• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran UMKM Menghadapi Pasar Bebas ASEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran UMKM Menghadapi Pasar Bebas ASEAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN UMKM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN 2015

Oleh : Yohanes.2014.NIM 017070343 (agungarthaavisa1@gmail.com)

ABSTRAK

Program Studi Ekonomi Pembangunan.Fakultas Ekonomi

(2)

PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998, banyak investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-negara lain, sehingga perekonomian Indonesia dikala itu semakin terpuruk. Usaha kecil dan sektor riil mampu bertahan dan menopang roda perekonomian bangsa Indonesia. Undang-undang yang mengatur tentang seluk-beluk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. Rinciannya sebagai berikut:

 Usaha produktif yang kekayaannya sampai 50 juta rupiah dengan pendapatan sampai 300 juta rupiah per tahun digolongkan sebagai Usaha Mikro.

 Usaha produktif yang nilai kekayaan usahanya antara 50 juta hingga 500 juta rupiah dengan total penghasilan sekitar 300 juta hingga 2,5 milyar rupiah per tahun dikategorikan sebagai Usaha Kecil.

 Sedangkan Usaha Menengah merupakan usaha produktif yang memiliki kekayaan (modal) 500 juta hingga 10 milyar rupiah dengan jumlah pendapatan pertahun berkisar 2,5 – 50 milyar rupiah.

Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang), Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang) dan Usaha Menengah/Medium (jumlah karyawan hingga 300 orang). Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:

 UKM sektor informal atau dikenal dengan istilah Livelihood Activities, contohnya pedagang kaki lima dan warteg.

(3)

 Usaha Kecil Dinamis (Small Dynamic Enterprise) adalah kelompok UKM yang mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan subkontrak) dan ekspor.

Fast Moving Enterprise adalah UKM-UKM yang mempunyai kewirausahaan yang cakap dan telah siap untuk bertransformasi menjadi usaha besar.

Secara umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri : manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. UMKM mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-undang, antara lain: bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, serta beberapa kemudahan lainnya.

Berikut ini adalah undang – undang dan peraturan tentang UMKM, 1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah.

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

(4)

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah yang dimaksud dengan:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(5)

5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

ASEAN ( Association of South East Asian Nations ) berdiri sesuai Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 yang ditandatangani oleh lima menteri luar negeri negara – negara di kawasan Asia Tenggara. Kelima menteri luar negeri itu adalah :

a. Adam Malik dari Indonesia b. Tun Abdul razak dari Malaysia c. Thanat Khoman dari Thailand d. S.Rajaratnam dari Singapura e. Nasisco Ramos dari Filipina

Di dalam deklarasi Bangkok tercantum maksud dan tujuan organisasi ASEAN,antara lain sebagai berikut,

a. Meningkatkan ekonomi, sosial dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara c. Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi,sosial,budaya, teknologi dan

ilmu pengetahuan bagi negara – negara anggota ASEAN

d. Mengadakan kerjasama dalam bidang pertanian,industri,perdagangan dan komunikasi

e. Menyediakan fasilitas latihan dan penelitian bagi negara – negara di kawasan Asia Tenggara

Saat sekarang keanggotaan ASEAN semakin bertambah, dengan bergabungnya Brunai Darussalam ( 7 Januari 1984 ),Vietnam ( 28 Juli 1995 ), Laos ( 23 Juli 1997 ), Myanmar ( 23 Juli 1997 ), Kamboja ( 16 Desember 1998 ), Timor Leste. Semakin bertambahnya jumlah keanggotaan ASEAN, maka semakin besar persaingan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam segala bidang, terutama pada saat ini adalah dalam bidang ekonomi dan perdagangan.

(6)

tujuan bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan, serta memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Di samping itu, bertambahnya keanggotaan ASEAN juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan dan standardisasi domestik.

Beberapa potensi Indonesia untuk merebut persaingan ASEAN 2015, antara lain:

1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk ASEAN). Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan dengan kesempatan penguasaan pasar dan investasi.

2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir tiga kali lebih tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN di ASEAN yang hanya sebesar 15%.

3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor, dimana nilai ekspor Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN berkisar 80-82% dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan impor dari intra-ASEAN.

(7)

sebagai salah satu negara besar yang juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.

5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan memperoleh keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi. Perbandingan jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-negara ASEAN lain adalah 38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk ASEAN, 38 adalah warga negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih bisa dinikmati setidaknya sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan jumlah penduduk yang produktif akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia.

Namun untuk menjawab tantangan yang dihadapi, Indonesia harus meningkatkan daya saing antar negara ASEAN. Salah satu dari delapan aturan kunci (golden rules) peringkat kompetitif dunia yang dikeluarkan oleh International Institute for Management Development (IMD), salah satunya adalah dukungan terhadap UMKM. Pada masa krisis moneter, UMKM mampu bertahan dan terus berkembang, hal tersebut dapat memberikan peluang peningkatan daya saing. Namun demikian, UMKM masih berada pada area kurang diperhatikan oleh pemerintah. Ketiadaan pendampingan dari pemerintah untuk menstandarkan produk lokal dan menginternasionalkan UMKM, membuat UMKM sulit bersaing dan kalah pada pasar lokal. Kerap kali terjadi ungkapan bagi UMKM “Unggul di Produk, Kalah di Promosi”. Keanekaragaman yang dimiliki UMKM Indonesia berpeluang untuk membentuk pasar ASEAN, salah satu contohnya adalah kerajinan tangan, furniture, makanan daerah, dan industri lainnya.

(8)

PEMBAHASAN

A. Peranan UMKM terhadap perekonomian di Indonesia

Peranan UMKM terlihat cukup jelas pasca krisis ekonomi, yang dapat dilihat dari besaran pertambahan nilai PDB, pada periode 1998 – 2002 yang relatif netral dari intervensi pemerintah dalam pengembangan sektor perekonomian karena kemampuan pemerintah yang relatif terbatas, sektor yang menunjukkan pertambahan PDB terbesar berasal dari industri kecil, kemudian diikuti industri menengah dan besar. Hal ini mengindikasikan bahwa UKM mampu dan berpotensi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi pada masa akan datang.

Dari aspek penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian secara absolute memiliki kontribusi lebih besar dari pada sektor pertambangan, sektor industri pengolahan dan sektor industri jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan menimbulkan kesenjangan pendapatan yang semakin mendalam antara sektor yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan menyerap tenaga kerja lebih sedikit.

(9)

Sementara itu, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,7 persen. Angka tersebut terus meningkat seiring dengan pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun.

Meski demikian, UMKM juga masih memiliki beberapa kendala antara lain dalam hal produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, serta iklim usaha. Dalam pertemuan APEC 2013, Menkop dan UMKM Syarif Hasan mengungkapkan 3 kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM yakni permodalan, teknologi, dan pemasaran. Agar kendala tersebut tidak berlanjut, perlu dilakukan upaya pemberdayaan UMKM. Dalam rangka pemberdayaan UMKM, keterlibatan stakeholder sangat menentukan keberhasilannya. Sejauh ini keterlibatan stakeholder UMKM antara lain terdiri dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, koperasi, perbankan dan asosiasi usaha. Menurut Karsidi dan Irianto (2005) keterlibatan yang ada masih bersikap sendiri-sendiri dan kurang intregratif antara stakeholder satu dengan yang lain.

Menurut Sri Winarni (2006) Pada umumnya, usaha kecil mempunyai ciri antara lain sebagai berikut (1) Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan, (2) Aspek legalitas usaha lemah, (3) Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku, (4) Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan, (5) Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha, (6) Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi, (7) Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas, (8) Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik. Dapat dikatakan secara umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri : manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas.

(10)

Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia kian meningkat dan kini mencapai 55,2 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Syarif Hasan menyatakan dari puluhan juta UKM itu saat ini mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Menurut Syarif, UKM di wilayah Asia Pasifik dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian lokal. Tidak hanya itu, dengan penanaman teknologi informasi atau internet dalam memasarkan produknya diyakini UKM akan segera berkembang ke tingkat international. UKM tidak terpengaruh pada krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dan krisis ekonomi 2008. UKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung UKM. Beberapa tantangan yang dihadapi UKM seperti akses internet yang masih terbatas terutama di daerah pedesaan. Tidak tersedianya pembayaran online serta potensi peraturan yang dapat melarang perusahaan kecil melakukan hosting digital, menyebabkan terbatasnya kegiatan e-commerce. Itulah yang menjadi tantangan utama untuk mengembangkan sistem informasi dan internet dalam rangka mengembangkan sistem marketing online. Menurutnya, dengan layanan internet, memungkinkan bagi UKM untuk memiliki toko online yang mampu menjangkau penjualan di tingkat internasional. Kini baru sebagian UKM yang memiliki website sehingga menjadi peluang besar untuk mengembangkan bisnis secara online, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet di Indonesia dan wilayah Asia Pasifik.

(11)

penambahan koperasi dan UMKM untuk seluruh Indonesia. Dengan memberikan fasilitas pendanaan, pendampingan dan menjembatani pemasaran produk-produk dari UMKM baik di dalam maupun di luar negeri . Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dan berbagai organisasi kemasyarakatan guna memperkenalkan koperasi dan UMKM kepada masyarakat.

Sejatinya pemberdayaan UMKM merupakan gerakan sinergis antar berbagai pihak. Namun pemerintah tetap memegang peranan terbesar dalam upaya pemberdayaan tersebut. Keterlibatan pemerintah dalam memberdayakan UMKM telah diatur jelas dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. Undang-Undang ini memuat tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, kriteria, penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi administratif dan ketentuan pidana. UMKM mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-undang, antara lain : bantuan kredit

usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan

pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, beberapa kemudahan lainnya.

C. Hambatan dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia

Meskipun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sebagai usaha yang ruang lingkup usahanya dan anggotanya adalah (umumnya) rakyat kecil dengan modal terbatas dan kemampuan manajerial yang juga terbatas, UMKM sangat rentan terhadap masalah-masalah perekonomian.

(12)

Kuncoro (2000) mengungkapkan ada beberapa kendala yang dialami oleh UMKM dalam menjalankan usahanya. Kendala tersebut berupa tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Berdasarkan pengamatan Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil UGM, urutan prioritas permasalahan yang dihadapi oleh PK jenis ini adalah (Kuncoro, 1997): (1) Masalah belum mempunyai sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan perusahaan; (2) Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari bank maupun modal ventura karena kebanyakan PK mengeluh berbelitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3) Masalah menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin ketat; (4) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar dikuasai oleh perusahaan/grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat berubah; (5) Masalah memperoleh bahan baku terutama karena adanya persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkualitas rendah, dan tingginya harga bahan baku; (6) Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah menggarap pasar ekspor karena selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai perusahaan tertentu, dan banyak barang pengganti; (7) Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan tenaga kerja yang terampil.

D. Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia

(13)

international dan sampai akhir tahun ini setidaknya ada 3 sampai 4 koperasi masuk daftar 300 koperasi besar dunia. Dari 100 koperasi besar itu sebanyak 10 di antaranya Kospin Jasa Pekalongan, Kisel Jakarta, KJKS BMT UGT Sidogiri, Kopdit Lantang Tipo, KWSG Gresik, Kopindosat, Kopdit Pancur Kasih, Kopdit Keling Kumang, Koperasi Astra, dan Koperasi Serba Usaha ( KSU ) Sejahtera Bersama Bogor . Sampai sejauh ini baru satu koperasi Indonesia yang masuk dalam daftar 300 koperasi besar dunia yakni Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) yang berada pada peringkat 205 dari 300. Perlu dilakukan pembenahan kelembagaan termasuk dalam hal tata kelola koperasi. Beberapa hal yang paling mendasar dan harus dilakukan oleh koperasi di antaranya melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan memilih manajer yang profesional untuk menjalankan bisnis koperasi. Sedangkan pengurus koperasi sebagai pemilik atau pemegang saham serta selaku pengendali dari organisasi koperasi itu. Pentingnya pengembangan usaha dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis di era globalisasi.Selain itu juga perlu dilakukan diversifikasi usaha koperasi melalui pengembangan unit usaha koperasi dengan menggunakan entitas bisnis seperti PT. Koperasi harus membangun sinergi atau jaringan usaha koperasi yang sejenis untuk memperkuat permodalan, usaha, dan jaringan sehingga bisa menjalankan usaha dari hulu ke hilir.

(14)

Di masa Orde Baru, pengembangan UMKM terus berlanjut. Pemerintah Orba membuat UU No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil guna memberdayakan usaha kecil. UU ini berisi XI bab dan 38 pasal dan mengatur pelaksanan pemberdayaan UMKM di Indonesia. Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, yang hanya mengatur Usaha Kecil perlu diganti, agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia dapat memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha. UU tersebut diganti dengan UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam UU tersebut, disebutkan peran pemerintah untuk memberdayakan UMKM. Terkait dengan urusan pemerintahan, Undang-Undang telah memberi amanat terhadap pemerintah untuk mengembangkan UMKM.

Dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah sehubungan dengan hal ini, pemerintah juga melaksanakan berbagai program yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM. Program tersebut antara lain adalah program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR). Gerakan Kewirausahaan Nasional bertujuan memiliki tujuan sebagai berikut: a.Meningkatkan semangat dan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadi wirausaha yang mandiri handal dan tangguh, serta memiliki daya saing; b.Memotivasi agar tumbuh wirausaha baru kreatif, inovatif dan berwawasan global; c.Mampu melakukan interaksi melalui tukar menukar informasi dan peningkatan kerjasama di segala sektor; d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berwirausaha khusus bagi wirausaha baru; e. Mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha koperasi dan UMKM yang dilakukan oleh para pelaku wirausaha; f.Mengekspose dan memberikan inspirasi atas keberhasilan wirausaha dari dalam dan luar negeri dan diharapkan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru.

(15)

penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp.34,2 trilyun untuk lebih dari 1,9 juta debitur, dengan rata-rata kredit/pembiayaan sebesar Rp.17,5 juta. Realisasi sebaran KUR dari tahun 2007 sampai 2013 menyebutkan bahwa Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp. 79,9 trilyun. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 12,6 triliun, Di urutan ketiga adalah BNI dengan total plafond sebesar Rp. 12,11 triliun, selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4,1 triliun, BSM dengan plafond Rp. 3,4 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,75 triliun dan BNI Syariah dengan plafond Rp. 142.876 miliar. Secara keseluruhan, nilai Non Performing Loan (NPL) penyaluran KUR oleh bank pelaksana ini masih dibawah 5% yaitu sebesar 3,4%. Bank BTN merupakan Bank Pelaksana dengan nilai NPL terbesar dalam penyaluran KUR yaitu sebesar 9,5% dan BRI Mikro dengan NPL terkecil yaitu 1,9%. Diharapkan pada periode-periode berikutnya nilai NPL pada bank yang masih di atas 5% bisa turun sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran. Pada tahun 2012, pemerintah juga melakukan pendampingan bagi 27.520 calon debitur KUR dan sosialisasi KUR di 33 provinsi. Melalui program tersebut diharapkan penerima KUR dapat mempergunakan KUR untuk pengembangan usaha dan membuat UMKM menjadi lebih berdaya karena tambahan modal tersebut.

E. Strategi UMKM menghadapi Pasar Bebas ASEAN

(16)

pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, terutamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).

Laporan World Economic Forum (WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada ranking ke-15. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain. Potensi ini yang belum dimanfaatkan oleh UMKM secara maksimal. Perkembangan UMKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapi UMKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Dengan segala persoalan yang ada, potensi UMKM yang besar itu menjadi terhambat. Meskipun UMKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun pada kenyataannya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan lebih berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis global tadi, UMKM harus pula menghadapi persoalan domestik yang tidak kunjung terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenagakerjaan dan pungutan liar, korupsi dan lain-lain.

(17)

Kemampuan UMKM dalam menghadapi terpaan arus persaingan global memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar tetap mampu bertahan demi kestabilan perekonomian Indonesia. Selain itu faktor sumber daya manusia di dalamnya juga memiliki andil tersendiri. Strategi pengembangan UMKM untuk tetap bertahan dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing dan pengembangan sumber daya manusianya agar memiliki nilai dan mampu bertahan menghadapi pasar ACFTA, diantaranya melalui penyaluran perkreditan (KUR), penyediaan akses informasi pemasaran, pelatihan lembaga keuangan mikro melalui capacity building, dan pengembangan information technology (IT).

Langkah yang diambil Pemerintah dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UKM untuk segera mensertifikasi produk dengan sertifikat halal, HKI, dan standar mutu yang lain menjelang pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah untuk meningkatkan kualitas produk dan mensertifikasikan dengan standar mutu agar produk yang dihasilkan semakin berdaya saing. Selain itu, dengan membuat produk yang berkualitas serta harga sesuai dengan kualitas, pasti produk akan lebih bisa bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya. Secara kumulatif Kementrian Koperasi dan UKM telah memfasilitasi Pendaftaran HKI, Pendaftaran Sertifikasi SNI/ISO 9001-2008 /HACCP, serta Sertifikat Halal bagi sekitar 3500 UMKM. Meskipun fasilitasi tersebut tentunya masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah UMKM yang ada, namun standarisasi dan sertifikasi produk ditempatkan sebagai program nasional teratas Kementerian/Lembaga untuk melindungi produk UMKM memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri menyongsong pasar global 2020. Di samping itu, SNI, HKI dan Halal juga harus menjadi syarat mutlak bagi produk impor sebelum dipasarkan .

Strategi yang baik bagi pemerintah khususnya Menteri Koperasi dan UMKM, anggota serta pengurus koperasi di seluruh Indonesia dan para owner UMKM di seluruh Indonesia agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia melalui cara-cara berikut, diantaranya:

(18)

2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM.

3. Meningkatkan kemampuan pemasaran UMKM.

4. Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKM.

5. Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKM, Usaha Besar dan BUMN).

Melakukan/membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau sasaran. Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep, dan hal-hal yang dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM atau dengan membidik para individu yang memiliki jiwa enterpreneur dengan tetap adanya prinsip prudensial dan adanya manager investasi (meminjam istilah perbankan syariah dimana nasabah yang telah diberi pinjaman tetap terus mendapat pengawasan atau layanan prima dalam pengolahan dana uang ).

PENUTUP A.Kesimpulan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sejarah membuktikan, ketika terjadi krisis moneter di tahun 1998 banyak usaha besar yang tumbang karena dihantam krisis tersebut, namun UMKM tetap eksis dan menopang kelanjutan perekonomian Indonesia. Tercatat, 96% UMKM di Indonesia tetap bertahan dari goncangan krisis.

Peran UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja cukup besar. Sehingga pengembangan UMKM merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pertumbuhan ekonomi nasional terutama dalam menghadapi pasar bebas ASEAN.

(19)

Pertumbuhan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia, jumlah UMKN saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan 98,9 persen adalah usaha mikro, sedangkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai 200.808 unit.

Kemampuan UMKM dalam menghadapi terpaan arus persaingan global memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar tetap mampu bertahan demi kestabilan perekonomian Indonesia.

B.Saran

Para pengelola dan pelaku UMKM harus memahami perkembangan teknologi saat ini sehingga konsep pemasaran dan promosi produk yang dilaksanakan tersebar luas dan menarik di kalangan pembeli baik di tingkat domestik , regional maupun internasional.

Pemerintah dalam hal ini Lembaga/Kementrian terkait perlu menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan industri nasional terutama UMKM agar mampu menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di antara negara ASEAN, baik dalam rangka mengisi Pasar Dalam Negeri maupun Pasar ASEAN 2015.

Strategi pengembangan UMKM untuk tetap bertahan dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing dan pengembangan sumber daya manusianya agar memiliki nilai dan mampu bertahan menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015.

Kesulitan UMKM dalam hal permodalan perlu menjadi perhatian yang serius dari Pemerintah, faktor kebijakan dan persyaratan perbankan adalah hal pokok yang dihadapi UMKM dalam mengembangkan usahanya guna menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015.

(20)

Pio.2014,Agar bisa bersaing di Pasar Bebas ASEAN, Produk UMKM harus

indonesia-capai-552-juta#.VCOkzVc5UuI>> , Diunduh : 25 September 2014.

Sikumbang,Zul.2014.Jumlah Koperasi dan UMKM terus

meningkat,<<

http://www.antaranews.com/berita/416949/menkop-jumlah-koperasi-dan-umkm-terus-meningkat>>, Diunduh 25 September 2014.

LSM Lentera.2013.Kelemahan dan hambatan Koperasi dan

UKM,<<

http://lembagalentera.wordpress.com/2012/12/11/kelemahan-dan-hambatan-koperasi-dan-ukm-2/>> Diunduh : 23 September 2014

Arisandy,Yunni.2014.Kesiapan Koperasi UKM Indonesia menatap Era MEA

2015,<<

http://www.antaranews.com/berita/436319/kesiapan-koperasi-ukm-indonesia-menatap-era-mea-2015>>, Diunduh : 24 September 2014

Adypo.2010.Kebijakan ekonomi pada masa orde lama,orde baru dan

reformasi,<<

http://ekonomikro.blogspot.com/2010/09/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-lama.html>> , Diunduh ulang :28 September 2014

Agustine,Metattalya.2010.Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Tahun

2010-2014,<<

http://mettalya.blogspot.com/2010/12/rencana-strategis-kementerian-koperasi.html>> , Diunduh : 26 September 2014

Sofia,Hanni.2014,Kementerian Rilis 100 Koperasi Siap “go

internasional“,<<

http://www.antaranews.com/berita/450749/kemenkop-rilis-100-koperasi-siap-go-internasional>>, Diunduh ulang: 29 September 2014.

Kuncoro,Mudrajad.2000,Usaha kecil di Indonesia:Profil,Masalah dan Strategi Pemberdayaan,

<http://sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5811998215/files/struktur_ekon

omi_-umkm.pdf> , Diunduh ulang : 22 Oktober 2014 pukul 20.39 wiba

Mengenal Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM),<<

http://www.kerjausaha.com/2013/01/mengenal-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.html>> ,Diunduh : 25 September 2014

Wiwaha,Arjuna.2013,Pengertian UMKM dan

Koperasi,<<

http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/pengertian-umkm-dan-koperasi.html>> ,Diunduh : 23 September 2014

Bahan Rakornas Final Deputi PJU.2013.Program Strategis Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha 2014,

<<http://www.depkop.go.id/phocadownload/Rakornas_2013/bahan

(21)

Purwatih,Rastri.2013,Perkembangan Koperasi dan UKM di Indonesia,

<<

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/18/perkembangan-koperasi-dan-ukm-di-indonesia-617617.html>> , Diunduh : 24 September 2014

Sri Winarni,Endang.2006.Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan

Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006,

<http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI

%2029/kredit_perbankan.pdf>,diunduh ulang : 22 Oktober 2014.

Ramadhana,Aditya.2013,Makalah Kinerja UMKM dan

Hambatannya,<<

http://study-succes.blogspot.com/2013/12/makalah-kinerja-umkm-dan-hambatannya.html>>, Diunduh ulang: 28 September 2014.

Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kajian Fiskal,Depkeu.2013,Strategi

Pemberdayaan UMKM menghadapi Pasar Bebas

ASEAN,<<

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view-mobile.asp?id=20131231220022813872431>> Diunduh : 24 September 2014

Sudrajat,UPBJJ-UT Denpasar.2010.Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan

Tujuan Pembangunan Milenium (Penanggulangan

Kemiskinan),<http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fisip201239.p

df> , Diunduh ulang : 22 Oktober 2014

www.CepuTelecenter.wordpress.com.2009,Undang – undang dan peraturan tentang

UKM,<

http://ceputelecenter.wordpress.com/2009/08/12/undang-undang-dan-peraturan-tentang-ukm/> Diunduh ulang: 28 September 2014,pukul 22.01

wiba

Mahdi Hanif,M.2012,Peran Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) dalam

Pembangunan Ekonomi

Indonesia,<<

http://www.scribd.com/doc/102335452/Usaha-Mikro-Kecil-dan-Menengah-UMKM-di-Indonesia>>, Diunduh : 25 September 2014

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM,4 Juli

2008.Jakarta<<http://site.ikopin.ac.id/index.php/download/DOWNLOAD/UN

DANG-UNDANG-NO.-20-TAHUN-2008-TENTANG-UMKM/>> Diunduh : 25 September 2014 pukul 11.52 wiba.

(Chairil /Yuhardi /Hardyanto/Erwin/ Palma),Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia,2014,Peluang dan Tantangan Indonesia pada ASEAN

Economic Community 2015, <<http://www.setneg.go.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=7911>>, Diunduh : 22 Oktober 2014

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pelatihan ini mendapat respon positif dari peserta pelatihan, adapun manfaat yang didapat oleh peserta pelatihan adalah menumbuhkan minat guru dalam

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2013 tersebut terdiri dari: 1) Ringkasan Eksekutif Hasil Pemeriksa atas LKPP Tahun 2013; 2) LHP atas LKPP

atau perlakuan yang dilakukan untuk seorang atau masyarakat juga dipaparkan sebagai penatalaksanaan. Intervensi yang dilakukan yaitu memberikan terapi seduhan air

Ketua Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-USU Medan beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama Saya bertugas di Departemen tersebut..

Di dalam suatu penelitian yang diimplementasikan ke dalam suatu kode program dengan menggunakan aplikasi yang terdapat di dalam sistem komputer, berikut ini merupakan

Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 732/KPT/I/2018 tentang Izin Penyatuan dan Perubahan Bentuk Beberapa Perguruan Tinggi

Kondisi ini telah diantisipasi oleh Toyota. Mesin Innova dilengkapi dengan “knock sensor”. bila mesin mengalami detonasi atau “mbrebet”, menembak

Kenapa seorang fisikawan bisa menghasilkan konsep-konsep yang sekarang dipakai dalam matematika, hal ini dikarenakan fenomena-fenomena alam yang ada di fisika