• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 49 BAB IV

TINJAUAN EKONOMI

2.1 STRUKTUR EKONOMI

Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau nilai PDRB-nya mencapai Rp 1.596,25 Milyar yang merupakan total nilai tambah bruto (NTB) yang dibentuk oleh seluruh sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Lamandau. Peranan PDRB Kabupaten Lamandau terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Tengah menempati posisi dua terendah di antara 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah.

Gambar 2.1 Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengan Tahun 2013

(2)

50 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 PDRB Kabupaten Lamandau menyumbang sebesar 2,51 persen terhadap total PDRB Provinsi Kalimantan Tengah. Meskipun menempati posisi dua terendah, sumber daya ekonomi di kabupaten ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Gambar 2.2 PDRB Kabupaten Lamandau 2009 – 2013 (milyar Rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau

Untuk melihat gambaran yang komprehensif mengenai perekonomian di kabupaten Lamandau, maka dapat dilihat lebih dalam pada struktur dari besaran yang dihasilkan. Struktur ekonomi yang dibangun oleh sektor-sektor produksi bergerak menjadi kekuatan ekonomi. Sektor dengan NTB terbesar akan menjadi tulang punggung

(3)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 51 perekonomian suatu daerah dan apabila nilainya semakin besar pada sektor tertentu maka tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap sektor tersebut semakin besar juga.

Seperti halnya di kabupaten/kota lain di provinsi Kalimantan Tengah ini, kabupaten Lamandau didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa-jasa, baik di tahun 2012 maupun tahun 2013. Dari ketiga sektor tersebut menyumbang 91,49 persen terhadap pembentuka PDRB Kabupaten Lamandau. Dari ketiga sektor tersebut, sektor pertanian masih menjadi primadona utama di kabupaten Lamandau. Sementara kontribusi sektor lain relatif lebih kecil.

Gambar 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Lamandau 2012 - 2013 (%)

(4)

52 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 Besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Lamandau mengindikasikan bahwa peranan sumber daya alam (resource base) masih sangat tinggi. Meskipun demikian, persentase yang ditunjukkan makin turun nilainya, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kontribusi pada sektor perekonomian yang lain. Peningkatan kontribusi terlihat pada sektor perdagangan, hotel, dan restauran. Peranan sektor ini terlihat meningkat di tahun 2013 ini. Sektor lain yang mengalami peningkatan adalah sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Meningkatnya arus barang dan aktivitas perekonomian mendorong peningkatan kontribusi pada sektor di atas.

Tabel 2.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Lamandau, 2009 – 2013 (%)

Sektor 2009 2010 2011 2012*) 2013**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian 67,51 67,96 68,10 68,08 67,71 2 Pertambangan dan penggalian 1,07 1,22 1,30 1,37 1,40 3 Industri Pengolahan 0,74 0,69 0,66 0,65 0,64 4

Listrik, Gas, dan Air

Bersih 0,10 0,12 0,13 0,12 0,13 5 Konstruksi 0,24 0,26 0,27 0,27 0,26 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15,87 15,27 14,70 14,67 14,95 7 Pengangkutan dan komunikasi 3,82 3,53 3,41 3,36 3,30 8 Keuangan, real estate, dan Jasa

Perusahaan 2,31 2,43 2,49 2,61 2,78 9 Jasa- Jasa 8,34 8,52 8,94 8,86 8,82

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau *) Angka Sementara

(5)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 53 Sektor lain yang turut mengalami peningkatan kontribusi di tahun 2013 adalah pertambangan dan penggalian. Peningkatan ini didukung oleh sub sektor pertambangan non-migas maupun subsektor penggalian. Subsektor penggalian menunjukkan peningkatan didukung oleh banyaknya pembangunan-pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Begitu juga untuk sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang menunjukkan kenaikan kontribusi di tahun 2013. Pertumbuhan dunia usaha di kabupaten Lamandau sendiri pada beberapa tahun terakhir mendorong berkembangnya sektor ini.

Sektor dengan kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Pada periode 2009 – 2013 peranan sektor ini tidak mencapai satu persen. Untuk lebih jelas dalam mengamati struktur ekonomi kabupaten Lamandau pada periode 2009 – 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 3. 2.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh pelaku ekonomi di suatu daerah yang terdiri dari pemerintah, perusahaan, maupun rumah-tangga. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup. Karena itu pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan yang lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan penduduknya merupakan salah satu indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi yang diharapkan juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(6)

54 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2001 –

2013

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau

Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan kinerja ekonomi kabupaten Lamandau dibandingkan tahun 2012, yaitu sebesar 6,91 persen. Pertumbuhan di tahun 2013 ini utamanya didorong oleh sub sektor perkebunan yaitu sebesar 8,05 persen dibandingkan tahun 2012. Sektor ini cukup memperlihatkan arah yang relatif kondusif. Hal ini ditandai dengan semakin membaiknya harga jual kelapa sawit. Di tahun 2012, pertumbuhan sub sektor ini sedikit menunjukkan perlambatan, hal ini dimungkinkan karena menurunnya permintaan pasar dunia terhadap minyak sawit dan karet sebagai dampak krisis ekonomi yang berlangsung di Eropa dan Amerika.

(7)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 55 Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau

Menurut Sektor, 2009 – 2013 (%) Sektor 2009 2010 2011 2012*) 2013**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian 6,87 4,59 5,73 6,55 6,53 2 Pertambangan dan penggalian -35,92 18,37 11,37 11,64 8,17 3 Industri Pengolahan 9,82 3,82 6,30 7,58 7,04

4 Listrik, Gas, dan Air

Bersih 26,56 33,52 6,14 6,14 6,19 5 Konstruksi 22,02 22,58 12,83 5,97 6,66 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5,10 8,79 5,89 5,85 6,34 7

Pengangkutan dan

komunikasi

6,59 4,56 4,83 5,56 4,31 8 Keuangan, real estate, dan Jasa

Perusahaan 9,62 15,26 13,70 14,23 15,02

9 Jasa- Jasa 4,84 8,39 10,19 8,01 8,39

PDRB 5,74 6,15 6,51 6,85 6,91

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 15,02 persen. Masih tingginya pertumbuhan sektor ini merupakan sinyal perkembangan aktivitas ekonomi. Lembaga pembiayaan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank dirasa semakin dibutuhkan dalam mendukung aktivitas pada sektor riil. Selain itu meningkaynya aktivitas perekonomian lainnya sangat memengaruhi peningkatan pada sektor ini. Pertumbuhan sektor primer maupun sekunder mendorong peningkatan output perbankan karena kebutuhan akan sektor ini meningkat. Kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan sendiri menunjukkan peningkatan yang

(8)

56 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 cukup besar. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 8,39 persen. Hal ini dipicu oleh pesta demokrasi yang dilaksanakan di tahun 2013. Sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi ketiga, yaitu sebesar 8,17 persen. Meskipun dibandingkan dengan tahun 2012, di tahun 2013 terlihat sedikit melambat. Hal ini dipicu oleh undang-undang Minerba dari pemerintah.

2.3 SUMBER PERTUMBUHAN

Di samping laju pertumbuhan ataupun struktur ekonomi, sumber pertumbuhan digunakan untuk mengidentifikasi peranan masing-masing sektor terhadap total PDRB. Sumber pertumbuhan menunjukkan besaran persentase yang disumbangkan oleh masing-masing sektor ekonomi terhadap pertumbuhan total ekonomi. Besaran angka tiap sektor memengaruhi pertumbuhan total, baik sebagai penambah atau pengurang. Pertumbuhan dan kontribusi setiap sektor menentukan besaran sumber pertumbuhannya.

Dominasi sektor di setiap tahunnya berbeda-beda. Hal ini bergantung pada perkembangan kondisi perekonomian untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2012, sektor pertanian, sektor perdagangan; hotel; dan restoran, dan sektor jasa-jasa merupakan tiga sektor yang menyumbang sumber pertumbuhan PDRB Kabupaten Lamandau terbesar di tahun 2013, yaitu sebesar 6,07 persen. Sedangkan untuk sektor Listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor dengan sumber pertumbuhan terkecil di tahun 2013.

(9)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 57 Tabel 2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau

Menurut Sektor, 2009 – 2013 (%) Sektor 2009 2010 2011 2012*) 2013**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian 4,39 2,97 3,65 4,14 4,12 2 Pertambangan dan penggalian -0,63 0,20 0,14 0,14 0,11 3 Industri Pengolahan 0,07 0,03 0,05 0,06 0,05

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,02 0,03 0,01 0,01 0,01 5 Konstruksi 0,05 0,06 0,04 0,02 0,02 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,83 1,42 0,98 0,96 1,03 7

Pengangkutan dan

komunikasi

0,27 0,19 0,20 0,22 0,17 8 Keuangan, real estate, dan Jasa Perusahaan

0,24 0,39 0,38 0,42 0,48

9 Jasa- Jasa 0,50 0,86 1,07 0,87 0,92

PDRB 5,74 6,15 6,51 6,85 6,91

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

2.4 PERANAN KELOMPOK SEKTOR EKONOMI

Sektor ekonomi yang tercakup dalam PDRB digolongkan kembali menjadi tiga kelompok, yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Sektor primer merupakan sektor yang outpunya masih bergantung pada sumber daya alam. Sektor yang tercakup dalam kelompok ini adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan&penggalian. Sebaliknya sektor sekunder merupakan sektor yang inputnya berasal dari sektor primer. Sektor yang tercakup dalam sektor sekunder adalah sektor industri

(10)

58 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor bangunan. Sedangkan empat sektor sisanya merupakan sektor tersier.

Gambar 2.5 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lamandau Menurut Kelompok Sektor, 2009 – 2013 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau

Peranan dari ketiga sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lamandau dalam periode lima tahun terkahir memperlihatkan masih dominannya sektor primer dibanding dua kelompok sektor lainnya. Hal ini mengindikasikan masih bergantungnya kabupaten Lamandau terhadap sumber daya alamnya.

2.5 PERKEMBANGAN PDRB PERKAPITA

Peningkatan pendapatan yang tinggi merupakan salah satu ukuran terhadap meningkatnya pendapatan dan tingkat kemakmuran

(11)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 59 masyarakat. Untuk mengetahui besarnya pendapatan masyarakat salah satu pendekatannya adalah besarnya PDRB per-kapita. Dikarenakan masih terbatasnya data maupun informasi mengenai pendapatan yang keluar ataupun yang masuk ke Lamandau, maka PDRB Per-kapita dihitung dengan membagi nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Gambar 2.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Lamandau, 2009 – 2013 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB perkapita Kabupaten Lamandau pada tahun 2013 mencapai Rp 22,90 juta. Sedangkan untuk PDRB perkapita atas dasar harga konstan juga meningkat untuk setiap tahunnya di lima tahun terakhir. PDRB perkapita

(12)

60 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 atas dasar harga konstan di tahun 2013 mencapai Rp 10,31 juta meningkat dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp 9,95 juta. Apabila dilihat nilai persentase pertumbuhannya, di tahun 2013 mencapai 3,69 persen untuk PDRB perkapita atas dasar harga konstan. Perlu menjadi catatan bahwa angka ini belum mempertimbangkan pendapatan yang keluar-masuk kabupaten Lamandau, tetapi angka ini sudah menunjukkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat dalam kurun waktu lima tahun.

Gambar

Gambar 2.2  PDRB  Kabupaten  Lamandau  2009  –  2013  (milyar  Rupiah)
Gambar 2.3  Struktur Ekonomi Kabupaten Lamandau 2012 - 2013 (%)
Tabel 2.1  Struktur Ekonomi Kabupaten Lamandau, 2009 – 2013 (%)  Sektor  2009  2010  2011  2012*)  2013**)  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  1  Pertanian  67,51  67,96  68,10  68,08  67,71  2  Pertambangan dan penggalian  1,07  1,22  1,30  1,37  1,40  3  Industri  Pengolahan  0,74  0,69  0,66  0,65  0,64  4
Gambar 2.5  Distribusi  Persentase  PDRB  Kabupaten  Lamandau  Menurut Kelompok Sektor, 2009 – 2013 (%)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun impedansi bukan fasor, namun karena keduanya berupa pernyataan kompleks, maka operasi-operasi fasor dapat diterapkan pada keduanya.. tegangan dan arus

Pendampingan kegiatan dilakukan oleh pendamping yang ditunjuk oleh Dinas yang membidangi perkebunan dari Dinas Provinsi dan atau Direktorat Jenderal Perkebunan, untuk ikut mengawasi

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi (332,743) PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT 26,945,153i.

5) Apabila prodi menyetujui tema dan judul tersebut maka prodi menunjuk dosen pembimbing bagi mahasiswa. 6) Setelah mendapatkan dosen pembimbing mahasiswa berhak

Hasil penelitian menyarankan: (1) perlu adanya kegiatan pelatihan motivasi untuk peternak, agar peternak memahami usahaternak yang mereka lakukan memiliki nilai ekonomi

Dalam penyusunan Renja tahun 2017 ini berpedoman pada program dan kegiatan yang tertuang pada Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pelayanan Perizinan dan Kantor

Pelecehan seksual yang dilakukan ayah subyek kepadanya merupakan pelecehan seksual yang fatal. Ayah subyek melakukan perbuatan tidak senonoh dengan anak kandungnya

Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam