• Tidak ada hasil yang ditemukan

KDK II | D3 Kebidanan Poltekkes Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KDK II | D3 Kebidanan Poltekkes Gorontalo"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM

DISUSUN OLEH

TIM

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2013

KETERAMPILAN DASAR

(2)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II2 DAFTAR ISI

Daftar Isi ... 2

Pendahuluan ... 3

Daftar Istilah... 6

MODUL I : PEMBERIAN OBAT ... 7

MODUL 2 : PEMASANGAN INFUS ... 30

MODUL 3 : PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ... 37

MODUL 4 : PERAWATAN PRE DAN PASCA BEDAH ... 46

MODUL 5 : PERAWATAN LUKA ... 70

MODUL 6 : RESUSITASI ... 102

(3)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II3 A. PENDAHULUAN

Saudara mahasiswa D3 kebidanan yang berbahagia. Pada masa kuliah

paktik klinik kebidanan kali ini diharapkan dapat membantu saudara dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan dan sikap dalam menerapkan

mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik II, baik saat berada dipuskesmas,

rumah sakit, rumah bersalin.

Praktek klinik kebidanan dengan menerapkan mata kuliah KDK II ini sangat

penting dilaksanakan dengan baik, guna meletakkan dasar yang kuat bagi

mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah yang lain. Menyikapi hal tersebut, saudara

sebagai seorang bidan nantinya dituntut untuk menguasai mata kuliah ini baik

pengetahuan, menguasai keterampilan dan cakap dengan sikap saat memberika n

pelayanan kepada masyarakat.

Agar saudara dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, saudara

harus melakukan praktik klinik dengan menguasai teknik keterampilan dasar

kebidanan. Melalui praktik klinik ini saudara dapat berlatih untuk mengembangka n

dan memadukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan diperlukan dalam

kehidupan profesional sehingga siap sepenuhnya dalam praktik sebagai bidan yang

kompeten dalam kewenanganya.

B. Tujuan

Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul praktik

klinik ini, saudara mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemberian

medikasi/obat-obatan.

C. Tempat Praktikum

Modul praktikum ini dapat dipergunakan sebagai panduan saudara dalam

belajar perasat baik yang dapat dilakukan di :

1. Ruang laboratorium

2. Rumah sakit

3. Puskesmas

(4)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II4 Pembimbing Praktik

1. Selama melakukan praktik klinik ini baik dilaboratorium maupun dilaha n

praktik saudara akan dibimbing oleh pembimbing klinik (clinical instrukt ur )

dan pembimbing institusi saudara.

2. Pembimbing klinik ditunjuk dan di tetapkan oleh atasan tempat saudara

melakukan praktik, dengan latar belakang pendidikan minimal DIII

kebidanan dan berpengalaman diklinik minima l 2 tahun.

3. Pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari

pimpinan institusi tersebut untuk membimbing baik diruang laboratorium

maupun dilahan praktik.

Teknis bimbingan:

1. Sebelum saudara menjalankan praktik klinik dilahan praktik, idealnya

saudara belajar dulu diruang laboratorium dibawah bimbingan sampai

betul-betul merasa yakin mampu yakni mampu untuk melaksanakan praktik

kepada pasien.

2. Pada awal praktik yang saudara lakukan adalah menemui bimbingan klinik,

dan menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan saudara

lakukan disitu berkaitan dengan perasatyang akan dipelajari.

3. Saudara mebuat kontrak belajar dengan pembimbing lahan, selanjutnya

pembimbing lahan.

4. Saat melakukan asuhan kepada pasien, upayakan seoptimal mungk in

mendapatkan kesmpatan melakukan tindakan/perasat sesuai dengan

kebutuhan belajar saudara

5. Bila belum pernah melakukan sebelumnya silahkan saudara melihat atau

membantu dulu, baru pada klien lain saudara melakukan tindakan dengan di

dampingi pembimbing klinik, bila merasa sudah bisa saudara dapat

melakaukan secara sndiri.

6. Setiap akhir melakukan tindakan praktik mintalah pembimbing saudara

untuk melakukan evaluasi.

7. Tulislah di buku pencapaian kompetensi dan di status pasien. Mintalah tanda

(5)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II5 8. Pembimbing institusi adalah memantau pencapaian kompetensi saudara,

melalui supervisi secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan

portofolio dalam bentuk laporan asuhan kebidanan melalui media elektronik

maupun di kirim melalui post surat sehingga pembimbing institusi dapat

memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang saudara buat.

Penilaian

1. Penilaian mata kuliah praktik kebidanan II meliputi penilaian tindakan yang

dilakukan berdasarkan ceklis keterampilan.

2. Penlaian tindakan dalam ceklis, meliputi unsur :

a. Kelengkapan peralatan yang di siapkan.

b. Pelaksanaan prosedur tindakan.

c. Sikap dalam melakukan peasat.

d. Pengetahuan dalam kaitan dengan tindakan tersebut.

3. Nilai minimal lulus tindakan ini adalah baik

4. Apabila saudara mendapat nilai cukup atau kurang, maka saudara di beri

kesempatan untuk mengulang.

5. Penilaian penampilan klinik ini di lakukan oleh pembimbing klinik bersama

dengan pembimbing institusi. Pembimbing institusi memberikan penilaia n

saat praktik di ruang laboratorium, sedang pembimbing klinik memberik a n

penilaian saat di lahan praktik.

6. Pada penilaian perasat ini saudara di minta melakukan tindakan pada klien

(6)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II6 DAFTAR ISTILAH

 Premedikasi : merupakan obat yang diberikan sebelum operasi dilakukan. Sebagai persiapan atau bagian dari anestesi.

 Protesis : tiruan yang terpasang pada tubuh manusia, seperi lensa kotak, gigi palsu, kaki palsu, perhiasan dan ain-lain harus dilepas sebelum

pembedahan.

 Pre operasi : masa sebelum pelaksanaan tindakan operasi dilakukan. Biasanya pasien mengalami serangkaian perlakuan supaya tindakan operasi

berjalan dengan lancar.

 Pasca operasi : periode setelah pasien menjalani tindakan operasi, saat setelah sadar dan keluar dari ruang recovery.

 NGT : naso gastric tube, merupakan tindakan pemasangan selang langsung kelambung pasien, dipergunakn untuk memasukan obat atau makanan.

 ROM : Range of motion atau rentang gerak sendi. Dimana memerluka n latihan untuk mempertahankanya secara baik.

 Informed Consent : merupakan persetujuan dulakukanya suatu tindakan setelah sebelumnya klien mendapatkan penjelasan segala seuatu tentang

tindakan yang akan dilakukan.

 Ambulasi : upayah utuk mengajari/melatih pasien dapat bergerak dari kondisi yang terbatas. Biasanya memerlukan bimbingan dari petugas secara

khusus, atau pasien dapat berlatih secara disiplin.

(7)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II7

(8)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II8 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dua ini, saudara diharapkan

mampu memberikan obat kepada pasien melalui berbagai rute pemberian.

a. Memberikan obat melalui oral.

b. Memberikan obat secara sub lingual.

c. Memberikan obat melalui bukal.

d. Memberikan obat secara topikal.

e. Memberikan obat melalui mukosa hidung.

f. Memberikan obat melalui telinga.

g. Memberikan obat melalui vagina.

h. Memberikan obat melalui ractum/anus.

i. Memberikan obat injeksi intra muskuler.

j. Memberikan obat injeksi intra vena.

k. Memberikan obat injeksi sub cutan.

l. Memberikan obat intrakutan.

1. Pemberian Obat Oral

Persiapan

Para mahasiswa yang berbahagia, perlu diketahui bahwa pemberian obat

oral ini juga berlaku sebagai panduan untuk memberikan obat secara bukal dan

sub lingual. Ada sedikit perbedaan tentang lokasi dan perlakuan terhadap obat

ditelan atau tidaknya. Adapun tindakan pemberian obat secara oral/bukal dan

sub lingual sebagai berikut :

Persiapan pasien

a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui oral

b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

Persiapan alat

1. Baki berisi obat-obatan atau kereta sorong obat-obat (tergantung sarana

yang ada)

2. Cangkir disposable untuk tempat obat

3. Martil + stemper (bila diperlukan)

(9)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II9 5. Segelas air, jus cairan yang dipilih

6. Sedotan

7. Serbet kertas rasional untuk menghancurkan tablet pada pasien yang tidak

bisa menelan

Prosedur tindakan

1. Siapkan peralatan dan cuci tangan

2. Atur nampan dan mangkok obat di dalam ruang pengobatan atau pindahkan

kerete obat keluar kamar pasien

3. Buka kunci laci atau kereta obat

4. Siapkan obat-obatan untuk seorang pasien pada suatu waktu tertentu.

Sampai etiket obat bersama untuk setiap pasien

5. Pilih obat yang tepat dari persediaan/laci unit dosis. Bandingkan label obat

dengan format nama kartu dan huruf cetak nama obat.

6. Hitunglah dosis obat yang benar, lakukan dengan teliti. Periksa kembali

perhitungan

7. Untuk menyiapkan tablet/kapsul dari botol tuang jumlah yang dibutuhka n

kedalam tutup botoal lalu pindahkan ke mangko obat. Jangan sentuh dengan

jari, tablet/kapsul yang lebih kembalikan ke dalam mangkok obat.

8. Untuk menyiapak tablet/kapsul unit dosis di tempatkan kapsul/tab let

langsung ke dalam mngkok obat.

9. Tempatkan semua tablet/kapsul yang akan diberikan pada waktu yang sama

di dalam sebuah cangkir, kecuali tablet/kapsul yang memerlukan pengkajian

sebelum diberikan (mis : frekuensi nadi/tekanan darah)

10. Tablet berbentuk biji dapat dibelah dengan tangan yang dibungkus sarung

tangan atau menggunakan alat pemotong

11. Jika pasien sulit menelan, gerus tablet dalam alat penghancur pl.

12. Siapkan cairan : kocok merata sebelum diberikan

13. Bandingkan format, kartu format dan huruf cetak nama obat dengan wadah

serta obat yang tersedia.

14. Kembalikn kotak persediaan/obat unit-dosis yang tidak digunakan kedalam

(10)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II10 15. Jangan tinggalkan obat tanpa pengawasan

16. Berikan obat pasien pada waktu yang benar

17. Identifikasi pasien dengan membandingkan nama pada kartu, format obat

dengan nama pada gelang identifikasi pasien

18. Jelaskan tujuan setiap pengobatannya dan kerja obat pada pasien. Berikan

kesempatan pasien bertanya tentang obat.

19. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring miring.

20. Berikan obat dengan benar :

a. Tanyakan apakah pasien ingin memegang obat ditangannya sebelum

memasukkan kedalam mulut

b. Tawarkan segelas air penuh atau jus untuk menerima obat

c. Untuk obat yang diberikan secara sublingual minta pasien utntuk

meletakkan obat di bawah lidah dan biarkan obat larut seluruhnya.

d. Campur obat puyer dengan cairan di sisi tempat tidur dan berikan kepada

pasien untuk di minum.

e. Peringatkan pasien unntuk tidak mengunnyah atau menelan tablet

21. Apabila pasien tidak mampu menelan obat, tempatkan cangkir berisi obat

pada bibir dan dengan perlahan memasukkan setiap obat ke dlam muluut

satu- persatu jangan tergesa-gesa

22. Jika obat jatuh ke lantai, buang dan siapkan lagi

23. Temani pasien sampai semua obat di telan dan minta pasien membuka

mulutnya

24. Untuk obat yang sangat asam mis: aspirin tawarkan makanan kecil tanpa

lemak

25. Bantu pasien ke posisi yang nyaman

26. Buang alat-alat yanng kotor dan cuci tangan

27. Kemalikan kartu obat dan arsip yang tepat untuk pemberian obat berikutnya

28. Catat waktu aktual setip obat diberikan pada catatan obat atau komputer

tulis inisial dan tanda tangan

29. Kembali dalam 30 menit untuk mengevaluasi respon terhahadap

(11)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II11 Evaluasi Dan Tugas Terstruktur

1. Setelah anda pelajari tentang meberikan obat per oral cobalah memberika n

obat kepada pasien dengan panduan ceklis/rubric sebagai pedoman.

2. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa

tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat

dan benar, bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari

awal.

3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi ketrampila n

bobotnya 5 pengetahuan bootnya 3 dan sikap bobotnya 2.

Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :

Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar

Nilai 3: jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif

Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak tepat

(12)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II12 PEMBERIAN OBAT ORAL

NO KOMPONEN Nilai

1 2 3 4 Keterampilan (5)

1. Persiapan pasien

a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui oral

b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Persiapan Alat

2. Baki berisi obat-obatan

3. Cangkir disposable untuk tempat obat 4. Martil + stemper (bila diperlukan)

9. Siapkan peralatan dan cuci tangan 10.Memperhatikan etiket dan nama obat*

11.Mencocokan nama pasien dengan kartu obat* 12.Menghitung dosis obat*

13.Menuangkan obat kedalam gelas obat 14.Menghaluskan obat dalam bentuk tablet dosis obat, jam pemberian, cara pemberian* 18.Memasang serbet di bawah dagu pasien,

19.Meyuapkan obat sedikit demi sedikit sampai habis pada pemberian obat secara oral

20.Meletakkan obat dibawah lidah pada pemberian obat sub lingual

21.Meletakkan obat antara gigi dan mukosa pipa bagian dalam pada pemberian obat secara bukal. 22.Mengawasi apakah obat ditelan/dimuntakan 23.Memberi minum air putih/sirup/teh manis untuk

menghilangkan rasa pahit karenaa obat

24.Menganjurkan pasien agar tidak menelan/menguntah pada pemberian obat sub lingual/ bukal

(13)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II13 28.Mencuci tangan

29.Mencatat dalam status : jenis obat, dosis obat, jam pemberian obat*

Sikap (2)

1. Tanggap terhadap respon 2. Teliti

3. Sabar

4. Bertanggung jawab Pengetahuan (3)

1. Dapat menjelaskan rasional tindakan 2. Dapat menjawab setiap pertanyaan

Keterangan :

Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan Critical Point yaitu

hal-hal prinsip yang harus dilakukan

Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot

Skor maksimal

Nilai Akhir = ∑ N Ketrampilan + ∑ N Pengetahuan

2. Pemberian Obat Secara Topical

Pemberian obat secara topical merupakan pemberian obat yang

dilakukan dengan cara digosokkan, ditepukkan,disemprotkan dan dioleskan

pada kulit.

Peralatan

1. Obat topical yang diresepkan (krim, lotion,aerosol,spray,sebuk, koyo )

2. Bak instrument yang berisi spatel bila obat salep krim didalam botol obat,

perban steril, pinset anatomi, kapas lidi, sarung tangan steril.

3. Baskom yang berisi air hangat, lap, handuk dan sabun yang tidak

mengeringkan

4. Kain perban, plester, gunting

5. Bengkok

6. Perlak dan alasnya

7. Waskom berisi larutan clorin 0,5%

Prosedur Pelaksanaan :

(14)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II14 2. Perhatikan kondisi kulit pasien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit

buang semua debris dan kulit yang mongering ( gunakan sabun yang tidak

mengeringkan ).

3. Keringkan kulit/pajankan ke udara yang kering

4. Jika kulit sangat kering dan mengelupas, oleskan obat topical sewaktu kulit

masih lembab.

5. Letakan obat pada sarung tangan jika diindikasikan. Sarungtangan sekali

pakai digunakan ketika mengoleskan obat pada lesi kulit.

6. Oleskan obat topical pada permukaan kulit, jangan menggosok atau

melakukan masase salep pada kulit.

7. Tutup sale dengan kasa steril dan plester secara aman.

8. Jika obat bentukknya spray aerosol :

a. Kocok botol dengan cepat

b. Baca label sesuai dengan jarak yang dianjurkan untuk pemakaian yang

efektif ±20-25 cm.

c. Jika leher atau dada atas terkena sspray beritahu pasien untuk

memalingkan wajah menjauhi spray. Pegang handuk didepan wajah

pasien saat menyemprotkan obat.

d. Semprotkan obat secara merata disekitar daerah yang terkena (pada

beberapa kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik ).

9. Jika bentuk obat lotion mengandung suspense :

a. Kocok botol secara cepat

b. Oleskan sedikit lotion pada kasa steril lalu usapkan secara merata

mengikuti arah pertumbuhan rambut kulit.

c. Jelaskan pada pasien bahwa area yang diolesi lotion terasa dingin dan

(15)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II15 10.Jika bentuk obat serbuk :

a. Pastikan bahwa permukaan kulit seluruhnya kering

b. Taburi are kulit secara lembut hingga area kulit tertutup dengan lapisan

serbuk yang lembut dan tipis

11.Tutup area kulit dengan membalutnya dengan kasa/verban jika atas

delegasi dokter.

12.Dokumentasikan tindakan.

Evaluasi dan Penugasan terstruktur

1. Setelah anda pelajari kegiatan belajar 2 tentang memberikan obat topikal,

cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan caklist/rubr ik

sebagai pedoman.

2. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) atinya bahwa

tindakan tersebut sangat kritikal sehigga harus dikerjakan dengan tepat dan

benar, bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari

awal.

3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n

bobotnya 5, pengetahuan bootnya 3 dan sikap bobotnya 2.

Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :

Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar

Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif

Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak repat

(16)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II16 PEMBERIAN OBAT SECARA TOPICAL

NO KOMPONEN Nilai

b. menjelaskan prosedur yang akan dilakukan persiapan alat

2. Obat topikal yang dibutuhkan sabun yang tidak mengeringkan

5. Kain perban, plester, gunting 6. Bengkok

7. Perlak dan alasnya

8. Waskom berisi larutan chlorin 0,5% Prosedur tindakan

1. mengatur posisi pasien

2. memasang pengalas dibawah daerah yang akan di obati

3. mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk 4. memakai sarung tangan

5. membersihkan bagian badan tersebut dengan sabun dengan air hangat kemudian keringkan dengan kasa steril*

6. mengambil obat dengan spatel/kapas lidi* 7. mengoleskan obat pada kulit secara merata 8. menutup dengan kasa steril dan diplester* 9. merapikan pasien dan mengatur dalam posisi

yang nyaman

10.membereskan peralatan

11.melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan chlorin 0,5% selama 10 menit

12.mencuci tangan

(17)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II17 Pengetahuan (3)

1. dapat menjelaskan rasional tindakan 2. dapat menjawab setiap pertanyaan

Keterangan :

Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik krisis yaitu hal- hal

prinsip yang harus dilakukan

Cara menilai : skor perolehan tiap domain x 100 x bobot

Skor maksimal

Nilai akhir = ∑ N Keterampilan + ∑ N Sikap + ∑ N Pengetahuan

10

3. Pemberian Obat Mata

Pemberian obat mata merupakan bagian dari persiapan obat melalui

mukosa. Selain melalui mata pemberian obat mukosa dapat juga berupa

pemberian obat tetes pada mulut, hidung dan tenggorokan. Pelaksanaan

pemberian obat melalui mata adalah seperti dibawah ini.

Persiapan alat :

1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalm tube

2. Kapas steril atau tisu

3. Kapas basah

4. Baskom cuci dengan air hangat

5. Kasa steril dan plester

6. Sarung tangan sekali pakai

7. Bengkok

8. Waskom berisi larutan chlorin 5%

Porsedur pelaksanaan

1. Tinjau nama obat, dosis, waktu pemberian dan rute

2. Minta pasien untuk bebaring terlentang dengan leher agak

hiperekstensi/menengadah

3. Kaji kondisi bagian luar mata dan tetapkan apakah pasien mengala mi

gangguan penglihatan. Bila da krusta/ kotoran mata ada di sepanjang

(18)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II18 adanya kerak yang mengering dan sulit dilepaskan dengan memakai lap

basah atau bola kapas mata yang basah untuk beberapa menit. Selalu

membersihkan dari bagian dalam kearah luar.

4. Pegang kapas/tisu yang bersih pada tangan nondominan pada tulang pipi

pasien dibagian bawah kelopak mata.

5. Dengan tisu atau kapas dibawah kelopak mata dibawah, tekan perlahan

bagianbawah dengan ibu jari atau jari telunjuk diatas tulang orbita.

6. Minta pasien untuk meliht kelangit- langit

7. Memberikan tetesan mata :

a. Dengan tangan dominn diletakkan pada dahi pasien, pegang ujung

penetes mata + 1-2 cm diatas kantung konjungtiva

b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam kantung konjungt iva

c. Bila pasien berkedip, atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke

kelopak mata luar, ulangi prosedur.

d. Bila memberikan obat yang menyebabkan efek sistemik, lindungi jari

saudara, dengan sarung tangan atau tisu yang bersih dan beri tekanan

lembut pada duktus nasolakrimalis pasien selama 30-60 detik

e. Setelah memberikan tetesan, minta pasien untuk menutup mata dengan

perlahan.

8. Memasukan salep mata :

a. Pegang aplikator salep diatas garis kelopak, berikan liran tipis sepanjang

tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva

b. Minta pasien untuk melihat kelangit- langit

c. Minta pasien menutup mata dan menggosok perlahan dengan gerakan

memutar dengan bola kapas

9. Bila kelebihan obat pada kelopak mata, usap dari bagian dalam keluar

kantus dengan perlahan

10.Bila pasien mempunyai penutip mata berikan yang bersih dengan

menempatkan pada mata yang sakit sehingga seluruh mata tertutup. Plester

(19)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II19 11.Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan mata

kiri/kanan atau keduanya yang mendapat obat.

Perlu saudara ketahui untuk pemberian obat tetes pada bayi/anak caranya

adalah :

1. Miringkan sedikit kepala bayi, hingaa mata yang terinfeksi berada

dibawah.dengan cara ini tetes obat tidak mengalir ke mata yang tidak sakit.

2. Perlahan-lahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah

mengalir. Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang mata bayi/anak tidak

terlalu kaget, rendam obat tetes tersebut dengan posisi tegak dalam tabung

air uam-suam kuku selama beberapa menit sebelum diteteskan.

Evaluasi dan penugasan terstruktur

1. Setelah Anda pelajari kegiatan Belajar 2 tentang memberikan obat matra,

cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan ceklist/ rubrik

sebagi pedoman.

2. Perlu Anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa

tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat dan

benar, bila salah/kurang tepat Anda tidak lulus dan harus mengulang dari

awal.

3. Setiap prasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n

bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 san sikap bobotnya 2.

Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :

Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar

Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif

Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat

(20)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II20 PEMBERIAN OBAT MATA

NO KOMPONEN Nilai

1 2 3 4 Keterampilan (5)

1. Persiapan Pasien

a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui mata.

b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. Persiapan Alat 6. Kasa steril dan plester

7. Sarung tangan sekali pakai 8. Bengkok

9. Waskom berisi larutan chlorin 5% Prosedur tindakan

10.Mengatur posisi pasien (tengadah,memirin gka n kepala kearah mata yang sakit)

11.Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk.

12.Memakai sarung tangan

13.Mengakaji mata pasien (mengamati ganggua n pada mata)

14.Membersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang dibasahi dengan cairan steril dari arah kantus dalam menuju kantus luar sampai bersih

15.Menganjurkan pasien untuk melihat kelagit-langit. teteskan obat 1-2 tetes pada konjungtiva bawah 19.Bila obat berupa salep oleskan sepanjang tepi

dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva 20.Menganjurkan pasien untuk menutup mata secara

mata secara perlahan

21.Membersihkan mata dengan kasa steril dan diplester

(21)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II21 23.Membereskan peralatan*

24.Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman

25.Melepas sarung tangan dan merendalm dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit

26.Mencuci tangan

27.Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Keterangan :

Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal

prinsip yang harus dilakukan

Cara menilai : Skor perolehan tiap dominan x 100 x bobot

Skor maksimal

Niali Akhir = ∑N keterampilan +∑ N Sikap + ∑N Pengetahuan

10

4. Pemberian Obat Pada Hidung

Pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan tetes hidung,

yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau

nasofaring.

Persiapan alat :

1. Obat tetes hitung

2. Kapas kering dan basah steril/tisu

3. Pinset hidung

4. Sarung tangan steril

5. Bengkok

6. Persiapan alat

7. Waskom yang berisi larutan chlorin

Prosedur tindakan :

1. Periksa program obat dari dokter meliputi : nama pasien, nama obat,

konsentrasi larutan, jumlah tetesan dan waktu pemberian obat.

2. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan hidung mana yang perlu

diobati.

(22)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II22 4. Periksa identifikasi pasien dengan menanyakan nama pasien.

5. Kenakan sarung tangan, inspeksi hidung dan sinus palpasi adanya nyeri

tekan sinus.

6. Jelaskan mengenai prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang

akan timbul seperti rasa terbakar/tersengat pada mukosa/sensasi tersedak

ketika obat menetas ke tenggorokan.

7. Meletakan baki yang berisi alat-alat dan obat disisi tempat tidur.

8. Instruksikan pasien untuk menghembuskan udara kecuali

dikontraindikasikan (mis: resikp peningkatan tekanan intra kranial atau

hidung berdarah).

9. Bantu pasien mengambil posisi terlentang.

10.Atur posisi kepala yang tepat.

a. Faring posterior (belakang) > tekuk kepala pasien ke belakang.

b. Sinus ethmoidal atau sphenoid > tekuk kepala kebelakang diatas

pinggiran tempat tidur atau tempatkan bental dibawah bahu dan tekuk

kepala kebelakang.

c. Sinus frontal dan maksilaris > tekuk kepala kebelakang diatas pinggira n

tidur atau kepala ditenggorokan ke sisi yang akan diobati. Sangga kepala

pasien dengan tangan yang tidak dominan.

11.Instruksikan pasien untuk bernafas melalui mulut.

12.Pegang obat tetes 1cm diatas nares dan masukan jumlah tetesan yang

diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoidal.

13.Minta pasien berbaring terlentang selama 5 menit.

14.Tawarkan tisu wajah untuk menegeringkan hidung yang berair

(ingusan)tetapi peringatkan pasien untuk menghembuskan nafas dari

hidung selama beberapa menit.

Cara memberikan obat tetes hidung pada bayi

15.tengadahkan sedikit kepala bayi

16.dengan perlahan teteskanlah obat ke lubang hidung satu demi Satu

17.jangan lupa hitung jumlah tetesan yang masuk ke dalam hidung, biasanya

(23)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II23 18.Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung bayi/anak tidak terlalu

kaget, rendam obat tetes tersebut dengan posisi tegak dalam tabung air

suam-suam kuku selama beberapa menit sebelum di teteskan.

5. Pemberian Obat Tetes Telinga

Merupakan bagian dari prosedur pemberian obat melalui mukosa.

Persiapan alat

Alat dan bahan :

1. obat dalam tempatnya

2. penetes

3. spekulum telinga

4. pinset anatomi dalam tempatnya

5. korentang dalam tempatnya

6. plester, sarung tangan

7. kain kasa, lidi kapas dan kapas

8. kertas tisu

9. balutan

Prosedur tindakan

1. tinjau kembali program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat,

konsentrasi obat, waktu pemberian obat.

2. Cuci tangan.

(24)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II24 4. Kaji kondisi struktur telinga luar dan salurannya.

5. Jelaskan prosedur kepada pasien.

6. Atur alat-alat di tempat tidur.

7. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain

lembab dengan hati-hati, kemudian dikeringkan.

8. Minta klien mengambil posisi miring dengan telinga yang akan diobati

berada diatas.

9. Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga kebawah dan

kebelakang (pada anak-anak) atau ke atas dan keluar (pada dewasa).

10.Masukkan tetesan obat yang diresepkan, pegang alat tetes 1 cm diatas

saluran telinga.

11.Minta klien mengambil posisi miring 2 sampai 3 menit tekan secara lembut

kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk menyumbat

lubang telinga.

12.Lepaskan kapas dalam 15 menit.

13.Buang suplai dan sarung tangan yang kotor dan cuci tangan.

14.Evaluasi kondisi telinga luar diantara pemasukan obat.

15.Dokumentasikan tindakan : konsentrasi obat, jumlah tetesan, waktu

pemberian, telinga mana yang dimasukan obat dan kondisi saluran telinga.

Cara pemberian obat tetes telinga pada bayi agak sedikit berbeda. Sebagai

berikut :

16.Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada

di atas.

17.Teteskan obat dalam lubang telinga yang sakit.

18.Buat bayi tetap diam, agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian

dalam.

19.Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang telinga bayi/anak tidak terlalu

kaget rendam obat tersebut dengan posisi tegak pada tabung air hangat

(25)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II25 6. Pemberian Obat Melalui Rektum

Obat yang diberikan melalu rectum dapat berupa enema atau supositoria.

Peralatan :

1. Baki berisi obat supositorial rectal

2. Jelly pelumas, pengalas

3. Sarung tangan disposable

4. Tissue, kain kasa

5. Duk, bengkok

6. Catatan pemberian obat

7. Waskom berisi larutan chlorine 0,5 %

Prosedur kerja :

1. Tinjau ulang nama obat, dosis dan rute pemberian

2. Cuci tangan

3. Minta klien untuk melakukan posisi miring atau sims dengan kaki atas fleksi

kedepan.

4. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal terpanjang.

5. Periksa kondisi anus eksterrnal dal palpasi dinding rectal. Lepaskan sarung

tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah

yang tepat.

6. Kenakan sepasang sarung tangan baru.

7. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar ujung

dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk tangan dominan

anda.

8. Minta klien untuk menarik napas perlahan melalui mulut dan untuk

merilekskan sfingter anal.

9. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan anda. Dengan jari

telunjuk yang tersarungi, masukkan supositoria dengan melalu anus,

melalui sfingter anal internal dan mengenai dinding rectal : masukkan

seluruh jari pada orang dewasa ±7-8cm dan ±5cm anak-anak dan bayi.

(26)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II26 11.Intruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5

menit.

12.Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, tempatkan lampu

pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuaan untuk

mengambil pispot atau kekamar mandi.

13.Buang sarung tangan dengan mebalik bagian dalam keluar dan buang dalam

wadah yang tepat.

Evaluasi dan Penugasan Terstruktur

1. Setelah anda pelajari kegiatan Belajar 2 tentang memberikan obat rectal,

cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan ceklist/rub r ic

sebagai pedoman.

2. Bahwa anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa

tindakan tersebut saqngat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat

dengan benar. Bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus

mengulang dari awal.

3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n

bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 dan sikap bobotnya 2.

Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :

Nilai 4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar

Nilai 3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif

Nilai 2 : Jika langkah klinik dilakukan tidak tepat

(27)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II27 PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTUM

NO KOMPONEN Nilai

1 2 3 4 Keterampilan

1. Persiapan Pasien

a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui anus

b. Menjelaskan prosedur 2. Persiapan alat

3. Baki berisi obat supositorial rectal 4. Jelly pelumas. Pengalas

5. Sarung tangan disposable 6. Tissue, kain kasa

15.Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rectal.

16.Kenakan sepasang sarung tangan baru.

17.Lepaskan supositorial dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar ujung dengan jelly.

18.Beri pelumas sarung tangan pada jari telunj uk tangan dominan anda

19.Minta klien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut dan untuk merilekskan sfingter anal.

20.Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan masukkan supositorial dengan perlahan melalui anus pada dewasa ± 7-8 cm dan ± 5cm anak-anak dan bayi..

21.Tarik jari anda dan bersihkan area

22.Menjepit kedua bokong pasien untuk sementara dengan ibu jari dan jari telujuk salah satu tangan. 23.Intruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang

atau miring selama 5 menit.

24.Membersihkan daerah anus dengan tisu

25.Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman

26.Membereskan peralatan

(28)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II28 Keterangan :

Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal

prinsip yang harus dilakukan

Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot

Skor maksimal

Nilai akhir : ∑ 𝑁 Keterampilan + ∑ 𝑁 Sikap + ∑ 𝑁 Pengetahuan

10

7. Pemberian Obat Melalui Vagina

Pemberian obat melalui vagina sangat mengutamakan hubungan saling

percaya dan menjaga privacy pasien.

Alat dan bahan untuk memberikan obat vervaginam

1. Supositoria vagina, jeli, krim, busa, tablet atau larutan irigasi

2. Aplikator plastik

3. Handuk kertas

4. Pispot dan bengkok

5. Dug

6. Wadah douche

7. Pelumas larut air

8. Sarung tangan sekali pakai

9. Tisu

10.Pembalut

11.Waskom berisi larutanclhorin 0,5%

Prosedur kerja

1. Tinjauan ulang nama obat, dosis dan rute pemberian 28.Mencuci tangan

29.Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan. Sikap (2)

1. Tanggp terhadap respon 2. Teliti

3. Sabar

4. Bertanggung jawab Pengetahuan (3)

(29)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II29 2. Cuci tangan

3. Minta klien berbaring dalam posisi dorsal rekumben

4. Pertahankan abdomen dan ekstremitas bawah tertutup

5. Gunakan sarung tangan sekali pakai

6. Lepaskan supositoria dari pembungkusnya dan berikan sejumlah pelumas

larut air untuk melunakan atau pada sekitar ujungnya. Beri jari bersarung

tangan pelumas pada telunjuk tangan dominan

7. Dengan tangan nondominanbersarung tangan regangkan lipatan labia

8. Masukkan supositoria sepanjang didnding kanal vagina posterior sesuai

panjang jari telunjuk (7,5 sampai 10cm)

9. Tarik jari dan bersihkan pelumas sisa pada sekitarorifisium dan labia.jika

memakai krim vagina

10.Isi aplikator krim, ikuti petunjuk dalam wadahnya. Rasional: dosis

diresepkan oleh volume dalam aplikator .

11.Dengan tangan dominan yang memakai sarung tangan, perlahan regangkan

lipatan labia.

12.Dengan tangan dominan anda yang bersarung tangan, masukan aplikator

kurang lebih 5-7,5 cm. Dorong penarik aplikator untuk menyimpan obat.

13.Tarik aplikator dan tempatkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa krim pada

labia atau orifisium vagina.

14.Instruksikan klien untuk tetap pada posisi terlentang selama sedikitnya 10

menit.

(30)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II30

(31)

Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KDK II31 Setelah mengikuti pembelajaran praktik iini, saudara diharapkan mampu

melakukan tindakan perasat pemasangan infuse secara benar.

a. Mempersiapkan alat, ruangan dan pasien untuk pemasangan infuse.

b. Melakukan tindakan pemasangan infuse sesuai prosedur yang ada

c. Melakukan prasat pemasangan infuse dengan

d. Menghitung tetesan infuse sesuai dengan indikasi dan dosis

e. Melakukan respone atas tindakan pemasangan infuse yang sudah dilakukan

f. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

Bahan dan Alat

Untuk melakukan tindakan pemasangan infuse, saudara harus menyiapkan alat dan

bahan yang dibutuhkan. Peralatan dan perlengkapan yang harus saudara siapkan

meliputi :

1. Baki yang telah dialasi

2. Perlak dan pengalasnya

3. Handuk kecil

4. Bengkok

5. Tiang infuse

6. Sarung tangan

7. Tourniquet

8. Cairan infuse

9. Waskom berisi larutan klorin 0.5 %

10.Infuse set

11.Abbocatch

12.Plester/hepafik

13.Kassa steril

14.Guntung plester

15.Jam tangan

16.Kapas alcohol

17.Buku

(32)

Persiapan diri dan pasien

1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan 7 langkah

terlebih dahulu

2. Tutup ruangan dan jaga privasi pasien

3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga

1. Buka kemasan steril dengan menggunakan tekhnik akseptik

2. Periksa larutan dengan menggunakan “lima tepat” yaitu tepat obat, tepat waktu,

tepat dosis, tepat dna tanggal kadaluarsa, observasi bocoran botol infuse.

3. Buka set infuse dengan memperhatikan sterilisasi dari kedua ujung

4. Tempatkan klem rol ± 2-5 cm dibawah ruang drip dan gerakan klem rol pada

posisi “off”

5. Tusukkan set infuse kedalam botol cairan bersihkan lebih dulu tempat tusukan

dengan antiseptic. Jangan menyentuh jarum penusuk botol infuse karena bagian

ajrum ini steril

6. Alirkan larutan intra vena tekan ruang drip dan lepaskan klem rol untuk

memungkinkan cairan pengisian 1/3 sampai ½ penuh

7. Lepaskan penutup pelindung jarum dan lepaskan klem rol untuk

memungkinkan cairan mengalir dari ruang drip melalui selang adapter jarun.

Kembalikan klem rol ke posisi off setelah slang terisi

8. Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara untuk menghila nka n

(33)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II33 udara tepat tempat gelembung udara. Periksa seluruh slang untuk menjamin

bahwa semua gelembung udara hilang.

9. Atur posisi pasien senyaman mungkin lalu pasang perlak dan penglasnya

dibawah daerah yang akan diinfus

10.Kenakan sarung tangan sekali pakai

11.Cari dan pilih vena yang besar dan tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari

12.Palpasi dengan menekan dan mersakan rasa halus, menonjol dan tidak teraba

ketika tekanan dilepaskan, selalu gunakan jari yang sama untuk mempalpasi

13.Pilih vena yang dilatasi baik. Metode untuk memilih distensi vena meliputi :

a. Mengurut ekstermitas dan distal ke proksimal dibawah tempat vena yang

dituju

b. Meminta klien menggenggam dan membuka genggaman secara bergantian

c. Ketuk ringan diatas vena

d. Berikan ompres hangat pada ekstermitas selama beberapa menit

14.Tempatkan tourniquet 10-12 cm diatas tempat penusukan yang dipilih dan

periksa adanya nadi distal

15.Desinfeksi daerah pemasangan dengan povidon iodine atau alcohol 70% secara

melingkar dengan diameter 5 cm dari entri/titik tuju hindari menyentuh tempat

yang bersih, biarkan tempat tersebut mongering selama 2 menit (povidon) atau

60 detik (alcohol)

16.Tusukan jarum abboceth dengan lubang jarum menghadap keatas pada sudut

20-30 derajat agak distal terhadap tempat penusukan vena sebenarnya dalam

arah vena

17.Lihat aliran darah melalui ruang abbocath yang menandakan jarum telah masuk

vena. Turunkan jarum sampai hamper rata dengna kulit, masukkan lagi

abbocath 0,5 cm kedalam vena kemudian tarik pelan-pelan jarum abbocath

hingga plastic abbocath masuk semua kedalam vena.

18. stabilkan jarum dengan satu tangan dan lepaskan torniket dengan tangan yang

lain.

(34)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II34 20. Tempatkan bagian sempit plester dibawah abbocath dengan sisi yang lengket

menghadap ke atas dan silangkan plester hanya diatas abbocath bukan pada

tempat penusukkan.

21. Letakkan kasa yang telah dibelah menjadi dua bagian dan tempatkan dibawah

selang. Letakkan kasa diatas aboccath lalu gulung lengkung selang sepanjang

lengan dan tempatkan potongan plester langsung diatas selang.

22. Periksa dan atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan.

23. Buang jarum yang telah digunakan dalam wadah tajam yang tepat. Lepaskan

sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

24. Dokumntasasi tindakan:

a. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infuse, ukuran abbocath.

b. Pemasangan infuse harus diganti setiap 48-72 jam atau sesuai program dokter

atau lebih sering terjadi koplikasi.

Setelah anda pelajari kegiatan belajar 1 cobalah memasang infuse pada

phantom terlebih dahulub dengan panduan ceklist/rubric sebagai pedoman

langkah-langkah pemasangan infuse. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda

panah (>>) artinya bahwa tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus

dikerjakan dengan tepat dan benar, bila salah/kurang tepat Anda tidak lulus dan

harus mengulang dari awal. Setiap prasat dan tindakan terdapat tiga item penilaia n

meliputi keterampilan bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 dan sikap bobotnya 2.

Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :

Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar

Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif

Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak tepat

(35)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II35 PEMASANGAN INFUS

2. Abbocath, kapas alcohol

3. Karet pembendung ( tourniquet ) dan kasa 7. Korentang dan bengkoko

8. Plester dan perban berikut gunting verban 9. Bidai yang sudah dibalut hapus hamakan dengan kapas alkohol. 5. Infuset dibuka dan atur klem rol 2-5 cm

dibawah ruang drip.

6. Tusukan set infuse ke botol kemudian, megalirkan cairan pada ruang ruang drip 1/3-1/2.

9. Daerah yang akan disuntik di hapushamaka n dengan kapas alchol 70%.

10.Jarum abbcath disiapkan dengan cara membuka pembungkusnya.

(36)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II36 bila berhasil darah akan dikeluarkan 14.Sambungkan segera abbocat dengan selang

infuse.

15.Tempatkan plester di bawah sambungan antara abbocath dan selang infuse kemudian silangkan diatasnya.

16.Letakan kasa yang telah dibelah menjadi dua bagian dan tempatkan dibawah selang infuse lalu tutup dengan kasa steril diatas tempat tempat penusukkan dan rekatkan dengan plester.

21.Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan. Sikap ( 2)

1. Teliti bar 2. Hati-hati 3. Sabar

4. Peka terhadap reaksi pasien Pengetahua ( 3 )

1. Dapat menjelaskan rasional tindakan 2. Dapat menjawab setiap pertanyaan

Keterangan :

Nilai Akhir : ∑N keterampilan + ∑N sikap + ∑N pengetahuan

NA = 300 + 172 + 265 ,5

(37)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II37

(38)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II38 Banyak tindakan pemeriksaan diagnostic yang dibutuhkan oleh pasien

kebidanan. Yang akan kita praktekkan pada modul ini antara lain pemeriksaan

kadar HB. Pengambilan darah vena dan pemeriksaan urin reduksi.

Di sesi akhir modul ini ada panduan lengkap pemeriksaan diagnostic yang dapat

saudara pelajari sendiri dan kelompok lalu kerjakanlah.

A. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

a. Bahan pemeriksaan :

1. Darah kapiler

2. Darah vena

3. Darah tepi

b. Persiapan pasien :

Member tahu tujuan pemeriksaan untuk mendapatkan kerja sama dari pada

klien.

c. Persiapan alat

1. Haemometer set terdiri dari :

2. Tabung pengukur

3. 2 tabung standar warna

4. Pipet Hb dengan pipa karetnya

5. Pipet HCl

6. Batang pengaduk

7. Botol tempat HCl dan aquadest

8. Sikat pembersih

9. Perlak kecil dan pengalas

10. Kapas alcohol 70%

11.Jarum/Lancet

12.Hanscoon steril

13.Kapas kering

(39)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II39 Prosedur kerja

1. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai

pada angka 2

2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien

4. Mencuci tangan

5. Memasang perlak dan pengalas di bawah tangan pasien yang akan diambil

darahnya

6. Menyiapkan bengkok

7. Memakai handscoon steril

8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan

cara memijat

9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan di ambil darahnya dengan alcohol

10.Menusukkan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar

11.Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering

12.Dengan pipet Hb mengisap darah sampai angka 20 cm. jangan sampai ada

gelembung udara yang sampai ikut terhisap

13.Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering

14.Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi

HCl0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hidarkan darah mengenai dinding

tabung

15.Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas

dengan jalan meniup dan menyedotnya

16.Tunggu sampai 1 menit

17.Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna

dari larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna larutan

standar

18.Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan

kadar Hb dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr%

19.Mengambil perlak dan pengalas. Merapikan alat-alat

(40)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II40 20.Melepaskan handscoon

21.mencuci tangan

22.Evaluasi dan dokumentasi

B. Pengambilan darah vena

Persiapan pasien, pasien di dudukan dalam keadaan tenang.

Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu :

a. Spuit injeksi 3 ml/ 5 ml

b. Botol penampung darah

c. Karet pembendung (tourniquet)

d. Kapas

e. Alcohol 70%

f. Plester

Mempersiapkan antikoagulansia, yaitu :

a. Na-EDTA 10%

b. Na-citras 3,8% (dimasukkan ke dalam botl penempung darah)

Prosedur tindakan

1. Mencari lokasi tusukkan yaitu vena yang bagus

2. Meletakkan tanagan pasien lurus serta ekstensikan dengan diganjal

handuk/lain

3. Mengatur telapak tanagan menghadap ke atas sambil mengepal

4. Melakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang

dibasahi alcohol 70%

5. Melakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari

tempat penusukan

6. Meletakan simpul tourniguet kearah atas pembendungan tidak boleh terlalu

lama (maksimal 2 menit, terbaik 1 menit)

7. Mengambil spuit dengan ukuran sesuai jumlahdarah yang akan diambil, cek

jarum dan karetnya

8. Memegang spuit denagn tanagn akan, lalu mengencangkan posisi jarum

(41)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II41 9. Melakukan fiksasi pembuluh darah yang kan ditusuk dengan ibu jaritanga n

kiri

10.Menusukkan jarum dengan sissi menghadap ke atas membentuk sudut

150-300

11.Melakukan fiksasi spuit dengan tanagan kiri dengan memebentuk sudut

12.Menarik penghisap spuit pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang

diinginkan

13.Meminta pasien untuk membuka kepalan tangan

14.Melepaskan bendungan

15.Meletakkan kapas alcohol 70% di atas jarum

16.Mencabut jarum dengan menekan kapas beberapa menit

17.Menganjurkan pasien menekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita

selama 5 menit

18.Lepaskan jarum alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya

19.Menuangkan darah kedalam botol penempung yang volumenya sesuai

dengan jenis pemeriksaan yang diminta

20.Jika menggunkan antikogulan kocok botol bebrapa menit agar antikoagula n

tercampur dengan darah dan tidak terjadi bekuan

21.Membereskan alat

22.Mencuci tanagn

23.Evaluasi dan dokumentasi

C. Tes Glukosa Urine

 Metode sederhana yang sering digunakan tes glukosa urine dengan menggunakan metode fehling

 Prinsip pemeriksaan:

1. Dalam suasana alkaji, glukosa mereduksi kupri menjadi

kuprokemudian membentuk Cu2O yang menegndap dan berwarna

merah.

2. Intensitas warna merah dari ini secara kasar menunjukan kadar

(42)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II42 Alat dan bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Api Bunsen

3. Pipet volume

4. Ball filler

Bahan

1. Sampel urine

2. Reagen fehling A

(43)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II43 PENGAMBILAN DARAH VENA

NO KOMPONEN NILAI

1 2 3 4

Keterampilan (5) Persiapan pasien

a. Memberitahu tujuan pengambilan darah divena b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

Persiapan alat:

Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu : 1. Spuit injeksi 3 ml / 5 ml

2. Botol penampung darah 3. Karet pembendung (torniqet) 4. Kapas

2. Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengann ganjal handuk/lain

3. Atur telapak tangan menghadap ke atas sambil mengepal

4. Lakukan desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang dibasahi alkohol 70% 5. Lakukakan pembendungan pada daerah proxima l

kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan

6. Letakkan simpul tourniqet ke arah atas pembendungan tidak boleh terlalu lama (maksmal 2 menit, terbaik 1 menit)

7. Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah daerah yang akan di ambil, cek jarum dan karetnya

8. Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya

12.Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang diinginkan

(44)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II44 >>

>>

>>

15.Letakkan kapas alkohol 70% di atas jarum

16.Cabut jarum dengan menekan kapas beberapa menit 17.Anjurkan pasien menekan dengan telunjuk dan ibu

jari penderita selama ± 5 menit

18.Leppaskan jarum alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya

19.Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta

20.Jika menggunakan antikoagulan kocok botol beberapa menit agar antikoagulan tercampur dengan daah dan tidak terjadi bekuan

21.Membereskan alat-alat 22.Mencuci tangan

23.Evaulasi dan dokumentasi Sikap (2)

1. Dapat menjeaskan rasional tindakan 2. Dapat menjawab setiap pertanyaan

Keterangan:

Tanda >> yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal

prinsip yang harus dilakukan

Cara menilai :

skor perolehan tiap domain x 100 x bobot skor maksimal

Nilai akhir :

(45)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II45 PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

NO KOMPONEN NILAI

1 2 3 4

A

Keterampilan (5) Persiapan pasien

1. Memberitahu tujuan pengambilan pemeriksaan reduksi

2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Meminta bantuan menyediakan urine untuk bahan pemeriksaan pemeriksaan tiga sampel)

2. Dipipet massing- masing 1 ml larutan tersebut ke

5. Setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada ketiga tabung

(46)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II46 Keterangan :

Tanda >> yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal

prinsip yang harus dilakukan

Cara menilai :

skor perolehan tiap domain x 100 x bobot skor maksimal

Nilai akhir :

(47)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II47

PEMERIKSAAN

PRE & PASCA

(48)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II48 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, saudara diharapkan mampu

memberikan asuhan keperawatanpada pasien pre dan paska operasi.

a. Menyiapkan pasien sebelum operasi yang meliputi :

 Persiapan fisik

 Persiapan psikologis

 Informed consent

 Premedikasi

b. Melakukan perawatan pasien paska operasi

 Mengurangi rasa sakit

 Membantu mobilisasi

PERSIAPAN PROSEDUR TINDAKAN PRE OPERASI

Pada pasien pre operasi persiapan yang dilakukan merupakan prosedur

tindakan. Sehingga merupakan satu kesatuan. Persiapan prosedur tindakan pada

pasien pre operasi, adalah :

A. Menyiapkan kondisi umum klien

1. Melakukan konsultasi dengan dokter obstetrik dan dokter anestesi

2. Memberikan obat pramedikasi

3. Melakukan perawatan kandung kemih dan usus

4. Melakukan prosedur tindakan stoking kompresi

5. Mengidentifikasi dan melepas prostesis

B. Persiapan fisik berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap

pasien sebelum operasi antara lain :

1. Melakukan pengkajian status kesehatan fisik secara umum dan menyelur uh

2. Melakukan persiapan status nutrisi pasien, dengan mengukur tinggi badan

dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkaran lengan atas, kadar protein darah

(albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen

3. Melakukan pengkajian keseimbangan cairan dan elektrolit dalam kaitanya

dengan input dan output cairan

4. Memperhatikan kebersihan lambung dan kolon, diantaranya adalah pasien

dipuaskan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan

(49)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II49 5. Melakukan pencukuran daerah operasi

6. Memperhatikan personal hygine, dengan melakukan mandi besar

7. Melakukan prosedur pengosongan kandungan kemih, dengan melakukan

pemasangan kateter

8. Melakukan latihan pra operasi, antra lain latihan nafas dalam, laitaha n

batuh efektifdan latihan gerak sendi.

C. Prosedur persiapan psikologis klien

1. Melibatkan keluarga dalam setiap langkah tindakan

2. Melakukan tindakan psikologis kesiapan ,ental pasien dan keluarga

3. Melakukan pengkajian tentang persepsi klien atas prosedur tindakan, rasa

kepercayaan terhadap petugas dan dokter

D. Latihan-latihan yang pasien diberikan kepada

Mengajari pasien latihan pernafasan digragmatik, spirometri insent if,

pengontrolan batuk, membalik tubuh, dan latiha kaki.

Alat yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :

1. Bantal (opsional)

2. Spirometer insentif

3. Stocking elastis atau manset kompresi pneumatik

Prosedur tindakan sebagai berikut :

Pernapasan Diafragmatik

Membantu pasien pada posisi nyaman semi-fowler atau fowler tinggi dengan lutut

fleksi. Tunjukkan langkah berikut, mintalah pasien mengulangi.

a. Duduk / berdiri tegak, tempatkan telapak tanagan saudara sepanjang batas

prosesus xipoius / bawah kurva iga depan. Minta klien bernapas panjang dan

lambat melalui hidung, hindari hiperventilasi

b. Beri perhatian pada gerakan kebawah normaldan diafragma selama inspiras i.

Organ abdominal menurun, dan toraks meluas dengan perlahan

c. Hindari menggunakan dada dan bahu ketik inspirasi

d. Ambil napas panjang dan pada hitungan ke-3 hembuskan melalui mulut dengan

(50)

Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II50 e. Ulangi latihan 3 sampai 5 kali

Spirometri insentif

1. Memberikan posisi semi fowler atau fowler tinggi

2. Menempatkan bagian mulut spirometri pada mulut pasien sehingga bibir-bibir

benar menutup bagian spirometri

3. Bila inspirasimaksimal dicapai pasien menahan nafas selama 2-3 detik dan

kemudian mengeluarkan dengan perlahan, jumlah pernapasan tidak harus lebih

10-12 kali permenit

4. Mengajarkan pasien bernafas dengan normal selama periode pendek

5. Menganjurkan pasien mengulangi gerakan dan beritahu tentang pentingnya

spirometri insentif selama 2 jam saat bangun periode paksa operasi

Pengontrolan batuk

1. Menjelaskan mempertahankan posisi tegak ditempat tidur / disamping tempat

tidur.

2. Mengajarkan batuk efektif, dengan mengambil dua atau 3 nafas pendek,

menarik napas dalam, tahan nafas dan pada hitungan 3 batuk sekali dan

kemudian batuk lagi

3. Bila nantinya insisi pembedahan didada atau area abdomen, tempatkan satu

tangan diatas area insisi dan tapngan lain diatas tangan pertama. Selama

inspirasi dan batuk tekan dengan perlahan pada area tersebut untuk membebat

insisi

4. Mengajarkan pasien mempraktikan batuk nantinya ketika terjaga selama

periode pasca operasi

Membalik

1. Mengajarkan pasien untuk melakukan posisi terlentang pada setengah kanan

tempat tidur

2. Menempatkan tangan kiri klien diatas area insisi untuk membelat

3. Meminta klien mempertahankan kaki kirinya lurus dan fleksi lutut kanan dan

diatas kaki kiri

4. Memegang pagar tempat tidur pada sisi kiri tempat tidur dengan tangan

(51)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II51 5. Memberitahu klien pentingnya membalik setiap dua jam saat bangun selama

periode post partum

Latihan kaki

1. Bila pembedahan klien meliputi satu atau dua ekstremitas, pesanan ahli bedah

diperlukan sebelum latihan dapat dilakukan pada saat post operasi

2. Kaki yang tidak dioperasi dapat dengan aman dilatih

3. Berikut ini pedoman untuk latihan kaki

a. Tempatkan telentang tempat tidur. Demonstrasikan latiha n kaki dengan

gerakan rentang sendi pasif

b. Rotasikan tiap sendi pergelangan kaki pada lingkaran yang lengkap

seolah-olah menggambar lingkaran dengan ibu jari kakinya

c. Ubah-ubah dorso fleksi dan fleksi pada kaki. Klien akan merasa otot

betisnya kontraksi dan kemudian rileks

d. Mintalah klien mempleksikan dan ekstensi lututnya

e. Mempertahankan kaki klien lurus, klien kemudian secara bergantian

meninggikan tiap kaki dari permukaan tempat tidur dan biarkan turun

dengan perlahan

f. Instruksikan klien untuk melakukan latihan kaki tiap 2 jam saat terbangun

g. Untuk semua latihan post operasi, observasi kemampuan klien untuk

melakukan semua latihan secara mandiri

PROSEDUR TINDAKAN PASKA OPERASI

Perawatan paska operasi yang paling sering dilakukan adalah perawatan

luka steril. Misalnya luka secsio caesaria, apendektomi dan atau luka operasi lainya.

A.Persiapan

1. Mencuci tangan

2. Menyiapkan alat-alat dalam baki / trolley

Alat steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup :

1. Pinset anatomis

2. Handscoon steril

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diskusi dengan mitra disepakai ada dua masalah utama dalam proses produksi kerupuk kulit ini yaitu , pertama, proses produksi sangat tergantung pada

Chi Lin Dalian University of Technology, China Elis Kulla Okayama University of Science, Japan xii Welcome Message from IMIS-2018 Workshops Co-chairs...

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ada beberapa hal yang disarankan yaitu (1) bagi guru, hendaknya mengarahkan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih memahami

Sebagai hasil akhir penelitian ini, simpulan bahwaHikayat Hang Tuah sebagai hipogram dariKaba Laksamana Hang Tuah diperoleh melalui hal-hal sebagai berikut 1)Cerita

Dalam menunjang penelitian ini penulis juga menggunakan pendekatan Etnografis yang merupakan salah satu metode penelitian kualitatif di mana untuk memahami realitas

Selain melalui peraturan tersebut, spin off juga didorong secara tidak langsung oleh kebijakan lainnya, salah satunya blue print Bank Indonesia tentang upaya pengembagan

Mutasi pendeta GKPB sesuai dengan Tata Gereja pasal 86 ayat 1 dan 2 adalah (1) Mutasi bagi seorang pendeta dalam suatu pelayanan dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun,

Selain untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja, tujuan Kerja Praktek adalah pemahaman tentang konsep dasar proses Instrumentasi Elektronika