MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH
TIM
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2013
KETERAMPILAN DASAR
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II2 DAFTAR ISI
Daftar Isi ... 2
Pendahuluan ... 3
Daftar Istilah... 6
MODUL I : PEMBERIAN OBAT ... 7
MODUL 2 : PEMASANGAN INFUS ... 30
MODUL 3 : PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ... 37
MODUL 4 : PERAWATAN PRE DAN PASCA BEDAH ... 46
MODUL 5 : PERAWATAN LUKA ... 70
MODUL 6 : RESUSITASI ... 102
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II3 A. PENDAHULUAN
Saudara mahasiswa D3 kebidanan yang berbahagia. Pada masa kuliah
paktik klinik kebidanan kali ini diharapkan dapat membantu saudara dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan dan sikap dalam menerapkan
mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik II, baik saat berada dipuskesmas,
rumah sakit, rumah bersalin.
Praktek klinik kebidanan dengan menerapkan mata kuliah KDK II ini sangat
penting dilaksanakan dengan baik, guna meletakkan dasar yang kuat bagi
mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah yang lain. Menyikapi hal tersebut, saudara
sebagai seorang bidan nantinya dituntut untuk menguasai mata kuliah ini baik
pengetahuan, menguasai keterampilan dan cakap dengan sikap saat memberika n
pelayanan kepada masyarakat.
Agar saudara dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, saudara
harus melakukan praktik klinik dengan menguasai teknik keterampilan dasar
kebidanan. Melalui praktik klinik ini saudara dapat berlatih untuk mengembangka n
dan memadukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan diperlukan dalam
kehidupan profesional sehingga siap sepenuhnya dalam praktik sebagai bidan yang
kompeten dalam kewenanganya.
B. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul praktik
klinik ini, saudara mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemberian
medikasi/obat-obatan.
C. Tempat Praktikum
Modul praktikum ini dapat dipergunakan sebagai panduan saudara dalam
belajar perasat baik yang dapat dilakukan di :
1. Ruang laboratorium
2. Rumah sakit
3. Puskesmas
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II4 Pembimbing Praktik
1. Selama melakukan praktik klinik ini baik dilaboratorium maupun dilaha n
praktik saudara akan dibimbing oleh pembimbing klinik (clinical instrukt ur )
dan pembimbing institusi saudara.
2. Pembimbing klinik ditunjuk dan di tetapkan oleh atasan tempat saudara
melakukan praktik, dengan latar belakang pendidikan minimal DIII
kebidanan dan berpengalaman diklinik minima l 2 tahun.
3. Pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari
pimpinan institusi tersebut untuk membimbing baik diruang laboratorium
maupun dilahan praktik.
Teknis bimbingan:
1. Sebelum saudara menjalankan praktik klinik dilahan praktik, idealnya
saudara belajar dulu diruang laboratorium dibawah bimbingan sampai
betul-betul merasa yakin mampu yakni mampu untuk melaksanakan praktik
kepada pasien.
2. Pada awal praktik yang saudara lakukan adalah menemui bimbingan klinik,
dan menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan saudara
lakukan disitu berkaitan dengan perasatyang akan dipelajari.
3. Saudara mebuat kontrak belajar dengan pembimbing lahan, selanjutnya
pembimbing lahan.
4. Saat melakukan asuhan kepada pasien, upayakan seoptimal mungk in
mendapatkan kesmpatan melakukan tindakan/perasat sesuai dengan
kebutuhan belajar saudara
5. Bila belum pernah melakukan sebelumnya silahkan saudara melihat atau
membantu dulu, baru pada klien lain saudara melakukan tindakan dengan di
dampingi pembimbing klinik, bila merasa sudah bisa saudara dapat
melakaukan secara sndiri.
6. Setiap akhir melakukan tindakan praktik mintalah pembimbing saudara
untuk melakukan evaluasi.
7. Tulislah di buku pencapaian kompetensi dan di status pasien. Mintalah tanda
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II5 8. Pembimbing institusi adalah memantau pencapaian kompetensi saudara,
melalui supervisi secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan
portofolio dalam bentuk laporan asuhan kebidanan melalui media elektronik
maupun di kirim melalui post surat sehingga pembimbing institusi dapat
memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang saudara buat.
Penilaian
1. Penilaian mata kuliah praktik kebidanan II meliputi penilaian tindakan yang
dilakukan berdasarkan ceklis keterampilan.
2. Penlaian tindakan dalam ceklis, meliputi unsur :
a. Kelengkapan peralatan yang di siapkan.
b. Pelaksanaan prosedur tindakan.
c. Sikap dalam melakukan peasat.
d. Pengetahuan dalam kaitan dengan tindakan tersebut.
3. Nilai minimal lulus tindakan ini adalah baik
4. Apabila saudara mendapat nilai cukup atau kurang, maka saudara di beri
kesempatan untuk mengulang.
5. Penilaian penampilan klinik ini di lakukan oleh pembimbing klinik bersama
dengan pembimbing institusi. Pembimbing institusi memberikan penilaia n
saat praktik di ruang laboratorium, sedang pembimbing klinik memberik a n
penilaian saat di lahan praktik.
6. Pada penilaian perasat ini saudara di minta melakukan tindakan pada klien
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II6 DAFTAR ISTILAH
Premedikasi : merupakan obat yang diberikan sebelum operasi dilakukan. Sebagai persiapan atau bagian dari anestesi.
Protesis : tiruan yang terpasang pada tubuh manusia, seperi lensa kotak, gigi palsu, kaki palsu, perhiasan dan ain-lain harus dilepas sebelum
pembedahan.
Pre operasi : masa sebelum pelaksanaan tindakan operasi dilakukan. Biasanya pasien mengalami serangkaian perlakuan supaya tindakan operasi
berjalan dengan lancar.
Pasca operasi : periode setelah pasien menjalani tindakan operasi, saat setelah sadar dan keluar dari ruang recovery.
NGT : naso gastric tube, merupakan tindakan pemasangan selang langsung kelambung pasien, dipergunakn untuk memasukan obat atau makanan.
ROM : Range of motion atau rentang gerak sendi. Dimana memerluka n latihan untuk mempertahankanya secara baik.
Informed Consent : merupakan persetujuan dulakukanya suatu tindakan setelah sebelumnya klien mendapatkan penjelasan segala seuatu tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Ambulasi : upayah utuk mengajari/melatih pasien dapat bergerak dari kondisi yang terbatas. Biasanya memerlukan bimbingan dari petugas secara
khusus, atau pasien dapat berlatih secara disiplin.
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II7
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II8 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dua ini, saudara diharapkan
mampu memberikan obat kepada pasien melalui berbagai rute pemberian.
a. Memberikan obat melalui oral.
b. Memberikan obat secara sub lingual.
c. Memberikan obat melalui bukal.
d. Memberikan obat secara topikal.
e. Memberikan obat melalui mukosa hidung.
f. Memberikan obat melalui telinga.
g. Memberikan obat melalui vagina.
h. Memberikan obat melalui ractum/anus.
i. Memberikan obat injeksi intra muskuler.
j. Memberikan obat injeksi intra vena.
k. Memberikan obat injeksi sub cutan.
l. Memberikan obat intrakutan.
1. Pemberian Obat Oral
Persiapan
Para mahasiswa yang berbahagia, perlu diketahui bahwa pemberian obat
oral ini juga berlaku sebagai panduan untuk memberikan obat secara bukal dan
sub lingual. Ada sedikit perbedaan tentang lokasi dan perlakuan terhadap obat
ditelan atau tidaknya. Adapun tindakan pemberian obat secara oral/bukal dan
sub lingual sebagai berikut :
Persiapan pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui oral
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Baki berisi obat-obatan atau kereta sorong obat-obat (tergantung sarana
yang ada)
2. Cangkir disposable untuk tempat obat
3. Martil + stemper (bila diperlukan)
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II9 5. Segelas air, jus cairan yang dipilih
6. Sedotan
7. Serbet kertas rasional untuk menghancurkan tablet pada pasien yang tidak
bisa menelan
Prosedur tindakan
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
2. Atur nampan dan mangkok obat di dalam ruang pengobatan atau pindahkan
kerete obat keluar kamar pasien
3. Buka kunci laci atau kereta obat
4. Siapkan obat-obatan untuk seorang pasien pada suatu waktu tertentu.
Sampai etiket obat bersama untuk setiap pasien
5. Pilih obat yang tepat dari persediaan/laci unit dosis. Bandingkan label obat
dengan format nama kartu dan huruf cetak nama obat.
6. Hitunglah dosis obat yang benar, lakukan dengan teliti. Periksa kembali
perhitungan
7. Untuk menyiapkan tablet/kapsul dari botol tuang jumlah yang dibutuhka n
kedalam tutup botoal lalu pindahkan ke mangko obat. Jangan sentuh dengan
jari, tablet/kapsul yang lebih kembalikan ke dalam mangkok obat.
8. Untuk menyiapak tablet/kapsul unit dosis di tempatkan kapsul/tab let
langsung ke dalam mngkok obat.
9. Tempatkan semua tablet/kapsul yang akan diberikan pada waktu yang sama
di dalam sebuah cangkir, kecuali tablet/kapsul yang memerlukan pengkajian
sebelum diberikan (mis : frekuensi nadi/tekanan darah)
10. Tablet berbentuk biji dapat dibelah dengan tangan yang dibungkus sarung
tangan atau menggunakan alat pemotong
11. Jika pasien sulit menelan, gerus tablet dalam alat penghancur pl.
12. Siapkan cairan : kocok merata sebelum diberikan
13. Bandingkan format, kartu format dan huruf cetak nama obat dengan wadah
serta obat yang tersedia.
14. Kembalikn kotak persediaan/obat unit-dosis yang tidak digunakan kedalam
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II10 15. Jangan tinggalkan obat tanpa pengawasan
16. Berikan obat pasien pada waktu yang benar
17. Identifikasi pasien dengan membandingkan nama pada kartu, format obat
dengan nama pada gelang identifikasi pasien
18. Jelaskan tujuan setiap pengobatannya dan kerja obat pada pasien. Berikan
kesempatan pasien bertanya tentang obat.
19. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring miring.
20. Berikan obat dengan benar :
a. Tanyakan apakah pasien ingin memegang obat ditangannya sebelum
memasukkan kedalam mulut
b. Tawarkan segelas air penuh atau jus untuk menerima obat
c. Untuk obat yang diberikan secara sublingual minta pasien utntuk
meletakkan obat di bawah lidah dan biarkan obat larut seluruhnya.
d. Campur obat puyer dengan cairan di sisi tempat tidur dan berikan kepada
pasien untuk di minum.
e. Peringatkan pasien unntuk tidak mengunnyah atau menelan tablet
21. Apabila pasien tidak mampu menelan obat, tempatkan cangkir berisi obat
pada bibir dan dengan perlahan memasukkan setiap obat ke dlam muluut
satu- persatu jangan tergesa-gesa
22. Jika obat jatuh ke lantai, buang dan siapkan lagi
23. Temani pasien sampai semua obat di telan dan minta pasien membuka
mulutnya
24. Untuk obat yang sangat asam mis: aspirin tawarkan makanan kecil tanpa
lemak
25. Bantu pasien ke posisi yang nyaman
26. Buang alat-alat yanng kotor dan cuci tangan
27. Kemalikan kartu obat dan arsip yang tepat untuk pemberian obat berikutnya
28. Catat waktu aktual setip obat diberikan pada catatan obat atau komputer
tulis inisial dan tanda tangan
29. Kembali dalam 30 menit untuk mengevaluasi respon terhahadap
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II11 Evaluasi Dan Tugas Terstruktur
1. Setelah anda pelajari tentang meberikan obat per oral cobalah memberika n
obat kepada pasien dengan panduan ceklis/rubric sebagai pedoman.
2. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa
tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat
dan benar, bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari
awal.
3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi ketrampila n
bobotnya 5 pengetahuan bootnya 3 dan sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :
Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar
Nilai 3: jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak tepat
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II12 PEMBERIAN OBAT ORAL
NO KOMPONEN Nilai
1 2 3 4 Keterampilan (5)
1. Persiapan pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui oral
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Persiapan Alat
2. Baki berisi obat-obatan
3. Cangkir disposable untuk tempat obat 4. Martil + stemper (bila diperlukan)
9. Siapkan peralatan dan cuci tangan 10.Memperhatikan etiket dan nama obat*
11.Mencocokan nama pasien dengan kartu obat* 12.Menghitung dosis obat*
13.Menuangkan obat kedalam gelas obat 14.Menghaluskan obat dalam bentuk tablet dosis obat, jam pemberian, cara pemberian* 18.Memasang serbet di bawah dagu pasien,
19.Meyuapkan obat sedikit demi sedikit sampai habis pada pemberian obat secara oral
20.Meletakkan obat dibawah lidah pada pemberian obat sub lingual
21.Meletakkan obat antara gigi dan mukosa pipa bagian dalam pada pemberian obat secara bukal. 22.Mengawasi apakah obat ditelan/dimuntakan 23.Memberi minum air putih/sirup/teh manis untuk
menghilangkan rasa pahit karenaa obat
24.Menganjurkan pasien agar tidak menelan/menguntah pada pemberian obat sub lingual/ bukal
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II13 28.Mencuci tangan
29.Mencatat dalam status : jenis obat, dosis obat, jam pemberian obat*
Sikap (2)
1. Tanggap terhadap respon 2. Teliti
3. Sabar
4. Bertanggung jawab Pengetahuan (3)
1. Dapat menjelaskan rasional tindakan 2. Dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan :
Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan Critical Point yaitu
hal-hal prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal
Nilai Akhir = ∑ N Ketrampilan + ∑ N Pengetahuan
2. Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat secara topical merupakan pemberian obat yang
dilakukan dengan cara digosokkan, ditepukkan,disemprotkan dan dioleskan
pada kulit.
Peralatan
1. Obat topical yang diresepkan (krim, lotion,aerosol,spray,sebuk, koyo )
2. Bak instrument yang berisi spatel bila obat salep krim didalam botol obat,
perban steril, pinset anatomi, kapas lidi, sarung tangan steril.
3. Baskom yang berisi air hangat, lap, handuk dan sabun yang tidak
mengeringkan
4. Kain perban, plester, gunting
5. Bengkok
6. Perlak dan alasnya
7. Waskom berisi larutan clorin 0,5%
Prosedur Pelaksanaan :
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II14 2. Perhatikan kondisi kulit pasien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit
buang semua debris dan kulit yang mongering ( gunakan sabun yang tidak
mengeringkan ).
3. Keringkan kulit/pajankan ke udara yang kering
4. Jika kulit sangat kering dan mengelupas, oleskan obat topical sewaktu kulit
masih lembab.
5. Letakan obat pada sarung tangan jika diindikasikan. Sarungtangan sekali
pakai digunakan ketika mengoleskan obat pada lesi kulit.
6. Oleskan obat topical pada permukaan kulit, jangan menggosok atau
melakukan masase salep pada kulit.
7. Tutup sale dengan kasa steril dan plester secara aman.
8. Jika obat bentukknya spray aerosol :
a. Kocok botol dengan cepat
b. Baca label sesuai dengan jarak yang dianjurkan untuk pemakaian yang
efektif ±20-25 cm.
c. Jika leher atau dada atas terkena sspray beritahu pasien untuk
memalingkan wajah menjauhi spray. Pegang handuk didepan wajah
pasien saat menyemprotkan obat.
d. Semprotkan obat secara merata disekitar daerah yang terkena (pada
beberapa kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik ).
9. Jika bentuk obat lotion mengandung suspense :
a. Kocok botol secara cepat
b. Oleskan sedikit lotion pada kasa steril lalu usapkan secara merata
mengikuti arah pertumbuhan rambut kulit.
c. Jelaskan pada pasien bahwa area yang diolesi lotion terasa dingin dan
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II15 10.Jika bentuk obat serbuk :
a. Pastikan bahwa permukaan kulit seluruhnya kering
b. Taburi are kulit secara lembut hingga area kulit tertutup dengan lapisan
serbuk yang lembut dan tipis
11.Tutup area kulit dengan membalutnya dengan kasa/verban jika atas
delegasi dokter.
12.Dokumentasikan tindakan.
Evaluasi dan Penugasan terstruktur
1. Setelah anda pelajari kegiatan belajar 2 tentang memberikan obat topikal,
cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan caklist/rubr ik
sebagai pedoman.
2. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) atinya bahwa
tindakan tersebut sangat kritikal sehigga harus dikerjakan dengan tepat dan
benar, bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari
awal.
3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n
bobotnya 5, pengetahuan bootnya 3 dan sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :
Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar
Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak repat
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II16 PEMBERIAN OBAT SECARA TOPICAL
NO KOMPONEN Nilai
b. menjelaskan prosedur yang akan dilakukan persiapan alat
2. Obat topikal yang dibutuhkan sabun yang tidak mengeringkan
5. Kain perban, plester, gunting 6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Waskom berisi larutan chlorin 0,5% Prosedur tindakan
1. mengatur posisi pasien
2. memasang pengalas dibawah daerah yang akan di obati
3. mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk 4. memakai sarung tangan
5. membersihkan bagian badan tersebut dengan sabun dengan air hangat kemudian keringkan dengan kasa steril*
6. mengambil obat dengan spatel/kapas lidi* 7. mengoleskan obat pada kulit secara merata 8. menutup dengan kasa steril dan diplester* 9. merapikan pasien dan mengatur dalam posisi
yang nyaman
10.membereskan peralatan
11.melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan chlorin 0,5% selama 10 menit
12.mencuci tangan
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II17 Pengetahuan (3)
1. dapat menjelaskan rasional tindakan 2. dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan :
Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik krisis yaitu hal- hal
prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal
Nilai akhir = ∑ N Keterampilan + ∑ N Sikap + ∑ N Pengetahuan
10
3. Pemberian Obat Mata
Pemberian obat mata merupakan bagian dari persiapan obat melalui
mukosa. Selain melalui mata pemberian obat mukosa dapat juga berupa
pemberian obat tetes pada mulut, hidung dan tenggorokan. Pelaksanaan
pemberian obat melalui mata adalah seperti dibawah ini.
Persiapan alat :
1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalm tube
2. Kapas steril atau tisu
3. Kapas basah
4. Baskom cuci dengan air hangat
5. Kasa steril dan plester
6. Sarung tangan sekali pakai
7. Bengkok
8. Waskom berisi larutan chlorin 5%
Porsedur pelaksanaan
1. Tinjau nama obat, dosis, waktu pemberian dan rute
2. Minta pasien untuk bebaring terlentang dengan leher agak
hiperekstensi/menengadah
3. Kaji kondisi bagian luar mata dan tetapkan apakah pasien mengala mi
gangguan penglihatan. Bila da krusta/ kotoran mata ada di sepanjang
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II18 adanya kerak yang mengering dan sulit dilepaskan dengan memakai lap
basah atau bola kapas mata yang basah untuk beberapa menit. Selalu
membersihkan dari bagian dalam kearah luar.
4. Pegang kapas/tisu yang bersih pada tangan nondominan pada tulang pipi
pasien dibagian bawah kelopak mata.
5. Dengan tisu atau kapas dibawah kelopak mata dibawah, tekan perlahan
bagianbawah dengan ibu jari atau jari telunjuk diatas tulang orbita.
6. Minta pasien untuk meliht kelangit- langit
7. Memberikan tetesan mata :
a. Dengan tangan dominn diletakkan pada dahi pasien, pegang ujung
penetes mata + 1-2 cm diatas kantung konjungtiva
b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam kantung konjungt iva
c. Bila pasien berkedip, atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke
kelopak mata luar, ulangi prosedur.
d. Bila memberikan obat yang menyebabkan efek sistemik, lindungi jari
saudara, dengan sarung tangan atau tisu yang bersih dan beri tekanan
lembut pada duktus nasolakrimalis pasien selama 30-60 detik
e. Setelah memberikan tetesan, minta pasien untuk menutup mata dengan
perlahan.
8. Memasukan salep mata :
a. Pegang aplikator salep diatas garis kelopak, berikan liran tipis sepanjang
tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva
b. Minta pasien untuk melihat kelangit- langit
c. Minta pasien menutup mata dan menggosok perlahan dengan gerakan
memutar dengan bola kapas
9. Bila kelebihan obat pada kelopak mata, usap dari bagian dalam keluar
kantus dengan perlahan
10.Bila pasien mempunyai penutip mata berikan yang bersih dengan
menempatkan pada mata yang sakit sehingga seluruh mata tertutup. Plester
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II19 11.Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan mata
kiri/kanan atau keduanya yang mendapat obat.
Perlu saudara ketahui untuk pemberian obat tetes pada bayi/anak caranya
adalah :
1. Miringkan sedikit kepala bayi, hingaa mata yang terinfeksi berada
dibawah.dengan cara ini tetes obat tidak mengalir ke mata yang tidak sakit.
2. Perlahan-lahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah
mengalir. Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang mata bayi/anak tidak
terlalu kaget, rendam obat tetes tersebut dengan posisi tegak dalam tabung
air uam-suam kuku selama beberapa menit sebelum diteteskan.
Evaluasi dan penugasan terstruktur
1. Setelah Anda pelajari kegiatan Belajar 2 tentang memberikan obat matra,
cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan ceklist/ rubrik
sebagi pedoman.
2. Perlu Anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa
tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat dan
benar, bila salah/kurang tepat Anda tidak lulus dan harus mengulang dari
awal.
3. Setiap prasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n
bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 san sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :
Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar
Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II20 PEMBERIAN OBAT MATA
NO KOMPONEN Nilai
1 2 3 4 Keterampilan (5)
1. Persiapan Pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui mata.
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. Persiapan Alat 6. Kasa steril dan plester
7. Sarung tangan sekali pakai 8. Bengkok
9. Waskom berisi larutan chlorin 5% Prosedur tindakan
10.Mengatur posisi pasien (tengadah,memirin gka n kepala kearah mata yang sakit)
11.Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk.
12.Memakai sarung tangan
13.Mengakaji mata pasien (mengamati ganggua n pada mata)
14.Membersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang dibasahi dengan cairan steril dari arah kantus dalam menuju kantus luar sampai bersih
15.Menganjurkan pasien untuk melihat kelagit-langit. teteskan obat 1-2 tetes pada konjungtiva bawah 19.Bila obat berupa salep oleskan sepanjang tepi
dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva 20.Menganjurkan pasien untuk menutup mata secara
mata secara perlahan
21.Membersihkan mata dengan kasa steril dan diplester
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II21 23.Membereskan peralatan*
24.Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman
25.Melepas sarung tangan dan merendalm dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit
26.Mencuci tangan
27.Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Keterangan :
Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal
prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : Skor perolehan tiap dominan x 100 x bobot
Skor maksimal
Niali Akhir = ∑N keterampilan +∑ N Sikap + ∑N Pengetahuan
10
4. Pemberian Obat Pada Hidung
Pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan tetes hidung,
yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring.
Persiapan alat :
1. Obat tetes hitung
2. Kapas kering dan basah steril/tisu
3. Pinset hidung
4. Sarung tangan steril
5. Bengkok
6. Persiapan alat
7. Waskom yang berisi larutan chlorin
Prosedur tindakan :
1. Periksa program obat dari dokter meliputi : nama pasien, nama obat,
konsentrasi larutan, jumlah tetesan dan waktu pemberian obat.
2. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan hidung mana yang perlu
diobati.
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II22 4. Periksa identifikasi pasien dengan menanyakan nama pasien.
5. Kenakan sarung tangan, inspeksi hidung dan sinus palpasi adanya nyeri
tekan sinus.
6. Jelaskan mengenai prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang
akan timbul seperti rasa terbakar/tersengat pada mukosa/sensasi tersedak
ketika obat menetas ke tenggorokan.
7. Meletakan baki yang berisi alat-alat dan obat disisi tempat tidur.
8. Instruksikan pasien untuk menghembuskan udara kecuali
dikontraindikasikan (mis: resikp peningkatan tekanan intra kranial atau
hidung berdarah).
9. Bantu pasien mengambil posisi terlentang.
10.Atur posisi kepala yang tepat.
a. Faring posterior (belakang) > tekuk kepala pasien ke belakang.
b. Sinus ethmoidal atau sphenoid > tekuk kepala kebelakang diatas
pinggiran tempat tidur atau tempatkan bental dibawah bahu dan tekuk
kepala kebelakang.
c. Sinus frontal dan maksilaris > tekuk kepala kebelakang diatas pinggira n
tidur atau kepala ditenggorokan ke sisi yang akan diobati. Sangga kepala
pasien dengan tangan yang tidak dominan.
11.Instruksikan pasien untuk bernafas melalui mulut.
12.Pegang obat tetes 1cm diatas nares dan masukan jumlah tetesan yang
diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoidal.
13.Minta pasien berbaring terlentang selama 5 menit.
14.Tawarkan tisu wajah untuk menegeringkan hidung yang berair
(ingusan)tetapi peringatkan pasien untuk menghembuskan nafas dari
hidung selama beberapa menit.
Cara memberikan obat tetes hidung pada bayi
15.tengadahkan sedikit kepala bayi
16.dengan perlahan teteskanlah obat ke lubang hidung satu demi Satu
17.jangan lupa hitung jumlah tetesan yang masuk ke dalam hidung, biasanya
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II23 18.Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung bayi/anak tidak terlalu
kaget, rendam obat tetes tersebut dengan posisi tegak dalam tabung air
suam-suam kuku selama beberapa menit sebelum di teteskan.
5. Pemberian Obat Tetes Telinga
Merupakan bagian dari prosedur pemberian obat melalui mukosa.
Persiapan alat
Alat dan bahan :
1. obat dalam tempatnya
2. penetes
3. spekulum telinga
4. pinset anatomi dalam tempatnya
5. korentang dalam tempatnya
6. plester, sarung tangan
7. kain kasa, lidi kapas dan kapas
8. kertas tisu
9. balutan
Prosedur tindakan
1. tinjau kembali program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat,
konsentrasi obat, waktu pemberian obat.
2. Cuci tangan.
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II24 4. Kaji kondisi struktur telinga luar dan salurannya.
5. Jelaskan prosedur kepada pasien.
6. Atur alat-alat di tempat tidur.
7. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain
lembab dengan hati-hati, kemudian dikeringkan.
8. Minta klien mengambil posisi miring dengan telinga yang akan diobati
berada diatas.
9. Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga kebawah dan
kebelakang (pada anak-anak) atau ke atas dan keluar (pada dewasa).
10.Masukkan tetesan obat yang diresepkan, pegang alat tetes 1 cm diatas
saluran telinga.
11.Minta klien mengambil posisi miring 2 sampai 3 menit tekan secara lembut
kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk menyumbat
lubang telinga.
12.Lepaskan kapas dalam 15 menit.
13.Buang suplai dan sarung tangan yang kotor dan cuci tangan.
14.Evaluasi kondisi telinga luar diantara pemasukan obat.
15.Dokumentasikan tindakan : konsentrasi obat, jumlah tetesan, waktu
pemberian, telinga mana yang dimasukan obat dan kondisi saluran telinga.
Cara pemberian obat tetes telinga pada bayi agak sedikit berbeda. Sebagai
berikut :
16.Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada
di atas.
17.Teteskan obat dalam lubang telinga yang sakit.
18.Buat bayi tetap diam, agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian
dalam.
19.Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang telinga bayi/anak tidak terlalu
kaget rendam obat tersebut dengan posisi tegak pada tabung air hangat
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II25 6. Pemberian Obat Melalui Rektum
Obat yang diberikan melalu rectum dapat berupa enema atau supositoria.
Peralatan :
1. Baki berisi obat supositorial rectal
2. Jelly pelumas, pengalas
3. Sarung tangan disposable
4. Tissue, kain kasa
5. Duk, bengkok
6. Catatan pemberian obat
7. Waskom berisi larutan chlorine 0,5 %
Prosedur kerja :
1. Tinjau ulang nama obat, dosis dan rute pemberian
2. Cuci tangan
3. Minta klien untuk melakukan posisi miring atau sims dengan kaki atas fleksi
kedepan.
4. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal terpanjang.
5. Periksa kondisi anus eksterrnal dal palpasi dinding rectal. Lepaskan sarung
tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah
yang tepat.
6. Kenakan sepasang sarung tangan baru.
7. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar ujung
dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk tangan dominan
anda.
8. Minta klien untuk menarik napas perlahan melalui mulut dan untuk
merilekskan sfingter anal.
9. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan anda. Dengan jari
telunjuk yang tersarungi, masukkan supositoria dengan melalu anus,
melalui sfingter anal internal dan mengenai dinding rectal : masukkan
seluruh jari pada orang dewasa ±7-8cm dan ±5cm anak-anak dan bayi.
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II26 11.Intruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5
menit.
12.Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, tempatkan lampu
pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuaan untuk
mengambil pispot atau kekamar mandi.
13.Buang sarung tangan dengan mebalik bagian dalam keluar dan buang dalam
wadah yang tepat.
Evaluasi dan Penugasan Terstruktur
1. Setelah anda pelajari kegiatan Belajar 2 tentang memberikan obat rectal,
cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan ceklist/rub r ic
sebagai pedoman.
2. Bahwa anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa
tindakan tersebut saqngat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat
dengan benar. Bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus
mengulang dari awal.
3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n
bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 dan sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :
Nilai 4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar
Nilai 3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
Nilai 2 : Jika langkah klinik dilakukan tidak tepat
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II27 PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTUM
NO KOMPONEN Nilai
1 2 3 4 Keterampilan
1. Persiapan Pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui anus
b. Menjelaskan prosedur 2. Persiapan alat
3. Baki berisi obat supositorial rectal 4. Jelly pelumas. Pengalas
5. Sarung tangan disposable 6. Tissue, kain kasa
15.Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rectal.
16.Kenakan sepasang sarung tangan baru.
17.Lepaskan supositorial dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar ujung dengan jelly.
18.Beri pelumas sarung tangan pada jari telunj uk tangan dominan anda
19.Minta klien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut dan untuk merilekskan sfingter anal.
20.Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan masukkan supositorial dengan perlahan melalui anus pada dewasa ± 7-8 cm dan ± 5cm anak-anak dan bayi..
21.Tarik jari anda dan bersihkan area
22.Menjepit kedua bokong pasien untuk sementara dengan ibu jari dan jari telujuk salah satu tangan. 23.Intruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang
atau miring selama 5 menit.
24.Membersihkan daerah anus dengan tisu
25.Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman
26.Membereskan peralatan
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II28 Keterangan :
Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal
prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal
Nilai akhir : ∑ 𝑁 Keterampilan + ∑ 𝑁 Sikap + ∑ 𝑁 Pengetahuan
10
7. Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberian obat melalui vagina sangat mengutamakan hubungan saling
percaya dan menjaga privacy pasien.
Alat dan bahan untuk memberikan obat vervaginam
1. Supositoria vagina, jeli, krim, busa, tablet atau larutan irigasi
2. Aplikator plastik
3. Handuk kertas
4. Pispot dan bengkok
5. Dug
6. Wadah douche
7. Pelumas larut air
8. Sarung tangan sekali pakai
9. Tisu
10.Pembalut
11.Waskom berisi larutanclhorin 0,5%
Prosedur kerja
1. Tinjauan ulang nama obat, dosis dan rute pemberian 28.Mencuci tangan
29.Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. Sikap (2)
1. Tanggp terhadap respon 2. Teliti
3. Sabar
4. Bertanggung jawab Pengetahuan (3)
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II29 2. Cuci tangan
3. Minta klien berbaring dalam posisi dorsal rekumben
4. Pertahankan abdomen dan ekstremitas bawah tertutup
5. Gunakan sarung tangan sekali pakai
6. Lepaskan supositoria dari pembungkusnya dan berikan sejumlah pelumas
larut air untuk melunakan atau pada sekitar ujungnya. Beri jari bersarung
tangan pelumas pada telunjuk tangan dominan
7. Dengan tangan nondominanbersarung tangan regangkan lipatan labia
8. Masukkan supositoria sepanjang didnding kanal vagina posterior sesuai
panjang jari telunjuk (7,5 sampai 10cm)
9. Tarik jari dan bersihkan pelumas sisa pada sekitarorifisium dan labia.jika
memakai krim vagina
10.Isi aplikator krim, ikuti petunjuk dalam wadahnya. Rasional: dosis
diresepkan oleh volume dalam aplikator .
11.Dengan tangan dominan yang memakai sarung tangan, perlahan regangkan
lipatan labia.
12.Dengan tangan dominan anda yang bersarung tangan, masukan aplikator
kurang lebih 5-7,5 cm. Dorong penarik aplikator untuk menyimpan obat.
13.Tarik aplikator dan tempatkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa krim pada
labia atau orifisium vagina.
14.Instruksikan klien untuk tetap pada posisi terlentang selama sedikitnya 10
menit.
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II30
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II31 Setelah mengikuti pembelajaran praktik iini, saudara diharapkan mampu
melakukan tindakan perasat pemasangan infuse secara benar.
a. Mempersiapkan alat, ruangan dan pasien untuk pemasangan infuse.
b. Melakukan tindakan pemasangan infuse sesuai prosedur yang ada
c. Melakukan prasat pemasangan infuse dengan
d. Menghitung tetesan infuse sesuai dengan indikasi dan dosis
e. Melakukan respone atas tindakan pemasangan infuse yang sudah dilakukan
f. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
Bahan dan Alat
Untuk melakukan tindakan pemasangan infuse, saudara harus menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan. Peralatan dan perlengkapan yang harus saudara siapkan
meliputi :
1. Baki yang telah dialasi
2. Perlak dan pengalasnya
3. Handuk kecil
4. Bengkok
5. Tiang infuse
6. Sarung tangan
7. Tourniquet
8. Cairan infuse
9. Waskom berisi larutan klorin 0.5 %
10.Infuse set
11.Abbocatch
12.Plester/hepafik
13.Kassa steril
14.Guntung plester
15.Jam tangan
16.Kapas alcohol
17.Buku
Persiapan diri dan pasien
1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan 7 langkah
terlebih dahulu
2. Tutup ruangan dan jaga privasi pasien
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga
1. Buka kemasan steril dengan menggunakan tekhnik akseptik
2. Periksa larutan dengan menggunakan “lima tepat” yaitu tepat obat, tepat waktu,
tepat dosis, tepat dna tanggal kadaluarsa, observasi bocoran botol infuse.
3. Buka set infuse dengan memperhatikan sterilisasi dari kedua ujung
4. Tempatkan klem rol ± 2-5 cm dibawah ruang drip dan gerakan klem rol pada
posisi “off”
5. Tusukkan set infuse kedalam botol cairan bersihkan lebih dulu tempat tusukan
dengan antiseptic. Jangan menyentuh jarum penusuk botol infuse karena bagian
ajrum ini steril
6. Alirkan larutan intra vena tekan ruang drip dan lepaskan klem rol untuk
memungkinkan cairan pengisian 1/3 sampai ½ penuh
7. Lepaskan penutup pelindung jarum dan lepaskan klem rol untuk
memungkinkan cairan mengalir dari ruang drip melalui selang adapter jarun.
Kembalikan klem rol ke posisi off setelah slang terisi
8. Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara untuk menghila nka n
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II33 udara tepat tempat gelembung udara. Periksa seluruh slang untuk menjamin
bahwa semua gelembung udara hilang.
9. Atur posisi pasien senyaman mungkin lalu pasang perlak dan penglasnya
dibawah daerah yang akan diinfus
10.Kenakan sarung tangan sekali pakai
11.Cari dan pilih vena yang besar dan tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari
12.Palpasi dengan menekan dan mersakan rasa halus, menonjol dan tidak teraba
ketika tekanan dilepaskan, selalu gunakan jari yang sama untuk mempalpasi
13.Pilih vena yang dilatasi baik. Metode untuk memilih distensi vena meliputi :
a. Mengurut ekstermitas dan distal ke proksimal dibawah tempat vena yang
dituju
b. Meminta klien menggenggam dan membuka genggaman secara bergantian
c. Ketuk ringan diatas vena
d. Berikan ompres hangat pada ekstermitas selama beberapa menit
14.Tempatkan tourniquet 10-12 cm diatas tempat penusukan yang dipilih dan
periksa adanya nadi distal
15.Desinfeksi daerah pemasangan dengan povidon iodine atau alcohol 70% secara
melingkar dengan diameter 5 cm dari entri/titik tuju hindari menyentuh tempat
yang bersih, biarkan tempat tersebut mongering selama 2 menit (povidon) atau
60 detik (alcohol)
16.Tusukan jarum abboceth dengan lubang jarum menghadap keatas pada sudut
20-30 derajat agak distal terhadap tempat penusukan vena sebenarnya dalam
arah vena
17.Lihat aliran darah melalui ruang abbocath yang menandakan jarum telah masuk
vena. Turunkan jarum sampai hamper rata dengna kulit, masukkan lagi
abbocath 0,5 cm kedalam vena kemudian tarik pelan-pelan jarum abbocath
hingga plastic abbocath masuk semua kedalam vena.
18. stabilkan jarum dengan satu tangan dan lepaskan torniket dengan tangan yang
lain.
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II34 20. Tempatkan bagian sempit plester dibawah abbocath dengan sisi yang lengket
menghadap ke atas dan silangkan plester hanya diatas abbocath bukan pada
tempat penusukkan.
21. Letakkan kasa yang telah dibelah menjadi dua bagian dan tempatkan dibawah
selang. Letakkan kasa diatas aboccath lalu gulung lengkung selang sepanjang
lengan dan tempatkan potongan plester langsung diatas selang.
22. Periksa dan atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan.
23. Buang jarum yang telah digunakan dalam wadah tajam yang tepat. Lepaskan
sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
24. Dokumntasasi tindakan:
a. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infuse, ukuran abbocath.
b. Pemasangan infuse harus diganti setiap 48-72 jam atau sesuai program dokter
atau lebih sering terjadi koplikasi.
Setelah anda pelajari kegiatan belajar 1 cobalah memasang infuse pada
phantom terlebih dahulub dengan panduan ceklist/rubric sebagai pedoman
langkah-langkah pemasangan infuse. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda
panah (>>) artinya bahwa tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus
dikerjakan dengan tepat dan benar, bila salah/kurang tepat Anda tidak lulus dan
harus mengulang dari awal. Setiap prasat dan tindakan terdapat tiga item penilaia n
meliputi keterampilan bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 dan sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :
Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar
Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak tepat
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II35 PEMASANGAN INFUS
2. Abbocath, kapas alcohol
3. Karet pembendung ( tourniquet ) dan kasa 7. Korentang dan bengkoko
8. Plester dan perban berikut gunting verban 9. Bidai yang sudah dibalut hapus hamakan dengan kapas alkohol. 5. Infuset dibuka dan atur klem rol 2-5 cm
dibawah ruang drip.
6. Tusukan set infuse ke botol kemudian, megalirkan cairan pada ruang ruang drip 1/3-1/2.
9. Daerah yang akan disuntik di hapushamaka n dengan kapas alchol 70%.
10.Jarum abbcath disiapkan dengan cara membuka pembungkusnya.
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II36 bila berhasil darah akan dikeluarkan 14.Sambungkan segera abbocat dengan selang
infuse.
15.Tempatkan plester di bawah sambungan antara abbocath dan selang infuse kemudian silangkan diatasnya.
16.Letakan kasa yang telah dibelah menjadi dua bagian dan tempatkan dibawah selang infuse lalu tutup dengan kasa steril diatas tempat tempat penusukkan dan rekatkan dengan plester.
21.Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan. Sikap ( 2)
1. Teliti bar 2. Hati-hati 3. Sabar
4. Peka terhadap reaksi pasien Pengetahua ( 3 )
1. Dapat menjelaskan rasional tindakan 2. Dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan :
Nilai Akhir : ∑N keterampilan + ∑N sikap + ∑N pengetahuan
NA = 300 + 172 + 265 ,5
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II37
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II38 Banyak tindakan pemeriksaan diagnostic yang dibutuhkan oleh pasien
kebidanan. Yang akan kita praktekkan pada modul ini antara lain pemeriksaan
kadar HB. Pengambilan darah vena dan pemeriksaan urin reduksi.
Di sesi akhir modul ini ada panduan lengkap pemeriksaan diagnostic yang dapat
saudara pelajari sendiri dan kelompok lalu kerjakanlah.
A. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
a. Bahan pemeriksaan :
1. Darah kapiler
2. Darah vena
3. Darah tepi
b. Persiapan pasien :
Member tahu tujuan pemeriksaan untuk mendapatkan kerja sama dari pada
klien.
c. Persiapan alat
1. Haemometer set terdiri dari :
2. Tabung pengukur
3. 2 tabung standar warna
4. Pipet Hb dengan pipa karetnya
5. Pipet HCl
6. Batang pengaduk
7. Botol tempat HCl dan aquadest
8. Sikat pembersih
9. Perlak kecil dan pengalas
10. Kapas alcohol 70%
11.Jarum/Lancet
12.Hanscoon steril
13.Kapas kering
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II39 Prosedur kerja
1. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai
pada angka 2
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas di bawah tangan pasien yang akan diambil
darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7. Memakai handscoon steril
8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan
cara memijat
9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan di ambil darahnya dengan alcohol
10.Menusukkan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11.Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12.Dengan pipet Hb mengisap darah sampai angka 20 cm. jangan sampai ada
gelembung udara yang sampai ikut terhisap
13.Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
14.Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi
HCl0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hidarkan darah mengenai dinding
tabung
15.Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas
dengan jalan meniup dan menyedotnya
16.Tunggu sampai 1 menit
17.Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna
dari larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna larutan
standar
18.Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan
kadar Hb dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr%
19.Mengambil perlak dan pengalas. Merapikan alat-alat
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II40 20.Melepaskan handscoon
21.mencuci tangan
22.Evaluasi dan dokumentasi
B. Pengambilan darah vena
Persiapan pasien, pasien di dudukan dalam keadaan tenang.
Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu :
a. Spuit injeksi 3 ml/ 5 ml
b. Botol penampung darah
c. Karet pembendung (tourniquet)
d. Kapas
e. Alcohol 70%
f. Plester
Mempersiapkan antikoagulansia, yaitu :
a. Na-EDTA 10%
b. Na-citras 3,8% (dimasukkan ke dalam botl penempung darah)
Prosedur tindakan
1. Mencari lokasi tusukkan yaitu vena yang bagus
2. Meletakkan tanagan pasien lurus serta ekstensikan dengan diganjal
handuk/lain
3. Mengatur telapak tanagan menghadap ke atas sambil mengepal
4. Melakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang
dibasahi alcohol 70%
5. Melakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari
tempat penusukan
6. Meletakan simpul tourniguet kearah atas pembendungan tidak boleh terlalu
lama (maksimal 2 menit, terbaik 1 menit)
7. Mengambil spuit dengan ukuran sesuai jumlahdarah yang akan diambil, cek
jarum dan karetnya
8. Memegang spuit denagn tanagn akan, lalu mengencangkan posisi jarum
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II41 9. Melakukan fiksasi pembuluh darah yang kan ditusuk dengan ibu jaritanga n
kiri
10.Menusukkan jarum dengan sissi menghadap ke atas membentuk sudut
150-300
11.Melakukan fiksasi spuit dengan tanagan kiri dengan memebentuk sudut
12.Menarik penghisap spuit pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang
diinginkan
13.Meminta pasien untuk membuka kepalan tangan
14.Melepaskan bendungan
15.Meletakkan kapas alcohol 70% di atas jarum
16.Mencabut jarum dengan menekan kapas beberapa menit
17.Menganjurkan pasien menekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita
selama 5 menit
18.Lepaskan jarum alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya
19.Menuangkan darah kedalam botol penempung yang volumenya sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta
20.Jika menggunkan antikogulan kocok botol bebrapa menit agar antikoagula n
tercampur dengan darah dan tidak terjadi bekuan
21.Membereskan alat
22.Mencuci tanagn
23.Evaluasi dan dokumentasi
C. Tes Glukosa Urine
Metode sederhana yang sering digunakan tes glukosa urine dengan menggunakan metode fehling
Prinsip pemeriksaan:
1. Dalam suasana alkaji, glukosa mereduksi kupri menjadi
kuprokemudian membentuk Cu2O yang menegndap dan berwarna
merah.
2. Intensitas warna merah dari ini secara kasar menunjukan kadar
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II42 Alat dan bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Api Bunsen
3. Pipet volume
4. Ball filler
Bahan
1. Sampel urine
2. Reagen fehling A
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II43 PENGAMBILAN DARAH VENA
NO KOMPONEN NILAI
1 2 3 4
Keterampilan (5) Persiapan pasien
a. Memberitahu tujuan pengambilan darah divena b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Persiapan alat:
Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu : 1. Spuit injeksi 3 ml / 5 ml
2. Botol penampung darah 3. Karet pembendung (torniqet) 4. Kapas
2. Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengann ganjal handuk/lain
3. Atur telapak tangan menghadap ke atas sambil mengepal
4. Lakukan desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang dibasahi alkohol 70% 5. Lakukakan pembendungan pada daerah proxima l
kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan
6. Letakkan simpul tourniqet ke arah atas pembendungan tidak boleh terlalu lama (maksmal 2 menit, terbaik 1 menit)
7. Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah daerah yang akan di ambil, cek jarum dan karetnya
8. Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya
12.Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang diinginkan
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II44 >>
>>
>>
15.Letakkan kapas alkohol 70% di atas jarum
16.Cabut jarum dengan menekan kapas beberapa menit 17.Anjurkan pasien menekan dengan telunjuk dan ibu
jari penderita selama ± 5 menit
18.Leppaskan jarum alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya
19.Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta
20.Jika menggunakan antikoagulan kocok botol beberapa menit agar antikoagulan tercampur dengan daah dan tidak terjadi bekuan
21.Membereskan alat-alat 22.Mencuci tangan
23.Evaulasi dan dokumentasi Sikap (2)
1. Dapat menjeaskan rasional tindakan 2. Dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan:
Tanda >> yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal
prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai :
skor perolehan tiap domain x 100 x bobot skor maksimal
Nilai akhir :
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II45 PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN
NO KOMPONEN NILAI
1 2 3 4
A
Keterampilan (5) Persiapan pasien
1. Memberitahu tujuan pengambilan pemeriksaan reduksi
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Meminta bantuan menyediakan urine untuk bahan pemeriksaan pemeriksaan tiga sampel)
2. Dipipet massing- masing 1 ml larutan tersebut ke
5. Setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada ketiga tabung
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II46 Keterangan :
Tanda >> yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal
prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai :
skor perolehan tiap domain x 100 x bobot skor maksimal
Nilai akhir :
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II47
PEMERIKSAAN
PRE & PASCA
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II48 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, saudara diharapkan mampu
memberikan asuhan keperawatanpada pasien pre dan paska operasi.
a. Menyiapkan pasien sebelum operasi yang meliputi :
Persiapan fisik
Persiapan psikologis
Informed consent
Premedikasi
b. Melakukan perawatan pasien paska operasi
Mengurangi rasa sakit
Membantu mobilisasi
PERSIAPAN PROSEDUR TINDAKAN PRE OPERASI
Pada pasien pre operasi persiapan yang dilakukan merupakan prosedur
tindakan. Sehingga merupakan satu kesatuan. Persiapan prosedur tindakan pada
pasien pre operasi, adalah :
A. Menyiapkan kondisi umum klien
1. Melakukan konsultasi dengan dokter obstetrik dan dokter anestesi
2. Memberikan obat pramedikasi
3. Melakukan perawatan kandung kemih dan usus
4. Melakukan prosedur tindakan stoking kompresi
5. Mengidentifikasi dan melepas prostesis
B. Persiapan fisik berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap
pasien sebelum operasi antara lain :
1. Melakukan pengkajian status kesehatan fisik secara umum dan menyelur uh
2. Melakukan persiapan status nutrisi pasien, dengan mengukur tinggi badan
dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkaran lengan atas, kadar protein darah
(albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen
3. Melakukan pengkajian keseimbangan cairan dan elektrolit dalam kaitanya
dengan input dan output cairan
4. Memperhatikan kebersihan lambung dan kolon, diantaranya adalah pasien
dipuaskan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II49 5. Melakukan pencukuran daerah operasi
6. Memperhatikan personal hygine, dengan melakukan mandi besar
7. Melakukan prosedur pengosongan kandungan kemih, dengan melakukan
pemasangan kateter
8. Melakukan latihan pra operasi, antra lain latihan nafas dalam, laitaha n
batuh efektifdan latihan gerak sendi.
C. Prosedur persiapan psikologis klien
1. Melibatkan keluarga dalam setiap langkah tindakan
2. Melakukan tindakan psikologis kesiapan ,ental pasien dan keluarga
3. Melakukan pengkajian tentang persepsi klien atas prosedur tindakan, rasa
kepercayaan terhadap petugas dan dokter
D. Latihan-latihan yang pasien diberikan kepada
Mengajari pasien latihan pernafasan digragmatik, spirometri insent if,
pengontrolan batuk, membalik tubuh, dan latiha kaki.
Alat yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :
1. Bantal (opsional)
2. Spirometer insentif
3. Stocking elastis atau manset kompresi pneumatik
Prosedur tindakan sebagai berikut :
Pernapasan Diafragmatik
Membantu pasien pada posisi nyaman semi-fowler atau fowler tinggi dengan lutut
fleksi. Tunjukkan langkah berikut, mintalah pasien mengulangi.
a. Duduk / berdiri tegak, tempatkan telapak tanagan saudara sepanjang batas
prosesus xipoius / bawah kurva iga depan. Minta klien bernapas panjang dan
lambat melalui hidung, hindari hiperventilasi
b. Beri perhatian pada gerakan kebawah normaldan diafragma selama inspiras i.
Organ abdominal menurun, dan toraks meluas dengan perlahan
c. Hindari menggunakan dada dan bahu ketik inspirasi
d. Ambil napas panjang dan pada hitungan ke-3 hembuskan melalui mulut dengan
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II50 e. Ulangi latihan 3 sampai 5 kali
Spirometri insentif
1. Memberikan posisi semi fowler atau fowler tinggi
2. Menempatkan bagian mulut spirometri pada mulut pasien sehingga bibir-bibir
benar menutup bagian spirometri
3. Bila inspirasimaksimal dicapai pasien menahan nafas selama 2-3 detik dan
kemudian mengeluarkan dengan perlahan, jumlah pernapasan tidak harus lebih
10-12 kali permenit
4. Mengajarkan pasien bernafas dengan normal selama periode pendek
5. Menganjurkan pasien mengulangi gerakan dan beritahu tentang pentingnya
spirometri insentif selama 2 jam saat bangun periode paksa operasi
Pengontrolan batuk
1. Menjelaskan mempertahankan posisi tegak ditempat tidur / disamping tempat
tidur.
2. Mengajarkan batuk efektif, dengan mengambil dua atau 3 nafas pendek,
menarik napas dalam, tahan nafas dan pada hitungan 3 batuk sekali dan
kemudian batuk lagi
3. Bila nantinya insisi pembedahan didada atau area abdomen, tempatkan satu
tangan diatas area insisi dan tapngan lain diatas tangan pertama. Selama
inspirasi dan batuk tekan dengan perlahan pada area tersebut untuk membebat
insisi
4. Mengajarkan pasien mempraktikan batuk nantinya ketika terjaga selama
periode pasca operasi
Membalik
1. Mengajarkan pasien untuk melakukan posisi terlentang pada setengah kanan
tempat tidur
2. Menempatkan tangan kiri klien diatas area insisi untuk membelat
3. Meminta klien mempertahankan kaki kirinya lurus dan fleksi lutut kanan dan
diatas kaki kiri
4. Memegang pagar tempat tidur pada sisi kiri tempat tidur dengan tangan
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II51 5. Memberitahu klien pentingnya membalik setiap dua jam saat bangun selama
periode post partum
Latihan kaki
1. Bila pembedahan klien meliputi satu atau dua ekstremitas, pesanan ahli bedah
diperlukan sebelum latihan dapat dilakukan pada saat post operasi
2. Kaki yang tidak dioperasi dapat dengan aman dilatih
3. Berikut ini pedoman untuk latihan kaki
a. Tempatkan telentang tempat tidur. Demonstrasikan latiha n kaki dengan
gerakan rentang sendi pasif
b. Rotasikan tiap sendi pergelangan kaki pada lingkaran yang lengkap
seolah-olah menggambar lingkaran dengan ibu jari kakinya
c. Ubah-ubah dorso fleksi dan fleksi pada kaki. Klien akan merasa otot
betisnya kontraksi dan kemudian rileks
d. Mintalah klien mempleksikan dan ekstensi lututnya
e. Mempertahankan kaki klien lurus, klien kemudian secara bergantian
meninggikan tiap kaki dari permukaan tempat tidur dan biarkan turun
dengan perlahan
f. Instruksikan klien untuk melakukan latihan kaki tiap 2 jam saat terbangun
g. Untuk semua latihan post operasi, observasi kemampuan klien untuk
melakukan semua latihan secara mandiri
PROSEDUR TINDAKAN PASKA OPERASI
Perawatan paska operasi yang paling sering dilakukan adalah perawatan
luka steril. Misalnya luka secsio caesaria, apendektomi dan atau luka operasi lainya.
A.Persiapan
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat dalam baki / trolley
Alat steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup :
1. Pinset anatomis
2. Handscoon steril