• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mekanika Tanah I Contoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Mekanika Tanah I Contoh"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

ASAL TANAH : BATOH

KECAMATAN : LHUNG BATA KOTA/KABUPATEN : BANDA ACEH

KELOMPOK : 5 (LIMA)

NAMA:MERYA MONITA NIM : 0803120562 NAMA:TEUKU DANI AKBAR NIM : 0803120502

NAMA:CHAIRANI NIM : 0803120553

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH BANDA ACEH

2012

LEMBAR PENILAIAN

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan siabidibame

(2)

Nama :

Merya Monita Teuku Dani Akbar Chairani

NIM : 0803120562 0803120502 0803120553

Penilaian Nilai

Kerajinan Kerjasama Kebersihan kerja Ketelitian hitugan Kebagusan bahasa Kerapian buku Ketajaman bahasa

Mengetahui Pemeriksa

Ir.H.M.Ahsan Jass,M.Eng NIK. 19530815 199909 1001

LEMBAR PEMERIKSAAN

Buku laporan praktikum mekanika tanah ini di kerjakan oleh kelompok praktikum V, dalam semester VII tahun ajaran 2011 – 2012.

No Nama NIM Tanda tangan Nilai

1 Merya Monita 0803120562

2 Teuku Dani Akbar 0803120502

3 Chairani 0803120553

Catatan pemeriksaan :

Catatan ini di tujukan kepada mahasiswa yang akan mempelajari lebih lanjut agar tidak turut terkecoh dengan kekurangan yang terdapat didalamnya.

1. Pembahasan 2. Susunan acara 3. Pemakaian bahasa 4. Ejaan

(3)

Banda aceh, 19 Mai 2012 Pemeriksa

Ir.H.M.Ahsan Jass,M.Eng NIK. 19530815 199909 1001

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya Sehingga kami dari kelompok V (lima) Fakultas Teknik Muhammadiyah dapat melaksanakan paraktek mekanika tanah dan menyelesaikan laporan praktikum ini dalam waktu yang telah ditetapkan.

Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk mengetahui Sifat – sifat dan kekuatan tanah sekaligus mengenal dan mempergunakan alat – alat Laboraturium yang dipakai pada saat pengujian (pemeriksaan).

Pratikum ini merupakan salah satu syarat dari mata kuliah yang wajib diikuti oleh Mahasiswa Fakultas Teknik Muhammadiyah Jurusan Teknik Sipil.

Dalam laporan ini penulis menyusun menurut materi – materi yang sesuai dengan saat pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan pada Laboraturium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Muhammadiyah.

Kami dari kelompok V ( lima ).Dalam pelaksanaan peraktikum dan penyusunan laporan ini tidak telepas dari bantuan semua pihak, baik dalam bentuk materi maupun motipasi. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini kami dari kelompok V ( lima ) mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak/Ibu yang telah membimbing kami dalam melaksanakan peraktikum Mekanika Tanah pada Labotorium Fakultas Teknik.

2. Rekan–rekan Mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif selama pelaksanaan peraktikum dan penulisan ini.

Kami menyadari sepunuhnya bahwa dalam pelaksanaan peraktikum dan penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan keritikan dan saran yang sifatnya membangun dan tercapainya perbaikan mutu dan

kesempurnaan di masa yang akan datang.

Besar harapan kami semoga laporan peraktikum ini dapat kiranya memberikan manfaat dan bertambah ilmu, Khususnya bagi kami dari kelompok V (lima) dan rekan-rekan sesama Mahasiswa Teknik Sipil, serta bagi yang membaca laporan ini pada umumnya.

Amin Ya Rabbal ‘alamin

Batoh, 19 Mei 2012 Wasalam

(4)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENILAIAN ... i

LEMBARAN PEMERIKSAAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II PEKERJAAN LAPANGAN ... 2

1.1 Keadaan alam lokasi ... 2

1.2 Cara pengambilan contoh tanah... 2

1.3 Pengambilan sampel tanah terganggu... 2

1.4 Pengambilan sampel tanah tidak terganggu ... 3

1.5 Cara pegang tanah... 3

1.5.1 Contoh tanah terganggu... 3

1.5.2 Contoh tanah tidak terganggu... 4

BAB III PEKERJAAN LABORATORIUM... 5

3.1 Pengukuran batas cair... 5

3.2 Pengukuran batas plastis... 6

3.3 Percobaan Unconfined Compression... 7

3.4 Percobaan CBR... 8

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 11

4.1 Pengukuran sifat fisis...11

4.2 Batas cair dan batas plastis...12

4.2.1 Pengukuran sifat mekanis...12

4.2.2 Percobaan kuat tekan selinder...12

4.3 Klasifikasi tanah... 13

4.3.1 Sistem Klasifiklasi tanah AASHTO... 14

4.3.2 Sistem Klasifiklasi tanah USCR... 15

4.4 Sifat pemanfatan teknik tanah ... 15

4.5 Data Hasil Praktikum... 16

BAB V ASAL TANAH ... 18

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 19

1.1 Kesimpulan ... 19

1.2 Saran... 19

(5)

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pekerjaan teknik sipil, tanah memang peranan penting baik itu digunakan sebagai bahan kontribusi maupun tanah sebagai tempat diletakkannya struktur bangunan. Sesuai dengan proses terjadinya, tanah tersusun dari berbagai mineral, sifat dan prilaku yang berbeda-beda. Tanah yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil tersebut mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang berbeda-beda, yang tidak dapat digunakan untuk hal yang sama dalam suatu kontruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan tanah yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh mana pemakaian tanah tersebut dalam bidang teknik sipil. Hal tersebut terutama sebagai tempat meletakkan pondasi suatu kontruksi dan sebagai bahan kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan gedung maupun pembuatan jalan.

Berdasarkan jenis tanah dapat ditentukan juga kegunaan dari kontruksi yang dibangun diatas permukaan tanah tersebut, contohnya suatu kontruksi yang karena penurunannya kecil dan berjalan cepat sesuai degan jenis tanah pasif.

Pekerjaan pemeriksaan tanah mulai dengan pengambilan sampel tanah pada sebuah lokasi. Sampel tanah dibawa kelaboratorium untuk pelaksanaan pengukuran dan pemeriksaan terhadap sifat fisis dan mekanisnya. Pengukuran sifat fisis meliputi pengukuran kerapatan massa, batas cair dan batas plastis. Sedangkan pengukuran terhadap sifat mekanis meliputi pengukuran CBR dan pengukuran konsolidasi. Kesemua percobaan ini dilaksanakan di laboratorium mekanika tanah UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH.

BAB II

PEKERJAAN LAPANGAN 2.1 Keadaan Alam Lokasi

Lokasi sampel tanah untuk praktikum mekanika tanah ini berada di desa Batoh, kecamatan Lhung Bata, lokasi tempat pengambilan sampel ini adalah

merupakan tanah lapangan. Tanah yang diambil adalah asli, bukan merupakan tanah timbunan.

2.2 Cara Pengambilan Contoh Tanah

Sebelum sampel tanah diambil untuk diuji sebagai bahan penelitian, tanah tersebut digali lebih kurang sedalam 50 cm, setelah itu diambil untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel tanah meliputi pengambilan terganggu dan tanah tak terganggu.

2.3 Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

Pada saat pengambilan sampel tanah terganggu ini dilakukan dengan menggunakan cangkul dan tanah berada dalam keadaan lembab. Sebelum sampel diambil, terlebih dahulu tanah dibersihkan kemudian dilakukan penggalian lebih kurang sedalam 50 cm dari permukaan tanah yang sudah dibersihkan, tujuan dari penggalian ini adalah untuk menghindari tanah yang mengandung humus atau sampah karena pemilihan jenis tanah harus disesuaikan dengan percobaan yang akan menjadi objek praktikum. Selanjutnya tanah diambil lebih kurang 5 kg, kemudiaan

dimasukkan ke dalam kantong plastik.

(6)

Pada saat pengambilan sampel tanah tidak terganggu, areal pengambilan tanah dalam keadaan tergenang air hujan. Pengambilan sampel tidak terganggu ini

dilakukan dengan menggunakan Tube (Tabung). Pada saat pengambilan sampel tanah, tanah berada dalam keadaan tidak terganggu kadar airnya.

Pengambilan tanah tidak terganggu dilakukan dengan memasukkan Tube kedalam tanah, Tube diusahakan penuh terisi dengan tanah. Setelah itu Tube diangkat dari dalam tanah bersama dengan tanah yang sudah terisi dalam ruangan Tube

tersebut. Jika tanah dalam keadaan kering, maka Tube yang berisi tanah perlu direndam dalam posisi tegak lurus terhadap permukaan air selama lebih kurang 2 (dua) hari. Perendaman sampel tanah bertujuaan untuk mencegah kadar air tanah berkurang (kering).

2.5 Cara Penggangkutan Tanah 2.5.1 Contoh Tanah Terganggu

Pengangkutan sampel tanah terganggu ini dilakukan dengan cara memasukkan sampel tanah kedalam kantong plastik untuk mengurangi pengaruh dari suhu dan kelembaban udara yang dapat mempengaruhi kadar air sampel tanah tersebut. 2.5.2 Contoh Tanah Tak Terganggu

Pengangkutan sampel tanah tak terganggu ini dipengaruhi beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain :

- Getaran - Suhu, dan

- Kelembaban Udara

Selama dalam perjalanan, sampel ini harus tetap dipegang untuk mengurangi getaran langsung yang ditimbulkan oleh kendaraan, dan kedua ujung Tube harus ditutup plastik agar kadar air nya tidak berkurang atau sesuai dengan keadaan alam dan tidak dipengaruhi oleh sinar matahari dan kelembaban udara selama perjalanan.

BAB III

PEKERJAAN LABORATORIUM 3.1. Pengukuran Batas Cair

Pengukuran batas cair bertujuan untuk mengetahui kadar air pada suatu keadaan tanah yang cenderung menunjukkan sifat seperti benda cair. Pengukuran batas cair ini menggunakan sampel tanah yang telah dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada temperatur 105º C.

Sampel tanah yang telah kering dalam oven dikeluarkan kemudian

(7)

dengan ketukan yaitu yaitu 3 kali diatas 25 ketukan dan 3 kali dibawah 25 ketukan, ini juga sesuai dengan air yang diberikan sampai bagian tengah alur tanah merapat sepanjang 0,5 inchi (13 mm). Pengukuran kadar air dilakukan dengan mengambil adonan tanah kira-kira sebanyak satu sendok yang diambil dibagian tengah mangkuk casagrande lalu dimasukkan dalam container tadi dan langsung ditimbang agar tidak terjadi perubahan kadar air.

Selanjutnya container yang telah diisi tanah tersebut dimasukkan kedalam oven selama 24 jam pada temperatur 105º C. Setelah itu container dikeluarkan dari oven dan didinginkan serta ditimbang kembali beratnya.

Hasil perhitungan dari percobaan ini digambarkan pada grafik hubungan antara kadar air dan ketukan. Dengan menggunakan grafik tersebut kadar air untuk batas cair pada jenis tanah yang diuji dapat di tentukan yaitu dengan menarik garis perpotongan log 25. Pada percobaan ini diperoleh batas cair 32,388 % data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Formulir 100/02/01.

3.2. Pengukuran Batas Plastis

Batas Plastis adalah kadar air terhadap suatu tanah yang memperlihatkan sifat plastis tanah. Batas tersebut ditentukan menurut cara dikemukakan oleh A.Attenberg angka batas plastis merupakan pasangan dari batas cair.

Dalam batas cair sampel tanah yang digunakan harus lolos saring no. 40 peralatan yang digunakan adalah : lumping dan palu porselen, plat kaca 30 x 30 cm, spatula, oven timbangan dan saringan no. 40.

Sampel tanah diletakkan diatas kaca 30 x 30 cm dan ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga tanah tercampur air. Adonan tanah diambil kira-kira sebesar kelereng, kemudian diguling-gulingkan diatas plat kaca sehingga membentuk batang

memanjang dengan diameter kira-kira 3 mm, apabila terjadi keretakan pada saat berdiameter 3 mm campuran tanah tersebut segera dimasukkan kedalam container yang telah ditimbang berat kosongnya dan segera ditutup agar kadar air tidak terpengaruhi oleh suhu dan kelembaban sekitar, container diberi nomor dan

ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam oven selama 24 jam pada temperatur 105º C. Setelah kering oven, container yang berisi batangan tadi dikeluarkan dari dalam oven. Didinginkan dan kemudian ditimbang.

Dari hasil perhitungan diperoleh batas plastis sebesar 21,348% sedangkan harga indek plastis yang diperoleh adalah 11,20 % data perhitungan dapat dilihat pada formulir 100/02/01.

3.3. Percobaan Unconfined Compression ( Tekan Silinder Bebas )

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kekuatan dari elemen tanah yang berbentuk silinder dan melawan satu tekanan menurut arah sumbu memanjang. Sampel tanah yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanah yang tidak terganggu. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tube dan diusahakan agar kepadatan dan kadar airnya tidak mengalami perubahan pada waktu percobaan diameter uji minimum 2,5 cm. Peralatan yang digunakan antara lain : extruder, trimmer, mitre box, wire saw, kaliper, stopwatch, plat kaca, timbangan, compression machine, dan peralatan yang diperlukan untuk mencari kadar air yaitu : 3 container, oven, timbangan. Sampel tanah yang diuji pada percobaan ini adalah tanah yang tidak terganggu, diambil dengan cara menggali permukaan tanah sampai pada kedalaman 50 cm, kemudian tanah diambil dengan menggunakan tube yang telah dipersiapkan.

(8)

Bentuk akhir dari benda uji ini kemudian diukur, masing-masing meliputi diameter dari tiga bagian dan tiga tinggi dari benda uji tersebut, lalu timbang plat kaca tempat benda uji. Untuk pengukuran kadar air sampel yang digunakan adalah sampel yang tersisa dari sampel yang telah diambil untuk percobaan uji tekan silinder bebas. Persiapkan mesin compressi, formulir pencatatan, stopwatch, catatan satuan skala dial beban, dan skala regangan. Benda uji yang telah berbentuk silinder telah ditempatkan ditengah tumpuan pada mesin compressi dan stopwatch dijalankan secara bersamaan dan kemudian dilakukan pembacaan dial regangan dan interval waktu ¼,1/2,2/3,1 dan seterusnya dengan interval waktu ½ menit. Mesin kompressi dihentikan bila pembacaan dial beban telah sampai tiga kali berturut-turut atau menjadi lebih kecil, buat sket bentuk benda uji setelah percobaan pada formulir yang disediakan.

Setelah percobaan selesai, sampel dipotong menjadi tiga bagian, kemudian dimasukkan kedalam container yang telah disiapkan untuk pengukuran kadar air. Data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada formulir nomor 106/01/02.

3.4. Pengujian CBR (California Bearing Ratio) Laboratorium

CBR (California Bearing Ratio) lapangan adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan/bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

Nilai CBR laboratorium biasanya digunakan untuk perencanaan pembangunan jalan baru dan lapangan terbang. Untuk menentukan nilai CBR Laboratorium harus disesuaikan dengan peralatan dan data hasil pengujian kepadatan, yaitu pengujian pemadatan ringan untuk tanah dan pengujian pemadatan berat untuk tanah.

Peralatan yang digunakan antara lain :

· Mesin Penetrasi ( Loading Machine ) dilengkapi alat pengukur beban · Cetakan logam berbentuk silinder

· Piringan pemisah dari logam ( Space Disk )

· Alat penumbuk sesuai pengujian pemadatan ringan untuk tanah ( SNI 03-1742-1989) dan pengujian pemadatan berat untuk tanah ( SNI 03-1743-1989 ). · Alat pengukur pengembangan ( Swell )

· Keping beban dengan berat 2,27 kg ( 5 lb ) · Torak penetrasi dari logam 49,5 mm · Dua buah arloji pengukur penetrasi

· Talam alat perata dan tempat untuk rendam

· Alat timbang sesuai pengujian pemadatan ringan untuk tanah ( SNI 03-1742-1989) dan pengujian pemadatan berat untuk tanah ( SNI 03-1743-1989 ).

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR ( california bearing ratio ) Laboratorium yang digunakan dalam menentukan kualitas relatif tanahsubbase dan menentukan prosentase pengembangan suatu tanah (evaluasi kemungkinan tanah

mengembang/expansive soils)

Nilai Beban Satuan Standar untuk Beberapa Penetrasi

Penetrasi Tegangan Standar

(9)

2,5 0,1 6,9 1000

5,0 0,2 10,3 1500

7,5 0,3 13,0 1900

10,0 0,4 16,0 2300

12,7 0,5 18,0 2600

Catatan :

1 kPa = 0,01 kg/cm2 1 Mpa = 10,0 kg/cm2

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan disebutkan data dan hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis maupun sifat mekanis serta klasifikasi tanah yang akan diperiksa. Dengan demikian dapat di uraikan secara ringkas sifat-sifat teknis dan kemungkinan pemanfaatan tanah tersebut dalam bidang Teknik Sipil.

4.1 Pengukuran Sifat Fisis

Pengukuran sifat fisis tanah dilakukan pada sample tanah yang diambil secara biasa. Pengukuran sifat fisis ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang di perlukan untuk menentukan klasifikasi tanah yang diuji, yang sangat membantu dalam perencanaan dan pekerjaan teknik Sipil.

4.1.1 pengukuran Kerapatan Massa

Kerapatan massa (mass density) mempunyai dimensi kg/m3. Besaran kg disini bukan

besaran gaya yang merupakan angka ukur dari sebuah timbangan. Di lain pihak, berat jenis (specific gravity) tanpa dimensi karena angka berat jenis merupakan

perbandingan kerapatan massa suatu sample tanah pada suhu nol derajat celcius terhadap kerapatan massa air pada suhu empat derajat celcius. Pengukuran langsung dari pratikum ini berupa berat satuan (unit weight) butir-butir tanah.

4.1.2 Batas Cair dan Batas Plastis

Dari data dan grafik hubungan kadar air dan jumlah ketukan yang tercantum. Pengukuran batas plastis (PL) pada tiga buah sample diperoleh rata-rata sebesar 34,90%. Dari selisih batas cair dan batas plastis diperoleh indeks plastis (PI) sebesar 29,7%.

4.2 Percobaan Kuat Tekan Slinder

Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan parameter kuat geser dengan pembebanan aksial tekan. Tegangan maksimum diambil dari tegangan sebelum sample

Retak atau pecah.tegangan makximum di ambil dari tegangan sebelum sampel retak atau pecah.Nilai koofesien kohesi (c) 0.288 kg/cm2 dengan sudut kehancuran 600 dan

sudut geser(Φ) 900 - 600=300.

(10)

Percobaan geser langsung (direct shear) merupakan percobaan seperti mengunting, yang tujuanya diakukan untuk mendapatkan sudut geser dan koefisien kohesi (C).

Pengukuran didasarkan pada persamaan coulomb: S = σ Tan Ø

Dimana:

S = kuat geser tanah

σ = tegangan normal pada bidang geser Ø = sudut geser

Dari gerafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser dari tiga buah percobaan.

4.2.3 Percobaan konsolidasi

Percobaan konsiladasi merupakan penurunan yang terjadi pada arah Vertikal, sehingga tidak terdapat aliran naik turun pengerakan tanah natural.hal ini terjadi dalam pengujian di laboraturium dan umumnya juga berlaku di lapangan.

Karakteristik-karakteristik konsolidasi suatu tanah adalah indeks tekanan (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv).Indek tekanan berhubungan dengan besarnya

konsolidasi atau penurun yang terjadi. Data yang diperoleh dari pengujian konsolidasi di sajikan dalam bentuk pembacaan dial atau penurunan. Dari gerafik hubungan dari pembacaan dial dengan log waktu. Harga ini di gunakan untuk mencari nilai koefisien konsolidasi (Cv). Dengan di ketahui nilai konsolidasi (Cv)ini maka waktu konsolidasi di lapangan dapat diperhitungkan.

4.3 . Klasifikasi Tanah

Sistem Klasifikasi tanah adalah suatu sistim pengenalan secara sifat mengenai sifat-sifat umum tanah.Tanah dapat diklasipikasikan sebagai tanah kohesi dan tidak kohesi ataupun tanah berbutir kasar dan berbutir halus. Berdasarkan hasil perhitungan sifat-sifat fisi, maka secara umum tanah dapat diklasifikasikan kedalam dua sistim yaitu sebagai berikut :

1. AASHTO (Amercan Association of State an Highway Transportation Official. 2. USC (United Soil Classification System)

4.3.1 Sistim Klasifikasi Tanah AASTHO

Berdasarkan tabel 4-4 hal 133 buku sifat-sifat fisis dengan geotenik tanah oleh joseph E.Bowles, diperoleh :

- Bedasarkan lolos seringan no.200.tanah termasuk kelompok A4-A5-,A6, dan A7.

- Berdasarkan nilai batas cair (Liqut Limit).tanah termasuk kelompok A-7-6. - Berdasarkan indek plastisitas (Pastic Index).tanah termasuk kelompok A-7-6. - Berdasarkan index kelompok (GI) termasuk kelompok A-7

- Berdasarkan jenis bahan pendukung utama.temasuk kelompok A-7

Untuk menentukan tingkatan relative dari bahan dalam suatu sub kelompok maka di tentukan indexs kelompok (GI) yang merupakan fungsi dari persantase tanah yang lolos saringan no 200 dan batas atterbeng,indek kelompok dapat diperoleh dari jumlah nilai dan gambar.

GI=0,2.a+0,005.ac+0,01.bd Dimana :

a= Bagian dari persentase yang lolos saringan no 200 yang lebih besar dari 35 dan titik melebihi 75,dinyatakan sebagai bilangan bulat (berkisar antara 1-40)

(11)

c= Bagian dari batas cair yang lebih besar dari 4r0 dan tidak lebih besar 60,dapat dinyatakan sebagai blangan bulat (berkisar 1-20).

d= Bagian dari indek plastisitas yang lebih besar dari 10 dan tidak melebihi 30,dinyatakan sebagai bilangan bulat (berkisar 1-20).

4.3.2 Sistim Klasifikasi Tanah USCS

Sistim Klapikasi Tanah USCS mengelompokkan tanah dalam dua kelompok besar yaitu:

1. Tanah yang berbutir kasar, apabila kurang dari 50% berat contoh tanah akan lolos saringan no 200.

2. Tanah berbutir halus apabila lebih dari 50% lolos dari saringan no 200 tanah berbutir kasar dapat berubah salah satu dari:

- Krikil apabilah lebih dari setengah fraksi kasar tertahan pada saringan n0 4 - pasir apabila lebih dari setengah fraksi kasar berada pada ukuran saringan no 4 dan no 200.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah di lakukan maka menurut sistim “USCS”’, dengan memperhatikan bagian A halaman 130 pada buku yang sama (sifat-sifat geotenik tanah ),dimana contoh tanah yang lolos saringan no 200 dari 50. 4.4 Sifat-sifat Kemungkinan Pemanfaatan Teknis Tanah.

Sesuai dengan klasifikasi sistim “AASTHO” dimana contoh tanah yang di periksa merupakan tanah lempung, menurut buku perkerasan jalan raya karangan S.Sukiman, tanah tersebut tidak dapat di pakai dalam pembangunan jalan bila di bandingkan dengan kelompok tanah lainya,kualitas buruknya juga dapat terlihat dari daya dukung tanah yang kecil, padahal tekanan pada permukaan jalan atau tanah dasar,bukan saja dari beban jalan, tetapi juga beban dari benda yang melalui jalan. Oleh karena itu tanh tersebut harus di campur dengan bahan-bahan lain untuk meningkatkan daya dukung tanah. Meski demikinan tanah tersebut dapat di manfaatkan untuk jalan perkerasan dan harus di tambah lapisan krikil secara periodik untuk stabilitas jalan.

Menurut sistim “USCS” Tanah ini termasuk jenis tanah lempung. Tanah ini

mempunyai batas cair yang cukup tinggi dan kurang baik untuk pembangunan jalan karena sukar dipadatkan.Tanah ini lebih sesuai bila di gunakan untuk pmbangunan bendungan,tanggul dan sbagainya karena lebih bersifat plastis,tetapi contoh tanah tersebut mungkin masih biasa di pakai dengan syarat tekanan terhadapnya tidak mencapai 1,21 kg/cm2 dan beban gesernya tidak melebihi beban geser contoh tanah

tersebut. Apabila diperlukan kekuatan yang lebih besar lagi, maka tanah itu harus di campurkan dengan bahan-bahan lain agar indexs plastisnya menjadi kecil.

4.5 Data Hasil Pratikum

Berdasarkan perhitungan (pengolahan) data hasil pemeriksaan sifat fisis dan sifat mekanis terhadap contoh tanah, maka di peroleh parameter-parameter sebagai tujuan tiap-tiap pratikum. Adapun hasil-hasil pemeriksaan sifat-sifat tanah tersebut adalah: Tabel 4.5.1 hasil pemeriksaan sifat fisis .

No Uraian Nilai Keterangan

(12)

No Percobaan Keadaan sampel Nilai

1 Uncofinedtest

▪ Kadar Air

▪ Berat Volume Basah ▪ Berat Volume Kering

%

gram/cm3

gram/cm3

2 Direct shear ▪ Kadar air▪ Berat Volume Basah ▪ Berat Volume Kering

%

gram/cm3

gram/cm3

BAB V

ASAL TANAH

Pengambilan sample dilaksanakan dangan dua tahap hal ini dikarenakan oleh

pengetesan laboraturium, ada pun samplel tanah yang diambil adalah tanah yang tidak mempunyai pasir, atau tanah yang tidak mempunyai banyak pasir, Sampel yang diambil adalah tanah dasar atau tanah liat.

Lokasi tanah yang di ambil untuk sampel ini Terletak pada daerah Banda Aceh, atau lebih tepatnya pada daerah Lueng Bata, dapat dilihat pada peta di bawah ini.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan kesimpulan pekerjaan laboratorium yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

v Pengukuran sifat-sifat tanah meliputi sifat fisis

Hasil sifat fisis yang diperoleh dari test tanah tersebut sebagai berikut: Ø Batas cair = 64,6 %

(13)

Ø Indeks plastis = 29,7 % 6.2 Saran

1) Kerja sama dalam kelompok sangat baik, di mulai dari awal pratikum sampai pratikum selesai.

2) Dalam pengolahan data dan perhitungan berkonsultasi dengan pihak laboratorium. 3) Peralatan pratikum sebaaiknya diperbanyak untuk mempermudah pelaksanaan pratikum.

Gambar

Tabel 4.5.1 hasil pemeriksaan sifat fisis .

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Perbaikan Kualitas I Mutu Perbaikan dan menjaga kualitas I mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan sangat penting dilakukan karena sesuai dengan

Terdapat perbedaan antara bobot telur yang diproduksi oleh puyuh yang diberi pakan komersial (P0) dengan yang diberi pakan dari berbagai jenis pakan organik baik dengan

KESIMPULAN Terdapat perbedaan yang nyata P < 0.05 pada status gizi balita berdasarkan pengukuran BB/U antara dua posyandu; Terdapat hubungan yang nyata P < 0.05 antara pengetahuan

Proses pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan data abstrak yang akan diproses berdasarkan query yang diinput..

Menurut Sumadi Suryabrata, yang dimaksud dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan pengujian secara statistik terhadap data empirik yang telah diperoleh dari lapangan dapat dikatakan

Reliabilitas menunjukan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau menunjukkan sejauh mana konsistensi alat ukur dalam pengukuran pengujian reliabilitas intrument

penghasilan, dan utang selain utang dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam jangka waktu dua