• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif P"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif PENGARUH WISATA PENDAKIAN GUNUNG ANDONG TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI

MASYARAKAT

PENGARUH WISATA PENDAKIAN GUNUNG ANDONG TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT

(Studi Kasus Wisata Pendakian Gunung Andong, Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah)

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak di bidang jasa yang sampai saat ini sudah menjadi industri terbesar di dunia, khususnya di Negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para pelaku pariwisatabaik domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi Negara Indonesia.Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang menyimpan banyak potensi wisata, baik itu wisata alam, maupun wisata minat khusus. Potensi sumber daya alam dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai pelestarian alam dan sekaligus sebagai wisata alam dan wisata minat khusus, misalnya gunung, laut, sungai, pantai, flora termasuk hutan, fauna, air terjun, danau dan pemandangan alam.

(2)

didominasi oleh kelompok usia tertentu.Berpedoman pada apa yang di cari wisatawan, maka keutuhan lingkungan alam menjadi syarat yang perlu dijaga dan dilestarikan.Selain menjaga keutuhan lingkungan alam, masyarakat juga harus merasakan manfaat dan ikut berpartisipasi dari adanya kegiatan wisata minat khusus tersebut. .

Salah satu bentuk partisipatif dalam pariwisata adalah dengan menerapkan Community Based Tourism (CBT).Bentuk perencanaan pariwisata ini memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pembangunan pariwisata.Masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha usaha pariwisata seharusnya juga mendapat keuntungan dan pemberdayaan serta distribusi keuntungan kepada masyarakat yang kurang beruntung di pedesaan/pesisir dan pulau-pulau kecil.

Dengan demikian, CBT berperan sebagai suatu pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada peran aktif masyarakat lokal (baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak) dalam bentuk memberikan kesempatan (akses) dalam manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung pada pemberdayaan, termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegitan pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat lokal.Gagasan tersebut sebagai wujud perhatian yang kritis pada pembangunan pariwisata yang sering kali mengabaikan hak masyarakat lokal di daerah tujuan wisata, terutama dalam kegiatan wisata minat khusus.Masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata minat khusus juga harus mampu mengembangkan potensi wisata yang ada sebagai daya tarik wisata minat khusus.

(3)

khusus yang sedang digemari pada saat ini adalah mendaki gunung.Mendaki gunung adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapapun baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua dan manula sekalipun dapat melakukan kegiatan ini.

Kegiatan pendakian gunung, sebagaimana kegiatan di alam bebas lainnya, selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim.Karena hal itu, sebelum melakukan pendakian, setiap pendaki harus melakukan persiapan yang matang.Jangan sampai kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan kepuasan diri ini berakibat yang merugikan untuk diri pendaki dan alam.Salah satu tempat yang dapat dijadikan tempat kegiatan pendakian adalah Gunung Andong.

Gunung Andongadalah sebuah gunung bertipe perisaidi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini belum pernah mempunyai riwayat aktivitas meletus. Gunung Andong terletak diDusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang dan berketinggian sekitar 1.780 mdpl.Gunung Andong merupakan salah satu dari beberapa gunung yang melingkari Magelang.Berdampingan dengan Gunung Telomoyo, gunung ini berada di perbatasan wilayah Salatiga, Semarang, dan Magelang.

Gunung Andong cukup menonjol diantara pegunungan-pegunungan yang membentang di daerah sekitarnya.Jika diperhatikan 2 puncak yang berada di Gunung Andong terlihat seperti Punuk Unta. Itulah tidak sedikit orang yang menamakan puncak gunung ini dengan nama puncak Punuk Unta. Terdapat 3 jalur pendakian untuk mencapai puncak Punuk Unta yaitu daru sisi tenggara, timur laut dan barat.Banyak pendaki menyebut gunung ini memang tidak tinggi, namun tetap butuh nyali untuk mencapai puncaknya.

(4)

ke Gunung Andong seharusnya memberikan pengaruh yang positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.Akan tetapi pada kenyataannya masyarakat sekitar belum sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari adanya kegiatan pendakian di Gunung Andong.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Wisata Pendakian Gunung Andong Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Wisata Pendakian Gunung Andong, Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah)”.

B. Batasan Masalah

Agar bahasan tidak keluar dari topik permasalahan, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh wisata pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka hal rumusan masalah penelitian adalah sejauh mana pengaruh wisata pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh wisata pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

E. Manfaat Penelitian

(5)

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh wisata pendakian terhadap kesejahteraan masyarakat serta dapat dijadikan sebagai referensi peneliatian yang relevan bagi mahasiswa khususnya pada Jurusan Hospitality dan dapat menambah daftar kepustakaan STP AMPTA Yogyakarta

2. Bagi pengelola daya tarik wisata Gunung Andong

Penelitian ini dapat memberikan acuan kerja bagi pihak pengelolah daya tarik wisata Gunung Andong tentang pengaruh wisata pendakian Gunung Andong untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui, analisis dan menambah pengetahuan mengenai pengaruh wisata pendakian terhadap kesejahteraan masyarakat serta untuk menerapkan teori-teori yang didapat oleh peneliti pada saat menerima mata kuliah dan wacana bagi pengembangan usaha jasa pariwisata.

F. Landasan Teori 1. Pengertian Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkan.

(6)

Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar , sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan kata untuk istilah tourism dalam bahasa Inggris.Pengertian pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Istilah pariwisata ( tourism ) baru muncul di masyarakat kira-kira pada abad ke-18, khususnya setelah revolusi industri di Inggris. istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata ( tour ), yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggal sehari-hari dengan suatu alasan apapun selain bukan melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau gaji.Berdasarkan beberapa pengertian pariwisata di atas, maka pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman dan perjalanan bagi wisatawan.

3. Bentuk Wisata

Di dalam pertumbuhan dan perkembangan industri pariwisata ini dapat diklasifikasikan bentuknya ke dalam beberapa kategori berikut ini:

a. Menurut asal wisatawan

Dilihat dari asal wisatawan, apakah asal wisata itu dari dalam atau luar negeri.Jika dalam negara berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya (pariwisata domestik), sedangkan jika ia datang dari luar negeri dinamakan pariwisata Internasional. b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

(7)

pembayaran luar negara suatu yang dikunjungi wisatawan ini disebut pariwisata aktif.Sedangkan kepergian seorang warga negara keluar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya ini dinamakan pariwisata aktif.

c. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksud.

d. Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka timbullah istilah-istilah pariwisata tunggal dan rombongan.

e. Menurut alat angkut yang dipergunakan

Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh sangwisatawan, maka katagori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

4. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.

a.Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam: 1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,

2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya,

(8)

Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun/dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang untuk datang.Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.

b.Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. 3) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

4) Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. 5) Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam

pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

6) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

1) Kelayakan Finansial

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal.Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.

2) Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

(9)

secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak,perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan dengan hal ini pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas. Sebagai contoh,pembangunan kembali candi Borobudur tidak semata-mata mempertimbangkan soal pengembalian modal pembangunan candi melalui uang retribusi masuk candi, melainkan juga memperhatikan dampak yang ditimbulkannya, seperti jasa transportasi, jasa akomodasi, jasa restoran, industri kerajinan, pajak dan sebagainya.

3) Kelayakan Teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.

4) Kelayakan Lingkungan

(10)

c. Jenis-jenis daya tarik wisata

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam, yaitu :

1) Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memilikidaya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya.

Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu : a) Flora fauna

b) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau

c) Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau

d) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan

2) Daya Tarik Wisata Sosial Budaya

Daya TarikWisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, senipertunjukan dan kerajinan.

3) Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia.Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus.Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobat an, agrowisata, dan lain-lain.

(11)

1) What to see

Di tempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan ”entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam,kegiatan kesenian, dan atraksi wiata.

2) What to do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lamadi tempat itu.

3) What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

4) What to arrived

Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi obyek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan, dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

5) What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur di obyek wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintangdan sebagainya.

Selain itu pada umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan atas:

1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan bersih.

(12)

3) Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.

4) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.

5) Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

6) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara–upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya menusia pada masa lampau.

5. Wisata Minat Khusus

Kita sering mendengar istilah wisata minat khusus yang belakangan ini banyak dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan outdoor seperti mendaki gunung atau arung jeram. Dari segi pengertian, wisata minat khusus petualangan dapat didefinisikan sebagai bentuk perjalan wisata yang dilakuka di suatu lokasi yang memiliki atribut fisik yang menekankan unsur tantangan, rekreatif, dan pencapaian keinginan seorang wisatawan melalui keterlibatan/ interaksi dengan unsur alam.

Wisatawan yang terlibat dalam wisata minat khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Kelompok Ringan (Soft Adventure): Kelompok yang melihat keterlibatan dirinya lebih merupakan keinginan untuk mencoba aktifitas baru, sehingga tingkat tantangan yang dijalani cenderung pada tingkat ringan sapai rata-rata.

(13)

Sedangkan berdasarkan pada motivasi pokoknya, pemilahan pasar wisata petualangan dapat dibedakan dalam dua kelompok:

a. Risk Seekers

Kelompok yang menganggap aspek tantangan dan resiko sebagai tujuan pokok yang dicari dan dihadapi dalam mengikuti perjalanan wisata minat khsus petualangan. Sementara proses pemahaman dan pencarian wawasan hanya dilihat sebagai efek samping dari kegiatan mencari tantangan.

b. Gaining Insight

Kelompok yang melihat memandang perjalan wisata minat khusus petualangan sebagai prosese untuk mengali dan mendapatkan wawasan atau pemahaman.Sementara faktor tantangan dipahami hanya sebagai efek samping yang selalu terkait dengan atau ada dalam kegiatan wisata minat khusus petualangan, dan bukan sebagai tujuan utamanya.Dengan melihat karakteristik peminat pariwisata minat khusus, faktor fisik merupakan faktor yang peting karena merupakan daya tarik bagi para wisatawan.

6. Pendakian Gunung

Indonesiamemiliki banyak gunung dengan beragam tipe dan keistimewaan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di gunung:

a. Mendaki (Hiking atau Mauntaineering)

(14)

pegunungan, merasakan sensasi berada di ketinggian, atau ingin melihat dunia dari puncak tertinggi.Selain itu, kegiatan mendaki gunung juga bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan melatih mental. Ada banyak pilihan gunung di negeri ini yang dapat didaki, beberapa yang terkenal di antaranya adalah: Gunung Kerinci, Gunung Bromo, Gunung Rinjani, atau yang bersalju seperti Puncak Carstensz di Papua.

b. Sepeda Gunung (Mountain Biking)

Aktivitas seru di gunung tidak hanya bisa dilakukan dengan mendaki tetapi juga dengan menuruninya menggunakan sepeda khusus. Kegiatan ini dikenal dengan mountain biking.Karena membutuhkan keahlian khusus, kegiatanini hanya bisa dilakukan mereka yang terlatih saja. Sepedanya didesain berbeda agar bisa melalui medan terjal berupa tanah berbatu, tebing curam, serta akar dan pohon besar. Aktivitas bersepeda gunung memiliki beberapa kategori diantaranya adalah: cross country(XC), all mountain(AM), free ride(FR), down hill(DH), dan dirt jump(DJ). Dlajah edisi 00 (perdana) membahas lokasi bersepeda gunung terbaik di Indonesia seperti Baturaden (Jawa Tengah), Sabang (Aceh), Cikole (Jawa Barat), Batuturi (Bali), atau Watupapak(Jawa Timur).

c. Panjat Tebing (Rock Climbing)

(15)

Ciampea di Jawa Barat, Uluwatu di Bali, Parangtritis di Yogyakarta, atau Bukit Tanggul di Tulungagung (Jawa Timur).

d. Paralayang (Paragliding)

Tanpa berada di gunung atau bukit, kegiatan ini hampir mustahil untuk dilakukan.Paralayang atau yang dikenal juga dengan Paraglidingadalah kegiatan terbang bebas menggunakan parasut dengan puncak gunung sebagai titik awal untuk lepas landasnya.Angin yang naik ke atas gunung mampu menerbangkan parasut hingga melayang berjam-jam di udara meskipun tanpa mesin.Kegiatan yang mengasyikkan ini memang belumlah banyak digeluti di Tanah Air padahal memiliki banyak lokasi terbaik. Beberapa yangsudah popular untuk kegiatan ini dapat dilakukan di Puncak Lawang (Sumatera Barat), Bukit Joglo (Jawa Tengah), Pegunungan Tongging (Sumatera Utara), Gunung Banyak (Jawa Timur), dan Gunung LinggaDua (Jawa Barat).

e. Susur Gua (Caving)

(16)

7. Kesejahteraan

Definisi Kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya. Kalau menurut HAM, maka definisi kesejahteraan kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki ataupun perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi kesehatan, makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak maka hal tersebut telah melanggar HAM.

Adapun pengertian kesejahteraan menurut UU tentang kesejahteraan yakni suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, dimana kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat.Maka setiap individu membutuhkan kondisi yang sejahtera, baik sejahtera dalam hal materil dan dalam hal nonmateril sehingga dapat terciptanya suasana yang harmonis dalam bermasyarakat.

(17)

Kesejahteraan ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang saling berhubungan.Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang tidak terlepas dari pasar. Pada dasarnya kegiatan ekonomi lebih mementingkan sebuah keuntungan bagi pelaku ekonomi dari pasar tersebut.Sehingga sangat sulit dalam menemukan ekonomi yang dapat menyejahterakan, apabila dilihat dari mekanisme pasar yang ada.Keadaan pasar yang begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan.Kompetitif dalam pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme pasar. Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup manusia perorang dan jangka pendek, akan tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam negara. Dalam kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau tidaknya kegiatan ekonomi tersebut.

Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak negatif untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan.Dimana kompetisi pasar membuat konteks sosial yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit tercapai.Maka, perlu adanya ilmu kesejahteraan ekonomi dalam membangun suatu kegiatan ekonomi yang dapat memberikan atau menciptakan suatu kondisi yang sejahtera dalam skala bermasyarakat ataupun lingkungan keluarga.

9. Masyarakat

(18)

mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.

Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama ini.

10. Pariwisata Berbasis Komunitas(Community Based Tourism)

Meskipun menuntut banyak prasyarat dan prakondisi, pergulatan untuk menjadikan perkembangan pariwisata dunia berkelanjutan (sustainable) bagi negara-negara Dunia III melalui pembangunan pariwisata berbasis komunitas bukan hanya merupakan sebuah harapan melainkan sebuah peluang. Ia memperoleh rasionalnya di dalam properti dan ciri-ciri unik yang dimilikinya, yang antara lain dan terutama meliputi paling sedikit empat hal berikut (Nasikun, 2001):

(19)

b. Kedua, pariwisata berbasis komunitas memiliki peluang lebih mampu mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-atraksi wisata berskala kecil, dan oleh karena itu dapat dikelola oleh komunitas-komunitas dan pengusaha-pengusaha lokal, menimbulkan dampak sosial-kultural yang minimal, dan dengan demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima oleh masyarakat.

c. Ketiga, berkaitan sangat erat dan sebagai konsekuensi dari keduanya, lebih dari pariwisata konvensional yang bersifat massif pariwisata alternatif yang berbasis komunitas memberikan peluang yang lebih besar bagi partisipasi komunitas lokal untuk melibatkan diri di dalam proses pengambilan keputusankeputusan dan di dalam menikmati keuntungan perkembangan industri pariwisata, dan oleh karena itu lebih memberdayakan masyarakat.

d. Keempat, “last but not least”, pariwisata alternatif yang berbasis komunitas tidak hanya memberikan tekanan pada pentingnya "keberlanjutan kultural" (cultural sustainability), akan tetapi secara aktif bahkan berupaya membangkitkan penghormatan para wisatawan pada kebudayaan lokal, antara lain melalui pendidikan dan pengembangan organisasi wisatawan.

Dalam pembangunan pariwisata berbasis komunitas, yang terpenting adalah bagaimana memaksimalkan peran serta masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan pariwisata itu sendiri. Masyarakat diposisikan sebagai penentu, serta keterlibatan maksimal masyarakat mulai dari proses perencanaan sampai kepada pelaksanaannya. Masyarakat berhak menolak jika ternyata pengembangan yang dilakukan tidaklah sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

11. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

(20)

adalah kesejahteraan masyarakat. Adapun tahapan yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraandiantaranya:

a. Adanya persediaan sumber-sumber pemecahan masalah yang dapat digunakan. Dalam hal ini memang harus diperhatikan, dalam menyelesaikan permasalahan yang ada khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan, karena tanpa adanya sumber pemecahan masalah maka masalah tersebut akan tetap ada.

b. Pelaksanaan usaha dalam memggunakan sumber-sumber pemecahan masalah harus efisien dan tepat guna. Pada tahap ini kita harus dapat menyelesaikan antara masalah yang ada dengan sumber pemecahan masalah yang tepat dan dapat selesai dengan cepat.

c. Pelaksanaan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat harus bersifat demokratis. Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat lebih baik masyarakat tersebut dilibatkan langsung didalamnya.

d. Menghindarkan atau mencegah adanya dampak buruk dari usaha tersebut. Hal ini juga harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sebaiknya dalam melakukan usahanya tersebut tidak menimbulkan dampak negative bagi masyarakat, tapi sebaliknya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Ekonomi masyarakat sesungguhnya adalah ungkapan dari demokrasi ekonomi (economy democracy) dengan pengacuan dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, para penyusunUUD 1945 secara resmi menggeser isu ekonomi rakyat (people economy)menjadi ekonomi kerakyatan (people centeredeconomy).Sasaran utama dari ekonomi kerakyatan adalah dihapuskannya stratifikasi statusekonomi masyarakat baik berdasarkan ras atau suku bangsa maupun dari modal atau tingkat penguasaan faktor-faktor produksi.

(21)

baik sumber dayamanusia maupun sumber daya alam disekitar masyarakat dapat ditingkatkanproduktivitasnya dengan demikian masyarakat dan lingkungan mampu secara partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah yang meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan mereka.Keberhasilan upaya kesejahteraan dapat dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif.Kuantitatif dimungkinkan karena hasil-hasil yang dicapai dapat dijelaskan dalam hal-hal yang bisa diukur. Sedangkan penilaian secara kualitatif indikatornya antara lain adanya partisipasi masyarakat, kemandirian klien untuk memenuhi kebutuhan secara layak dan sebagainya.

Pengembangan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tiga segi:

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolak pemikirannya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya.

b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat itu. Dalam rangka memperkuat potensi ekonomi masyarakat ini upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikandan derajat kesehatan, serta terbukanya kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.

c. Mengembangkan ekonomi masyarakat juga mengandung arti melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta mencegah eksploitasi golonganekonomi yang kuat atas yang lemah. Upaya melindungi masyarakat tersebuttetap dalam rangka proses pemberdayaan dan pengembangan masyarakat.

G. Hipotesis

(22)

pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ho: Tidak ada pengaruh dari wisata pendakian Gunung Andong terhadap kesejahteraan masyarakat Dusun Sawit, Desa Girirejo, Ngablak, Magelang.

Referensi

Dokumen terkait