• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran dengan Menggunakan Metode D (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembelajaran dengan Menggunakan Metode D (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Endang Dwi Hastuti

Progdi Pend. Bahasa Inggris, FKIP, Univet Bantara Sukoharjo

Abstrak

Pembelajaran adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yakni dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri. Pembelajaran bahasa Inggris bukanlah hal yang mudah karena bahasa Inggris adalah bahasa asing dan kebanyakan siswa belum membiasakan diri untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena minimnya kosa kata yang dimiliki. Penguasaan kosa kata yang sangat minim menjadi faktor penghambat dalam komunikasi verbal. Dengan demikian, guru dituntut untuk bisa menggunakan metode pengajaran yang menarik. Ada beberapa teknik atau metode pembelajaran kosa kata yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Metode-metode tersebut adalah metode visual, sentuhan, oral, demostratif, gambar, dan penjelasan. Di antara beberapa metode tersebut, metode demostratif lebih banyak diminati karena metode ini lebih fleksibel dan proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga bisa melihat pada benda yang dimaksud. Dengan melihat objek secara langsung, siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan sehingga kosa kata yang mereka miliki akan bertambah.

Kata-kata kunci: Pembelajaran, Kosa kata, Metode demostratif efektif

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran bersifat spesifik yang didasarkan pada tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni.

Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: (1) berpusat pada peserta didik; (2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; (3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinenstetika; (5) menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan.

(2)

menumbuhkan motivasi, percaya diri dan tanggung jawab peserta didik untuk melakukan tugas yang diberikan guru secara mandiri.

Pembelajaran suatu bahasa asing (Inggris) bukanlah hal yang mudah karena jika seseorang ingin belajar bahasa asing jelas akan bertemu dengan segala macam masalah belajar. Kesulitannya adalah harus mampu menguasai sejumlah kosakata baru dan belajar mengatur kata-kata tersebut menjadi kalimat. Seperti pelajar lain dari bahasa Inggris sebagai bahasa asing, pelajar Indonesia juga bertemu kesulitan dalam belajar bahasa Inggris karena bahasa asli mereka sangat berbeda dengan bahasa Inggris. Belajar bahasa asing yang sangat berbeda dari bahasa asli sangat sulit bagi pelajar Indonesia. Akibatnya, para pembelajar harus memiliki motivasi besar. Mereka harus serius dalam belajar bahasa Inggris karena belajar bahasa sebenarnya membutuhkan respon fisik, intelektual, dan emosional total. Dalam pembelajaran bahasa asing, guru harus memiliki tujuan. Tujuan umum dari mengajar bahasa asing adalah untuk membuat siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa target secara lisan dan tertulis. Menurut Brown (1994: 8), mengajar adalah membimbing dan memfasilitasi belajar dan mengatur kondisi untuk belajar. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengajar bahasa asing seperti bahasa Inggris. Faktor-faktor tersebut adalah usia, kemampuan, aspirasi dan kebutuhan, bahasa asli dan pengalaman bahasa sebelumnya (Finocchiaro, 1984: 14).

Kosakata merupakan salah satu elemen bahasa yang penting selain structure, pronunciation, dan spelling untuk menunjang empat ketrampilan bahasa yakni

listening, speaking, reading, dan writing.Penguasaan kosakata yang baik dan memadai sangat menunjang penguasaan bahasa Inggris yang baik pula.

Seorang guru bahasa Inggris yang berpengalaman memahami pentingnya kosakata. Mereka memahami bahwa siswa harus belajar kata-kata dalam bahasa Inggris baik dalam bentuk ucapan dan tulisan. Kosakata sangatlah penting baik dalam bahasa ucapan maupun tulisan. Ketika anak-anak belajar bahasa ibu, hal pertama yang mereka pelajari adalah kosa kata. Siswa seharusnya menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris dengan baik, sehingga dapat menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris. Penguasaan kosakata yang memadai terbukti mampu menentukan keberhasilan penggunaan bahasa asing. Jika seseorang tidak menguasainya maka orang lain tidak akan dapat memahami kalimat bahasa Inggris yang diucapkannya, karena ia tidak dapat menyusun kalimat dengan baik.

Kosa kata adalah dasar komunikasi. Orang yang tidak menguasai kosa kata, maka tidak akan dapat ikut dalam suatu percakapan berbahasa Inggris. Kosa kata juga sebagai dasar dalam membangun suatu bahasa. Oleh karena itu perlu dikembangkan cara mengajar kosa kata untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa. Dalam proses belajar mengajar, partisipasi guru dan siswa menentukan kualitas dan hasil belajar. Keikutsertaan siswa tergantung guru mengarahkan mereka. Namun demikian, guru juga perlu membatasi metode dan teknik dalam mengajar siswa-siswanya.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru seharusnya memilih metode yang sesuai untuk siswanya guna meningkatkan kemampuan kosa kata yang memadai. Profesionalisme guru sangat menentukan karena berhubungan dengan kemampuan guru dalam memandu, memotivasi dan memonitor siswa untuk mengembangkan kemampuan kosa kata mereka.

(3)

menjawab suatu portanyaan, guru membantu mereka dengan memberi penguatan (reinforcement). Guru menjadi model atau contoh untuk murid-muridnya. Guru harus mendemonstrasikan dan menjelaskan secara jelas kepada muridnya sehingga mereka benar-benar mengerti dengan materi yang diberikan dengan cara memberi contoh-contoh. Motivasi dan minat siswa diperlukan agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ketersediaan fasilitas pembelajaran juga mendukung proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih menghasilkan.

Salah satu metode pembelajaran kosa kata yang cukup menarik adalah dengan menggunakan demostratif efektif. Metode ini dapat meningkatakan penguasaan kosa kata siswa karena siswa bisa merasa lebih santai dan siswa dapat langsung melihat benda yang dimaksud. Selain itu, metode ini juga dapat mengajak siswa untuk aktif dalam belajar sehingga memiliki kecakapan berbahasa Inggris. Demonstratif efektif adalah metode “students centered”. Hal ini mengandung maksud bahwa fokus pembelajaran adalah siswa sehingga siswa yang harus aktif dalam proses pembelajaran dan mereka tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan yang panjang dari guru dan hanya sebagai penerima informasi saja. Guru memberi intruksi dan siswa melaksanakannya. Jika siswa bisa melaksanakan instruksi dengan benar artinya siswa bisa menangkap maksud kata-kata dan kalimat dengan baik. Penggunaan metode ini memberi kesempatan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pengertian Kosa Kata

Kosa kata merupakan salah satu komponen bahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam belajar suatu bahasa baru. Siswa akan mendapatkan kesulitan dalam menggunakan bahasa Inggris jika mereka kekurangan kosa kata. Webster (1983: 2046) mendefinisikan kosa kata sebagai (1) Sebuah daftar kata atau frase yang biasanya disusun menurut abjad yang teratur dan didefinisikan sebagai kamus, glosarium, atau leksiko, (2) Semua kata dari bahas, dan (3) Semua kata yang digunakan oleh kelas orang tertentu atau semua kata yang diakui dan dipahami oleh orang tertentu, meskipun tidak selalu digunakan oleh orang tersebut (secara penuh, kosa kata pasif).

Sedikit berbeda dengan pendapat Webster di atas, Hornby (1995: 1331) mendefinisikan kosa kata sebagai: (1) jumlah kata dalam bahasa, (2) semua kata yang seseorang gunakan dalam buku tertentu, subjek dan lain-lain, (3) sebuah daftar kata dengna makna mereka, terutama menyertai buku teks dalam bahasa asing.

(4)

Dari pengertian-pengertian tentang kosa kata di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kosa kata adalah hal yang paling mendasar di dalam mempelajari bahasa tertentu. Selain itu, kosa kata mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi.

Jenis-jenis Kosa Kata

Shephend (1987: 35) mengklasifikasikan kosa kata menjadi dua jenis yaitu receptive vocabulary dan expressive vocabulary. Receptive vocabulary menggantikan kata-kata yang diketahui oleh pembelajar ketika mereka menerima gagasan dari orang lain. Kosa kata ini adalah kosa kata dasar dan gudangnya kata-kata yang digunakan oleh pembelajar untuk mengerti perasaan orang lain ketika mereka mendengarkan dan membaca, serta kata-kata yang mereka dapat menggambarkannya ketika mereka berbicara dan menulis. Expressive vocabulary adalah kata-kata yang digunakan oleh para pembelajar ketika mereka bicara, menulis, atau ketika mereka mengekspresikan pendapatnya. Kosa kata ini dapat digunakan setelah mereka mendapatkan receptive vocabulary. Sebagai contoh, mereka membaca cerita atau menemukan kata-kata baru, mereka dapat berbicara tentang sesuatu atau mengekspresikan ide-ide mereka, sehingga mereka dapat menggunakan kata-kata barunya lagi di dalam bicara atau tulisan mereka.

Sementara di situs internethttp://basindoa.blogspot.commenjelaskan bahwa ada beberapa jenis kosa kata, yakni kosa kata produktif dan tidak produktif. Kosa kata produktif adalah kosa kata yang kita gunakan dan kita pakai sehari-hari. Ciri-ciri kosa kata produktif adalah kosa kata yang sering kita dengar atau tidak asing kedengarannya. Contoh kosa kata yang produktif misalnya table (meja), atau study (belajar), teacher

(guru). Kata-kata tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembuatan kalimat ataupun percakapan. Kosa kata tidak produktif adalah kosakata yang ada, tetapi jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata ini jarang digunakan dalam pembuatan kalimat atau percakapan dalam bahasa Inggris. Kosa kata ini kadang sukar untuk dimengerti karena kosa kata ini jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kita harus mempelajari lebih dalam tentang kosa kata ini agar tidak sulit mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kosa kata tidak produktif adalah glaring (cahaya yang menyilaukan, interest (bunga bank). Kata-kata tersebut adalah kat yang jarang digunakan dalam percakapan bahasa Inggris.

Pengajaran Kosa Kata

Menurut Hornby (1995: 418), “A teaching is a complex activity involving integrated skill like sharing or opinion”. Jadi, mengajar adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks meliputi ketrampilan yang utuh seperti berbagi idea atau pendapat.

(5)

Teknik-Teknik dalam Pengajaran Kosa Kata

Menurut Nation (1984: 18-21), ada dua teknik pengajaran kosa kata yakni teknik pengajaran bentuk kosa kata dan teknik pengajaran makna kosa kata. “Teknik pengajaran kosakata” dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara visual, dengan sentuhan dan dengan oral. Mengajarkan kosa kata secara “visual” dapat dilakukan dengan menunjukkan bentuk tulisan dari kata tersebut, menunjukkan gerakan yang berkenan dengan kata yang disebutkan, dengan menggerakkan tangan di udara sembari menuliskan huruf-huruf yang terbuat dari kayu atau plastic untuk dieja. Mengajarkan kosa kata dengan “sentuhan” dapat dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf yang terbuat dari kayu, kertas pasir, dan lain-lain, sehingga siswa bisa merasakan bentuk huruf yang tersusun menjadi kata-kata. Selain itu bisa menggunakan sistem penulisan bagi orang buta seperti braile, ataupun dengan menuliskan kata huruf demi huruf di atas tangan siswa. engan oral. Sementara mengajarkan kosa kata secara “oral” bisa dipraktikkan seperti dengan mengucapkan kata ataupun bentuk oral lainnya. Kemudian, ada tiga teknik yang dapat dijadikan acuan dalam “teknik pengajaran makna kosa kata”,

yakni: demonstrasi, gambar, dan penjelasan. Demonstrasi dilakukan dengan menunjukkan sebuah benda.Gambar bisa dilakukan dengan foto, menggambar sesuatu di atas papan tulis, ataupun ilustrasi dari koran atau majalah sedangkan penjelasan bisa dipraktekkan dengan menjelaskan sisnonim ataupun antonym kata, mendefinisikannya, ataupun menerjemahkannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memperkenalkan kosa kata baru kepada siswa yakni guru harus mengajarkan arti dan pengucapannya. Arti kata-kata baru dapat diajarkan melalui gambar, benda riil atau dari situasi dalam konteks. Selanjutnya guru perlu mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami arti dari kosakata tersebut. Dengan demikian, siswa dituntut banyak latihan untuk menggunakan kosa kata baru, merekam dan menyimpannya dalam memori atau ingatan.

Healey (2000:5) mengatakan bahwa ada tiga prinsip utama yang muncul untuk menggarisbawahi pembelajaran kosa kata yang efektif. Pertama, pembelajar sebaiknya diberikan informasi tentang definisi dan konteks kata; kedua, pembelajar sebaiknya mendorong informasi proses tentang kata pada tingkatan yang dalam; ketiga, bagi pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing, siswa harus berusaha untuk mengekspos atau menajamkan kata itu berulang-ulang.

Pentingnya Mempelajari Kosa Kata

Kosa kata sangat penting dalam mempelajari bahasa Inggris khususnya dalam

reading comprehension atau membaca untuk pemahaman. Alasan-alasan penting untuk pendapat ini adalah; pertama, kosa kata adalah sebagai alat yang penting dalam memahami bentuk, frase, kalimat, dan teks yang mempunyai satu paragraph atau lebih. Kedua, kosa kata berfungsi untuk menghadirkan makna kata itu sendiri dalam teks bacaan. Jadi agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris, siswa harus menguasai sejumlah kata dan harus pula mengetahui bagaimana menggunakan kata tersebut dengan akurat.

(6)

oleh Wilkins tersebut. Meskipun kita mempunyai kemampuan grammar (tata bahasa) yang baik, namun kemampuan tersebut akan sia-sia saja jika kita tidak memiliki cukup penguasaan akan kosa kata.

Bila kita tidak mengenal atau mengerti kosa kata, pasti banyak sekali yang kita belum bisa pahami dalam bidang ilmu bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran kosa kata sangatlah penting karena kosa kata merupakan dasar dari pemahaman akan penguasaan bahasa Inggris dalam mengetahui kosa kata dan mengerti akan berbagai macam makna kata tersebut dalam berbagai bentuk penggunaanya di dalam kalimat atau bacaan.

Pembelajaran Kosa Kata dengan Menggunakan Metode Demonstratif Efektif

Pendidikan dalam beragam cara dan bentuknya, selalu bermuara pada tujuan dunia umum, yakni terjadinya proses transfer informasi beserta ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan pun melahirkan beragam cara dan upaya agar proses-proses tersebut di atas berlangsung secara efisien dan optimal. Meski demikian, dunia pendidikan tetap menghadapi beragam kendala serta problem dalam mencapai tujuan yang diinginkan, dikarenakan bukan saja karena sistem kependidikan itu sendiri menerapkan perangkat-perangkat yang mengharuskan sebuah tujuan kependidikan itu tercapai dalam bingkai waktu tertentu (para praktisi kependidikan menamainya kurikulum), akan tetapi juga dunia kependidikan kita juga diperhadapkan dengan pemukulrataan cara mendidik terhadap karakter belajar yang sangat berbeda yang tentunya akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula.

Kedua masalah krusial ini, disadari atau tidak, akan menjadi penghambat dalam usaha mencapai proses pendidikan yang optimal dan efisien tadi. Dunia kependidikan kita mencoba menyiasatinya dengan menerapkan sesuatu yang disebut dengan strategi mengajar. Strategi atau metode, dalam banyak literature, berarti ‘siasat’ atau rencana yang diterapkan dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Demikian pula dalam strategi mengajar. Ia adalah seperangkat tahap-tahap mengajar yang dirancang sedemikian rupa (sistematis) untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada beberapa metode yang telah dikenal di dunia kependidikan dewasa ini, khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris, di mana metode-medtode ini sangat memegang peranan dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam mengajar. Fakta menunjukkan bahwa bahasa Inggris adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari oleh siswa-siswa Indonesia. Fakta inilah yang telah menyebabkan kemampuan kosa kata bahasa Prancis siswa sangat terbatas. Guna mengatasi permasalahan tersebut, salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh guru dengan menggunakan metode demonstratif efektif dengan asumsi siswa lebih mudah menghafal kosa kata karena mereka langsung dihadapkan dengan objek yang dimaksud. Berikut ini akan dipaparkan tentang metode demonstratif efektif, tujuan utama metode demonstratif efektif, prosedur pengaplikasian dari metode demonstratif efektif, prinsip dasar dalam pengaplikasian metode demonstratif efektif, keunggulan dan kekurangan metode demonstratif efektif, contoh pembelajaran dengan menggunakan metode demonstratif efektif.

1. Metode Demonstratif Efektif

(7)

imitasi (peniruan) dalam proses transfer pengetahuan serta informasi yang berlangsung di kelas. Meski sangat tradisional, namun metode ini relatif efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang efisien serta optimal.

2. Tujuan Utama dari Metode Demonstratif Efektif

Secara singkat, tujuan utama yang diharapkan dari pengaplikasian metode ini adalah mengenalkan pengetahuan dan atau skill (ketrampilan) baru terhadap siswa melalui observasi dan imitasi (peniruan). Metode ini dapat diaplikasikan hampir di setiap mata pelajaran baik mata pelajaran sosial, science maupun bahasa. Untuk aspek-aspek bahasa Inggris seperti writing, spelling, reading comprehension

dan lain-lain, materi ini sangat umum dan hampir selalu digunakan karena terlebih untuk materi bahasa asing semacam bahasa Inggris, hampir dapat dipastikan kalau siswa akan kurang mampu memahami dengan baik jika yang digunakan hanya metode pendidikan biasa. Dengan demikian, metode demonstratif efektif sangat tepat untuk mengajarkan bahasa asing khususnya untuk menambah perbendaharaan kosa kata siswa.

3. Prosedur Pengaplikasian dari Metode Demonstratif Efektif

Ada tiga prosedur pengaplikasian dari metode demonstratif efektif yakni

Scene setting, Explaining dan demonstrating materi, dan Practicing under teacher feed-back. Scene setting adalah tahap pertama dari pelaksanaan sebuah strategi mengajar demonstrative. Kelas, situasi maupun kondisinya, harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan strategi ini dilakukan. Atau dengan kata lain, pengaturan suasana dan kondisi kelas harus memungkinkan semua siswa dapat melihat serta mendengarkan dengan baik saat proses demonstratif berlangsung. Tahap ini juga mungkin berhubungan dengan apa yang sudah diajarkan pada anak sebelumnya, serta mungkin dijadikan alat untuk menarik minat dan rasa tertarik mereka. Explaining dan demonstrating materi adalah suatu tahapan dimana guru harus terlihat segar dan antusias, menjelaskan serta mendemonstrasikan tiap step atau benda-benda yang diajarkan dengan jelas, guru sesering mungkin memeriksa sejauh mana tingkat pemahaman, serta keseragaman pemahaman siswa atas apa yang telah dijelaskannya, melalui metode feed- back dan key teaching point, dan guru memastikan bahwa semua siswa dapat melihat dengan jelas dan mendengarkan serta jika memungkinkan melibatkan mereka dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Sementara Practicing under teacher feed-back adalah sebuah tahapan dimana siswa di bawah pengawasan guru, diajak mempraktikkan sendiri kemampuan atau pengetahuan baru itu. Guru harus memeriksa, membimbing, dan menemani serta membantu para siswa selama proses ini berlangsung. Sedapat mungkin kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam kelas selama proses ini berlangsung harus dikoreksi guru, jika perlu dengan pengulangan proses explaining dan

demonstrating seperti sebelumnya. Reviewing adalah me-review apa yang telah diajarkan kepada siswa setelah semua prosedur di atas terlaksana. Jika memungkinkan guru harus menyentuhkan apa yang telah mereka pelajari dengan hal-hal dalam situasi real life.

4. Prinsip Dasar dalam Pengaplikasian Metode Demonstratif Efektif

(8)

sedapat mungkin mengakomodir ragam usia, kapabilitas, ketertarikan, dan kebutuhan siswa, (b) Materi yang dijelaskan harus benar-benar terjelaskan secara jelas, tahap-tahap yang mudah dimengerti, beserta istilah-istilah yang tidak rumit (c) Demostrasi dalam beragam cara sebaiknya dilakukan, (d) Pastikan semua siswa dapat memperhatikan subjek demonstrasi (guru) dengan jelas, serta dapat mendengarkan penjelasan dengan baik, (e) Sedapat mungkin libatkan siswa selama proses berlangsung, jangan jadikan siswa sebagai ‘penonton’. Penerlibatan (involment) sangat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan serta menghafal kata-kata benda yang dimaksud oleh guru.

5. Keunggulan dan Kekurangan Metode Demonstratif Efektif

Metode demonstratif efektif sangat unggul karena sifatnya yang fleksibel, dapat digunakan di hampir setiap mata pelajaran seperti musik, olah raga, ilmu sosial,

science dan bahasa. Telebih untuk aspek-aspek bahasa Inggris seperti writing, spelling, reading comprehension dan lain-lain, materi ini sangat umum dan hampir selalu digunakan, karena metode demonstratif adalah metode umum dan umumnya digunakan dalam mengajar. Melalui metode demonstratif efektif terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. Selain itu proses proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat pada benda yang dimaksud. Dengan melihat secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan sehingga kosa kata siswa akan bertambah.

Strategi demonstratif efektif amat terencana dan monoton sehingga strategi ini cenderung menutup mata terhadap potensi belajar yang dimiliki siswa. Jika pengaplikasiannya berlangsung di tangan guru yang kurang kreatif dalam membawakan suatu materi, maka pelajaran akan berlangsung mebosankan dan monoton. Untuk meng-cover ini guru harus mampu kreatif dalam membawakan materi-materi seperti ini, agar siswa tak merasa bosan di kelas, serta mengikuti materi yang sedang berlangsung dengan antusias. Selain itu, pelaksanaan metode demonstratif efektif memerlukan persiapan yang matang sebab tanpa persiapan yang memadai demonstratif bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Kelemahan yang lainnya adalah pada saat demonstratif membutuhkan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai, berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode ceramah.

Contoh Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demonstratif Efektif

(9)

1. Persiapan

Guru menyiapkan media pembelajaran yakni berupa daftar kosa kata. Kosa kata tersebut di fokuskan pada nama-nama benda yang ada di kelas. Kemudian guru menanyakan kepada siswa nama-nama benda yang ada di dalam kelas dalam bahasa Inggris seperti book, table, picture, roof, pen, whiteboard, chair, dsb. Pada tahap ini, seandainya siswa membuat kesalahan dalam melafalkan kata-kata yang dimaksud, guru mebiarkannya agar siswa bisa tetap bereksplorasi mencari padanan dalam bahasa Inggris terhadap kata-kata yang dimaksud.

2. Prosedur

Guru mendemonstrasikan cara mengucapan kata-kata benda tersebut dengan menggunakan media auto tape. Selanjutnya guru mengulanginya dengan mengucapkan sendiri kata-kata dalam auto tape tadi sambil menunjukkan benda-benda yang dimaksud dan guru meminta siswa untuk mengikutinya. Hal ini dilakukan berulang-ulang agar siswa bisa menghafal kata-kata yang dimaksud dengan membandingkan objek yang didemonstratifkan oleh guru. Kemudian guru meminta siswa untuk mengucapakan benda-benda tadi dalam bahasa Inggris (guru hanya menunjukkan benda-benda yang dimaksud). Jika siswa masih kesulitan guru bisa memutarauto tapekembali atau guru mengulanginya denganoral live.

3. Kegiatan Akhir

Guru meminta siswa untuk membuat percakapan yang memuat kata-kata yang berwujud kata benda tadi.

Misalnya:

Berta :Hello, good morning, Tom. How are you today?

Tom :Good morning, Berta. I’m fine.

Berta : What is that, Tom? (Sambil menujukkan salah satu benda yang ada di dalam kelas)

Tom : Oh, that is a whiteboard. And what is it, Berta?(sambil menunjukkan benda yang di maksud)

Berta :This is table. Is it your pen, Tom?

Tom :Yes, it is my pen. Excuse me, may I borrow your dictionary?

Berta :Yes, of course. Here is my dictionary.

Tom :Ok, thank you

Berta :You are welcome

4. Penutup

Guru menutup materi dan memberi tugas kepada siswa untuk menuliskan benda-benda yang ditunjuk oleh guru ke dalam bahasa Inggris.

Penutup

(10)

menurut abjad yang teratur dan didefinisikan sebagai kamus, glosarium, atau leksikon. Ada beberapa teknik atau metode dalam mengajarkan kosa kata diantaranya adalah dengan cara visual, sentuhan, oral, demonstratif, gambar, dan penjelasan. Namun demikian, pembelajaran kosa kata dengan metode demonstratif lebih diminati karena metode atau teknik ini lebih fleksibel. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat pada benda yang dimaksud. Dengan melihat secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan sehingga kosa kata siswa akan bertambah.

Daftar Rujukan

Bandura, Albert. 1986.Metode Demonstratif Efektif.Bandung: Pelita Pustaka

Brown, H. Douglas. 1994.Teaching by Principles.New Jersey: Prentice Hall Regents. Finocchiaro. 1984.English as A second Language: From Theory to Practice.New York:

Regent Publishing Company.

Healey, Deborah. 2000. Approaches of Teaching Vocabulary. English Language Institute Technology. Tip of the Month.

Hornby. 1995. Oxford advanced learner’s Dictionary of Current English. Oxford: Oxford University Press.

http://id.wikipedia.org./wiki/vocabulary.Diakses 5 Juni 2012

http://basindoa.blogspot.com. Di akses 5 Juni 2012

http://www.yourdictionary.com/vocabulary.Di akses 12 Juni 2012

Nation. 1984. Technique and Principles in Language Teaching. Second edition. New York: Oxford University Press.

Shepend J. 1987. College Vocabulary Skills. Third Edition. Cambridge: Hongton Minglin Company.

Thornburry, Scott. 2002.How to Teach Vocabulary.Pearsons Education Limited.

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan terhadap jumlah polong dan hasil tanaman kacang tanah varietas Bison dan Tuban pada musim tanam pertama (MT I) yang ditanam pada periode bulan

Pada umumnya dari hasil kajian karakteristik hidrometeorologi tersebut di beberapa wilayah memberikan bukti bahwa ada dinamika yang signifikan untuk periode terkahir ini,

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari

Analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Analisis Curah Hujan Andalan, Analisis Evapotranspirasi, Analisis Kebutuhan Air Irigasi, Analisis Pasang

Uji statistik dengan menggunakan 85 responden Mahasiswi Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Airlangga Angkatan 2014-2016, dengan umur 17 sampai 22

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Tugas akhir dengan judul “PERKEMBANGAN

Perjanjian restrukturisasi tersebut mencakup persyaratan tertentu yang membatasi CMS untuk mensubordinasikan pinjaman ke pihak lain melakukan pembayaran tantiem, bonus, dividen,

h.. kemiskinan bersedia mendonorkan organ tubuhnya agar dapat bertahan hidup dari berbagai tuntutan ekonomi. Pada donor hidup, organ yang biasanya didonorkan adalah