MAKALAH PERJANJIAN LAMA
DISUSUN OLEH : ANITA H. STT ARK KERUSSO
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan berkat
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai teologi perjanjian lama.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang teologi perjanjian lama ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... v
BAB I
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ... 6
1.3 Tujuan ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Kegunaan Penelitian... 7
1.4 Sitematika Penulisan ... 8
Bab V PENUTUP...
5.1 Kesimpulan... ...
5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... 111
TEOLOGI PERJANJIAN LAMA William Dryness
1979/ 1992
(Tema-Tema Teologi Perjanjian Lama) I. PENYINGKAPAN DIRI ALLAH
Penyingkapan diri: Dasar penyingkapan dalam PL.
1. Titik pusat penyingkapan Allah dalam PL adalah penyingkapan diri Allah sendiri pada umat-Nya.
2. Penyingkapan pribadi dan sifat Allah mendahului pengungkapan maksud-maksud-Nya.
3. Penyingkapan Allah dalam pekerjaan-Nya memberi kita pandangan tentang sifat sebenarnya dari penyingkapan PL.
4. Dasar penyingkapan diri Allah kepada para leluhur itulah yang memungkinkan Israel mengerti perbuatan-perbuatan besar Allah sebagai penyingkapan.
5. Keluarnya Israel dari Mesir dimengerti berdasarkan penampakan diri Allah pada waktu silam.
6. Penciptaan adalah perwujudan dari sifat Allah (Kej 1:31).
7. Ketika keselarasan terganggu, baru penyingkapan diri Allah dinyatkan sama sekali baru.
8. Sejak itu penyingkapan bersifat memulihkan dan menebus.
9. Dalam Kej 3:9 jelas bahwa pertanyaan Allah bukanlah suatu permintaan akan informasi, melainkan suatu usaha membawa Adam & Hawa kembali kepada-Nya.
10. Contoh-contoh utama penyingkapan:
Kej 12: Ketika Abraham dipanggil Allah untuk meninggalkan negerinya dan pergi ke tanah Kanaan untuk meninggal segala keterikatan alamiah (ay 1) dan ay 2 disusul dg janji. Bagaimana Abraham tahu bahwa Dia adalah Allah?
Kej 15 & 17: Dalam 15:1 Allah adalah perisai Abraham. Dalam 17:1 Allah mengidentifikasikan diri-Nya dengan nama El Shaddai (Allah Maha Kuasa). Nama mengungkapkan sifat orang yang menyandang nama tersebut. Nama merupakan bukti hubungannya dengan yang dinamai. Oleh karena itu nama harus disesuaikan dg keadaan orang.
Kej 28:13: Allah memperkenalkan diri dengan cantumkan hubungan Nama-Nya dg Abraham pada Yakub. Allah kaum penyembah berhala seringkali
diidentifikasikan dengan suatu tempat tertentu, tetapi Allah Israel
mengidentifikasikan diri-Nya dengan orang-orang dan kejadian-kejadian (Kel 20:1-2). Iman tidak dimulai dari tingkatan yang primitif dan sederhana lalu meningkat terus kepada tingkat yang lebih tinggi, lebih canggih (Ibr 11:8-12). Keluaran 3: Allah memperkenalkan nama-Nya pada Musa ay 14 "AKU ADALAH
AKU....". Karl Bart: Ekspresi kebebasan Allah untuk menghindar? LXX: Allah adalah keberadaan itu sendiri. W.F. Albright: "Ia yang menyebabkan ada". Tetapi Vriezen paling sesuai: "ini bukan suatu penghindaran diri, melainkan suatu jaminan akan keberadaan-Nya (yang terus menerus)." Dari konteks ayat Kel 3 menegaskan kehadiran Allah senantiasa yang menjadi jaminan bagi janji-janjiNya.
Keluaran 6:1-2
Kelurahan 34:5-10
Penyingkapan-diri selanjutnya.
II. SIFAT DASAR ALLAH
Allah adalah Allah yang transenden, bebas menggunakan suatu objek yang terlihat sebagai sarana kehadiran-Nya.
Sarana Penyingkapan:
1. Malaikat Tuhan (2 Samuel 24:16). Bila Malaikat Tuhan hadir, maka terasa pula kehadiran Allah yang bersifat melindungi atau menakutkan, sementara sifat-Nya yang transenden tidak diragukan lagi.
2. Wajah Allah (Kel 33:20). Manusia tidak dapat melihat wajah Allah dan tetap hidup (meskipun Yakub mengaku telah melihat wajah Allah, dalam Kej 32:20). Yang jauh lebih umum ialah pemakaian istilah "wajah Allah" dalam arti kiasan bagi kehadiran-Nya. Bila wajah Tuhan menyinari seseorang berarti dia diberkati (Bil 6:25). Bila Tuhan menyembunyikan wajah-Nya berarti mengalamii penderitaan/ kesusahan (Maz 13:2).
3. Kemuliaan Allah (Kej 31:1). Kemuliaan dalam PL berkenaan dg bobot dan hakikat yg terlihat. Kej 31:1, "kekayaan" adalah kata Ibrani untuk "Kemuliaan". Pemahaman kemuliaan punya arti ganda yaitu menunjukkan hormat
(memuliakan) dan yang membangkitkan rasa hormat.
4. Antropomorfisme. Sering Allah disebutkan dengan istilah-istilah manusiawi. (Kej 1:3, Im 4:1, Kel 16:12, Kej 1:4, 1 Sam 26:19, Bil 6:25, Kel 33:23, Yes 14:27) dsb. Dengan menyebut diri-Nya dg istilah-istilah manusiawi, Ia mengambil bagian dalam dunia kita. Antropomorfisme berbicara mengenai penciptaan manusia menurut gambar Allah dan keinginan Allah untuk bersekutu dengan kita.
Watak Allah
Ateisme teoritis (penolakan aktual adanya Allah) tidak dikenal dalam PL. Orang bebal berkata: "Tidak ada Allah" (Maz 14:1) adalah seorang ateis praktis, seorang yang menolak relevansi Allah dalam kehidupannya (Yer 5:12). PL tidak berusaha
membuktikan adanya Allah. PL lebih memperhatikan kenyataan kongkret Alllah dalam aktifitas-Nya, ketimbang menyajikan doktrin mengenai Allah.
1. Allah adalah Pribadi. Allah memberi nama pada diri-Nya sendiri. Allah membuka diri-Nya. Tetapi jangan disebut sembarangan (Kel 20:7). Dengan memberi Nama, Allah menekankan tiga hal: 1) Menitik beratkan kehadiran-Nya. 2) Pemakaian berbagai nama mencerminkan campur-tangan Allah.
El : Arti dasarnya ialah seorang pemimpin besar dan menekankan jarak antara Allah dan manusia. El Shaddai: Mahakuasa (Kej 17:1 dan 40), El Alion (Kej 14:18-19): Allah Mahatinggi, El Olam: tiada berkesudahan (Kej 21:33), El Roeh: Allah yang melihat (Kej 16:13), Elohim: Kedaulatan tertinggi, jamak (Kej 1:1). Yahweh:
Karakter Kegiatan Allah 1. Kekuasaan Allah 2. Kekudusan Allah 3. Kebenaran Allah
4. Kemurahan dan Kasih Allah
III. PENCIPTAAN DAN PEMELIHARAAN
Penciptaan
1. Dengan Firman dan perbuatan 2. Ex Nihilio
3. Catatan Mengenai Dua Kisah Penciptaan 4. Ringkasan: Sifat Penciptaan
Mitos dan Sejarah Dalam Perjanjian Lama
Pemeliharaan: Hubungan Allah yang berkesinambungan dengan Ciptaan 1. Penyelesaian Ciptaan
2. Pemeliharaan yang berkesinambungan 3. Tingkat-Tingkat Pemeliharaan Allah.
IV. LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Penciptaan Laki-Laki dan Perempuan 1. Hubungan Khusus Dengan Ciptaan 2. Hubungan Khusus antara Orang-orang 3. Hubungan khusus dengan Allah
Watak Manusia 1. Jiwa 2. Roh 3. Daging
4. Jantung atau hati 5. Darah
6. Anggota-anggota Tubuh.
V. DOSA
Asal Mula Dosa: Kejahatan 1. Batas Persekutuan 2. Terputusnya Persekutuan 3. Perlindungan Persekutuan
Kosakata dan Definisi Dosa 1. Penyimpangan
2. Kesalahan 3. Pembrontakan
4. Sifat dosa Dalam Perjanjian Lama
2. Sifat Objektifnya
3. Sifat yang Pribadi dan Sadar. 4. Sifat Universitasnya
5. Sifat dosa yang sudah tetap Akibat-Akibat Dosa
1. Bersalah. 2. Hukuman.
VI. PERJANJIAN
Latara Belakang Gagasan Perjanjian
Perkembangan Perjanjian Dalam Perjanjian Lama 1. Perjanjian dengan Nuh
2. Perjanjian Dengan Abraham 3. Perjanjian Dengan Musa 4. Perjanjian Dengan Daud
Implikasi-Implikasi Teologis dari Perjanjian
VII. HUKUM
Latar Belakang dan Perkembangan Konsepsi 1. Perkembangan Hukum Taurat
2. Beberapa Bagian Utama Mengenai Hukum
3. Hukum Perjanjian Lama dan Hukum Bangsa-Bangsa Tetangga.
Hukum Dalam Masyarakat 1. Keutamaan Perjanjian
2. Hukum Dalam Kitab Nabi-Nabi
3. Perkembangan Setelah Masa Pembuangan
Sifat Hukum Taurat
1. Jangkauan Yang Luas
2. Imbauan yang Bersifat Pribadi 3. Kekuatan Mutlak
4. Penerapan Universal
VIII. IBADAH
Perlunya Bentuk
1. Bentuk dan Ibadah
2. Tempat Bagi Upacara Dalam Agama Perjanjian Lama. Tempat-Tempat Kudus
Hari-Hari Kudus
4. Hari Raya Pendamaian 5. Hari Sabat
6. Upacara Pembaharuan Perjanjian
Perbuatan-Perbuatan Kudus
1. Upacara-Upacara Pengudusan 2. Ibadah Upacara Pengorbanan Korban Bakaran
Korban Sajian Korban Keselamatan
Korban Penebus Salah atau Penghapus Dosa
Teologi Upacara Ibadah
IX. KESALEHAN
Sifat Teologis Dari Kesalehan 1. Takut Akan Tuhan 2. Iman Kepada Allah 3. Mengasihi Allah
Ungkapan-Ungkapan Khas Dari Kesalehan. 1. Memuji Allah
2. Doa
3. Memuliakan Allah X. ETIKA
Dasar Etika Perjanjian Lama 1. Watak Allah
2. Ciptaan Menurut Gambar Allah
Perkembangan Prinsip-Prinsip Etika Perjanjian Lama
1. Perintah-Perintah dan Peraturan-peraturan yang Berkaitan Dengan Ciptaan 2. Berbagai Ketetapan, Lembaga, dan Adat Bagi Umat Perjanjian Allah. Sepulu hukum
Bidang-bidang problema Ajaran Para Nabi
XI. HIKMAT
Perkembangan Gagasan Tentang Hikmat 1. Gagasan Hikmat
2. Bagaimana Supaya Menjadi Bijak
Sifat Teologis Hikmat
1. Hikmat Berasal Dari Allah 2. Agama Bagi Orang Biasa
Masa Depan Hikmat
1. Keterbatasan Hikmat 2. Janji Hilkmat
XII. ROH ALLAH
Kosa Kata Dan Arti Dasar
Perkembangan Teologis 1. Periode Awal
2. Hakim-hakim Dan Kerajaan 3. Periode Nabi-Nabi
Makna etis dari Roh
Kehadiran Roh secara pribadi Pekerjaan Roh yang universal
XIII. NUBUAT
Asal Mula Nubuat Perjanjian Lama 1. Musa Sebagai Nabi Pertama 2. Tradisi Kenabian
3. Kerajaan
Nabi-Nabi Klasik 1. Watak Mereka
2. Peaan Mereka dan Filsafat Sejarah
XIV. PENGHARAPAN
Harapan Mengenai Kerajaan
1. Gambaran Nubuat Mengenai Kerajaan Allah. Mutlak berdasarkan keputusan Allah
Ciptaan Baru Seorang Perantara
Tujuan Penyelamatan dari Allah. 2. Gagasan Mengenai Pengadilan.
Kematian dan Akhirat
1. Maut dan Sheol (dunia orang mati)
2. Kebangkitan Tubuh dan Pengharapan Akan Hidup Kekal Dasar teologis
Dasar etis