• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR PROPOSAL Analisis Strength Kekua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEMINAR PROPOSAL Analisis Strength Kekua"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Strength (Kekuatan), Weakness

(Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan

Thread (Ancaman)

Sebagai Strategi

Peningkatan Daya Saing Pada Industri

Kerajinan Batik Kabupaten Tulungagung

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

GILANG IQBAL MAULANA HABIBI

NIM. 17402153178

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Dalam sejarah Indonesia kondisi perekonomian Negara yang mengalami krisis moneter yang berkepanjangan pada tahun 1998 memberi dampak besar terhadap banyak bidang kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dan perkembangan industri pada khususnya. Dalam kondisi krisis tersebut ternyata Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat bertahan dan berkembang. Usaha Kecil Menengah memiliki kemampuan dalam penyedia barang dan jasa bagi konsumen dan memberikan kontribusi besar dalam peningkatan devisa Negara. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang besar dalam pembangunan ekonomi nasional.

Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja, Usaha Kecil dan Menengah juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan dan merupakan motor penggerak pertumbuhan aktivitas ekonomi nasional. Secara umum Usaha Kecil dan Menengah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Sebagai gambaran, pada tahun 2000 tenaga kerja yang diserap industri rumah tangga (salah satu Prosiding Seminar Nasional 2013 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari 746 bagian dari usaha mikro sektor perindustrian) dan industri kecil mencapai 65,38% dari tenaga kerja yang diserap sektor perindustrian nasional.

Pada tahun yang sama sumbangan usaha kecil terhadap total PDB mencapai 39,93%. Pentingnya peranan UKM dalam mengembangkan perekonomian nasional ditunjukkan dengan ditetapkannya Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2008 tentang usaha kecil dan selanjutnya diikuti dengan peraturan pemerintah RI nomor 32 tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kecil. Inti dari peraturan ini adalah adanya pengakuan dan upaya untuk memperdayakan UKM. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yangpenting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional yang kokoh.

(3)

Intangible cultural heritage. Pengakuan tersebut karena batik dari Indonesia mampu merefleksikan aspek oraltradition, social customs dan traditional handicraft. Batik saat ini menjadi sentra Bisnis yang menjanjikan dan pemberdayaan batik merupakan salah satu cara menjaga warisan budaya. Batik dalam masa modern seperti sekarang tidak redup begitu saja di makan zaman teknologi, malah semakin dicari dan diburu oleh masyarakat di semua kalangan. Maka dari itu, pengusaha Btik kian menggencarkan produksi dan pemasaran untuk memenuhi pasar regional maupun nasional.

(4)

sosial biayanya murah dan bebas dari ambiguitas, maka media tersebut akan menjadi masa depan untuk komunikasi pemasaran. Karena itu, konsumen memiliki potensi untuk mempengaruhi konsumen lain dengan opini dan pengalaman yang telah mereka rasakan, selain itu konsumen akan lebih terlibat pada aktivitas lain yang dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan wawasan mengenai pasarnya.

Dengan demikian pendekatan marketing yang bersifat vertikal digantikan oleh pendekatan yang bersifat horizontal. Di era horisontal ini, pasar tidak lagi menjadi objek melainkan subjek karena penciptaan nilai pemasaran akan bertambah kalau perusahaan dapat melibatkan pelanggannya. Pergeseran itu, misalnya, dari segmentasi ke komunitisasi, targetting ke confirmation, positioning ke clarification, differentiation ke codification. Sementara, bauran marketing 4P (product, price, place, promotion) bergeser menjadi co-creation, currency, communal activation, dan conversation. Selanjutnya, selling menjadi commercialization, brand menjadi character, service menjadi care, process menjadi collaboration. Semua itu disebut dengan 12C.

Seiring dengan perkembangan waktu persaingan bisnis pun semakin ketat karena pasar mulai dipenuhi oleh lebih banyak lagi perusahaan. Situasi ini tentu akan mempengaruhi daya tawar konsumen menjadi lebih tinggi. Sadar akan hal ini, banyak pelaku usaha mulai mengubah paradigmanya dan menyadari pentingnya pelayanan kepada konsumen. Dalam dunia bisnis di Indonesia telah banyak pengrajin batik yang telah diakui oleh masyarakat akan karyanya. Apalagi menjalani bisnis di bidang tersebut tidak hanya menguntungkan secara materi saja, namun bisnis tersebut juga sekaligus bisa menjadi sarana pelestarian dan pemberdayaan warisan budaya bangsa Indonesia.

(5)

Dengan ini peneliti akan mencari lebih dalam Menganalisis dengan melihat Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Thread (Ancaman) pada Industri Batik dengan judul “Analisis

Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana st Bagaimana bentuk Pendidikan dan Pelatihan terhadap SDM pada industri kerajinan batik Batik di Kab tulungagung?

2. Bagaimana kondisi SDM, bahan baku, pemasaran, dan teknologi industry Batik Di Kab Tulungagung ?

3. Bagaimana Kondisi Lingkungan Internal Dan Eksternal Pada Industri Kerajinan Batik Di Kab Tulungagung ?

C.Tujuan Dan Manfaat Penulisan Skripsi

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara garis besar adalah:

a. Mengetahui bentuk Pendidikan dan Pelatihan terhadap SDM pada industri kerajinan Batik Di Kab Tulungagung .

b. Mengetahui kondisi SDM, bahan baku, pemasaran dan teknologi pada Industri Batik Di Kab Tulungagung

c. Mengetahui Kondisi Lingkungan Internal Dan Eksternal Pada Industri Kerajinan Batik Di Kab Tulungagung .

2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis

1) Untuk menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca khususnya mengenai analisis Strength (Kekuatan) Weakness

(Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Thread

(Ancaman) pada industri kerajinan batik Di Kab Tulungagung . 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

mengembangkan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan

Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),

Opportunity (Peluang), dan Thread (Ancaman) pada industri kerajinan batik Di Kab Tulungagung .

(7)

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademika (Institut Agama Negeri) IAIN Tulungagung.

2) Bagi Instansi/Batik Tulungagung

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi usaha kerajinan batik terutama pemilik, Kabupaten Tulungagung untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha batik di Kabupaten Tulungagung.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk peneliti selanjutnya.

(8)

D.Penegasan Istilah

1. Penegasan Konseptual

a. Strenght (kekuatan) merupakan kompetensi khusus yang terdapat dalam

organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit

usaha dipasaran. Hal demikian dikarenakan satuan bisnis memiliki sumber,

ketrampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari

para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan

akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. 2

b. Weaknesses (Kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal

sumber, ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi

penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek keterbatasan

dan kelemahan.3

c. Opportunities (Peluang) merupakan berbagai situasi lingkungan yang

menguntungkan bagi satu satuan bisnis. 4

d. Threats (Ancaman) merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi ancaman akan menjadi

“ganjalan” bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang

maupun di masa mendatang.5

2 Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hal. 172. 3 Ibid., hal. 173.

(9)

e. Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas

atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan

pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan,

memberikan jasa,atau akivitas lain yang bertujuan memperoleh keuntungan,

seperti manajemen rekening investasi terbatas.6

2. Penegasan Operasional

a. Kekuatan merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Batik Tulungagung yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan

b. Kelemahan merupakan kekurangan yang dimiliki oleh Batik

dibandingkan dengan para pesaing yang ada.

c. Peluang merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh Batik

untuk meningkatkan pendapatan.

d. Ancaman merupakan situasi yang dihadapi oleh Batik dan harus segera

di atasi agar tidak menjadi ganjalan bagi kinerja perusahaan.

Yang dimaksud dengan “Analisis Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan

Thread (Ancaman) Sebagai Strategi Peningkatan Daya Saing Pada Industri Kerajinan Batik Kabupaten Tulungagung” dalam penelitian ini adalah bagaimana peran pelaku industri dalam meningkatkan penjualan Batik di ranah Regional dan Nasional.

(10)

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penelitian ini berisi tentang isi keseluruhan penelitian yang terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir penelitian. Bagian awal memuat sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman pernyataan keaslian, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.

Adapun bagian isi, penelitian terdiri dari enam bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan, berisi uraian mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Pustaka, memuat uraian tentang tinjauan pustaka atau buku-buku teks yang berisi teori-teori besar (grand theory) dan hasil dari penelitian terdahulu. Pembahasan dalam bab ini terdiri dari sub bab deskripsi teori mencakup teori-teori analisis Strength (Kekuatan) Weakness

(Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan

Thread (Ancaman)

BAB III Metode Penelitian, berisi tentang rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian.

(11)

uraian tentang hasil analisis penulis dari data-data yang didapatkan, meliputi bagaimana peranan yang telah dilakukan Batik dalam rangka meningkatkan pemasaran Batik dan hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh Batik dalam melaksanakan peranannya tersebut.

BAB V Pembahasan hasil penelitian yang memuat keterkaitan antara temuan penelitian dengan teori-teori besar yang diuraikan di kajian

(12)

BAB II

KAJIAN TEORITIS A.Defnisi Usaha Kecil Menengah

Menurut UU No. 9/1995, yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki kekekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia (WNI).

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung, maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.

5. Bentuk usaha merupakan orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-.

Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000,-.7 Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008

tentang UMKM yang dikutip dari (www.bi.go.id) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

(13)

Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :8

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU No. 20 tahun 2008 ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh sebuah usaha seperti yang diuraikan sebagai berikut :

1. Usaha Mikro

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2. Usaha Kecil

(14)

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

3. Usaha Menengah

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

B. Faktor-Faktor Produksi dalam Usaha Kecil dan Menengah Batik

Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk mempermudah analisis maka faktor produksi dianggap tetap kecuali tenaga kerja, sehingga pengaruh faktor produksi terhadap kuantitas produksi dapat diketahui secara jelas. Ini berarti kuantitas produksi dipengaruhi oleh banyaknya tenaga kerja yang digunakan. Faktor produksi yang dianggap konstan disebut faktor produksi tetap, dan banyaknya faktor produksi ini tidak dipengaruhi oleh banyaknya hasil produksi.

Faktor produksi yang dapat berubah kuantitasnya selama proses produksi atau banyaknya faktor produksi yang digunakan tergantung pada hasil produksi yang disebut faktor produksi variabel. Periode produksi jangka pendek apabila di dalam proses produksi yang bersifat variabel dan yang bersifat tetap. Proses produksi dikatakan jangka panjang apabila semua factor produksi bersifat variabel.

Adapun dalam usaha kecil dan menengah batik faktor-faktor produksi yang digunakan antara lain meliputi:

a. Modal Sebagai Faktor Produksi

(15)

sering disorot sebgai salah satu faktor utama penghambat produksi dan dengan demikian juga penggunaan tenaga kerja “Working Capital Employee Labor” berarti bahwa tersedianya modal kerja yang cukup mempunyai efek yang besar terhadap penggunaan tenaga kerja. Modal merupakan sinonim kekayaan, yaitu semua barang yang dimiliki orang seorangan. Tanah berserta sumber alam yang terkandung didalamnya sering disebut modal alami, untuk membedakan dari modal buatan seperti gedung, mesin-mesin alat-alat, dan bahan-bahan.

Munurut Bambang Riyanto sumber-sumber penawaran modal diantaranya yaitu:9

1. Sumber internal yaitu modal yang dihasilkan sendiri. 2. Sumber eksternal yaitu modal dari luar perusahaan. 3. Suplier

4. Bank

5. Pasar modal

b. Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi, baik dalam kuantitas dan kualitas. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan harus disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu hingga dicapai hasil yang optimal. Menurut Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagkerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berdasarkan Biro Pusat Statistik, 2008 (BPS) perhitungan produktivitas tenaga kerja adalah dengan membagi kuantitas hasil dengan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja, di mana masukan tenaga kerja dapat dihitung dalam hari kerja setara pria (HKSP), hari orang kerja (HOK), ataupun dalam perhitungan waktu kerja satu tahun.

Adapun perhitungan hari kerja setara pria (HKSP) yang berlaku di kalangan pertanian yaitu untuk pria, wanita dan anak laki-laki berumur 10 tahun maka berturut-turut adalah sebesar 1; 0,7; dan 0,5 HKSP dan dapat bekerja penuh dalam 7 jam perhari.

(16)

c. Bahan Baku Sebagai Faktor Produksi

Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo mengatakan bahwa bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Kekurangan bahan dasar yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Tersedianya bahan dasar yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan dan pengaturan terhadap bahan dasar ini baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya.10

1) Lilin Batik Sebagai Bahan Baku

Di samping mori (kain) sebagai bahan baku, pembuatan warna batik juga menggunakan malam atau “lilin batik” sebagai bahan perintang. Bahan perintang dalam proses pemembatikan, malam “lilin batik” digunakan untuk menutup hiasan sehingga membebaskannya dari bahan pewarna ketika dilakukan proses pencelupan. Lilin batik merupakan campuran beberapa macam bahan diantaranya yaitu: paraffin, kote (lilin lebah), gondorukem (getah pohon pinus), damar (mata kucing), lilin gladhagan (lilin bekas), kendal (lemak dari tumbuhan) dan minyak kelapa atau lemak hewan. Semua bahan ramuan tersebut dapat diperoleh di dalam negeri.

2) Obat Pewarna Sebagai Bahan Baku

Proses pembuatan batik menggunakan obat pewarna, baik zat warna nabati maupun zat warna buatan. Zat warna nabati berasal dari daun, kulit kayu, pokok kayu, akar pohon atau umbi. Contoh pewarna nabati misalnya, daun nila untuk warna biru atau kebiru-hitam, akar pohon mengkudu untuk warna merah, kayu tegeran atau kunyit untuk warna kuning, kulit kayu tingi untuk merah-cokelat, dan kayu soga untuk warna cokelat. Semua obat pewarna nabati dapat diperoleh di dalam negeri, sedangkan zat warna buatan sampai saat ini didatangkan dari luar negeri, antara lain Jerman (HOECHST), Inggris

(17)

(ICI), Swiss (CIBA) Perancis (FRANCOLOR), Amerika (DU PONT) dan Italia (ACNA).11

(18)

C.Pengertian Analisis SWOT

Menurut Fredy Rangkuti, Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.12

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian, Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. Maksudnya, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan dalam memaksimalkan peranan factor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. 13 Telah diketahui pula

bahwa analisis SWOT merupakan akronim untuk kata-kata strengths, (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Factor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi, termasuk satuan bisnis tertentu sedangkan peluang dan ancaman merupakan factor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau satuan bisnis yang bersangkutan.

Analisis SWOT biasa digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal perusahaan. Manajer tingkat atas menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan posisinya untuk mencapai sukses. Untuk memudahkan dalam melaksanakan

12 Fredy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka, 2001), hal 18-19.

(19)

analisis SWOT diperlukan matriks SWOT. Matriks SWOT akan mempermudah merumuskan berbagai strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang-peluang bisnis serta mengatasi ancaman. Sehingga dari matris SWOT tersebut akan memperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.14

Dengan matriks strategi SWOT tersebut, kemudian dilakukan positioning, untuk mengukur posisi bank yang bersangkutan dalam pasar perbankan. Mengingat pengaruh aspek internal dan eksternal terhadap bisnis bank berbeda-beda, maka dalam melakukan positioning harus dilakukan pembobotan atas aspek-aspek tertentu. Caranya adalah dengan terlebih dahulu membuat prioritas, mulai dari aspek yang paling berpengaruh hingga ke aspek yang paling tidak berpengaruh.

Selanjutnya setiap aspek yang telah diberi bobot tersebut dapat dinilai dengan menggunakan hasil identifikasi SWOT. Jika factor kekuatan lebih besar pengaruhnya (dominan) dibandingkan dengan factor kelemahan maka suatu aspek internal dinilai kuat. Sebaliknya jika factor kekuatan lebih kecil pengaruhnya dari factor kelemahan maka suatu aspek internal dinilai lemah. Jika factor kekuatan relative seimbang dengan factor kelemahan maka suatu aspek internal dinilai sedang. Jika factor peluang suatu aspek eksternal lebih besar pengaruhnya dari faktor ancamannya maka aspek tersebut dinilai menarik.

Sebaliknya jika faktor peluang lebih kecil pengaruhnya dari factor ancaman maka suatu aspek eksternal dinilai tidak menarik. Jika factor peluang relatif seimbang pengaruhnya dibandingkan dengan factor ancaman maka suatu aspek eksternal dinilai sedang. Setelah penetapan nilai dilakukan, dilakukan pemberian skor/nilai untuk setiap aspek internal maupun eksternal. Misalnya suatu aspek dinilai kuat atau menarik diberi skor 3, bila nilai sedang diberi skor 2 dan jika lemah atau tidak menarik diberikan skor 1. Setelah itu skor masing-masing aspek dikalikan dengan bobotnya, kemudian seluruh aspek

(20)

internal dan eksternal dijumlahkan.15 Akhirnya didapatkan skor total untuk

aspek internal dan skor total untuk aspek eksternal seperti terlihat pada table diatas.

Berdasarkan hasil pemberian skor yang diperoleh tersebut, dapat dibuat grafik positioning, dimana sumbu vertical menunjukkan total skor aspek eksternal dan sumbu horizontal menunjukkan total skor aspek internal. Angka koordinat kedua aspek tersebut menunjukkan posisi usaha bank yang bersangkutan. Kendati demikian analisis SWOT memiliki keterbatasan.

Keterbatasan yang dimiliki analisis SWOT antara lain sebagai berikut: 16

1. Kekuatan tidak selalu menjadi suatu keunggulan

2. Analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal terlalu sempit. 3. SWOT memberikan analisis pada keadaan statis dan tidak dinamis. 4. SWOT selalu menekankan pada strategi satu dimensi.

Faktor-Faktor dalam Analisis SWOT 1) Strenght (Kekuatan)

Kekuatan merupakan kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. hal demikian dikarenakan satuan bisnis memiliki sumber, ketrampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contohcontoh bidang-bidang keungguan itu antara lain: kekuatan pada sumber keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan dipasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan.

2) Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi

(21)

penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek keterbatasan dan kelemahan kelemahan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki., kemampuan manajerial yang rendah, ketrampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh konsumen atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal ini muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan sebagainya.17

3) Opportunities (Peluang)

Peluang merupakan berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi satu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut adalah:

a) Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk. b) Hubungan dengan para pembeli yang akrab dan

c) Hubungan dengan para pemasok yang harmonis.

d) identifikasi suatu segemen pasar yang belum mendapat perhatian e) Perubahan dalam kondisi persaingan

f) Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.

(22)

4) Threats (Ancaman)

Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi ancaman akan menjadi “ganjalan” bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa mendatang. Berbagai contohnya antara lain:

a) Masuknya pesaing baru dipasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis. b) Pertumbuhan pasar yang lamban

c) Meningkatnya posisi tawar pembeli prduk yang dihasilkan.

d) Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu.

e) Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai.

f) Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya restriktif.

D.Teori Daya Saing

Daya Saing atau keunggulan bersaing dalam perdagangan suatu komoditas atau produk antarnegara telah mengalami perkembangan. Konsep pertama yang dimulai pada keunggulan absolute dari Adam Smith yang menyatakan bahwa dua negara akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan apabila faktor-faktor dari masing-masing negara dapat menghasilkan produk yang lebih murah dibandingkan dengan memproduksinya sendiri.18

Konsep keunggulan komparatif yang menyatakan bahwa apabila suatu negara dapat memproduksi masing-masing dari dua barang dengan lebih efisien dibandingkan negara lainnya. Aspek dinamika dari keunggulan komparatif adalah produk life cycle hypothesis. teori yang menyatakan pentingnya teknologi dalam menentukan struktur industri dan pola perdagangan suatu negara. Namun dalam hal ini keduanya tidak menjelaskan berapa lama masing-masing tahapan berlangsung.19

E. Strategi Pemasaran Produk

18 Fadhila Ramadhani ,Analisis Daya Saing Teh. Skripsi. (Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES, 2014), hal. 3.

(23)

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran kini telah merambah keseluruh dunia dalam segala sektor kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial dan lainnya. dan tak dipungkiri lagi kebutuhan suatu perusahaan dalam pemasaran produk tidak lepas dari strategi pemasaran agar dapat menembus pasar sasaran yang dituju. Penelitian ini secara umum membahas tentang strategi pemasaran dan memahami secara mendalam terkait strategi pemasaran. Perlu kita ketahui bahwa setiap perusahaan mempunyai tujuan agar tetap hidup dan berkembang terus guna mencapai kemajuan, melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan keuntungan perusahaan, melalui usaha mencari dan membina langganan serta usaha mengusai pasar.

Tujuan ini hanya dapat dicapai, apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. Secara umum teori strategi menurut bahasa adalah untuk mencari suatu maksud. Jadi strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan untuk mencapai sesuatu maksud dalam pencapaian tujuan organisasi.20 Dalam buku Marketing menurut Philip Kotler menjelaskan bahwa strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.21

Pass dan Lowes menjelaskan Strategi adalah rencana-rencana dan tindakan terpadu untuk mengubah posisi pasarnya dengan meninggalkan segmen pasar (Market Segmen) tertentu untuk berkonsentrasi kesegmen pasar lain yang memungkinkan perusahaan itu memiliki posisi kompetitif yang lebih kuat.22 Menurut pendapat Swastha, strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.23 Sedangkan dalam buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Kenneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan

20 Poerwo Darminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai pustaka, 1993), hal. 965.

21 Philip Kotler, Marketing . Cet 3, (Jakarta: Erlangga, 1994), hal 7.

22 Christopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Bisnis. (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1999), hal. 569.

(24)

mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijakan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.24

Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.25 Menurut Basu Swastha DH, pemasaran adalah sistem seluruhan

dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.26 Pada dasarnya pemasaran bermula

dari perencanaan startegis, yang lebih dahulu menetapkan visi, misi, tujuan lembaga.

Strategi pemasaran adalah proses perencanaan dan implementasi kebijakan perusahaan untuk mewujudkan tujuan-tujuan perusahaan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dalam buku komunikasi pemasaran Agus Hermawan menyatakan Strategi pemasaran sangat diperlukan untuk mencegah penurunan jumlah komsumen serta jatuhnya daya saing produk bisnis di pasar.27 Strategi merupakan daya kreativitas dan daya cipta (inovasi) serta merupakan cara pencapaian tujuan yang sudah ditentukan oleh pemimpin puncak perusahaan sedangkan fokus pada pemasaran dilakukan oleh manajer pemasaran.

Melalui strategi ini sebuah proses pemasaran yang baik dapat dipertahankan, memberikan cara-cara yang baru yang membuat para pelanggan senantiasa menemukan keunikan dalam produk, hal ini merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan dalam pemasaran. Menurut Philip Kotler menjelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan dan kebutuhan.28 Produk bisa berupa benda fisik, jasa,

24 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 199.

25 Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran. Cet.2. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 03.

26 Danang Sunyoto, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi dan Kasus. (Yogyakarta: CAPS, 2014), hal 14.

(25)

orang, tempat. Oganisasi dan gagasan (ide). Sedangkan jenis produk (product item) adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau beberapa atribut lain.

Sedangkan Danang Sunyoto menggolongkan atau mengklasifikasikan mengenai produk sesuai daya tahannya, yaitu sebagai berikut:29

a. Barang yang tahan lama (durable goods), merupakan barang nyata yang biasanya melayani banyak kegunaan, misalnya pakaian, peralatan otomotif, komputer, lemari dan sebagainya.

b. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods), merupakan barang nyata yang biasanya dikonsumsi untuk satu atau beberapa kegunaan, misalnya pasta gigi, kuliner, mimuman, dan lainnya.

c. Jasa, merupakan kegiatan, manfaat atau kegunaan yang ditawarkan untuk dijual, misalnya bengkel sepeda motor, reparasi komputer, laundry, jasa angkutan barang, jasa olah data, rental mobil, kursus bahasa dan lainnya.

Serta dalam buku manajemen pemasaran dan pemasaran jasa bahwa

produk ialah segala suatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dan produk banyak macam seperti barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Sehingga stategi pemasaran produk adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusaha-usahaan dari waktu ke waktu dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah guna dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal dalam penciptaan produk.30

29 Ibid., hal73.

(26)

2. Konsep Strategi Pemasaran

Menurut A. Usmara dalam buku Strategi Baru Manajemen Pemasaran Strategi pemasaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap perusahaan. McDonald menjelaskan bahwa “formulation marketing strategies is one of the most critical and difficult parts of the

entire marketing process.” (formulasi strategi pemasaran adalah salah

satu bagian yang paling penting dan sulit dari seluruh proses pemasaran).31 Menurut Agus Suryana dalam buku Strategi Pemasaran untuk pemula, strategi pemasaran meliputi beberapa elemendiantaranya:32

a. Segmentasi yaitu upaya pembagian pasar, saluran, ataupelanggan ke dalam berbagai kelompok dengan kebutuhan yang berbeda.

b. Riset pasar (penelitian konsumen) yaitu suatu format penelitian bisnis yang merupakan suatu format dari sosiologi terapan berkonsentrasi pada pemahaman perilaku, tingkah dan pilihan, dari pelanggan di dalam ekonomi berdasarkan pasar. Riset ini dilakukan sebagai cara memperoleh informasi berharga yang dapat digunakan untuk mengevaluasi peluang kesuksesan perusahaan.33

c. Branding (merek) yaitu nama perusahaan, bagaimana nama itu secara visual diekspresikan melalui logo dan bagaimana nama dan logo itu diperluas sepanjang suatu komunikasi organisasi.34

d. Strategi produk baru yaitu suatu pengembangan produk dalam rangka bereaksi terhadap kompetisi global di dalam pasar seperti halnya bersaing secara efektif atas dasar global.35

e. Penetapan harga (pricing) yaitu proses manual atau otomatis dari penerapan harga untuk perintah membeli dan menjual.36

Dalam buku Pemikiran Kreatif Pemasaran menurut Henry Mintzberg, suatu strategi dapat membentuk dan dibentuk. Suatu strategi yang terealisasi 31 A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran. (Yogyakarta: Amara Books, 2003), hal 22.

32 Agus Suryana, Strategi Pemasaran Untuk Pemula, (Jakarta: Edsa Mahkota, 2007) hal. 01.

33 Ibid., hal. 24.

34 Ibid., hal. 54.

35 Ibid., hal. 81.

(27)

dapat muncul dalam tanggapan terhadap suatu situasi yang sedang berkembang, atau strategi itu dapat diciptakan secara sengaja, melalui sebuah proses perumusan (formulation) yang diikuti oleh pelaksanaan (implementation). Tetapi ketika keinginan (intention) yang terencana ini tidak menghasilkan tindakan yang diinginkan, organisasiditinggalkan dengan strategi yang tidak terealisasi. Sehingga pola akhir yang diinginkan akan terbentuk.37

3. Perbedaan Penjualan dan Pemasaran

Perbedaan antara pemasaran dan penjualan menurut Menurut Paul N. Bloom & Louise N. Boone:38

a. Selling : Menentukan kebutuhan konsumen terlebih dahulu kemudian merancang sebuah produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhuan tersebut.

b. Selling : mendengarkan konsumen dengan tujuan untuk menjawab setia pertanyaan (kebutuhan) konsumen.

Sedangkan penjualan (selling) menurut Danang Sunyoto, yaitu:39

a. Selling : Tekanannya pada produk

b. Selling : Perusahaan pertama-tama membuat produk kemudian bagaimana menjualnya.

c. Selling : Manajemen berorientasi pada laba volume penjualan

d. Selling : Perencanaan berorientasi ke jangka pendek, berdasarkan produk dan pasar.

e. Selling : Tekanannya pada kebutuhan penjual.

Sedangkan pemasaran menurut Paul N. Bloom & Louise N. Boone, yaitu:

b. Marketing : Berusaha mencari keuntungan dengan cara memenuhi kebutuhan para konsumen dan memecahkan permasalahan mereka.

37 Usi Usmani, Pemikiran Kreatif Pemasaran, (Yogyakarta: Amara Books, 2008), hal. 27.

38 Paul N. Bloom dan Louise N. Boone, Strategi Pemasaran Produk : 18 Langkah Membangun Jaringan Pemasaran Produk Yang Kokoh, (Jakarka : Prestasi Pustakaraya, 2006), hal. 8.

(28)

c. Marketing : mendengarkan setiap konsumen dengan tujuan untuk memahami kebutuhan mereka.

Sedangkan menurut Danang Sunyoto perbedaan pemasaran dan penjualan ialah:

b. Marketing : Tekanannya pada keinginan konsumen

c. Marketing : Perusahaan pertama-tama menentukan apa keinginan konsumen dan kemudian membuat atau mencari jalan keluarnya bagaimana membuat dan menyerahkan produk untuk emenuhi keinginan konsumen

d. Marketing : Manajemen berorientasi pada laba usaha

e. Marketing : Perencanaan berorientasi pada hasil jangkan panjang, berdasarkan produk-produk baru, pasar esok dan pertumbuhan yang akan datang

f. Marketing : Tekanannya pada keinginan pembeli Dan perbedaan antara selling dan marketing sangatlah mencolok sehingga masyarakat perlu memahami kedua hal tersebut dan memenerapkannya secara berbeda. Orientasi keduanya memiliki kesamaan yaitu memberikan yang terbaik kepada pelanggan atau konsumen.

F. Penelitian Terdahulu

Mengutip skripsi dari Muhammad Reza Yusa (2011) yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada E-cofarm Kampus IPB Darmaga – Bogor”. EcoFarm yang dibentuk dari hasil kerjasama Departeman Pertanian Indonesia dan Fakultas Peternakan IPB merupakan salah satu usaha kecil yang memproduksi produk olahan susu berupa yoghurt, susu pasteurisasi dan puding susu. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha coFarm dan Merumuskanalternatif strategi yang dapat diterapkan oleh pihak E-coFarm.

(29)

kualitatif melalui pendekatan konsep manajemen strategis untuk mengetahui lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu menggunakan analisis SWOT dalam penentuan alternatif strategi.

Berdasarkan analisis lingkungan usaha, lingkungan E-coFarm terbagi menjadi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan utama EcoFarm adalah adanya hubungan yang baik antara pekerja dengan penanggung jawab E-coFarm, sedangkan kelemahan utamanya adalah pemilik usaha kurang fokus terhadap usaha.

Pada lingkungan eksternal faktor-faktor yang menjadi peluang utama adalah Peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan dengan mengkonsumsi minuman kesehatan. Sedangkan faktor faktor yang menjadi ancaman utama yaitu meningkatnya biaya bahan baku (gula dan BBG). Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka dapat diformulasikan alternatif strategi yangdapat dilaksanakan.matriks IE dan SWOT, maka diperoleh sepuluh alternatif strategi pengembangan usaha bagi E-coFarm.

Berdasarkan analisis SWOT, urutan prioritas alternatif strategi pengembangan usaha bagi EcoFARM adalah sebagai berikut: 1) Memanfaatkan skim kredit untuk meningkatkan kapasitas usaha, 2) Mempertahankan dan meningkatakankualitas/mutu produk, 3) Memperluas wilayah distribusi produk, 4)Meningkatkan kegiatan promosi, 5) Melakukan pengaturan dalam pengelolaan keuangan perusahaan, 6) Memperbaiki kemasan produk dengan memberikan merek dan labelisasi halal, 7) Melakukan diferensiasi produk yang berkualitas dan terus melakukan upaya inovasi untuk menghadapi pesaing dan pendatang baru, 8)Mempertahankan tingkat harga bersaing dan pelayanan kepada konsumen untuk menghadapi persaingan, 9)Mempertahankan hubungan baik dengan pekerja, pelanggan dan dinas terkait, 10) Meningkatkan kualitas SDM.

(30)

faktor politik dan sosial karena hanya berfokus pada sdm, bahan baku, permodalan, pemasaran dan teknologi saja.40

Mengutip jurnal dari Teguh Baroto Dan Chandra Purbohadiningrat (2014) yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis PPOB KIPO Menggunakan Analisis SWOT Dan QSPM”. Dari hasil penelitian tersebut peneliti melihat persaingan semakin ketat di antara perusahaan penyedia jasa pembayaran online (seperti listrik, air, dan telepon), hal ini yang membuat pentingnya strategi untuk meningkatkan daya saing PT X Malang. Cara terbaik dalam meningkatkan persaingan adalah dengan melibatkan langsung faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Analisis SWOT dan QSPM digunakan dalam penelitian ini untuk merumuskan dan memilih strategi yang tepat untuk daya saing perusahaan. Dari hasil analisis matriks SWOT dirumuskan empat strategi SO, lima strategi WO, tiga strategi ST, dan dua strategi WT. Dalam diagram kartesius posisi perusahaan berada pada strategi WO. Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSPM, prioritas pemilihan strategi WO secara berturut-turut adalah penambahan featurefeature produk pelayanan jasa dengan bobot 4,75; memanfaatkan fasilitas internet dalam kegiatan promosi dan pemasaran dengan bobot 3,88; memanfaatkan jaringan instansi pemerintahan dan perusahaan lain secara maksimal dengan bobot 3,84; meningkatkan fasilitas pelayanan loket-loket kios pembayaran online dengan bobot 3,77; dan membuat rencana kerja yang sistematis dengan bobot 3,58. Keterkaitan terhadap penelitian ini adalah metode analisis data yang dilakukan menggunakan analisis SWOT.

Hal yang membedakan penelitian ini adalah objek penelitian pada jurnal yang tentunya berbeda yaitu meneliti tentang strategi pengembangan bisnis usaha penyedia jasa pembayaran online dan penelitian ini juga menggunakan analisis QSPM.41

40 Muhammad Reza, Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Ecofarm Kampus IPB Darmaga-Bogor, Skripsi mahasiswa Departeman Agribisnis Manajemen FE Institut Pertanian Bogor, 2011.

(31)

Mengutip jurnal dari Azmi Alvian Gabriel, Imam Santoso dan Dhita Morita Ikasari yang berjudul “Perencanaan Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga Gula Kelapa (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Gula Kelapa Desa Gledug Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar)”. Dalam jurnal ini peneliti menjelaskan Gula kelapa merupakan salah satu produk sektor agroindustri dengan potensi pengembangan yang baik. Potensi ini didukung dengan adanya prospek pangsa pasar lokal maupun pasar luar negeri yang baik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh perumusan strategi yang dapat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam upaya mengembangkan Industri Rumah Tangga (IRT) gula kelapa Desa Gledug.

Dari hasil analisis SWOT diperoleh 9 alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan. Dari hasil pembobotan metode Analytical Network Process (ANP), didapatkan bahwa strategi pembentukan ikatan kerjasama dengan lembaga pengembangan industri merupakan strategi pengembangan yang terbaik untuk diterapkan di IRT gula kelapa Desa Gledug. Keterkaitan terhadap penelitian ini adalah jenis analisis datanya sama yaitu menggunakan analisis SWOT. Hal yang membedakan dalam penelitian ini adalah objek dan tempat penelitian yang berbeda, pada jurnal ini meneliti industri rumah tangga gula kelapa.42

Maka dari itu penelitian ini akan memfokuskan pada analisa faktual terhadap strategi pemasaran produk yang dilakukan oleh Industri Kerajinan Batik yang difokuskan Galeri Batik Di Kab Tulungagung .

F. Kerangka Berfikir

Berdasarkan urain diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangkaa pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1

42 Azmi Alvian Gabriel Imam Santoso dan Morita Ikasari, Perencanaan Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga Gula Kelapa (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Gula Kelapa Desa Gledug Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar). Dalam Jurnal Teknologi Pertanian. (Malang: Universitas Brawijaya, 2012).

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.43

Adapun pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kualitatif yaitu sebagian prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden, dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.44

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Industri Kerajinan Batik Tulungagung yang berindustri di seputar Kawasan Kab Tulungagung (minimal 4 sample tempat)

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif ini seorang peneliti wajib hadir di lapangan, karena di sini peneliti merupakan instrumen. Peneliti harus hadir sendiri secara langsung ke lapangan untuk pengumpulan data. Peneliti kualitatif harus menyadari benar bahwa dirinya sendirilah yang merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis data dan sekaligus menjadi pelapor dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu peneliti harus bisa

(33)

menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lapangan. Hubungan baik antara peneliti dan subjek. Peneliti sebelum dan sesudah memasuki lapangan merupakan kunci utama keberhasilan dalam pengumpulan data. Sehubungan dengan pengumpulan data tersebut peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peneliti sebelum memasuki lapangan terlebih dahulu minta izin kepada pemilik Batik Di Kab Tulungagung

2. Peneliti menghadap kepada pemilik Batik dan memberikan surat izin penelitian.

3. Secara formal memperkenalkan diri kepada subyek atau karyawan dan staf yang terlibat dalam Industri Kerajinan Batik yang akan di wawancarai. 4. Memahami latar belakang penelitian yang sebenar-benarnya

5. Membuat jadwal observasi sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan subyek penelitian.

6. Melaksanakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah di sepakati bersama.

D. Data dan Sumber Data

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari. Data primer ini didapat melalui wawancara dengan pemilik Industri Kerajinan Batik di Kab Tulungagung .

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.45

(34)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan judul yang akan diteliti maka penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Observasi partisipan

Metode observasi adalah metode yang digunakan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto menyebutkan observasi atau disebut pula dengan pengamatan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, pengraba dan pengecapan. Metode observasi adalah suatu metode pengamatan yang khusus dan pencatatannya yang sistematik ditunjukkan pada suatu atau beberapa fase masalah dalam rangka penelitian yang mendapatkan data yang diperlukan.46

Observasi ini digunakan untuk mengetahui latar belakang dan situasi tempat yang akan dijadikan sebagai obyek dalam penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diteliti, dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek dengan mencatat segala peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan tujuan penelitian.47

2. Indepth Interview (wawancara mendalam)

Yang dimaksud metode wawancara adalah merupakan percakapan dengan maksud tertentu dimana percakapan itu dilakuakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.

(35)

Atau dengan kata lain suatu metode yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi langsung dengan sumber data melalui tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa interview yang sering juga disebut wawancara atau yang disebut kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.48 Peneliti

melakukan wawancara dengan karyawan atau staf yang bertugas yang menjadi bagian dari Batik Di Kab Tulungagung .

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam metode dokumentasi peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa: catatan, buku agenda, surat kabar, majalah, dokumen- dokumen, arsip, transkrip dan sebagainya. Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti mencari data-data yang dimiliki lembaga dan peneliti menformulasikan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Dokumentasi adalah peneliti mencari dan mendapatkan data-data primer dengan melalui data-data dari naskah-naskah, kearsipan (baik dalam bentuk barang) cetak maupun rekaman, data gambar atau foto atau

blueprint, dan lain sebagainya.49

Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah, dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan tujuan pengkajian. Metode ini, peneliti gunakan untuk memperoleh data yang mencatat diantaranya meliputi, letak geografis, sejarah awal mula berdirinya, visi, misi, tujuan Industri Kerajinan Batik Di Kab Tulungagung .

F. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang

(36)

disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Lebih lanjut Lexy mengatakan bahwa laporan penelitian kualitatif berisi tentang kutipan-kutipan data, baik yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, cataan atau memo dan dokumen resmi lainnya.50

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mencari hubungan yang sistematis antara catatan hasil lapangan dan hasil wawancara untuk memperoleh pemahaman. Sehingga penyusun menggunakan pola fikir yang bersifat induktif yaitu dari realita dan fakta khusus kemudian membangun pola-pola umum.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Selain menganalisis data penelitian kualitatif adalah instrumen. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data agar memperoleh data yang dalam pengecekan keabsahan temuan ini penulis mengadakan interview kepada pembeli produk Batik secara langsung maupun wawancara online. Dan untuk menetapkan keabsahan data ini diperlukan teknik pemeriksaan. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik untuk mengetahui ke validan data dengan mengadakan hal-hal sebagai berikut: 1. Triangulasi

Yang dimaksud trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, tekninya dengan pemeriksaan sumber lainnya.51

Trianggulasi merupakan cara untuk melihat fenomena dari beberapa sudut, yaitu membuktikan temuan dengan berbagai sumber informasi dan teknik. Misalnya hasil dari observasi dapat dicek dengan wawancara atau membaca laporan serta melihat lebih tajam hubungan antara berbagai data.52

50Lexy J. Moleong, Metodologi Pen...,hal. 126 51Ibid., hal. 177

(37)

Peneliti memperoleh data mengenai lalu lintas penjualan produk gamis Batik dari admin kantor Batik . Dalam hal ini peneliti tidak hanya cukup meneliti kepada satu orang saja akan tetapi peneliti perlu juga untuk mewawancarai pemilik Batik selaku pelaku aktif dalam kegiatan yang diadakan, serta peneliti memerlukan beberapa dokumen-dokumen resmi untuk memastikan kebenaran kegiatan oleh perusahaan tersebut.

2. Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data dengan menggunakan hasil rekaman tape atau bahan dokumentasi.53

Pengambailan data penjualan Batik dengan mengunakan rekaman tipe dan dokumentasi yang diambil mulai dari kantor hingga data pembeli.

Member check bertujuan agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian skripsi sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Setelah mentranskrip rekaman wawancara atau mencatat hasil pengamatan atau mempelajari dokumen kemudian mendiskripsikan, menginterprestasikan dan memaknai data secara tertulis kemudian dikembalikan kepada sumber data untuk diperiksa kebenarannya,ditanggapi jika perlu ada pemahaman data baru, member chek dilakukan segera setelah ada yang masuk draf skripsi sesudah jadi secara utuh.

H. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap pra lapangan

Tahap pralapangan adalah tahapan dimana seorang peneliti sebelum memasuki lapangan atau peneliti sebelum mengadakan penelitian di lapangan. Maka seorang peneliti akan mengadakan tahapan-tahapan sebagai berikut:54

a. Menyusun rancangan penelitian, b. Memilih lapangan penelitian,

(38)

c. Mengurus perizinan,

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan, e. Memilih dan memanfaatkan informan, dan f. Etika penelitian lapangan.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap pekerjaan lapangan adalah tahap penelitian atau tahap peneliti memasuki tempat penelitian adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri,

b. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena dan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan.

c. Berperan serta sambil pengumpulan data.

3. Penyusunan laporan penelitian. Laporan penelitian ini disusun berdasarkan dari hasil data yang telah diperoleh peneliti.55

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran

Jasa. Bandung: Alfabeta.

Angipora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Cet.2. Jakarta:

PT. RajaGrafindoPersada.

Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka

Cipta.

Assauri, Sofjan. 1988. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan

Strategi. Jakarta : Rajawali.

Asyari, Imam. 1983. Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Usaha

Nasional.

Basri dan Munandar, Faisal. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana.

Bloom, Paul N. dan Louise N. Boone. 2006. Strategi Pemasaran

Produk : 18 Langkah membangun jaringan pemasaran

produk yang kokoh. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Darminto, Poerwo. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta

: Balai pustaka.

Gabriel, Azmi Alvian, Imam Santoso dan Dhita Morita Ikasari. 2012.

Perencanaan Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga Gula

Kelapa (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Gula Kelapa Desa

Gledug Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar). Dalam Jurnal

(40)

Hadi, Sutrisno. 1999. Metodelogi Riset vol. I. Yogyakarta: Andi

Offset.

Hadiprojo, Sukanto Rekso dan Indriyo Gito Sudarmo. 1998. Manajemen

Produksi Edisi 4. Yogyakarta : BPFE.

Joseph, Thomas. 2011. Apps Spirit of Digital Marketing 3.0.

Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Kotler, Philip. 1994. Marketing . Cet 3. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,

TK:PT. Gelora Aksara Pratama.

Margono. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Mulyong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik- Kualitatif.

Bandung: Trasito.

Pass, Christopher dan Bryan Lowes. 1999. Kamus Lengkap Bisnis.

Jakarta : Penerbit Erlangga.

Purbohadiningrat Chandra, dan Teguh Baroto. 2014. Analisis

Strategi Pengembangan Bisnis PPOB Kipo Menggunakan

Analisis SWOT Dan QSPM, Dalam Jurnal Teknik Industri.

Vol. 15, No. 1. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Rahman, Arif. 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix for Small

Business: Cara Jitu Merontokkan Pesain. Jakarta:

TransMedia.

Ramadhani, Fadhila. 2014. Analisis Daya Saing Teh. Skripsi. Semarang: Fakultas

(41)

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus

Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Reza, Muhammad. 2011. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Ecofarm

Kampus IPB Darmaga-Bogor. Skripsi mahasiswa Departeman

Agribisnis Manajemen FE. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Riyanto, Bambang. 1993. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-3.

Yogyakarta: BPFE.

Setiawan, Mussry, Jacky dan Iwan. 2010. Perjalanan Pemikiran

Konsep Pemasaran Hermawan Kartajaya dari Indonesia

untuk Indonesia. Surabaya : Erlangga.

Siagian, Sondang P. 2000. Manajemen Strategik. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Sunyoto, Danang. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran

Konsep, Strategi dan Kasus. Yogyakarta: CAPS.

Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.

Suryana, Agus. 2007. Strategi Pemasaran Untuk Pemula. Jakarta:

Edsa Mahkota.

Swastha, Basu, 2002. Azas-Azas Marketing, Cet.5. Yogyakarta:

Liberty.

Usmani, Usi. 2008. Pemikiran Kreatif Pemasaran. Yogyakarta:

Amara Books.

Usmara, A.2003. Strategi Baru Manajemen Pemasaran.

Yogyakarta: Amara Books.

Wanty, Efi Eka. 2006. Analisis Produksi Batik Cap dari UKM Batik Kota

Pekalongan (Studi Pada Sentra Batik Kota Pekalongan-Jawa

Tengah). Thesis Mahasiswa Pasca Sajana Magister Manajemen.

Gambar

Gambar 1Faktor-Faktor

Referensi

Dokumen terkait

Mohon jelaskan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa tersebut Diagnosa penyakit. Apakah dilakukan operasi untuk mengganti / memperbaiki

Program ini dibuat dengan pertimbangan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan memuaskan para pengguna sehingga dapat meningkatkan kemajuan suatu website dimasa yang

Untuk pemecahan masalah ini metode perhitungan yang digunakan adalah Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang digunakan untuk menghitung biaya operasional, penentuan tarif

DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENGGUNAAN METODE BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS I

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap return saham dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening pada

Musharakah. •   Walaubagaimanapun, dari perspektif undang-undang berdasarkan amalan standard di Malaysia, pihak yang terbabit di dalam Musharakah akan bersetuju

Setiap cerita fiksi tentunya mengandung nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial tersebut diceritakan secara implisit oleh penulis berdasarkan kehidupan nyata. Tidak