PELATI HAN PENULI SAN KARYA I LMI AH
HI MADI PTA FP - UNRAM
TEKNI K PENYAJI AN DAN
I NTERPRETASI DATA
oleh:
I r. I Gde Ekaputra Gunartha, M.Agr., Ph.D.
Dosen Statistika Universitas Mataram
DATA ?
DATA
≈
FAKTA
yang maknanya dapat berdimensi
:
1. sebagai pernyataan yang menggambarkan
suatu fenomena alam, a.l.: data temperatur,
intensitas cahaya, curah hujan, RH, dsb.
JENIS DATA
D
A
T
A
KUALI TATI F
> dalam bentuk atribut/ kategorik (pernyataan kualitatif)
KUANTI TATI F
> dalam bentuk angka/ numerik
> ada yang berbentuk:
DATA DISKRIT
DATA KONTINYU
> Nominal
(varietas, jenis/ macam, dsb)
> Ordinal (skala rasa, skala aroma, skala intensitas, dsb)
> Selang (suhu, pen-dapatan, dsb)
> Nisbah/Nol Mutlak
(bobot, tinggi, luas, dsb)
+ lapangan, dsb
Bagaimana menyajikan &
menginterpre-tasikan data pada Karya Ilmiah?
PENYAJIAN DATA
sangat berkait dengan kemana
ARAH INTERPRETASI
yang akan dibuat oleh
PENULIS
. Sedang arah interpretasi sangat ditentukan
oleh
TUJUAN PENULISAN KARYA ILMIAH
yang
nantinya tercermin dalam
KESIMPULAN
.
Penyajian & interpretasi data harus
JELAS
dan
TIDAK
BANYAK MENGGUNAKAN KATA-KATA
TAK-BERGUNA
(
verbiage
). Hindari
PENGULANGAN
PENYAJIAN
DATA
1. TEKS
(digunakan jika data numerik yang disajikan tidak ekstensif (banyak), namun hanya untuk penegasan
secara faktual)
2. TABEL
Tab el Acuan (reference tables)
Tabel Sajian (demonstration
tables)
3. GRAFIK
(tipenya sangat ditentukan oleh
SAJIAN TABEL & GRAFIK
TABEL & GRAFIK idealnya harus mampu
menjelaskan/mene-rangkan dirinya sendiri (self-explanatory). Artinya, pembaca
dapat mengerti & paham apa yang dimisikan penulis dalam Tabel & Grafik tanpa membaca acuan rinci tertulis dalam teks.
Deskripsi Tabel & Grafik seperti JUDUL, CATATAN KAKI,
dan SINGKATAN harus dibuat SINGKAT, PADAT, dan
INFORMATIF.
Hindari penggunaan angka eksponensial (seperti 10-39) pada
Tabel & Grafik. Kalau tidak dapat dihindari, tuliskan pada
TABEL
TABEL ACUAN: Tabel ini mengandung data yang
kompre-hensif (lengkap) yang mengandung unsur ‘what, where dan
when’. Jadi dapat dikatakan datanya mengandung data lengkap koleksi atau hasil pengukuran di lapangan. Umumnya Tabel ini ditempatkan pada Lampiran. Tabel semacam ini sering dijumpai pada SKRIPSI, TESIS, atau DISERTASI; namun jarang
dijumpai pada karya ilmiah seperti MAKALAH, KARYA TULIS, dsb.
TABEL SAJIAN: Tabel yang disajikan dalam tubuh tulisan
TABEL SAJIAN YANG BAIK
1. ORIENTASI & URUTAN PENATAAN TABEL: Faktor ini
sangat berpengaruh kepada KEMUDAHAN MEMBACA
(readability) dan MEMAHAMI DATA (understand ablility). Pembaca akan jauh LEBIH MUDAH membandingkan data
DALAM KOLOM dibandingkan DALAM BARIS (LIHAT
Tab el 1 dan Tab el 2).
2. PENGGUNAAN PEUBAH KUANTITATIF PADA KOLOM
Diet*) Peubah
I II III IV
Asupan Susu (milk intake) 9,82 10,48 8,9 9,15 Asupan Tambahan (suplement
Hal-hal penting yang perlu diperbaharui pada Tabel 1:
a) Jika tujuan kita ingin membandingkan perbedaan antar perlakuan atas sejumlah peubah respon, maka PERLAKUAN yang
dibandingkan ditata menurut BARIS dan PEUBAH RESPON
ditata menurut KOLOM TABEL (lihat Tabel 2, kita lebih mudah membandingkan perlakuan dibandingkan data Tabel 1).
b) Deskripsi data pada Tabel 1 tidak baik, seperti adanya
ketidak-konsistenan penggunaan desimal dalam kolom
peubah respon, demikian juga penggunaan desimal yang
kurang bermakna untuk suatu peubah respon.
c) Label perlakuan (Diet) tidak informatif dan tidak
mempu-nyai unit.
d) Tata urut penempatan PEUBAH RESPON umumnya
disesu-aikan dari peubah yang paling penting muncul pertama
Tabel 3. Jumlah jam yang dibutuhkan petani untuk melakukan penyiangan pada tiga pola tanam monokultur dan tumpangsari jagung (n = 180 petani)
Jam Monokultur
Tumpangsari Hal apa yang menarik disini?
Pengelompokkan Jam seperti di Tabel 3, sebaiknya disesuaikan dengan TUJUAN INFORMASI yang ingin diperoleh dan
SEBARAN DATA yang dikumpulkan. Hindari pembuatan
kelompok tersebut telah dirancang sebelum DATA
DIKUMPULKAN, jika hal ini dilakukan banyak informasi yang
3. Gunakan digit desimal yang minimum, umumnya
menggunakan DUA DESIMAL. Jika POSISI DESIMAL tidak terlalu ragam dan berpengaruh secara signifikan maka jumlah desimal dapat dikurangi. Misal desimal kedua dari suatu angka ratusan dari suatu peubah respon yang tidak terlalu bervariasi dapat dikurangi menjadi SATU DESIMAL. Yang penting
pengurangan jumlah digit desimal TIDAK MENGURANGI
INFORMASI namun justru menambah kejelasan makna.
4. Penyajian Tabel Percobaan Faktor Tunggal, artinya
Tabel 4a Tabel 4b
Hal apa yang dapat dijelaskan dari Tabel 4a dan Tabel 4b?
1) Pada Tabel 4a memberikan keleluasaan kepada Pembaca untuk
membandingkan antar varietas. Dengan menghadirkan nilai S.E maka dengan mudah menghitung BNT, BNJ, dan Dunnett.
5. Penyajian Tabel Percobaan Berfaktor Ganda, misal terdapat dua faktor yang dikaji (A dan B) masing-masing terdiri atas a aras dan b aras sehingga terdapat ab kombinasi perlakuan. Jika kedua faktor tidak berinteraksi maka uji lanjut setelah ANOVA
dilakukan pada PENGARUH UTAMA (main effect), yakni
Tabel 5. Pengaruh interaksi antara Suhu Penggodokan dan Jenis Nangka terhadap lama simpan dodol (hari)
Suhu Penggodokan (oF)
Jenis Nangka
50 65 80
• Huruf yang sama di belakang rerata perlakuan menyatakan tidak berbeda nyata untuk pengaruh sederhana (simple effect) Jenis Nangka pada masing-masing aras Suhu Penggodokan pada uji BNT 5% ( = 37,70)
SAJIAN GRAFIK
GRAFIK
1. GRAFIK BATANG (Bar Chart)
2. GRAFIK GARIS (Line Graph)
3. GRAFIK PENCAR (Scatter Graph)
4. GRAFIK INTERAKSI
6. GRAFIK REGRESI
GRAFIK BATANG digunakan jika sumbu mendatar (axis)
meru-pakan PEUBAH KUALITATIF (atribut atau kategori) seperti
jenis pupuk, varietas, dsb).
Sajian data dalam bentuk batang lebih disukai jika diurut dari
KECIL ke BESAR (ascending order) atau sebaliknya
(descending order). Ini dimaksudkan untuk memudahkan membaca
dan menginterpretasikan.
Sajian data dalam bentuk batang umumnya di-kluster atau di ke-lompokkan sesuai tujuan membuat Grafik Batang, agar memudah-kan membaca dan menginterpretasimemudah-kannya.
Pembandingan sajian data akan lebih mudah terbaca dan
diinterpretasikan jika batang data berdampingan, dibandingkan batang data yang letaknya berjauhan (lihat Grafik 1)
0
Tanpa Olah Tanah
0
Olah Tanah Tanpa Olah Tanah
0
Grafik 1c disebut ‘stacked graph’ (batang grafik data ditumpuk dalam satu batang).
Grafik 1c efektif untuk membaca dan meninterpretasikan data BIJI, namun kurang baik untuk membaca/menginterpretasi
data batang. Bagaimana menggambar untuk membaca data
2. GRAFIK GARIS:
GRAFIK GARIS digunakan jika sumbu mendatar (axis)
meru-pakan PEUBAH KUANTITATIF (KONTINYU), a.l.: dosis
pupuk, konsentrasi pestisida, ketebalan mulsa, tinggi genangan air, dsb.
GRAFIK GARIS sangat baik digunakan untuk membandingkan
beberapa perlakuan dalam satu frame gambar. Meskipun tidak ada
aturan berapa grafik garis yang dapat disajikan dalam satu frame
gambar, namun jika lebih dari lima grafik garis dalam satu gambar kadangkala sering membingungkan untuk melihat dan menginter-pretasikan data.
0
Hari Setelah Tanam
T
Grafik 2a. Pertumbuhan tinggi jagung akibat perlakuan konsentrasi bokasi nenas.
Pada Grafik 2 terlihat respon yang hampir sam diantara beberapa per-lakuan konsentrasi, sehingga sulit membaca data grafik. Untuk itu pembedaan garis digunakan dengan tipe, warna & simbol plot yang
Grafik Garis juga dapat digunakan jika sumbu axis merupakan data peubah kategori diskrit seperti Garfik 1c, akan lebih mudah mem-bacanya jika disajikan dalam bentuk GRAFIK GARIS (lihat
Grafik 2b).
Biji Batang Total
3. GRAFIK PENCAR:
GRAFIK PENCAR digunakan untuk mendiagnosa sebaran data (lihat Grafik 3
Nilai Estimasi (fitted value)
N
Grafik 3. Hubungan nilai estimasi dan nilai galat data hasil melon
4. GRAFIK INTERAKSI:
Grafik ini sering digunakan untuk menyajikan pengaruh interaksi dua faktor perlakuan terhadap peubah respon. Bandingkan pembacaan dan interpretasi data yang ditambilkan pada Tabel 5 dan Grafik 4
5. GRAFIK DENGAN
ERROR BAR
:
Grafik ini baik untuk mem-visualisasikan data lengkap dengan uji pembandingan-nya, dalam hal ini menggu-nakan selang kepercayaan
(confidence interval = CI)
5%.
Grafik 6
6. GRAFIK REGRESI:
Grafik Ini digunakan untuk menggambarkan hubungan fungsional
antara PEUBAH BEBAS (NUMERIK KONTINYU) dengan PEUBAH TAK BEBAS (lihat Grafik 7)
0
Hari Setelah Tanam
T
Sajian Data & Interpretasi Hasil
Analisis Statistika
Pada Karya/Tulisan Ilmiah data tidak hanya disajikan dalam bentuk deskritif namun juga dalam BENTUK HASIL
ANALISIS STATISTIKA (seperti uji hipotesis,
pembanding-an pembanding-antar rerata perlakupembanding-an, regresi dsb).
Penulisan PERNYATAAN SIGNIFIKANSI, banyak PENULIS menggunakan dalam teks dengan menuliskan probabilitas yakni:
P < 0,05 (untuk signifikan) dan P > 0,05 (untuk non-signifikan).
Namun akan jauh lebih baik jika disamping nilai rerata
ditulis-kan nilai eksak probabilitas yang keluar dari hasil perhitungan
α = 5% maka hasil uji hipotesis signifikan karena 0,023 < 0,05.
Beberapa ukuran penyebaran data yang sering digunakan dalam penyajian data ilimiah adalah simpangan baku (SD),
galat baku beda rerata (SED), dan koefisien variasi (CV).
Seperti yang ditunjukkan pada Grafik 6, digunakan
CI = µ ± tα/2*SE.
Teladan penulisan hasil sebagai berikut:
“Terdapat beda hasil yang nyata antara Varietas Melon A dengan
Varietas B sebesar 16,91 kg/tanaman selang kepercayaan (13,26; 20,57)”
atau ditulis
“Perbedaan hasil Varietas Melon A dan B adalah sebesar 16,91 kg/ tanaman dengan rentang selang kepercayaan (13,26; 20,57)”
Dari penulisan kedua tanpa kita melakukan uji hipotesis sudah tersirat bahwa kedua varietas berbeda nyata, karena nilai 0
PENUTUP
PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA MERUPAKAN
FAKTOR PENTING DALAM KARYA ILMIAH
PENYAJIAN & INTERPRETASI DATA MEMPUNYAI
BENANG MERAH YANG JELAS DAN LINIER DENGAN
TUJUAN DAN KESIMPULAN
PENYAJIAN DATA DAPAT BERUPA TEKS, TABEL,
DAN GRAFIK BAIK SECARA DESKRIPTIF MAUPUN
sukses
semoga informasi ini bermanfaat pada PELATIHAN