• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPL PGSD FKIP UNSYIAH DI SEKOLAH LATIHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPL PGSD FKIP UNSYIAH DI SEKOLAH LATIHAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA PPL PGSD FKIP UNSYIAH DI SEKOLAH LATIHAN

(Implementation Cooperative Learning Method of Giving Model Question and Getting Answer in Learning Physics students of class VIII-A of SMP Negeri 10 Banda Aceh)

Oleh: Alfiati Syafrina1)

e-mail: alfiatisyafrina@yahoo.co.id

1PGSD FKIP Unsyiah Banda Aceh

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengajar mahasiswa PPL PGSD di sekolah latihan. Populasi penelitian adalah mahasiswa jurusan PGSD FKIP FKIP Unsyiah tahun ajaran 2013/2014 yang sedang melaksanakan PPL di SD Negeri Kota Banda Aceh sebanyak 106 orang. Sampelnya adalah 15% dari jumlah populasi yaitu 19 orang. Data penelitian dijaring melalui dokumentasi dan angket. Analisis data secara diskriptif. Hasil analisis data secara diskriptif dengan teknik perentase. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengajar mahasiswa PPL PGSD di sekolah latihan yaitu bimbingan guru pamong dalam kegiatan: persiapan mengajar, observasi oleh guru pamong di kelas, tanggapan dan penilaian selama pembelajaran di kelas, saran-saran perbaikan setiap selesai mengajar, persiapan media pembelajaran, kesempatan untuk latihan mengajar di kelas, menguasai materi pelajaran, pengelolaan kelas, dan pelaksanaan dan pengelolaan evaluasi.

Kata Kunci:Faktor-faktor yang mempengaruhi, kemampuan mengajar dan mahasiswa PPL

ABSTRACT

This study aims to find out the factors that affect the ability of the student teaching Practice Field Experience Elementary Teacher Education the Faculty of Teacher Training and Education on training school. The study population is a student majoring in Practice Field Experience Elementary Teacher Education the Faculty of Teacher Training and Education Syiah Kuala University academic year 2013/2014 which is implementing Practice Field Experience in SD Negeri Kota Banda Aceh total of 106 person. The sample is 15% of the total population is 19 people. The research data captured through documentation and questionnaires. Analysis of descriptive data. The results of data analysis is can be concluded that the factors that affect the ability of the student teaching Practice Field Experience Elementary Teacher Education the Faculty of Teacher Training and Education on the teacher-training school that officials in the activities: preparation of teaching, teacher observation by officials in class, feedback and assessment for learning in the classroom, suggestions for improvement each finished teaching, preparation of media, the opportunity to practice teaching in class, master the subject matter, classroom management, and implementation and management evaluation.

Keywords: factors that affect, the ability to teach, and students PPL

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Menyiapkan tenaga guru yang

profesional dan berkualitas merupakan tugas dan tanggung jawab yang berat, karena selain membekali pengetahuan dan ketrampilan di bidang pendidikan, tugas utama yang sangat penting adalah mendidik agar memiliki potensi dan kepribadian guru yang utuh. Guru dikatakan professional apabila menguasai materi, memiliki wawasan yang luas tentang materi yang diajarkan, terampil berkomunikasi dengan siswa dan mampu mengevaluasi diri dan kemajuan belajar siswa.

Mahasiswa Praktik Pengalaman

Lapangan (selanjutnya disebut guru PPL)

merupakan “miniature” guru sesungguhnya

atau disebut juga calon guru. Kepada mereka juga dituntut untuk menguasai segala kemampuan mengajar dan mengaplikasikan secara professional sebagaimana yang ideal yang dilakukan oleh seorang guru.

Setelah mahasiswa menempuh

semester VI dan lulus semua mata kuliah PBM (Proses Belajar Mengajar), mereka diharuskan untuk menempuh kegiatan yang

dinamakan dengan PPL. Sebelum

melaksanakan PPL, mahasiswa harus

mengikuti dulu program micro teaching di

FKIP Unsyiah. Micro teaching merupakan

suatu latihan untuk menguasai kemampuan mengajar tertentu yang diperlukan dalam proses mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Calon guru diajarkan tiap-tiap

komponen kemampuan secara bertahap

melalui situasi mengajar. Dengan demikian micro teaching atau mengajar secara mikro adalah bentuk latihan mengajar bagi calon

guru sebelum menghadapi kelas yang

sesungguhnya.

Sewaktu pelaksanaan PPL

mahasiswa praktikan dibimbing serta dinilai oleh seorang guru pamong dan dosen

pembimbing. Komponen yang dinilai

meliputi rencana pembelajaran (RP),

penampilan mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas secara harian maupun

ujian, dan komponen sosial pribadi.

Sehubungan dengan ini hasil penelitian Sri Hartati (2004) mengenai persepsi guru

pamong terhadap kemampuan mengajar

mahasiswa PPL PGSD FIP UNP adalah: 1) sebayak 33% mahasiswa belum mampu menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran,; 2) 18,3% mahasiswa belum mampu menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan; 3) 17,5% mahasiswa belum mampu menjelaskan materi dalam kegiatan pembelajaran; 4) 35% mahasiswa belum mampu memberikan respon kepada murid dalam kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya penelitian Masrial (1998) juga menemukan bahwa para guru PPL itu

mengalami kesulitan-kesulitan dalam

melaksanakan PPL. Sebabnya cukup

kompleks, antara lain; 1) kurangnya ketrampilan mengajar yang dikuasai, 2) kurangnya penguasaan bahan.

Berdasarkan pengalaman penulis

membimbing mahasiswa PGSD yang

melaksanakan PPL diketahui kemampuan

mengajar mereka belum seperti yang

diharapkan. Bahkan ada isu yang mengatakan bahwa kehadiran guru PPL di suatu sekolah yang dianggap favorit, dapat mengacaukan

sistem pembelajaran sekolah yang

bersangkutan. Padahal, isu miris tersebut tidak perlu mencuat ke permukaan jika guru PPL dapat memungsikan dirinya sebagai calon guru yang ideal yang telah memiliki kualitas kompetensi yang memadai. Bahkan lebih dari itu, seiring pesatnya arus transformasi di

bidang pendidikan dewasa ini sangat

memungkinkan guru PPL membawakan „oleh

-oleh“ mutakhir tentang dunia keguruan ke

(4)

Alfiati Syafrina, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... |33 Temuan di atas dapat diasumsikan

bahwa kompetensi mahasiswa PPL di sekolah latihan masih belum seperti yang

diharapkan. Masalah ini perlu diteliti

mengapa bisa terjadi demikian? Padahal mahasiswa tersebut sebelum diterjunkan ke sekolah untuk melaksanakan PPL telah mengikuti pembelajaran baik secara teori

mapupun praktek (micro teaching)di kampus

mereka masing-masing. Atau guru pamong yang tidak membimbing mereka secara baik selama melaksanakan PPL? Pengaruh mana yang lebih dominan terhadap kemampuan mengajar guru PPL di sekolah latihan ?

Apakah micro teaching atau bimbingan guru

pamong?

Selanjutnya sejak tahun ajaran

2007/2008 FKIP Unsyiah membuka program sarjana untuk mahasiswa PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di FKIP Unyiah. Ini berarti mahasiswa PGSD FKIP Unsyiah

diwajibkan melaksanakan PPL untuk

menyelesaikan studinya. Hal ini merupakan pengalaman baru bagi mahasiswa PGSD maupun dosen PGSD FKIP Unsyiah.

Oleh karena itu untuk menjawab semua pertanyaan ini maka penelitian dengan

judul „Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPL

PGSD di Sekolah Latihan dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya“ sangat perlu

dilakukan dalam upaya mengatasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan di lapangan.

Masalah penelitian yang telah

dikemukakan belum dirumuskan secara

spesifik atau masih belum operasional. Agar masalah tersebut dapat dipecahkan secara tepat seperti yang dikehendaki, maka perlu disajikan secara operasional sehingga menggambarkan pula teknik analisis yang akan digunakan. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan mengajar mahasiswa PPL dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

kemampuan mengajar mahasiswa PPL PGSD di sekolah latihan?

Temuan penelitian diharapkan dapat bermanfaat: (1) untuk LPTK atau FKIP yang harus senantiasa mengetahui kompetensi mahasiswa PPL yang ada di sekolah, dan kalau ada bidang kompetensi yang masih

lemah, misalnya kelemahan di bidang

pelaksanaan pembelajaran, maka UPT Micro

Teaching harus segera memperbaiki program yang selama ini dilaksanakan, (2) untuk Dinas

Pendidikan, yang sangat berkepentingan

meningkatkan kualitas guru atau calon guru tetapi sampai sekarang belum dilaksanakan secara fokus pada masalah yang sangat dibutuhkan guru, dan (3) untuk siswa, yang sangat mengharapkan kehadiran guru atau calon guru yang profesional di sekolah mereka.

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan formal seorang guru

merupakan salah satu prasyarat kemampuan yang sangat menentukan bagi keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan . Oleh

sebab itu seorang guru dituntut

keprofesionalannya. Untuk menjadi guru yang profesioanal memang bukan pekerjaan yang mudah sebab guru yang profesional adalah guru yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik serta melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, diperlukan suatu lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan tenags guru yang

berkualitas dan profesional. Lembaga

(5)

salah satu LPTK yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga guru yang profesional.

Tujuan pendidikan FKIP adalah:

menyiapkan mahasiswa menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik dan seperangkat kompetensi

profesional keguruan dan kependidikan yang berpribadi serta mampu mengembangkan

ilmunya untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Disamping itu, juga memberikan bekal kepada mahasiswa agar memiliki kemampuan mengajar, yaitu kemampuan menguasai materi pelajaran (kemampuan dibidang teori) dan kemampuan menyampaikan materi pelajaran (kemampuan praktek)

Untuk menjamin bahwa mahasiswa

lulusan LPTK benar-benar mampu

melaksanakan tugas kependidikan di lembaga pendidikan yang memerlukan, maka sebelum dinyatakan lulus harus sudah menunjukkan kinerja bahwa mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan tersebut. Wadah untuk tempat berlatih dan menunjukkan kemampuan tugas kependidikan di lapangan adalah mata kuliah Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Dipandang dari sudut kurikulum, PPL adalah satu program mata kuliah proses belajar mengajar yang sengaja dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru agar memiliki kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh dan profesional.

Pelaksanaan PPL merupakan kulminasi dari program pendidikan guru. Kegitannya

merupakan aplikasi dari kemampuan

mahasiswa dalam bentuk teori ke dalam bentuk praktek, baik teori sehubungan dengan bidang studi, maupun kemampuan teori di bidang mata kuliah PBM. Jadi mahasiswa yang akan melakukan PPL haruslah memiliki

kemampuan menguasai materi dan

kemampuan menyampaikan materi, sebab

tanpa kemampuan menguasai tersebut seorang

mahasiswa tidakn akan dapat melakukan kegiatan dengan baik (Depdikbud, 2000).

Sebelum melaksanakan PPL tersebut ,

mahasiswa harus mengikuti dulu programmicro

teaching di FKIP Unsyiah. Melalui micro teaching calon guru diberikan pengalaman mengajar micro seluruh aspek-aspek kompetensi dalam mengajar yang sesungguhnya. Selain itu,

melalui micro teaching dapat diamati dan

dilatihkan aspek-aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru.

Micro teaching bertujuan untuk memberikan bekal ketrampilan mengajar (teaching skill) bagi calon guru dan meningkatkan mutu guru dalam ketrampilan mengajar. Hasil penelitian Turney (1973) mengungkapkan bahwa terdapat 8 ketrampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kedelapan ketrampilan tersebut adalah

ketrampilan (1) bertanya, (2) memberi penguatan, (3) mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7) mengelola kelas dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Setelah mengikuti micro teaching

maka pada semester berikutnya mahasiswa melaksanakan PPL. Dengan demikian maka PPL merupakan muara dari semua perkuliahan di LPTK, dan juga bagian integral kurikulum LPTK dalam upaya pembentukan tenaga kependidikan (guru) profesional. PPL juga

merupakan tempat untuk menyaturagakan

antara teori-praktek serta isi-metode.

Sehubungan dengan PPL ini Masrial (1999) mengatakan pada lembaga pendidikan seperti FIP, FKIP , IKIP atau perguruan tinggi

program studi kependidikan, mahasiswa

dibekali dengan berbagai ketrampilan

(6)

Alfiati Syafrina, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... |35 diujicobakan mahasiswa sebagai salah satu

„beban kurikuler perkuliahan“ serta untuk

mendapatkan sejumlah pengalaman mengajar (terbatas). Di sekolah-sekolah yang ditunjuk, mahasiswa yang tengah melakukan latihan mengajar terbatas ini diberi julukan sebagai guru PPL (guru praktik pengalaman latihan).

Mengingat bahwa PPL adalah wadah untuk berlatih mahasiswa dalam pembentukan tenaga kependidikan yang profesional, maka

pelaksanaannya hendaknya dimulai dari

bentuk yang kompleks, dan dari tahap yang memerlukan bimbingan penuh sampai tahap dapat mandiri (sebagai guru yang bertanggung jawab penuh).

Praktek Pengalaman Lapangan di sekolah bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman dan pengalaman faktual tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah dalam rangka pembentukan guru profesional. Dalam hal ini, persoalan pokok

dalam kegiatan PPL ialah bagaimana

menyatukan antara teori dan praktek. Mawardi

(2000) mengemukakan 3 macam cara

menghubungkan antara teori dengan praktek, yaitu: a) pendekatan linear bertahap yaitu penguasaan teori secara tuntas baru kemudian diikuti praktek, b) pendekatan akal sehat yaitu mahasiswa langsung disuruh praktek hasilnya dikaji secara teoritis, c) pendekatan berlapis berulang yang integratif, yaitu setiap sajian teori diikuti kegiatan praktek kemudian dikaji secara teori, dan seterusnya.

Untuk memenuhi keperluan kegiatan PPL tersebut harus melibatkan secara aktif dan

sitematis semua tenaga pada lembaga

pendidikan terkait seperti: dosen sebagai pembimbing dan guru sebagai pamong, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Tim pengajar Micro (2005) guru pamong bertugas: a) menyusun program kegiatan pada saat mahasiswa melakukan

observasi; b) membimbing dan menilai penyusunan persiapan mengajar tertulis; c) membimbing dan menilai praktek mengajar; d)

mendiskusikan hasil kegiatan praktek

mengajar bersama mahasiswa dan dosen pembimbing untuk perbaikan dan pengayaan penampilan praktek mengajar selanjutnya; dan e) membimbing dan menilai praktek layanan

bimbingan siswa. Sedangkan dosen

pembimbing bertugas: a) menyusun program

kegiatan PPL pada saat mahasiswa

melaksanakan observasi, b) membimbing dan menilai mengajar, c) mendiskusikan hasil kegiatan praktek mengajar bersama mahasiswa

dan guru pamong untukperbaikan dan

pengayaan penampilan praktek mengajar.

METODE PENELITIAN

1) Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif untuk memberikan

gambaran tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan mengajar

mahasiswa PPL di sekolah latihan.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif (Arikunto, 2006). Karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal sebelum terjun ke lapangan, maka jenis strategi penelitian ini secara lebih spesifik dapat disebut sebagai studi terpancang (embedded study research)(Yin, 1987: 136).

2) Populasi dan sampel Penelitian

Penelitian ini melibatkan guru PPL PGSD di SD Negeri Kota Banda Aceh sebagai populasi. Populasi sebanyak 106 guru PPL PGSD tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil. Sampel penelitian diambil 15% dari jumlah populasi dengan syarat di SD tersebut ada guru

PPL PGSD yaitu sebanyak 19 orang.

(7)

3) Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi dan angket. Dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk

mengetahui jumlah mahasiswa PPL PGSD

yang telah mengikuti sedang mengikuti PPL dan sekolah latihan bagi masing-masing mahasiswa tersebut. data tersebut diperoleh dari arsip bagian PPL FKIP Universitas Syiah

Kuala. Angket. Angket yang diberikan

kepada sampel penelitian untuk mengetahui pendapat mahasiswa PPL PGSD tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengajar mahasiswa PPL PGSD di sekolah

latihan. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket dengan pertanyaan

tertutup. Menurut Rianto (1996:70), “Angket

tertutup merupakan angket yang menghendaki

jawaban pendek, atau jawaban yang

dibutuhkan dengan membubuhkan jawaban tertentu”. Instrument ini digunakan dengan maksud, peneliti dapat menghimpun data

primer tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan mengajar

mahasiswa PPL PGSD di sekolah latihan.

4). Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul secara keseluruhan, tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap ini sangat penting, karena pada tahap inilah hasil penelitian dirumuskan. Langkah pertama dalam pengolahan data adalah utuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengajar mahasiswa PPL PGSD di sekolah latihan dengan mendiskripsikan hasil jawaban responden melalui angket. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan inferensial.

HASIL PENELITIAN

Analisis data digunakan statistik

sederhana dengan menghitung persentase dari aspek yang diperoleh dengan menggunakan

angket. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh sebagai berikut.

1. Mentabulasikan setiap item observasi menurut nomor urut dan hasil pengamatan disusun dalam bentuk tabel, kemudian disimpulkan dan ditafsirkan.

2. Penafsiran data untuk setiap aspek yang diamati dengan lembar observasi, hasil pengamatan dihitung dengan persentase, sehingga memudahkan dalam mengambil kesimpulan.

3. Adapun patokan yang digunakan untuk penyimpulan dan penafsiran data yang tercantum adalah sebagai berikut: 0 –20%

= sangat sedikit sekali, 21– 40% =

sebahagian kecil, 41 – 60% = lebih dari

setengah, 61 – 80% = sebahagian besar,

dan 81 - 100% = pada umumnya.

Penafsiran data pada Tabel 1 untuk

pertanyaan No. 1 menunjukkan bahwa pada umumnya (19 orang atau 100%) selalu guru

pamong memberikan bimbingan kepada

mahasiswa PPL PGSD FKIP Unsyiah dalam

mempersiapkan bahan mengajar seperti

membuat silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran, media yang digunakan, dan sebagainya. Hal ini menggambarkan faktor bimbingan dari guru pamong dalam persiapan mahasiswa PPL di sekolah latihan sangat

mendukung terlaksananya proses

pembelajaran dengan baik.

(8)

Alfiati Syafrina, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... |37 kesempatan yang kepada mahasiswa PPL untuk

duduk dibelakang (mengamati) ketika guru pamong mengajar. Dengan kata lain guru pamong memperbolehkan mahasiswa PPL untuk melakukan observasi awal, agar mahasiswa mengetahui situasi kelas, dan karakteristk siswa, sehingga jika mengajar nanti akan mengetahui

cara pengelolan kelas yang tepat.

Pertanyaan No.3 menunjukkan

sebahagian kecil (4 orang atau 21,2%) selalu guru pamong duduk dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar, sebahagian besar (12 orang atau 63,1%) kadang-kadang guru pamong duduk

Tabel 1. Analisis jawaban responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa PPL PGSD FKIP Unsyiah

No Pertanyaan

Jawaban responden/Persentase

selalu

kadang-kadang sering

tidak pernah

1. Bimbingan yang diberikan guru pamong

terhadap persiapan mengajar mahasiswa PPL 100% 0% 0% 0%

2.

Kesempatan yang diberikan guru pamong kepada mahasiswa PPL untuk duduk dibelakang (mengamati) ketika guru pamong mengajar

42,2% 36,6% 21,2% 0%

3.

Guru pamong duduk dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar

21,2% 63,1% 0% 15,7%

4.

Guru pamong memberikan tanggapan dan penilaian terhadap mahasiswa PPL ketika melakukan praktek mengajar di kelas

63,1% 15,7% 21,2% 00%

5.

Guru pamong melaksanakan diskusi setiap selesai mahasiswa melakukan praktek mengajar di kelas

31,5% 42,1% 21,2% 5,2%

6.

Guru pamong memberikan saran-saran untuk perbaikan praktek mengajar setiap selesai mengajar di kelas

31,5% 42,1% 21,2% 5,2%

7. Guru pamong menyarankan anda menggunakan

media pembelajaran ketika mengajar 100% 0% 0% 0 0%

8. Guru pamong memberikan kesempatan beberapa

kali kepada saudara untuk melakukan praktek mengajar

100% 0% 0% 0%

9. Guru pamong membiarkan saja mahasiswa PPL

untuk melakukan praktek mengajar sendiri di kelas 0 (0%) 52,6% 7,4% 0%

10. Guru pamong membimbing /mengarahkan

mahasiswa PPL yang kurang mampu

menyesuaikan /bergaul dengan guru atau siswa

100% 0% 0% 0%

11. Sikap terbuka dan luwes guru pamong terhadap

Mahasiswa PPL 89,5% 10,5% 0% 0%

12. Guru pamong juga memberikan tugas dalam

layanan dan bimbingan siswa 89,5% 0% 0% 10,5%

13.

Jika materi yang saudara jelaskan kepada siswa salah, guru pamong memberitahukan kembali dengan benar kepada saudara

89,5% 0% 0% 10,5%

14.

Guru pamong membimbing mahasiswa dalam pengelolan kelas, cara penguasaan materi yang baik dan cara melakukan evaluasi dengan baik

(9)

dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar, dan sangat sedikit sekali (3 orang atau 15,7%) tidak

pernah guru pamong duduk

dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar.

Pertanyaan No. 4 menunjukkan

sebahagian besar (12 orang atau 63,1%) selalu guru pamong duduk dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar, sangat sedikit sekali (3 orang atau 15,7%) kadang-kadang guru pamong duduk dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar, dan sebahagian kecil (4 orang atau 21,2%) sering guru pamong duduk dibelakang/mengamati mahasiswa PPL ketika mahasiswa tersebut mengajar.

Pertanyaan No. 5 menunjukkan

sebahagian besar (6 orang atau 31,5%) selalu guru pamong melaksanakan diskusi setiap

selesai mahasiswa melakukan praktek

mengajar di kelas, lebih dari sebahagian (8

orang atau 42,1%) kadang-kadang guru

pamong melaksanakan diskusi setiap selesai mahasiswa melakukan praktek mengajar di kelas, sebahagian kecil (4 orang atau 21,2%) sering guru pamong melaksanakan diskusi setiap selesai mahasiswa melakukan praktek mengajar di kelas, dan sangat sedikit sekali (1 orang atau 5,2%) tidak pernah guru pamong melaksanakan diskusi setiap selesai mahasiswa melakukan praktek mengajar di kelas.

Pertanyaan No. 6 menunjukkan

sebahagian besarl (6 orang atau 31,5%) selalu guru pamong memberikan saran-saran untuk perbaikan praktek mengajar setiap selesai mengajar di kelas, lebih dari sebahagian (8

orang atau 42,1%) kadang-kadang guru

pamong memberikan saran-saran untuk

perbaikan praktek mengajar setiap selesai mengajar di kelas, sebahagian kecil (4 orang atau 21,2%) sering guru pamong memberikan saran-saran untuk perbaikan praktek mengajar

setiap selesai mengajar di kelas, dan sangat sedikit sekali (1 orang atau 5,2%) tidak pernah guru pamong memberikan saran-saran untuk perbaikan praktek mengajar setiap selesai mengajar di kelas.

Pertanyaan No.7 menunjukkan pada umumnya (19 orang atau 100%) selalu guru

pamong menyarankan mahasiswa PPL

menggunakan media pembelajaran ketika mengajar. Faktor bimbingan guru pamong dalam menggunakan media pembelajaran juga sangat membantu mahasiswa PPL dalam menjelaskan materi pelajaran di kelas, karena media merupakan salah alat bantu selama proses pembelajaran.

Pertanyaan No. 8 menunjukkan pada umumnya (19 orang atau 100%) selalu guru pamong memberikan kesempatan beberapa kali kepada mahasiswa PPL untuk melakukan praktek mengajar. Ini merupakan salah satu faktor yang memdukung mahasiswa untuk berhasil selama mengajar di sekolah latihan.

Dengan diberikan kesempatan latihan

mengajar secara terus menerus melatih

mahasiswa PPL untuk mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya.

(10)

Alfiati Syafrina, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... |39 pamong dan pengawasan dari guru pamong

selama mengajar di kelas selalu diperlukan. Pertanyaan No. 10 menunjukkan pada umumnya (19 orang atau 100%) selaug guru

pamong membimbing/mengarahkan

mahasiswa PPL yang kurang mampu

menyesuaikan /bergaul dengan guru atau siswa. Faktor bimbingan guru pamong dalam pergaulan dengan guru lain atau dengan siswa

juga harus diperhatikan, karena guru

merupakan makhluk sosial. Tanpa hubungan

yang baik sesama anggota masyarakat

disekolah (siswa, guru, karyawan, dll)

mahasiswa PPl tidak akan berhasil dengan baik berkomonikasi sesamanya.

Pertanyaan No. 11 menunjukkan pada umumnya (17 orang atau 89,5%) selalu guru pamong bersikap terbuka dan luwes terhadap Mahasiswa PPL dan sangat sedikit sekali (2 orang atau 10,5%) kadang-kadang guru pamong bersikap terbuka dan luwes terhadap Mahasiswa PPL. Faktor keterbukaan dan luwes dari guru pamong membuat mahasiswa PPL berani berdiskusi dalam berbagai hal yang

diperlukan untuk mengembangkan

kemampuannya di sekolah latihan.

Pertanyaan No. 12 menunjukkan pada umumnya (17 orang atau 89,5%) selalu guru pamong juga memberikan tugas dalam layanan dan bimbingan siswa dan sangat sedikit sekali (2 orang atau 10,5%) kadang-kadang guru pamong juga memberikan tugas dalam layanan dan bimbingan siswa. Faktor bombingan guru pamong memberikan kesempatan kepada mahasiswa PPL dalam layanan dan bimbingan siswa juga melatih mereka memahami prilaku siswa-siswa yang didiknya dan cara mengatasi berbagai prilaku yang kurang baik dari siswa, karena guru merupakan pembimbing dan konselor bagi siswa.

Pertanyaan No. 13 menunjukkan pada umumnya (17 orang atau 89,5%) selalu guru pamong memberitahukan kembali yang benar

jika materi yang dijelaskan mahasiswa PPL kepada siswa salah dan sangat sedikit sekali (2 orang atau 10,5%) tidak pernah guru pamong memberitahukan kembali yang benar jika materi yang dijelaskan mahasiswa PPL kepada siswa salah.

Pertanyaan No. 14 menunjukkan pada umumnya (19 orang atau 100%) selalu guru

pamong membimbing mahasiswa dalam

pengelolan kelas, cara penguasaan materi yang

baik dan cara melakukan evaluasi dengan

baik. Biasanya mahasiswa PPL kurang memahami pengelolaan kelas yang baik karena di kuliah mereka menghadapi prilaku orang desawa yang jauh berbeda dengan siswa di sekolah. Cara penguasaan materi pelajaran agar mampu mengajarkan di kelas dan mudah dipahami siswa. Mengenalkan teknik evalusi yang baik dan bervariasi dan pengolahan hasil evaluasi menjadi pengalaman bagi mahasiswa PPL.

PENUTUP Simpulan

Hasil analisis data secara diskriptif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengajar mahasiswa PPL PGSD di sekolah latihan yaitu bimbingan guru pamong dalam kegiatan: persiapan mengajar, observasi oleh guru pamong di kelas, tanggapan dan penilaian selama pembelajaran di kelas, saran-saran perbaikan setiap selesai mengajar, persiapan media pembelajaran, kesempatan untuk latihan mengajar di kelas, menguasai materi pelajaran, pengelolaan kelas, dan pelaksanaan dan pengelolaan evaluasi.

Saran

Sesuai dengan kesimpulan di atas maka disarankan perlu ditingkatkan lagi bimbingan dari guru pamong terhadap mahasiswa yang

sedang melaksanakan PPL, khususnya

(11)

ketika mahasiswa PPL melaksanakan observasi awal, mengajar di kelas, tidak membiarkan mahasiswa PPL di kelas sendiri, dan selesai mengajar di kelas sebaiknya adanya diskusi kembali pelaksanaan pembelajaran kembali.

Begitu juga pelaksanaan micro

teaching pada masa yang akan datang perlu memperhatikan sub-sub kompetensi yang masih kurang sehingga mahasiswa PPL yang diterjunkan ke sekolah latihan lebih siap lagi

dalam kompetensi mengajar mereka.

Selanjutnya perlu diteliti variabel-varibel atau predictor.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Cooper, L. 1980. Teaching Skill. New York: Mc Hill Company and Sons

Depdikbud. 2000.Buku Pegangan Program

Pengamalan Lapangan (PPL).Proyek Pengembangan Guru Sekolah

Menengah. Jakarta

Iqbal Hasan. 2004.Analisis Data Penelitian dengan Statistik.Bumi Aksara 2004

Irawan. 1997. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: PAU Dirjen Dikti

Marsial. 1998. Kesulitan-kesulitan yang

dihadapi oleh mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

latihan. Jurnal Forum Kependidikan. No.2 Vol 4 Juni 1998.

Mawardi. 2000. Profil Kemampuan Mengajar

Lulusan D-II PGSD FKIP Universitas Syiah Kuala. Jurnal Mom Mata . Vol

4 No.2 September 2002.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis

Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sri Hartati. 2004. Persepsi Guru Pamong tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa Program Pengamalan Lapangan (PPL) PGSD FIP UNP di SD Latihan Kota Padang. Abstrak

Hasil Penelitian Universitas

Padjajaran. Lembaga Penelitian

Universitas Padjajaran Bandung.

Tim Pengajaran Mikro. 2001. Pengajaran

Mikro. Banda Aceh: UP PPL FKIP

Universitas Syiah Kuala

Turney, C. 1973. Sydney Micro Skills

Handbook. Sydney University

Usman, Uzer. 2001. Menjadi Guru

Profesional. Bandung: P.P Remaja Rosdakarya

Yin, R.K. 1987.Case Study Research: Design

Gambar

Tabel 1. Analisis jawaban responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhikemampuanmahasiswa PPL PGSD FKIP Unsyiah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Hasil analisis pada semai sengon laut menunjukkan bahwa penggunaan cocopeat sampai batas 50% yang dikombinasikan dengan tanah sebagai media tumbuh berpengaruh baik terhadap

Kecamatan terkait dengan pelayanan e-KTP sudah cukup baik, di buktikan dengan jumlah wajib e-KTP yang sudah melakukan perekaman data sebanyak 9.046 jiwa dari

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil refleksi siklus 2 adalah sebagai berikut: (1) Seluruh siswa melaksanakan tugas kelompok dengan aktif, dan kegiatan pembelajaran tidak lagi didominasi oleh

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Hospital/health post (Tools: secondary data review, transect walk) Infrastructure types Types of Health Centre Numbe rs of Health Center s Numb er of Health worke rs