• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Perkemba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Perkemba"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak

Oleh:

Triyanti (1701030014)

Jurusan: Pendidikan Islam Anak Usia Dini IAIN Metro Lampung

E-mail: triy04733@gmail.com

Abstrak

Terdapat 10 juta bayi di negara berkembang mengalami kematian dan 60% diantaranya dapat ditekan risiko dengan cara memberikan nutrisi melalui ASI. Selain itu ASI juga bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan bayi dimana 1,3 bayi dapat diselamatkan. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak United CHildrens Fund (UNICEF) dan World Healt Organization (WHO) memberikan rekomendasi anak sebaiknya hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit selama 6 bulan. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor nutrisi, salah satunya yaitu pemberian ASI eksklusif. Namun sayangnya masih banyak ibu yang kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI, malah yang ibu dapat adalah informasi seputar susu formula yang banyak ibu jumpai di televisi, radio, dan majalah.

A. Pendahuluan

(2)

Terdapat 10 juta bayi di negara berkembang mengalami kematian dan 60% diantaranya dapat ditekan risiko dengan cara memberikan nutrisi melalui ASI. Selain itu ASI juga bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan bayi dimana 1,3 bayi dapat diselamatkan. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak United CHildrens Fund (UNICEF) dan World Healt Organization (WHO) memberikan rekomendasi anak sebaiknya hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit selama 6 bulan.Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan,dan pemberian asi dilanjutkan hingga berumur 2 tahun (WHO, 2005). Pada tahun 2003 pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya pemberian asi ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia menunjukkan pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi32,5%. Kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil,

keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang ditempat kerja untuk menyusui atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan susu formula yang memhubungani para ibu (Dwiharso, 2011 dalam Rodiah, 2012).

Pada umumnya kegagalan ASI eksklusif disebabkan oleh faktor bayi (BBLR, trauma persalinan, infeksi, kelainan kongenital, bayi kembar dll) dan faktor ibu (pembengkakan, abes payudara, dan kurang percaya diri). Selain itu hambatan pada inisiasi menyusui dini, paritas, umur, status merokok, dan tidak adanya dukungan keluarga dapat mempengaruhi kegagalan menyusui. Dari segi faktor sosial budaya dan petugas tenaga kesehatan terlihat bahwa kurangnya pendidikan laktasi dan kebijakan pelayanan kesehatan yang belum mendukung laktasi berpotensi untuk mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI (Brown, 2002).

(3)

1. Pengertian ASI

ASI merupakan makanan pertama, utama, terbaik bagi anak, yang bersifat alamiah (Prasetyono, 2009). ASI adalah makanan yang paling mudah dicerna anak. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan anak yang masih rentan. Karena itulah Anak mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat mengeluarkan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ ( Minarno dan Liliek Hariani,2008).

ASI eksklusif yaitu hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai Anak berumur 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (IMPASI) yang tepat dan adekuat sejak usia 6 bulan dan tetap meneruskan pemberian ASI sampai usia anak 24 bulan (Basuki, 2009). Ditinjau dari sudut Islam pemberian ASI diberikan sebaiknya selama 2 tahun sebagimana dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat (2:233):

ن

ن أأ دأا رأأ

أ ننمألل نلينلأملاكأ نلينلأونحأ ننههدألأونأأ نأعنضلرنيه تهادأللاوألناوأ

۞

ف

ل و رهعنمألنابل ن

ن هه ته وأ س

ن ك

ل وأ ن

ن هه قه زن رل هه لأ دلوله ون مأ لنا ى لأ ع

أ وأ ةأعأاض

أ رنلا منتليه

ههلأ ددولهونمأ لأوأ اهأدللأوأبل ةددأللاوأ رناض

أ ته لأ ا هأعأس

ن وه لنإل س

د

فن نأ ف

ه لن ك

أ ته لأ

ض

ض

ا رأتأ ن

ن ع

أ للا ص

أ فل ا دأا رأ أ

أ ننإلفأ كأللذأذ لهثنمل ثلرلاوألنا ىلأعأوأ هلدللأوأبل

او عه ض

ل رنتأس

ن تأ ن

ن أأ م

ن ته دن رأأ

أ ننإلوأ امأهلينلأعأ حأانأجه لأفأ رضوهاشأتأوأ امأههننمل

ف

ل و رهعنمألنابل من تهينتأآ امأ منتهمن لنس

أ ا ذأ إل منك

ه ينلأعأ حأانأجه لأفأ منكهدأ لأونأأ

رديص

ل بأ ن

أ و له مأعنتأ امأ بل هأ لنلا ن

ن أأ او مه لأع

ن اوأ هأ لنلا اوقه تناوأ

Terjemahnya:

(4)

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.

Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Departemen Agama RI, 2009).

2. Zat-zat yang terkandung dalam ASI Tabel.1 komposisi air susu ibu

KOMPOSISI KOLOSTRU

M

ASI TRANSISI ASI MATUR

Protein(g%) 4,1 1,6 1,2

Lemak(g%) 2,9 3,5 3,5

Laktosa(g%) 3,5 6,4 7

Kalori(kcal/100ml )

57 63 65

Natrium(g%) 48 29 15

Kalium(g%) 74 64 57

Kalsium(g%) 39 46 35

Taurin, DHA, dan AA merupakan kandungan yang penting dalam ASI. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.10 Docosahexanoic Acid dan Arachidonic Acid adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.1

Kadar DHA dan asam arakidonat pada bayi yang mendapat susu formula standar dan bayi yang mendapat ASI dilaporkan bahwa persentase DHA dan AA pada plasma

(5)

dan eritrosit bayi yang mendapat susu formula lebih rendah diibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Otak bayi yang mendapat ASI memiliki persentase DHA yang lebih tinggi dari pada bayi yang mendapat susu formula.2

3. Volume ASI

Dalam kondisi normal ASI 100 CC pada hari kedua produksi meningkat hingga 500 CC pada minggu kedua. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sejumlah 700-800 CC ASI per 24 jam. Tetapi kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 CC atau bahkan sebaliknya ada yang mengkonsumsi hamper 1 liter per 24 jam dan tetap menunjukkan tingkat pertumbugan yang sama.Keadaan kurang gizi pada ibu baik pada waktu masih hamil atau menyusui mempengaruhi volume ASI. Volume ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500 - 700 CC pada 6 bulan usia pertama bayi, 400-600 CC pada 6 bulan kedua usia anak dan 300-500 CC pada tahun kedua usia anak.3

4. Pemberian dan Manfaat ASI

a. Manfat ASI bagi Bayi

Air susu ibu (ASI) adalah susu alami yang diproduksi oleh organ tubuh yang dirangsang oleh kelnjar hormon lactogen,setelah melahirkan bayinya. ASI merupakan susu yang paling berkualitas bila dibandingkan dengan susu buatan yang dihasilkan pabrik. Tuhan mengaruniakan organ payudara kepada wanita untuk dapat pemeliharaan biologis kepada keturunannya.Bila diberikan secara benar dan tepat,ASI akan memberikan tiga manfaat yakni :

a) Manfaat Psikologis

Walaupun hidup bayi didasari oleh insting biologis,namun bayi memerlukan kebutuhan psikologis yang hanya diperoleh dari orangtua. Kebutuhan psikologis ini ,diperoleh melalui kedekatan fisik ketika si ibu member ASI kepada bayinya. Bayi akan merasakan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari ibunya. Bayi-bayi yang memperoleh perhatian dan kasih sayang dengan baik sejak masa lahir,akan tumbuh menjadi seorang yang dapat memilii badan yang sehat, lincah, rasa percaya diri, mandiri, inisiatif, dan kreatif dalam menghadapi lingkungan sosialnya. Sebaliknya

(6)

bayi-bayi yang tak memperoleh AS I dengan baik, cenderung memiliki kondisi badan yang rentan terhadap penyakit,kurus,sakit-sakitan,kurang mampu bergaul,minder,pasif dan kurang inisiatif.

b) Manfaat Sosiologis

Pada dasarnya bayi adalah makhluk social.Karena itu,ia memerlukan pergaulan dengan orang lain,Ia takmungkin dapat hidup sendiri.Baagi bayi orangtua menjadi sumber pertama untuk mengembangakn kehidupan sosialisasinya.Ia akan belajar untuk berbicara,menyampaikan perasaan,pengalaman kepada orang lain, melalui interaksi intensif dengan orangtuanya. Secra langsung, orangtua merupakan model yang dipelajari dan dicontoh oleh si bayi,yakni melalui proses pengamatan,peniruan dan penghayatan secara kontiyu.

c) Manfaat Pertumbuhan Fisiologis

Untuk tumbuh sehat,,bayi memerlukan makanan dan minuman yang bergizi.ASI adalah makanan dan minuman pertama kali yang dirasakan oleh si bayi. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi maupun kedokteran, ternyata ASI mengandung berbagai zat nutrisi (vitamin,protein,mineral,laktosa,dan glukosa) yang memiliki khasiat tinggi bagi pertumbuhan bayi. Justru ASI lah yang menjadi penentu kesehatan bayi di kemudian hari. Namun hal ini, hal ini sangat tergantung dari kondisi kesehatan si ibu.Ibu yang sehat akan memberikan ASI yang sehat kepada bayinya,sebaliknya ibu yang sakit-sakitan cenderung tak akan dapat memberi ASI yang sehat kepad bayinya. Oleh karena itu,perhatian terhadap ibu yang baru melahirkan sangat penting, agar terawatt dan terjaga kondisi kesehatannya.Caranya dengan menjaga kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh si ibu.Kiranya, empat sehat lima sempurna,merupakan kunci penting yang menjadi jawaban agar ibu tetap bugar dan memiliki ASI yang sehat bagi bayi.4

b. Manfaat Pemnberian ASI Bagi Ibu

Ada tiga manfaat yang akan dirasakan oleh ibu yang memberikan ASI kepada bayinya yaitu:5

1) Memperlancar Rangsangan Kelenjar Laktogen Untuk Memproduksi Susu

(7)

Sejak mengalami kehamilan, kelenjar laktogen bekerja untuk mempersiapkan produksi susu bagi calon bayinya.Kelenjar laktogen merupakan suatu kelenjar yang meragsang agar putting susu segera menghasilkan cairan-cairan susu.Ketika bayi sudah lahir,maka kelenjar laktogen berupaya merangsang agar segera memproduksi susu untuk menggantikan susu yang sudah di konsumsi oleh bayi.Demikian seterusnya. Jadi pemberian ASI yang teratur akan membantu kelancaaran kelenjar laktogen untuk menghasilkan susu.

2) Menumbuh- kembangkan Sifat- Sifat Keibuan

Memberi ASI kepada bayi merupakan salh satu tugas dan tanggung jawab seorang wanita yanf sudah berstatus sebagai ibu. Memberikan ASI kepada bayi tidak boleh ditawar-tawar lagi oleh seorang ibu dan bayi berhak memperoleh ASI dari ibu kandungnya.Oleh karena itu memberikan ASI sebagai bagian dari pengembangan sifat-sifat keibuan yang melekat pada setiap wanita.Dengan memberikan ASI berarti seorang wanitayang sudah berkeluarga benar-benar menyadar dan menghayati tugas-tugas keibuannya. Carol Giligan (dalam Papalia, Olds, & Feldman,2004).

Seorang ahli psikologi perkembangan berkebangsasaan Amerika Serikat menyatakan bahwa perkembangan moral wanita yang dewasa ditandai dengan kerelaan untuk berkorban demi kebahagian anak-yang mngharapkan anaknya agar tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi yang dewasa.

3) Mengembangkan Kelekatan Emosional Antara Ibu-Anak

Marry Ainsworth berpendapat bahwa kelekatan emosioanal yang nyaman dan aman antara ibu dan anak (secure attachment) dimulai dengan hubungan sosial emosional yang intim,akrab, dan dekat.Mengembangakan kelekatan emosioanal yang aman tersebut dapat dimulai dengan cara seorang ibu selalu berusaha memberikan ASI kepada bayinya. Dengan memberi ASI, seorang ibu dapat memberikan kasih-sayang,perhatian dan berkomunikasi secara intim dengan bayinya. Bayi akan merasakan perhatian,kasih-sayang dan penerimaan sosial dari ibunya,sehingga bayi akan mengembangkan kedekatan dan kelekatan emosional dengan ibunya (dalam Papalia,Olds & Feldman,2004; Vasta,Miller&Ellis, 2004).

(8)

1) Bayi yang diberi ASI 17 kali, lebih jarang menderita Pneumoia/radang paru ( Cesar 1999).

2) Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis / infeksi dalam darah yang menyebabkan kegagalan fugsi organ tubuh bahkan kematian. (Ashraf 1991,Patel 2013).

3) Waktu menyusui yang lebih panjang dapat menghindari bayi dan anak dari asma atau mengurangi serangan asma pada anak kecil.Resiko menderita asma meningkat apabila pemberian asi eksklusif dihentikan sebelum 4 bulan.(Kull 2004,Bener 2007) 4) Bayi yang diberi ASI eklsklusif lebih terlindungi dari penyakit infeksi telinga tengah(Sabirov 2009)

5) Pemberian ASI mengurangi resiko diabetes / kencing manis (Owen 2006)

6) Bayi premature dengan berat badan lahir yang sangat kurang dengan pemberian ASI eksklusif dapat terhindar dari ROP/ Retinopathy of Prematurity (Manzoni 2013) 7) Bayi yang menerima susu formula memilik konsentrasi kolestrol LDL ( kolestrol jahat) yang lebih tinggi dan HDL (kolestrol baik) lebih rendah. LDL yang tinggi merupakan salahsatu factor resiko terkena penyakit Kardiovaskuler (Owen 2002). 8) ASI mengurangi resiko bayi terkena infeksi dari bubuk susu formula yang tercemar ( misalnya bakteri E Sakazakii) (Hunter 2008)

9) Menyusui mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) sebesar 50% (Vennemann 2009)

10) ASI melindungi bayi dari cileac disease/ kelainan autoimun ketika penderita mengonsumsi makanan yang mengandung gluten,akan terjadi kerusakan usus halus (Ivarsson 2002,Bakobeng 2006)

11) Penyakit Necrotizing Enterocolitis/NEC (infeksi dan peradangan yang menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus) yang umum diderita bayi prematur dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah dengan pemberian ASI(Gephart 2012).

12) ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan maloklusi atau kelainan susunan gigi atas dan bawah yang berhubungan dengana bentuk rongga mulut/ rahang.

13) Pemberian ASI mengurangi resiko bayi kekurangan gizi (Pediatrics 115,2005). 14) Pemberian ASI mengurangi resiko bayi terkena penyakit jantung dan pembuluh darah(Owen 2002).

(9)

16) bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi (Ehlayel 2008).6 6. Cakupan Pola Menyusui sesuai Kelompok Umur

Tabel 2. Persentase pola menyusui pada bayi usia 0-5 Bulan menurut

Cakupan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah memberikas ASI segera setelah bayi dilahirkan ,biasanya dalam waktu 30 menit 1- jam, pasca bayi dilahirkan. Tujuan IMD:

1) Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang.

2) Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri.

3) Kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi akan meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. konsepsi sampai meninggal dunia,yang berlangsung secara sistematis,progresif,dan berkesinambungan.Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematanagn dan pengalaman. Hal ini ditegaskan oleh Van den Daele (Hurlock,1999) yang menyatakan bahwa perkembangan berarti

(10)

perubahan secara kualitatif.7Dengan demikian, perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang, atau peningkatan kemampuan seseorang,melainkan semakin meningkatmya proses integrasi dari banyak struktur danfungsi yang kompleks.Hal ini senada dengan pernyataan Abin Syamsuddin bahwa perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan (maturity), yang berlangsung secara sistematis (Lefrancois,1975),progresif (Witherington,1952), dan berkesinambungan (Hurlock,1956),baik pada aspek fisik Maupin psikis.8

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi sel menjadi yang lebih kompleks,bersifat kualitatif, diukur menggunakan skrinning perkembangan.Tiga tahun pertama kehidupan anak, merupkan masa yang sangat penting karena terjadi pertumbuhan fisik dan perkembangan (kecerdasan,ketrampilan motorik,mental,social,emosional) yang sangat pesat.Diusia inilah yang disebut “golden age” .oleh karena itu penting bagi ibu unttuk memberikan nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal kehidupannya.(Animiasi:2010)

9Sistematis, progresif, dan berkesinambungan, menurut Syamsul Yusuf (2014), adalah

sebagai berikut:

a) Sistematis, yaitu perubahan dalam perkembanagn itu ersifat saling bergantung atau saling mempengaruhi antar bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Jadi dalam proses perkembangan terjadi tahapan perubahn yang saling berkaitan satu sama lainnya. Apnila ,salahsatu tahapd dihilangkan,tidak akan terjadi siatu perkembangan. Contoh prinsip ini, seprti kemampuan berjalan anak seiring dengan kematangan otot-otot kaki,dan keinginan remaja untuk memerhatikan jenis kelamin lain seiring dengan kematangaan organ seksualnya.

b) Progresif, yaitu perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat,mendalam(meluas),baik secara kuantitatif (fisik), maupun kualitatif(psiki s). Hali ini berarti bahwa perkembangan menunjukkan proses 7 Elizabhet B. Hurlock, Psikologi perkembngan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup, Edisi Kelima,(Jakarta: Erlangga,1980)hlm.2.

8 Yudrik Jahja,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Graha Ilmu,2011)hlm.29.

(11)

kea rah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusiaContohnya, prubahn anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik seperti pada anak yang mulai mengenal abjad atau huruf sampai kemampuannya dalam membaca buku,atau majalah.

c) Berkesianmbungan, yaitu perubahan pada bagian atau organism itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Jadi, proses prubahan itu sifatnya bertahap. Contohnya,untuk berjalan,seorang bayi melalui tahapan merangkak dan berdiri. Begitu pun, berjaan merupakan syarat tahapan ank untuk dapat berlari. Perkembangan secara luas merujuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu yang tampil dalm kualitas kemampuan,sifat,dan cirri-ciri yang baru. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001),didalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.10

F.J Monks,dkk.(2001) member pengertian bahwa perkembangan merujuk pada proses kea rah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.Dengan kata lain., perkembngan enunujuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.11

Dengan demikian, dari beberapadefinisi tersebut, daapat disipulkan bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar,tetapi mencakup serangkaian perubahan yang berlnagsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dan fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.

b. Pola-Pola Perkembangan

1) Pola Perkembangan Fisik Yang Terarah

Perkembangan fisik yang terarah, menurut Wong (1995),terdiri atas dua prinsip berikut.12

10 Akbar Reni dan Hawadi,Psikologi Perkembangan Anak Mengenal,sifat,Bakat, dan Kemampuan Anak,(Jakarta: Gramedia,2011)hlm.55.

11 F.J.Monks,dkk,2001,Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,( Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press,2001)hlm.77

(12)

a. Cephalcaudal

Cephalcaudal , yaitu pola pertumbuhan dan perkembangn yang dimulai dari kepala ditandai dengan dengan prubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengakn kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan tangan dan kaki.

b. Proximal distal

Proximal distal, yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat / sumbu tenah, seperti menggerkkan bahu dahulu kemudian jari-jari.

2) Pola Perkembangan dari Umum ke Khusus

Pola ini merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana),kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya, melambaikan tangan yang diikuti dengan kemampuan memainkan jari.

3) Pola Perkembangan Dipengaruhi Oleh Kematangan dan Latihan Belajar Pola ini mencerminkan cirri khusus dalam setiap tahapan perkembanagn yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutya.Masa ini dibagi menjadi lima tahap, yaitu:

a. Masa Pralahir,terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringa tubuh.

b. Masa Neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hamper sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan.

c. Masa Bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan mempunyai banyak kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam dirinya.

d. Masa Anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat,sikap,minat ,dan cara penyesuaian dengan lingkungan.

(13)

Menurut Guarsa (Hidayat , 2005),ada saat anak siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses kematangan. Kematangan yang akan dicapainya dapat disempurnakan melalui rangsangan yang tepat. Masa ini merupakan masa kritis yang harus dirangsang agar mencapai perkembangan selanjutnya melalui proses belajar.13

4) Pola Perkembangan Kognitif dan Afektif

a. Pola perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir seseorang. Menurut Piaget (Wirawan,1991), perkembanan kognitif seseorang mengikuti tahap berikut.14

a) Masa sensori-motori (0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa bayi menggunakan system pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenali lingkungannya.Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, reflex menangis, refleks kaget, dan lain-lain. b) Masa Konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)

Pada tahap ini,anak mampu melakukan beberapa tugas yang konkret.Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu) , negasi ( mengingkari sesuatu), dan reproaksi mencari hubungan timbal balik antar beberapa hal).

c) Masa Operasioanl (11,0-dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotetis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mugkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulanndari suatu pernyataan. Misalnya,mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah dari maianan B. Oleh karena itu,ia dapat menyimpulkan mainan yang yang paling mahal dan yang paling murah.

b. PolaPerkembangan Afektif Manusia

Pola perkembanagn afektif manusia, menurut Piaget (Wirawan,1991),adalah sebagai berikut.15

13 A.A Hidayat,Pengantar Ilmu Keperawatan Anak,(Jakarta: Salemba Medika,2005)hlm.33. 14 Sarlito Wirawan,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Grafindo,1991)hlm.81.

(14)

a) Emosi atau pernyataan merupakan salah satu potensi kejiwaan yang khas dimiliki oleh manusia. Hal ini dikarenakan hanya manusia yang memiliki perasaan, sedangkan hewan tidak memiliki perasaan.

b) Semakin besar kebutuhan biologisnya, semakin banyak dan kompleks karena pertumbuhan fisik itu diiukuti oleh perkembangan emosinya.

c) Emosi ini merupakan perasaan yang disertai oleh perubahan atau perilaku fisik. Misalnya, perasan marah ditunjukkan oleh reaksi teriakan dengan suara keras, persaan gembira akan ditunjukkan dengan cara melonjak-lonjak sambil tertawa lebar,dan sebagainya.

5) Pola perkembangan manusia dalam Al-Quran

Dalam Al- Quran terdapat beberapa ayat yang menggambarkan proses perkembangan manusia secara bertahap,mulai dari sel pembawa genetika, berbah menjadi janin (fetus),lahir, tumbuh sebagai manusia dewasa,dan mengalami kematian.16

Salah satu ayat dalam AL-Quran yang menjelaskan hal itu adalah surat Al-Mu’minun (Q.S [23]:12-16) .

Ayat tersebut telah memerinci dengan jelas pertumbuhan dan perkembangan manusia prenatal, yaitu sebagai berikut:

a. Fase nuthfah (tetesan sperma, spermatozoa);

b. Fase ‘alaqoh atau fase gumpalan darah atau yang melekat pada dinding uterus atau rahim ;

c. Fase Mudhghah ( gumpalan daging);

d. Fasse terbentuknya tulang (‘idzam) yang terbalut oleh daging,jaringan,dan otot; e. Fase janin dalam bentuk sempurna.

6. Faktor- Faktor Perkembangan Anak:

Dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan anak dalam kenyataanya memang tidak dapat di hindari adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam proses pertumbuhan / biologisnya ataupun proses perkembangan (psikisnya) dari seorang anak.

a. Adapun berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organ tubuh anak,antara lain:

(15)

1) Faktor-faktor sebelum lahir, yakni adanya gejala-gejala tertentu yang terjadis sewaktu anak masih di dalam kandungan .

Contoh: adanya gejala /peristiwa kekurangan nutrisi (zat-zat makanan untuk tubuh) pada ibu atau janin,terkena infeki oleh bakteri, sifilis,TBC, diabetes mellitus,dan lain-lainnya.

2) Faktor pada waktu lahir,yakni terjadinya suatu gangguan pada saat –saat anak dilahirkan.Umpamanya : terjadi defiect (kerusakan) susunan saraf pusat dikarenakan kelahiran dengan bantuan alat sejenis tang (instrument birth), atau karena dinding rahim ibu terlalu sempit, maka terjadi tekanan yang kuat mengakibatkan pendarahan pada bagian kepala,dan lain –lain. 3) Faktor sesudah Lahir, yakni peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi

setelah anak lahir,terkadang menimbulkan terhambatnya pertumbuhan anak.Contoh, adanya pengalaman anak yang traumatic (luka-luka) di kepala pada bagian luar atau dalam, karena benturan dengan benda keras,kekuranagn gizi/vitamin.dan masih banayk lagi.

4) Faktor Psikologis,yakni adanya kejadian-kejadian tertentu yang menghambat berfungsinya psikis, terutama yang menyangkut perkembangan intelegensi dan emosi anak yang berdampak pada proses pertumbuhan anak. Dapat dicontohkan disini anatara lain: anak yang terlantar,kurang perawatan baik jasmani ataupun rohaninya,kurang kasih saying/perhatian yang biasanya tadisebut dengan inanitie psikis (kehampaan psikis) anak Kesemuanya itu dapat mengakibtakan kelambatan / retardasi semua fungsi jasmani anak.

b. Adapun tentang factor-faktor yang mempengaruhi anak antara lain: a) Faktor Herediter

Yaitu Keturunan/warisan dari sejak lahir dari kedua orangtuanya,neneknya,dan seterusnya yang biasanya diturunkan melalui kromosom.

b) Faktor Lingkunan

(16)

tumbuhan,hewan, atau makhluk yang mati seperti benda-benda padat,cair , gas,juga gambar-gambar,dan lain-lain.

Demikian pula disamping yang telah disebutkan diatas, sebagai benda- benda yang bersifat konkret, ada juga lingkunan yang bersifat abstrak antara lain: situas social.ekonomi, poltik, budaya, adat- istiadat serat idiologi atau pandangan hidup.Kesemua bentuk lingkungan tersebut dapat berdampak mengeuntungkan (positif) atau merugikan (negative) bagi proses perkembanagn anak.17

9. Hubungan Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Berdasarkan uji korelasi diketahui bahwa status gizi balita, lama mengikuti PAUD dan usia balita berhubungan positif dengan tingkat perkembangan motorik halus dan motorik kasar balita. Semakin meningkat status gizi balita, lama mengikuti PAUD, dan usia balita maka semakin meningkat pula tingkat perkembangan motorik halus dan motorik kasarnya.18 Fungsi kognitif yaitu

kemampuan persepsi, cara berpikir, dan belajar yang menggambarkan kecerdasan seorang anak serta dapat dinilai dengan skor IQ. Hasilpenelitian Riva19 didapatkan

bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ sebesar12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi ASI eksklusif.

Penelitian Angelsen et al.20 memperlihatkan bahwa bayi yang mendapat ASI

kurang dari tiga bulan berisiko terganggu perkembangan kognitifsampai usia enam bulan pada saat mereka berusia 13 bulan, mempergunakan alat Bayley Scales of Infant Development (BSID). Bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan

17 Abu Ahmamadi dan Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2005)hlm.66.

18 Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D. Kaitan antara status gizi, perkembangan kognitif, dan perkembangan motorik pada anak usia prasekolah, jurnal Penelitian Gizi dan Makanan. 2013;36(1):62-67.

19 Riva E. Early feeding is linked to higher IQ score in dietary treated PKU children. Acta Paediatrica. 1996;83;56-8

(17)

pertama kehidupan mempunyai fungsi lokomotor lebih baik, terlihat bahwa lebih cepat merangkak dan sudah dapat berjalan pada usia 12 bulan, dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI sampai usia empat bulan. 21 Bayi yang mendapat ASI kurang dari tiga bulan berisiko terganggu perkembangan kognitif dibanding dengan bayi yang diberikan ASI sampai usia 6 bulan, mempergunakan alat ukur BSID.

Faktor pendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan adalah adanya motivasi ibu untuk menyusui segera.22 Faktor pendorong(predisposing factors) gagalnya pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya pengetahuan subjek tentang ASI Eksklusif dan adanya ideologi makanan yang noneksklusif, sehingga tidak muncul motivasi yang kuat dari subjek untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Faktor penguat(reinforcing factors) gagalnya pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya penyuluhan atau pengarahan dari bidan seputar menyusui saat memeriksakan kehamilan, anjuran dukun bayi untuk memberikan madu dan susu formula sebagai prelaktal, dan kuatnya pengaruh ibu (nenek) dalam pengasuhan bayi secara non-ASI eksklusif. Faktor penghambat pemberian ASI eksklusif adalah keyakinan dan praktik yang keliru tentang makanan bayi, promosi susu formula yang sangat gencar, dan masalah kesehatan ibu dan bayi.21

Kesimpulan

Pemberian ASI berperan penting terhadap perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya, jika pemberian ASI pada anak kurang maka perkembangan anak cenderung akan menyimpang. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa ibu juga kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI, malah yang ibu dapat adalah informasi seputar susu formula yang banyak ibu jumpai di televisi, radio, dan majalah sehingga ibu tergiur pada iklan tersebut dan memilih susu formula daripada ASI. Kemudian banyak juga fenomena di masyarakat bayi yang tidak mendapatkan ASI karena sedari kecil sudah ditinggalkan oleh orangtuanya karena bekerja,bayi mereka biasanya akan dititpkan oleh nenek atau saudara dekat, atau kerabatnya.

Saran saya untuk Pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Masyarakat diharapkan untuk lebih sering lagi memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya pemberian ASI

21 Andrian Reza Saputra, Peran Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi dan Tumbuh Kembang,J Agromed

(18)

supaya ibu dapat memberikan ASI minimal sampai anak berusia 6 bulan agar perkembangan anak bisa tercapai secara optimal. Dan bagi seluruh ibu diharapkan agar memberikan ASI pada anak minimal sampai anak berusia 6 bulan dan mencari banyak informasi tentang usianya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2009. Al quran dan Terjemahan. Pustaka Arafah. Departemen Kesehatan RI. 2007. “Hanya 3,7% Bayi Memperoleh ASI

http://www.depkes.go.id Diakses 2 Mei 2018

Infodatin Pusat data dan Informasi Kesehatan RI.2014.” Situasi dan Analisis ASI Ekslusif” http://www.pusdatin.kemkes.go.id Diakses 2 mei 2018

Susanti . Peran ibu menyusui yang bekerja dalam pemberian asi eksklusif bagi bayinya. (Egalita.2011: 6(1):

Tangkilisan dan, Lestari . Peran penambahan dha pada susu formula. Sari Pediatri. 2001; 3(3):147–51.

Tuti Soenardi,Makanan Untuk Tumbuh Kembang Bayi,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama ) Agoes Dariyo,Psikologi Perkembangan anak tiga tahun pertama ,

(Bandung: PT Refika Aditama,2007)

Monika, Buku Pintar ASI dan Menyusui,(Jakarta selatan:PT Mizan Melika 2014)

Elizabhet B. Hurlock,1980, Psikologi perkembngan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup, Edisi Kelima,Jakarta: Erlangga,

(19)

Syamsu Yusuf ,Psikilogi Perkembangan Anak dan Remaja, Cet. Ke-14,(Bandung: Remaja Rosda Karya,2014)

Akbar Reni dan Hawadi,Psikologi Perkembangan Anak Mengenal,sifat,Bakat, dan Kemampuan Anak,(Jakarta: Gramedia, 2001)

F.J.Monks,dkk,Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press,2001)

Whaley’s dan Wong,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2001)

A.A Hidayat,Pengantar Ilmu Keperawatan Anak,(Jakarta: Salemba Medika,2005) Sarlito Wirawan,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Grafindo,1991)

Abu Ahmamadi dan Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan(Jakarta: PT Rineka Cipta,2005)

Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D. Kaitan antara status gizi, perkembangan kognitif, dan perkembangan motorik pada anak usia prasekolah, jurnal Penelitian Gizi dan

Makanan. 2013;36(1):62-67.

Riva E. Early feeding is linked to higher IQ score in dietary treated PKU children. Acta Paediatrica. 1996;83;56-8

Angelsen NK, Vik T, Jacobsen G, Bakkereig LS. Breast feeding and cognitive development: a metaanalysis.

Am J Clin Nut. 1999; 70:525-35.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perlakuan alkalisasi pada serat sabut kelapa dapat meningkatkan kekuatan dari serat tersebut.Hal ini terbukti dari hasil nilai kuat tekan dan kuat tarik beton yang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka pelatihan untuk mengaplikasikan teori yang telah

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena judul yang diambil adalah " Persepsi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Mengenai Efektifitas Pelayanan Satuan

Yang dimaksud dengan memiliki integritas antara lain memiliki akhlak dan moral yang baik yang ditunjukan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah

Kalau diurai dari kata-katanya , pengertian DOTS dapat dimulai dengan keharusan setiap pengelola program TB intuk member direct attention dalam usaha

Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah bertujuan mengembangkan dan meningkatkan minat baca, literasi informasi, bakat dan kecerdasan (intelektual,

Dengan adanya aplikasi perhitungan pajak pertambahan nilai, dapat memberikan kemudahan pada Rumah Makan yang berkaitan khususnya bagian-bagian yang terkait didalam pembuatan

Peraturan diakhir tahun 2013 yang dikeluarkan oleh bank indonesia tentang kredit memberikan dampak penjualan disektor properti, hal ini membuktikan bahwa PT