• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MORFOMETRI WERENG COKLAT (NILAPARVATA LUGENS) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KABUPATEN LANGKAT PROPINSI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN MORFOMETRI WERENG COKLAT (NILAPARVATA LUGENS) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KABUPATEN LANGKAT PROPINSI SUMATERA UTARA."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN MORFOMETRI WERENG COKLAT (Nilaparvata Lugens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KABUPATEN

LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

Heka Citra Dewi Br. Tarigan

NIM. 4121220003

Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Langkat, pada tanggal 16 April 1994.

Ayahanda bernama Herison Tarigan dan Ibunda bernama Karolina Br. Sitepu.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998 penulis

memulai pendidikan di TK Al-Quran Tanjung Keliling dan lulus pada tahun 2000.

Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 050628 Tanjung

Langkat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan

pendidikannya di SMP Negeri 1 Salapian dan lulus pada tahun 2009. Kemudian

pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Salapian dan

lulus pada tahun 2012.

Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan

Biologi melalui jalur Undangan. Tahun ketiga di masa perkuliahan penulis

mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Balai Laboratorium

(4)

KAJIAN MORFOMETRI WERENG COKLAT (Nilaparvata Lugens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KABUPATEN LANGKAT

PROPINSI SUMATERA UTARA

Heka Citra Dewi Br. Tarigan (4121220003)

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan morfometri Nilaparvata lugens betina dewasa dengan Nilaparvata lugens jantan dewasa dan indeks nilai penting (INP) gulma sebagai inang Nilaparvata lugens yang ada pada ekosistem padi sawah yang berada di Kabupaten Langkat. Sampel Nilaparvata lugens yang ditemukan kemudia diukur mengunakan mikroskop stereo Zees (Stemi 2000-C). Parameter terukur yang diamati adalah panjang tubuh, lebar tubuh, panjang kepala, lebar kepala, panjang sayap, lebar sayap dan panjang tungkai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran morfometri Nilaparvata lugens betina lebih besar secara nyata dibandingkan Nilaparvata lugens jantan dan gulma yang menjadi inang Nilaparvata lugens adalah Leersia hexandra. Ukuran parameter terukur Nilaparvata lugens jantan yaitu panjang tubuh 2.330, lebar tubuh 0.716, panjang kepala 0.796, lebar kepala 0.556, panjang sayap 2.700, lebar sayap 0.470 dan panjang tungkai 2.423. Sedangkan ukuran parameter terukur betina yaitu panjang tubuh 2.960, lebar tubuh 0.843, panjang kepala 1.006, lebar kepala 0.590, panjang sayap 2.909, lebar sayap 0.940 dan panjang tungkai 2.800.

(5)

iv

MORPHOMETRY STUDY OF BROWN PLANTHOPPER (Nilaparvata

Lugens) AND WEEDS IN RICE ECOSYSTEMS LANGKAT IN NORTH

SUMATERA PROVINCE

Heka Citra Dewi Br. Tarigan (4121220003)

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the difference morphometry Nilaparvata lugens Nilaparvata lugens adult female with adult male and an important value index (INP) weeds as host Nilaparvata lugens exist in lowland rice ecosystems that are in Langkat. Samples Nilaparvata lugens were found later measured using a stereo microscope Zees (Stemi 2000-C). Measurable parameters measured were body length, body width, head length, head width, wing length, wingspan and long legs. The results showed that the size of Nilaparvata lugens morphometry females significantly larger than males Nilaparvata lugens and weeds that are hosts Nilaparvata lugens is Leersia hexandra. The size of the measured parameters Nilaparvata lugens 2,330 males ie body length, body width 0716, 0796 head length, head width 0556, 2,700 long wings, a wingspan of 0.470 and 2.423 limb length. While the size of the measured parameter, namely the female body length 2960, 0843 wide-body, head length 1006, 0590 head width, length 2,909 wings, wingspan 0.940 and 2.800 limb length.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas segala

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “Kajian Morfometri Wereng Coklat (Nilaparvata lugens)

dan Gulma pada Ekosistem Padi Sawah di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing

Skripsi, Bapak Drs.Tri Harsono, M.S, Selaku Dosen Pembimbing Akademik,

Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.Si, Bapak Drs. Muhamad Yusuf Nasution, M.Si,

Ibu Dra. Mariaty Sipayung, M.Si Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

banyak saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Bapak Dr.

Hasruddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dr. Melva Silitonga, M.Si selaku

Ketua Program Studi Biologi serta Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku

Kepala Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda Herison Tarigan dan Ibunda Karolina Br. Sitepu yang selalu

memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang dan dana. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada adik penulis Heka Prawiranta Tarigan dan Heka

Hera Wati Br. Tarigan serta sahabat-sahabat yang selalu menemani penulis pada

saat penelitian serta mendengarkan keluh kesah dari penulis. Semoga hasil

penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, terkhusus bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk keseimbangan lingkungan hidup.

Medan, 23 Mei 2016

Heka Citra Dewi Br. Tarigan

(7)

vi

2.1.1. Sistematika wereng coklat ( Nilaparvata lugens) 5 2.1.2. Hama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) 6 2.1.3. Perkembangan Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) 7

2.2. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) 8

2.3. Defenisi Morfometri 10

2.4. Gulma pada Padi 11

2.4.1. Gulma pada Padi Sawah 11

2.4.1.1. Gulma Padi Sawah Golongan Rumput 12

2.4.1.2. Gulma Padi Sawah Golongan Rumput Teki 15

2.4.1.3. Gulma Padi Sawah Golongan Daun Lebar 17

2.5. Faktor Fisika Lingkungan 19

2.5.1. Suhu dan Kisaran Suhu 19

2.5.2. Kelembaban Udara 20

2.5.3. Cahaya dan Angin 20

2.6. Profil Kabupaten Langkat 20

BAB III METODE PENELITIAN 21

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 21

3.2. Populasi dan Sampel 21

(8)

3.4. Tehnik Pengambilan Data 21

3.4.1. Metode dan Desain Penelitian 21

3.4.2. Jenis dan Sumber Data 23

3.5. Pelaksanaan Penelitian 27

3.5.1. Alat dan Bahan 27

3.5.2. Prosedur Kerja 28

3.5.2.1. Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Nilaparvata lugens 28 3.5.2.2. Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Gulma 29

3.6. Analisis Data 29

4.1.1. Parameter Terukur Nilaparvata lugens dan Uji Normalitas 32 4.1.2. Perbandingan Morfometri Nilaparvata lugens 33 4.1.3. Pendugaan Nilaparvata lugens Berdasarkan Nilai Morfometri 35 4.1.4. Keanekaragaman dan Indeks Nilai Penting Gulma 38

4.2. Pembahasan Penelitian 44

4.2.1. Perbandingan Morfometri Nilaparvata lugens 44 4.2.2. Hubungan Antara Morfometri dan Spesies 44 4.2.3. Hubungan Antara Gulma dan Spesies Nilaparvata lugens 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Morfologi dari Nilaparvata lugens 6

Gambar 2.2 Telur wereng 7

Gambar 2.3 Siklus hidup dari Nilaparvata lugens 8

Gambar 2.4 Padi (Oryza sativa L.) 10

Gambar 2.5. Paspalum distichum 12

Gambar 2.6. Echinochloa crus-galli 13

Gambar 2.7. Leersia hexandra 14

Gambar 2.8. Leptochloa chinensis 14

Gambar 2.9. Cyperus difformis 15

Gambar 2.10. Cyperus iria 16

Gambar 2.11. Scirpus juncoides 16

Gambar 2.12. Fimbristyllis littoralis 17

Gambar 2.13. Monochoria vaginalis 17

Gambar 2.14. Marsilea crenata 18

Gambar 2.15. Limnocharis flava 18

Gambar 2.16. Spenochlea zeylanica 19

Gambar 3.1 Desain Penelitian Komunitas Nilaparvata lugens 23 Gambar 3.2. Panjang Tubuh 25

Gambar 4.5. Ageratum conyzoides 42

Gambar 4.6. Cyperus rotundus L. 43

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Golongan Gulma di Alam 11

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pengukuran Parameter Nilaparvata lugens 49 Jantan Dan Nilaparvata lugens Betina

Lampiran 2. Uji Normalitas 51

Lampiran 3. Uji t Berpasangan 55

Lampiran 4. Regresi Linier Nilaparvata lugens Jantan 59 Lampiran 5. Uji Linieritas Nilaparvata lugens Jantan 60 Lampiran 6. Regresi Linier Nilaparvata lugen Betina 64 Lampiran 7. Uji Linieritas Nilparvata lugens Betina 65 Lampiran 8. Data Mentah Jenis-Jenis Gulma 71

Lampiran 9. Dokumentasi 80

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanaman padi merupakan sumber pangan utama bagi rakyat Indonesia.

Sebagian tanaman padi di Indonesia gagal panen yang diakibatkan oleh hama

wereng dan virusnya (Rismunandar, 1993). Berdasarkan catatan yang ada

Nilaparvata lugens diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun 1931

pada ekosistem sawah didaerah Dramaga Bogor. Serangan Nilaparvata lugens

secara luas terjadi pada tahun 1976 sampai 1977, dimana hampir seluruh wilayah

Indonesia dilaporkan terjadi serangan hama ini. Selanjutnya dilaporkan pada

tahun 1982 sampai 1983 terjadi lagi ledakan Nilaparvata lugens disertai dengan

munculnya Nilaparvata lugens biotipe 3 dan biotipe Sumatera Utara. Di Jawa

Barat ledakan seranggan Nilaparvata lugens terjadi di Jalur Pantura pada tahun

1988 dan pada tahun 2005, kemudian menyerang tanaman padi di Kabupaten

Cirebon pada awal bulan Juli 2005, sedangkan serangan terkini terjadi pada

musim hujan 2009 sampai 2010. Demikian pula para petani dan petugas pertanian

tanaman pangan di Kabupaten Subang, Karawang dan Indramayu kembali

dikejutkan oleh eksplosi serangan hama Nilaparvata lugens pada tanaman padi

sawah musim hujan 2009 sampai 2010. Serangan Nilaparvata lugens yang terjadi

di Kabupaten Subang, Karawang dan Indramayu manyerang pada semua varietas

padi yang ditanam termasuk Varietas Ciherang, dengan tingkat kerusakan berkisar

dari ringan sampai dengan berat, bahkan puso (Nurbaeti, dkk, 2010).

Hubungan antara wereng, padi dan gulma yaitu, padi merupakan sebagai

inang utama bagi wereng, dimana wereng tersebut memanfaatkan tanaman padi

sebagai sumber makanan dan tempat berlindung. Pada saat musim panen, wereng

tidak lagi memanfaatkan tanaman padi sebagai tanaman inangnya, melainkan

gulma. Pada saat tanaman padi belum ditanam kembali, maka gulma

dimanfaatkan oleh wereng sebagai sumber makanan, tempat berlindung dan

(13)

2

gulma pada ekosistem padi sawah sangat mempengaruhi kelimpahan wereng

(Aminatum, 2012).

Penelitian morfometri tentang Nilaparvata lugens di Indonesia masih

sangat terbatas dan informasi tentang gulma juga sangat terbatas. Kajian yang

dilakukan umumnya berkaitan dengan pengendalian Nilaparvata lugens.

Penelitian tentang morfometri Nilaparvata lugens dan gulma pada ekosistem

sawah di Kabupaten Langkat, dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui

perbedaan secara morfometri Nilaparvata lugens jantan dewasa dan Nilaparvata

lugens betina dewasa serta mengetahui jenis-jenis gulma yang ada pada

ekosistem sawah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian berjudul “Kajian

Morfometri Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) dan Gulma pada Ekosistem Padi

Sawah di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara”.

1.2. Ruang Lingkup Masalah

Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah

morfometri wereng coklat (Nilaparvata lugens) serta indeks nilai penting (INP)

gulma sebagai salah satu tumbuhan inang Nilaparvata lugens pada ekosistem padi

sawah yang berada di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.

1.3. Batasan Masalah

Masalah dibatasi hanya pada morfometri wereng coklat (Nilaparvata

lugens) dan gulma sebagai salah satu tumbuhan inang Nilaparvata lugens pada

ekosistem padi sawah yang berada di Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan morfometri Nilaparvata lugens

betina dewasa dengan Nilaparvata lugens jantan dewasa yang berada di

(14)

2. Bagaimana indeks nilai penting (INP) gulma sebagai salah satu tumbuhan

inang Nilaparvata lugens pada ekosistem padi sawah yang berada di

Kabupaten Langkat?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan morfometri Nilaparvata lugens

betina dewasa dengan Nilaparvata lugens jantan dewasa yang berada di

Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui indeks nilai penting (INP) gulma sebagai salah satu

tumbuhan inang Nilaparvata lugens yang ada pada ekosistem padi sawah

yang berada di Kabupaten Langkat.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memperluas pengetahuan peneliti untuk mengetahui banyak informasi

tentang morfometri Nilaparvata lugens jantan dewasa dan betina dewasa serta

gulma sebagai salah satu tumbuhan inang pada ekosistem padi sawah yang

berada di Kabupaten Langkat.

2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti lain yang melanjutkan

penelitian ini.

3. Menjadi sumber referensi atau informasi penting bagi para petani dan

masyarakat tentang kaitan gulma dan hama wereng dalam mengendalikan

organisme pengganggu tanaman padi.

4. Sebagai data tambahan bagi dinas pertanian dalam rangka meminimalisasi

(15)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Perbedaan Nilaparvata lugens jantan dengan Nilaparvata lugens betina yaitu

parameter panjang sayap dan lebar sayap. Parameter-parameter tersebut

termasuk penciri dari spesies Nilaparvata lugens jantan dengan Nilaparvata

lugens betina. Sedangkan parameter panjang tubuh, lebar tubuh, panjang

kepala, lebar kepala dan panjang tungkai tidak termasuk penciri dari spesies

Nilaparvata lugens jantan dengan Nilaparvata lugens betina.

2. Jenis gulma yang dominan pada ekosistem padi sawah di Kabupaten Langkat

Propinsi Sumatera Utara adalah dari famili Asteraceae dengan indeks nilai

penting spesies Crassocephalum crepidioides adalah 57% dan dari famili

Poaceae dengan indeks nilai penting spesies Echinochloa crus-galli adalah

47%. Jadi, tipe vegetasi gulma pada ekosistem padi sawah di Kabupaten

Langkat Propinsi Sumatera adalah tipe vegetasi Asteraceae-Poaceae.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mengkaji perbedaan morfometri

wereng dan analisis DNA pendekatan molekuler wereng.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mengkaji jenis tanaman inang

sebagai tempat perkembangbiakan wereng sehingga dapat membasmi wereng

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aminatum, T. 2012. Pola Interaksi Serangga-Gulma pada Ekosistem Sawah Surjan dan Lembaran dalam Mendukung Pengendalian Hayati. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Anonimous. 2009. Profil Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara.

http://www.kabupaten langkat.go.id/profil –kabupaten langkat.html,

diakses pada tanggal 11 Desember 2015.

Baehaki. 1993. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi. Angkasa: Bandung

Bookstein, F.L. & R.E. Strauss. 1982. The Truss: Body Form Reconstruction in Morphometrics. Systematic Zoology 3: 113-115

Djatmika. 2008. Petunjuk Teknis Usaha Tani Padi-Ikan-Itik Di Sawah. PT Intimedia: Jakarta Timur

Harahap, N.F. 2015. The Diversity And Abundance Of Leaf and Planthopper (Auchenorrhyncha: Hemiptera) Along With Weeds In Rice Field Ecosystem In South Rantau Of Labuhan Batu Regency. Jurnal Biosains 1 (3) : 130-136

IRRI. 2012. Permasalahan Lapangan tentang Padi di Daerah Tropika (Field Problems of Tropical Rice). Lembaga Penelitian Padi Internasional Filipina

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta

Makhzunil, R., Syaifullah & Dahelmi. 2013. Variasi morfometri Papilio polytes L. (Lepidoptera: Papilionidae) di beberapa lokasi di Sumatera Barat. Jurnal biologi Universitas Andalas 2 (1) : 50-56

Manurung, B., Witsack, W., Mehner, S., Gruentzig, M & Fuchs, E. 2004. The epidemiology of wheat dwarf virus in relation to occurrence of the leafhopper Psammotettix alienus in Middle-Germany. Virus Research 100 (1): 109-113

Manurung, B., Tarigan, R & Simatupang, Z. 2011. Panduan Teori Ekologi Tumbuhan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED: Medan

(17)

48

Manurung, B. 2013. Entomologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED: Medan

Martinez, S.H, J. G. Mayoral, Y. Li, F. G. Noriega. 2007. Role of juvenile hormone dan allatotropin on nutrient allocation, ovarian development dan survivorship in mosquitoes. Jurnal of Insect Physiology 53 (2007) : 230-234

Nurbaeti, B., Diratmaja, A & Putra, Sanjaya, P. 2010. Hama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens Stal) dan Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian: Jawa Barat

Rismunandar. 1993. Hama Tanaman Pangan dan Pembasmiannya. Sinar Baru: Bandung.

Sastroutomo, S. 1999. Ekologi Gulma. Gramedia: Jakarta

Silitonga, M. 2014. Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED: Medan

Sudjana, N. 2007. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito: Bandung

Saxena, R.C. & Barrion, A.A. 1984. Biotypes of the Brown Planthopper Nilaparvata lugens (Stal) and strategies in deployment of Host Plant Resistance. Lembaga Penelitian Padi Internasional Filipina

Tjahjadi, N. 2012. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius: Yogyakarta

Wijayanti, R., Supriyadi., Purnama, H & Nina, M. 2009. Keragaman Populasi Wereng Coklat Nilaparvata lugens (Homoptera : Delphacidae) Berasal dari Beberapa Sentra Padi. Strategi Perlindungan Tanaman Menghadapi Perubahan Iklim Global 10 (2) : 159-169

Gambar

Tabel 2.1. Golongan Gulma di Alam Tabel 2.2. Golongan Gulma Dominan di Areal Persawahan Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Endang Widyorini, M.Si., Psikolog selaku Ketua Program Magister Profesi Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata dan pembimbing utama yang telah memberikan ijin

Strategi pembentukan karakter kerja keras melalui tari kreasi Boran yang dilakukan oleh sanggar Tari Tri Melati Lamongan adalah dengan menerapkan beberapa cara sederhana,

Tujuan dari desain database adalah untuk menentukan data-data yang dibutuhkan dalam sistem, sehingga informasi yang dihasilkan dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu

Hasil penelitian ini adalah terdapat 84 macam miskonsepsi yang terdeteksi dan miskonsepsi terbesar terdapat pada konsep kesetimbangan homogen (74,24%) dan

(ii) timbul daripada pencemaran atau kontaminasi harta yang tidak dilindungi oleh Sijil ini. dengan syarat liabiliti maksimum Syarikat tidak boleh melebihi jumlah tercatat

To investigate the relationship between OT occurrence and severe weather such as rainfall, OT cases identified by Himawari-8, CloudSat/CALIPSO, and NWP tropopause

The experiments performed and discussed in the paper let us evaluate the effective contribution of texture information, and compare the most suitable vector components and metrics

dengan sistem penambahan tekanan udara melalui penghasilan alat Wiz merupakan salah satu cara untuk meninggikan kecekapan isipadu dapat meningkatkan kuasa keluaran enjin pada