• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGAPLIKASIAN SISTEM TERTANAM INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENGAPLIKASIAN SISTEM TERTANAM INDONESIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS

MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGAPLIKASIAN SISTEM TERTANAM DALAM

PERTANIAN HIDROPONIK

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan oleh:

11113003

Daniel Panjaitan

Tahun Angkatan 2013

11113077

Ester Situmorang

Tahun Angkatan 2013

13314023

Abednego Ginting

Tahun Angkatan 2014

14S15002

Hilman Situmorang

Tahun Angkatan 2015

14S15035

Christine Siregar

Tahun Angkatan 2015

INSTITUT TEKNOLOGI DEL

LAGUBOTI

(2)
(3)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 6

2.1.1 Pengertian Pertanian Hidroponik ... 8

2.1.2 Mikrokontroler Arduino ... 10

2.1.3 Modul Wifi ESP8266... 10

2.1.4 Panel Surya ... 11

2.1.5 Raspberry Pi ... 12

2.1.6 Sensor pH ... 12

2.1.7 Sensor Soil Moisture ... 13

2.1.8 Selenoid Valve ... 13

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ... 14

3.1 Jenis dan Pendekatan Kegiatan ... 14

3.2 Konsep Pembangunan Sistem Tertanam dalam Pertanian Hidroponik .. 15

3.3 Waktu dan Tempat Kegiatan ... 16

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Budidaya Sayur Hidroponik ... 9

Gambar 2 Arduino Board ... 10

Gambar 3 Board Modul ESP8266... 10

Gambar 4 Panel Surya ... 11

Gambar 5 Li Ion Battery charging board ... 11

Gambar 6 Raspberry Pi ... 12

Gambar 7 Sensor pH ... 13

Gambar 8 Sensor Soil Moisture ... 13

Gambar 9 Selenoid Valve ... 14

Gambar 10 Model Pendekatan Sistem ... 15

(5)

RINGKASAN

Pada era sekarang ini, pertumbuhan pertanian Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini didukung oleh pengembangan potensi pertanian yang sekarang ini telah mengarah kearah otomatisasi penggunaan komponen. Hal yang sama terjadi dalam pertanian dengan sistem hidroponik, yang memberdayakan air sebagai media untuk bercocok-tanam. Pada pola pertanian ini, proses kontrol air, pH, dan nutrisi tanaman masih dilakukan secara tradisional dengan proses pemeriksaan dan penanganan secara manual. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah inovasi pertanian yang berdasar pada penggunaan sistem yang dapat bekerja sendiri tanpa adanya campur tangan dari manusia, sehingga pola pertanian secara hidroponik ini dapat dilakukan dengan lebih presisi dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Diharapkan dalam sistem ini, proses manajemen air, pH, dan nutrisi tanaman akan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem tertanam yang menggunakan mikrokontroller arduino . Hasil yang didapat dari sistem ini adalah antara lain monitoring dan kontrol pH secara otomatis, waktu pemberian nutrisi dan waktu pembuangan air secara otomatis sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga nantinya sistem ini dapat memberikan hasil dan kualitas yang baik pada tanaman hidroponik tanpa harus dilakukan secara manual.

(6)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pertanian dengan pola tanam hidroponik merupakan pola pertanian yang sanagat berkemungkinan untuk berkembang pada era sekarang ini.Hal ini didasari karena semakin menyempitnya lahan pertanian konvensional yang dapat digunakan petani tradisional. Perkembangan ini secara tidak langsung menumbuhkan banayak masalah yang berdampak dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan pada dasarnya, pola pertanian secara hidroponik harus menggunkan kwantitas air yang besar yang dapat merugikan jika tidak dimanajemen sedemikian rupa. Dan pada dasarnya, pengembangan pola pertanian hidroponik ini masih memiliki beberapa halangan, dikarenakan proses manajeman komponen yang dibutuhkakan di dalamnya (air,pH,nutrisi) masih harus dilakukan secara tradisional.

Permasalahan diatas dapat diatasi dengan pengaplikasian Sistem Tertanam pada pertanian Hidroponik ini. Hal ini dilakukan agar penggunaan air, penanganna pH dan penaganan nutrisi dapat dilakukan secara otomatis dan lebih presisi. Dalam pengaplikasiannya, Sistem tertanam untuk pertanian hidroponik ini akan menggunakan Arduino Uno R3, Modul Wireless Arduino (ESP8266), Raspberry Pi 2, Selenoid Valve, Automatic Motor, dan Panel Surya. Komponen-komponen kecil tersebut dapat dibungkus dalam sebuah kotak kecil sehingga lebih mudah dalam penggunaanya.

1.2Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi sehingga dilaksanakan kegiatan ini adalah : a. Kerumitan dalam melakukan penanganan air, pH ,dan nutrisi tanaman. b. Kebutuhan biaya dalam alat dan jasa untuk melakuakn penangannan pada

tanaman.

c. Membutuhkan waktu penanganan yang lama dalam melakukan pertanian hidroponik karena dilakukan secara manual.

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :

a. Penanganan penggunaan air dalam pertanian hidroponik seharusnya didasari oleh kadar O2 , dan pH dalam air.

b. Kegiatan ini akan menggunakan sensor O2, sensor pH, Selenoid Valve s dan motor ebagai aktuator dalam lahan pertanian.

(7)

1.4Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini dilaksanakan adalah :

a. Menciptakan sebuah sistem terintegrasi dengan menggunakan Sistem Tertanam yang dapat digunakan secara langsung dalam pertanian Hidroponik

b. Memberikan solusi pada penanganan air, pH dan nutrisi tanaman hidroponik.

c. Memberikan solusi pertanian secara terinttegrasi untuk mengoptimalkan hasil pertanian.

1.5Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah :

a. Petani akan lebh mudah melakukan penanganan air, pH dan nutrisi pada pertanian secara hidroponik, sehingga kualitas tanaman dapat dijaga. b. Biaya akan relatif lebih sedikit dan hemat waktu dikarenakan sistem ini

dapat digunakan secara terus menerus dengan perawatan yang relatif murah.

1.6Luaran Kegiatan

Adapun luaran yang diharapkan melalui kegiatan ini adalah sebagai berikut : a. Terciptanya sebuah prototype yang nantinya dapat digunakan dalam

pertanian hidroponik.

b. Aplikasi web monitoring keadaan lahan pertanian hidroponik.

c. Dokumentasi selama pengerjaan hingga mencapai hasil yang diharapkan.

(8)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

Pada bagian Landasan teori ini, akan dipaparkan menegenai Pertanian secara Hidroponik, dan komponen - komponen utama maupun tambahan dalam pembangunan sistem tertanam untuk pertanian hidroponik.

2.1.1 Pengertian Pertanian Hidroponik

Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan

ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.

Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Pada era modern ini, pertanian secara hidroponik dibagi dala beberapa metode yaitu sebagai berikut ,

Static solution culture (kultur air statis)

Continuous-flow solution culture

Aeroponics

Passive sub-irrigation

Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation

Run to waste

Deep water culture

Bubbleponics

(9)

Dalam pertanian hidroponik ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut,

 Tidak membutuhkan tanah

 Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misal disirkulasikan ke akuarium

 Mudah dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien

 Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan

 Memberikan hasil yang lebih banyak

 Mudah dalam memanen hasil

 Steril dan bersih

 Bebas dari tumbuhan pengganggu

 Media tanam dapat dilakukan selama bertahun-tahun

 Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma

 Tanaman tumbuh lebih cepat

Contoh pertanian dengan menggunakan pola hidroponik dapat dilihat pada Gambar 1 Budidaya Sayur Hidroponikdi bawah ini ,

(10)

2.1.2 Mikrokontroler Arduino

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardware-nya memiliki prosesor Atmel AVR dan software-nya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Board mikrokontroler arduino dapat dilihat pada Gambar 2 Arduino Board.

Gambar 2 Arduino Board

2.1.3 Modul Wifi ESP8266

ESP8266 adalah modul WiFi compatible Arduino memungkinkan papan Arduino untuk terhubung ke jaringan menggunakan 802.11 spesifikasi nirkabel (WiFi). Perangkat ini mampu menghubungkan arduino dengan jaringan karena sudah dilengkapi dengan sistem Wireless LAN 802.11b / g didalamnya. Shield ini mendukung protokol jaringan TCP(Transmission Control Protocol) dan UDP(User Datagram Protocol). Modul wifi ini sudah dilengkapi dengan library

yang compatible dengan arduino sehingga lebih mudah dalam penggunaannya dengan arduino. Perangkat modul wifi ESP8622 dapat dilihat pada Gambar 3

Board Modul ESP8266.

(11)

2.1.4 Panel Surya

Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Disebut surya atau matahari atau "sol" karena matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.

Perangkat panel surya yang akan digunakan pada kegiatan ini adalah panel surya mini 1.6W 5.5V 266mA. Panel surya ini mampu mengisi 4 baterai kapasitas 1.2 V sehingga total kapasitas yang diisi 4 x 1.2=2.4 V. Proses pengisian baterai harus dihentikan jika kapasitas baterai sudah penuh. Hal ini bertujuan untuk menjaga baterai tidak rusak. Sehingga diperlukan perangkat tambahan sebagai indikator pengisian baterai. Perangkat yang cocok menempati fungsi indikator pengisian baterai adalah Li Ion Battery charging board. Perangkat panel surya dapat dilihat pada Gambar 4 Panel Surya dan Li Ion Battery charging board dapat dilihat pada Gambar 5Li Ion Battery charging board dibawah ini.

Gambar 4 Panel Surya

(12)

2.1.5 Raspberry Pi

Raspberry Pi bersifat open source (berbasis Linux), Raspberry Pi bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan penggunanya. Sistem operasi utama Raspberry Pi menggunakan Debian GNU/Linux dan bahasa pemrograman Python. Salah satu pengembang OS untuk Raspberry Pi telah meluncurkan sistem operasi yang dinamai Raspbian, Raspbian diklaim mampu memaksimalkan perangkat Raspberry Pi. Sistem operasi tersebut dibuat berbasis Debian yang merupakan salah satu distribusi Linux OS. Bentuk Raspberry Pi dapat dilihat Gambar 6

Raspberry Pi.

Gambar 6 Raspberry Pi

2.1.6 Sensor pH

(13)

Gambar 7 Sensor pH

2.1.7 Sensor Soil Moisture

Sensor soil moisture adalah sensor kelembaban tanah yang bekerja dengan prinsip membaca jumlah kadar air dalam tanah di sekitarnya. Sensor ini merupakan sensor dengan teknologi rendah namun ideal untuk memantau kadar air tanah untuk tanaman. Sensor ini menggunakan dua konduktor untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca nilai resistensi untuk mendapatkan tingkat kelembaban. Lebih banyak air dalam tanah akan membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik, sedangkan tanah kering akan mempersulit untuk menghantarkan listrik (nilai resistensi kurang). Sensor soil moisture dapat dilihat pada Gambar 8 Sensor Soil Moisture berikut.

Gambar 8 Sensor Soil Moisture

2.1.8 Selenoid Valve

(14)

Gambar 9 Selenoid Valve

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pada Bab Metode Pelaksanaan ini akan dibahas bagaimana pengaplikasian Sistem tertanam pada pertanian pola hidroponik akan dibangun, konsep yang digunakan dalam pembangunan sistem, pendekatan kegiatan yang digunakan sebagai dasar pembagunan sistem, skema kerja dari sistem tertanam serta waktu dan tempat kegiatan akan dilaksanakan.

3.1Jenis dan Pendekatan Kegiatan

Dalam Pengaplikasian Sistem Tertanam pada pola pertanian hidroponik ini, pendekata yang dilakukan berdasar pada pemberian notifikasi hasil monitoring dan aktuasi secara langsung oleh sistem.

(15)

Gambar 10 Model Pendekatan Sistem

3.2Konsep Pembangunan Sistem Tertanam dalam Pertanian Hidroponik

Konsep pembangunan Sistem Tertanam dalam Pertanian Hidroponik ini didasari pada pembagian sistem yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada Sistem ini setiap bagian akan bekerja saling interdependent, dimana setiap bagian akan saling bekerja secara pararel akan tetapi akan saling berketergantungan dikarenakan aliran data yang terjadi pada setiap bagian sistem. Dalam sistem ini, Mikrokontroller Arduino akan melakukan setup komponen komponen lainnya sehingga bagian bagian tersebut akan bekerja dengan ketentuan masing masing. Setelah bekerja, bagian sensor akan melakukan sensing secara realtime pada lahan dan memberikan data hasil ke mikrokontroller. Mikrokontroller selanjutnya akan memproses data tersebut, setelah diproses, data akan dikirimkan ke server untuk di log dan ditampilkan ke pihak terkait melalui aplikasi berbasis web. Pada saat yang sama Mikrokontroller akan mengirimkan data tersebut ke actuator sehingga

(16)

Gambar 11 Konsep Kerja Sistem

3.3Waktu dan Tempat Kegiatan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Deba168,”Solar Panel Arduino Weather Station”,

http://www.instructables.com/id/SOLAR-POWERED-ARDUINO-WEATHER-STATION/. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2015

Oktofani,Yusuf.(2013).Sistem Pengendalian Suhu Dan Kelembaban Berbasis Wireless Embedded Sistem. Brawijaya.

Sulistia,Andi.(2011).Arduino Uno Sebagai Sistem Kendali Dan Monitoring Pengaturan Air Pada Tanaman Produksi. Kudus.

Marsela,Tracy.(2012).Sistem Kendali Intensitas Cahaya Rumah Kaca Cerdas pada Budidaya Bunga Krisan Brawijaya.

Gambar

Gambar 1 Budidaya Sayur Hidroponikdi bawah ini ,
Gambar 3 Board Modul ESP8266
Gambar 5 Li Ion Battery charging board dibawah ini.
Gambar 6 Raspberry Pi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini terlihat bahwa PUFA n-3 pada ikan tuna loin segar dan tuna loin pemberian FS selama penyimpanan 4 minggu didominasi oleh DHA dan EPA yang berada pada

dijelaskan oleh Middlemas dkk., (2013) pada penelitiannya dengan HCl sebagai agen pelindi memberikan hasil bahwa waktu pelindian dan konsentrasi pelarut memiliki pengaruh

Dengan pembuatan pangkalan data elektronik pada Kelurahan Muktiharjo Kidul Pedurungan Semarang ini didapatkan suatu rancangan yang utuh tentang database kependudukan

[r]

pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa peran Agama dalam Antropologi sebagai panduan untuk membimbing manusia untuk memiliki moral dan perilaku sesuai dengan

Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah : (1) untuk mengetahui keuntungan produk Horenso dengan pendekatan harga pokok, dan (2) untuk mengetahui faktor-faktor non biaya

Sedangkan perbedaan penelitiaan yang dilakukan Paina dengan penelitian ini adalah pada objek kajian yang mana pada penelitian Paina meneliti tindak tutur komisif khusus

1) Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama didepan koma dan angka kedua di belakang koma. Jika angka yang ketiga.. sama dengan atau lebih