Communication Sytem
Teknik Pesawat Udara 1
X ap-1
N
ama
:
m
ukhamad
m
ardiansyah
N
o.
a
bsen : 30
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 29
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA Jl. Prof. Jokosutono, SH. No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan E-mail : smtpenerbangan@yahoo.co.id Website : www.smkn29jkt.sch.id
A. Definisi Komunikasi
Telekomunikasi adalah setiap pengiriman, pemancaran, atau penerimaan tanda, isyarat, tulisan, gambar dan suara atau inteligensi dari setiap sifat dasar melalui kawat, radio, sistem optik atau sistem elektromagnetik lainnya.
Pada dasarnya, system komunikasi radio terdiri dari system pemancar (transmitter) dan system penerima(receiver). Pesawat pemancar (transmitter) dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang berisi informasi melalui udara sedangkan pesawat penerima radio memilih gelombang radio dan mengubahnya kembali menjadi informasi.
Sesungguhnya, banyak pemancar yang memancarkan gelombang elektromagnetik di udara secara bersama- sama yang bisa saja saling mengganggu satu sama lain. Agar frekuensi tersebut tidak dapat saling mengganggu, maka secara internasional ditentukanlah pembagian frekuensi radio yang meliputi frekuensi 10 KHz sampai 40 GHz. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut :
Pembagian Frekuensi Radio N
o Nama GelombangFrekuensi PemakaianUmum Karakteristik Perambatan 1 Very low frequency (VLF) 10-30 KHz Navigasi Radio jarak jauh Sepanjang hari redaman kecil
2
Low Frequency
(LF) 30-300 KHz Navigasi Radio jarak jauh Pada malam hari sama dengan VLF tapi kurang reliable, dan siang hari redaman besar
3 Medium
siang hari sebaliknya 4
High Frequency
(HF) 3-30 MHz Point to point Radio amatir Sangat dipengaruhi ionosfer dan tergantung pada siang, malam dan musim 5
Very High
Frequency(VHF) 30-300 MHz TV, Radio FM, Radar, Navigasi
Hubungan harus line of sight
Sifat gelombangnya sama dengan cahaya, tidak dipengaruhi oleh ionosfer
6
Ultra High
Frequency(UHF) 300-3000 MHz TV, Radio FM, Radar, Navigasi, HP
Hubungan harus line of sight
Sifat gelombangnya sama dengan cahaya, tidak dipengaruhi oleh ionosfer
7
Super High
Frequency(SHF) 3-30 GHz Radar, Satelit, Microwave Hubungan harus line of sight
Sifat gelombangnya sama dengan cahaya, tidak dipengaruhi oleh ionosfer
8 Extra High Frequency(EHF) 30-300 GHz Percobaan ilmiah Diredam oleh hujan
B. Komunikasi di Penerbangan
a. High Frequency Air/Ground Communication (HF A/G)
Peralatan tranceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot (pesawat udara) dengan unit – unit ATS (FSS, FIC) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi HF. Ditujukan untuk melayani suatu daerah tertentu yang dibagi atas 2 ( dua ) wilayah, yaitu :
1. RDARA ( Regional and Domestic Air Route Area ), untuk pelayanan penerbangan domestic;
2. MWARA ( Major World Air Route Area ), untuk pelayanan penerbangan International
b. VHF A/G (AFIS, ADC, APP)
Peralatan tranceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot (pesawat udara) dengan pemandu lalu lintas udara (unit ATS) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi VHF.
c. VHF - ER (ACC)
radio untuk penempatan peralatan dimaksud, sehingga dapat menjangkau daerah yang sangat luas sesuai kebutuhan.
d. ATIS
Fasilitas di bandara – bandara yang broadcast (secara terus – menerus menyiarkan) informasi – informasi penting seperti cuaca, R/W in use dan terminal area. Rekaman informasi yang dibroadcast secara terus menerus (30 menit sekali di upgrade) ini membantu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja ATC denganrepetitive transmisi untuk informasi penting secara rutin.
e. Recorder
Perangkat perekam yang dihubungkan dengan seluruh perangkat komunikasi yang ada, sehingga proses pengendalian penerbangan yang dilaksanakan oleh petugas LLU selalu ada bukti jika suatu saat diperlukan.
f. ATN System
Adalah jaringan global yang menyediakan komunikasi digital untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi yang bertambah dari pelayanan komunikasi air traffic, kontrol operasi penerbangan dan komunikasi adminitrasi penerbangan.
Dalam berkomunikasi, ATC dan pilot menggunakan frekuensi VHF A/G, dimana dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor : KM 27 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan Standard Nasional Indonesia (SNI) 03-7097-2005 mengenai peralatan komunikasi darat udara berfrekuensi amat tinggi (VHF-Air-Ground) di bandar udara sebagai standard wajib. Peralatan komunikasi VHF-A/G yaitu, peralatan komunikasi radio yang bekerja pada frekuensi 117,975 MHz sampai dengan 137 MHz dan digunakan sebagai sarana komunikasi petugas pemandu lalu lintas penerbangan di suatu unit pelayanan lalu lintas penerbangan (Air Traffic services) dengan pilot pesawat udara.
menjadi tanggung jawab unit-unit pelayanan lalu lintas udara. Keseragaman peralatan komunikasi VHF-A/G berdasarkan pada penggunaan unit lalu lintas udara secara nasional dan internasional. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut:
Keseragaman Peralatan Komunikasi VHF – A/G Berdasarkan Fungsi NO Komunikasi darat udara Simbol JarakPelayanan Keterangan
NM Ketinggianterbang 1. VHF-Aerodrome Control ADC 25 FL 40 2. VHF-Approach Control
Low APP-L 25 FL 100 3. VHF-Approach Control
High APP-I 40 FL 150 4. VHF-Approach Control
High APP-H 50 FL 250 5. VHF-Area Control Service
(Lower Air Space) ACC-L FIR FL-250 FIR Flight Information Region 6. VHF-Flight Information
Service (Lower Air Space) AFIS FIR FL 250 7. VHF Area Control Service
(Upper Air Space) ACC-U UIR FL 450 UIR : Upper Flight Information Region
sumber: ICAO Doc.9426-AN/924,ATS Planning Manual Konfigurasi peralatan komunikasi VHF – A/G terdiri dari :
a. Pemancar
Pemancar VHF – A/G terdiri atas pemancar utama (main) dan cadangan (standby) dengan keluaran daya (power output) pemancar yang disesuaikan dengan keperluan jarak dan ketinggian ruang udara yang menjadi tanggung jawab unit pemandu lalu lintas udara. Dalam pengoperasiannya pemancar utama dan pemancar cadangan dihubungkan dengan pemindah otomatis (Automatic change over switch) yang dapat memindahkannya secara otomatis sesuai dengan keperluan operasional.
Penerima VHF–A/G terdiri atas penerima utama dan cadangan yang dapat berkerja sama atau bergantian dengan menggunakan pemindah otomatis agar kelangsungan operasionalnya terjamin.
c. ATS voice recorder (perekam suara)
Perekam suara (voice recorder) untuk seluruh percakapan (komunikasi suara) yang terjadi antara pengatur lalu lintas penerbangan dengan pilot pesawat udara melalui peralatan VHF – A/G atau percakapan dengan unit ATS lain dalam rangka koordinasi pengendalian lalu lintas penerbangan.
d. Meja Kerja (console desk)
Meja kerja bagi petugas pengendali lalu lintas udara yang dilengkapi dengan berbagai peralatan sehingga petugas dapat melakukan control, monitor, dan koordinasi sesuai dengan kebutuhan operasional. Meja kerja juga dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan agar pelayanan pengendalian lalu lintas udara dapat terlaksana. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut :
Peralatan Kelengkapan Meja Kerja No
. Unit Peralatan Digunakan Pada Keterangan 1 Head set ADC/APP
2 Microphone ADC/APP/ACC
3 Transceiver AFIS/ADC/APP/ACC AFIS dapat menggunakan peralatan portable 4 Speakers AFIS/ADC/APP/ACC AFIS dapat menggunakan
peralatan portable 5 Radio communications
selector panel
ADC/APP/ACC
10
11 Secondary surveilance radar controls
ACC
12 Radar simulator ACC 13 Automatic equipment including
input/output devices
ADC/APP/ACC
14 Flight progres boards ADC/APP/ACC 15
Teletype for weather and for aircraft movement messa-gest
ADC/APP/ACC
16 Weather display including Appropriate
ADC/APP
17 Clipboards and wall projection devices Peralatan tambahan 18 Bulletin boards for posting pertinent
information
Peralatan tambahan 19 Desk ADC/APP/ACC
20 Chair ADC/APP/ACC 21 Lighting-including emergency lighting ADC/APP/ACC 22 Fire alarm and exitinguishers
23 Water fountain Peralatan tambahan 24 Lunch facility Peralatan tambahan 25 Heating - air conditioning /
cooling
ADC/APP/ACC
26 Power ADC/APP/ACC 27 Back up power ADC/APP/ACC
Kinerja frekuensi peralatan VHF-A/G adalah sebagai berikut :
a. Bidang frekuensi yang digunakan untuk peralatan VHF-A/G adalah 117.978 MHz – sampai dengan 137 MHz, sedangkan batas frekuensi tertingginya adalah 136.975 MHz;
b. Separasi minimal (minimum separation) frekuensi yang telah ditentukan didalam pelayanan dinas bergerak penerbangan adalah 25 KHz dan/atau 8,33 KHz.
Pengguna frekuensi komunikasi VHF-A/G tercantum pada tabel berikut : Pengguna Frekuensi Komunikasi VHF-A/G
Daerah frekuensi Penggunaan di dunia Keterangan 118 sampai dengan
121,4 Pelayanan dinas bergerak penerbangan secara nasional dan di dunia internasional
a. Ketentuan aturan di dunia internasional berdasarkan
persetujuan wilayah regional
b. Ketentuan untuk nasional MHz adalah 121,4 MHz dan 121,6 MHz, kecuali secara persetujuan regional frequency terdekat adalah 121,3 MHz dan 121,7 MHz 121,6 sampai dengan
121,975 Untuk komunikasiaerodrome surface secara nasional dan internasional
Untuk melayani pergerakan layanan lalu lintas udara, pengecekan pesawat terbang
123.05 Bergerak Penerbangan
untuk nasional keperluan nasional 123.15 sampai dengan
123.675 Pelayanan Dinas Bergerak Penerbangan untuk Nasional
Untuk melayani keperluan nasional 123.5 sampai dengan
129.675 Untuk komunikasi permukaan bandar udara (aerodrome surface) secara nasional dan intranasional.
Ketentuan aturan di dunia Internasional berdasarkan
persetujuan wilayah regional
129.7 sampai dengan
130.875 Pelayanan Dinas Bergerak Penerbangan untuk nasional
Untuk melayani keperluan nasional tetapi dapat juga digunakan secara keseluruhan atau bagian yang disepakati secara regional untuk memenuhi
persyaratan. 130 sampai dengan
136.975 Untuk komunikasi aero-drome surface secara nasional dan internasi-onal
Ketentuan aturan di dunia internasional berdasarkan perse-tujuan wilayah regional.
sumber : ICAO Annex 10,Volume I fourth Edition,1985
Sesuai dengan ICAO Annex 10 Aeronautical Telecommunication Vol.II sebagai berikut :
“The air-ground control radio station shall designate the frequency(ies) to be used under normal condition by aircraft stations operating under its control. Recommendation : “If a frequency designated by an aeronautical station proves to be unsuitable, the aircraft station should suggest an alternative frequency”
Radio komunikasi harus dapat mempertahankan kinerja operasional sesuai standard dan persyaratan operasional yang ditetapkan. Sesuai dalam Peraturan Direktur Jenderal perhubungan udara No : SKEP/83/VI/2005 tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection). Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan, dijelaskan di dalam pasal 2. Setiap operator yang mengoperasikan peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan yang digunakan untuk pelayanan lalu lintas udara harus mempertahankan kinerja operasional sesuai standar dan persyaratan operasional yang ditetapkan. Kinerja operasional peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan, dapat diketahui dengan cara Kalibrasi Penerbangan (Flight Inspection) atau Pengujian di darat (Ground Inspection). Dalam Pasal 4 Pengujian di darat (Ground Inspection) peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan secara berkala (periodic test), dengan ketentuan untuk peralatan VHF A/G dilakukan 1 X 4 Minggu.
Untuk dapat mempertahankan kinerja radio komunikasi agar selalu dalam kondisi siap operasikan, maka perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Hal ini terdapat dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/157/IX/03 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. Dalam Pasal 10 Pemeliharaan perbaikan bertujuan untuk mengembalikan peralatan yang mengalami gangguan/ kerusakan ke kondisi normal, yang kegiatannya meliputi :
a. Analisis kerusakan peralatan; b. Penyetelan peralatan;
c. Penggantian komponen/modul/bagian/unit peralatan; d. Perbaikan modul/bagian/unit/perangkat lunak peralatan; e. Modifikasi peralatan;
f. Rekondisi atau overhaul peralatan.
peruntukannya yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap penyelenggara telekomunikasi.
C. Instruments Komunikasi
Berikut ini adalah instrument elektronik yang umum digunakan dalam sistem komunikasi:
1. Flight Recorder
2. Emergency Locator Transmitter
adalah untuk menentukan lokasi pesawat ketika pesawat terjadi kecelakaan.
3. Mode-S Transponder
digunakan sebagai identifikasi dan penentuan posisi antara pesawat dan ATC (Air Traffic Control) dan untuk komunikasi dengan pesawat lain melalui TCAS (Traffict Allert and Collision Avoidance System).
4. VHF Communication
adalah peralatan yang digunakan di pesawat untuk berkomunikasi dengan tower atau pesawat lain.
5. VHF Navigation