• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Kelas 5 SD Negeri Gunung Tumpeng 02 dan SD Negeri Rowoboni 01 terhadap Hasil Belajar IPA Semes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Kelas 5 SD Negeri Gunung Tumpeng 02 dan SD Negeri Rowoboni 01 terhadap Hasil Belajar IPA Semes"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai integral kehidupan masyarakat di era global harus dapat

memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh berkembangnya ketrampilan intelektual,

sosial, personal. Pendidikan harus menumbuhkan berbagai kompetensi peserta

didik. Pendidikan sekolah menjadi tumpuan harapan untuk dapat mencerdaskan

kehidupan bangsa, karena pendidikan yang berlangsung di sekolah keberadaannya

disengaja, diniati, direncanakan, serta diatur sedemikian rupa melalui tata cara dan

mekanisme yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata

lain, pendidikan sekolah diselenggarakan secara sistematis dan sistemik. Oleh

karena itu, penyelenggaraan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk

perencanaan pengajaran yang harus dilaksanakan oleh guru yang berisi

pengetahuan ilmiah merupakan pengalaman belajar bagi siswa untuk mengubah

perilakunya menjadi manusia yang berilmu, bermoral, dan beramal saleh.

Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan dan pengalaman, hal tersebut merupakan pendapat James O. Whitaker (dalam Hosnan 2014: 4). Kata “diubah” merupakan kata kunci pendapat Whitaker, sehingga dari kata tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah

sebuah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui program yang disusun

untuk menghasilkan perubahan perilaku positif tertentu. Intinya bahwa belajar

adalah proses perubahan. Proses perubahan itu melibatkan guru, siswa, dan

lingkungan, yang disebut dengan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Achjar Chalil (dalam Hosnan 2014: 4), pembelajaran adalah

proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Dari pengertian pembelajaran oleh Achjar Chalil, secara tidak langsung

dapat diketahui bahwa pembelajaran bukan hanya guru yang harus bersikap aktif,

namun siswa juga aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri melalui

pengalaman langsung. Hal itu serupa dengan maksud dan tujuan dari Ilmu

(2)

IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa

mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiahantara

lain penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan-gagasan. IPA merupakan

pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan (Sulistyorini, 2007: 39). Dengan demikian,

pembelajaran IPA merupakan kegiatan mencari tahu terhadap permasalahan alam

di sekitarnya.Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang

dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Untuk itu guru dituntut untuk

dapat membuat pembelajaran dengan kondisi seperti itu. Kondisi yang dapat

memunculkan keberanian bertanya dan keaktifan menemukan jawabannya antara

sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam pembelajaran

memerlukan adanya rangsangan dan kondisi yang mendukung (Susana, 2010: 48).

Kondisi yang mendukung untuk mendorong siswa aktif sehingga hasil belajar IPA

meningkat dapat terwujud dengan penggunaan model pembelajaran.

Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran IPA. Model-model pembelajaran tersebut diantaranya adalah STAD

(Students Teams-Achievement Divisions), Jigsaw (Model Tim Ahli),Cooperative

Script, Think Pair and Share (Pikir Bersama dan Berbagi), Numbered Heads

Together (Kepala Bernomor), Snowball Throwing (Gelundungan Bola Salju),

Example Non Example, Problem Based Intruction/PBI (Pembelajaran Berbasis

Masalah), Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat), Role Playing

(Bermain Peran), Group Investigation (Grup Peneliti), Student Fasilitator and

Expailing/SFE (Fasilitasi Oleh Siswa), Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC), Picture and Picture, danMake a Match (Cari Pasangan)

(Hosnan, 2014: 246-259).

Banyak dari model pembelajaran tersebut yang belum digunakan dalam

pembelajaran IPA di SD. Begitu pula dengan SD Negeri GunungTumpeng 02 dan

(3)

tersebut sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti. Uji

pendahuluan dilakukan peneliti melalui teknik wawancara. Narasumber dari

wawancara yang dilakukan peneliti adalah Bapak Nuryadi, S.Pd dan Bapak

Hamrowi, S.Pd. Bapak Nuryadi, S.Pd sebagai wali kelas 5 di SD Negeri Gunung

Tumpeng 02 dan Bapak Hamrowi, S.Pd sebagai wali kelas 5 di SD Negeri

Rowoboni 01. Kedua narasumber tersebut menyatakan hal yang intinya hampir

sama bahwa pembelajaran IPA di kelas hanya menggunakan metode ceramah dan

beberapa kali melakukan percobaan untuk materi IPA tertentu. Narasumber juga

menyatakan bahwa siswa tidak terlalu aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan efektifitas dari dua model pembelajaran dari beberapa model

pembelajaran yang telah disebutkan diatas. Kedua model tersebut adalah model

pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and

Picture.

Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model

pembelajaran menggunakan contoh-contoh yang relevan dengan materi yang

diajarkan, media dalam penyampaian materi dapat berupa gambar, bagan, dan

skema. Gambar examples memberikan gambaran akan suatu materi yang sedang

dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang

bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model pembelajaran

lainnya yaitu model pembelajaran Pictures And Pictures. Model pembelajaran

Pictures And Pictures adalah model pembelajaran yang dapat melatih berpikir

logis dan sistematis. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik

memperlihatkan gambar yang sudah diacak untuk diurutkan agar sesuai dengan

materi yang telah disajikan. Kemudian guru menginformasi urutan gambar

tersebut, menanamkan konsep sesuai materi penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran Examples Non

Examples dan model pembelajaran Picture and Picture berpengaruh signifikan

ditinjau dari hasil belajar IPA, sehingga kedua model pembelajaran tersebut

(4)

penelitian berjudul“Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples dengan Picture and Picture terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem Gerak

Tumbuhan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2012/2013” oleh Setyaningrum (2013). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah hasil nilai

rata-rata posttest siswa menggunakan pembelajaran Picture and Picture sebesar

(76,72 ± 8,391) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples non

Examples sebesar (68,38 ± 9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil

uji hipotesis bahwa terlihat nilai F hitung (16,283) lebih besar dari F tabel (3,09).

Nilai F table diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar

(3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga

pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples non Examples,

Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan

pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05,

maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples

non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan.

Perbandingan pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 < 0,05, maka

H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples non

Examples, Picture and Picture dan konvensional denagn pembelajaran Picture

and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples non Examples dan

konvensional.

Penelitian lain menunjukkan bahwa model Examples Non Examples dan

model Picture amd Picture tidak memiliki perbedaan efektifitas yang signifikan

apabila dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya ditinjau dari hasil

belajar IPA. Penelitian tersebut berjudul “Studi Komparasi Penggunaan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture terhadap Hasil

Belajar IPA di Kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Tahun Ajaran 2013/2014” oleh Widihastuti (2014). Hasil penelitian tersebut menyatakan tidak terdapat perbedaan antara penggunaan strategi Examples non Examples dengan

strategi Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD

(5)

0,954> 2,000. Rata-rata nilai hasil belajar strategi Examples non Examples adalah

78,75 dan rata-rata nilai hasil belajar IPA strategi Picture and Picture adalah

81,56 Jadi, strategi Examples non Examples dengan strategi Picture and Picture

tidak ada yang lebih baik, dikarenakan H0 diterima. Sehingga mematahkan kedua

hipotesa kerja yang ditunjukkan dengan H1.

Berawal dari studi pendahuluan yang yang dilakukan oleh peneliti dan dari

dua penelitian terdahulu yang menyatakan kesimpulan yang berbeda, peneliti

melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas

yang signifikan atara model pembelajaran Examples Non Examples dengan model

pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran IPA kelas 5 Semester 1

Tahun Ajaran 2015/2016.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas terdapat

permasalahan, yaitu:

1. Belum diterapkan model pembelajaran yang efektif yang dapat menjadi

solusi bagi siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran IPA.

2. Masihterdapatsiswa yang pasifsaatpembelajaran IPA.

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Dari masalah yang dicantumkan di atas, tentu diperlukan batasan masalah

yang akan dikerjakan dan dicari solusinya. Dalam penelitian ini dapat diterapkan

pada siswa kelas 5 SD terhadap hasil belajar IPA.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat

dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah, apakah ada perbedaan efektivitas

antara model pembelajaran Examples Non Examples dibandingkan dengan model

pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas5SD Negeri

Gunung Tumpeng 02 dan SD Negeri Rowoboni 01?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka kegiatan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas

(6)

model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD

Negeri Gunung Tumpeng 02 dan SD Negeri Rowoboni 01semester 1 tahun

2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil yang diharapkan dapat memberi

sumbangan pemikiran perkembangan dunia pendidikan mengenai efektifitas

penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dengan model

pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar mata pelajaran IPA.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa:

Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa.

2. Bagi Guru:

Memberikan masukan kepada guru SD agar lebih inovatif dalam memilih

model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Bagi sekolah:

Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik pada

sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umumnya.

4. Bagi Peneliti:

Dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efektifitas yang signifikan

penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dengan model

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan alat peraga menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu siswa dengan ADHD menghitung penjumlahan dan pengurangan serta menarik

Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparatif.Hasil penelitian ini adalah penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuanpengurangan bilangan

Pada penelitian tersebut digunakan jaringan syaraf tiruan, keakuratan model JST yang paling ideal adalah menggunakan parameter hasil pengolahan citra sebagai data masukan

citra yang telahdirekam yang berasal dari interaksi antaragelombang elektromagnetik dengan sutauobjek.Pemanfaatannya telah lama dilakukan di beberapa negara

Dari makalah yang telah disusun, maka dapat disampaikan beberapasimpulan, antaralain: Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim danpenerima informasi

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil dan kadar bioetanol dari tongkol jagung dengan yield dan kadar yang optimal ( Zea mays L.) ditinjau dari nisbah

Circuit Switching atau dalam bahasa Indonesia disebut sambungan sirkuit menurut wikipedia.com adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di

Anak dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), menunjukkan perilaku anak yang sangat baik dalam menjawab pertanyaan dengan metode bermain peran yang diukur