• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 553cfcd0c0 BAB IIIBab III lap.akhir RPI2JM Bungo 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 553cfcd0c0 BAB IIIBab III lap.akhir RPI2JM Bungo 2015"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Arahan Strategis Nasional dan

(2)

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola

ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan

sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan

fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam

suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya

harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam

RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan

ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan,

keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan

dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi

ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat

pemanfaatan ruang.

3.1 PP No.26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional

3.1.1 Rencana Struktur Ruang Nasional A. Sistem Perkotaan Nasional ;

Sistem Perkotaan Nasional terdiri dari PKN,PKW, dan PKL. Dalam

arahan rencana sistem perkotaan nasional yang berkaitan dengan

Propinsi Jambi adalah sebagai berikut ;

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN);

Kota Jambi ditetapkan sebagai PKN dengan arahan utama adalah

Revitalisasi dan percepatan pengembangan.

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

Kota-kota dalam Propinsi Jambi yang ditetapkan sebagai PKW

adalah Kuala Tungkal, Muara Bungo, Sarolangun, dan Muara Bulian. Dengan arahan mendorong pengembangan kota-kota

(3)

B. Sistem Jaringan Transportasi Nasional ; 1. Sistem Jaringan Transportasi Darat ;

Arahan sistem jaringan transportasi darat terhadap Propinsi

Jambi, meliputi ;

• Pembangunan jalan bebas hambatan Indralaya-Betung-Tempino-Jambi-Rengat.

• Pembangunan jaringan jalur kereta api.

2. Sistem Jaringan Transportasi Laut;

Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhan

dan alur pelayaran. Sistem jaringan transportasi laut yang terkait

dengan Propinsi Jambi adalah sistem kepelabuhan nasional, yaitu

Pelabuhan Kuala Tungkal.

3. Sistem Jaringan Transportasi Udara;

Sistem jaringan transportasi udara meliputi tatanan kebandar

udaraan dan ruang untuk penerbangan. Sistem jaringan

transportasi udara yang terkait dengan Propinsi Jambi adalah

penetapan Bandar Udara Sultan Thaha Saifudin sebagai pusat

penyebaran tersier dengan arahan pemantapan bandar udara

tersier.

3.1.2 Rencana Pola Ruang Nasional

Rencana pola ruang nasional terdiri atas rencana kawasan lindung

nasional dan rencana kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional.

A. Rencana Kawasan Lindung Nasional ;

Rencana kawasan lindung nasional di Propinsi Jambi terdiri atas ;

1. Kawasan Cagar Alam Cempaka

2. Kawasan Cagar Alam Betara

3. Taman Nasional Bukit Duabelas

4. Taman Nasional Berbak

5. Taman Nasional Kerinci Seblat

(4)

B. Rencana Kawasan Budidaya Yang Memiliki Kepentingan Strategis Nasional ;

Rencana kawasan andalan nasioal yang terdiri dari ;

1. Kawasan Muara Bulian Timur-Jambi dan sekitarnya dengan sektor

unggulan, yaitu ; perkebunan, pertanian, pertambangan, industri,

perikanan, dan pariwisata.

2. Kawasan Muara Bungo dan sekitarnya dengan sektor unggulan

antara lain ; perkebunan, pertanian, dan kehutanan.

3.1.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional

Penetapan kawasan strategis nasional yang berkaitan dengan wilayah

Propinsi Jambi meliputi ;

1. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat ;

2. Kawasan Taman Nasional Berbak ;

3. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh;

4. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas;

Berdasarkan uraian diatas dapat terlihat bahwa kawasan yang

distrategiskan secara nasional di Provinsi Jambi secara keseluruhan adalah

kawasan stretegis untuk kepentingan daya dukung lingkungan hidup.

Sebagian kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional

tersebut diatas mencakup sebagian Wilayah Kabupaten Bungo, yaitu Kawasan

(5)

3.2 Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 10 Tahun 2013

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi

3.2.1 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jambi;

Penataan ruang wilayah provinsi bertujuan untuk mewujudkan

wilayah provinsi yang harmonis, adil, makmur dan sejahtera

berbasis kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan mengoptimalkan sumberdaya, pemerataan antar wilayah,

dan infrastruktur :

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi meliputi:

1. pengurangan kesenjangan pembangunan dan perkembangan wilayah

barat, tengah dan timur provinsi Jambi, dengan strategi ;

a) mengembangan interaksi kawasan untuk peningkatan perkembangan

ekonomi kawasan dengan pengembangan jalan arteri primer, kereta api

dan sarana pendukungnya dengan tidak mengganggu kawasan lindung

dan fungsi lingkungan;

b) meningkatkan akses kawasan budidaya (sektor unggulan) ke sistem

jaringan transportasi melalui peningkatan jalan kolektor primer;

c) meningkatkan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang

pengembangan pusat-pusat pelayanan berupa pengembangan fasilitas

bongkar muat dan sarana pelabuhan perikanan di PKN, PKNp, PKW,

PKWp dan PKL;

d) meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam di wilayah barat,

tengah dan timur melalui pengolahan produk pertanian, perkebunan,

pertambangan dan perikanan.

2. pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan tersier sesuai daya

dukung wilayah, dengan strategi ;

a) meningkatkan kegiatan pertanian, kehutanan dan perkebunan melalui

pola intensifikasi dan ekstensifikasi dengan tetap mempertahankan

ekosistem lingkungan;

b) meningkatkan dan mengembangkan kawasan agropolitan dengan

melengkapi fasilitas perdagangan pusat koleksi distribusi

(6)

c) meningkatkan dan mengembangkan industri berbasis pertanian

berupa infsrartruktur dan sarana pendukungnya;

d) meningkatkan dan mengembangkan kegiatan jasa perdagangan untuk

mendukung kegiatan primer dan sekunder, serta menciptakan

lapangan kerja perkotaan;

e) meningkatkan dan mengembangkan kegiatan sektor unggulan pada

kawasan strategis antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan,

industri, perikanan dan pariwisata.

3. Optimalisasi pemanfaatan kawasan budidaya untuk mendukung

pengembangan ekonomi daerah, dengan strategi ;

a) mengembangkan sektor unggulan di masing-masing kabupaten/kota

sesuai dengan potensi yang ada;

b) kengembangkan dan pelestarian kawasan budi daya pertanian pangan

untuk mendukung perwujudan ketahanan pangan;

c) mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau

untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan usaha ekonomi

produktif;

d) meningkatan pemanfaatan kawasan budi daya sesuai dengan kapasitas

daya dukung lingkungan;

4. Penetapan pusat-pusat kegiatan perkotaan untuk mendukung pelayanan

sosial/ekonomi dan pengembangan wilayah , dengan strategi ;

a) melakukan pemantapan PKN Kota Jambi sebagai pusat orientasi

wilayah menuju Metropolitan Jambi sesuai kriteria dan peraturan

perundangan yang berlaku;

b) melakukan promosi PKW yang berada pada kawasan andalan yaitu

Perkotaan Sarolangun dan Perkotaan Muara Bungo untuk di arahkan menjadi PKNp;

c) melakukan pemantapan PKW yang terdiri dari Perkotaan Kuala

Tungkal dan Perkotaan Muara Bulian sesuai arahan RTRWN;

d) meningkatkan dan menetapkan Kota Sungai Penuh, Perkotaan Bangko,

Perkotaan Muara Sabak, Perkotaan Muara Tebo dan Perkotaan Sengeti

menjadi PKW yang dipromosikan (PKWp) untuk melayani kegiatan

(7)

e) menetapkan Batang Sangir, Sanggaran Agung, Siulak, Sungai Manau,

Pasar Masurai, Rantau Panjang, Pasar Pamenang, Pekan Gedang,

Singkut, Pauh, Rantau Keloyang, Embacang Gedang, Tuo Limbur, Rantau Ikil, Wiroto Agung, Sungai Bengkal, Simpang Sungai Rengas, Muara Tembesi, Muara Jangga, Pijoan, Sebapo,

Marga, Tanjung, Merlung, Tebing Tinggi, Serdang Jaya, Mendahara,

Pandan Jaya, dan Nipah Panjang menjadi PKL untuk melayani

kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan;

5. Penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam

secara terpadu dengan provinsi yang berbatasan , dengan strategi ;

(a) meningkatkan pemantapan fungsi kawasan lindung Kabupaten

Kerinci, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Merangin, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Batang Hari,

Kabupaten Muaro Jambi, Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun;

(b) mempertahankan kawasan lindung seluas minimum 30% dari luas

wilayah Provinsi Jambi; dan

(c) melakukan sinkronisasi fungsi kawasan lindung dengan provinsi

yang berbatasan di Kabupaten Kerinci, Bungo, Tebo, Merangin, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Kabupaten

Sarolangun.

6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara,

dengan strategi ;

(a) mendukung penetapan kawasan pertanahan dan keamanan di

wilayah provinsi;

(b) mengembangkan kawasan budi daya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan pertanahan dan keamanan negara untuk menjaga

fungsi pertahanan dan keamanan;

(c) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya

tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan

dengan kawasan budi daya terbangun; dan

(8)

3.2.2 Rencana Struktur Ruang Provinsi Jambi A. Sistem Perkotaan Provinsi Jambi ;

(1) PKN : Kota Jambi dan sekitarnya.

(2) PKNp : Kota Muara Bungodan Kota Sarolangun

(3) PKW : Muara Bungo, Sarolangun, Kuala Tungkal, Muara Bulian.

(4) PKWp : Muara Sabak, Sungai Penuh, Bangko, Sengeti, dan Muara

Tebo,

(5) PKL : Batang Sangir, Saggaran Agung, Siulak, Sungai Manau,

Pasar Masurai, Pasar Rantau Panjang, Pasar Pamenang,

Pekan Gedang, Singkut, Pauh, Rantau Keloyang, Embacang Gedang, Tuo Limbur, Rantau Ikil, Wiroto Agung, Sungai Bengkal, Simpang Sungai Rengas,

Muara Tembesi, Muara Jangga, Pijoan, Sebapo, Marga,

Tanjung, Merlung, Tebing Tinggi, Serdang Jaya,

(9)

Gambar. III.1.

Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Jambi

(10)

B. Rencana Jaringan Sistem Sumberdaya Air Provinsi Jambi ; 1. Wilayah Sungai (WS) meliputi:

a. WS Batang Hari, lintas provinsi Jambi - Sumatera Barat;

b. WS Teramang Muar, Lintas Provinsi Jambi –Bengkulu;

c. WS Sungai Musi – Sugihan – Banyuasin – Lemau, Lintas Provinsi

Jambi - Sumsel Bengkulu – Lampung; dan

d. WS Pengabuan – Lagan Lintas Kabupaten Tanjung Jabung Barat

– Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

2. Cekungan Air Tanah (CAT) meliputi:

a. CAT Bangko – Sarolangun meliputi:

(1) Kabupaten Merangin; dan

(2) Kabupaten Sarolangun.

b. CAT Jambi – Dumai meliputi:

(1) Kabupaten Muaro Jambi;

(2) Kabupaten Tanjung Jabung Timur; dan

(3) Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

c. CAT Kayu Aro – Padangaro berada di Kabupaten Kerinci.

d. CAT Muara Bungomeliputi: (1) Kabupaten Tebo; dan

(2) Kabupaten Bungo.

e. CAT Muara Tembesi berada di Kabupaten Batang Hari; dan

f. CAT Sungai Penuh berada di Kota Sungai Penuh.

3. Jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri

dari:

a. DI kewenangan nasional meliputi:

(1) DI Batang Hari meliputi Kabupaten Tebo, dan Kabupaten Bungo; dan

(2) DI Sei Siulak Deras dan DI Sei Batang Sangkir berada di

Kabupaten Kerinci.

(3) DI Batang Asai di Kabupaten Sarolangun

b. DI kewenangan provinsi meliputi:

(1) DI Sei Tanduk di Kabupaten Kerinci;

(11)

(3) DI Sei Batang Uleh di Kabupaten Bungo; dan (4) DI Sei Suban di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

(5) DI Mendahara/Sungai Lokan di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur

4. Jaringan air baku untuk air bersih meliputi:

a. pengembangan dan pengolahan sumber air baku yang berada di:

(1) Sungai Batanghari;

(2) Sungai Pengabuan;

(3) Danau Kerinci; dan

(4) Danau Pauh.

b. pengembangan dan pengolahan sumber mata air meliputi seluruh

wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jambi.

5. Sistem pengendalian daya rusak air meliputi:

a. pembangunan bendungan di Kabupaten Kerinci;

b. pembangunan embung meliputi:

(1) embung Batang Asai dan embung Batang Tembesi di

Kabupaten Sarolangun;

(2) embung Batang Bungo di Kabupaten Bungo; (3) embung Pamenang di Kabupaten Merangin;

(4) embung Sumai di Kabupaten Tebo;

(5) embung Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat; dan

(6) embung Sadu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

c. pembangunan tanggul pada sungai-sungai di wilayah Provinsi

Jambi;

d. pengembangan kolam retensi di Kota Jambi;

C. Rencana Jaringan Sistem Prasarana Wilayah Provinsi Jambi ; 1. Sistem Persampahan Pengembangan TPA Regional :

a. Kabupaten Kerinci;

b. Kabupaten Muaro Jambi;

c. Kabupaten Sarolangun;

d. Kabupaten Tanjung Jabung Timur; dan

(12)

2. Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem penyediaan air minum berupa pelayanan oleh Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) dan/atau Badan Pengelola Air Minum

(BPAM) terdapat di seluruh wilayah kabupaten/kota dengan bentuk

Kerjasama antar daerah.

3. Sistem Pengolahan Air Limbah

a. pengelolaan limbah domestik berupa Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) komunal terdapat di setiap PKNp, PKW, PKWp,

dan PKL.

b. pengelolaan limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) berada di:

1) Kabupaten Bungo;

2) Kabupaten Tanjung Jabung Timur; dan

3) Kabupaten Sarolangun

4. Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase pengembangan jaringan drainase primer

dan jaringan drainase sekunder yang berada di wilayah Sungai

Batanghari dan wilayah Sungai Pengabuan.

3.2.3 Rencana Pola Ruang Provinsi Jambi :

Pola Ruang merupakan rencana alokasi penggunaan ruang di Provinsi

Jambi dilakukan dengan menetapkan kawasan-kawasan potensial sebagai

kawasan lindung dan kawasan pengembangan budi daya pertanian/non

pertanian.

Penentuan kawasan tersebut didasarkan pada kriteria penetapan

kawasan lindung (Keppres Nomor 32 tahun 1990 dan UU Nomor 26 Tahun

2007) yang disesuaikan dengan kondisi pengembangan wilayah Provinsi Jambi

saat ini.

A. Rencana Kawasan Lindung

Rencana kawasan lindung di Provinsi Jambi, meliputi ;

1) Kawasan hutan lindung;

(13)

3) Kawasan perlindungan setempat;

4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya ; dan

5) Kawasan rawan bencana alam.

Tabel. III.1.

Rencana Kawasan Lindung Provinsi Jambi

No Jenis Kawasan Perkiraan Luas % thd (Ha) luas Prov.

1 Hutan Lindung : 163,534 Ha 3.06

2 Kawasan Yang Memberikan

Perlindungan Kawasan Bawahannya

Kawasan Resapan Air - Ha

-Kawasan Bergambut : 59,995 Ha 1.12

3 Kawasan Perlindungan Setempat

Sempadan Pantai : 18,500 Ha 0.35

Sempadan Sungai : 268,440 Ha 5.02

Sempadan Danau/Situ : 12,995 Ha 0.24

Ruang Terbuka Hijau - Ha

-4 Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Budaya

Kawasan Suaka Alam dan Perairan Laut : 486 Ha 7.53

Cagar Alam : 402.615 Ha 0.00

• Cagar Alam Durian Luncuk I 115 Ha

• Cagar alam Hutan Bakau Pantai Timur

402.500 Ha

Kawasan Pantai Berhutan Bakau : 402.587 Ha 8.43

• Kabupaten Tanjung Jabung Barat 87 Ha

• Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur

402.500 Ha

Taman Nasional : 687.687 Ha 2.67

• Taman Nasional Bukit Tiga Puluh 34.490 Ha

• Taman Nasional Berbak 142.500 Ha

• Taman Nasional Bukit Dua Belas 60.500 Ha

• Taman Nasional Kerinci Sebelat 450.197 Ha

Taman Hutan Raya : 36.160 Ha 1.13

Taman Wisata Alam : 426 Ha 0.65

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

: 3.000 Ha 0.68

Luas Wilayah Prov. Jambi : 5,343,500 Ha

(14)

Tabel. III.2.

Kawasan Rawan Bencana di Provinsi Jambi

No Kabupaten/Kota Bencana

1 Kerinci Sesar, Bahaya Letusan Gunung

Api, Longsoran, Banjir

2 Merangin Sesar, Bahaya Letusan Gunung

Api, Longsoran, Banjir

3 Sarolangun Sesar, Longsoran, Banjir

4 Bungo Sesar, Bahaya Letusan Gunung Api, Longsoran, Banjir

5 Tebo Sesar, Longsoran, Banjir

6 Batanghari Sesar, Banjir

7 Muaro Jambi Sesar, Banjir

8 Tanjung Jabung Barat Sesar,

9 Tanjung Jabung Timur Banjir

10 Kota Sungai Penuh Sesar, Bahaya Letusan Gunung Api, Longsoran, Banjir

11 Kota Jambi Banjir

Sumber : Materi Teknis RTRW Provinsi Jambi 2013-2033

B. Rencana kawasan budidaya ;

Rencana pengembangan kawasan budidaya di Provinsi Jambi meliputi;

1) kawasan hutan produksi;

a) kawasan hutan produksi terbatas seluas 252.775 ha di : Kabupaten

Muaro Jambi, Batanghari, Sarolangun, Merangin, Tanjung Jabung

Barat, dan Tebo ;

b) kawasan hutan produksi tetap seluas 702.662 ha di Kabupaten Muaro

Jambi, Batanghari, Bungo, Tebo, Sarolangun, Merangin, Tanjung Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat.

2) Kawasan hutan rakyat terdapat di Kabupaten Kerinci, Kabupaten

Merangin, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo;

3) kawasan peruntukan pertanian, terdiri dari ;

a) kawasan pertanian tanaman pangan seluas sekitar 184.192 ha;

b) kawasan hortikultura yang terdapat di Kabupaten Kerinci, Merangin,

(15)

c) kawasan perkebunan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi, Batanghari, Bungo, Tebo, Bungo, Merangin, Sarolangun, Kerinci, dan Sungai Penuh; dan

d) kawasan peternakan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi, Batanghari, Bungo,

Tebo, Bungo, Merangin, Sarolangun, dan Kerinci.

4) kawasan peruntukan perikanan;

a) kawasan peruntukan perikanan tangkap;

1. perikanan tangkap sungai di Kabupaten Batanghari, Bungo, Merangin, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tebo ;

2. perikanan tangkap laut di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

b) kawasan peruntukan perikanan budi daya;

1. peruntukan budidaya sungai meliputi ; Kabupaten Batanghari,

Bungo, Merangin, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Tebo;

2. peruntukan budidaya laut meliputi ; Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

c) kawasan minapolitan meliputi ; Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Muaro Jambi, Batanghari, Kerinci, dan Kota Jambi

d) pengolahan perikanan meliputi industri pengolahan perikanan di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur; dan

e) pembangunan dan pengembangan prasarana perikanan yang

meliputi:

1. Balai Benih Ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Muaro

Jambi, Sarolangun, Kerinci, Batanghari, Merangin dan Kota

Sungai Penuh;

2. Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

5) kawasan peruntukan pertambangan yang meliputi ;

a) pertambangan batu bara di Kabupaten Sarolangun, Merangin,

(16)

b) pertambangan mineral di Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Merangin,

Bungo, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur ;

c) pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, Tanjung Jabung Barat, Muaro Jambi, Batanghari,

Sarolangun, Merangin, Tebo, dan Kabupaten Bungo.

d) Wilayah usaha pertambangan diseluruh kabupaten dalam wilayah

Provinsi Jambi.

6) kawasan peruntukan industri, meliputi ;

a) kawasan peruntukan industri besar di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur;

b) kawasan peruntukan industri menengah di Kota Jambi, Kabupaten

Batanghari, Bungo, Merangin, dan Sarolangun;

c) kawasan peruntukan industri kecil diseluruh wilayah

kabupaten/kota.

7) kawasan peruntukan pariwisata;

a) kawasan wisata alam meliputi ;

1. Taman Nasional Berbak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

dan Kabupaten Muaro Jambi ;

2. Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Kerinci, Merangin,

Bungo, dan Kota Sungai Penuh;

3. Taman Nasional Bukit Duabelas di Kabupaten Tebo dan

Kabupaten Sarolangun;

4. Taman Hutan Raya, meliputi Taman Hutan Raya Senami di

Kabupaten Batanghari dan Taman Hutan Raya Tanjung di

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

5. Kawasan Wisata Geopark di Kabupaten Merangin

6. Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci.

7. Danau Depati Empat di Kabupaten Merangin

8. Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci

9. Air Terjun Telun Berasap di Kabupaten Kerinci

10. Taman Wisata Alam Laut terdapat di perairan Pulau Berhala

(17)

11. Grao dan Wisata Teluk Wang terdapat di Kabupaten Merangin;

dan

12. Danau Sipin terdapat di Kota Jambi.

b) Kawasan wisata budaya, meliputi ;

1. Kawasan Wisata Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi;

2. Kawasan Cagar Budaya Seberang di Kota Jambi;

3. Permukiman Tradisional Rantau Panjang di Kabupaten Merangin;

4. Situs Lubuk Ruso di Kabupaten Batang Hari;

5. Makam Sultan Thaha Syaifuddin di Kabupaten Tebo; dan

6. Makam Rangkayo Pingai dan Makam Rangkayo Hitam di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

8) kawasan peruntukan pemukiman, meliputi ;

a) kawasan permukiman perkotaan yang meliputi permukiman di

kawasan perkotaan di PKN,PKNp,PKW,PKWp,PKL,PKLp, dan PPK ;

b) kawasan permukiman pedesaan yang meliputi kawasan permukiman

sebagai PPL dan perdesaan lainnya di Provinsi Jambi.

9) kawasan peruntukan lainnya, meliputi ;

a) kawasan pertahanan dan keamanaan, meliputi ;

1. Komando Resort Militer (KOREM) terdapat di Kota Jambi;

2. Komando Distrik Militer (KODIM) terdapat di Kota Sungai Penuh,

Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo, Kota Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat;

3. Pos Keamanan Maritim terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur;

4. Markas Polisi Daerah (MAPOLDA) terdapat di Kota Jambi;

5. Markas Polisi Kota Besar (MAPOLTABES) terdapat di Kota

Jambi;

6. Markas Polisi Militer (Markas PM) terdapat di Kota Jambi;

7. Markas Brimob terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Kerinci;

8. Kawasan Pesisir Pantai Timur.

b) Pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten

(18)

Gambar. III.2.

Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Jambi

(19)

3.2.4 Rencana Kawasan Strategis ;

Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

provinsi dalam ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan (UU Nomor 26

tahun 2007). Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis dan pelaksanaan

penataan ruang kawasan strategis provinsi menjadi wewenang pemerintah

daerah provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang.

Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jambi meliputi ;

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi ;

a. Muara Bulian - Jambi dan Sekitarnya;

b. Perkotaan Jambi, Perkotaan Muara Bungo dan Perkotaan Sungai Penuh;

c. Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi;

d. Perkotaan Bangko - Sarolangun.

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, meliputi ;

a. Kawasan Wisata Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi; dan

b. Kawasan Permukiman Suku Anak Dalam terdapat di Kabupaten

Batang Hari, Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun.

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya

alam dan/atau teknologi tinggi berupa Pembangkit Listrik Tenaga Panas

(20)

Gambar. III.3.

Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jambi

Gambar

Gambar. III.1.
Tabel. III.1.Rencana Kawasan Lindung Provinsi Jambi
Tabel. III.2.Kawasan Rawan Bencana di Provinsi Jambi
Gambar. III.2.Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Jambi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Namun dengan demikian, dari hasil penelitian di sekolah SMK Negeri 1 Talawi yang disimpulkan terlihat bahwa kegiatan pola pencarian informasi melalui media

Perempuan dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan kesehatan dan gizi yang lebih baik, termasuk untuk merawat anak.. Ada korelasi yang positif

Pada tahun 2012, sektor pertanian, sektor perdagangan; hotel; dan restoran, dan sektor jasa-jasa merupakan tiga sektor yang menyumbang sumber pertumbuhan PDRB

Maka dengan melihat pentingnya pembiayaan yang disalurkan oleh bank syari’ah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara dan berdasarkan latar belakang

Keefektifan dari bahan dan teknik enkapsulasi yang digunakan untuk menghasilkan probiotik terenkapsulasi dapat dievaluasi dari beberapa parameter kualitatif,

GAJI POKOK TERAKHIR : Rp... GAJI POKOK TERAKHIR :

Dari hasil analisis data, disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar sains kimia pokok materi pemisahan campuran antara yang diberi dengan metode pembelajaran life skill

Apakah terdapat pengaruh signifikan positif elemen ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap minat membeli