4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah
Kabupaten Bungo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi
yang secara geografis terletak antara 101’ 27’ sampai 102’ 30’ Bujur Timur dan
antara 01’ 55’ Lintang Selatan, yang merupakan dataran rendah yang berada
pada ketinggian 0 – 25 meter diatas permukaan laut. Kedudukan secara
administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Darmasraya (Provinsi Sumatera Barat).
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat) dan Kabupaten Kerinci.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo.
Kabupaten Bungo terdiri dari 17 (Tujuh belas) Kecamatan yang meliputi
141 Desa dan 12 Kelurahan dengan luas wilayah 4.659 km, Posisi tersebut
menjadikan Kabupaten Bungo sebagai daerah lintasan antar wilayah barat,
timur dan selatan.
Tabel. IV.1.
Luas Wilayah Kabupaten Bungo Menurut Kecamatan 2013
No Nama Kecamatan Luas (Km²) ( % )
1 Pelepat 1,069.07 22.95
2 Pelepat Ilir 410.29 8.81
3 Bathin II Babeko 176.29 3.78
4 Rimbo Tengah 96.9 2.08
5 Bungo Dani 35.97 0.77
6 Pasar Muaro Bungo 9.21 0.20
7 Bathin III 80.46 1.73
8 Rantau Pandan 231.61 5.14
9 Muko-muko Bathin VII 186.73 4.01
10 Bathin III Ulu 373.83 8.02
11 Tanah Sepenggal 106.92 2.30
12 Tanah Sepenggal Lintas 77.51 1.66
13 Tanah Tumbuh 236.55 5.08
14 Limbur Lubuk Mengkuang 942.41 20.01
15 Bathin II Pelayang 179.84 3.86
16 Jujuhan 254.12 5.45
17 Jujuhan Ilir 193.04 4.14
Total 4,659.00 100
Gambar. IV.1.
4.2. Gambaran Demografi
Secara umum, berdasarkan data jumlah penduduk yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten bungo melalui Bungo Dalam Angka 2014 pada
tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Bungo adalah sebanyak 329.934 jiwa,
yang terdiri dari 168.783 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 161.151
berjenis kelamin perempuan. Secara lengkap jumlah penduduk perkecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. IV.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Bungo 2013
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin
1 Pelepat 15.556 14.611 30.167 106,47
2 Pelepat Ilir 25.255 23.154 48.409 109,07
3 Bathin II Babeko 5.858 5.607 11.465 104,48
4 Rimbo Tengah 13.187 12.675 25.862 104,04
5 Bungo Dani 13.096 12.164 25.260 107,66
6 Pasar Muara Bungo 12.514 11.719 24.233 106,78
7 Bathin III 10.440 9.930 20.370 105,14
8 Rantau Pandan 5.143 5.046 10.189 101,92
9 Muko-muko Bathin VII 7.303 7.266 14.569 100,51
10 Bathin III Ulu 4.327 4.198 8.525 103,07
11 Tanah Sepenggal 11.143 11.257 22.400 98,99
12 Tanah Sepenggal Lintas 11.574 11.502 23.076 100,63
13 Tanah Tumbuh 7.093 7.350 14.443 96,50
14 Limbur Lb. Mengkuang 7.810 7.467 15.277 104,59
15 Bathin II Pelayang 4.857 4.307 9.164 112,77
16 Jujuhan 8.223 7.729 15.952 106,39
17 Jujuhan Ilir 5.404 5.169 10.573 104,55
Jumlah 168.783 161.151 329.934 104,74
Sumber : Bungo Dalam Angka, 2014
Berdasarkan administrasi kecamatan, Kecamatan dengan jumlah
penduduk terbesar adalah Kecamatan Pelepat Ilir dengan jumlah penduduk
sebanyak 48.409 jiwa dan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil
terdapat di Kecamatan Bathin III Ulu, yaitu sebanyak 8.525 jiwa. Sedangkan
penduduk terpadat berada di Kecamatan Pasar Muaro Bungo dengan kepadatan
penduduk 2.631,16 penduduk/km2 dan Kecamatan dengan kepadatan
kepadatan penduduk 16,38 penduduk/km2. Untuk lebih jelas mengenai
kepadatan penduduk Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. IV.3.
Kepadatan Penduduk Kabupaten Bungo Menurut Kecamatan 2013
No Nama Kecamatan Luas
2 Pelepat Ilir 410.29 48.409 117,99
3 Bathin II Babeko 176.29 11.465 65,03
4 Rimbo Tengah 96.9 25.862 266,89
5 Bungo Dani 35.97 25.260 702,25
6 Pasar Muaro Bungo 9.21 24.233 2.631,16
7 Bathin III 80.46 20.370 253,17
8 Rantau Pandan 231.61 10.189 42,52
9 Muko-muko Bathin VII 186.73 14.569 78,02
10 Bathin III Ulu 373.83 8.525 22,80
11 Tanah Sepenggal 106.92 22.400 209,50
12 Tanah Sepenggal Lintas 77.51 23.076 297,72
13 Tanah Tumbuh 236.55 14.443 61,06
14 Limbur Lubuk Mengkuang 942.41 15.277 16,38
15 Bathin II Pelayang 179.84 9.164 50,96
16 Jujuhan 254.12 15.952 62,77
17 Jujuhan Ilir 193.04 10.573 54,77
Jumlah 193.04 10.573 70,82
Sumber : Bungo Dalam Angka, 2014
4.3. Gambaran Topografi
Sekitar 43,23% lahan yang ada di Kabupaten Bungo memiliki kemiringan
lahan antara 0 – 15%, sedangkan sisanya, yaitu sebesar 36,55% kemiringan
lahannya 16 – 40%. Karakteristik fisik dengan kemiringan yang cukup
bervariasi ini membentuk bentang alam yang bervariasi pula. Namun secara
umum merupakan wilayah yang relatif landai dan bergelombang. Wilayah yang
relatif curam yaitu 20,22% dari luas lahan secara keseluruhan
Wilayah Kabupaten Bungo secara umum adalah berupa daerah
perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 70 hingga 1300 mdpl, di mana
sekitar 87,70 persen di antaranya berada pada rentang ketinggian 70 hingga
4.4. Gambaran Geohidrologi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Bungo berada pada Sub Daerah Aliran
Sungai (Sub-DAS), sungai Batang Tebo dan sungai Batang Bungo adalah dua
sungai yang cukup besar melintasi Kabupaten Bungo. Disamping dua sungai
yang cukup dikenal di Kabupaten Bungo, ada banyak DAS sungai yang melintasi
Kabupaten ini selain dua DAS disebutkan diatas diantaranya adalah, DAS
Batang Benit, DAS Batang Pelepat, DAS Batang Ule, DAS Jantayo, DAS
Kemarau, DAS Kuamang Bungo, DAS Mengkuang, DAS Pagian, DAS Sungkai,
DAS Semagai, DAS Pandak Tebo, DAS Telantam, DAS Telentam Besar, DAS
Pamesun, DAS Penyumian, DAS Plangke dan DAS Komersi. Secara
geomorfologis wilayah Kabupaten Bungo merupakan daerah aliran yang
memiliki kemiringan berkisar antara 0 – 8 persen (92,28 persen).
Sungai-sungai tersebut mengalir masuk ke pusat Kota sebagai badan air penerima yang
berhubungan langsung dengan parit-parit yang merupakan pembuangan air
sebagai saluran drainase. Pembagian Sistem DAS Kabupaten Bungo dapat
Gambar. IV.2.
Potensi air bawah tanah merupakan salah satu sumber air baku yang
penting dalam menunjang kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Saat ini
pemanfaatan air bawah tanah di Kabupaten Bungo selain sebagai sumber
pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari juga dipakai untuk keperluan
industri. Salah satu cara pengembangan potensi air bawah tanah dapat
dilakukan melalui kegiatan pengeboran dengan menggunakan metode
geolistrik. Berdasarkan metode ini, dari beberapa sampel pengukuran yang
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa lapisan batuan yang mengandung air
bawah tanah atau akuifer di Kabupaten Bungo sama pada tiap tempat
tergantung pada penyebaran litologi lapisan batuan, penyebaran akuifer dan
luas daerah imbuhnya kedalam potensi air tanah. Penyebaran akuifer air tanah
di Kabupaten Bungo berkisar pada kedalaman antara 50 – 150 meter yang
berada pada Cekungan Air Tanah (CAT) Muara Bungo.
4.5. Gambaran Geologi
Struktur batuan pembentuk lapisan tanah atau kondisi serta formasi
geologi di Kabupaten Bungo terdiri atas batuan : Aluvium, Andasit dan Basal,
Batuan Gunung Api tak terpisahkan, Batuan Gunung Asam tak terpisahkan,
Diorit, Formasi Air Berikat, Formasi Bukit Punjung, Formasi Gumai, Formasi
Kasai, Formasi Muara Enim, Formasi Pelepat, Formasi Rantau Ikil, Formasi
Granit dan Formasi Lava.
Secara umum, kelompok tanah yang ada di Kabupaten Bungo terdiri atas
jenis tanah : Andosol, Latosol, Latosol dan hidromorf dan Podsolik. Jenis tanah
pada masing-masing kecamatan yaitu :
• Jenis tanah Andosol sebagian kecil terdapat di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Tanah tumbuh, Bathin III Ulu dan Pelepat.
• Jenis tanah Latosol sebagian besar terdapat di Kecamatan Jujuhan Ilir, Jujuhan, Bathin II Pelayang, Limbur Lubuk Mengkuang, Sebagian Kecil
terdapat di Kecamatan Tanah Tumbuh Bathin II Ulu, Rantau Pandan dan
Pelepat.
• Jenis tanah latosol dan hidromorf terdapat di sebagian Kecamatan Rantau Pandan, Bathin II Ulu dan Pelepat.
Gambar. IV.3.
4.6. Gambaran Klimatologi
Sebagaimana umumnya wilayah lainnya di Indonesia, wilayah Kabupaten
Bungo tergolong beriklim tropis dengan temperatur udara berkisar antara 25,8°
- 26,7°C. Curah hujan di Kabupaten Bungo selama tahun 2013 berada di antara
97 hingga 425 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 133 hari pertahun.
Jumlah curah hujan tertinggi yaitu pada bulan Desember yaitu mencapai 425
mm dimana dalam bulan ini terjadi sebanyak 14 hari hujan. Sementara curah
hujan terendah yaitu pada bulan Juni dengan curah hujan sebesar 97 mm
dalam 6 hari hujan.
Tabel. IV.4.
Jumlah Curah Hujan Dan Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Bungo 2013
No Bulan Curah Hujan (mm) Banyaknya Hari Hujan
1 Januari 300 13
Sumber : Bungo Dalam Angka, 2014
4.7. Gambaran Sosial dan Ekonomi
A. Kondisi Sosial
Dari total penduduk kabupaten bungo yang merupakan angkatan kerja
adalah sebesar 140.630 orang. Dari seluruh angakatan kerja, mata pencaharian
penduduk Kabupaten Bungo sebagian besar bekerja di bidang pertanian,
penernakan, kehutanan dan perikanan sebanyak 56,62%. Kemudian
berturut-turut diikuti oleh sektor lainya sebanyak 15,44%, sektor jasa sebanyak 11,27%
sektor Perdagangan sebanyak 12,81% dan sektor industri pengolahan sebesar
Dari aspek pendidikan sampai dengan tahun 2013, untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar secara efektif, di Kabupaten Bungo memiliki sarana
pendidikan Sekolah Dasar berjumlah 247, SLTP berjumlah 76 unit dan SLTA
berjumlah 51 unit. sarana tersedia merata di setiap kecamatan, tetapi untuk
tingkat SMU masih ada kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan
SMU yaitu Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kecamatan Bathin III Ulu dan
Kecamatan Jujuhan Ilir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel. IV.5.
Jumlah Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo Tahun 2013
Sumber : Bungo Dalam Angka, 2014
Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Bungo tahun 2013 tercatat 11.236
KK hal ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang
mencapai 12.033 KK, penurunan kemiskinan sebanyak 797 KK dikarenakan
dengan ada kebijakan pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Bungo
tentang pengentasan kemiskinan melalui program SAMISAKE (Satu Milyar
Satu Kecamatan) dan PDPM (Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat)
kegiatan di tingkat dusun, setiap dusun disediakan dana kegiatan sebesar Rp.
100 juta perdusun. Secara rinci terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. IV.6.
Jumlah KK Miskin di Kabupaten Bungo menurut Kecamatan
No Nama Kecamatan Jumlah KK Miskin
2012 2013
1 Pelepat 1.303 1.217
2 Pelepat Ilir 751 701
3 Bathin II Babeko 241 226
4 Rimbo Tengah 358 334
5 Bungo Dani 473 442
6 Pasar Muara Bungo 375 350
7 Bathin III 661 617
8 Rantau Pandan 740 691
9 Muko-Muko Bathin VII 845 789
10 Bathin III Ulu 1.021 953
11 Tanah Sepenggal 1.514 1.414
12 Tanah Sepenggal Lintas 1.476 1.378
13 Tanah Tumbuh 621 580
14 Limbur Lubuk Mengkuang 423 395
15 Bathin II Pelayang 372 347
16 Jujuhan 531 496
17 Jujuhan Ilir 328 306
Sumber: PPLS Provinsi Jambi, 2014.
B. Kondisi Ekonomi
Angka pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita
merupakan indikator ekonomi makro yang memperlihatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat, kedua angka tersebut berasal dari perkembangan
PDRB khususnya PDRB Kabupaten Bungo.
PDRB Kabupaten Bungo selama lima tahun terakhir menunjukkan trend
peningkatan pendapatan masyarakat dan terjadinya pergeseran struktur
ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan tersier. Hasil evaluasi
kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran usaha mikro, industri kecil
dan koperasi, usaha ini merupakan penggerak perekonomian yang mampu
menopang kehidupan masyarakat dalam menghadapi krisis yang pernah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu wilayah.
Perhitungan PDRB setiap tahun selalu mengalami perbaikan.
Jika dilihat dari harga konstan PDRB dengan pertambangan non migas
yang dihasilkan Kabupaten Bungo pada tahun 2013 mencapai Rp. 1,604 Triliun,
ini menunjukan perekonomian Kabupaten Bungo mengalami perkembangan
sebesar 218,19 persen dibandingkan tahun dasar 2000. Perekonomian
Kabupaten Bungo masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 31,77
persen. Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Bungo. Sektor kedua yang cukup berperan adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yaitu 23,14 persen lalu disusul sektor
pertambangan dan penggalian yaitu 9,75 persen. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bungo pada tahun 2013 sebesar 7,48 persen.
Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo pun meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2009 pendapatan perkapita masyarakat sebesar
Rp. 12.298.050,21 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp.18.787.929, 08
pada tahun 2013. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten
Bungo dapat memberi indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tabel. IV.7.
Peta Perekonomian Kabupaten Bungo Tahun 2009 - 2013
No D e s k r i p s i Tahun