• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan pada strategi kompetitif rumah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perubahan pada strategi kompetitif rumah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan pada strategi kompetitif rumah sakit : sebuah era baru dalam penanganan medis Obyektif

Untuk menggambarkan perubahan perubahan yang terjadi di dalam strategi persaingan rumah sakit, secara spesifik emfasis relatifnya terletak pada strategi untuk menyaingi dalam harga dan hal yang bukan harga / price dan nonprice(mis. pelayanan,kenyamanan, kualitas persepsi, dimensi, dan alasan alasan untuk pergeseran yang ditemui.

Metode

Penelitian ini menggunakan data yang didapatkan dari kunjungan situs Community Tracking Study, yaitu sebuah studi longitudinal dari sebuah sampel representatif secara nasional dari 12 komunitas amerika/US. Tim peneliti mengunjungi setiap kelompok komunitas ini setiap 2 tahun sejak 1996 dan dikonduksikan/dihubungkan sejak 1996 antara 50-90 buah wawancara semistuktural. Informasi tambahan pada persaingan antar rumahsakit dan strateginya didapatkan dari data sekunder.

Prinsip penemuan

Kami menemukan bahwa emphasis/fokus utama strategis Rumah Sakit berubah secara drastis dan siknifikan antara 1996-1997 dan 2000-2001 . pada pertengahan 1990, strategi rumahsakit berfokus pada kompetisi ‘price’ melalui strategi grosir/’wholesale’ (misalnya menyediakan serpis yang menarik untuk strategi paramedis individual dan pasien pasien yang mereka layani). Dalam 2000-2001 strategi nonprice meningkat tajam dan menjadi penting dan rumahsakit-rumahsakit tersebut memberikan strategi retail/penjualan. 3 Faktor mayor yang menjelaskan pergeseran paradigma ini dalam usaha perkembangan strategi rumahsakit; dlm jangka waktu yang sesingkat singkatnya, hal ini dapat mengantisipasi membuat kontrak kerja yang selektif dan lebih lanjut,dan pembayaran yang berbasis kapitasi, Pembebasan sumberdaya dari sebuah rumah sakit sebelumnya menyumbang besar semata-mata kepada integrasi vertikal dan horizontal dan menyumbang besar kepada strategi vertikal dan horizontal, dan, semata mata untuk kebutuhan yang mendesak terhadap pertumbuhan kompetitor.

Kesimpulan

Emfasis,fokus yang diperbaharui pada kompetisi selain harga(nonprice) dan strategi retail dan pelayanan ini meniru ( mimicking) serpis klinis dan one-upmanship(satu perintah) yang berhasil baik, mengarah pada sebuah kebijakan medis yang baru yang sangat sangat mendesak. Walaupun begitu, ada beberapa perbedaan yang penting antara yang terjadi sekarang dengan yang diberlakukan pada tahun 1970 dan awal 1980; pasaran rumah sakit lebih terkonsentrasi dan harga lebih kompetitif dan dan hal ini relatif penting dipertahankan era itu. Pengembangan sebuah kebijakan medis yang relatif baru adalah memiliki penelitian yang signifikan dan implikasi kebijakan polis.

Kata kunci

(2)

Strategi rumah sakit dipakai untuk menyaingi dan melengkapi penglihatan yang siknifikan ke dalam berkompetisi sangat memberi manfaat untuk menyingkirkan pada pelayanan kesehatan yang lebih luas, dan pembangunan pelayanan kesehatan yang lebih luas karena penataan strategi rumah sakit yang terbentuk dari sebuah variasi kekuatan eksternal. Sebahagian dari faktor eksternal yang membentuk rumah sakit termasuk didalamnya trend demografik, regulasi, publikasi dan sikap dan tingkah laku pembeli swasta(private); rencana dan karakteristik pasaran rumah sakit misalnya nomer dan tipe kompetitor; metode pembayaran; teknologi medis; dan suplai buruh lapangan. (Luke, Begun and Waltson 1999).

Strategi rumah sakit yang juga mempunyai implikasi kebijakan kesehatan yang amat penting. Rumah sakit adalah komponen mayor dari sistem pelayanan kesehatan Amerika dari rumah ke rumah dan akun dan implikasi kebijakan moril. Secara spesifik alamat surat menyurat dialamatkan dalam 3 pertanyaan. Pertama, bagaimana strategi. Secara konsekuen strategis mengembangkan dan mengimplementasi untuk mengkompetisi mempunyai sebuah efek signifikan dalam hal biaya, kualitas dan akses pelayanan kesehatan.

Paper ini menggambarkan perubahan terbaru yang sangat signifikan dan serpis potensial dari penelitian kesehatan yang dilakukan dandipaparka. Secara spesifik makalah ini terbagi dalam 3 pertanyaan. Pertama bagaimana strategi rumah sakit yang berubah daiantara 1996 sampai 1997 dan 2000-2001? Kamu berfokus pada emphasis relatif yang ditempatkan dalam strategi untuk kompetisi diantara harga-harga dan nonharga misalnya dimensi(serpis, amenity dan kualitas). Kedua apakah faktor-faktor yang menjelaskan beberapa perubahan di dalam rumah sakit. Strategi kompetitif selama periode tersebut. Khususnya bagaimana kepemilikan dari evolusi dari pelayanan manajemen kesehatan., dan pangsa pasar rumah sakit yang mempengaruhi strategi rumah sakit. Pada akhirnya apakah implikasi dari penemuan penemuan tersebut untuk serpis kesehatan dan kebijakan serpis pelayanan kesehatan tersebut. Secara spesifik, kami berdiskusi apakah ada strategi yang sedang terjadi yang bersifat sangat kompetitif dan dinamis sebagai sinyal ketersedakan dari kebijakan medis yang terbaru(misalnya serpis rumah sakit yang meniru dan hampis sama/mimicking dan satu komando / one-upmanship.

Kami menjumpai bahwa rumah sakit-rumah sakit tersebut mempunyai emfasis strategi yang

berubah-ubah secara signifikan antara 1996-1997 dan 2000-2001. Pada pertengahan 1990an, rumah sakit rumah sakit secara primer berkompetisi ketat pada segi harga melalui strategi “wholesale” (misalnya serpis pengadaan yang menyediakan rencana pelayanan kesehatan yang sangat menarik. Hal ini dapat secara signifikan mengkontraksi/menarik untuk pelayanan kesehatan dalam jumlah besar dari sebuah enrollees. Pada tahun 2000-2001, kompetisi nonprice menjadi sangat pesat dan sangat meningkat dan rumahsakit-rumahsakit menerima dan menjalankan strategi

(3)

mensugesti bahwa sebuah strategi pelayanan medis yang sangat mendesak. Walaupun begitu, ada beberapa perbedaan yang sangat penting dari kebijakan pelayanan kesehatan yang pada hari hari belakangan ini dan pada 1970 dan awal 1980; pangsa pasar rumah sakit terkonsentrasi dan sangat berkompetisi dalam hal harga pada dan menetap sebagai suatu yang relatif sangat sangat penting. Yang mana kami diskusikan bersama-sama.

Sebelum menggambarkan data yang ada dan metode metode yang terkumpul, dan penemuan penemuan kami pada detail yang sangat akurat, kami secara gamblang mengevaluasi dan meninjau kembali literatur yang terkait dan menggambarkan bingkai kerja kami yang bersifat konseptual.

Bingkai kerja yang konseptual

Penelitian yang terkonduksi selama asuransi indemnity dan er biaya pelayanan kesehatan berlebih yang dapat digantikan (medicare cost-plus reimbursement ERA). Menunjukkan bahwa beberapa alasan alasan kompetitor yang ajaib dalam industi rumah sakit sangatlah jauh berbeda dari teori ekonomi neoklasikal yang dapat diprediksi. Pertama, pembeli-pembeli yang utama yang

mengutamakan pelayanan kesehatan nomer satu utamanya mereka sangat insensitif terhadap biaya biaya yang dikeluarkan. Para dokter adalah pembeli pertama dan pembeli utama dari pelayanan kesehatan tersebut pada penghormatan dang penghikmatan dari pasien-pasien, namun mereka agen-agen yang tidak sempurna “imperfect agents” karena mereka bisa saja mengambil keuntungan secara finansial atau secara nonfinansial(misalnya kepuasan pasien dan kesetiaan pasien) dari memesan pelayanan kesehatan secara lebih signifikan akan lebih mahal secara relatif, dan

meningkatkan biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sebagai tambahan, biaya yab paling penuh untuk pelayanan kesehatan adalah relatif tidak terlihat bagi pasien pasien karena asuransi yang bersifat indemnity. Kedua, pembeli swasta dari pelayanan kesehatan di rumahsakit tidak terorganisir, bahkan bilamana mereka lebih peduli terhadap biaya/cost maka mereka memiliki sedikit ‘leverage’ dengan mana yang akan dinegosiasikan. Ada beberapa kriteria relatif bagi pasien, para dokter, pekerja kesehatan, dan bagi rumahsakit-rumahsakit untuk bernegosiasi soal harga dan asuransi pasif yang dapat dibayar klaim nya. Pada akhirnya, para pekerja dan pasien-pasien memiliki sedikit bahkan tidak ada informasi tentang kualitas klinis, yang membatasi kemempuan mereka dalam mencari nilai dan membuat tarif pembayaran (make cost-quality tradeoffs.

Pada indemnity asuransi ini dan lingkungan biaya tambahan pascabayar (cost-plus reimbursement environtment), pada rumahsakit-rumahsakit yang secara luas berkompetisi diantara dimensi nonprice menggunakan strategi retail. Rumahsakit-rumahsakit berkompetisi untuk paramedis individual dan pasien-pasien dengan cara menyediakan pelayanan/serpis pada grup-grup ini yang ditemui sangat menggairahkan (desirable) dan dipertimbangkan untuk menjadi kualitas yang tertinggi. Pelayanan kesehatan ini termasuk didalamnya pelayanan spesialis yang sangat akurat pelayanan kesehatan secara klinis, yang dapat digunakan sebagai teknologi terkini dan “hotel – like” kenyamanan seperti didalam hotel. Dan ameniti (misalnya ruangan-ruangan pribadi, makanan yang lezat, waktu tunggu yang sangat singkat). Rumahsakit-rumahsakit juga mulai mengiklankan untuk membangun imej nama bermerk dan loyalty diantara para dokter tersebut dan para konsumen.

(4)

mengharapkan memasuki era tersebut dalam jangka waktu yang sangat singkat di masa yang akan datang. Hasil ini dalam duplikasi pelayanan kesehatan dan kapasitas rumahsakit yang berlebih, khususnya pada pasar-pasar dengan kompetitor yang sangat banyak. Teori yang sangat bertentangan dengan teori neoklasikal, rumahsakit-rumahsakit pada lingkungan yang lebih kompetitif menunjukkan biaya yang lebih besar dalam kasus per kasus. Dan hari-hari yang lebih sedikt dari lingkungan yang kompetitif, mengontrol faktor-faktor lain.

Dari pertengahan 1980 sampai pertenganan 1990, terdapat 3 pasar besar dan kebijakan dengan respon-respon turut meningkatkan kompetisi harga pelayanan, memperlambat era kebijakan pelayanan kesehatan yang terbaru. Pertama, medicare mulai

mengimplementasikan pembayaran prospektif(misalnya pre-set reimbursement untuk pelayanan yang terkait dengan diagnsosis-diagnosis atau prosedur yang berlaku) untuk pelayanan kesehatan rawat inap pada tahun 1983. Kedua, pembeli swasta yang meningkat secara terorganisir dan mengubah rencana pengaturan pelayanan kesehatan dan produk-produk yang ditawarkan(misalnya HMOs dan PPOs) untuk menurunkan biaya-biaya

sementara mempertahankan atau meningkatkan kualitas pelayanan. Melalui kontrak kerja yang sangat selektif dan rencana pelayanan kesehatan yang tertata rapi maka hal ini akan menimbulkan peningkatan level tingkatan yang sangat tinggi(leverage) daripada para dokter pribadi dan pasien-pasien untuk bernegosiasi lebih baik dalam menentukan tarif rumahsakit. Pembayaran yang baru (misalnya resiko global atau resiko yang terbagi juga dapat

mengembangkan dan memberikan rumahsakit-rumahsakit dan paradokter yang terkait dan paramedis yang bertugas memiliki insentif yang lebih untuk menurunkan biaya pelayanan kesehatan. Pengaturan rencana pelayanan kesehatan membangun tehnik pelayanan utilisasi yang juga menciptakan kekuatan yang berlawanan(counterbalance) terhadap pasien-pasien dan paramedis yang memohon pelayanan kesehatan prima. Pada akhirnya, konsolidasi-konsolidasi rumahsakit dan kasus-kasus antitrust dengan drastis menjadi sangat menurun, lihat Dranove et al.1992. bila era medis yang diumumkan pada pangsa pasar dengan kompetitor yang lebih banyak lagi, sugesti yang logis bsa sangat maemperlambat jika terdapat kompetitor yang lebih sedikit dan kurang antusias.

Pada pembayaran prospektif dan lingkungan manajemen pelayanan kesehatan, di

rumahsakit-rumahsakit yang meningkat secara kompetitif pada harga yang menggunakan strategi harga grosir. Bukti-bukti sangat sedikit yang dikumpulkan dan menunjukkan pelayanan kesehatan yang tertata rapi/managed, khususnya penetrasi HMO sangat tinggi, menghasilkan kompetisi harga yang lebih besar dan memperbanyak angka reduksi tarif-tarif rumahsakit(Bamezai et al 1999; gaskin and Hadley 1997). Rumahsakit rumahsakit berfokus pada pembiayaan yang tercapai pada check atau evaluasi. Pelayanan kesehatan berbasis pada teknologi yang muttakhir atau meningkatkan “amenity” yang ditinjau secara primer seperti biaya pusat daripada generator ravenue. Rumahsakit-rumahsakit juga menjual jasa untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang menarik untuk mengatur (managed) rencana kesehatan yang mana membeli dalam jumlah yang sangat besar dari pelayanan yang mereka bina dan mereka lakukan.

(5)

saja dijumpai menarik. Ekonomi dari skala tersebut mensugesti bahwa kompetisi harga yang intens dapat mengarah pada spesialisasi rumahsakit terhadap pelayanan tertentu. Dimana lingkup ekonomi mengarahkan pada pelayanan rumahsakit yang dapan menambahkan sebuah jarak dari pelayanan yang komplementaris. Rumahsakit-rumahsakit juga

memperjuangkan untuk menyediakan “one-stop-shopping” atau belanja satu pintu, untuk memanajerialkan pelayanan kesehatan tak terbatas dari lingkup ekonomi pada sebuah usaha untuk menurunkan rencana-rencana tersebut, mengontrak biaya dan koordinat yang lebih baik dan pelayanan kesehatan terkontrol untuk menerapkan “enrollees yang dimana hal ini mereka menerima resiko finansial. Penemuan dari 3 penelitian atau 3 studi yang mengarah pada rumahsakit-rumahsakit yang akan menambah jarak pelayanan kesehatan, konsisten dengan lingkup ekonomi dan “one-stop-shopping” yang mana dari mereka-mereka ini (Friedman et al 2002) Brown and Morrisey 2000, Baker and Phibbs 2000).

Dan juga sangat tidak jelas bagaimana memanajemen pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan efek adopsi teknologi pada sesuatu yang dapat membawa pasien rawat inap baru yang sangat bayak. Dan pelayanan pasien rawat jalan yang mendasar. Diantara semua itu memanajemen pelayanan kesehatan dapat memperlambat rating yang mana dapat mengadopsi teknologi yang sangat canggih dari rumahsakit-rumahsakit karena penekanan harga yang terjadi dan pemakaina dan penggunaan tehnik manajemen . walaupun begitu dampak dari pengaturan pelayanan kesehatan pada adopsi teknologi dapat menimbulkan variasi yang sangat signifikan tergantung pada kematangan teknologi yang spesifik yang dibawah pertimbangan medis. Sebagai contoh, bila teknologi menurunkan biaya-biaya dan tidak meningkatkan kualitas pelayanan medis. Maka hal ini dapat rencana manajemen pelayanan kesehatan dapat meningkat dan menambahkan rating dari adopsi tersebut. Bukti-bukti sangat minim dan bagaimanapun dapat tercampur dengan yang lain namut

mendukung hipotesis awal bahwa HMO dapat masuk pada penghubungnya yang berdekatan dengan penurunan keberadaan teknologi terkini(Baker and Phibbs 2000) Cutler and Sheiner 1998, baker and Wheeler

Penelitian utama inipada kompetisi rumahsakit-rumahsakit dan strategi rumahsakit

mengarah pada 7 faktor general yang menyebabkan perluasan untuk rumahsakit-rumahsakit yang berkompetisi secra nonprice dimension dan sebuah era baru dalan pelayanan

kesehatan amatlah mendesak. Kolom kiri lengan dari tabel menunjukkan daftar faktor-faktor general yang memberi dampak untuk beberapa rumahsakit mengkompetisi pada dimensi nonprice dan sebuah pendesakan era baru pelayanan kesehatan (tabel 1) pada kolom lengan kiri dari tabel ini menjelaskan faktor-faktor general yang meliputi :

1. Kebijakan dan peraturan tata lingkungan, dimana Medicare adalah bagiannya.

2. Pekerja swasta dan organisasinya juga aktifitas organisasi para karyawan swasta tersebut 3. Produl rencana pelayanan kesehatan dan metode pembayaran.

4. Struktur pangsa pasar rumahsakit.

5. Hubungan rumahsakit-rumahsakit dengan para dokter/paramedis

6. Konsumen sangat sensitif terhadap rumahsakit dan biaya yg dikeluarkan dan angka demografik dan

7. Informasi kualitas klinis dari rumahsakit tersebut

(6)

sampai pertengahan 1990) yang mengidentifikasi dalam sebuah literatur yang

didiskusikan diatas. Kolom terakhir (mis akhir 1990 mencapai 2000-2001)menyimpulkan bahwa penemuan terkini dari studi yang sekarang terjadi adalah menggambarkan pada detail yang sangat akurat pada segmen hasil.

9. Metode dan data

Data untuk makalah ini didapatkan dari CTS (Community Tracking Study) yang divisit situsnya lebih dari segi longitudinal dari sebuah random dan secara nasional

Referensi

Dokumen terkait

VPN Reconnect merupakan fitur baru dari Routing dan Remote Access Services (RRAS) pada Windows Server 2008 R2 dan Windows 7 yang mampu menyediakan pengguna konektivitas VPN

kesulitan ekonomi namun juga karena mereka menikmati kondisi lingkungan di jalan. Taman Bungkul yang merupakan kawasan wisata di kota Surabaya, tempat ini selalu ramai

Pembelajaran yang dilakukan perlu melatihkan keterampilan-keterampilan sains sehingga peserta didik terbiasa melakukan hal-halyang berhubungan dengan kegiatan seperti:

Pada penelitian ini juga didapatkan ini hasil yangnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kebahagiaan dan kepuasan hidup pada masyarakat Jabodetabek yang

Kegiatan pengabdian pada msayrakat yang berbentuk pelatihan ini bertujuan untuk melatihkan para guru BK kecamatan Sukawati Gianyar dalam menyusun rencana pelayanan

Mengumpulkan data tentang kondisi objektif orangtua dalam intervensi dini anak dengan gangguan komunikasi saat ini, upaya yang telah dilakukan saat ini,

Untuk mengetahui bahan makanan dan pelengkap yang digunakan pada hidangan Main Course?. Untuk mengetahui teknik pengolahan hidangan Main Course

Form dialog open digunakan untuk memanggil atau membuka file dengan format .txt, .rtf, .doc., yang nantiya akan ditampilkan pada komponen RichEdit pada aplikasi