• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Flash - Perancangan Aplikasi Kebudayaan Daerah Sumatera Utara Berbasis Multimedia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Flash - Perancangan Aplikasi Kebudayaan Daerah Sumatera Utara Berbasis Multimedia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sekilas Tentang Flash

Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus menganimasikan serta mudah dipelajari. Di samping digunakan untuk keperluan pembuatan animasi biasa dan animasi sirus web, Flash juga dapat digunakan untuk

membuat game, presentasi, dan animasi kartun. Sekarang juga sudah mulai berkembang penggunaan Flash untuk pembuatan game di mobile device seperti handpone,PDA dan lain-lain.

Animasi yang dihasilkan Flash adalah animasi berupa file movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah grafik yang berbasis vektor. Jadi ketika diakses melalui internet, animasi yang akan ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus. Selain itu, Flash juga memiliki kemampuan

untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi lain.

(2)

web. Macromedia Flash pertama kali di produksi pada tahun 1966. pada awal produksi, Macromedia Flash merupakan software untuk membuat animasi sederhana berbasis GIF. Seiring dengan perkembangannya, Macromedia Flash mulai digunakan

untuk pembuatan desain situs web. Macromedia Flash telah di produksi dengan beberapa versi hingga Macromedia Flash versi 8. Namun sejak diakuisisi oleh perusahaan raksasa Adobe, maka software multimedia Macromedia Flash berubah nama menjadi Adobe Flash CS3 atau dapat juga disebut sebagai Flash 9 dan Adobe Flash CS4.

2.2 Penggunaan Adobe Flash CS3

Ketika pertama kali membuka Adobe Flash CS3, maka akan muncul start page seperti

(3)

2.2.1 User Interface Adobe Flash CS 3

Tool Box Title Bar Stage Library Panel

Menu Bar Timeline Properties Panel

Gambar 2.2 User Interface Adobe Flash CS 3

1. Tool Box

Kumpulan tool atau peralatan yang mempunyai fungsi-fungsi tersendiri untuk berbagai keperluan seperti desain, editing, dan pengaturan gambar atau objek. Berikut penjelasan setiap tool yang ada di Tool Box:

a. Arrow Tool (V)

(4)

b. Subselection Tool (A)

Subselection Tool berfungsi menyeleksi bagian objek lebih detail dari pada Selection Tool.

c. Free Transform Tool (Q)

Free Transform Tool berfungsi untuk mentransformasikan objek yang terseleksi.

d. Gradien Transform Tool (F)

Gradien Transform Tool berfungsi untuk mentransformasikan warna dari fill objek yang terseleksi.

e. Lasso Tool (L)

Lasso Tool berfungsi untuk melakukan seleksi dengan menggambar sebuah garis seleksi.

f. Pen Tool (P)

Pen Tool berfungsi untuk menggambar garis dengan bantuan titik-titik bantu seperti dalam pembuatan garis, kurva atau gambar.

g. Text Tool (T)

Text Tool berfungsi untuk membuat objek teks.

h. Line Tool (N)

(5)

i. Regtangle Tool (R)

Regtangle Tool berfungsi untuk menggambar bentuk-bentuk persegi panjang atau bujur sangkar.

j. Oval Tool (O)

Oval Tool berfungsi untuk membuat bentuk bulat atau oval.

k. Poly Star Tool

Poly Star Tool berfungsi untuk menggambarkan bentuk dengan jumlah segi yang diinginkan.

l. Pencil Tool (Y)

Pencil Tool berfungsi untuk membuat garis.

m. Brush Tool (B)

Brush Tool berfungsi untuk menggambar bentuk garis-garis dan bentuk bebas.

n. Ink Bottle (S)

Ink Bottle berfungsi untuk mengubah warna garis, lebar garis, dan style garis atau garis luar sebuah bentuk.

o. Paint Bucket Tool (K)

(6)

p. Eraser Tool (E)

Eraser Tool berfungsi untuk menghapus objek.

q. Hand Tool (H)

Hand Tool berfungsi untuk menggeser tampilan stage tanpa mengubah pembesaran.

r. Zoom Tool (M,Z)

Zoom Tool berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil tampilan pada stage.

s. Stroke Color

Stroke Color berfungsi untuk memilih atau memberi warna pada suatu garis.

t. Fill Color

Fill Color berfungsi untuk memilih atau memberi warna pada suatu objek.

u. Black and White

Black and White berfungsi untuk memilih warna hitam atau putih saja.

v. Swap Color

(7)

w. No Color

No Color berfungsi untuk menghilangkan warna fill atau stroke suatu objek.

2. Title Bar

Merupakan nama file atau judul program yang sedang aktif atau sedang digunakan.

3. Menu Bar

Berisi perintah-perintah operasi yang ada di Adobe Flash CS3, letaknya di bawah

title bar.

4. Timeline Panel

Panel yang digunakan untuk pengaturan layer, timing, objek, pengaturan panjang atau lamanya durasi movie yang dibuat.

5. Stage

Halaman kerja yang digunakan untuk menempatkan berbagai macam objek Flash

yang akan ditampilkan.

6. Library Panel

Panel yang menyimpan objek-objek seperti movie clip, graphic, button, sound, video, dan lain-lain yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.

7. Properties Panel

(8)

2.3 Kebudayaan Daerah Sumatera Utara

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. (Wikipedia,2013).

Sumatera utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya yang sangat menarik dan unik. Budaya daerah

Sumatera utara merupakan kebudayaan yang dapat diartikan sebagai kesatuan dari seluruh kebudayaan di setiap wilayah di Sumatera Utara. Dalam era modernisasi

sekarang ini, tidak sedikit penduduk daerah Sumatera Utara yang menganut budaya asing dan melupakan budaya sendiri.Perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tak terkecuali Sumatera Utara tanpa disadari secara perlahan telah

menghancurkan kebudayaan daerah. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan daerah. Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan

diterima secara mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli.

Budaya daerah Sumatera Utara secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal

(9)

2.3.1 Rumah adat

Rumah adat yang terdapat di Sumatera Utara dalam penulisan tugas akhir ini

dibatasi menjadi, rumah adat batak toba, rumah adat simalungun, rumah adat

siwaluh jabu karo, rumah adat pakpak, rumah adat mandailing, rumah adat

angkola, rumah adat nias dan rumah melayu.

Rumah adat batak toba disebut rumah bolon, yang memiliki bangunan empat

persegi panjang yang kadang-kadang ditempati oleh 5 sampai 6 keluarga. Memasuki rumah bolon ini harus menaiki tangga yang terletak di tengah-tengah rumah, dengan

jumlah anak tangga yang ganjil. Bila orang hendak masuk rumah tersebut, harus menundukkan kepala agar tidak terbentur pada balok yang melintang. Hal ini diartikan tamu harus menghormati si pemilik rumah.

Rumah adat simalungun atau bolon simalungun memiliki kemiripan dan

kesamaan dengan rumah adat toba baik dari segi bentuk, arsitektur, nama, dan juga ornamen-ornamen hiasannya. Rumah Bolon Simalungun merupakan kediaman para raja dan keluarganya, ciri khas utama adalah dibagian bawah atau kaki bangunan

selalu berupa susunan kayu yang masih bulat-bulat atau gelondongan, dengan cara silang menyilang dari sudut ke sudut. Ciri khas lainnya adalah bentuk atap di mana pada anjungan diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduknya.

Rumah adat karo disebut sebagai Siwaluh Jabu, panjangnya bisa mencapai 13

(10)

rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan dengan cara dipantek

dengan pasak atau diikat menyilang dengan tali. Salah satu keunikan lainnya yaitu atap rumah dibangun bertingkat-tingkat cukup tinggi dan mampu bertahan hingga usia

ratusan tahun.

Rumah adat pakpak memilik ciri khas pada bagian atapnya yang melengkung

dan mempunyai satu bagian atap kecil dibagian paling atas. Sayangnya rumah adat ini kini semakin sulit ditemui karena kurang dilestarikan. Bentuk bangunan yang masih

utuh bisa ditemukan di Sidikalang, Dairi, dan Pakpak Barat.

Rumah Adat Mandailing disebut sebagai bagas godang sebagai kediaman para raja, terletak disebuah kompleks yang sangat luas dan selalu didampingi dengan sopo godang sebagai balai sidang adat. Bangunannya mempergunakan tiang-tiang besar

yang berjumlah ganjil sebagaimana juga jumlah anak tangganya.

Rumah adat angkola memiliki kemiripan dan kesamaan dengan rumah adat

mandailing. Tidak hanya pada rumah adat, dari segi bahasa juga dikatakan nyaris sama, hanya berbeda pada dialek atau intonasi. Rumah adat angkola juga dikenal

sebagai bagas godang, yang saat ini masih banyak bisa kita temui di daerah Sipirok dan Padang Sidempuan.

Rumah adat nias berbentuk empat persegi panjang dan berdiri di atas tiang menyerupai bentuk perahu. Begitu pula pola perkampungan, hiasan-hiasan bahkan

(11)

memasuki rumah adat ini terlebih dahulu menaiki tangga dengan anak tangga,

kemudian memasuki pintu rumah yang ada dua macam yaitu seperti pintu rumah biasa dan pintu horizontal yang terletak di pintu rumah dengan daun pintu membuka ke atas.

Pintu masuk seperti ini mempunyai maksud untuk menghormati pemilik rumah juga agar musuh sukar menyerang ke dalam rumah bila terjadi peperangan.

Rumah tempat tinggal orang Melayu pada umumnya terdiri atas tiga jenis, yaitu rumah tiang enam, rumah tiang enam berserambi dan rumah tiang dua belas atau

rumah serambi. Tinggi tiang penyangga sekitar dua hingga dua setengah meter. Tinggi rumah induk bagian atas sekitar tiga hingga tiga setengah meter. Ruangan banyak

memiliki jendela serta lobang udara (ventilasi), sehingga suasananya sejuk dan segar.

2.3.2 Pakaian adat

Pakaian adat terbagi menjadi delapan berdasarkan etnis yang terdapat di daerah

Sumatera Utara, yaitu pakaian adat batak toba, batak simalungun, batak karo, pakpak, mandailing, angkola, nias dan pakaian adat melayu.

Pakaian adat batak toba untuk laki-laki menggunakan ulos tali-tali, ragi sakkar atau kain penutup kepala, sertali atau kain hiasan kepala, horung-horung simata atau

kain untuk hiasan leher, ulos ragi hotang atau kain untuk selendang, piso halasan atau pisau sebagai hiasan pinggang, ulos napinunsaan atau kain sebagai sarung. Pakaian

(12)

hiasan kepala, bintang maratur atau kain tenun sebagai selendang dan napinunsaan

yang sama dengan ulos napinunsaan untuk pria.

Pakaian adat batak simalungun untuk laki-laki mengenakan gotong atau kain penutup kepala, dormai atau hiasan pada gotong, hiou suri-suri atau kain selendang, hiou ragi santik atau kain sebagai sarung, baju jas dan celana. Pakaian adat untuk

perempuan mengenakan hiou bulang atau kain tenun penutup atau tudung kepala, hiou suri-suri atau kain selendang, baju soja, hiou ragi sapot atau kain tenun sebagai sarung

dan buabanban atau hiasan pada bulang.

Pakaian adat batak karo untuk laki-laki menggunakan uis nipes beka buluh atau kain sebagai penutup kepala, sertali rumah atu hiasan leher, sertali rumah-rumah kitik atau hiasan yang diikatkan pada tudung kepala, gelang sarung atau gelang

yang dikenakan pada tangan kanan, rudang mayang atau hiasan pada bulang, baju dan celana, songket untuk selempang. Pakaian adat untuk perempuan menggunakan sertali layang-layang kitik atau hiasan kepala yang diikatkan pada tudung, uis junjungjungan

atau penutup kepala, padang raja mehuli atau anting-anting, sertali layang-layang atau hiasan leher, uis benang iring atau kain tenun sebagai sarung luar, uis julu atau kain

sebelah dalam, uis gara-gara atau kain sebagai tudung kepala, uis kelam-kelam atau kain sebagai tudung yang disatukan dengan uis gara-gara, songket untuk kain sarung dan baju kebaya.

Pakaian adat pakpak untuk laki-laki mengenakan bulang ulos ragi idup atau

(13)

saong atau kain tudung, ragi idup, baju, marapi-rapi sebagai kebaya, kancing sitelu

atau hiasan baju kebaya, ucang sebagai tempat sirih dan ulos perdebata itak sebagai kain sarung.

Pakaian adat batak mandailing untuk laki-laki mengenakan tukku/happu atau hiasan kepala dari beludru, baju teluk belango, puttu sebagai hiasan lengan, keris,

sarung songket sebatas lutut, celana dan selendang. Pakaian adat untuk perempuan mengenakan bulang atau mahkota, gonjong sebagai hiasan dada, selendang songket,

baju kurung, puttu sebagai hiasan lengan, keris dan sarung songket.

Pakaian adat angkola memiliki banyak kesamaan dengan pakaian adat mandailing yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun pada pakaian laki-laki tidak mengenakan selendang, tidak mengenakan puttu sebagai hiasan lengan. Pakaian adat

untuk perempuan tidak mengenakan selendang, keris dan puttu sebagai hiasan lengan.

Pakaian adat nias untuk laki-laki menggunakan balahoge atau mahkota, saeru

dalinga atau hiasan telinga bentuk kupu-kupu, baru niohulayo atau baju kebesaran, bobo taw sebagai ikat pinggang dan sarewa atau celana. Pakaian adat untuk

perempuan menggunakan tata kondre atau mahkota untuk sanggul, bola hogo atau mahkota kepala, nifato-fato yaitu jenis hiasan leher, tola zaga atau jenis hiasan tangan bentuk lebar melingkar, baru miohulayo sebagai baju dan selendang dari ui atau

sarung.

(14)

panjang, selendang dan kipas. Pakaian adat untuk perempuan mengenakan mahkota,

kebaya, sarung, rantai panjang sebagai hiasan leher, pending, kipas, bros dan selendang.

2.3.3 Alat musik

Alat musik tradisional dari daerah Sumatera Utara yang dibahas dalam penulisan

tugas akhir ini adalah gonrang, aramba, garantung, hapetan, hasapi, gondang sembilan, dan kendang melayu.

Gonrang (istilah bahasa Simalungun untuk “gendang”) salah satu alat musik dari daerah Simalungun, yang telah lama ada dan berkembang di daerah Simalungun.

Musik gonrang tidaklah hanya apresiasi seni semata, tetapi juga memperlihatkan makna dan fungsi yang sangat mendalam bagi kehidupan masyarakat Simalungun khususnya. Makna dan fungsi gonrang terwujud sebagai suasana pengungkapan hati,

sebagai sarana hiburan, sebagai sarana komunikasi. Musik gonrang juga sebagai representasi simbolis yang mencerminkan nilai-nilai, pengaturan kondisi sosial dan

perilaku kultur lainnya serta sebagai peneguh ritus-ritus keagamaan dan ikatan sosial.

Aramba adalah alat musik yang berasal dari nias, berbentuk bundar dengan

(15)

Garantung merupakan alat musik yang dimainkan dengan menggunakan dua buah stik

untuk tangan kiri dan tangan kanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritem, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai

garantung dan wilayan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu. Alat musik ini dapat dimainkan secara solo (tunggal), namun dapat juga dimainkan dalam satu ensambel.

Hapetan merupakan alat musik yang di petik sejenis gitar tradisional berdawai dua dari daerah tapanuli. Hapetan juga disebut hasapi atau kucapi, dimainkan dengan

alat pemetik, instrumen ini digunakan untuk kesenian daerah setempat. Di Sumbawa disebut jungga, di sulawesi selatan kancilo, kacaping. Jenis serupa ditemukan di

Kalimantan Selatan dan daerah Tanah Karo.

2.3.4 Lagu daerah

Lagu daerah Sumatera Utara yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini terdapat 21

lagu. Lagu-lagu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Anju Ahu

2. Butet

3. Cikala Le Pongpong 4. Dago Inang Sarge

5. Ketabo

6. Leleng Ma Hupaima

7. Lisoi

(16)

9. Sinanggar Tulo

10. Sing Sing So 11. Sory Ya Katulla

12. Madekdek Magambiri 13. Mariam tomong

14. Nasonang Dohita Nadua

15. O’Pio

16. Piso Surit

17. Rambadia

18. Say Selamat Masinegar

19. Sengko-Sengko 20. Sigulempong 21. Tarutung Na Uli

2.3.5 Tebak gambar

Penulisan tugas akhir ini memberikan sebuah permainan sederhana selain berisi materi mengenai kebudayaan daerah Sumatera Utara. Permainan tersebut adalah tebak

gambar yang di dalamnya terdapat 10 pertanyaan. User dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan cara memilih salah satu pilihan gambar yang sesuai dengan

(17)

2.4 Flowchart Aplikasi

Flowchart adalah sebuah diagram umum yang mempresentasikan sebuah algoritma atau proses menggunakan beberapa bangun geometri untuk memperlihatkan

langkah-langkah yang dilakukan oleh program dalam menyelesaikan masalah. Secara umum, flowchart juga digunakan di berbagai bidang untuk menganalisis, mendesain, mendokumentasikan, atau mengelola suatu proses atau program (Sitompul, 2010).

Berikut adalah tabel yang menjelaskan simbol-simbol yang membentuk

flowchart yang terdiri dari bangun-bangun geometri:

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart

No. Simbol Fungsi

1 Oval, untuk mewakili simbol Start (mulai)

atau End (akhir).

2 Rectangel, simbol yang menunjukkan langkah

pemrosesan seperti perhitungan atau

instruksi-instruksi lain.

3 Parallelogram, untuk mewakili input/output. Biasanya untuk membedakan antara input dan output, simbol ini hanya menyatakan input,

sedangkan untuk output digunakan simbol lain.

4 Trapezium, untuk mewakili input/output.

(18)

Sumber : Sitompul,2010

output, simbol ini hanya menyatakan input,

sedangkan untuk output digunakan simbol lain.

5 Arrows, untuk menunjukkan alur proses.

6 Dokumen, digunakan untuk mewakili output

sebagai alternatif untuk simbol jajaran genjang yang digunakan pada input.

7 Diamond, digunakan untuk menyatakan

(19)

Y T

Gambar

Gambar 2.1 Halaman Start Adobe Flash CS 3
Gambar 2.2 User Interface Adobe Flash CS 3
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart
 Gambar

Referensi

Dokumen terkait

edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa jur kotaan (selisih rerata = 13.97, signifikansi = 0.009 > 0.05) siswa jurusan IPS perkotaan lebih tinggi dibanding

EVA bermanfaat digunakan untuk penilai kinerja keuangan perusahaan dimana berfokus pada penciptaan nilai sehingga para manajer akan memilih investasi yang memaksimalkan

Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota

Perlakuan cahaya monokromatik merah, hijau, dan biru dengan intensitas 15 lux dapat menstimulasi perkembangan fungsional saluran reproduksi dibuktikan dengan adanya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Skripsi PENERAPAN THEORY OF

Perubahan warna yang terjadi adalah menjadi kuning, kemudian terjadi perubahan warna lagi setelah larutan NaOH dan HCl ditetesi fenoftalein dari

Daha da anlaşılmaz olanı, Eski Ahit’e göre 430 yıl boyunca Mısır’da yaşayan, 210 yıl köle olarak tutulan on binlerce Yahudi’den Mısır tarihi nasıl olur da hiç

[r]