LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
MENGUKUR KUALITAS AIR DENGAN MULTIPARAMETER METER DOSEN PENGAMPU: ARIF ASHARI, M.Sc
DISUSUN OLEH
NAMA : AISYAH NURUL LATHIFAH
NIM : 15405241014
KELAS/KELOMPOK : A/1
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
I. JUDUL
Menghitung Infiltrasi Tanah Dengan Infiltrometer.
II. TUJUAN
Dapat menghitung infiltrasi tanah dengan infiltrometer
III. DASAR TEORI
Infiltrasi didefinisikan sebagai peristiwa masuknya air ke dalam tanah. Jika cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus ke bawah yaitu ke dalam profil tanah. Gerakan air ke bawah di dalam profil tanah disebut perkolasi. Laju infiltrasi yang tinggi tidak hanya meningkatkan jumlah air yang tersimpan dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengurangi banjir dan erosi yang disebabkan oleh run off (Putra dkk, 2013).
Aliran permukaan hanya dapat diatur dengan memperbesar kemampuan tanah menyimpan air, utamanya dapat ditempuh melalui perbaikan atau peningkatan kapasitas infiltrasi.Kapasitas infiltrasi merupakan laju maksimum air yang dapat masuk kedalam tanah pada suatu saat. Besarnya hujan setelah dikurangi infiltrasi dikenal sebagai hujan lebih (rainfall excess) diatas permukaan tanah akan menjadi aliran limpasan yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan erosi (Putra dkk, 2013).
drastis dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air dengan tertutupnya poripori tanah (Elfianti dan Delvian, 2010).
Kapasitas infiltrasi itu berbeda-beda menurut kondisi tanah. Pada tanah yang sama infiltrasi itu berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, suhu dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah. Laju infiltrasi juga dipengaruhi oleh kondisi tinggi muka air tanah, sehingga pada masing-masing sifat tanah akan memiliki laju infiltrasi yang berbeda. Pada lahan gambut misalnya tentu tidak akan sama besarnya dengan laju infiltrasi pada lahan tanah pertanian. Atau kapasitas tampungan pada lahan gambut juga tidak akan sama dengan kapasitas tampungan pada lahan atau tanah berpasir. Untuk itu perlu dikaji berapa besar pengaruh keberadaan air tanah terhadap laju infiltrasi (Elfianti dan Delvian, 2010).
Jumlah hujan mempengaruhi infiltrasi yang besarnya bervariasi tergantung jenis tanahnya, dan juga tergantung pada permeabilitas dan sifat-sifat kapilernya. Untuk tanah tertentu, kapasitas infiltrasi tergantung kondisi tanah sebelumnya, tanah kering atau relatif basah oleh hujan sebelumnya. Kemampuan untuk memperkirakan kapasitas infiltrasi tanah (baik di permukaan maupun di dalam) adalah perkiraan kelebihan hujan setempat dan alirannya. Tergantung pada kapasitas infiltrasi tanah pada saat hujan, hujan lebat lebih mengarah untuk tidak mengubah aliran, atau sebaliknya menjadi banjir yang merusak (Wibowo,2010).
jenuh dapat dibatasi oleh batas lapisan jenuh atau lapisan kedap air bisa berupa tanah liat atau batuan dasar (bedrock). Air yang berada di dalam daerah jenuh dinamakan air tanah dan air yang berada di dalam daerah tidak jenuh dinamakan air mengambang atau air dangkal. Daerah tidak jenuh dibagi menjadi daerah dangkal, daerah antara dan daerah kapiler (Wibowo,2010).
IV. ALAT dan BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
V. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu : 1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Benamkan alat ke tanah sampai batas ting.
3. Masukkan air ke lingkaran dalam sampai luar hingga penuh, tandanya yaitu sampai batang mengambang sampai atas.
4. Hidupkan stopwatch.
5. Hitung kecepatan infiltrasi per detik.
VI. HASIL PRAKTIKUM
Sampel I
Lokasi : halaman depan laboratorium fisik
Waktu : 1 menit 58 detik
Jumlah air yang terinfiltrasi : 90 mm Sampel II
Lokasi : halaman depan laboratorium metklim
Waktu : 13 menit
Sampel III
Lokasi : gazebo Taman Ganesha
Waktu : 6 menit 48 detik
Jumlah air yang terinfiltrasi : 5 menit pertama : 84 mm 1 menit 48 menit : 6 mm
Mengukur ilfiltrasi dapat dilakukan menggunakan infiltrometer dalam bentuk sederhana terdiri atas tabung baja yang ditekankan ke dalam tanah. Tinggi air dalam tebung diisi dengan air. Tinggi air dalam tabung akan menurun kerana adanya infiltrasi. Kemudian banyaknya air yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus diukur. Infiltrasi dapat dihitung dari banyaknya air yang ditambahkan ke dalam tabung sebelah dalam per satuan waktu.
Dalam praktikum tersebut kami melakukan pengukuran laju infiltrasi setiap kurang lebih 5 menit sekali dan ada pula yang hanya 1 menit. Pengukuran infiltrasi selama 1 menit dilakukan di tempat yang memiliki tanah yang tidak jenuh sedangkan tanah yang diukur 5 menit sekali yaitu karena bahan organik yang sedikit atau lebih padat sehingga daya serap tanah pada air membutuhkan waktu yang lebih lama.
VII. KESIMPULAN