• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Dewan Keamanan PBB dalam Keterliba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Dewan Keamanan PBB dalam Keterliba"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kebijakan Dewan Keamanan PBB dalam

Keterlibatan NATO di Libya pada Tahun 2011

Palestina Al Aqsha (inaqsha@gmail.com) Universitas Brawijaya Malang

Latar Belakang

Organisasi Internasional merupakan salah satu cara bagi Negara untuk melakukan kerjasama. Organisasi Internasional didefinisikan sebagai lembaga yang dibentuk oleh beberapa Negara yang mengunakan perjanjian atau piagam sebagai landasan utama.Fungsi organisasi internasional adalah sebagai alat untuk mengumpulkan informasi, memantau tren yang ada didalam dunia internasional, media perundingan atau negosiasi, memberikan pelayanan dan bantuan.1

Salah satu organisasi internasional yang paling berpengaruh di dunia adalah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang berdiri sejak 24 Oktober 1945 oleh 51. Pada tahun 2006 anggota PBB mencapai 192 negara.Negara yang bergabung dalam PBB harus mematuhi United Nations Charter (Piagam PBB) sebagai sebuah piagam internasional yang mengatur prinsip dasar hubungan internasional2.Tujuan utama dibentuknya PBB adalah untuk menciptakan perdamaian bagi masyarakat internasional.Hal ini terdapat dalam Piagam PBB mengenai pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional yang diharapkan dapat mengambil langkah – langkah kolektif dan efektif dalam usaha mencegah dan menghindari ancaman terhadap perdamaian.3

1

Karen Mingst, International Organization, Britannica, 3 Mei 2014 (http://www.britannica.com/EBchecked/topic/291157/international-organization), Diakses pada Minggu, 5 Oktober 2014

2

Baylis, J., Smith, S., & Owens, P. (2008). The Globalizaton of World Politics : an introduction to international relations. New York: Oxford University Press. Pada halaman 314

3 Suryokusumo, Sumaryo. 1987. Organisasi Internasional. Jakarta : Universitas Indonesia. Pada

(2)

2 Organ yang ikut berperan penting dalam menjaga perdamaian dunia adalah Dewan Keamanan PBB.Dewan Keamanan memiliki peran penting dan tanggung jawab untuk memelihara perdamaian dan keamaman internasional.Organ ini beranggotakan 15 negara dengan 5 anggota tetap.Berdasarkan Piagam PBB Bab VI kelima anggota tetap DK PBB memiliki hak veto atas segala keputusan Dewan Keamanan serta dapat menggunakan prinsip mediasi dan melakukan tindakan peacekeeping4. Selain itu PBB juga memberi kuasa terhadap Negara anggota untuk menggunakan segala cara termasuk dengan collective military action untuk menyelesaikan masalah.5

Pelaksanaan collective military melibatkan negara – negara anggota baik anggota DK PBB maupun non anggota dengan membentuk Troop-contributing countries.6Hal ini dilakukan untuk meningkatkan partisipasi negara anggota dalam menangani konflik yang terjadi diberbagai dunia sehingga dapat mencapai perdamaian dunia. Namun sejak tahun 1990an pasukan perdamaian bentukan negara anggota mulai menimbulkan masalah seiring dengan masuknya kepentingan negara masing – masing. 7

Dalam meningkatkan perdamaian dunia DK PBB melakukan kerjasama dengan organisasi regional diberbagai negara yang salah satunya adalah NATO yang merupakan sebuah aliansi negara-negara dari Eropa dan

4

Peacekeeping adalah tindakan yang dilakukan PBB untuk menjaga perdamaian dunia.Peacekeeping menggunkan 3 prinsip utama yaitu persertujuan dari berbagai pihak bersangkutan, bersifat netral (tidak perpihak) serta tanpa penggunaan kekerasan kecuali sebagai pembelaan diri. Diambil dari United Nations Peacekeeping, What Is Peacekeeping, UN (http://www.un.org/en/peacekeeping/operations/peacekeeping.shtml) diakses pada Senin, 6 Oktober 2014 pada pukul 16.43

5Baylis, J., Smith, S., & Owens, P. (2008). The Globalizaton of World Politics : an introduction to international relations. New York: Oxford University Press. Pada halaman 314

6

Troop Contributing adalah pasukan yang dibentuk oleh anggota – anggota PBB yang berkontribusi untuk menjaga perdamian dunia (UN.Peacekeeping Opertions.Troops and Police Contributor.http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/contributors.shtml Diakses pada 2 Januari 2015)

7NATO, NATO’s Relations with United Nations, 20 Juli 2014

(3)

3 Amerika Utara.Organisasi ini bertindak dan bekerjasama di bidang pertahanan dan keamanan serta pelaksanaan operasi manajemen krisis multinasional.8Kerjasama antara NATO dan PBB telah berlangsung sejak tahun 1990an. Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk menjaga perdamaian dunia dengan cara saling mendukung dalam bidang keamanan. 9

Hubungan kerjasama DK PBB dan NATO dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.Sekretaris Jenderal NATO akan memberikan laporan secara berkala kepada Sekretaris Jenderal PBB tentang kemajuan dalam operasi yang dipimpin NATO dan keputusan penting lainnya diberbagai kasus yang ditangani bersama.Pada bulan September 2008, Sekretaris Jenderal kedua organisasi sepakat untuk membangun kerangka kerjasama yang lebih intens dalam menghadapi kondisi keamanan yang semakin kompleks.Salah satu hasil kerjasma intensif dari kedua belah pihak adalah didirikannyaPosSipil Liaison Officer10oleh NATO untuk PBB sebagai bagian dari didirikan pada tahun 1999. 11

Selain itu hasil kerjasama lainnya adalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pasukan dan peralatan pertahanan oleh NATO kepada DK PBB dalam menangani konflik diberbagai Negara.Saat menangani kasus Yugoslavia di Laut Adriatik, DK PBB membentuk UNPROFOR (United Nations Protection Force) sebagai pasukan peacekeeping.UNPROFOR didirikan di Kroasia untuk menangani krisis Yugoslavia.Tugas yang dilaksanakan oleh UNPROFOR adalah memastikan bahwa masyarakat yang berada dalam tiga kawasan perlindungan PBB (United Nations Protected

8

NATO, What Is NATO?, NATO (http://www.nato.int/nato-welcome/index.html) diakses pada 4 Maret 2014

9 NATO, NATO’s Relations with United Nations, 20 Juli 2014

(http://www.nato.int/cps/en/natolive/topics_50321.htm) Diakses pada 5 Oktober 2014

10

Liason Officer (LO) adalah staff penghubung yang berfungsi sebagai media. Ada beberapa fungsi dari LO antara lain mempromosikan kepentingan, melaksanakan berbagai proyek, memiliki fungsi advokasi dan penggalang dana. Dalam beberapa tahun terakhir LO memiliki peran dalam reformasi sistem PBB.Dikutip dari Jurnal Lioason Officers of United Nations oleh Gerard Biraud. (Biraud, Gerard. 2007. Lioason Officers of United Nations. Geneva: United Nations)

11 NATO, NATO’s Relations with United Nations, 20 Juli 2014

(4)

4 Areas) dapat terlindugi dan merasa aman.UNPROFOR juga diberikan mandat untukmemantau keluar masuknya masyarakat sipil pada kawasan perlindungan serta memberikan bantuan kemanusiaan.Pada pelaksanaannya UNPROFOR bekerjasama NATO yang mengirim kekuatan udara untuk mendukung peacekeeping.Operasi yang dilaksanakan oleh UNPROFOR kemudian meningkat untuk menangani kasus Bosnia dan Herzegovina.Pelaksanaan peacekeeping di Bosnia dan Herzegovida dilaksanakan sesuai dengan Resolusi DK PBB 1031 di tahun 1995.12Pada tahun 1991, DK PBB membentuk United Nations Iraq – Kuwait Observation Mission (UNIKOM) sebagai peacekeepersesuai dengan Resolusi 689 yang bertujuan untuk mengawasi Zona Demiliterisasi disepanjang perbatasan Irak – Kuwait, memencegah terjadinya pelanggaran perbatasan serta mengantisipasi peningkatan tindakan pelanggaran. Kemudian DK PBB memutuskan untuk meningkatkan kapasitas UNIKOM untuk mengambil tindakan fisik untuk mencegah pelanggaran pada daerah perbatasan.13 Kemudian Resolusi DK PBB 1546 di keluarkan pada 2005 kepada NATO untuk memberikan pelatihan dan membantu melengkapi perlengkapan militer di Irak. 14

Pada tahun 2011 Dewan Keamanan PBB kembali melakukan kerjasama dalam menangani konflik kemanusiaan di Libya.Konflik yang terjadi di Libya disebabkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Khadafi.Masyarakat Libya kemudian melakukan demontrasi besar – besaran yang menimbulkan perang antar masyarakat sipil

12

United Nations Peacekeeping, Former Yugoslavia – UNPROFOR, United Nations,31 Agustus 1996 (http://www.un.org/en/peacekeeping/operations/past.shtml) Diakses pada 8 Oktober 2014 pada pukul 6.46

13

United Nations Peacekeeping, Iraq – Kuwait UNIKOM Mandate, United Nations, 8 Oktober 2014 (http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/unikom/index.html) Diakses pada, 8 Oktober 2014 pada pukul 09.07

14 NATO, NATO’s Relations with United Nations, 20 Juli 2014

(5)

5 dan pasukan Khadafi.yang akhirnya menimbulkan banyak korban. Konflik ini mengakibatkan ± 30.000 korban tewas dan 4.000 dinyatakan menghilang15.

Akibat banyaknya korban yang berjatuhan, tindakan yang dilakukan Khadafi mendapat kecaman dari banyak Negara.Hal ini yang kemudian mendasari PBB untuk turun tangan menangani konflik di Libya.Tindakan awal yang dilakukan PBB adalah dengan meminta DK PBB mengeluarkan Resolusi DK PBB 1970 pada tanggal 26 Februari 2011.16Resolusi DK PBB 1970 berisi tentang permohonan kepada pihak Libya agar dapat menahan diri dan menghormati hak asasi manusia, menjamin keamanan warga serta melakukan tindakan penyelamatan untuk warga Negara Libya.

Pada 17 Maret 2011, DK PBB kembali mengeluarkan Resolusi 1973 yang membuka kesempatan bagi organisasi regional untuk turut membantu mengatasi konflik Libya.17 Dalam pelaksanaanya NATO kemudian mengambil peran dgn cara melakukan Operation Unified Protector sebagai bentuk tindakan peacekeeping dengan mengambil alih secara penuh operasi militer Libya serta memberlakukan no – flying zone untuk menyelamatkan rakyat Libya dari ancaman dan serangan militer. Kemudian pada tanggal 19 Maret 2011 sebagai anggota NATO, Amerika Serikat membuat operasi militer untuk mendukung Operation Unifed Protector yang disebut denganOdissey Down Operation. Dalam pelaksanaannya Amerika Serikat turut mengajak koaslisi sesama anggota NATO seperti Perancis, Inggris dan Kanada serta anggota lainnya.18Kedua operasi militer ini bertujuan untuk melindungi masyarakat sipil. Serangan militer ini dilaksanakan berdasarkan Bab VII Piagam PBB yang mengatur tentang penggunaan kekuatan jika diperlukan serta Resolusi DK PBB 1973 yang membahas tentang Protection of Civilians

15

Karin Laub, Libya: Estimated 30.000 Died in War; 4.000 Still Missing, Huffingtinpost, 9 Agustus 2011 (http://www.huffingtonpost.com/2011/09/08/libya-war-died_n_953456.html) Diakses pada 11 Oktober 2014

16

United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1970. United Nations : New York

17

Ibid

18 Gertler, Jeremiah. 2011. Operation Odyssey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress.

(6)

6 yang mana PBB memiliki hak untuk mengambil tindakan dalam suatu kasus internal suatu Negara apabila terdapat ancaman dan pelanggaran terhadap perdamaian atau tindakan agresi terhadap Negara lain yang dilakukan oleh suatu Negara19

DK PBB kembali mengeluarkan Resolusi 2009 pada September 2011 atas permintaan pihak berwenang Libya setelah enam bulan konflik bersenjata untuk mendukung otoritas baru negara pasca-konflik.Dalam Resolusi ini DK PBBmemberikan sanksi kepada Libya yang kemudian juga mendapatkan dukungan dari Negara anggota.Seluruh anggota aliansi berkomitmen terhadap tanggung jawab dalam Resolusi PBB untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Libya.Pada Resolusi 2009 PBB mengambil keputusan untuk membentuk United Nations Support Mission in Libya(UNSMIL) sebagai sarana peacemaking dan peacebuilding.

Merajuk pada kegiatan peacekeeping di dunia, DK PBB melibatkan Pasukan Perdamaian yang dibentuk dari negara anggota DK PBB maupun non anggota DK PBB serta melakukkan kerjasama dengan organisasi regional seperti NATO.Namun pada kasus Libya, DK PBB memberikan kesempatan secara kepada NATO dalam melaksanakan peacekeepingtanpa didukung Pasukan Perdamaian yang dibentuk oleh Negara – Negara anggota PBB dalam menangani konflik di Libya.Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan mengapa DK PBB hanya mengandalkan NATO sebagai peacekeeper tanpa melibatkan Pasukan Perdamaian yang dibentuk oleh Negara anggota PBB. Rumusan Masalah

Mengapa DK PBB melibatkan NATO sebagai peacekeeper dalam melaksanakan eksekusi Resolusi DK PBB 1970, 1973 dan 2009 di Libya pada tahun 2011 ?

19

(7)

7 Kerangka Pemikiran

1. Definisi Konsep Institusional

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Institusional oleh Samuel J Barkin dalam bukunya yang berjudul International Organization : Theories and Institutions. Dalam studi Organisasi Internasional terdapat dua pendekatan umum yaitu Pendekatan Institusional dan Pendekatan Rezim.Pendekatam Rezim menjelaskan tentang peran dari aktor dalam organisasi internasional dalam mengatur prinsip, norma, nilai dan pengambilan keputusan dalam organisasi internasional. Pendekatan Rezim dianalogikan sebagai “black box” yang melihat bagaimana input dan output organisasi internasional namun tidak dapat melihat apa yang terjadi dalam organisasi tersebut. Berbeda dengan Pendekatan Rezim, Pendekatan Internasional melihat proses didalam “black box” yang mengolah input hingga menghasil output.

Pendekatan institusional menjelaskan struktur formal, organisasi dan juga birokrasi dalam organisasi internasional.Institusi formal menjadikan perjanjian sebagai landasan peraturan atau kesepakatan.Pemahaman stuktur birokrasidalam organisasi internasional menjelaskan pula tugas sebuah organisasi internasional.20

Pendekatan Institusional melihat organisasi internasional melalui beberapa indikator yang menentukan kinerja dalam organisasi internasional tersebut.Beberapa faktor yang digunakan dalam analisa adalah latar belakang dan tujuan berdirinya, pihak yang terlibat dalam kinerja organisasi, struktur birokrasi, power distribution, sistem pendanaan dan prosedur pengambilan keputusan21.Tujuan faktor tersebut adalah untuk melihat kemampuan organisasi internasional

20

Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan : New York Halaman 28

21

(8)

8 dalam melaksanakan tujuan dan fungsinya.Indikator digunakan untuk menunjukan hal tersebut adalah size, composition, dan component.

Indikator pertama adalah size menunjukan jumlah orang atau aktor yang terlibat dalam sebuah sistem birokrasi organisasi. Jumlah orang menentukan ini menentukan kinerja organisasi karena jika jumlah orang yang terlibat cukup banyak maka setiap divisi akan bekerja lebih fokus dan spesifik sehingga dapat mencakup jangkauan yang luas. 22 Indikator kedua adalah composition yang mengarah pada susunan organisasi tersebut.Indikator ini melihat komposisi aktor yang ada dalam struktur birokrasi organisasi. Indikator ini akan menganalisa komposisi dari anggota yang terlibat dalam kinerja organisasi dimana terdapat dua aktor individu yang memiliki tujuan yang berbeda dalam perannya menjalani birokrasi organisasi. Dua aktor yang individu yang berbeda adalah staf dan perwakilan Negara dimana staf cenderung bekerja lebih objektif dalam menjalankan tujuan organisasi sedangkan perwakilan Negara cenderung bersikap membawa kepentingan Negara.23

Indikator yang terakhir adalah component menjelaskan stuktur birokrasi yang biasanya dilakukan oleh sekretariat sebagai pusat administrasi organisasi. Pada indikator ini nantinya akan fokus pada struktur birokrasi yang fungsinya dilaksanakan sekretariat yang ada dalam organisasi internasional. Sekretariat dalam organisasi internasional memiliki peran utama yang krusial.Selain itu sekretariat juga memiliki fungsi untuk membawahi organisasi yang lebih kecil lainnya. Biasanya organisasi yang lebih kecil akan mengacu pada sekretariat organisasi yang lebih besar. Sehingga organisasi kecil dapat

22

Ibid Halaman 28 - 29

23Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan :

(9)

9 menggunakan sumber daya dengan efisien karena tidak perlu membentuk struktur birokrasi yang baru.24

Jika dilihat dari pemahaman institusional kebijakan yang dikeluarkan DK PBB dilakukan dengan beberapa prosedur yang kemudian menetapkan NATO sebagai pemimpin gerakan humanitarian intervention.Kekuatan Organisasi Internasional mencerminkan anggotanya.Tindakan yang dilakukan NATO mencerminkan kekuatan dibalik anggotanya seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis yang juga merupakan anggota Dewan Keamanan PBB.

2. Konsep Collective Security

Konsep Collective Security merupakan salah satu konsep yang sulit untuk dijelaskan. Dalam istilah dasar, Konsep Collective Security didefinisikan sebagai perjanjian antar Negara untuk menjaga stabilitas dengan mematuhi norma dan aturan serta bila perlu bekerjasama untuk menghentikan agresi. Definisi ini menjelaskan tiga ide yaitu tujuan untuk menghantikan agresi, ketergantungan pada norma hukum untuk mendefinisikan masa berlaku dan respons yang tepat serta penolakan bantuan mandiri dalam mendukung tindakan kolektif. Collective Security dapat dikatakan sebagai ide untuk melembagakan penggunaan kekuatan untuk mengurangi ketergantungan bantuan mandiri sebagai instrument yang dianggap terlalu mentah dalam penegakan hukum.25

Collective Security juga mampu didefinisikan sebagai sistem universal atau regional yang menyatukan Negara dalam sebuah perjanjian bersama untuk melakukan agresi atau penggunaan kekuatan yang sudah disepakati Negara dalam sistem.Namun dalam hal ini collective security dianggap sebagai alat untuk melegalkan penggunaan kekuatan daripada untuk melakukan perlawananan dari ancaman pihak

24

Ibid Halaman 29

25Danchin, Pieter G. dan Fischer, Horts. 2010. United Natios Reform and The New Collective Security.

(10)

10 lain. Hal ini didasarkan pada pemanfaatan solidaritas komunal dalam menggunakan agresi tanpa membebani Negara yang bermasalah.26

Collective Security didasarkan pada dua istilah yaitu keseimbangan kekuatan dan pemerintah global. Negara bertindak sebagai unit terpisah tanpa membawahi keadulatan lembaga pusat dalam memanagemen hubungan kekuatan.Dalam hal ini Negara berperan sebagai manajer koordinaat dalam situasi kekuasaan.NATO merupakan salah satu contoh aliansi pertahanan yang diatur dalam Piagam NATO dalam menanggapi ancaman dari luar.27Sedangkan dalam Piagam PBB Bab VII tentang Tindakan Dengan Hormat dalam Ancaman untuk Perdamaian, Cabang dari Perdamaian dan Tindakan Agresi.Dalam Bab ini DK PBB telah mengatur penggunaan kekuatan untuk menanggapi ancaman dengan melibatkan seluruh angora PBB.Segala yang berkaitan dengan penggunaan kekuaatan telah diatur dalam perjanjian.28Bab VII ditujukan untuk memastikan perdamaian antar Negara dengan mewajibkan Negara untuk bersatu dan menghentikan agresi agar dapat mewujudkan solidaritas internasional untuk membatasi egoism Negara yang dalam perwujudnya disesuaikan dengan hukum yang obyektif dan sesuai prosedur.29

Tiga indikator yang berpengaruh pada konsep ini adalah power, policy dan identity.30Power melihat bagaimana kekuatan aggressor dalam menggunakan kekuatan untuk menyelesaiakan konflik.Indikator ini juga melihat kekuatan legitimasi pihak yang berwenang dalam melegalkan penggunaan kekuatan untuk menghadapi ancaman.

http://www.un.org/en/documents/charter/chapter7.shtml Diakses pada 31 Januari 2014.

29

Danchin, Pieter G. dan Fischer, Horts. 2010. United Natios Reform and The New Collective Security. New York : the United States of America by Cambridge University Press Halaman 43

30

(11)

11 Indikator policy melihat kepada pengaruh perjanjian yang dibuat aliansi Negara untuk melakukan collective security.Policy menentukan bentuk kerjasama yang disepakati dalam collective security.Policy juga berfungsi sebagai penyeimbang dalam pengaturan kekuatan dan kedaulatan Negara.

Indikator Identity melihat tentang sejauh mana Negara meleburkan kedaulatannya untuk melakukan kerjasama dalam collective security.Identityakan melihat seberapa besar loyalitas Negara dalam kerjasama militer yang lebih mengarah pada kepentingan bersama daripada kepentingan individu atau Negara itu sendiri.

Pada kerjasama NATO dan PBB di Libya, kekuatan aggressor diambil peran oleh NATO dengan menggunakan kekuatan Negara – Negara anggota seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Kanada dalam melaksanakan peacekeeping di Libya. Sesuai dengan Piagam PBB Bab VI, PBB memiliki wewenang untuk melakukan collective security dan meminta Negara anggota untuk memberikan dukungan pasukan untuk melakukan peacekeeping.Loyalitas Negara khususnya yang memiliki pengaruh seperti Amerika Serikat dan Negara anggota NATO untuk bekerjasama dan mengedepankan kepentingan bersama sangat diperlukan untuk menjaga perdamian komunitas internasional. Pembahasan

Dewan Keamanan PBB sebagai Pasukan Perdamaian Dunia

1. Hubungan Kerjasama NATO dan PBB dalam Collective Security

(12)

12 bersama apabila Negara yang mengalami konflik tidak dapat menyelesaikan konflik secara damai.Secara umum aliansi organisasi bertujuan untuk mencakup semua Negara anggota dan memberikan jaminan keamanan.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB Bab VII Artikel 51 sebagai pondasi konstitusi dari Piagam Washington sebagai pedoman NATO.Artikel 5 dalam Piagam NATO merupakan refleksi dari Artikel 51 Piagam PBB. Sesuai dengan Piagam PBB penggunaan kekuatan secara individual atau secara kolektif hanya bisa dilakukan dalam kasus „armed attack‟. Setelah menentukan ancaman perdamian, pelanggaran perdamaian atau pelaksanaan agresi maka dapat ditentukan tindakan pengunaan kekuatan dari Negara – Negara anggota.31

PBB dan NATO merupakan aktor yang ikut berperan menjalankan kerjasama militer dalam menjaga perdamaian dunia.PBB dan NATO merupakan organisasi yang telah terbentuk sejak pasca Perang dunia II.PBB didirikan dengan tujuan lebih berfokus pada mekanisme dalam menjalankan kerjasama keamanan sedangkan NATO dibentuk sebagai aliansi pertahanan untuk menanggapi ancaman yang muncul dari Uni Soviet.32

Kerjasama antara DK PBB dan NATO telah terbentuk sejak penandatanganan Piagam PBB pada 26 Juni 1945 yang menjadi landasan hukum bagi pembentukan NATO dan mengakui tanggung jawab kerjasama dalam menjaga perdamaian dunia dengan Dewan Keamanan PBB. Selain itu Piagam Washington pada tanggal 4 April 1949 menjelaskan tentang aliansi kerjasama antara kedua organisasi tersebut.Pada pasal – pasal yang terdapat dalam kedua Piagam organisasi tersebut telah diatur tujuan utama kerjasama yaitu menjaga perdamaian dunia dari segala ancaman dan menahan diri dalam menggunakan kekuatan serta mengedepankan penyelesaian secara

31

Simma, Bruno. 2009. NATO, the UN and the Use of Force : Legal Aspect. Munchen: European Journal of International Law Halaman 2 - 4

32

Oertel, M.A., Janka (5 – 7 Juni 2008). The United Nations and NATO. Bonn: University Jena –

(13)

13 damai. Namun dalam pasal – pasal yang ada dijelaskan pula bahwa Perjanjian tidak akan mempengaruhi hak dan kewajiban masing – masing pihak dan tetap mengedepankan tujuan utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. 33

Kegiatan yang dilakukan oleh NATO diatur melalui Resolusi yang dibuat oleh Dewan Keamanan PBB.Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh NATO adalah dengan melakukan operasi perdamaian, selain itu NATO juga memberikan bantuan logistik dan militer.Selain memberikan bantuan dalam menyelesaikan konflik diberbagai Negara, NATO juga turut memberikan bantuan kepada Negara – Negara yang mengalami bencana alam.

Selama bertahun – tahun hubungan kerjasama PBB dan NATO telah terjalin hingga menjadikan NATO sebagai rujukan untuk melakukan konsultasi dengan badan khusus PBB seperti penilaian krisis manajemen, kerjasama sipil – militer, pelatihan dan pendidikan, logistic, memerangi perdagangan manusia, ranjau, perdagangan dan keamanan serta melawan terorisme.

Selain itu NATO juga merupakan salah satu aliansi negara yang memiliki peran besar dalam menjalankan keamanan kolektif. Tujuan utama NATO adalah menjaga kebebasan dan keamanan anggotanya melalui cara politik dan militer. NATO memiliki komitmen dalam menangani sengketa baik secara diplomatik maupun militer.

Secara umum peran Organisasi Internasional dibedakan melalui efisiensi dan legitimasi.Departement for Peacekeeping Operations (sebagai bagian dari DK PBB) merupakan lembaga yang bertindak secara efisien yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam melaksanakan operasi. Melalui angkatan bersenjata serta peningkatan arus informasi maka akan mengurangi biaya transaksi kerjasama. Sedangkan dalam latar belakang legitimasi pasukan yang terlatih tidak akan

33NATO.North Atlantic Treaty Organization.The North Atlantic Treaty.

(14)

14 menghambat misi Dewan Keamanan. NATO secara tradisional bukanlah organisasi keamanan multilateral.NATO memiliki kemampuan yang lebih besar dalam memainkan peran untuk meningkatkan efisiensi kegiatan militer Negara anggotanya.34

Perbedaan peran organisasi internasional dalam keamanan kolektif adalah IOS sebagai rezim atau IOS sebagai institusi.Secara rezim, DK PBB didominasi oleh anggota – anggota yang memiliki hak veto yang kemudian mendominasi birokrasi DK PBB.Sedangkan secara birokrasi DK PBB bersama Sekretaris Jendral dapat memberlakukan tindakan sesuai dengan aturan dan prosedur yang jelas untuk diikuti.Hal berikutnya yang erat kaitannya dengan keamanan kolektif adalah kekuasaan dan saling ketergantungan.Masalah – masalah yang muncul dari Negara – Negara yang lemah dapat mempengaruhi Negara sekitar hingga internasional. Secara kekuasaan DK PBB melalui kelima anggota veto memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh Negara – Negara lain termasuk dalam pengangkatan personel senior PBB yang akan mempengaruh keputusan dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain. 35

Pada tahun 2011 NATO kembali bekerjasama dengan DK PBB untuk menangani konflik di Libya.Pelaksanaan operasi Penjaga Keamanan di Libya dilakukan setelah tahapan – tahapan yang sebelumnya dilakukan dalam internal PBB melalui Sekretaris Jendral kemudian kepada Dewan Keamanan. Sesuai tahapan yang pertama yaitu konsultasi PBB melibatkan semua aktor yaitu Negara anggota dan Staf PBB yang melihat potensi Pemerintah tuan rumah dimana Khadafi sebagai Presiden justru melakukan tindakan pelanggaran HAM. Kemudian PBB melakukan analisa

34

Oertel, M.A., Janka (5 – 7 Juni 2008). The United Nations and NATO. Bonn: University Jena – Universitas Kiel Halaman 3

35

Barkin, S. J. (2006). International Organization Theoris and Institution. New York: Palgrave

(15)

15 kepada Negara yang memungkinkan berkontribusi sebagai peacekeeper dimana dalam hal ini NATO bersama Negara anggota menjadi provider..

Setelah tahapan konsultasi, Sekretasi Jendral menyebarkan misi penilaian dan menentukan daerah yang akan menjadi tempat penyebaran misi penilaian teknis pada kasus Libya peacekeeping beberapa tempat seperti di Benghazi dimana Khadafi melakukan tindakan pelanggaran kemanusian. Pada eksekusi peacekeeping operasi keamanan ini didukung dengan dikirimkannya Angkatan Laut Inggris dan Amerika Serikat untuk melumpuhkan kekuatan udara Libya yang dipimpin oleh Khadafi.Angkatan Udara Perancis dan Inggris juga mengagalkan tindakan yang dilakukan tentara Muamar Khadafi yang menuju ke Benghazi.36

Laporan yang telah dibuat kemudian menentukan penggelaran Operasi Peacekeeping PBB merupakan langkah secara resmi yang akan mengotorisasi dengan mengadopsi resolusi. Negara – Negara anggota Dewan Keamanan mendesak PBB untuk segera menyelesaiakan konflik di Libya dengan dikeluarkannya Resolusi DK PBB yang dikeluarkan pada tanggal pada tanggal 20 Februari 2011 yang juga diinisiasikan oleh yang mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Khadafi ketika menghentikan tindakan yang dilakukan oleh pemberontak. Resolusi ini diajukan oleh Jerman, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.37

Kemudian pada tanggal 17 Maret 2011 dikeluarkan Resolusi DK PBB 1973 yang kembali diajukan oleh Perancis, Inggris dan Lebanon. Resolusi yang dikeluarkan PBB ditindaklanjuti oleh NATO sebagai pihak eksekusi. Resolusi kedua ini menuntut tindakan nyata yang seharusnya dilakukan untuk melakukan intervensi kemanusiaan dengan melakukan gencatan senjata, memberlakukanno fly – zone dan menggunakan segala cara

36

Getler, J. (2011, April 5). Operation Odyssey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress.

Congressional Reserch Service Halaman 16

37

(16)

16 untuk menyelamatkan rakyat sipil Libya. 38 Intervensi dilakukan dimulai pada tanggal 19 Maret 2011 di Libya dengan koalisi yang terdiri dari berbagai Negara dari Eropa dan Timur Tengah yang dipimpin oleh NATO yang dinamakan dengan Operation Unified Protector 39.

Perencanaan dan penyebaran pasukan peacekeeping yang didukung dengan perencanaan dan operasi humanitarian intervention yang dilakukan oleh Negara anggota NATO bahkan memiliki nama tersendiri bagi setiap Negara yang melakukan operasi militer seperti Perancis dengan Operation Harmattan, Amerika Serikat dengan Operation Odyssey Dawn serta Inggris dengan Operation Ellamy.40

Semakin banyak pihak yang terlibat (dalam hal ini Negara anggota PBB) maka tindakan yang dilakukan akan semakin efektif untuk menghentikan tindakan pelanggaran HAM oleh Khadafi di Libya. Negara yang terlibat yang kemudian mengirimkan pasukannya ke Libya sebagai bentuk peacekeeping membantu menyelesaikan masalah di Libya sehingga tuntutan rakyat kepada Negara Libya segera terpenuhi.

Operasi militer diakhiri dengan laporan yang dibuat Sekretaris Jendral kepada Dewan Keamanan yang selanjutnya menyesuaiakan isi laporan dengan misi selanjutnya hingga konflik berakhir.Pada konflik Libya, Sekjen NATO Anders Rasmussen (sebagai pihak eksekusi dari keputusan DK PBB) menetapkanan Operation Unified Protector per 31 Oktober 2011. Keputusan resmi akan didasarkan pada tinjauan keamanan setelah pemerintah transisi menyatakan pembebasan resmi Libya. 41

Operasi peacekeeping Libya merupakan bentuk penyelamatan masyarakat sipil Libya melalui Resolusi Dewan Keamanan yang dilakukan

38

Chipaike, R. (2012). The Libya Crisis: The Militarisation of the New Scramble and More. International Journal of Humanities and Social Science

39

Getler, J. (2011, April 5). Operation Odyssey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress.

Congressional Reserch Service Halaman 16

40

Ibid . Halaman 17

41Skalanews.Internasional. NATO Akhiri Operasi Militer di Libya. (22 Oktober

(17)

17 oleh NATO. Resolusi dibuat melalui proses admistrasi yang didukung oleh Negara anggota Dewan Keamanan PBB yang juga merupakan anggota NATO. Pada operasi peacekeeping sebelumnya DK PBB menggunakan peacekeeper yang dibentuk dari Negara – Negara anggota, namun pada konflik Libya NATO mengambil peran sepenuhnya dalam menjalankan peacekeeping.

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa operasi Peacekeeping di Libya melewati beberapa tahapan prosedural yang telah dilakukan oleh DK PBB berkerjasama dengan Organisasi keamanan Regional dalam hal ini adalah NATO. Kerjasama ini tentunya menunjukkan bentuk sinergi antar organisasi internasional untuk menggalang legalitas dan otoritas dalam menegakkan perdamaian dunia.

Dewan Keamanan dan NATO dalam Eksekusi Resolusi DK PBB di Libya

1. Resolusi Dewan Keamanan PBB di Libya

Resolusi Dewan Keamanan merupakan dokumen penting PBB yang berisi tentang pendapat atau keinginan PBB yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan.Resolusi DK PBB berisi dua bagian yaitu pembukaan dan dan bagian operasi. Bagian Pembukaan berisi tentang pertimbangan tentang tindakan yang akan diambil dan pendapat atau arahan untuk melakukan tindakan dalam resolusi. Bagian operasi berisi tentang pendapat atau tindakan yang akan dilakukan.

Dalam konflik Libya, DK PBB mengeluarkan tiga resolusi yaitu Resolusi DK PBB 1970, Resolusi DK PBB 1973 dan Resolusi DK PBB 2009. Setiap resolusi berisi tentang proses penyelesaian konflik di Libya. Berikut adalah elaborasi dari ketiga resolusi DK PBB di Libya.

a. Resolusi Dewan Keamanan 1970

(18)

18 terjadi diluar kendali DK PBB.Sehingga DK PBB tidak sempat melakukan pencegahan.Namun melalui Resolusi DK PBB pada 26 Februari 2011, DK PBB melakukan tindakan peacemaking yaitu tindakan negosiasi untuk menghentikan konflik.Sekretaris Jendral PBB berperan sebagai fasilitator yang dibantu dengan utusan, pemerintah, kelompok Negara atau organisasi regional.Resolusi DK PBB 1970 tidak mengizinkan adanya penggunaan kekuatan oleh Negara – Negara anggota.Dewan Keamanan hanya berfokus untuk kebutuhan intervensi militer dan memperkuat otoritas Dewan Keamanan.42

Penjelasan mengenai proses Peacemaking di Libya telah tertuang dalam Resolusi 1970. Bertindak sesuai dengan situasi Libya yang semakin tidak terkendali akibat tindak kekerasan yang dilakukan Khadafi, DK PBB mengutuk kekerasan dan penggunaan kekuatan untuk melawan rakyat sipil.DK PBB menyesalkan banyak pelanggaran HAM yang terjadi termasuk penindasan demonstran dan menyatakan belasungkawa terhadap para korban.DK PBB menolak dengan tegas kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Libya terhadap rakyat sipil dan memberlakukan larangan perjalanan para Khadaffi dan tokoh senior pemerintahannya termasuk beberapa anggota keluarga dan kerabat. DK PBB juga meminta seluruh anggota PBB untuk membekukan dana, aset keuangan dan sumber daya ekonomi di wilayah meraka yang kepemilikannya atas nama Khadaffi baik langsung maupun tidak langsung. Embargo tidak hanya dilakukan dalam bidang ekonomi namun juga pada bidang militer dengan melarang pasokan senjata dan perlengkapan militer ke Libya.43

42

Getler, J. (2011, April 5). Operation Odyssey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress.

Congressional Reserch Service .

43

(19)

19 Melalui Resolusi ini DK PBB membuka penghukuman oleh Liga Arab, Uni Afrika dan Sekretaris Jendral Organisasi Koferensi Islam atas tindak kekerasan, pelanggaran HAM dan meelanggar hukum HAM internasional. Menggunakan Resolusi Dewan HAM pada tanggal 25 Februari 2011, Resolusi ini meminta untuk mengirim komisi independen internasional dan menyelidiki pelanggaran dugaan hukum HAM internasional di Libya. Penyelidikan ini bertujuan untuk menetapkan fakta dan pelanggaran kejahatan dan apabila memungkinkan akan mengidentifikasi yang bertanggung jawab. 44

b. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973

Melihat respon Khadafi dalam menanggapi resolusi 1970, Dewan Keamanan melalukan tindakan Peace Enforcement yaitu tindakan koersif termasuk menggunakan kekuatan militer.Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menghadapi ancaman perdamian, pelanggaran perdamaian atau tindakan agresi agar perdamaian dan keamanan tetap terjaga.Dalam tahapan ini DK PBB dapat melibatkan organisasi regional dan lembaga yang bertindak dalam penegakan hukum yang berada dalam kekuasaan DK PBB untuk melakukan tindakan sesuia dengan Piagam PBB.45

Kegagalan Resolusi DK PBB 1970 dan meningkatnya kekerasan di Libya membuat DK PBB mengeluarkan Resolusi DK PBB 1973 yang berisi tindakan Peackeeping untuk menyelamatkan masyarakat sipil Libya. Sesuai dengan ayat 26 Resolusi DK PBB 1970, Dewan Keamanan mempertimbangkan untuk mengambil langkah – langkah tambahan untuk menghentikan pelanggran

44

United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1970. United Nations : New York

45

United Nations. United Nations Peacekeeping .The Role Security

(20)

20 kemanusiaan di Libya.46Langkah – langkah koersif yang dilakukan oleh DK PBB antara lain menetapkan no flying zone di Libya, membangun daerah aman perlindungan masyarakat dan warga Negara asing di Libya, melakukan gencatan senjata serta meminta pertanggungjawaban terhadap tindakan yang dilakukan. Ketetapan no

– flying zone dilakukan karena Liga Arab mendesak DK PBB setelah Khadaffi menggunakan pesawat tempur, kapal perang, tank dan arteri untuk merebut kembali kota – kota sentral di Libya.47DK PBB juga menghimbau Negara tetangga khusunya Tunisia dan Mesir untuk membantu pasokan bantuan kepada pengungsi dan meminta masyarakat internasional untuk mendukung peacekeeping operation di Libya.48 DK PBB memberikan kesempatan bagi organisasi regional untuk memberikan bantuan untuk menyelamatkan masyarakat sipil Libya sesuai dengan Resolusi DK PBB pasal 4 seperti berikut :

“ Protection of civilians

4. Authorizes Member States that have notified the Secretary-General, acting nationally or through regional organizations or arrangements, and acting in cooperation with the Secretary-General, to take all necessary measures, notwithstanding paragraph 9 of resolution 1970 (2011), to protect civilians and civilian populated areas under threat of attack in the Libyan Arab Jamahiriya, including Benghazi, while excluding a foreign occupation force of any form on any part of Libyan territory, and requests the Member States concerned to inform the Secretary-General immediately of the measures they take pursuant to the authorization conferred by this paragraph which shall be

immediately reported to the Security Council. “

46

United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1973. United Nations : New York

47

United Nations. UN Security Center.Security Council authorizes 'all necessary measures' to protect civilians in Libya. http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=37808 Diakses pada 24 Desember 2014.

48

(21)

21 c. Resolusi Dewan Keamanan PBB 2009

Tahapan berikutnya dalam penyelesain konflik adalah Peacebuilding.Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi resiko membesarnya konflik untuk menguatkan kapasitas domestik Negara dengan melakukan managemen konflik sebagai dasar perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Proses penerapan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan memang tidak sebentar. Langkah – langkah perdamian yang dilakukan nantinya akan mempengaruhi masyarakat dan meningkatkan kapasitas Negara untuk menjalankan fungsi utamanya. 49

Proses Peacebuilding di Libya dimuat dalam Resolusi DK PBB 2009 yang menegaskan untuk berkomitmen kembali untuk menegakan kedaulatan, kemerdekaan, integrasi territorial dan persatuan nasional Libya. Resolusi ini masih mengutamakan penyelamatan masyarakat sipil khususnya anak – anak dan perempuan serta menjaga perdamiaan dan keamanan.Mahkamah Pidana Internasional kemudian menegaskan pentingnya kerjasama untuk memastikan pihak – pihak yang bertanggungajawab atas pelanggran HAM dan hukum humaniter internasional. DK PBB melalui Sekretaris Jendral dan bertindak atas permintaan pemerintah Libya pasca konflikuntuk menyebarkan personil pembentukan awal yang akan dipimpin oleh Wakil Khusus Sekretaris Jendral. 50

DK PBB juga menegaskan upaya masyarakat internasional untuk mendukung transisi dan pembangunan kembali proses kepemimpinan Libya dengan tujuan membangun demokrasi dan

49

United Nations.United Nations Peacekeeping. Peace and Security.

http://www.un.org/en/peacekeeping/operations/peace.shtml Diakses pada 10 Desember 2014

50

(22)

22 menciptakan Libya yang mandiri dan bersatu. Hal ini terwujud melalui pertemuan tingkat tinggi Sekretaris Jendral organisasi – organisasi regional pada 26 Agustus 2011 dan Konferensi Paris pada 1 September 2011 serta menyambut upaya damai dari Uni Afrika, Liga arab dan Uni Eropa. 51

2. Faktor – Faktor Pendukung Keterlibatan NATO dalam Resolusi

Konflik di Libya

Penegakan keamanan dan perdamaian dunia dilakukan melalui berbagai kegiatan. Dewasa ini operasi perdamaian yang dilaksanakan tidak hanya satu tindakan saja.Peacekeeping Operations yang dilaksanakan oleh DK PBB dilaksanakan untuk mendukung gencatan senjata atau perjanjian perdamaian.Peacekeeper berperan aktif dalam upaya perdamaian dan terlibat sejak tahap awal misi perdamaian. Peacekeeping Operations PBB dapat mengunakan kekuatan untuk membela diri, mengunakan mandate yang telah diputuskan dan melindungi warga sipil khusunya dalam situasi dimana Negara yang sedang mengalami konflik.

Proses eksekusi Resolusi Dewan Keamanan PBB yang melibatkan NATO dipengaruhi oleh tiga faktor dalam Pendekatan Institusional oleh Samuel J. Barkin. Berikut adalah penjelasan mengenai proses eksekusi melalui tiga indikator dalam eksekusi resolusi pada keterlibatan NATO di Libya.

a. Besar Dukungan Keterlibatan NATO

Tahapan size melihat jumlah orang atau aktor yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan untuk melakukan eksekusi resolusi Dewan Keamanan di Libya.52Sesuai dengan Piagam PBB Bab V DK PBB memiliki kekuatan untuk mengatur hak – hak anggota

51

Ibid 52

(23)

23 yang berhubungan dengan tindakan pencegahan dan penegakan hukum.Sesuai dengan Piagam PBB Bab VII apabila ada terdapat 9 suara yang mendukung termasuk anggota veto maka DK PBB memiliki otoritas untuk melegalkan segala cara untuk menyelamatkan masyarakat sipil.53Dalam hal ini keterlibatan NATO dalam melakukan peacekeeping di Libya mendapat dukungan sebanyak 10 suara setuju, 0 penolakan dan 5 absten.Negara – Negara yang mendukung keterlibatan NATO adalah Amerika Serikat, Perancis dan Inggris sedangkan anggota non permanen yang memberikan dukungan adalah Gabo, Nigeria, Afrika Selatan, Lebanon, Kolombia, Portugal dan Boznia Herzegovina. Hasil ini yang akhirnya melegalkan DK PBB untuk mengambil segala tindakan dalam melaksanakan peacekeeping termasuk memperbolehkan NATO untuk melakukan intervensi militer terhadap Khadafi.54Selain mendapat dukungan dari anggota DK PBB, NATO juga mendapat dukungan dari organisasi regional Jazirah Arab yang memiliki wewenang di Libya.

Liga Arab sebagai organisasi regional memberikan keterlibatan Negara – Negara Amerika dan Eropa untuk menetapkan no – flying zone untuk menyelamatkan masyarakat sipil Libya meskipun mendapatkan keberatan dari China dan Rusia yang secara tradisional menentang intervensi asing dalam perselisihan internal Negara. Negara – Negara Eropa juga mengatakan jika dukungan Liga Arab sangat penting dalam melaksanakan no – flying zone dikawasan ini.55

53

Baylis, J., Smith, S., & Owens, P. (2008). The Globalizaton of World Politics : an introduction

to international relations. New York: Oxford University Press

54

United Nations. UN Security Center.Security Council authorizes 'all necessary measures' to protect civilians in Libya. http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=37808 Diakses pada 24 Desember 2014

55

(24)

24 Negara – Negara yang memilih untuk abstain adalah China, Rusia, Jerman, Brazil dan India. 56

Keterlibatan NATO dalam eksekusi resolusi DK PBB d Libya tidak lepas dari peran serta Amerika Serikat sebagai Negara adidaya .Amerika Serikat merupakan salah Negara yang memiliki peran penting bagi DK PBB dan NATO. Amerika Serikat memiliki posisi sebagai anggota DK PBB yang memiliki hak veto termasuk pengaruh dalam pengambilan peran NATO di Libya. Dalam menjalankan pengaruhnya, Amerika Serikat menjalankan dua peran penting baik dalam sisi DK PBB maupun NATO.Dari sisi DK PBB, Amerika Serikat berpengaruh dalam pengambilan keputusan.Sedangkan dalam sisi NATO, Amerika Serikat berperan sebagai pemimpin pasukan NATO.57

Pada tanggal 18 Maret 2011, Presiden Obama membuat pernyataan tentang Kebijakan AS sesuai dengan Resolusi DK PBB 1973 yang melibatkan dukungan Inggris, Perancis dan Liga Arab untuk melakukan gencatan senjata untuk menghentikan serangan pasukan Khadafi di Benghazi. Amerika Serikat telah menyatakan siap untuk bertindak sebagai bagian dari koalisi internasional.Dengan menunjukan Sekretaris Gates dan militer melakukan kunjungan ke Paris untuk berkoalisi dengan Negara – Negara Eropa dan Jazirah Arab untuk melaksanakan Resolusi 1973.Amerika Serikat mendapat kewenangan konstitusi untuk melakukan hubungan luar negeri Amerika Serikat yang bertindak sebagai Panglima dan Kepala Eksekutif.Amerika Serikat telah berusaha untuk berkoalisi militer

56

United Nations. UN Security Center.Security Council authorizes 'all necessary measures' to protect civilians in Libya. http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=37808 Diakses pada 24 Desember 2014

57Gertler, Jeremiah. 2011. Operation Odyssey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress.

(25)

25 dengan Negara – Negara Eropa dan Jazirah Arab untuk melaksanakan langkah – langkah militer yang disahkan oleh Resolusi DK PBB.58

Selain mendapat banyak dukungan, secara kekuatan NATO memiliki perlatan militer canggih yang berasal dari Negara – Negara anggota seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis dan Inggris.Sebagai organisasi yang paling efektif di dunia, Pasukan NATO dilengkapi dengan peralatan – peralatan terbaik.Melalui NATO Research and Technology Organisation, (RTO) NATO mengembangkan berbagai teknologi dalam mendukung berbagai operasi perdamaian di dunia.59The Research and Technology Boardadalah otoritas tertinggi dari RTO. Melalui Conference of National Armaments Directors (CNAD) and the Military Committee, NATO melakukan integrasi dalam melaksanakan riset pertahanan dan teknologi.60

Dalam melaksakan misi perdamaian NATO menurunkan NATO Response Force (NRF) sebagai pasukan yang paling efektif untuk melakukan misi perdamaian.Saat ini jumlah pasukan tersebut telah mencapai 13.000 personel dari Negara anggota NATO dan mitranya.61 Jumlah aktor yang banyak didukung peralatan yang canggih akan mempermudah melaksanakan berbagai operasi di dunia.

Disisi lain, dalam melakukan peacekeeping DK PBB juga membentuk pasukan Perdamaian dibentuk dari anggota – anggota PBB. Pasukan Perdamaian di dominasi oleh pasukan – pasukan nasional Negara berkermbang. Pasukan ini ditempatkan dengan tujuan memonitori perbatasan yang disengketakan, mengamati proses

58

Gertler, Jeremiah. 2011. Operatin Odysesey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress. CRS Report for Congress

59

Aridsson, Per G. Weapon and Sensors. NATO Army Armamants Group. NATO

60

NATO.NATO Research and Technology

Organisation.http://www.nato.int/cps/en/natohq/topics_65174.htm Diakses pada 26 Januari 2015

61

(26)

26 perdamaian daerah pasca konflik, menyediakan zona aman konflik dan melindungi masyarakat sipil. DK PBB tidak memiliki pasukan sendiri sehingga mengandalkan pasukan dari Negara anggota yang dalam melakukan penempatan dalam konflik membutuhkan waktu yang cukup lama.62Dapat dilihat jika NATO memiliki pengolahan kekuatan militer dan teknologi yang lebih terorganisir dan lebih canggih dibandingkan dengan Pasukan Perdamaian DK PBB sehingga operasi yang dilaksanakan semakin efektif.

Aplikasi Resolusi 1973 oleh NATO banyak didominasi oleh Amerika Serikat, Perancis dan Inggris yang juga anggota DK PBB Ketiga Negara tersebut melakukan Operasi Odyssey Dawn yang berada dalam kontrol NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat.63NATO dianggap sebagai organisasi keamanan yang paling efektif di dunia.Salah satu alasan dukungan Negara – Negara anggota PBB yang juga anggota NATO adalah keenggan untuk mengirikan pasukan perdamaian dibawah komando PBB setelah kegagalan dalam UNPROFOR.64

b. Komposisi Negara yang Terlibat dalam Eksekusi Resolusi

Indikator composition dari Pendekatan Institusionalis melihat susunan organisasi dengan melihat komposisi aktor dan struktur birokrasi. Indikator ini juga akan melihat komposisi tindakan anggota NATO dalam menangani konflik di Libya.65Pada indikator size dapat dilihat komposisi Negara yang mengambil keputusan dalam keterlibatan NATO.Dalam Eksekusi Operasi Perdamaian yang telah

62

United Nations .Military.United Natios

Peacekeeping.http://www.un.org/en/peacekeeping/issues/military.shtml

63

NATO.North Atlantic Treaty Organization.NATO and

Libya.http://www.nato.int/cps/en/natolive/topics_71652.htm

64

Harsch, Michael F. 2012. NATO and the UN : Partnership with Potential ?. Berlin : SWP Research Paper

65

(27)

27 dimandatkan kepada NATO, Negara – Negara anggota Dewan Keamanan turut memiliki peran penting memberikan kontribusi menyelesaikan konflik di Libya baik secara birokrasi maupun pasukan perdamaian.Menanggapi Resolusi 1973 NATO mengambil peran dalam melaksanakan Unified Protector Operation yang bertujuan untuk melindungi warga sipil.Unified Protectordiperintahkan oleh Angkatan Udara Kanada.

Dua Belas anggota NATO termasuk Amerika Serikat telah berkoalisi untuk melaksanakan Resolusi 1970 yang menetapkan embargo senjata dan memberikan sanksi keuangan.Sesuai dengan Resolusi 1973 NATO melakukan Odyssey Dawn Operations. Perancis menetapkan zona larangan terbang diatas kota – kota besar di Libya. Sedangkan Amerika Serikat melalui Presiden Obama memberikan pendapat :66

“ The United States, the United Kingdom, France, and Arab states agree that a cease-fire must be implemented immediately. That means all attacks against civilians must stop. Qaddafi must stop his troops from advancing on Benghazi, pull them back from Ajdabiya, Misrata,and Zawiya, and establish water, electricity and gas supplies to all areas. Humanitarian assistance must be allowed to reach the people

of Libya.… Let me be clear, these terms are not negotiable.

These terms are not subject to negotiation. If Qaddafi does not comply with the resolution, the international community will impose consequences, and the resolution will be enforced through military action. Our focus has been clear: protecting innocent civilians within Libya, and holding the Qaddafi regime accountable”

66 Gertler, Jeremiah. 2011. Operatin Odysesey Dawn (Libya): Background and Issues for Congress. CRS

(28)

28 Amerika Serikat merupakan Negara yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dan sebagai penggerak pasukan perdamaian NATO.Melalui pidato Presiden Obama, Amerika Serikat meminta pihak Libya untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil.Amerika Serikat juga merupakan salah satu negera yang memproklamirkan ajakan untuk melakukan tindakan peacekeeping di Libya sebagai eksekusi Resolusi 1970 dan 1973.

Di lain sisi pidato ini juga menegaskan peran Liga Arab dalam melibatkan NATO. Sesuai dengan Piagam PBB Bab VII telah dijelaskan bahwa dalam melaksanan intervensi dibutuhkan peran dari organisasi regional yang dalam hal ini Liga Arab mengambil peran tersebut.Meskipun Liga Arab tidak melakukan intervensi secara langsung, namun dukungan Liga Arab merupakan salah satu komposisi yang penting dalam pengambilan kebijakan keterlibatan NATO di Libya.

Sedangkan secara komposisi tindakan, dilakukan secara sepenuhnya oleh Aliansi NATO.Tindakan koersif pertama dilakukan oleh Pasukan Udara Perancis. Alianisi Negara – Negara Amerika dan Eropa banyak berfokus pada penyerangan melalui udara sesuai dengan Resolusi DK PBB 1973. Amerika Serikat melalui Presiden Obama Amerika Serikat kemudian melakukan Operasi Odyssey Dawn sebagai bentuk keamanan multilateral untuk menerapkan no – flying zone di Libya. Operasi Militer dibawah Operasi Odyssey Dawn dilaksanakan pada 19 Maret 2011. Koalisi kekuatan dimaksimalkan untuk melakukan pengamanan udara di kawasan kota – kota besar di Libya. Operasi No – flying zone dilakukan terhadap aset pertahanan udara Libya dengan menggunakan Tomahawk67. Tomahawk digunakan oleh

67 Tomahawk adalah rudal jelajah yang diluncurkan melalui kapal selam atau terbang ke wilayah

(29)

29 Kapal – Kapal Inggris dan ditambah dengan pesawat British Tornado untuk mengirikan serangan udara ke Libya. Pada tanggal 23 Maret 2011, zona larangan terbang yang sebelumnya hanya dilakukan di kawasan udara kota – kota besar di Libya kemudian meluas mencakup seluruh garis pantai Libya. Perlawanan di optimalkan oleh Pihak Amerika Serikat dengan menghancurkan kendaraan lapis baja milik pasukan darat Khadaffi.68

Kemudian pada tanggal 27 Maret 2011, NATO mengambil alih seluruh komando peacekeeping di Libya dengan melaksanakan Operasi Unified Protector untuk menyelamatkan masyarakat sipil dan dibawah ancaman serangan Rezim Khadaffi. Operasi ini merupakan bentuk tanggung jawab NATO untuk melaksanakan embargo senjata, menerapkan no – flying zone dikawasan udara Libya serta melakukan penyelamatan populasi sipil. Operasi Unified Protector dilaksanakan oleh Pasukan Udara Kanada yang bermarkas besar di Allied Joint Force Command in Naples, Italy. 69

Sebelum melaksanakan Operasi Unified Protector, NATO telah melakukan pengawasan di kawasan Mediterania sejak tanggal 8 Maret 2011. Mananggapi Resolusi DK PBB 1970 dan 1973 yang berisi tentang pelarangan pengiriman senjata, NATO mengambil tindakan dengan melakukan operasi di kawasan Mediterania dan memotong aliran senjata dan tentara bayaran yang melalui laut Libya. Sepanjang berlangsungnya krisis kemanusian Libya, NATO

dengan meminimalkan kerusakan jaringan disekitar target. Sumber

http://www.raytheon.com/capabilities/products/tomahawk/ (Raytheon. Raytheon Company. Tomahawk Cruise Missile. http://www.raytheon.com/capabilities/products/tomahawk/. Diakses pada 27 Desember 2014)

68

Gertler, J. (2011). Operation Odyssey Dawn (Libya):Background and Issues for Congress.

Congressional Research Service halaman 7 69

(30)

30 melakukan komunikasi intensif dengan PBB, Liga Arab dan mitra internasional lainnya sebagai cara untuk melakukan konsultasi. 70

Selama pertemuan di Berlin, NATO bersama sekutu dan mitra non – NATO sepakat untuk melaksanakan Operasi Unified Protector sampai berakhirnya serangan terhadap warga sipil.Pada tanggal 8 Juni 2011, para menteri pertahanan NATO bertemu di Brussels dan sepakat untuk menjaga tekanan pada Rezim Khadafi.Tanggal 22 Agustus 2011, NATO melalui Sekretaris Jendral menegaskan komitmen untuk melindungi rakyat sipil dan keinginan untuk membantu rakyat Libya untuk menentukan masa depan kebebasan dan perdamaian Libya yang kemudian ditegaskan dalam pertemuan “Friends of Libya” di Paris Pada 1 September 2011. 71

Menanggapi proses peacebuilding yang mulai dilakukan PBB, DK PBB mengeluarkan Resolusi 2009 yang masih berisi tentang mandate perlindungan masyarakat sipil yang dilakukan oleh NATO. Pada Resolusi ini PBB juga membentuk misi dukungan di Libya yaitu UNSMIL. Sejak 6 Oktober 2011, NATO telah membahas proses mengakhiri Operasi Unified Protector. Sekretaris Jendral NATO juga berjanji untuk mengkoordinasikan penghentian operasi dengan PBB dan otoritas baru Libya.Misi NATO resmi berakhir pada 31 Oktober 2011.72

c. Birokrasi Administrasi dalam Pelaksanaan Eksekusi Resolusi

Indikator component melihat tentang proses birokrasi internal organisasi yang biasanya dilaksanakan oleh sekretariat organisasi

70

Ibid Halaman 15

71The CNN Wire Staff.CNN. ‘Friends Of Libya’ Coverge in Paris.

http://edition.cnn.com/2011/WORLD/africa/08/31/libya.paris.meeting/ Diakses pada 27 Desember 2014

72NATO.North Atlantic Treaty Organization.NATO and

(31)

31 internasional.73 Dalam aplikasinya, indikator ini akan menganalisa kerjasama DK PBB dan Sekretariat. Kedua organ ini memiliki fungsi yang saling terkait dalam proses birokrasi peacekeeping. Untuk melakukan tindakan pengamanan, dalam setiap misinya DK PBB mengeluarkan resolusi yang berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan berbagai tindakan di Negara yang sedang mengalami masalah.Pada konflik di Libya DK PBB mengeluarkan Resolusi 1970, 1973 dan 2009.Resolusi ini yang kemudian digunakan oleh organisasi regional untuk melakukan berbagai tindakan dalam menghentikan konflik di Libya.

Dalam Resolusi DK PBB, Sektaris Jenderal sebagai kepala sekretariat juga memiliki peran yang signifikan. Selain itu Sekretariat juga memiliki tugas penting dalam pelaksanaan peacekeeping.Sebagai lembaga yang mandiri keberadaan sekretariat merupakan kekurangan dari DK PBB.DK PBB tidak memiliki sekretariat sendiri.Terdapat birokrat senior yang bekerja untuk Dewan Keamanan.Dalam setiap penetapan misi baru khusunya untuk pembentukan organisasi baru, DewanKeamanan membutuhkan koordinasi dengan Sekretariat PBB sebagai pengawas birokrasi internal dalam PBB.74

Sekretariat PBB merupakan organ yang bertugas untuk mengelola program – program dan kebijakan yang sudah ditetapkan.Sekretariat memiliki tugas yang beragam seperti administrasi operasi perdamaian untuk menangani sengketa di berbagai Negara, survey tren ekonomi dan sosial, mempersiapkan pembelajaran HAM dan pembangunan berkelanjutan.Sekretariat juga

73

Barkin, S. J. (2006). International Organization Theoris and Institution. New York: Palgrave Macmillan

74Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan :

(32)

32 berfungsi sebagai media komunikasi dunia, mengorganisir konferensi internasional yang menjadi tren serta menafsirkan pidato dan menerjemahkan dokumen ke dalam bahasa resmi PBB.Sekretariat PBB dipimpin oleh Sekretaris Jendral yang ditunjuk oleh Majelis Umum dan direkomendasikan oleh Dewan Keamanan.75

Secara tidak langsung Sekretariat PBB juga memiliki pengaruh dalam menjaga perdamain di dunia yang sebagian besar tugasnya diemban oleh Dewan Keamanan. Ada dua cara keterlibatan Sekretariat PBB dalam menjaga perdamaian dunia. Pertama, menyediakan layanan administrasi kepada Dewan Keamanan.Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan bahwa Sekretariat PBB ikut serta dalam administrasi operasi penjagaan perdamaian seperti menajemen keuangan dan pelayanan hukum terhadap fungsi dasar organisasi.Dalam melaksanakan fungsinya ini Sekretariat PBB menbentuk Departement Peace Keeping Operations (DPKO) yang bertangungjwab untuk administrasi umum, logistic dan koordinasi fungsi dalam Misi Dewan Keamanan.DKPO juga bertanggung jawab atas pelatihan pasukan perdamian yang tergabung dalam misi penjaan perdamaian.76

Kedua, Sekretaris Jendral memiliki kewenangan untuk terlibat langsung dalam isu perdamian dan keamanan. Meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Piagam PBB, peran Sekretaris Jendral dalam isu – isu yang menjadi perbincangan dunia khususnya perdamiaan dan keamanan akan penciptakan citra baik bagi PBB. Dalam pelaksanaannya Dewan Keamanan dapat menunjuk langsung atau melalui perwakilan.Kelemahan dari Sekretariat PBB adalah tidak

75

United Nations. UN Secretariat. The Secretariat.http://www.un.org/en/mainbodies/secretariat/ Diakses Pada 20 Desember 2014

76Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan :

(33)

33 memiliki wewenang untuk melakukan tindakan embargo ekonomi dan militer untuk mendukung keterlibatannya dalam suatu misi.77

Sekretariat PBB memiliki fungsi penting dalam birokrasi pelaksanaan peacekeeping oleh DK PBB.Tahapan penyelesaian konflik dengan peacekeeping operations dimulai dengan melakukan konsultasi awal.Demonstrasi yang semakin menyebar di Libya dan eskalasi konflik yang semakin membesar membuat DK PBB akhirnya melibatkan diri dalam penyelesain konflik di Libya. Melalui Resolusi 1970 DK PBB mengidentifikasi pihak – pihak yang terlibat yaitu pemerintah dalam negeri Libya, Negara anggota PBB yang memiliki kemungkinan untuk terlibat sebagai peacekeeper dan organisasi regional seperti Liga Arab dan Uni Africa. Resolusi 1970 melalui Sekretaris Jenderal meminta seluruh anggota untuk memfasilitasi dan mendukung penyelamatan masyarakat sipil Libya untuk menegakan keamanan di kawasan Jazirah Arab.Dewan Keamanan secara teratur memberikan informasi dan menyatakan siap melakukan tindakan selanjutnya apabila diperlukan.78

PBB hanya dapat menyebarkan peacekeeper jika ada Resolusi DK PBB yang mengizinkan mereka untuk melakukan tindakan peacekeeping.DK PBB kemudian menentukan jumlah personil, markas dan tindakan pengamanan. Proses ini akan memakan waktu hingga enam bulan. 79Melihat kondisi Libya yang memprihatinkan NATO kemudian mengambil alih sebagai peacekeeper di Libya untuk mempermudah tindakan peacekeeping.

Secara birokrasi internal kerjasama antara DK PBB dan NATO dapat dilihat dari evolusi hubungan antara kedua organisasi ini dalam

77 Ibid Halaman 73 78

United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1970. United Nations : New York

79

United Nations.Militer.United Nations

(34)

34 menjaga keamanan dan perdamaian di dunia.Dalam Piagam PBB Bab VII dijelaskan tentang kerjasama antara DK PBB dan organisasi regional yang mempromosikan perdamaian.Dalam hal ini NATO sering kali memposisikan diri sebagai organisasi regional dalam bertindak sebagai peacekeeper.80Sejak tahun 1990an NATO telah melaksanakan kerjasama yang semakin intens dengan DK PBB dengan mengambil peran untuk melakukan eksekusi Resolusi DK PBB.81Secara legitimasi tertulis, Piagam NATO dibuat dengan didasarkan pada point – point dalam Piagam PBB. Piagam NATO sendiri telah dibuat sejak tahun 1949 pasca perang dunia kedua dengan tujuan menghambat ekspansi Uni Soviet.Hubungan antara NATO dan DK PBB telah dikembangkan melalui berbagai operasi perdamaian.Kerjasama juga dilakukan dengan penandatanganan kerjasama antara kedua organisasi tersebut. Perkembangan kerjasama dengan cara menjadikan isu – isu yang berkaitan dengan keamanan dan perdamaian sebagai kepentingan bersama.

NATO banyak melibatkan diri dalam membantu DK PBB untuk menyelesaiakan berbagai konflik di dunia baik yang tertulis dalam Resolusi maupun tidak.Salah peran NATO yang bertindak sebagai peacekeeper secara penuh adalah dalam menangani konflik di Libya.Melihat respon Negara Libya terhadap Resolusi 1970, DK PBB mengeluarkan Resolusi 1973 sebagai upaya peacekeeping. Melihat kondisi Libya yang semakin membesar, Sekretaris Jenderal menyebarkan misi untuk melakukan gencatan senjata dan menunjuk Mr.Abdel- Elah Mohammed Al – Khatib sebagai utusan khusus untuk

80

United Nations.United Nations University CRSI.Assessing the Role of Regional Organisations under

Chapter VIII of the UN Charter in the Twenty-First Century

(2013-2014).http://www.cris.unu.edu/Assessing-the-Role-of-Regional-Organisations.617.0.html Diakses

pada 22 Januari 2015.

81Abass, Ademola. Assessing the Role of Regional Organisations under Chapter VIII of the UN Charter

(35)

35 mendukung upaya penyelesaian krisis dan sebagai cara untuk merespons permintaan rakyat Libya untuk mengirimkan utusan.82Resolusi 1973 membuka kesempatan bagi organisasi regional untuk melalukan peacekeeping yang dalam pelaksanaanya dilaksanakan oleh NATO. NATO melaksanakan peacekeeping operations berdasarkan Resolusi 1973 tentang no – flying zone dengan mengerahkan kekuatan anggota seperi Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. 83

Tahapan selanjutnya dalam peacekeeping adalah menunjuk Kepala Misi untuk melakukan operasi perdamaian.Sekretaris Jendral mengerahkan DKPO yang bertanggung jawab untuk melaksanakan misi perdamaian.84Namun dalam kasus yang terjadi di Libya, NATO mengambil peran sebagai peacekeer.Sekretaris Jenderal NATO mengambil peran dengan mengadakan Unified Protector Operation.85NATO melaksanakan peackeeper operations sesuai dengan Resolusi DK PBB 1973 dengan menggunakan pasukan dari Negara – Negara anggota NATO.Selain mengambil peran secara militer, Negara – Negara anggota NATO juga berperan dalam pembiayaan peacekeeping operation.86

Pada berbagai misi perdamaian dunia organ yang berada dibawah PBB, DK PBB, Majelis Umum dan Sekretariat memiliki fungsi melengkapi.Dimana DK PBB dengan fungsi legitimasinya dapat melakukan intervensi dengan mengeluarkan Resolusi DK

82

United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1970. United Nations : New York

83Gertler, J. (2011). Operation Odyssey Dawn (Libya):Background and Issues for Congress. Congressional Research Service

84

United Nations. United Nations Peacekeeping .The Role Security

Council.http://www.un.org/en/peacekeeping/operations/rolesc.shtml Diakses pada Hari Sabtu 6 Maret 2013

85

Gertler, J. (2011). Operation Odyssey Dawn (Libya):Background and Issues for Congress.

Congressional Research ServiceHalaman 16

(36)

36 PBB.Dewan Keamanan juga memiliki pengaruh banyak dalam menangani kasus perdamaian dan keamanan yang menjadi tujuan utama dari pembentuk PBB.Namun sebagai lembaga yang mandiri keberadaan DK PBB perlu didukung oleh Sekretariat sebagai bagian dari kesatuan PBB itu sendiri. Sekretariat secara tidak langsung ikut terlibat dalam proses perdamaian khusunya dalam bidang administrasi. Sekretaris Jendral PBB juga banyak terlibat dalam pelaksaan operasi perdamian di dunia seperti melakukan negosiasi atau kerjasama dengan aliansi.

(37)

37 Bab VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dewan Keamanan PBB merupakan bagian dari organisasi internasional PBB.Dewan Keamanan memiliki wewenang untuk mejalankan fungsinya sebagai penjaga perdamian dam keamanan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan segala cara jika diperlukan untuk menyelamatkan masyarakat sipil dalam suatu konflik.Salah satu konflik yang ditangani oleh DK PBB adalah konflik internal Libya pada tahun 2011.Pada konflik – konflik sebelumnya, DK PBB banyak melibatkan Negara anggota PBB sebagai pasukan perdamaian.Namun dalam konflik Libya, DK PBB hanya menggunakan NATO sebagai peacekeeper di Libya.

Dilihat dari Pendekatan Instititusional yang melihat bagaimana kinerja didalam organisasi, terdapat tiga indikator yaitu sizeaktor yang berpengaruh yaitu Negara – Negara anggota DK PBB dan organisasi Jazirah Arab memberikan dukungan kepada NATO untuk terlibat sebagai peacekeeper.Dalam sisi kekuatan, NATO memiliki teknologi yang memadai untuk melakukam peacekeeping secara efektif.

Secara komposisi, Negara – Negara yang terlibat dalam misi perdamain NATO merupakan Negara – Negara anggota Dewan Keamanan dan PBB sehingga memudahkan proses birokrasi dalam pengambilan keputusan dan dalam melakukan eksekusi resolusi DK PBB.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam naskah tersebut mengungkapkan kisah cinta Pakubuwana X dengan Kanjeng Ratu Mas dan 5 pokok bahasan yaitu: karakter seorang pemimpin yang baik, gambaran

Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB pada guru di TK Fastrack FunSchool Yogyakarta, mengetahui pengaruh komitmen

Monev Desa Siaga Bidan Penanggung Jawab Desa Dokter Petugas Promkes Surveilans Gizi Kesling UKS PKPR Desa Way kalam 18 Promosi Kesehatan Pembinaan Posyandu Balita Seluruh

Piutang salah satu aset yang cukup penting bagi pemerintah daerah, baik dari sudut pandang potensi kemanfaatannya maupun dari sudut pandang akuntabilitasnya. Semua standar

Berdasarkan susunan fraksi pasir total yang banyak mengandung kuarsa jernih lalu diikuti dengan adanya plagioklas, hipersten, augit, lapukan, lapukan gelas volkan, gelas

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor dominan yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih Program Studi Pendidikan Olahraga Universitas Bina

Pencekaman menggunakan ragum dipasang pada meja mesin frais, gerakan meja arah kiri kanan atau sumbu x, ukuran disesuaikan dengan gambar diatas, sebelum