• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Perkotaan Perkembangan Bisnis Fa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Politik Perkotaan Perkembangan Bisnis Fa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

P O L I T I K P E R K O T A A N

.

PERKEMBANGAN BISNIS

FASILITAS WISATA TERHADAP

KEHIDUPAN SOSIAL

MASYARAKAT PRAWIROTAMAN

(2)

A m a l i a D i t a J u s t i c i a s a r i |   c o n t e n t w r i t e r

B u n g a H a y a t i |   c o n t e n t w r i t e r

F a r a h i t a N a n d i n i |   c o n t e n t w r i t e r & e d i t o r

F a r i d a h R a c h m a w a t i N . |   c o n t e n t w r i t e r

K a d e k N o v i t a R a t n a D . |   c o n t e n t w r i t e r

(3)

SEJARAH SINGKAT PRAWIROTAMAN

        Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi utama pariwisata Indonesia karena pesonanya yang mampu menyajikan wisata budaya yang sangat kental. Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Malioboro, dan Tamansari menjadi magnet bagi wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan lokal ketika berkunjung ke Yogyakarta. Guna menunjang potensi pariwisata tersebut, maka muncullah hotel, penginapan, dan atau guest

house di beberapa daerah di kota Yogyakarta yang digunakan oleh para

wisatawan untuk  menginap, salah satunya yaitu Kampung Prawirotaman.         Kampung Prawirotaman merupakan salah satu kampung yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsang, Kota

Yogyakarta. Kampung ini sudah ada sejak abad 19 yang merupakan tempat tinggal prajurit Keraton Yogyakarta, prajurit Prawirataman, dan

keturunannya. Pada tahun 1960-1970, Prawirotaman terkenal sebagai

kampung batik. Banyak abdi dalem yang membuka usaha kerajinan batik di daerah tersebut, namun usaha ini tidak bertahan lama karena sulitnya

bahan baku. Letaknya yang hanya berjarak 2 km dari pusat kota, menjadikan kampung ini strategis bagi para wisatawan menginap ketika berkunjung ke Kota Yogyakarta. Setelah usaha batik meredup, rumah-rumah usaha bekas batik tersebut kemudian diubah oleh para pemiliknya menjadi pondokan-pondokan yang disewakan bagi wisatawan. 

        Kini sudah banyak investor yang membeli tanah warga Kampung Prawirotaman. Banyak hotel, cafe, guest house, bar, dan galeri seni

bermunculan. Pun kini, julukan kampung batik berubah menjadi kampung internasional karena banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung

dan menginap di kawasan tersebut. Pembangunan penginapan dan bangunan penunjang pariwisata lain yang semakin marak menyebabkan hilangnya

ruang publik kampung tersebut. Hal ini kemudian memunculkan perubahan pola interaksi sosial warga Prawirotaman. Pun dengan banyaknya

wisatawan mancanegara yang berkunjung membawa nilai-nilai baru bagi warga kampung tersebut sehingga mempengaruhi cara warga berhubungan satu sama lain. Karenanya, penelitian ini mencoba menggali lebih dalam

serta memaparkan bagaimana relasi dan pengaruh dari perkembangan bisnis pariwisata yang terjadi di Kampung Prawirotaman terhadap kehidupan

(4)

      Pada dasarnya, konsep urban

development merupakan perencanaan

pembangunan kota yang bertujuan untuk

menciptakan lingkungan tempat tinggal

yang berkualitas dimana setiap

penghuninya akan merasa aman dan

nyaman tinggal di kota tersebut. Untuk

dapat melakukan urban development maka

juga perlu membangun daerah sekitar kota

yang sedang dibangun. Jika melakukan

urban development tidak diimbangi dengan

pembangunan daerah sekitar kota, maka

akan menyebabkan tidak meratanya taraf

kehidupan. Selain itu, hal yang perlu di

perhatikan ketika melakukan urban

development adalah perencanaan fasilitas

umum dan ruang publik. Tidak dapat

dipungkiri, fasilitas umum dan ruang publik

merupakan dua hal yang dibutuhkan oleh

penduduk di sebuah kota. Urban

development tidak hanya meliputi bentuk

suatu kota saja, melainkan mengatur

seluruh sistem yang akan berlaku di sebuah

kota. Urban development yang baik tentu

akan menghasilkan kota yang baik pula,

sehingga tujuan-tujuan yang diciptakan

diawal perencanaan akan tercapai.

       Sama halnya dengan Ruang Publik, ia

menjadi barang krusial yang akan selalu

hadir terutama dalam konstelasi atau

kondisi politik kontemporer. Dengan

hadirnya ruang publik juga memastikan

bahwa setiap lapisan masyarakat memiliki

akses terhadapnya tanpa harus membayar.

 Kaitannya dengan perkotaan, pentingnya

ruang publik juga berperan dalam

membentuk karakter kota serta menjadi

elemen yang melekat pada kota itu sendiri.

Karena pada dasarnya, elemen tersebut

dapat dianggap sebagai indikator untuk

menilai sukses tidaknya kota terkait. Ruang

publik dengan kualitas tinggi dipercaya

dapat meningkatkan kualitas kehidupan

sosial masyarakat di perkotaan dengan

(5)

URBAN

DEVELOPMENT

&

(6)

Prawirotaman saat ini telah menjadi kampung internasional

karena mayoritas wisatawan asing memilih untuk stay

dikawasan ini selama masa liburnya. Dipilihnya

Prawirotaman oleh sebagain besar wisatawan adalah karena

kelengkapan dan keragaman fasilitas yang disediakan.

Keberadaan fasilitas wisata saat ini yang akan terus

bertambah kedepannya, ternyata membawa berbagai

perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat

(7)

     Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dimanapun itu pasti akan menarik

minat banyak kalangan. Prawirotaman yang saat ini mengalami perkembangan dan pembangunan fasilitas wisata telah membuka peluang usaha dan peluang kerja yang besar sehingga tidak heran jika ada banyak orang yang melakukan urbanisasi ke

kawasan ini. Urbanisasi adalah fenomena perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap, akan tetapi dalam kasus Prawirotaman tidak hanya orang dari desa yang datang untuk mendapatkan pekerjaan tetapi banyak pelaku bisnis dan orang dari kota datang ke Prawirotaman untuk menjalankan bisnisnya dan bahkan menetap menjadi penduduk. Keberadaan pendatang dikawasan prawirotaman

diterima cukup baik oleh masyarakat setempat. Para pelaku bisnis yang mayoritas pendatang mampu menyesuaikan pola bisnisnya dengan peraturan setempat dan bahkan pelaku bisnis memberikan bantuan finansial yang cukup rutin terhadap fasilitas umum disekitar kawasan dan acara-acara rutin yang dilaksanakan warga setempat.

    Penurunan ini adalah suatu hal yang wajar mengingat banyaknya tanah dan

bangunan yang dulunya dihuni oleh sebuah keluarga dan saat ini berganti dengan hotel – hotel , restoran dan galeri seni. Banyak keluarga yang memutuskan untuk menjual tanah atau bangunan yang dimilikinya dan memilih untuk pindah dan

menetap luar kawasan Prawirotaman , masalah umum yang dihadapi adalah perihal warisan dan pajak bumi bangunan. Melihat perkembangan yang pesat

dilingkungannya, banyak keluarga  memutuskan untuk menjual asetnya dan membagi rata hasil penjualan tersebut. Sehingga dalam kasus ini jumlah pendatang yang

menetap tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang keluar dari Brontokusuman, dan Prawirotaman khususnya karena banyak tanah dan bangunan yang dulunya

merupakan tempat tinggal dialih fungsikan menjadi tempat bisnis . Prawirotaman yang sudah dipadati dengan kegiatan bisnis kemudian bukan lagi menjadi lokasi yang dirasa cocok utuk menjad tempat tinggal sehingga kebanyakan keluarga baru atau pendatang lebih memilih tempat lain untuk menetap. Semakin pesatnya

(8)

Perkembangan wisata yang terjadi di Yogyakarta telah membuka kesadaran

masyarakat Prawirotaman untuk ikut mengambil peluang mereka dalam dunia bisnis

pariwisata dengan memulai usaha penginapan, kuliner hingga galeri seni. Akan tetapi

persaingan yang tinggi serta keterbatasan modal membuat beberapa masyarakat

prawirotaman yang memiliki usaha dibidang fasilitas wisata harus menyerah dalam

bisnisnya dan menjual asetnya pada pemilik modal yang lebih besar. Hingga saat ini

mayoritas fasilitas wisata dikawasan Prawirotaman dimiliki oleh pebisnis dari

kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Sementara

masyarakat asli Prawirotaman hanya memiliki beberapa petak bangunan yang

dikontrakan untuk restoran atau bekerja dibidang fasilitas pariwisata sebagai

pegawai hotel atau travel agent. Tingginya tingkat persaingan antara pebisnis lokal

maupun dari luar Prawirotaman akhirnya mendorong pebisnis lokal membuat sebuah

organisasi pedagang yaitu Paguyuban Pedagang Prawirotaman Perwira (P4) yang

bertugas mengontrol persaingan bisnis antar pengusaha agar tidak terjadi konflik.

kesadaran bisnis

kaya dan miskin

Perkembangan perekonomian yang pesat di Prawirotaman telah menciptakan

masyarakat kelas kaya dan miskin. Di Prawirotaman saat ini terdapat beberapa jenis

penduduk. Penduduk asli yang berbisnis memanfaatkan warisan yang dimilikinya di

Prawirotaman. Penduduk asli yang bertempat tinggal tapi tidak menjalankan bisnis

di kawasan Prawirotaman. Penduduk pendatang yang menetap dan berbisnis di

Prawirotaman serta pendatang yang berbisnis tapi tidak menetap. Diantara kelompok

ini terdapat gap yang cukup jelas sehingga menghalangi interaksi sosial diantaranya.

Karena ada jarak, mereka tidak mampu bekerja sama untuk menjalankan kegiatan

(9)

Pembangunan fasilitas wisata yang marak juga mempengaruhi keberadaan ruang

publik bagi warga Prawirotaman. Rumah-rumah warga yang sebelumnya bisa

menjadi ruang interaksi antar tetangga kini mulai luruh keberadaannya digantikan

oleh fasilitas wisata. Kumpul-kumpul warga yang dahulu bisa dilakukan di banyak

tempat dengan ruang yang lapang, saat ini hanya berfokus di sebuah rumah warga

yang sekiranya cukup untuk menampung jumlah warga yang datang.

Interaksi-interaksi warga yang dulu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti

bermain bulu tangkis atau pimpong di tanah lapang, saat ini sudah tidak dapat

dilakukan lagi. Hal tersebut dikarenakan jumlah tanah lapang yang ada di

Prawirotaman sudah semakin sedikit. Maraknya pembangunan fasilitas wisata

secara tidak langsung membuat harga tanah di Prawirotaman melunjak tinggi dan

warga akhirnya memilih untuk menjualnya demi mendapat keuntungan. Disitulah

ruang-ruang publik masyarakat menjadi terkikis secara perlahan-lahan, hingga

berdampak pada interaksi masyarakat yang menurun.

(10)

       Perkembangan Prawirotaman sebagai kampung wisata tidak lepas dari faktor modernitas yang terus merambah kampung tersebut. Pembangunan fasilitas wisata yang semakin banyak telah menggeser daerah Prawirotaman yang semula adalah rumah-rumah warga kini digantikan oleh bangunan untuk fasilitas wisata yang tidak ditempati secara terus-menerus. Berkurangnya jumlah warga mempengaruhi

interaksi yang terjalin diantara mereka. Warga menjadi cenderung lebih individualis karena tidak lagi banyak komunikasi yang dilakukan dengan tetangga-tetangga

kampung. Jika dibandingkan dengan keadaan Prawirotaman dengan rumah-rumah penduduk yang masih banyak dan fasilitas wisata yang belum seramai sekarang,

warga sekitar sangat aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial terkait dengan kampung. Menjelang hari-hari penting seperti hari raya dan hari kemerdekaan, warga cenderung beriinisiatif untuk melakukan berbagai kegiatan dalam rangka

merayakannya. Namun saat ini, warga cenderung pasif dan perlu usaha yang lebih besar dari Ketua RT/RW untuk menggiring warga agar bisa berpartisipasi dalam

melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Jumlah Pos Keamanan Keliling (Poskamling) di Kelurahan Brontokusuman yang memiliki 84 buah RT hanya sebanyak 42 pos dan

hanya memiliki satu organisasi Karang Taruna, hal tersebut sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan luas wilayahnya. Khusus untuk daerah Prawirotaman,

poskamling dan Karang Taruna sudah tidak lagi difungsikan karena minimnya partisipasi dari warga.

       Kawasan Prawirotaman secara perlahan-lahan di bangun khusus sebagai

kawasan yang menunjang pariwisata di Yogyakarta, hingga diklaimnya Prawirotaman sebagai kampung internasional. Berbagai fasilitas wisata seperti penginapan, hotel, restoran, galeri seni, hingga bar dibangun untuk menciptakan kawasan yang nyaman bagi para turis untuk berwisata. Dalam melakukan pembangunan kota, seharusnya dibarengi dengan pembangunan fasilitas umum dan ruang publik, namun hal tersebut belum sepenuhnya mampu dilaksanakan di kawasan Prawirotaman. Seperti data

yang coba kami tampilkan berikut, masih banyak fasilitas umum yang belum

dibangun, baik dari fasilitas kesehatan hingga fasilitas keagaaman yang jumlahnya belum cukup banyak untuk menunjang di Kelurahan Brontokusuman. Sementara itu, pembanguan kota di kawasan Prawirotaman malah mereduksi ruang publik tanpa adanya usaha penciptaan ruang publik. Melakukan pembangunan kota tanpa

dibarengi dengan pembangunan fasilitas umum dan ruang publik akan menciptakan tidak meratanya taraf kehidupan. Hal tersebut terlihat dari berbagai fasilitas wisata yang tingkat ekonomi menengah keatas, sementara itu warga asli Prawirotaman

rata-rata memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah.

memudarnya partisipasi

(11)

Jumlah Fasilitas Umum di Kelurahan Brontokusuman

Fasilitas Kesenian/ Budaya

Balai Pertemuan

Data Monografi Kelurahan Brontokusuman Tahun 2017.

Wawancara dengan Pak Pargiyat sebagai Kepala Kelurahan Brontokusuman. Wawancara dengan Pak Hasanto sebagai Kepala Rukun Warga/RW 7.

Wawancara dengan Bapak Heri Wahyu sebagai Ketua RT Prawirotaman.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan hasil uji mutagenisitas mutagen standar (4-nitrokuinolin-N- oksida), dan efek antimutagenisitas ekstrak aseton dari kulit batang sesoot (Garcinia picrorrhiza

Sehingga maksud dari penelitian ini akan mengkaji lebih dalam terkait dengan mitigasi bencana berbasis kearifan lokal masyarakat dalam mengurangi dampak risiko bencana longsor

Berdasarkan data-data tersebut di atas, mekanisme pembentukan lipatan en-echelon di daerah penelitian kemungkinan besar diinisiasi oleh reaktifasi sesar geser sinistral

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan hand hygiene di Ruang Rawat Inap RSU

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pengetahuan dan sikap pedagang hidangan istimewa kampung (HIK) terhadap kebersihan diri dan lingkungan serta

Karena koefisien determinasi ( R-square ) merupakan nilai yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka terdapat 8,3 % prestasi

Jika dalam suatu transaksi penjual tidak dapat mengestimasi berapakah jumlah penjualan yang mungkin akan terjadi dan penjual juga tidak bisa mengestimasi berapakah biaya yang