• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELAAH KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TELAAH KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

88 Jurnal Akuntansi Multiparadigma

JAMAL Volume 5 Nomor 1 Halaman 1-169 Malang, April 2014 ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879

DAN ASIMETRI INFORMASI SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS

Levinda Edvandini Bambang Subroto Erwin Saraswati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 165 Malang, 65145

Surel: edvandini @gmail.com

Abstrak: Telaah Kualitas Informasi Laporan Keuangan dan Asimetri Infor-masi Sebelum dan Setelah Adopsi IFRS. Penelitian ini bertujuan menguji kual-itas informasi laporan keuangan dan asimetri informasi sebelum dan setelah adopsi IFRS di Indonesia. Penelitian ini menggunakan value relevance sebagai proksi dari kualitas informasi laporan keuangan dan bid ask spread sebagai proksi dari asimetri informasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 129 peru-sahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 dan 2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dan uji beda Paired-Sample t Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas infor-masi laporan keuangan dan asimetri inforinfor-masi mengalami penurunan setelah adopsi IFRS.

Abstract: The Study of Financial Statement Information Quality and Infor-mation Asymetry Before and After IFRS Adoption. This study examines qual-ity of inancial statement information and information asymetry before and after the adoption of IFRS in Indonesia. The study uses value relevance as the proxy of the quality of inancial statement information and the bid ask spread as the proxy of information asymmetry. The sample in this research was 129 public companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2008 and 2012. This study employed regression analysis and Paired-Sample t Test. The results showed that there is an increasing quality of inancial statement information after the adoption of IFRS and that the information asymmetry decreased after the adoption of IFRS.

Kata Kunci : Kualitas informasi Laporan keuangan, Asimetri informasi, IFRS.

International Financial Re

-porting Standards (IFRS)

meru-pakan standar akuntansi inter-nasional yang diterbitkan oleh In

-ternational Accounting Standards

Board (IASB). Menurut Martani et

al. (2012), Uni Eropa mewajibkan semua entitas yang terdaftar di pasar modal seluruh negara Uni Eropa menggunakan IFRS pada tahun 2005. Sebagian besar ke-wajiban untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan IFRS han-ya diperuntukkan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas

sig-niikan, yaitu entitas yang men

-jual surat berharganya di pasar modal (Martani et al. 2012). Ber-beda dengan GAAP yang berbasis peraturan, IFRS merupakan stan-dar berbasis prinsip yang

diharap-kan memiliki ukuran akuntansi yang lebih baik dari sebelumnya untuk menggambarkan kinerja dan posisi ekonomi perusahaan. IFRS pertama kali diadopsi oleh negara-negara Uni Eropa, baru kemudian disusul oleh Australia, Kanada, Singapura, Cina, dan ter-masuk Indonesia.

(2)

laporan keuangan. Dampak perubahan re-gulasi tersebut tentunya mempengaruhi arti rasio keuangan dan angka keuangan dari setiap aktivitas keuangan. Menurut Belka-oui (2011:162) penetapan standar ada dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan ketepat-an penyajiketepat-an, (2) pendekatketepat-an konsekuensi ekonomi. Adopsi IFRS tentunya mendukung pendekatan konsekuensi ekonomi yang di-yakini merupakan standar yang memiliki dampak positif bagi kesejahteraan sosial.

Terlepas dari IFRS merupakan suatu bentuk regulasi untuk memenuhi kebu-tuhan penggunanya, alasan lain Indone-sia melakukan konvergensi IFRS, karena komitmen Indonesia terhadap kesepakatan negara-negara G-20. Negara-negara yang tergabung dalam G-20 telah mengeluarkan kesepakatan untuk membentuk satu set standar akuntansi global yang berkualitas (Martani et al. 2012). Tujuan kesepakatan ini adalah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus in-vestasi global melalui keterbandingan lapor-an keulapor-anglapor-an. Indonesia telah mengadopsi IFRS sejak tahun 2008 secara bertahap, baru kemudian menerapkan adopsi penuh pada tahun 2012.

Mengacu pada penelitian terdahulu, yaitu Iatridis (2010) dan Lu (2012), maka penelitian ini menggabungkan kedua pene-litian tersebut dengan menguji kualitas formasi laporan keuangan dan asimetri in-formasi sebelum dan setelah adopsi IFRS. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, karena adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kualitas akuntansi semakin menurun setelah ada-nya adopsi IFRS (Paananen dan Lin 2009). Tsalavoutas et al. (2012) mengungkapkan hasil penelitian bahwa tidak ada perubahan

signiikan value relevance laporan

keuang-an sebelum dkeuang-an setelah adopsi IFRS, kedua periode menunjukkan hasil yang sama. Se-lain itu, sebagian besar penelitian yang di-lakukan di Eropa lebih dahulu medi-lakukan adopsi IFRS.

Penelitian ini bertujuan menguji kuali-tas informasi laporan keuangan meningkat dan asimetri informasi menurun setelah adopsi IFRS, dengan menganalisis perbe-daan kualitas informasi laporan keuangan dan asimetri informasi pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS di Indonesia. Pene-litian ini memberikan kontribusi konseptual

yang cukup signiikan dengan memberikan

bukti empiris mengenai: (1) hubungan kuali-tas informasi laporan keuangan akuali-tas adopsi IFRS (2) hubungan asimetri informasi atas adopsi IFRS.

METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 dan 2012. Data penelitian yang digunakan adalah data laporan keuangan, laporan keuangan ta-hunan, dan laporan kinerja seluruh perusa-haan yang terdaftar di BEI periode 2008 dan 2012 yang diperoleh dari situs resmi BEI di www.idx.co.id serta dari Indonesian Capital

Market Directory (ICMD). Sampel akhir

dipi-lih dengan menggunakan metode purposive

sampling.

Perbedaan penelitian ini dengan pene-litian terdahulu adalah penepene-litian Iatri-dis (2010) hanya menguji kualitas laporan keuangan atas adopsi IFRS di Inggris. Pene-litian ini menguji kualitas informasi lapor-an keulapor-anglapor-an dlapor-an asimetri informasi atas adopsi IFRS di Indonesia. Penelitian Iatridis (2010) dan Lu (2012) dilakukan pada sampel perusahaan di Eropa, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan objek penelitian tersebut karena penerapan IFRS diwajibkan kepada semua entitas yang terdaftar di pasar modal (Mar-tani et al. 2012).

Kualitas informasi laporan keuangan dalam penelitian ini menggunakan

va-lue relevance sebagai alat ukur. Pengujian

value relevance menggunakan dua model

penelitian, yaitu model harga (price model) dan model return (return model) sesuai de-ngan penelitian yang dilakukan oleh Iatridis (2010).

Model penelitian (1) menggunakan

price model sebagai proksi dari value rele

-vance berdasarkan explanatory power yang

dihasilkan dari hasil regresi book value per

share dan net proit per share terhadap stock

price. Value relevance diukur berdasarkan

metode yang dilakukan oleh Iatridis (2010) dengan melihat nilai adjusted R2 dari regresi persamaan berikut :

Pit = β0 + β1BVPSit + β2NPPSit + εit ...(1)

Keterangan :

(3)

BVPSit = book value equity per share perusa-haan i pada tahun t

NPPSit = net proit per share perusahaan i

pada tahun t

εit = error term

Model penelitian (2) menggunakan re

-turn model sebagai proksi value relevance

berdasarkan explanatory power yang di-dapatkan dari hasil regresi stock returns terhadap net proit. Value relevance diukur berdasarkan metode yang dilakukan oleh Iatridis (2010)dengan melihat nilai adjusted

R2 dari regresi persamaan berikut :

NPPit = β0 + β1ARit + εit... (2)

Asimetri informasi dalam penelitian ini menggunakan proksi bid ask spread. Stoll

(1989) menyatakan deinisi bid ask spread

adalah selisih harga beli tertinggi saham dengan harga jual terendah saham yang diperdagangkan. Penelitian ini mengukur asimetri informasi dengan menggunakan

relative bid-ask spread seperti dalam

peneli-tian Ryan (1996) yang dioperasionalkan seb-agai berikut :

Spreadit = ((ask priceit – bid priceit)/((ask priceit + bid priceit)/2)) x 100... (3) Keterangan :

Spreadit = selisih harga saat ask dengan

harga saat bid

ask priceit= harga ask tertinggi saham

peru-sahaan i pada waktu t

bid priceit= harga bid terendah saham

peru-sahaan i pada waktu t

Dalam penelitian ini analisis regresi berganda dan regresi sederhana digunakan untuk menguji proksi value relevance, de-ngan model penelitian (1) yaitu price model untuk menguji proksi value relevance, hasil regresi book value per share dan net proit per

share terhadap stock price, dan model

pene-litian (2) yaitu return model menggunakan analisis regresi sederhana antara variabel

stock returns terhadap net proit. Tinggi atau

rendahnya value relevance ditunjukkan dari nilai adjusted R2 yang diperoleh dari hasil

regresi. Variabel asimetri informasi, meng-gunakan uji beda Paired-Sample t Test, per-bedaan asimetri informasi dapat diketahui dengan membandingkan nilai mean (rata-rata) adjusted spread sebelum dan setelah adopsi IFRS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012 adalah sebanyak 446 perusa-haan, sedangkan jumlah data perusahaan yang menjadi sampel sebanyak 129 perusa-haan (irm-year). Berikut ini adalah rincian jumlah yang diperoleh dengan mengguna-kan teknik purposive sampling :

Berdasarkan metode penelitian terda-hulu yang dilakukan Iatridis (2010), price

model diestimasi dengan regresi untuk

masing-masing periode. Hasil pengujian menunjukkan model penelitian layak

de-ngan nilai F signiikan untuk periode sebe

-lum adopsi IFRS, yaitu sebesar 127,95 dan setelah adopsi IFRS sebesar 207,34 serta

signiikan secara statistis (α= 0,05).

Pelaporan keuangan harus memiliki kualitas informasi yang baik, sehingga bisa digunakan secara maksimal oleh para calon investor dan pengguna lainnya. Kualitas informasi dalam penelitian ini diproksikan dengan value relevance. Value relevance adalah suatu konsep yang menghubungkan angka-angka akuntansi dengan nilai pasar perusahaan. Value relevance dapat ditinjau dari dua perspektif utama, perspektif si-nyal dan perspektif pengukuran (Hellstrom 2006). Perspektif sinyal bermaksud untuk mempelajari apakah ada reaksi terhadap pengungkapan informasi akuntansi, sedang-kan perspektif pengukuran untuk mengukur hubungan eksplisit antara indikator pasar dari nilai perusahaan dan ukuran akuntansi perusahaan.

Pengujian value relevance dilihat dari perbandingan nilai Adjusted R2 sebelum dan setelah adopsi IFRS. Apabila nilai Adjusted

R2 meningkat secara signiikan, maka kuali

(4)

IFRS merupakan standar akuntansi in-ternasional yang disusun oleh International

Accounting Standards Board. Sebagian besar

standar yang menjadi bagian IFRS merupa-kan standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Ac

-counting Standars (IAS). Tujuan IFRS adalah

memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan un-tuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi.

Alasan adopsi IFRS di Indonesia berha-sil meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan, karena IFRS berbasis prinsip ni-lai wajar dibandingkan sebelum penerapan IFRS yang berbasis historis (Warsono 2011). Standar keuangan yang berbasis prinsip dinilai lebih ringkas dan berlaku efektif se-cara global. Hal tersebut yang dapat mening-katkan transparansi perusahaan dan me-ningkatkan daya informasi laporan keuang-an perusahakeuang-an-perusahakeuang-an di Indonesia, khususnya yang telah melakukan adopsi IFRS.

Penelitian ini sesuai dengan peneli-tian terdahulu yang dilakukan oleh Iatridis (2010) yang melakukan penelitian adopsi IFRS di Inggris menunjukkan bahwa

imple-mentasi IFRS dapat meningkatkan kualitas akuntansi, menurunkan manajemen laba, dan pengakuan rugi semakin tepat waktu. Barth et al. (2008) menguji aplikasi Inter

-national Accounting Standards (IAS)

terha-dap kualitas akuntansi sebelum dan setelah penerapan IFRS. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas akuntansi meningkat setelah adopsi IFRS dengan indikator meningkatnya relevansi nilai informasi akuntansi. Adopsi IFRS memberikan reaksi pasar yang positif bagi perusahaan yang memiliki kualitas in-formasi akuntansi tinggi. Investor memiliki ekspektasi bahwa IFRS memberikan man-faat ekonomi terkait transparansi dan pe-ningkatan kualitas pelaporan (Armstrong et

al. 2010).

Beberapa penelitian yang mengindika-sikan bahwa adopsi IFRS telah mampu me-ningkatkan kualitas pelaporan keuangan di sebagian besar negara dengan beberapa as-pek yang berbeda juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Pengaruh adopsi IFRS salah satunya dapat menurunkan cost of

capital. Li (2010) menyatakan mekanisme

di balik penurunan cost of capital terjadi melalui peningkatan pengungkapan dan

pe-ningkatan komparabilitas informasi. Eisien

-si modal akan meningkat jika kualitas pela-Tabel 1. Sampel Penelitian

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012 446

Perusahaan yang tidak memiliki data penelitian yang

lengkap untuk seluruh variabel (143)

Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan

dalam mata uang rupiah (16)

Perusahaan yang tidak memiliki laba bersih positif (98)

Perusahaan yang tidak menggunakan laba komprehensif (60)

Total Sampel 129

Tabel 2. Hasil Pengujian Model Penelitian (1)

Variabel PRE-IFRS (n = 129) POST-IFRS (n = 129)

Koeisien Koeisien

Konstanta 1,873 1,519

BVPS 0,461*** 0,596***

NPPS 0,346*** 0,378***

Nilai F 127,954*** 207,335***

Adjusted R2 0,665 0,763

(5)

poran keuangan perusahaan tinggi. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh perusahaan melalui nilai NPV yang positif pada inves-tor (Biddle, Hilary, dan Verdi 2009). Reaksi pasar modal terhadap adopsi IFRS juga me-nunjukkan respon positif atas proses adopsi IFRS tersebut (Armstrong et al. 2010). Pe-ningkatan kualitas informasi akuntansi da-pat dilihat dari manajemen laba, pengakuan rugi dan relevansi nilai akuntansi (Iatri-dis 2010; Barth et al. 2008). Kedua pene-liti tersebut mengungkapkan bahwa adopsi IFRS berdampak pada penurunan manaje-men laba, pengakuan rugi manaje-menjadi semakin tepat waktu, serta meningkatnya relevansi nilai informasi akuntansi. Hung dan Sub-ramanyam (2004) menunjukkan terjadi pe-ningkatan jumlah asset dan book value of eq

-uity setelah adopsi wajib IFRS dibandingkan dengan sebelumnya.

Pada penelitian ini hasil penguji-an menunjukkpenguji-an model penelitipenguji-an sebe-lum adopsi IFRS nilai F sebesar 0,003 dan setelah adopsi IFRS sebesar 1,972.

Ke-duanya menunjukkan nilai tidak signiikan secara statistis (α = 0,05). Hasil pengujian

menunjukkan nilai Adjusted R2 mengalami peningkatan, yaitu -0,01 pada periode sebe-lum adopsi IFRS menjadi 0,01 setelah adop-si IFRS. Bukti empiris dari return model ini menunjukkan bahwa pengujian adopsi IFRS di Indonesia dengan menggunakan return

model tidak memiliki pengaruh pada

rele-vansi nilai informasi akuntansi.

Alasan mengapa model penelitian (2)

tidak signiikan secara statistik karena per

-hitungan stock return mencakup perubahan rata-rata harga saham sebelum dan setelah adopsi IFRS, yakni tahun 2007 dan 2008 untuk periode sebelum adopsi, sedangkan tahun 2011 dan 2012 untuk periode setelah adopsi IFRS. Return model lebih mengarah pada masalah penelitian yang berfokus pada perubahan nilai dalam suatu periode ter-tentu dan aspek ketepatwaktuan (timeliness) (Barth et al. 2008). Hasil pengujian return

model ini sesuai dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Iatridis (2010) menun-jukkan peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi.

Pengadopsian standar akuntansi inter-nasional ke dalam standar akuntansi domes-tik bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi (Rohaeni dan Aryati 2012). Pe-nyusun standar mengharapkan bahwa peng-gunaan IFRS dapat meningkatkan kompara-bilitas laporan keuangan, transparansi pe-rusahaan dan kualitas pelaporan keuangan yang berdampak pada keuntungan investor. IFRS sebagai standar yang berkualitas tinggi akan meningkatkan kualitas laporan ke-uangan yang diukur dengan value relevance. Apabila kualitas informasi laporan keuang-an mengalami peningkatkeuang-an, akkeuang-an berdam-pak pada turunnya asimetri informasi yang diukur dengan bid ask spread.

Berdasarkan hasil penelitian, nilai

sig-niikansi rata-rata bid ask spread sebelum

Tabel 3. Hasil Pengujian Model Penelitian (2)

Variabel PRE-IFRS (n = 129) POST-IFRS (n = 129)

Koeisien Koeisien

Konstanta 11,035 12,381

AR -0,046 -0,531

Nilai F 0,003 1,972

Adjusted R2 -0,008 0,008

Tabel 4. Hasil Uji T Bid-Ask Spread

Paired Differences

Mean Std. Std. Sig.

Deviation Eror Mean t Df (2-tailed)

preSPREAD - 37,07672 44,93705 3,95649 9,371 128 0,000

(6)

dan setelah penerapan IFRS sebesar 0,000.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai signiikan

-si kurang dari 0,05 yang berarti mendukung bahwa terjadi penurunan asimetri informa-si setelah adopinforma-si IFRS. Hal ini disebabkan setelah adopsi IFRS laporan keuangan men-jadi lebih berkualitas dan semakin menu-runkan tingkat asimetri informasi.

Pihak Investor akan lebih diuntungkan dengan adanya adopsi IFRS, karena kualitas informasi laporan keuangan yang baik akan membawa konsekuensi kepada penilaian in-formasi pasar ekuitas dan penurunan risiko

(Ball 2006). Teori pasar eisien menggaris

-bawahi aspek informasi yang tersedia bagi investor dan calon investor sehingga harga sekuritas mencerminkan penggunaan in-formasi secara cepat dan fully relect (Fama

1970). Pasar eisien adalah kondisi dimana

informasi mengenai semua harga dapat di-peroleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang khusus (Fahmi 2012:260).

Esensi pasar eisien adalah informasi mu

-dah diakses dan dimanfaatkan untuk mem-peroleh keuntungan investor yang tercermin langsung dalam harga pasar sekuritas. Teori

pasar eisien dapat memberikan prediksi

bahwa harga-harga sekuritas yang meru-pakan hasil interaksi mencerminkan secara tepat pengetahuan kolektif dan kemampuan memproses informasi yang dimiliki investor.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Hail, Leuz, dan Wysocki (2010) yang menyatakan bahwa pengung-kapan yang lebih baik akan mengurangi asimetri informasi dan meningkatkan likui-ditas pasar. Perusahaan dengan kebijakan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi dapat mengurangi asimetri informasi (Cohen 2003).

Kualitas informasi laporan keuangan yang mengalami peningkatan, akan berdam-pak pada turunnya asimetri informasi. Pene-litian terdahulu mengungkapkan adanya hubungan negatif antara kualitas informasi laporan keuangan dengan asimetri infor-masi. Perusahaan yang memiliki kualitas in-formasi laporan keuangan yang tinggi akan membawa konsekuensi ekonomis berupa asimetri informasi yang rendah. Menurut Copeland dan Galai (1983) dalam Apriliani (2012) menyatakan bahwa ketika kualitas informasi akuntansi mengalami peningkat-an, maka asimetri informasi akan meng-alami penurunan. Kualitas informasi akun-tansi yang disampaikan melalui pelaporan keuangan memiliki pengaruh negatif

terha-dap asimetri informasi. Hal yang sama juga diungkapkan Fanani (2009), bahwa kualitas pelaporan keuangan berhubungan negatif

dan signiikan dengan asimetri informasi.

Fanani (2009) menggunakan kualitas pela-poran keuangan faktorial yang terdiri dari relevansi nilai dan konservatisme.

Perusahaan yang memiliki pelaporan keuangan berkualitas tinggi dapat mengu-rangi asimetri informasi dan biaya modal (Cohen 2003). Bhattacharya et al. (2011) lebih fokus pada kualitas laba. Komponen kualitas laba dilihat dari laba bersih dan operasional arus kas perusahaan. Ha-sil penelitian menunjukkan bahwa kualitas laba perusahaan yang buruk berhubungan

secara signiikan dengan asimetri informasi.

Ada-nya adopsi wajib IFRS berhasil menu-runkan tingkat konservatisme akuntansi dan memperlemah hubungannya dengan asimetri informasi (Lu 2012).

Paananen dan Lin (2009) dan Ahmed et

al. (2012) menunjukkan hasil yang berbeda dengan beberapa penelitian di atas tentang kualitas akuntansi. Penerapan adopsi IFRS tidak meningkatkan kualitas informasi la-poran keuangan. Hasil pengujian menunjuk-kan terjadi penurunan kualitas akuntansi setelah kewajiban adopsi IFRS tahun 2005. Selain itu, perataan laba dan pengakuan rugi semakin tinggi.

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan pengu-jian kualitas informasi laporan keuangan menggunakan price model dan return

mo-del semakin meningkat setelah adopsi IFRS dibandingkan sebelum adanya adopsi IFRS. Hal ini disebabkan standar IFRS berbasis prinsip nilai wajar dibandingkan sebelum-nya yang berbasis historis. Standar keuang-an ykeuang-ang berbasis prinsip dinilai lebih ringkas dan berlaku efektif secara global. Hal terse-but yang dapat meningkatkan transparansi perusahaan dan meningkatkan daya infor-masi laporan keuangan perusahaan-peru-sahaan di Indonesia. Pengujian asimetri in-formasi setelah adopsi IFRS menunjukkan bahwa asimetri informasi mengalami penu-runan. Hal tersebut disebabkan laporan keuangan yang semakin berkualitas, maka tingkat asimetri informasi akan semakin menurun.

Penelitian ini memberikan beberapa kontribusi, pertama terhadap teori regulasi

dan teori pasar eisien. Hal ini dapat dilihat

(7)

satu regulasi berupa standar akuntansi in-ternasional. Dampak dari adopsi IFRS dapat mengurangi tingkat asimetri informasi. Ke-dua, sebagai bahan kajian mengenai adopsi IFRS terhadap kualitas informasi laporan keuangan bagi pihak akademisi. Bagi pihak investor, penelitian ini merupakan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputus-an. Ketiga, penelitian ini menjadi masuk-an bagi Dewmasuk-an Stmasuk-andar dalam rmasuk-angka riset pengembangan dan pengevaluasian pene-rapan IFRS.

Penelitian ini juga memiliki keterba-tasan yang bisa diperbaiki oleh peneliti se-lanjutnya. Adapun saran yang perlu diper-hatikan oleh peneliti selanjutnya diharapkan bisa mengembangkan proksi yang lain dalam melakukan penilaian kualitas informasi laporan keuangan dan diharapkan menggu-nakan periode penelitian yang lebih terkini dan runtut waktu, sehingga dapat diketahui peningkatan atau penurunan kualitas formasi laporan keuangan dan asimetri in-formasi setelah adanya adopsi IFRS secara

signiikan.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmed, A.S., M.Neel, dan D.Wang. 2012. “Does Mandatory Adoption of IFRS Im-prove Accounting Quality? Preliminary Evidence”. Contemporary Accounting

Research, Vol 30, No 4, hlm 1344-1372.

Apriliani, A.N. 2012. “Kajian Kualitas Pela-poran Keuangan Second Order Ter-hadap Asimetri Informasi”. Accounting

Analysis Journal, Vol 1, No 1, hlm

21-26.

Armstrong, C.S., M.E. Barth, A.D. Jagolinzer, and Riedl E.J. 2010. “Market Reaction to the Adoption of IFRS in Europe”. Ac

-counting Analysis Journal, Vol 85, No 1,

hlm 31-61.

Ball, R. 2006. “International Financial Re-porting Standards (IFRS): pros and cons for investors”. Accounting and Business

Research, Vol. 36, No. 1 hlm 5-27.

Barth, M.E., W.R. Landsman dan Lang M.H. 2008. “International Accounting Stan-dard and Accounting Quality”. Journal

of Accounting Research, Vol 46, No 3,

hlm 467-498.

Belkaoui, A.R. 2011. Teori Akuntansi. Salem-ba Empat. Jakarta.

Bhattacharya, N., H. Desai, and K. Venkata-raman. 2013. “Does Earnings quality and information asymmetry? Evidence from trading costs”. Contemporary Ac

-counting Research, Vol 30, No 2, hlm

482-516.

Biddle, G.C., G.Hilary dan Verdi.R.S. 2009. “How Does Financial Reporting Quality

Relate to Investment Eficiency?”. Jour

-nal of Accounting and Economics, Vol

48, hlm 112-131.

Cohen, D.A. 2003. Quality of Financial Re-porting Choice: Determinants and Eco-nomic Consequences. Department of Accounting and Information Manage-ment, Kellogg School of Management, Northwestern University.

Fahmi, I. 2012. Pengantar Pasar Modal. Alfa-beta. Bandung.

Fama, E. 1970. “Eficient Capital Markets: A

Review of Theory and Empirical Work”.

Journal of Finance, Vol.25, hlm

383-417.

Hail, L., C. Leuz and P. Wysocki. 2010. “Global Accounting Convergence and The Potential Adoption of IFRS by The U.S. (Part I): Conceptual Underpinnings and Economic Analysis”. Accounting

Horizons, Vol 24, No 3, hlm 355-394.

Hellstrom, K. 2006. “The Value Relevance of Financial Accounting Information in a Transition Economy: The Case of the Czech Republic. European Accounting

Review”, Vol 15, No 3, hlm 325-349.

Hung, M., and K. R. Subramanyam. 2004. “Financial Statement Effects of Adopt-ing International AccountAdopt-ing Stan-dards: The Case of Germany”, Working

Paper, University of Southern

Califor-nia.

Iatridis, G. 2010. “International Financial Reporting Standards And The Quality Of Financial Statement Information”.

International Review of Financial Analy

-sis, Vol 19, hlm 193-204.

Li, S. 2010. “Does Mandatory Adoption of International Financial Reporting Stan-dards in the European Union Reduce the Cost of Equity Capital?”. The Ac

-counting Review. Vol 85, No 2, hlm

607-636.

Lu, X. 2012. “Information Asymmetry and Accounting Conservatism under IFRS Adoption”. Faculty of Business, Brock University St. Catharines.

Martani, D., S. Veronica, R. Wardani, A. Far-ahmita, dan E. Tanujaya. 2012. Akun

-tansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba Empat. Jakarta.

(8)

Ger-many”. Journal of International Account

-ing Research. Vol 8, No 1, hlm 31-55.

Rohaeni, D. dan T. Aryati. 2012. Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap Income

Smoothing Dengan Kualitas Audit

Seb-agai Variabel Moderasi. Prosiding Sim

-posium Nasional Akuntansi (SNA) XV Banjarmasin.

Ryan, H.A. 1996. “The Use Of Financial Ra-tios As Measures Of Risk In The Deter-mination Of The Bid-Ask Spread”. Jour

-nal of Financial And Strategic Decisions,

Vol 9, No 2, hlm 33-41.

Stoll, H.R. 1989. “Inferring The Components of the Bid-Ask Spread: Theory an Em-pirical Tests”. The Journal of Finance, Vol 44, No 1, hlm 115-134.

Tsalavoutas, I., P. Andre, and L. Evans. 2012. The Transition To IFRS and The Value Relevance Of Financial Statements in Greece. Abstracts Science Direct, Vol 44, No 4, hlm 262-277.

Warsono, S. 2011. Adopsi Standar Akuntansi

IFRS: Fakta, Dilema dan Metematika.

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengujian Model Penelitian (1)
Tabel 4. Hasil Uji T Bid-Ask Spread

Referensi

Dokumen terkait

a) Adapun saran yang diberikan penulis dalam meningkatkan standar akuntansi pemerintah di kabupaten bandung barat yaitu agar lebih bisa baik lagi dalam pembuatan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah untuk menghasilkan sebuah sistem informasi akuntansi laporan piutang dagang pada PT.. Untuk mengembangkan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembang perangkat lunak dalam mengembangkan aplikasi web yang dapat menampilkan laporan grafik guna mempermudah

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada alat uji kualitas udara ini. Beberapa saran yang bisa diberikan adalah

Adapun saran-saran yang diberikan penulis berdasarkan hasil analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Variabel Pemahaman Akuntansi, Penerapan Sistem

Adapun saran yang diberikan oleh Bahar & Sjaharuddin 2015 untuk penelitian selanjutnya antara kualitas pelayanan dengan minat beli ulang adalah diharapkan dapat menambahkan

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1) Melihat efektivitas dari relaksasi zikir pada pasien dispepsia, pasien dispepsia diharapkan bisa terus

Berdasarkan simpulan yang ada, adapun saran yang dapat disampaikan antara lain: (1) untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, sebaiknya SKPD di Kabupaten