• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kenda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kenda"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

(3)

KATA PEN GAN TAR

Sebagai sebuah entitas pendidikan tinggi yang peduli terhadap pelestarian lingkungan, IPB mencanangkan program green campus yang berupa upaya menciptakan kampus IPB sebagai sebuah kampus yang ramah lingkungan ditinjau dari segi keasrian lingkungan kampus, penghematan penggunaan energi, , pengelolaan sampah, transportasi yang ramah lingkungan, dsb, yang pada intinya dimaksudkan untuk membuat kampus IPB sebagai miniatur anasir ekologis yang bisa saling hidup berdampingan dengan nyaman.

Dalam rangka implementasi Green Campus tersebut, maka IPB mencanangkan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan massal yakni bus dan mobil listrik. Program ini ditujukan kepada seluruh civitas akademika dan masyarakat umum yang melakukan aktivitas di lingkungan Kampus IPB Dramaga.

Konversi kendaraan pribadi ke angkutan massal ini akan dapat mengurangi emisi yang masuk ke ruang udara ambien. Untuk mengetahui seberapa besar reduksi emisi yang kemungkinan akan terjadi dengan adanya konversi ke angkutan massal ini, maka dilakukan kajian ilmiah.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari semua pihak yang terkait dalam proses kajian reduksi emisi ini.

Dramaga, 31 September 2015

Tim Penulis

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(4)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

(5)

D AFTAR I SI

1.2. Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal ... I-1 1.3. Tujuan ... I-2 - Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor Dilarang Digunakan

Di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 1) ... III-1 - Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor dan Mobil Dilarang Digunakan

Di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 2) ... III-3 3.2. Reduksi Emisi dan Kaitannya dengan Green Campus ... III-4

IV.

KESI M PULAN D AN SARAN

...

III-1

4.1. Kesimpulan ... IV-1 4.2. Saran ... IV-1

DAFTAR PUSTAKA ... DP-1

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(6)

D AFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

2.1. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (Permen LH 12/2010) ... II-2 2.2. Faktor Emisi Bahan Bakar Gas ... II-2 2.3. Data Operasional Bus dan Golf Car Skenario 1 ... II-3 2.4. Data Penggunaan Golf Car dan Bus Mahasiswa Dalam Area Kampus IPB ... II-3 3.1. Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting ... III-1 3.2. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 1 ... III-2 3.3. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1 ... III-2 3.4. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 2 ... III-3 3.5. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 2 ... III-3 3.6. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 3 ... III-4 3.7. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 3 ... III-4

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(7)

D AFTAR GAM BAR

No. Judul Gambar Halaman

3.1. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 1 untuk Pencemar ... III-2 3.2. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 2 untuk Pencemar... III-3 3.3. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan

Skenario 3 Bus Berbahan Bakar Gas untuk Pencemar ... III-5

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(8)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

BAB I

(9)

BAB I

PEN D AH ULUAN

1 .1 . La t a r Be la k a n g Gr e e n Ca m p u s

Transportasi merupakan penyumbang utama dalam perubahan iklim global. Transportasi menyumbang hampir 23% dari total emisi karbon dioksida di dunia dari pembakaran bahan bakar fosil. Dari total emisi total karbon dioksida, 75% berasal dari transportasi jalan raya dan jumlah tersebut terus meningkat setiap hari.

Sekitar 95% dari semua transportasi jalan tergantung pada minyak (60% dari total konsumsi minyak dunia). Semua ini memberikan banyak tekanan pada pemerintah untuk merancang kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengurangi konsumsi BBM. Sektor transportasi menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca, oleh karena itu menjadi target utama dalam kegiatan penurunan polusi udara, sehingga masyarakat mendapatkan lingkungan yang berkelanjutan.

Institut Pertanian Bogor memiliki kampus yang saat ini berpusat di daerah Dramaga, dan termasuk wilayah Kabupaten Bogor, sehingga staf dan pegawai yang sebagian besar berdomisili di Kota Bogor dan sekitarnya memerlukan sarana transportasi untuk menjangkau kampus tepat waktu. Sehubungan dengan kondisi jalan yang seringkali macet, maka banyak staf dosen dan pegawai menggunakan kendaraan pribadi baik motor ataupun mobil. Hal ini mendorong peningkatan jumlah kendaraan bermotor memasuki area Kampus IPB Dramaga. Selain itu, Kampus IPB Dramaga memiliki area yang cukup luas sekitar 256 Ha, maka sarana transportasi dalam kampus pun sangat diperlukan.

Selama ini selain menggunakan kendaraan masing-masing, bagi civitas akademika terutama mahasiswa juga disediakan sarana transportasi bus untuk mengangkut mereka menuju lokasi perkuliahan ataupun praktikum yang terkadang cukup berjauhan lokasinya. Selain itu ada pula jasa transportasi ojek. Peningkatan lalu lintas di dalam kampus pun tidak dapat dielakkan. Selain menimbulkan kebisingan, sudah barang tentu akan ada peningkatan emisi pencemar ke udara.

Kondisi tersebut melatarbelakangi perlunya dikembangkan Green Transportation, yang merupakan penerapan segala jenis transportasi atau kendaraan yang ramah lingkungan dan tidak memiliki dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari pencanangan program Green Campus yang direncanakan oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) beserta jajarannya.

1 .2 . Kon ve r si Ke n d a r a a n Pr ib a d i k e An g k u t a n M a ssa l

Pengurangan emisi khususnya untuk emisi Gas Rumah Kaca menurut Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (2012) dapat dilakukan melalui 3 hal :

• Mengurangi emisi per kilometer, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi seperti menggunakan teknologi baru dan manajemen pengoperasian kendaraan, meningkatkan infrastruktur serta menggunakan bahan bakar yang rendah emisi.

• Mengurangi emisi per unit transportasi, dapat dilakukan dengan menggunakan jenis transportasi yang efisien seperti angkutan massal dan meningkatkan isian penumpang.

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(10)

• Mengurangi jarak atau jumlah perjalanan, hal ini terkait erat dengan perilaku masyarakat dalam melakukan perjalanan terutama menuju tempat kerja atau lembaga pendidikan. Misalnya dengan upaya memperdekat lokasi tempat bermukim dengan tempat bekerja atau sekolah.

Berdasarkan ketiga opsi tersebut, maka yang dapat menjadi pilihan di lingkungan Kampus IPB Dramaga adalah opsi 1 dan 2, yaitu penggunaan jenis transportasi dengan teknologi baru dalam hal ini penggunaan mobil listrik, dan angkutan massal yaitu bus dalam kampus yang dapat menampung 30 – 50 orang setiap perjalanan. Demikian pula halnya dengan upaya mendorong penggunaan sepeda dan berjalan kaki dari dan menuju lokasi perkuliahan dan praktikum, perlu terus digalakan.

Dalam rangka memberikan justifikasi ilmiah bahwa terjadi penurunan emisi dengan adanya program green transportation, maka perlu dilakukan perhitungan secara kuantitatif pengaruh dari perubahan penggunaan kendaraan bermotor dalam kampus terhadap beban emisi pencemar udara.

1 .3 . Tu j u a n

Tujuan kajian ini adalah menghitung perubahan beban emisi pencemar udara akibat perubahan sistem transportasi dalam kampus dari kendaraan pribadi menjadi angkutan massal yang dilaksanakan secara bertahap.

1 .4 . Pe la k sa n a St u d i

Pelaksana Studi : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPLH-LPPM), IPB

Ketua Tim : Dr. Ir. Hefni Effendi, MPhil.

Ahli Kualitas Udara : Ir. Ana Turyanti, MSi.

Assisten Ahli : Taufiq Yuliawan, SSi.

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(11)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

BAB II

(12)

BAB I I

M ETOD E KAJI AN

2 .1 . D a t a Ku a n t it a s Ke n d a r a a n Be r m ot or

Data jumlah total kendaraan bermotor milik staf dan pegawai yang tercatat di pihak UKK Kampus IPB Dramaga tahun 2015 adalah

Mobil : 1267 Mobil pelintas : 140 Sepada motor : 10619 Sepeda motor ojek : 217

2 .2 . For m u la Pe r h it u n g a n Re d u k si Em isi

Pendugaan Beban Emisi Kendaraan Bermotor

Rumus yang digunakan untuk pendugaan emisi kendaraan bermotor sesuai PerMenLH 12/2010 (dengan modifikasi satuan dan simbol) adalah :

Keterangan

Ea = Beban emisi pencemar a (kg/hari)

VKTk,b = Panjang perjalanan dalam kilometer untuk setiap jenis kendaraan k dan bahan bakar b

FEa,k,b = Faktor emisi pencemar a dari kendaraan jenis k, berbahan bakar b (g/km) a = Jenis pencemar yang akan dihitung beban emisinya

k = Jenis kendaraan dalam hal ini ada 3 yaitu sepeda motor, mobil, dan bus b = Jenis bahan bakar yang digunakan masing-masing kendaraan

(bensin, solar, gas)

Faktor emisi adalah besarnya emisi yang dilepaskan ke dalam udara ambien dari suatu kegiatan untuk setiap satuan bahan bakar yang digunakan atau intensitas kegiatan yang dilakukan (PerMenLH 12/2010). Pada kajian ini faktor emisi kendaraan yang digunakan adalah sesuai dengan PerMenLH no 12/2010 (Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (PerMenLH 12/2010).

Jenis Pencemar Jenis Kendaraan

Sepeda Motor Mobil* Bus

*) tanpa membedakan jenis bahan bakar.

(Tabel 7 Lampiran II Pedoman Inventarisasi Data Mutu Udara Ambien dan Sumber Pencemar Udara PerMenLH No 12/2010)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(13)

Faktor emisi CO2 memiliki satuan g/kg penggunaan bahan bakar, sehingga untuk menghitung beban emisi CO2 diperlukan data densitas bahan bakar agar didapatkan satuan g/L serta data konsumsi bahan bakar rata-rata per km jarak tempuh. Selain itu faktor emisi untuk bahan bakar gas didapatkan dari sumber-sumber pustaka (Faiz et al. 1996; Murrels dan Pang 2013).

Tabel 2.2. Faktor Emisi Bahan Bakar Gas.

Jenis Pencemar Faktor Emisi

Bus Referensi

Reduksi emisi dihitung dengan mengurangkan jumlah beban emisi eksiting dengan beban emisi setelah diterapkan Skenario I dan Skenario Final.

BEr = Reduksi Beban Emisi BEe = Beban Emisi eksiting BEsi = Beban Emisi scenario ke i

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan pendugaan beban emisi dan reduksi emisi adalah sebagai berikut:

Asumsi Kondisi Eksisting :

 Jumlah sepeda motor, mobil dan kendaraan yang memasuki areal kampus IPB sesuai dengan data UKK tahun 2015

 Ojek beroperasi 10 rit per hari.  Rata-rata jarak tempuh per hari :

o Sepeda motor: 2,5 km, Mobil: 2 km, Ojek: 1 km/rit, Bus: 2 km  Rata-rata jarak tempuh kendaraan per liter bahan bakar :

o Sepeda motor: 1L/25 km, Mobil: 1L/12 km, Bus: 1L/3 km (GHGprotocol, 2005)

 Densitas bensin : 0,7 kg/L (Wikipedia 2015)  Densitas solar : 0,8 kg/L (Wikipedia 2015)

Asumsi Kondisi Skenario 1

 Sepeda motor tidak diperkenankan masuk area Kampus IPB dan sepeda motor hanya sampai tempat parkir yang sudah ditentukan di tepi area kampus IPB. Jarak gerbang ke tempat parkir rata-rata 0.5 km.

Kendaraan roda 4 masih dapat memasuki area kampus IPB Dramaga. Jarak tempuh motor hanya 1 km per hari (masuk dan keluar area kampus). Mobil pelintas masih ada.

Penggunaan mobil istrik dan bus sesuai kondisi percobaan saat ini (Tabel 2.3).

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(14)

 Penggunaan listrik oleh mobil listrik Golf Car tidak dihitung beban emisinya, karena secara lokal beban emisi tidak ada, tetapi diperhitungkan sebagai bagian dari emisi di pusat yaitu PLN.

Tabel 2.3. Data Operasional Bus dan mobil listrik Skenario Tahap 1.

Jumlah Koridor 1 Koridor 2 Koridor 3

Kendaraan Bus 2 1 2

Kendaraan mobil listrik 10 10 -

Rit tiap Bus*) 56 32 50

Jarak tempuh per koridor (km) 1,72 2,25 2,86

*) Jumlah Rit disesuaikan dengan data lapangan selama pemantauan tanggal 1-8 September 2015

Asumsi Kondisi Skenario 2

 Sepeda motor warga IPB hanya sampai tempat parkir.

 Kendaraan roda 4 hanya sampai tempat parkir yang disediakan.

 Jarak tempuh motor hanya 1 km per hari (masuk dan keluar area kampus)  Jarak gerbang hingga tempat parkir yang ditentukan sekitar 0.5 km

 Penambahan Bus menjadi 30 unit (Tabel 2.4).  Mobil pelintas tidak ada.

Tabel 2.4. Data Penggunaan mobil listrik dan Bus Dalam Area Kampus IPB. Jumlah Koridor 1 Koridor 2 Koridor 3 Koridor 4 Koridor 5

Kendaraan Bus 9 3 13 3 2

Kendaraan mobil listrik 20 13 - - -

Rit tiap Bus *) 50 60 51 10 7

Jarak Tempuh tiap Koridor (km) 1,72 2,25 2,86 4,06 1,3

*) Basis data mempertimbangkan data pemantauan di lapangan tanggal 15-21 September 2015

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(15)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

BAB III

(16)

BAB I I I

H ASI L D AN PEM BAH ASAN

Pada kondisi eksisting hasil pendugaan Beban Emisi (BE) ditunjukkan pada Tabel 3.1. Beban Emisi tertinggi adalah beban emisi karbondioksida (CO2) dan terendah adalah Sulfurdioksida (SO2). Beban emisi CO2 mencapai 3.064 kg/hari, CO menempati urutan kedua dengan jumlah 493 kg/hari. Pada dasarnya CO2 bukan merupakan zat pencemar yang toksik secara langsung terhadap lingkungan, namun dengan adanya isu pemanasan global akibat peningkatan jumlah gas rumah kaca, maka keberadaan CO2 menjadi penting dalam isu lingkungan. Beban emisi CO2 perlu ditekan untuk mengurangi tingginya emisi gas rumah kaca.

Tabel 3.1. Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting.

Jenis Pencemar

Bahan Bakar) 2363789,4 469761,4 12469,8 193216,8 24915,5 3064152,9

Upaya reduksi emisi dilakukan dengan mengkonversi moda transportasi di area kampus, dan dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengurangan lalulintas sepeda motor di dalam area kampus, dan tahap kedua membatasi kendaraan pribadi baik sepeda motor ataupun mobil melintas di area kampus, kecuali hanya sampai tempat parkir yang sudah ditentukan. Skenario kedua diberi tambahan sarana transportasi bus berbahan bakar diesel. Pada studi ini juga ditambahkan estimasi reduksi emisi pencemar jika seluruh bus diganti bahan bakarnya dengan gas (BBG).

3 .1 . N ila i Pe n g u r a n g a n Em isi

Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor Dilarang Digunakan di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 1)

Pada kondisi skenario tahap 1 yang sedang diuji coba saat ini, hasil pendugaan Beban Emisi ditampilkan pada Tabel 3.2. Pada tahap ini semua sepeda motor yang dimiliki oleh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, ojek, dan tamu hanya boleh parkir pada lokasi yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk mobilitas di dalam kampus IPB Dramaga menggunakan bus dan mobil listrik. Sementara kendaraan roda 4 (mobil) masih dapat masuk ke dalam area Kampus IPB Dramaga.

Hasil perhitungan menunjukkan masih ada emisi dengan parameter tertinggi adalah CO2 sebesar 1.730 kg/hari (Tabel 3.2), berhasil turun sebesar 43.5% (Tabel 3.3). Sepeda motor civitas masih terhitung emisinya, karena masih ada kontribusi dari aktivitasnya memasuki area kampus dari pintu gerbang hingga lokasi parkir yang berjarak rata-rata 0,5 km.

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo

(17)

Tabel 3.2. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 1.

Bahan Bakar) 945515,8 469761,4 12469,8 277292,0 24915,5 1729954,4

Penurunan terbesar terdapat pada parameter HC sebesar 60%. Berdasarkan hasil pendugaan beban emisi pada skenario tahap 1, penurunan beban emisi terjadi pada semua parameter yang dihitung kecuali SO2, terdapat kenaikan jumlah Beban Emisi sebesar 26%. Hal ini terjadi karena adanya penambahan bus yang berbahan bakar diesel. Sementara pencemar yang lain beban emisinya menurun, reduksi terendah adalah NOx sebesar 10.3%. Gambar 3.1 menunjukkan perbedaan beban emisi pencemar antara kondisi eksisting dan beban emisi skenario 1. Pencemar dibagi 2 kelompok karena berbeda besaran angkanya, sehingga mudah dilihat perbedaannya.

Tabel 3.3. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1.

Jenis Pencemar Beban Emisi Eksisting Beban Emisi Skenario 1 Reduksi

Total (g/hari) % Reduksi

Gambar 3.1. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 1 untuk Pencemar. (a) CO, HC dan CO2, (b) NOx, PM10 dan SO2

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo

(18)

Pengurangan Emisi ketika Semua Sepeda Motor dan Mobil Dilarang digunakan di Dalam Area Kampus IPB Darmaga (Skenario 2)

Pada skenario tahap 2, semua kendaraan bermotor yang dimiliki oleh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tamu hanya boleh parkir pada lokasi yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk mobilitas di dalam kampus IPB Dramaga menggunakan bus dan mobil listrik.

Berdasar kondisi skenario tersebut beban emisi pencemar dihitung dan didapatkan hasil sebagaimana tercantum pada Tabel 3.4. Penurunan Beban Emisi pencemar CO mencapai 58.2%, penurunan pencemar HC mencapai 61.5%, dan PM10 mencapai 34%, serta CO2 hingga 18.5%. Namun demikian terdapat peningkatan SO2 yang cukup tinggi serta NOx (Tabel 3.5). Penambahan bus berbahan bakar diesel mendorong peningkatan beban emisi tersebut.

Gambar 3.2 memperjelas perbandingan beban emisi eksisting dengan kondisi skenario tahap 2. Kelemahan dari skenario ini adalah penambahan bus berbahan bakar diesel, yang mendorong peningkatan beban emisi SO2 dan NOx, walaupun besarannya masih lebih kecil dibandingkan pencemar lainnya.

Tabel 3.4. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 2.

Jenis

Tabel 3.5. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 2.

Jenis

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo

(19)

(a) (b)

Gambar 3.2. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 2 untuk Pencemar (a) CO, HC dan CO2, (b) NOx, PM10 dan SO2

3 .2 . Re d u k si Em isi d a n Ka it a n n y a d e n g a n Gr e e n Ca m p u s

Secara umum perubahan moda transportasi di area Kampus IPB Dramaga dalam rangka Green Transportation berhasil menurunkan emisi pencemar CO, CO2, PM10, HC dan NOx hingga lebih dari 60%. Namun penggunaan bus tambahan berbahan bakar diesel mendorong peningkatan emisi Sulfurdioksida dan sedikit peningkatan NOx. Sebagaimana ditunjukkan oleh skenario 1, terjadi penurunan emisi pada semua zat pencemar kecuali SO2.

Ketika penambahan bus dilakukan dengan frekuensi yang cukup tinggi yaitu rata-rata 50 rit per koridor per bus per hari maka peningkatan SO2 menjadi tinggi dan bahkan NOx turut meningkat dibanding kondisi eksisting, walaupun besarannya masih jauh lebih kecil dibandingkan beban emisi pencemar lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari solusi proporsi jumlah dan jenis moda transportasi yang optimum, agar dapat menurunkan emisi pencemar, tetapi tidak meningkatkan emisi pencemar lain. Pada dasarnya CO2 tidak termasuk zat pencemar yang toksik secara kimiawi, namun sesuai dengan isu pemanasan global yang memicu perubahan iklim, maka emisi CO2 perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan sistem transportasi.

Salah satu solusi yang lebih memungkinkan emisi pencemar lebih rendah adalah penggunaan moda transportasi berbahan bakar gas. Walaupun tetap tidak berarti zero untuk CO2, karena tetap akan ada emisi CO2 dari pembakaran yang sempurna. Selain itu perlu pertimbangan secara ekonomi.

Selanjutnya dilakukan pula penghitungan beban emisi dengan skenario 3 yakni penggantian bahan bakar bus dari sebelumnya menggunakan solar, menjadi bahan bakar gas dalam hal ini adalah Compressed Natural Gas (CNG). Asumsi yang digunakan adalah bahan bakar seluruh bus termasuk bus antar jemput pegawai menggunakan bahan bakar gas. Hasil dugaan beban emisi ditampilkan pada Tabel 3.6, reduksinya pada Tabel 3.7.

Gambar 3.3 memperjelas penurunan beban emisi yang terjadi. Penggunaan bus berbahan bakar gas serta pembatasan kendaraan bermotor memasuki area kampus mampu menurunkan beban emisi pencemar udara secara signifikan. Penurunan tertinggi dicapai oleh PM10 dan HC dengan reduksi hingga 88%, dan terendah dicapai oleh CO2, dengan reduksi sebesar 37%.

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo

(20)

Tabel 3.6. Beban Emisi Pencemar Udara pada Kondisi Skenario 3.

CO2 283681,4 117533,0 14484,4 1515544,2 1931243,0

Tabel 3.7. Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 3.

Jenis Pencemar Beban Emisi

Eksisting

Gambar 3.3. Beban Emisi Kondisi Eksisting dan Skenario 3, Bus Berbahan Bakar Gas untuk Pencemar (a) CO, HC dan CO2, (b) NOx, PM10 dan SO2

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogo

(21)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

BAB IV

(22)

BAB I V

KESI M PULAN D AN SARAN

4.1. Kesimpulan

Hasil studi reduksi emisi berdasarkan perubahan moda transportasi di lingkungan Kampus IPB Dramaga menunjukkan bahwa perubahan moda transportasi dengan cara mengatur lalu lintas kendaraan bermotor di area kampus mampu menurunkan beban emisi pencemar hingga >60%.

Skenario 1 yang saat ini berjalan mampu menurunkan beban emisi CO, PM10, HC, NOx, serta CO2, namun sedikit meningkatkan SO2 hingga 26,21%. Skenario 2 dengan mengatur seluruh kendaraan pribadi hanya sampai 4 titik parkir, mampu mendorong penurunan beban emisi CO, PM10, HC, serta CO2 hingga 59,61%, namun meningkatkan beban emisi SO2 cukup tinggi dan NOx, walaupun dari sisi besaran masih jauh lebih kecil dibandingkan pencemar lainnya.

Skenario 3 berupa penggunaan bus berbahan bakar gas mampu menurunkan beban emisi semua pencemar udara yang dihitung hingga 88,32% untuk HC.

4.2. Saran

Skenario 3 perlu diterapkan. Penggunaan sepeda di dalam kampus oleh warga IPB harus terus didorong.

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Dramaga, Institut Pertanian Bogor

(23)

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

(24)

D AFTAR PU STAKA

Faiz A, Weaver CS, Walsh MP, Gautam SP, Chan LM. 1996. Air Pollution from Motor Vehicles Standards and Technologies for Controlling Emissions. Washington DC : The World Bank.

GHG Protocol. 2005. Mobile Guide v1.3. http://www.ghgprotocol.org/files/ghgp/tools/co2-mobile.pdf

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah. Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 2012. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor

Transportasi. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral.

Murrels T, Pang Y. 2013. Emissions Factors for Alternative Vehicles Technologies. National Atmospheric Emissions Inventory. http://naei.defra.gov.uk/resources/ National_Atmospheric_Emissions_Inventory_Final_Feb13.pdf.

Onny. 2015. Perbandingan karakteristik beberapa bahan bakar. Techno-Art artikel-teknologi.com. diunduh dari http ://www. artikel-teknologi.com [15 September 2015] Wikipedia. 2015. Diesel Fuel. http ://en.wikipedia.org.

Kajian Reduksi Emisi dari Konversi Kendaraan Pribadi ke Angkutan Massal (Bus dan Mobil Listrik)

Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga

Gambar

Tabel 2.1. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (PerMenLH 12/2010).
Tabel 2.2. Faktor Emisi Bahan Bakar Gas.
Tabel 3.1.  Beban Emisi Pencemar Udara Pada Kondisi Eksisting.
Tabel 3.3.  Prosentase Perubahan Beban Emisi Akibat Penerapan Skenario 1.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat di Kota Semarang tentunya akan mendukung meningkatnya polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan di ruas-ruas

Menyusun strategi untuk pengendalian pencemaran udara konvensional sektor transportasi, sektor industri, dan sektor persampahan yang diterapkan di Kabupaten Batang.. 1.5

Berbagai kebijakan pengendalian pencemaran melalui peraturan tersebut dapat dilakukan namun pengawasan emisi total dari kendaraan tidak dapat dilakukan dengan

94 5.2.6 Emisi CO2 dari Pemilihan Transportasi dan Perjalanan Dilihat dari Pengetahuannya Mengenai Isu Perubahan Iklim 96 5.2.7 Analisis Hubungan Antara Karakteristik Responden

Pemodelan Emisi Udara Indikator Perubahan Iklim dari Sampah Laut di Kawasan Taman Nasional Laut: Pantai Sombu, Wakatobi Modeling of Air Emission Indicators of Climate Change From