• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Efektivitas Protein Hidrolisat Ikan Cucut (Carcharhinus sp.), Naktar, dan Agens Hayati Beauveria bassiana Mengendalikan Lalat Buah (Bactrocera sp.) (Diptera: Tephtritidae) di Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Uji Efektivitas Protein Hidrolisat Ikan Cucut (Carcharhinus sp.), Naktar, dan Agens Hayati Beauveria bassiana Mengendalikan Lalat Buah (Bactrocera sp.) (Diptera: Tephtritidae) di Laboratorium"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Bactrocera sp. (Diptera : Tephtritidae)

Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur ke dalam kulit buah jeruk atau di dalam luka atau cacat buah secara berkelompok (Borror, 1996).

Lalat buah betina bertelur sekitar 120-150 butir dan menetas dalam watu 8-16 jam. Pada suhu rendah yaitu diantara 12-13oC telur tidak akan menetas. Lalat buah betina dapat meletakkan telur 1-40 butir/buah/hari. Telur berwarna putih transparan berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing yang berukuran kurang lebih 1 mm (Gambar 1) (BKP Pangkalpinang, 2012).

Gambar 1. Telur Bactrocera sp. Sumber: http://www.entomol.nchu.edu

(2)

Gambar 2. Larva Bactrocera sp. Sumber : http://www.entomol.nchu.edu

Pupa berwarna coklat tua, berbentuk oval dengan panjang 5 mm dan tidak bergerak. Fase ini berlangsung pada musim panas siang hari pada suhu 30-35oC, kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450-900 meter. Masa pupa rata-rata 19 hari, dan sangat dipengaruhi oleh kondisi kelembaban tanah, yaitu umur pupa lebih pendek pada kelembaban lebih tinggi (Montoya, 2008).

Gambar 3. Pupa Bactrocera sp. Sumber : http://www.entomol.nchu.edu

(3)

hari. Lalat buah dewasa sudah siap untuk bereproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer (Putra, 1997).

Gambar 4. Imago Bactrocera sp. Sumber : http://www.labscorner.org

Lalat betina dewasa mengeluarkan feromon seks untuk memikat lalat jantan. Telur akan diletakkan pada jaringan tumbuhan yang cocok (cukup nutrisi) bagi keturunannya. Penelitian oleh Messina et al (1991) dan Putra (1997) membuktikan bahwa lalat buah memilih buah yang mulai masak agar lebih mudah ditembus oleh ovipositor, memiliki kandungan gula yang mulai meningkat, kandungan air yang makin rendah, dan ukuran yang makin besar.

Gejala serangan Bactrocera sp.

(4)

Apabila dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil dengan ukuran antara 4-10 mm (Asri, 2003).

Larva lalat buah yang menetas dari telur akan membuat liang gerek di dalam buah dan menghisap cairannya. Larva dapat mengganggu pertumbuhan buah dan kehidupan organisme pembusuk. Buah menjadi busuk dan jatuh ke permukaan tanah (Soeroto et al., 1995).

Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larva akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan. Kerugian yang ditimbulkan oleh lalat buah dapat secara kuantitatif maupun kualitatif. Kerugian kuantitatif yaitu berkurangnya produksi buah sebagai akibat rontoknya buah yang terserang sewaktu buah masih muda ataupun buah yang rusak serta busuk yang tidak laku dijual. Kualitatif yaitu buah yang cacat berupa bercak, busuk, berlubang, dan terdapat larva lalat buah yang akhirnya kurang diminati konsumen (Asri, 2003).

Gambar 5. Gejala Serangan Bactrocera sp. Sumber : http://www.karonewsupdate.com

Pengendalian Bactrocera sp.

(5)

pembungkusan, sanitasi kebun, penggunaan perangkap dengan atraktan, dan eradikasi (Soeroto et al., 1995).

Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah dalam 3 cara, yaitu : (a) mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah, (b) menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap dan (c) mengacaukan lalat buah dalam melakukan perkawinan, berkumpul ataupun tingkah laku makan. Di alam, lalat jantan mengkonsumsi metil eugenol untuk kemudian setelah diproses dalam tubuhnya melalui suatu metabolisme akan menghasilkan zat penarik (sex pheromone) bagi lalat betina yang sangat diperlukan pada proses (Agus, 2007)

Protein Hidrolisat Ikan Cucut

Berbagai macam protein hidrolisat sudah digunakan untuk menangkap lalat buah baik jantan maupun betinanya. Protein hidrolisat dapat dibuat dari berbagai macam sumber protein dari putih telur, ragi tape, dan kedelai. Umpan protein telah menjadi metode umum yang digunakan dalam menekan atau mengendalikan populasi lalat buah di beberapa negara di belahan dunia. Hal

tersebut merupakan kemajuan teknologi umpan secara semprot (Sookar et al., 2006).

(6)

Fungsi protein hidrolisat dapat sebagai penyedap atau sebagai intermediates untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagai diet untuk penderita pencernaan. Protein hidrolisat ikan dapat diperoleh dengan cara hidrolisis basa, hidrolisis asam atau secara enzimatis. Mutu produk akhir yang meliputi warna, bau, rasa, dan flavour yang khas tergantung pada komposisi asam amino bahan awalnya, kondisi serta bahan penghidrolisa yang digunakan (Mujanah, 1993).

Bahan baku pembuatan protein hidrolisat sebagai atraktan salah satunya dapat dihasilkan dari sektor perikanan. Ikan cucut merupakan jenis ikan yang potensial secara ekonomis karena semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan, baik daging, sirip, empedu juga kulit serta tulangnya, dan harganya relatif tidak mahal. Namun pemanfaatan ikan cucut di Indonesia masih terbatas. Hingga saat ini kulitnya dimanfaatkan untuk kerupuk dan disamak menjadi bahan pembuatan tas, dompet, dan sebagainya. Sedangkan tulangnya dimanfaatkan sebagai perekat. Besarnya potensi ikan cucut tersebut ternyata dapat dimanfaatkan sebagai produk protein hidrolisat (Wibowo, 1995).

Enzim papain mempunyai kemampuan untuk melunakkan daging dan menghidrolisis ikatan peptida dari protein. Peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan konversi protein protein jaringan daging ikan yang bersifat tidak larut. Bila konsentrasi enzim berlebihan maka proses proses tersebut menjadi tidak efisien (Muljanah, 1993).

Beauveria bassiana

(7)

beberapa negara, cendawan ini telah digunakan sebagai agensi hayati terhadap sejumlah serangga hama pada tanaman pangan, hias, buah-buahan, sayuran,

kacang-kacangan, perkebunan, kehutanan hingga tanaman gurun pasir. B. bassiana dapat diisolasi secara alami dari pertanaman maupun dari tanah.

Epizootiknya di alam sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, terutama membutuhkan lingkungan yang lembab dan hangat (Sutopo danIndriyani, 2007).

Sistem kerjanya yaitu spora jamur B. bassiana masuk kedalam tubuh serangga inang melalui kutikula, mulut, spirakel dan lubang lainnya. Selain itu inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara mekanis atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu, miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga. Serangga yang terserang jamur B. bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa berwarna putih (Desyanti et al., 2007).

Naktar

(8)

sehingga diharapkan seiring dengan waktu populasi lalat buah di alam akan menurun, karena betina tidak dapat dibuahi oleh jantan (Dalyanto, 2006)

Gambar

Gambar 1. Telur Bactrocera Sumber: http://www.entomol.nchu.edu sp.
Gambar 2. Larva Bactrocera Sumber : http://www.entomol.nchu.edu sp.
Gambar 4. Imago Bactrocera Sumber : http://www.labscorner.org sp.
Gambar 5. Gejala Serangan Bactrocera sp. Sumber : http://www.karonewsupdate.com
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada ayat tersebut dijelaskan tentang suatu Negara yang mempercayakan administrasi pemerintahannya kepada seorang pemimpin. Setiap orang muslim mempunyai hak ikut dalam

Dari hasil perhitungan pembebanan, sesuai dengan karakteristik termalnya yang didapat dari hasil uji jenis transformator, seperti pada Tabel 13 dan Gambar 3, walaupun

Jumlah paket bibit Rumput Laut 3.045 paket; Jumlah pembudidaya rumput laut yang dibina dengan memperhatikan keterwakilan jumlah perempuan dan laki-laki 730 orang.

Vektor ruang 3-dimensi untuk filter aktif sistem tiga-fasa empat-lengan.. selama ini berbentuk silinder dengan 6 buah prisma sedangkan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan penyelenggaraan sistem kredit semester di SMA Negeri 2 Blitar. Analisis data penelitian menggunakan reduksi data yang kemudian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi keragaman gen Diacylglycerol O-acyltransferase 1 (DGAT1) menggunakan enzim restriksi Eae I dengan metode PCR-RFLP pada sapi

Pada akhir periode (bulan ke 36), goncangan kredit perbankan sebesar 1 persen direspon oleh penurunan 0,96 persen harga riil komoditas, kenaikan pertumbuhan produksi industri

Data dalam penelitian ini adalah keseluruhan Afiks Bahasa Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa Kelas C angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia