusia muda dan berusia lanjut, ini menunjukan bahwa produksi tenaga kerja
usia produktif cukup memadai dalam menjalankan usaha. Produktif dan tidak
produktifnya umur seseorang tentunya akan mempengaruhi terhadap
kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang
dengan usia yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis
dalam bertindak dibandingkan dengan usia yang tidak produktif.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Mendikonu sangat bervariasi, namun
sebagian besar berprofesi sebagai petani. Untuk mengetahui keadaan penduduk
Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) Presentase (%)
1.
Tabel 3 menunjukkan sebagian besar dari masyarakat yang termaksud
angkatan karja Desa Mendikonu memiliki mata pencaharian sebagai petani
yaitu 145 orang atau 55%. Berdasarkan jumlah penduduk yang sebagian besar
petani maka pemanfaatan sumberdaya alam khususnya disektor pertanian
dijadikan sebagai mata pencaharian utama masyarakat setempat. Adapun petani
yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu petani padi sawah, jagung dan
sayuran.
Selain bermata pencaharian sebagai petani juga yang diprofesikan
masyarakat setempat yaitu Wiraswasta dengan jumlah 53 orang atau 20%.
Wiraswasta yang dimaksud adalah masyarakat yang berprofesi sebagai
penjahit, tukang cukur, tukang kayu dan lain-lain. Mata pencaharian selanjutnya
sawit dengan jumlah presentasi 43 orang atau 16%. Kemudian mata
pencaharian selanjutnya adalah PNS dengan jumlah 24 orang atau 9%.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kondisi masyarakat Desa Mendikonu ditinjau dari tingkat pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe Pada Tahun 2017.
No Indikator Jumlah Presentaase (%)
1.
memiliki tingkat pendidikan yang cukup, dimana untuk mengambil tindakan
mampu berpikir bijak dan rasional dalam melakukan aktifitasnya dan
menjalankan usaha masyarakatnya.
Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana yang ada di Desa Mendikonu merupakan
penunjang yang sangat penting bagi masyarkat dalam melakukan suatu usaha
ekonomi masyarakatnya meliputi: sarana pendidikan, lembaga komunikasi,
sarana kesehatan, serta sarana perekonomian. Sarana ini telah memberikan
kontribusi yang sangat berarti dalam memenuhi kebutuhannya yang akan
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Keadaan Sarana dan Prasarana Di Desa Mendikonu, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Pada Tahun 2017.
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1.
Profil Desa Mendikonu, 2017
Pada Tabel 5 menunjukkan keberadaan sarana dan prasarana Di Desa
Mendikonu, dimana kepemilikan sarana dan prasarana masih tergolong cukup
kecil. Hal ini dapat dilihat pada Tabel diatas dimana di Desa Mendikonu hanya
memiliki dua unit sarana pendidikan yaitu TK dan pondok pesantren, satu unit
Masjid, satu unit Balai Desa, satu unit Lapangan Bola, satu unit Posyandu, satu
pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana guna menunjang
kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya.
PEMBAHASAN
Profil Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tani Prima Makmur
PT. Tani Prima Makmur merupakan salah satu perusahaan perkebunan
kelapa sawit yang besar, diantara 10 perusahaan swasta bidang perkebunan
kelapa sawit yang berada di Konawe. Dengan luas area perkebunan sekitar
19.500 Ha, tersebar di antara Kecamatan Anggaberi, Amonggedo, Abuki,
Meluhu, dan Bondoala. Di Kecamatan Amonggedo sendiri, perusahaan
perkebunan kelapa sawit (PT. Tani Prima Makmur) mulai masuk dan dikelolah
perusahaan pada tahun 2010 hingga sekarang ini dengan izin usaha perusahaan
yang diberikan sebanyak 30 tahun.
Dengan nama estate Konawe’eha dan terbagi menjadi enam afdeling
diantaranya Afdeling Sambasule, Afdeling Amonggedo, Afdeling Matabura,
Afdeling Bondoala, Afdeling Sampara, dan Afdeling Woerahi. Dengan luas area
perkebunan yang digunakan saat ini mencapai 1.749 hektar dan memiliki
jumlah karyawan tetap dan harian sebanyak 215 orang.
Identitas Karyawan Umur Karyawan
Soeharjo dan Patong (Sirajudin 2012), mengelompokan umur
keatas dikategorikan umur non produktif. Keadaan umur karyawan di Desa
Mendikonu dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Keadaan Umur Karyawan, Tahun 2018.
No. Umur (Tahun) Jumlah Karyawan Presentase (%)
1.
Data Primer Setelah Diolah 2018
Tabel 6 menunjukkan bahwa semua karyawan dalam penelitian ini
adalah berada pada tingkat umur produktif dengan total presentase 100%. Atau
dengan kata lain tidak ada karyawan yang berumur < 15 tahun atau > 55 tahun.
Hal ini berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan karyawan dikatakan
Keadaan Kesehatan Karyawan
Adapun gangguan kesehatan yang sering dialami karyawan dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Jenis Penyakit yang Dialami Karyawan, Tahun 2018.
No Jenis Penyakit Karyawan Presentase (%)
1. 2. 3. 4.
Demam
Sakit pinggang/badan Sakit Kepala
Lain-lain
9 29 3 2
21 67 7 5
Jumlah 43 100%
Data Primer Setelah Diolah 2018
Berdasarkan Tabel 7, dapat dikatakan bahwa keadaan kesehatan atau
gangguan kesehatan masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan perusahaan
perkebunan kelapa sawit yang banyak adalah sakit pinggang/badan dengan
jumlah presentase 67% atau sebanyak 29 orang, yang mengalami jenis penyakit
demam 21% atau 9 orang, sakit kepala 7% atau 3 orang, sedangkan yang
mengalami jenis penyakit lain dengan jumlah presentase 5% atau 2 orang.
Tingkat Pendidikan Formal Karyawan
Adapun mengenai pengaruh adanya perusahaan perkebunan kelapa
No. Tingkat pendidikan Karyawan Presentase (%) 1.
2. 3.
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat
3 17 23
7 40 53
Jumlah 43 100%
Data Primer Setelah Diolah 2018
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa pendidikan formal karyawan
memiliki tingkat pendidikan formal yang berbeda-beda. Dengan hasil
presentase karyawan yang menempuh pendidikan sampai dengan tingkat
sekolah dasar atau sederajat dengan presentase 7% atau 3 orang dan yang
menempuh ditingkat SMP dengan jumlah 17 orang atau 40%, sedangkan yang
memiliki pendidikan baik yaitu tingkat SMA dengan jumlah presentase 53%
atau sebanyak 23 orang. Berdasarkan penelitian ini, tingkat pendidikan formal
karyawan yang dominan pada tingkat SMA. Sehingga dapat dikatakan bahwa
karyawan yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di
Desa Mendikonu telah memenuhi pengetahuan atau pendidikan yang cukup
sehingga untuk mengambil keputusan dan tindakan dalam mengembangkan
usahanya lebih mudah.
Jumlah Tanggungan Keluarga Karyawan
Soeharjo dan Patong (Sirajudin 2012), mengatakan apabila terdapat 1-4
jiwa jumlah tanggungan keluarga dikategorikan sebagai keluarga kecil,
sedangkan jumlah tanggungan keluarga > 4 jiwa dikategorikan sebagai keluarga
Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Karyawan, Tahun 2018.
No. Jumlah tanggungan Keluarga Karyawan Presetase (%)
1.
Data Primer Setelah Diolah 2018
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan untuk masing-masing
karyawan lebih dominan dikategorikan keluarga kecil dengan jumlah presentase
93% atau 40 karyawan, sedangkan yang dikatakan keluarga besar dengan
jumlah presentase yaitu 7 % atau 3 karyawan.
Pengalaman Bekerja
Gambaran mengenai pengalaman karyawan dalam bekerja dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 10. Pengalaman Karyawan dalam Bekerja, Tahun 2018.
No. Kategori Karyawan Presentase (%)
1.
2. Cukup berpengalaman (<5)Berpengalaman(5-10) 637 1486
Jumlah 43 100%
Data Primer Setelah Diolah 2018
Tabel 10 menunjukkan bahwa masyarakat yang berprofesi sebagai
karyawan di perusahaan perkebunan kelapa sawit Desa Mendikonu dikatakan
telah berpengalaman (lebih dari 5 tahun) atau dengan jumlah presentase 86%,
presentase 14% atau sebanyak 6 orang. Maka dapat dikatakan bahwa karyawan
dalam penelitian ini yang dominan adalah berpengalaman.
Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan Hubungan Interaksi Sosial Karyawan
Interaksi sosial antara karyawan dan pihak perusahaan maupun dengan
sesama karyawan dikatakan tidak pernah terjadi konflik karena dilihat dari
pernyataan karyawan sebanyak 43 orang atau 100%. Hal ini terjadi karena
adanya kesepakatan dan kerjasama antara karyawan dan pihak perusahaan,
dimana karyawan perkebunan kelapa sawit diberikan wewenang untuk bisa
memberikan saran atau masukan yang bersifat membangun kepada perusahaan
apabila ada salah satu karyawan yang tidak menyukai keputusan atau target
kerja yang diberikan oleh pihak perusahaan.
Selain itu, karyawan juga tidak lupa akan kegiatan sosial yang ada di
desa. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di perusahaan perkebunan kelapa
sawit, masyarakat di desa ini khususnya yang berprofesi sebagai karyawan
tidak merubah hubungan sosial masyarakat dengan pemerintah setempat guna
keteribatan dalam kegiatan sosial desa, dalam hal ini pemilihan umum,
pemilihan kepala desa, musyawarah pembangunan dan gotong royong.
Pendapatan karyawan masyarakat Desa Mendikonu menunjukan jauh
lebih meningkat dibandingkan pendapatan sebelum adanya perusahaan
perkebunan kelapa sawit. Kalau sebelumnya karyawan hanya bekerja sebagai
petani kebun yang dimana penghasilan mereka hanya berkisar Rp.
300.000-500.000 yang didapat, namun setelah adanya perusahaan perkebunan kelapa
sawit, pendapatan karyawan setempat yang khususnya berprofesi sebagai
pemanen buah kelapa sawit rata-rata meningkat menjadi, Rp. 1.981.370 per
bulan, sedangkan karyawan yang bekerja sebagai mandor rata-rata meningkat
menjadi, Rp. 2.340.000 per bulan.
Fasilitas yang Dimiliki
Penggunaan alat-alat moderen di Desa Mendikonu saat ini telah
menjamur dan merupakan kebutuhan yang penting bagi penunjang kehidupan
masyarakat, hal ini berdasarkan pernyataan karyawan sebanyak 43 orang
dimana masing-masing telah memiliki kendaran roda dua dalam hal ini sepeda
motor, sehingga lebih memudahkan mereka dalam mencari nafkah untuk
kebutuhan dirinya dan keluarganya. Selain itu karyawan juga sudah mempunyai
kemampuan dalam membeli barang elektronik lainnya seperti mesin cuci,
kulkas, ricecooker, dispenser, dan lainnya yang berguna untuk mempermudah
pekerjaan rumah tangga.
Kehadiran usaha perkebunan kelapa sawit membuka dan memberikan
peluang usaha bagi masyarakat setempat yang menjadi karyawan maupun
masyarakat disekitar perusahaan, khususnya masyarakat di Desa Mendikonu.
Selain faktor adanya penyerapan tenaga kerja juga meningkatkan penghasilan
bagi masyarakat setempat yang memiliki usaha kecil maupun usaha besar
seperti mendirikan kios sembako, penjualan bensin eceran, dan pulsa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Dampak Keberadaan Perkebunan
Kelapa Sawit (PT. Tani Prima Makmur) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Karyawan Di Desa Mendikonu Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe”.
dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara sosial, adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Desa
Mendikonu dapat dikatakan memiliki pengaruh positif karena ditinjau dari
adanya perkebunan kelapa sawit tersebut dapat meningkatkan hubungan
interaksi sosial yang baik ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat,
terbentuknya kerjasama antar karyawan maupun kepada pihak perusahaan
dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, serta dengan adanya kegiatan
perkebunan kelapa sawit ini pula dapat meringankan biaya pendidikan keluarga,
menambah kepemilikan berbagai fasilitas serta membuka peluang usaha bagi
karyawan. Dimana sebanyak 29 orang mengalami sakit pinggang akibat
memanen dan mengangkat buah. Tapi ini bukanlah suatu masalah, karena bagi
karyawan setempat sakit pinggang adalah penyakit biasa yang dialami
seseorang apabila melakukan pekerjaan.
2. Secara ekonomi juga berpengaruh pada kehidupan karyawan yang bekerja
pada perkebunan kelapa sawit, dimana untuk karyawan yang berprofesi sebagai
pemanen buah kelapa sawit rata-rata meningkat menjadi, Rp. 1.981.370 per
bulan, sedangkan karyawan yang bekerja sebagai mandor rata-rata meningkat
menjadi, Rp. 2.340.000 per bulan.
SARAN
Beberapa hal yang dapat disarankan dalam hasil penelitian ini adalah
1. Dengan melihat adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di
Desa Mendikonu, diharapakan pihak pemerintah untuk terus membantu dan
mendampingi masyarakat setempat, khususnya masyarakat yang bekerja
sebagai karyawan di perusahaan kelapa sawit, agar lebih memperhatikan
kesejahteraan karyawan terutama pada kesehatan.
2. Bagi masyarakat yang bekerja sebagai karyawan, diharapkan untuk terus
memperhatikan pendidikan anak-anaknya untuk masa depan kelak dan tidak
memutuskan mata pencaharian yang sebelumnya bertani, agar memenuhi
3. Bagi pihak perusahaan PT. Tani Prima Makmur diharapkan dapat memenuhi
fasilitas kerja yang lebih baik kepada karyawan dalam bekerja sehingga dapat
sedikit meringankan beban kerja, dan dalam pengelolaan perkebunan kelapa
sawit agar dapat memperhatikan dan menerapakan prinsip pengelolaan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sehingga tidak merusak kehidupan
sosial ekonomi pada masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 1994. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Jaya.
Bintaro, R. dalam Muharomi, 2009. Skripsi: Perubahan Status Kepemilikan
Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa : UNPAD.
Darwis, Ichksan. 2015. Dampak Keberadaan Perusahaan Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Desa Bulu Mario,
Kabupaten Mamuju Utara. Skipsi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Hasanuddin. Makassar.
ediusman92.blogspot.com/2014/03/proposal-penelitian-dampak
berdirinya.html. diakses pada tanggal 11 februari 2015, pukul 19.26 wita.
Gerungan, 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.
Jaya, W. A. 2017. Dampak Keberadaan Perusahaan Kelapa Sawit PT. Merbaujaya Indahraya Group Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa
Laeya, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Program
Studi Imu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Liang. 2016. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Skripsi, di download dari
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurmanaf, 1988. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Sawah di
Pedesaan Jawa Barat Prosiding Perubahan Ekonomi Pedesaan Menjadi Ekonomi Berimbang. Bogor: Pusat Penelitian Agro Ekonomi.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
424 hal.
Peraturan pemerintah No.14 tahun 1994. tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan. Mentri Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012. Tentang Izin Lingkungan.
Poerwadaminta, 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Objek Wisata Laut. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Halu Oleo. Kendari.
Rahardi, dkk. 1993. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rianse dan Abdi, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan
Aplikasi) Alfabeta. Bandung.
Rony, dkk. 2011. Dampak Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perubahan Budaya Masyarakat Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Bahan Ajar Jurusan
Agribisnis. Universitas Jambi: Fakultas Pertanian.
Rusmawardi, 2007. Dampak Berdirinya Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jack) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Desa Kabuau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kota waringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah). Skripsi. Universitas Palangkaraya: Fakultas Pertanian.
Sajogyo, Pudjiwati. (1985). Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Etasa Dinamika.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Simamora henry, 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.
Sirajudin, 2012. Studi Perbandingan Pendapatan Pedagang Ikan Keliling Sebelum dan Sesudah Adanya Pertambangan Emas Di Desa Bambaeya
Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana. Skripsi Sarjana
Fakultas Pertanian Univesrsitas Halu Oleo, Kendari.
Soedharto, 2000. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Soemartono, Gatot P. 2011. Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika.
Soemitro,1986. Perpajakan Ekonomi Edisi II. Eresco, Bandung.
Sumardi, M., dalam Yerikho, J. 2007. Hubungan Tingkat Pendapatan
Keluarga dengan Pendidikan Anak. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI. Bandung.