• Tidak ada hasil yang ditemukan

366155487 Tugas Makalah Pemasaran Kel 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "366155487 Tugas Makalah Pemasaran Kel 1"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

COLLECTING INFORMATION AND MARKETING DEMAND AND CONDUCTING MARKETING RESEARCH AND FORECASTING DEMAND

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Pemasaran yang diampu oleh Dr. Hj. Meta Arief, M.Si)

Disusun Oleh: Alex Kuswandi 1707520

Dolores Silvia 1707469 Fahmi Dharmawan 1707518

Ratih Fitriani 1707284

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG MASALAH...1

B. RUMUSAN MASALAH...3

C. TUJUAN PENELITIAN...3

BAB II PEMBAHASAN...5

A. Mengumpulkan Informasi...5

B. Sistem Informasi Pemasaran...7

C. Meningkatkan Mutu Intelijen Pemasaran...10

D. Lingkungan Pemasaran...12

E. Strategi Bisnis...18

F. Strategi Bauran Pemasaran Ritel...18

G. Pengertian Riset Pemasaran...20

H. Klasifikasi Riset Pemasaran...22

I. Proses Riset Pemasaran...26

J. Ciri Riset Pemasaran dan Hambatannya...28

K. Mengukur Produktivitas Pemasaran...29

L. Mengukur Kinerja Rencana Pemasaran...30

M. Peramalan dan Pengukuran Permintaan...31

N. Fungsi Riset Manajemen Dalam Indrusti Riset...34

O. Meramalkan Permintaan Dalam Industri Ritel...35

BAB III PENUTUP...37

A. KESIMPULAN...37

B. SARAN...37

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik roduk dan nilai dengan orang lain.

Pemasaran yang baik menginginkan pemahaman yang membantu mereka menerjemahkan kinerja masa lalu dan juga merencanakan kegiatan masa depan. Mereka memerlukan informasi yang tepat waktu, akurat dan dapat ditindak lanjuti tentang konsumen, persaingan dan merek mereka. Mereka juga harus sebaik mungkin membuat keputusan taktis dalam jangka pendek dan keputusan strategis dalam jangka panjang. Di dalam kegiatan pemasaran pasti tidak semuanya berjalan dengan lancer, banyak yang bisa kita ambil pokok permasalahannya, dari segi penjual maupun pembelinya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen pemasaran yang baik untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan pemasaran tersebut yang didasarkan pada permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Manajemen Pemasaran adalah merupakan alat analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba.

(4)

pemasaran yang baik, serta informasi yang berkaitan dalam kelangsungan bisnis dimana diera teknologi saat ini persaingan didunia bisnis sangatlah tinggi. Perusahaan memerlukan informasi yang tepat tentang konsumen yang ditujunya agar perusahaan dapat menetapkan barang / jasa apa yang akan ditawarkan sehingga memiliki suatu daya pemikat dimata konsumen untuk barang/ jasanya dapat terjual. Informasi tersebut juga berguna saat perusahaan hendak mengambil keputusan-keputusan dalam mencapai tujuan/ target yang ingin ditetapkan.

Usaha untuk menemukan pandangan konsumen dan memahami implikasi pemasarannya sering menghasilkan peluncuran produk yang berhasil atau mendorong pertumbuhan suatu merek. Sehingga sangatlah penting untuk setiap perusahaan melakukan riset pemasaran dan meramalkan jumlah permintaan, dengan informasi yang sebelumnya didapat maka perusahaan dapat melakukan riset pemasaran. Riset pemasaran dilakukan guna memperoleh hasil riset yang cukup dapat dipercaya untuk membantu pengusaha memutuskan banyak masalah dalam penyusunan rencana strategi pemasaran produk. Sehingga bisa menentukan sistem pemasaran yang cocok diterapkan dalam perusahaan tersebut. Setelah riset selesai, perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan potensi laba tiap-tiap peluang pasar.

(5)

Setiap para pelaku bisnis diindustri retail saling berlomba mendapatkan informasi apa yang diinginkan dan diperlukan konsumen serta apa yang pesaingnya lakukan. Diperlukan strategi pemasaran yang tepat serta pengelolaan permodalan untuk dapat memasarkan permintaan akan barang/ jasa agar perusahaan dapat menyediakan barang tersebut sesuai dengan target yang ingin dicapai. Industri retail merupakan salah satu industri yang tidak goyah oleh dampak yang terjadi saat krisis moneter 1998, daya beli masyarakat bukanlah suatu alasan mengapa banyak usaha retail tutup. Lalu bagaimana strategi yang tepat dalam membuat usaha retail tetap menjadi pilihan bagi masyarakat?, industri retail perlu melakukan riset mengenai pola belanja konsumen dengan meilihat beberapa faktor penyebabnya. Serta setelah diketahui maka perusahaan dapat mengambil keputusan akan langkah apa selanjutnya yang harus dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka diambil beberapa rumusan masalah sebagia berikut :

1. Apa saja informasi yang dibutuhkan dalam perusahaan terutama usaha ritel?

2. Apa saja yang termasuk dalam lingkungan pemasaran? 3. Bagaimana cara meningkatkan mutu intelijen pemasaran? 4. Bagaimana klasifikasi riset pemasaran?

5. Bagaimana langkah dari proses riset pemasaran? 6. Bagaimana klasifikasi peramalan permintaan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan diatas, maka tujuan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam perusahaan terutama usaha ritel.

(6)
(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Mengumpulkan Informasi

Pengumpulan informasi dalam sebuah bisnis amatlah penting, setiap perusahaan haruslah mendapatkan informasi mengenai segala hal penting yang berkaitan dengan proses bisnis yang dijalani oleh perusahaan tersebut. Begitu pula dengan usaha ritel mengumpulkan informasi merupakan suatu keharusan bagi kelancaran proses bisnis, yang dimaksud dengan ritel ialah upaya memecah barang/ produk yang diproduksi manufaktur maupun perusahaan dalam jumlah besar sehingga dikonsumsi konsumen akhir dalam jumlah kecil sesuai dengan kebutuhannya. Informasi yang diperlukan oleh perusahaan ritel berkenaan dengan apa yang dinginkan konsumen, apa yang dibutuhkan konsumen, apa yang sedang menjadi trend saat ini, dan apa saja yang dilakukan oleh kompetitornya.

1. Informasi Sejarah Penjualan Tahun Sebelumnya

Informasi ini dilakukan dengan menganalisis data penjualan usaha retail itu sendiri, apakah mencapai pertumbuhan penjualan atau penurunan penjualan. Dengan data tersebut maka pengusaha retail dapat melakukan langkah perbaikan apabila tidak mencapai pertumbuhan penjualan dengan melihat apa penyebab ditahun ini penjualan turun, apa kunci sukses yang dilakukan di penjualan tahun lalu, dan apa langkah perbaikan yang akan diambil. Hal-hal yang dapat mempengaruhi penurunan penjualan diantaranya hubungan kerja sama dengan supplier, persaingan dengan pelaku usaha retail serta onlineshop, dan kreatifitas usaha retail itu sendiri.

2. Informasi dari Konsumen

(8)

adalah apakah pelanggan sudah puas dengan pelayanan yang diberi. Kepuasan itu sendiri meliputi berbagai hal antara lain :

1) Pelayanan yang ramah

2) Suasana toko yang bersih dan nyaman 3) Musik yang didengar ditoko

4) Produk lengkap dan berkualitas 3. Informasi dari Kompetitor

Kompetitor merupakan perusahaan lain yang menjalankan bisnis sebidang dengan apa yang bisnis kita jalankan. Konsumen sebagai target pasar memiliki kebebasan untuk membelanjakan pendapatanya. Dalam industri ritel persaingan sangatlah ketat sehingga masing-masing pelaku usaha retail akan mencari informasi yang sedalamnya tetntang kompetitornya. Berikut beberapa informasi yang diambil oleh pelaku bisnis retail untuk kompetitornya :

a) Harga

Harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Tidak jarang konsumen akan beralih ke dari satu usaha retail ke retail lainnya untuk mendapatkan harga yang diinginkan terlebih bila barang tersebut sifatnya kebutuhan pokok. Sehingga para pelaku usaha retail banyak melakukan survey ke kompetitornya untuk melihat harga yang dijual oleh kompetitornya, dan dengan demikian dapat dilakukan kebijakan untuk menyamakan atau menurunkan harga jual agar lebih kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya.

b) Lokasi

Lokasi menjadi salah satu alasan konsumen untuk berbelanja, sehingga diera teknologi saat ini banyak konsumen memilih belanja online yang lebih mudah dan dapat diterima dirumah customer.

c) Kelengkapan dan Kualitas Produk

(9)

image dibenak konsumen bahwa pelaku industri retail tersebut tidak menyediakan barang lengkap dan tidak berkualitas.

d) Acara

Banyaknya acara yang diadakan oleh suatu usaha retail baik acara yang sifatnya langsung ke penjualan maupun acara yang tidak langsung berpengaruh kepenjualan. Acara merupakan salah satu program yang dapat diadakan baik secara mandiri oleh pengusaha retail, maupun kerjasama dengan pikah supplier. Para pelaku saling berlomba untuk membuat acara yang menarik untuk memikat konsumen agar berbelanja ke tokonya. Acara merupakan suatu keunggulan yang tidak dilakukan oleh penjual di onlineshop, sehingga para pelaku bisnis dapat memanfaatkannya agar konsumen lebih berminat belanja di usaha retail dibandingkan dengan onlineshop.

e) Visualisasi

Penentuan visualisasi dapat meningkatkan mood konsumen untuk belanja, dengan pola pemajangan yang menarik, area jual yang bersih serta di desain semenarik mungkin, dan pencahayaan yang tepat. Pelaku bisnis ritel selalu melakukan survey ke pesaingnya untuk melihat visusalisasinya.

B. Sistem Informasi Pemasaran

(10)

1) Intelejensi Pemasaran

Seperangkat prosedur yang digunakan para manajer untuk memperoleh informasi mengenai :

a. New and Trade Publications

b. Monitor sosial media sites

c. Meet with custumers, suppliers, distributors, and other manager

2) Penyimpanan Dokumen Internal

Data internal merupakan penyimpanan data yang terdapat/dikumpulkan dar dalam organisasi/ perusahaan berikut beberapa jenis data internal dalam usaha ritel :

a. Siklus pengorderan sampai pembayaran

Dalam pengadaan barang/ jasa perusahaan tentu perlu mengadakan kerja sama dengan pihak lainnya. Perusahaan ritel dalam memenuhi ketersediaan barang dagangannya perlu melakukan pengorderan kepihak supplier/ distributor. Peritel harus dapat melihat perkiraan permintaan barang oleh konsumen sehingga jumlah pengestimasian order tepat dan tidak terjadi kelebihan order maupun kehilangan kesempatan menjual karena estimasi order kurang. Hal ini perlu dilakukan agar cas flow perusahaan dapat berjalan lancar, sehingga peritel dapat membayar kontra bon kepada supplier/ distributor tepat waktu. Cara tepat dalam menghitung estimasi order yang akurat dapat dilakukan dengan melihat histori penjualan barang tertentu sebelumnya, dan melihat moment penjualan.

b. Penyimpanan data

(11)

dan modern biasanya sudah memiliki sistem program pendataan yang canggih. Berikut penjelasan lebih terperinci tiga data tersebut, yaitu :

1) Data penerimaan barang (Receiving), ketika peritel melakukan pengorderan barang ke supplier/ distributor, maka ketika barang tersebut datang harus didata terlebih dahulu sehingga data tersebut akan masuk kedalam data invetory.

2) Data gudang (Warehousing)

Data gudang merupakan data jumlah persediaan barang yang khusus disimpan digudang, sehingga ketika karyawan mengambil barang untuk dipajang diarea jual, maka sistem program gudang/ pencatatan gudang mengurangi data stock gudang susuai dengan jumlah barang yang diambil.

3) Data invetory

Data invetory merupakan gabungan keselurahan data barang yang ada diarea jual, digudang, dan barang yang baru diterima yang telah didata. Keakuratan data inventori menentukan keuntungan dan kerugian usaha ritel, hal ini dikarenakan barang yang sebelumnya diorder akan diterima oleh peritel dan barang tersebut akan masuk kedalam data invetory dan peritel bisa melakukan stock opname (menghitung jumlah barang baik digudang maupun diarea jual) dengan tujuan apakah data yang tersimpan dalam data inventory dikurangi data barang yang terjual dan data hasil dari stock opname terdapat selisih. Bila selisih yang didapat sangat tinggi maka barang tersebut harus ditelusuri lagi apakah terjadi kehilangan.

c. Sistem informasi penjualan

(12)

pertahun, dan seterusnya. Dengan adanya penyimpanan data yang terstruktur sehingga akan lebih mudah dalam pembuatan laporan penjualan dan analisinya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan sebagai langkah perbaikan apabila tidak tercapai target penjualan.

C. Meningkatkan Mutu Intelijen Pemasaran

Perusahaan memerlukan segala informasi secara teratur baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan mengenai perkembangan dilingkungan pemasasaran. Dalam mencari informasi tersebut diperlukan intelijen pemasaran yang handal, makna perusahaan dapat melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki mutu intelijen pemasaran menurut Kotler, Keller (2007):

a. Perusahaan dapat melatih dan menorong tenaga penjual untuk melaporkan sejumlah perkembangan baru

Perusahaan harus menjual tenaga penjual lebih sebagai informasi penting dalam pasar bisnis. Perusahaan ritel dalam ini bisa dilihat melalui informasi yang didapat tenaga kerja tentang pola belanja konsumen, apa saja produk yang lebih diminati oleh pelanggan, apakah pelanggan lebih menyenangi produk dengan merek X, ataukah lebih menyenangi produk dengan harga rendah dan kualitas biasa saja.

b. Perusahaan dapat memotivasi para distributor, pengecer, dan perantara pemasaran lain supaya menyampaikan informasi intelijen penting

(13)

c. Perusahaan dapat membentuk panel penasihat pelanggan

Anggotanya cukup dengan perwakilan pelanggan, atau pemilihan pelanggan secara random, dan pelanggan yang paling canggih. Hal ini bertujuan untuk memberikan umpan balik sebagai kesan terhadap perusahaan guna perbaikan perusahaan. Dalam bisnis ritel custumer service sering mendapatkan banyak saran dan kritik dari konsumen untuk perbaikan, hal ini sangat membantu peritel guna memperbaiki mutu layanannya.

d. Perusahaan dapat membuka jaringan secara eksternal

Perusahaan dapat membeli produk pesaing, mengikuti pameran dagang, membaca laporan publikasi pesaing, serta mendapatkan informasi dari tenga kerja, informasi dari supplier/ distributor, dan informasi dari konsumen mengenai pesaingnya. Begitu pula dalam perusahaan ritel segala informasi tersebut dapat dibuat dari sumber yang sama dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dan inovasi.

e. Perusahaan dapat membeli informasi dari pemasok luar

Perusahaan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan karyawan, supplier/ distibrutor. Kompetisi dalam bisnis retail sangatlah tinggi, pengusaha retail yang memiliki hubungan sangat baik dengan supplier/ distributornya mendapatkan keuntungan informasi lain mengenai kompetitornya yang dipasok oleh supplier tersebut.

f. Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya data pemerintah

Data yang disediakan perintah sangatlah bermanfaat dan minim biaya riset bagi pengusaha bisnis ritel. Salah satu data yang dapat dimanfaatkan data sensus penduduk, dimana pengusaha bisnis retail dapat melihat jumlah penduduk, jenis kelamin, umur, pendidikan, dan agama. Sehingga dapat diambil peluang dalam penentuan segmentasi pasar yang dituju.

g. Menggunakan umpan balik online

(14)

D. Lingkungan Pemasaran

Lingkungan pemasaran merupakan segala aspek lingkungan perusahaan baik yang terdiri dari pelaku bisnis maupun pihak diluar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan perusahaan

h. Lingkungan mikro

Perusahaan yang memiliki kemampuan mempengaruhi stakeholder terdiri dari produsen, supplier/ distributor, pelanggan yang dituju, masyarakat dan kompertitor merupakan perusahaan yang memiliki kekukatan. Peritelpun harus mampu menjaga hubungan baik dengan supplier, pelanggan, masyarakat dan pesaingnya. Bagimana cara perusahaan ritel mampu bernegosiasi dengan supplier, bagaimana dapat membina hubungan dengan konsumen, dan bagimana dapat tetap menjalin hubungan baik dengan kompetitornya.

i. Lingkungan makro

Salah satu kunci berhasilnya bisnis perusahaan dapat diambil dari mengertinya perusahaan dalam menanggapi kebutuhan yang belum terpenuhi dan tren untuk mendapatkan keuntungan. Berikut beberapa pola konsumsi konsumen menurut Kotler, Keller (2007) :

1. Fad, yaitu kesukaan masyarakat akan suatu produk/ jasa yang berlangsung singkat dan tidak dapat diduga serta berusia pendek. Perusahaan perlu membedakan pola kepopuleran suatu produk, apakah kesukaan masyarakat akan suatu barang bersifat singkat, atau berisfat tahan lama.

2. Tren, arah atau peristiwa khusus dengan momentum yang mampu bertahan lama. Tren dalam industri ritel berubah dengan cepat, dimulai dari format ritel dimana usaha ritel mempunyai segmen pasar yang berbeda begitu pula dengan minimarket, cara berinteraksi dengan konsumen.

(15)

j. Kekuatan Lingkungan Makro

Perusahaan, pemasok/supplier, perantara pemasaran, konsumen, masyarakat dan kompetitor keseluruhannya berada dibawah kendali kekuatan tren lingkungan makro yang dapat menciptakan peluang maupun ancaman yang bersifat tidak dapat dikendalikan. Terdapat enam kekuatan utama dalam lingkungan makro, yaitu :

1. Lingkungan demografi, kekuatan demografik sangatlah andal baik dalam jangka pendek maupun menengah. Melalui kekuatan demografik maka perusahaan dapat memantau populasi dimana orang adalah yang membentuk pasar. Para pemasar sangat tertarik dengan besarnya jumlah populasi penduduk dan angka pertumbuhan dikota, usia, etnis, pendidikan, pola rumah tangga, karakteristik, dan gerakan regional. Peritel juga dapat memanfaatkan lingkungan demografi dalam menentukan segmen pasar yang dituju.

(16)

3. Lingkungan sosial budaya

Daya beli juga diarahkan kepeda selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tertentu.masyrakat membentuk keyakinan, nilai, dan norma. Masyarakat secara tidak sadar menciptakan lingkungan sosial budanya berdasarkan cara pandang sebagai berikut :

a. Pandangan terhadap dirinya, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap apa yang disukainya. Orang membeli suatu produk, jasa/sarana sebagi bentuk pengekspresian diri dimana perilaku dan ambisi lebih konservatif. Dalam hal ini pemasar harus mengakui bahwa kelompok yang berbeda memiliki cara pandang yang berbeda. Dalam bisnis ritelpun pengusaha harus mampu memahami karakteristik pandangan tersebut guna memenuhi permintaan pasar.

b. Pandangan terhadap sesamanya, orang sangat peduli dengan sesamanya baik itu tuna wisma dan orang lain yang membutuhkan bantuan. Orang semakin membutuhkan hubungan serius dan bertahan lama dengan pihak lain. Tern tersebut menandakan permintaan besar akan barang/ jasa kebutuhan sosial yang mendorong langsung hubungan antar sesama manusia yang berkembang atas barang pengganti sosialisasi yang memungkinkan manusia terhindar dari rasa kesepian. Barang/jasa tersebut antara lain televisi, klub hiburan, vidio games, chat room, internet, dll.

(17)

suatu rutinitas saja. Sehingga harus memiliki peran yang besar dalam menumbuhkan tingkat kepercayaan konsumen dan karyawan.

d. Pandangan terhadap masyarakat, pola konsumsi merupakan perilaku sosial, orang memiliki tipe perilaku yang berbeda terhadap masyarakat baik dimana sebagaian pemelihara, pengambil, pengubah, pencari, dan pelarian. Tipe pengubah biasanya hidup dengan hemat, dan tipe pelarian dan pencari merupakan pasar utama bagi film, musik, selancar air, dan perkemahan.

e. Pandangan terhadap alam, masing-masing individu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap alam ada yang ditaklukan oleh alam, ada yang merasa bersatu dengan alam, dan ada yang ingin menguasai alam. Tren tersebut dalam jangka panjang adalah manusia menguasai alam dengan menggunakan teknologi, namun dewasa ini mausia sadar bahwa sumber daya alam itu bersifat terbatas dan dapat hancur oleh kegiatan manusia.

f. Pandnagan terhadap alam semesta, orang memiliki cara pandang yang berbeda atas salam semesta dan peran mereka didalamnya. Ada sebagian masyarakat yang kehilangan orientasi keagamaan dan mencari pemusan pribadi sebagi kesenangan seketika.

(18)

4. Lingkungan alam, kerusakan alam merupakan masalah global yang utama. Konsumen mulai peduli dengan kelestarian alam dimana keputusan konsumen untuk membeli suatu produk/ jasa tergantung pada aman tidaknya sebuah barang/jasa terhadap kelestarian alam. Munculnya produk yang aman bagi lingkungan akan mempengaruhi loyalitas pelanggan akan suatu produk. Pemasar harus mengantisipasi ancanan dan peluang terkait dengan lingkungan alam. Terdapat empat tren berkaitan dengan lingkungan alam, yaitu :

1) Kekurangan bahan baku; bahan baku yang tersedia dibumi terdiri dari yang terbatas seperti udara dan air; tidak terbatas seperti minyak bumi; dan sumber daya terbatas namun dapat diperbarui seperti hutan dan bahan pangan. Perusahaan yang kegiatan produksinya membutuhkan sumber daya yang langka tentu akan menghadapi peningkatan biaya yang besar.

2) Peningkatan biaya enerji; salah satu sumber daya alam yang terbatas tidak dapat diperbaharui ialah minya bumi yang telah menimbulkan masalah serius terhadap perekonomian dunia. Perusahaan banyak mencari alternatif pengganti sumber daya tersebut misalnya penggunaan energi surya.

3) Tekanan anti polusi; beberapa kegiatan industri tentu dapat merusak lingkungan alam dimana polusi diair laut, tanah, dan udara yang sangat mempengaruhi persediaan makanan. Hal tersebut membuat para pengusaha untuk mencari alternatif untuk solusi pengurangan polusi. Dalam kasus ini banyak perusahaan ritel yang menggunakan kantong plastik ramah lingkungan.

(19)

5. Lingkungan teknologi; salah satu kemajuan dalam kehidupan manusia adalah teknologi, dimana teknologi berperan dalam bidang kesehatan untuk keberlangsungan hidup manusia dan disisi lain teknologi menciptakan suatu ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia berupa bom hidrogen. Tingkat pertumbuhan ekonomi juga banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologinya. Pemasar harus mampu mengamati tren dalam teknologi berikut ini :

1) Meningkatnya kecepatan perubahan; banyak produk yang saat ini dianggap biasa, namun dibeberapa dekade tahun yang lalu produk tersebut tidak ada contohnya faksimili, dan internet.

2) Tidak terbatasnya peluang inovasi; banyak para ilmuan yang mengembangkan berbagai inovasi khusunya bidang bioteknologi, komputer, robotik, telekomunikasi, dan bidang perancang. Tantangannya adalah bagimana menciptakan dan mengembangkan produk dengan tidak terbatasanya peluang inovasi yang dapat dijangkau pelanggan dengan harga yang murah.

3) Beragamnya anggaran R&D; perusahaan harus mapu secara tepat menggunakan anggarannya untuk mengembangkan produknya baik melalui peniruan produk kompetitornya, maupun melalui penelitian.

4) Meningkatnya peraturan perundang-undangan atas perubahan teknologi; peran pemerintah dalam mengawasi kelayakan konsumsi suatu produk/ jasa yang dihasilkan perusahaan sangatlah besar untuk meyakinkan kenyamanan penggunaannya oleh masyarakat.

(20)

meningkatnya legalisasi bisnis dan pertumbuhan kelompok minat khusus, yaitu :

1) Meningkatnya peraturan perundang-undangn yang mengatur dunia bisnis; terdapat tiga tujuan utama dalam peraturan bisnis yaitu melindungi perusahaan dari persaingan tidak sehat, melindungi konsumen dari praktik yang tidak sehat, dan melindungi masyarakat dari perilaku perusahaan yang tidak terkendali. Yang harus diperhatikan dari ketiga tujuan tersebut apakah lebih besar manfaatnya ataukah biaya?, sehingga penegak hukum harus memberlakukan peraturan yang adil baik bagi kepentingan masyarakat umum maupun bagi perusahaan. Perusahaan harus memiliki pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan yang melindungi masyarakat, konsumen, dan pesaing.

2) Pertumbuhan kelompok dengan kepentingan khusus; jumlah kelompok dengan kebutuhan khusus telah meningkat agar memberi perhatian yang lebih besar pada hak konsumen wanita, manula, minoritas dan kaum homo.

E. Strategi Bisnis

Statregi bisnis merupakan rencana maupun arah yang akan dituju oleh perusahaan. Begitu pula didalam bisnis ritel memerlukan strategi bisnis berdasarkan sasaran dan rencana strategis yang menyeluruh, berikut beberapa pernyataan yang terdapat dalam strategi ritel menurut Utami (33:2006) :

1) Pasar sasaran (target market), yaitu segmen-segmen pasar yang direncanakan untuk dilayani terkait dengan aktivitas memfokuskan sumber daya yang harus disiapkan oleh ritel.

(21)

dan jasa yang ditawarkan, kebiakan penentuan harga, pemasangan iklan dan program promosi, desain toko, dan lokasi khusus.

3) Dasar perencanaan ritel untuk memperoleh keunggulan bersaing yang dipertahankan (sustainable competitive advantage). Atau keuntungan dari persaingan yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Dari tiga pernyataan strategi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis dalam industri ritel dapat berfokus pada pemilihan segmen target pasar serta penentuan format ritel dan pengembangan keunggulan bersaing yang memungkinkan ritel untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi. Pengusaha ritel harus selalu merencanakan dan menjalankan strategi bisnisnya untuk mencapai target yang diharapkan, menentukan apa saja tujuan jangka panjang dan pendek untuk sales dan profit, pangsa pasar, dan citra perusahaan.

F. Strategi Bauran Pemasaran Ritel 1. Produk

Produk merupakan penawaran fisik yang disediakan perusahaan bagi konsumen untuk dijual. Perusahaan akan mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang dipilih untuk produk yang dijualnya kelengkapan produk akan mempengaruhi konsumen untuk belanja pada suatu toko ritel, konsumen tentunya telah membawa list belanja sebelumnya sehingga bila didapati barang yang diinginkan tidak tersedia maka konsumen akan memberikan kesan bahwa toko tersebut tidak lengkap. Produk yang dijualpun harus berkualitas. Pelengkap produk juga harus tersedia contohnya ketika usaha ritel menjual makanan juga tersedia minuman, merek dijual juga harus bervariasi.

2. Harga

Harga yang ditetapkan toko ritel akan mempengaruhi presepsi konsumen terhadap unsur lain dalam bauran ritel. Harga terkandang mencerminkan kualitas barang bagi konsumen. Peritel umumnya menetapkan harga berdasarkan tiga asumsi yaitu :

(22)

l. Penetapan harga sesuai dengan harga pasar, biasanya dilakukan oleh peritel yang ingin memperluas pasarnya dengan meawarkan kepada konsumen produk yang berkualitas baik, harga yang cukup, pelayanan yang baik, dan kenyamanan dalam berbelanja.

m. Penetapan harga diatas harga, ini biasa dilakukan oleh peritel yang sudah memiliki nama reputasi yang baik, sehingga konsumen tetap akan berbelanja meskipun harganya diatas harga pasar.

3. Promosi

Promosi merupakan bentuk komunikasi periltel kepada konsumennya untuk menjelaskan dan membujuk konsumen untuk membeli produknya dan memaparkan kepada konsumen apa saja keuntungan berbelanja ketempatnya. Ada tiga jenis promosi yang dapat digunakan oleh peritel, yaitu :

a. Ikaln, peritel dapat melakukan promosi produk dan pelayannannya melalului berbagai media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, katalog, internet, dan media lainnya.

b. Penjualan langsung, peritel dapat melakukakan pelayanan melalui unit kerjanya/ karyawannya dengan komunikasi langsung dengan konsumennya baik melalui audioland maupun secara tatap muka.

c. Promosi penjualan, dapat dilakukan dengan merangsang konsumen berbelanja melalui visualisasi pemajangan, pameran, demontrasi/ pertunjukan, dan sampling produk.

4. Pelayanan

Pelayanan ialah memberikan kepuasan dari sesuatu yang ditawarkan, adapun pelayanan yang dapat ditawarkan dalam bauran ritel antara lain kecepatan dalam pemajangan, kecepatan pemiringan barang, penanganan terhadap keluhan konsumen, pelayanan pesanan melalui telepon dan pos, dan fasilitas area parkir. 5. Fasilitas Fisik

Pengusahaa ritel dapat memberikan fasilitas fisik berupa bangunan toko, desain eksterion dan interior yang menarik, penyediaan barang, SDM yang memadai, dan nama toko.

G. Pengertian Riset Pemasaran

(23)

pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.

Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo memiliki pendapatnya sendiri mengenai riset pemasaran. Robby Susatyo mendefinisikan riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan peluang dalam proses pemasaran.

Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasaran melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif.

Kemudian dijelaskan oleh Lamb (2006) bahwa riset pemasaran merupakan suatu perencanaan proses perencanaan, pengumpulan, dan analisis data yang relevan untuk pengambilan keputusan pemasaran. Sehingga riset pemasaran adalah suat kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menanalisis data yang yang bersangkutan dengan berbagai macam masalah pemasaran hasil produksi. Hasil kegiatan tersebut sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memutuskan jalan keluar apa yang akan ditempuh guna mengatasai masalah tersebut. Oleh karena masalah pemasaran itu dapat muncul baik pada saat perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian pemasaran, maka riset pemasaran dapat membantu para pengusaha dalam menunaikan ketiga macam tugas pokok manajemen pemasaran.

(24)

riset pemasaran secara intensif dan lengkap. Bermacam-macam data seperti potensi permintaan barang di masa lampau dan yang akan datang, selera pembeli terhadap hasil produksi, kemungkinan subtitusi, masalah persaingan dan sebagainya akan dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Bermacam-macam orang dari berbagai kelas social atau daerah tempat tinggal diwawancarai. Pentingnya Riset Pemasaran Bagi Manajemen Riset pemasaran memainkan tiga peran fungsional:

1. Fungsi deskriptif: pengumpulan dan penyajian pernyataan tentang fakta 2. Fungsi diagnostik: penjelasan tentang data atau tindakan

3. Fungsi prediktif: spesifikasi tentang bagaimana menggunakan riset deskriptif dan diagnostik untuk memperkirakan hasil keputusan pemasaran yang direncanakan.

(25)

H. Klasifikasi Riset Pemasaran

Dalam melakukan riset pada bidang pemasaran tentunya memiliki sebuah tujuan yang sebagai alasan kenapa kegiatan riset dilakukan atau di kerjakan, harus mempunyai alasan yang jelas dan tepat karena riset memerlukan banyak tenaga, uang serta yang terpenting yaitu menghabiskan waktu. riset pemasaran biasanya tujuan umumnya yaitu untuk memperbaiki pemasaran yang ada sebelumnya. berikut beberapa macam riset dalam pemasaran yaitu riset untuk identifikasi masalah dan juga riset untuk pemecahan masalah semuanya dilakukan untuk memperbaiki strategi pemasaran yang ada sebelumnya, berikut penjelasan lengkap mengenai klasifikasi riset pemasaran.

Gambar 2.1 1. Riset Identifikasi Masalah

(26)

Riset pemecahan masalah meliputi : riset segmentasi, riset produk, riset penetapan harga, riset promosi, riset distribusi.

a. Riset Segmentasi

- Menentukan dasar teori dari segmentasi

- Analisis potensi pasar dan respon terhadap berbagai segmen

- Pilih pasar sasaran (target market). dan analisis profil gaya hidup (lifestyle profiles) seperti demografi, media dan kesan terhadap karakteristik suatu produk.

b. Riset Produk

- Konsep pengujian

- Menentukan desain produk yang optimal

- Pengujian kemasan

- Modifikasi produk

- Posisi Merek dan Pengujian Posisi

- Pengujian pasar

- Pengujian penempatan dalam supermarket atau departemen store. c. Riset Harga

- Pentingnya harga dalam pemilihan merek

- Kebijakan mengenai harga

- Biaya dari setiap lini produk

- Elastisitas harga berdasarkan permintaan

- Respon yang diakibatkan oleh perubahan harga d. Riset Promosi

- Anggaran promosi yang optimal

- Keterkaitan promosi Penjualan

- Bauran Promosi yang optimal

- Keputusan mengenai iklan

- Keputusan mengenai media

- Pengujian Iklan yang kreatif

(27)

- Menentukan tipe distribusi

- Perilaku saluran distribusi

- Intensitas Grosir dan cakupan retail

- Margin Saluran Distribusi

- Lokasi retail dan outlet grosir

Riset identifikasi masalah berfungsi untuk mengidentifikasi untuk mengidentifikasi masalah yang timbul dalam pemasaran suatu produk. Riset identifikasi masalah dirancang untuk mengestimasi pasar potensial, pangsa pasar, pencitraan merek atau perusahaan, karakteristik pasar, analisis penjualan, peramalan jangka pendek, atau kecenderungan arah bisnis. Informasi berkenaan dengan perubahan selera dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan kecenderungan perilaku konsumen bisa membantu mengidentifikasi peluang.

Ketika suatu masalah atau peluang pemasaran telah dapat diidentifikasi, riset penyelesaian masalah mulai dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pemasaran. Riset penyelesaian masalah meliputi riset segmentasi pasar, jenis produk, harga, promosi, dan pendistribusiannya. Riset pemasaran adalah mata rantai komunikasi perusahaan dengan lingkungan dan dapat membantu bagian pemasaran dalam hal perencanaan, penyelesaian masalah, dan pengendaliannya.

2. Bentuk Penilaian Pemasaran a. Hasil riset pelayanan tertulis

Konsumen dalam bentuk perusahaan ini dan pertukaran informasi yang ada di mana perusahaan menjual untuk mendapatkan keuntungan.

Misalnya, media penelitian Nielsen, SAMI/Burke b. Perusahaan yang merupakan objek penelitian

Sistem perusahaan ini berbentuk penyewaan spesifikasi dari objek dan proyek luar. Mereka merancang study dan hasil dari apa yang telah mereka temukan

(28)

Bentuk perusahaan ini biasanya menyediakan spesialisasi dari penyediaan atau pelayanan dari riset. Sebagai contoh utama adalah tempat pelayanan perusahaan itu sendiri di mana ini menjual seperti bentuk interelasi ke perusahaan lain.

I. Proses Riset Pemasaran

Riset pemasaran yang efektif melibatkan lima langkah yaitu :

Gambar 2.2 a. Mendefinisikan Masalah dan Sasaran Riset

1) Exploratory research

Mendefinisikan Masalah & Sasaran Riset

Mengembangkan Rencana Riset

Mengumpulkan Informasi

Menganalisis Informasi

Menyajikan Hasil Temuan

(29)

riset pemasaran untuk mengumpulkan informasi awal yang akan membantu dalam pendefinisian masalah dan pengusulan hipotesis

2) Descriptive research

riset pemasaran untuk menjelaskan masalah pemasaran, situasi, atau pasar dengan lebih baik. Contoh : pasar bagi suatu produk atau demographi

3) Causal research

riset pemasaran untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat. b. Menyusun Rencana Riset

1. Sumber data

Mengumpulkan data primer dan data sekunder maupun keduanya. Data sekunder adalah data sebelumnya yang dikumpulkan untuk tujuan manapun. Data primer adalah informasi yang dikumpulkan untuk pertama kalinya, dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diselidiki. Teknik yang paling popular dalam pengumpulan data primer adalah riset survey dimana seorang peneliti berinteraksi dengan orang orang untuk memperoleh fakta, pendapat dan sikap.

2. Pendekatan riset a. Riset observasi

Mengumpulkan data dengan mengamati para pelaku dan keadaan yang relevan

b. Riset kelompok fokus

Kumpulan dari enam sampai sepuluh orang yang diseleksi secara cermat berdasarkan pertimbangan demograffik, psikografik tertentu, atau pertimbangan lain dan bersama-sama membahas berbagai topik kepentingan.

c. Riset survei

(30)

e. Riset eksperimen

Menangkap hubungan sebab akibat dengan menghilangkan penjelasan yang semerawut tentang hasil pengamatan.

3. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan data-data primer maupun data-data sekunder. 4. Menganalisis Informasi

Menyaring temuan-temuan yang berguna dari data –data yang dikumpulkan. 5. Menyajikan Hasil Temuan

Penyajian temuan-temuan yang relevan dengan keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen.

6. Membuat Keputusan

J. Ciri Riset Pemasaran dan Hambatannya

1. Tujuh ciri riset pemasaran yang baik a. Metode Ilmiah (Is Scientific)

Riset pemasaran yang efektif menggunakan prinsip-prinsip metode ilmiah; observasi, perumusan hipotesis peramalan, dan pengujian yang serba cermat. b. Kreativitas Riset (Is Creative)

Kebaikannya, riset pemasaran mengembangkan cara inovatif untuk menyelesaikan masalah: sebuah perusahaan pakaian melayani remaja meberikan kepada beberapa orang muda kamera video, yang selanjutnya menggunakan video itu untuk kelompok-kelompok pengamatan yang diselenggarakan di restoran dan tempat-tempat lain yang sering dikunjungi remaja.

c. Metode Berganda (Uses multiple Methods)

Para periset pasar yang baik menghindarkan diri dari terlalu mengandalkan metode apa saja. Mereka juga mengakui nilai penggunaan dua atau tiga metode guna meningkatkan kepercayaan terhadap hasil.

(31)

Periset pemasaran yang baik mengakui bahwa data diinterpretasikan dari model-model yang melandasi, yang memandu jenis informasi yang dicari. e. Nilai dan biaya informasi (acknowledges the cost and value of information)

Para periset pemasaran yang baik sangat memerhatikan perkiraan nilai informasi terhadap biayanya. Biaya umumnya mudah untuk ditentukan, tetapi nilai riset sulit untuk dihitung. Itu tergantung pada kehandalan dan keabsahan hasil temuan dan keinginan manajemen untuk menerima dan bertindak berdasarkan temuan-temuan itu.

f. Skeptisisme yang sehat

Periset pemasaran yang baik menunjukkan skeptisisme yang sehat terhadap asumsi-asumsi yang diyakini oleh para manajer namun tidak terucap tentang bagaimana cara kerja pasar. Mereka itu waspada terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan oleh mitos pemasaran

g. Pemasaran yang etis

Riset pemasaran yang baik menguntungkan baik perusahaan yang mensponsori maupun para pelanggannya. Penyalahgunaan riset pemasaan dapat merusak para pelanggannya. Penyalahgunaan riset pemasaran dapat merusak atau mengganggu konsumen. Meningkatnya kesebalan konsumen terhadap apa yang dianggap mereka sebagai serbuan terhadap privacy mereka atau bujukan penjualan telah menjadi masalah besar bagi industry riset.

2. Hambatan Penggunaan Riset Pemasaran

Adapun dalam melakukan riset pemasaran tidak terlepas dari hambatan, berikut lima hambatan yang ditemuai dalam penggunaan riset :

a) Konsepsi riset pemasaran yang sempit b) Periset pemasaran yang tidak cakap c) Kurang baik dalam menempatkan masalah

d) Hasil temuan riset pemasaran yang terlambat terkadang salah e) Perbedaan kepribadian dan penyajian

(32)

1. Matriks Pemasaran

Perangkat ukuran yang membantu perusahaan menghitung, membandingkan, dan meninterpretasikan kinerja pemasaran

Matriks pemasaran dapat digunakan oleh manajer mereka untuk merancang program pemasaran dan oleh para manajemen senior untuk memutuskan alokasi keuangan.

2. Pembentukan Bauran Pemasaran

Menganalisis data dari berbagai sumber untuk memperkirakan hubungan kausal dan bagaimana pengaruhnya kegiatan pemif faktor-faktor yang saran dengan hasil. Seperti data pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media, data pengeluaran promosi, untuk memahami lebih tepat efek-efek dari kegiatan pemasaran khusus.

L. Mengukur Kinerja Rencana Pemasaran

1. Analisis penjualan

Pengukuran & evaluasi penjualan yang sesungguhnya dalam kaitannya dengan sasaran. Analisis penjualan terdiri dari pengukuran dan evaluasi penjualan yang sesungguhnya dalam kaitannya dengan sasaran. Dua alat khusus digunakan

Mengamati produk tertentu, wilayah tertentu, dan seterusnya yang gagal menghasilkan penjualan yang diharapkan.

2. Analisis pangsa pasar

a. Keseluruhan pangsa pasar adalah penjualan perusahaan tersebut yang dinyatakan sebagai persentase dari penjualan pasar total.

b. Pangsa pasar yang dilayani adalah penjualannya yang dinyatakan sebagai persentase penjualan total di pasar yang dilayaninya.

c. Pangsa pasar relatif dapat ditanyakan sebagai pangsa pasar dalam kaitannya dengan pesaing terbesarnya.

(33)

Pengendalian rencana tahunan meminta kepastian bahwa perusahaan tersebut tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak untuk meraih sasaran penjualan. Rasio utama yang harus diamati adalah biaya terhadap penjualan pemasaran. 4. Analisis keuangan

Identifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian atas kekayaan bersih perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian atas kekayaan bersih tersebut adalah hasil dari dua rasio, pengembalian atas asset perusahaan tersebut dan sebaran keuangannya. Untuk meningkatkan pengembalian atas kekayaan bersihnya, perusahaan tersebut harus menaikkan rasio laba bersih terhadap asetnya atau menaikkan rasio asetnya terhadap kekayaan bersihnya.

M. Peramalan dan Pengukuran Permintaan

Salah satu alasan utama perusahaan melakukan riset pemasaran adalah untuk mengidentifikasi peluang pasar. Setelah riset selesai, perusahaan harus dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan potensi laba tiap-tiap peluang pasar. Ramalan penjualan digunakan oleh departemen keuangan untuk menghimpun kas yang dibutuhkan oleh investasi dan operasi; oleh bagian produksi untuk menetapkan tingkat kapasitas dan produksi; oleh departemen pembelian untuk memperoleh jumlah perlengkapan yang tepat; dan oleh bagian sumberdaya manusia untuk memperkerjakan jumlah pekerja yang dibutuhkan.

1. Ukuran permintaan pasar

Permintaan dapat diukur untuk enam level produk yang berbeda, lima level ruang yang berbeda, dan tiga level waktu yang berbeda.

Masing-masing ukuran permintaan memenuhi tujuan tertentu. Perusahaan mungkin memperkirakan permintaan jangka pendek produk tertentu dengan tujuan untuk pemesanan bahan mentah, perencanaan produksi, dan peminjaman uang tunai. Perusahaan itu mungkin pula memperkirakan permintaan regional bagi lini produk utamanya untuk memutuskan apakah akan memulai melaksanakan distribusi regional.

(34)

tawaran pasar tertentu. Namun, ada banyak cara produktif untuk menguraikan pasar:

a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan level minat yang memadai atas pasar tertentu.

b. Pasar yang tersedia adalah sekumpulan konsumen yang memiliki minat, pendapatan, dan akses terhadap tawaran pasar tertentu.

c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar tersedia yang memenuhi syarat dan telah diputuskan oleh perusahaan untuk dimasuki.

d. Pasar yang tertembus adalah sekumpulan konsumen yang telah membeli produk perusahaan.

2. Pengukuran permintaan

Konsep utama dalam pengukuran permintaan adalah permintaan pasar dan permintaan perusahaan. Di dalam masing-masing permintaan itu, kita membedakan fungsi permintaan, ramalan penjualan, dan potensi pasar. a. Permintaan pasar

Langkah pertama para pemasar dalam mengevaluasi peluang pasar adalah mengestimasi permintaan pasar total. Permintaan pasar suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu, pada periode waktu tertentu, di lingkungan pemasaran tertentu, dan dengan program pemasaran tertentu. b. Ramalan pasar

c. Potensi pasar

Batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika pengeluaran pemasaran industri mendekati tak terhingga, untuk lingkungan pemasaran yang telah tertentu.

d. Permintaan perusahaan

Estimasi pangsa permintaan pasar perusahaan pada sejumlah level alternatif usaha pemasaran perusahaan pada periode waktu yang telah ditentukan.

e. Ramalan penjualan perusahaan Memilih level usaha peramalan f. Potensi penjualan perusahaan

Batas penjualan yang didekati oleh permintaan perusahaan ketika usaha pemasaran perusahaan meningkat jika dibandingkan dengan pesaingnya. 3. Mengestimasi permintaan terkini

(35)

a. Potensi pasar total

Jumlah pemasaran maksimum yang mungkin tersedia bagi seluruh perusahaan pada industri tertentu selama periode yang telah ditentukan dan bila telah diketahui level usaha pemasaran industri dan kondisi

Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya,dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut

a. Akurasi.

Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bisa bila peramalan tersebut bila terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekuranga persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan,sehingga banyak modal yang sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal.

b. Biaya.

(36)

komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa ABC).

c. Kemudahan

Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi.

N. Fungsi Riset Manajemen Dalam Indrusti Riset

Setiap perusahaan ritel pasti mnegharapkan mendapatkan nilai tambah dari bisnisnya. Daya saing yang tinggi baik anatar usaha ritel dengan usaha ritel laninnya maupun dengan usaha onlineshop telah mendorong beberapa pengusaha retail melakukukan riset pemasaran. Adapun sebelum memulai riset perusahaan ritel terlebih dahulu mengumpulkan segara aspek informasi yang diperlukan, dimulai dari pengumpulan informasi mengenai data penjualan, informasi pelanggan, informasi sensus masyarakat disuatu daereah (dapat berisi gender, etnis, tingkat pendidikan, pekerjaan, agama, umur dan pengahasilan), informasi data assostment produk yang diminati konsumen, informasi kompetitor, informasi distributor/ supplier.

(37)

Melalui informasi penjualan dan data assortment produk peritel dapat menentukan top pareto (1000 barang yang paling laku) barang yang harus selalu tersedia dimana barang tersebut mewakili lebih dari setengah omzet perbulan. Sehingga peritel dapat mempersiapkan barang tersebut dan memastikan distributor/ supplier dapat memenuhi pengorderan. Dikarenkan selain sesama pengusaha ritel saling memperebutkan barang tetapi juga memeperebutkan produk/ barang daggang yang laku dijual namun ketersediaanya terbatas yang bisa diakibatkan dari produsen melakukan kegiatan produksi yang terbatas, atu terdapat hambatan distrinusi barang.

Informasi kompetitor juga dalam riset berguna untuk melihat karakteristik perilaku belanja konsumen. Untuk membentuk konsumen loyal sangatlah sulit dimana konsumen memiliki banyak pilihan dimana akan membelanjakan pendapatannya. Informasi dari kompetitor dapat berupa membandingkan harga, promosi/ acara, visualisasi, dan pelayanan. Sehingga peritel dapat melihat apakah konsumen lebih menyukai berbelanja dikarenakan faktor harga, diadakannya promosi turun harga atau promosi belanja berhadiah, ataukah konsumen saat ini tidak terlalu sensitif harga namun lebih menikmati kenyamanan yang didapat dari visualisasi atmosfer toko serta pelayanan yang ramah dan cepat.

O. Meramalkan Permintaan Dalam Industri Ritel

(38)
(39)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Salah satu kunci sukses dapat bertahan lamanya suatu usaha adalah bagaimana usaha tersebut dapat bersaing dengan usaha lainnya yang sejenis dalam suatu industri. Dibutuhkan manajemen pemasaran yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Manajer bagian pemasaran memerlukan SIP (Sistem Informasi Pemasaran) untuk melaksanakan penganalisisan, perencanaan, pengendalian bisnis yang dikelolanya. Dalam mengumpulkan informasi tersebut, dbutuhkan juga peningkatan mutu untuk setiap sub ordinat pemasaran. Dimana mereka dapat menggali informasi yang bermutu. Sehingga dari informasi tersebut dapat dilakukan riset pemasaran dan dapat meramalkan permintaan untuk mengambil langkah bisnis apa selanjutnya dilakukan dalam tujuan mencapai target perusahaan.

Begitu pula dengan perusahaan ritel, pentingnya suatu informasi baik itu data internal yang meliputi data penjualan, data inventory, informasi dari supplier atau distributor, informasi dari pesaing dan informasi yang didapat dari pelanggan maka perusahaan ritel dapat menentukan apa saja yang dapat ia lakukan kedepannya untuk meningkatkan penjualannya baik melalui event dan promosi. Meramalkan permintaan dalam usaha ritel bertujuan bagaimana mereka dapat melakukan pengestimasian order barang berdasarkan kemampuan jual sehingga tidak ada over order maupun lost sales. Dengan demikian cash flow perputaran uang di perusahaan sampai ke pembayarannya berjalan dengan lancar.

B. SARAN

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA

Badari Heru (2016, November 2) Melaksanakan riset pemasaran dan meramalkan permintaan http://herubadari.blogspot.co.id/

Iskandar, Dadang. (2010). Retail Management. Bandung: Universitas Telkom

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Klasifikasi Riset Pemasaran. Diakses pada tanggal 19 September 2017 dari :

http://kuinginbaca.blogspot.co.id/2016/09/klasifikasi-riset-pemasaran.html Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rinaldi Ferry. (2015) Pengertian, Konsep, dan Perencanaan Strategi Manajemen

Pemasaran. Retrieved Sept 19,2017, from

https://www.kembar.pro/2015/05/manajemen-pemasaran-konsep-orientasi.html

Sutojo,Siswanto.1983.Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta : LPPM & PT. Pustaka Binaman Pressindo, Anggotan IKAPI, Jalan Menteng Raya 9

Tambunan, P. T. (2011). Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Universitas Ciputra. (n.d.). klasifikasi riset pemasaran. Diakses pada tanggal 19 September 2017 dari : http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/28/riset-pemasaran-dan-cara-menyusun-riset-pemasaran

Gambar

Gambar 2.11. Riset Identifikasi Masalah
Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi robotika telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga banyak industri dari yang berskala kecil hingga besar mulai menggunakan

perkembangan pesat, baik di sektor industri maupun jasa, sehingga pada gilirannya persaingan akan muncul yang harus dilihat sebagai hal yang positif, dimana

Di era modern saat ini, perkembangan perdagangan bebas semakin pesat. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi diberbagai bidang usaha sehingga mengakibatkan

Saat ini industri pariwisata adalah industri yang mengalami perkembangan pertumbuhan yang sangat pesat dan cepat. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang

Perkembangan usaha Taniku sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang mengalami perkembangan yang lumayan cukup pesat, namun salah satu yang menjadi kendala saat ini yang

Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini yang semakin pesat , banyak permasalahan yang dapat terjadi.salah satunya persaingan dalam penentuan harga jual atas produk atau jasa

Dewasa ini persaingan industri telekomunikasi semakin kompetitif, teknologi informasi berkembang dengan pesat dimana perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses

Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam dunia industri furniture, industri kecil ataupun industri rumah tangga mulai mengalami perkembangan yang pesat sehingga manusia dituntut