• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM FILM LASKAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM FILM LASKAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM FILM LASKAR PELANGI KARYA

ANDREA HIRATA

Amanah

Program Pascasarjana Ilmu Linguistik

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada

2015

A. Latar Belakang

Film merupakan sebuah hasil penciptaan karya seni yang bukan hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan yangmana berfungsi sebagai hiburan bernilai mahal yang hanya mampu dinikmati kalangan atas, melainkan merupakan hasil karya untuk masyarakat karena adanya kebutuhan untuk menyatakan sesuatu yang berwujud suatu karya seni. Media dengan film mudah dipahami oleh akal dan tidak membosankan karena tidak perlu mengkhayalkan. Dengan adanya perfileman menjadikan suatu karya sastra dan seni menjadi berkembang serta banyak diminati oleh semua penikmat seni. Film yang baik tidak memberikan hiburan semata tetapi mampu memberikan nilai moral, sarana informasi, pendidikan dan pengekspresian seni (Rahma, TT:13).

Sesuai dengan pernyataan diatas bahwa film yang baik salah satunya adalah yang memberikan nilai moral dan pendidikan. Oleh karena itu, pada penelitian ini mengambil film yang berjudul “Laskar Pelangi” yaitu sebuah film yang disutradarai Riri Riza yang dirilis pada 26 desember 2008. Film laskar pelangi merupakan karya adaptasi dari buku laskar pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Dalam film “Laskar Pelangi” banyak mengandung nilai pendidikan serta seseorang yang pantang menyerah untuk menuntut ilmu. Pada film ini bercerita tentang kalangan pinggirian, dan kisah perjuangan untuk menggapai mimpi yang mengahrukan, serta keindahan persahabatan untuk menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi slah satu pulau terkaya di Indonesia yaitu di Belitung.

(2)

yang tertuang dalam sebuah dialog. Menurut Haryanta (2012:49) dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Dialog yang dilakukan oleh para pemain “Laskar Pelangi” digunakan untuk mengekspresikan sebuah maksud dan tujuan yang disertai oleh ekspresi dan gerak tubuh.

Sesuai dengan yang disebutkan oleh Wijana dan Rohmadi (2011:4) bahwa pragmatik berbeda dari tata bahasa yang mempelajari bahasa dari struktur internalnya. Pragmatik adalah kajian tentang bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi. Dalam berbicara atau menggunakan bahasa kita akan mengetahui tentang struktur sebuah kalimat yaitu seperti kalimat berita, kalimat perintah dan kalimat tanya. Menurut Chaer (2009: 187) kalimat berita atau deklaratif adalah kalimat yang isinya menyampaikan pernyataan yang ditujukan kepada orang lain, kalimat perintah atau imperatif adalah kalimat yang meminta pendengar atau pembaca melakukan suatu tindakan, dan kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang mengharapkan adanya jawaban secara verbal. Akan tetapi, itu semua terkadang tidak sesuai dengan fungsi tuturannya karena ada maksud oleh pengguna bahasa. Maka fenomena kebahasaan tersebut dikaji dalam ranah pragmatik tindak tutur. Wijana dan Rohmadi (2011:35) mengklasifikasikan tindak tutur ini menjadi delapan jenis yaitu: tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, tindak tutur tidak literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur tidak langsung tidak literal.

(3)

dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan (Wijana dan Rohmadi, 2010:35). Dalam jenis tindak tutur ini, penutur tidak menggunakan kalimat deklaratif, interogatif dan imperatif sesuai fungsi aslinya, terlebih lagi maksud pengutaraannya dan makna kata-kata yang menyusunnya tidak sesuai.

Oleh karena itu, diharapkan dari penelitian dari film ini dapat memberikan dua manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara praktis dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pada bidang ilmu linguistik yaitu ilmu tentang pragmatik khususnya teori tindak tutur. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat menambah pemahaman terhadap pragmatik dengan objek kajian pada film. Secara praktis dapat menambah pengetahuan tentang ilmu pragmatik dalam film yangmana mengandung sebuah edukasi. Jadi, sebuah film itu tidak hanya sekedar hiburan semata. Sehingga dengan tujuan penelitian itu maka penelitian tindak tutur terhadap film yang mengandung edukasi yaitu dengan judul “Laskar Pelangi” sangat perlu untuk diteliti.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini tentang tindak tutur dalam film “Laskar Pelangi menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskripsi analisis. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pustaka serta teknik simak dan catat. Teori-teori yang relevan dengan penelitian ini dikumpulkan dan dikaji. Hal ini bertujuan agar penelitian ini mempunyai landasan teori yang kuat sehingga bisa diterima secara logis oleh para pembaca.

Teknik lain yang dipakai adalah teknik simak dan catat, yaitu percakapan dalam film “Laskar Pelangi” disimak dengan seksama, kemudian ditranskripsikan. Selanjutnya dianalisis menggunakan teori pragmatik tindak tutur dan teori implikatur kemudian diklasifikasikan. Kemudian selanjutnya teknik penyajian hasil analisis datanya dilakukan secara informal yaitu menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang mudah dipahami oleh para pembaca.

C. Hasil dan Pembahasan

Pada hasil pembahasaan dalam penelitian maka berikut ini akan diuraikan analisis tindak tutur yang terdapat dalam dialog dari film “Laskar Pelangi” sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(4)

Tindak tutur langsung literal ( direct literal speech act) yaitu tindak tutur diutarakan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaranya (Wijana dan Rohmadi, 2011:31), yaitu didalam dialog film “Laskar Pelangi” terdapat jenis tindak tutur langsung literal, sebagai berikut:

a. Dialog (part 1, menit: 11.20)

Bu Mus : tugas kau tuh ngebantu ibu kawan-kawan masuk kelas.

Kucai : ndak guru, ibu itu harus tahu kelakuan anak-anak kuli itu kayak setan semua. Aku ndak enak ngurus begitu mulai sekarang aku ndak berhenti jadi ketua kelas.

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika bu Mus memanggil anak-anak tetapi tidak ada yang mau mendengar. Anak-anak berada di luar sekolah dengan asyiknya bermain di pasir dan tarik-tarikan dengan kayu. Sehingga mereka tidak mendengar ketika dipanggil Akhirnya bu Mus mendatangi mereka, tetapi mereka juga tidak terpengaruh dengan apa yang dikatakan bu Mus. Mereka masih asyik bermain dan tidak menghiraukan bu Mus. Sehingga bu Mus menggil Kucai selaku ketua kelas. Kemudian Kucai datang dan dinasihati oleh bu Mus.

Analisis:

Dalam dialog diatas bu Mus menggunakan kalimat deklaratif yangmana bersifat direktif yaitu menasehati dan mengingatkan. Akan tetapi, Kucai juga menggunakan kalimat deklaratif yangmana bentuk tuturannya itu asertif dengan jenis mengeluh (complaining). Akan tetapi, Kucai menggunakan kalimat deklaratif bertujuan untuk tidak mau menjadi ketua kelas lagi. Sehingga, tindak tutur ini berjenis tindak tutur langsung literal. Karena kalimat deklaratif digunakan untuk sesuatu yang menginformasikan. Sehingga kalimat dan maksud tujuan Kucai sesuai supaya bu Mus mengerti bagaimana keadaannya sebagai ketua kelas tidak dihiraukan oleh teman-temanya.

b. Dialog (part 1, menit: 16:04)

Pak Harfan : Mus, kau ajak anak-anak itu belajar diluar sekolah. Bu Mus : biar kita sama-sama bersihkannya pak.

Pak Harfan : pergilah! Nanti biar Bakri bisa bantu aku.

Situasi:

(5)

keadaan seperti itu, menyebabkan anak-anak terhambat untuk menerima pelajaran. Pada akhirnya pak Harfan melihat kejadian itu dan tidak tega anak-anak membersihkan kelas. Sehingga memerintahkan bu Mus untuk diajak keluar. Tetapi bu Mus tidak mau karena kasihan pak Harfan.

Analisis:

Dialog diatas pak Harfan menggunakan kalimat imperatif yang mana bertujuan agar anak-anak tidak bermain-main dan hanya membersihkan kelas yang bocor. Supaya mereka bisa belajar dan yang membersihkan kelas adalah pak Harfan. Akan tetapi bu Mus menolaknya. Dan pada akhirnya pak Harfan menggunakan kalimat interogatif dengan maksud supaya anak-anak pergi dari kelas dan keluar untuk belajar. Sehingga tindak tutur jenis ini yaitu kalimat interogatif dengan tujuan atau maksud untuk memerintahkan. Jadi termasuk jenis tindak tutur langsung literal. Karena antara kalimat dan maksud sesuai.

c. Dialog (part 1, menit 19:49)

Pak Dzulkarnain : aku khawatir lihat kau ini, sudah 5 tahun kalian mempertahankan sekolah .

Pak Harfan : aku, Mus, dan Bakri bertahan dengan kesepuluh murid-murid karunia Allah.

Pak Dzulkarnain : tapi, mereka kan sudah kelas 5 tahun depan kelas 6 , dibawah mereka gak ada lagi. Kalian bertiga mengajar aku tak tahan,

Pak Harfan : sekolah ini adalah dimana pendidikan agama pendidikan budi pekerti bukan sekedar pelengkap kurikulum. Kecerdasan dilihat bukan sekedar dari nilai-nilai dari angka-angka itu bukan tapi dari hati.

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika pak Harfan membuat kursi buat murid-murid SD Muhammadiyah. Karena banyak kursi yang rusak kemudian kelas juga sudah bocor. Kemudian temannya pak Dzulkarnain yang dulunya juga alumni SD Muhammadiyah datang dan simpati kepada keadaan pak Harfan yang bertahan untuk mengajar disekolah yang muridnya Cuma 10 orang dan sekolahnya sudah bocor serta tidak ada yang peduli dengan sekolah itu.

Analisis:

(6)

kalimat dan maksud yang dituju itu sesuai dengan apa yang dirasakan. Sehingga jenis tindak tutur ini yaitu tindak tutur langsung literal.

2. Tindak tutur tidak langsung literal

Tindak tutur tidak langsung literal (indirect speech act) yaitu tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaranya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur (Wijana dan Rohmadi, 2011:32). Jenis tindak tutur tidak langsung literal dalam film “Laskar Pelangi “ yaitu sebagai berikut:

a. Dialog (part 1, 22:58)

Ikal : buaya lagi? Kalau tentang buaya apa yang kau tahu?

Lintang : buaya itu sangat sangat cepat geraknya kal, daripada jarak pendek kal. Bahkan rahangnya sangat kuat.

Ikal : bingung aku, darimana kau tahu begitu banyaknya? Lintang : aku baca dari surat kabar.

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi dipagi hari, ketika Lintang baru datang dengan wajah yang penuh keringat. Karena jarak anatara sekolah dan rumahnya sangat jauh sekali. Lintang naik sepeda gayuh setiap pagi dia selalu seperti itu. Selain itu, ketika kesekolah Lintang harus melewati jalan tempat buaya hidup. Jadi, Lintang terkadang telat datang karena gara-gara buaya. Tetapi, Lintang adalah murid yang sangat pandai dikelasnya meskipun dia berasal dari pinggiran dan jauh dari kota atau sekoalh.

Analisis:

Dalam dialog diatas, termasuk jenis tindak tutur literal. Karena Ikal menggunakan kalimat interogatif untuk menanyakan keadaan Lintang. Tapi sebenarnya Ikal sudah mengetahuinya karena Lintang jika pergi kesekolah harus melewati gua buaya. Dan setiap pagi buaya itu keluar dan Lintang harus menunggunya. Ikal menggunakan kalimat tanya dengan maksud untuk menanyakan kabar apakah baik-baik saja. Jadi, jenis tindak tuturnya yaitu tindak tutur tidak langsung literal.

3. Tindak tutur langsung tidak literal

(7)

a. Dialog (part 1, menit 05.30)

Teman Ikal : Cantik sepatu kau kal,,

Ikal : (menatap dengan wajah yang kesal)

Situasi:

Dialog diatas terjadi dalam situasi ketika murid-murid berada dikelas bersama orang tuanya dengan cuaca yang sangat panas. Karena sekolahnya masih menggunakan atap seng jadi panasnya sangat terasa sekali. Pada waktu itu semua anak-anak tidak ada yang memakai sepatu. Hanya Ikal saja yang memakai sepatu tetapi itupun sudah usang karena sepatu bekas terlihat kotor sekali.

Analisis:

Pada dialog menunjukkan tindak tutur tindak tutur langsung tidak literal karena teman Ikal maksudnya adalah sepatu Ikal tidak cantik. Kalimat teman Ikal dinyatakan dengan nada kayak menyindir. Jadi, pada tindak tutur ini menunjukkan bahwa analisis tindak tutur bukanlah apa yang dikatakan yang penting, tetapi bagaimana cara mengatakannya.

b. Dialog (part 1, menit: 12.44)

Ikal : makanya jika kau tak rajin sholat pandai-pandailah berenang. Tak ada gunanya otot gedhemu itu kalau kau tak pandai berenang.

Teman Ikal : yeah,,, yeah

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika didalam kelas dan pak Harfan bercerita tentang nabi Musa bahwa ada banjir bandang yang dapat menewaskan banyak orang. Murid-murid dengan antusias mendengarkan cerita yang disampaikan oleh pak Harfan. Akan tetapi, Ikal memiliki ide bahwa ini kesempatannya untuk memberi pelajaran pada temannya yang tadi telah memperlihatkan badannya seperti Samson. Karena itu kesempatan Ikal untuk menakut-nakuti temannya yang tadi sombong dengan badannya yang seperti Samson. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Analisis:

(8)

digunakan Ikal menggunakan kalimat deklaratif tapi maksudnya untuk memerintah dia dan menakut-nakutinya agar tidak mempermainkan Ikal.

c. Dialog ( part 1, menit: 48.50)

Ikal : kelas kami kebanjiran kong, jadi kamur kami basah. Penjual kapur : Aling ,kapur SD Muhammadiyah,,

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika Ikal datang ke toko yang biasanya membeli kapur. Karena dia sangat suka pada putri penjual kapur. Jadi, Ikal selalu alasan untuk mengambil kapur agar bisa bertemu dengan Aling. Jadi dia itu selalu membuat alasan biar bisa dikasih kapurnya. Jadi dia berkata tidak sesuai dengan kenyataan.

Analisis:

Dalam dialog diatas Ikal memakai kalimat deklaratif yang mana tujuannya itu supaya dikasih kapur oleh penjual. Dan akhirnya biar bertemu dengan Aling. Sehinggan tindak tutur itu jenis tidak langsung literal. Karena dia menggunakan kalimat deklaratif supaya diberi kapur.

d. Dialog (part 1, menit, 53.36)

Ikal : kau tidak suka puisi aku ya?

Aling : puisimu bagus-bagus udah aku salin dibuku harianku, yang asli kau simpan ya? Ikal : ehm (tersenuym)

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika berada didepan rumah temannya Ikal yangmana merupakan saudaranya Aling. Jadi mereka duduk berdua dan Aling memberikan puisi yang telah ditulis oleh Ikal. Kemudian Ikal terkejut karena kenapa dikasihkan lagi.

Analisis:

Dalam dialog diatas, Ikal memakai kalimat interogatif karena dengan maksud kecewa. Jadi, dialog diatas termasuk jenis tindak tutur langsung tidak literal. Karena rasa kekecewaannya itu diekspresikan dengan kalimat interogatif. Supaya mengetahui alasan mengapa alasan dibalik semua itu.

4. Tindak tutur tidak langsung tidak literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal (indirect nonliteral speech act) adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan (Wijana dan Rohmadi,2011:34). Jenis tindak tutur tidak langsung tidak literal yang terdapat pada dialog film”Laskar Pelangi” yaitu sebagai berikut:

(9)

Pak harfan : Sudah lewat pukul sebelas Mus, kita harus beritahu orang tua dan anak-anaknya.

Bu Muslimah : Apalah artinya 9 atau 10 orang murid kita tetap dapat mengajarkan mereka kan pak?

Pak Harfan : ya. Kau tahu apalah artinya ini? Bu Muslimah : tunggu dulu pak?

Situasi :

Dialog diatas terjadi dalam situasi dimana pak Harfan dan Bu Mus menunggu pendaftaran siswa baru yangmana kelas itu boleh dibuka lagi jika siswa yang daftar berjumlah 10. Sedangkan pada situasi itu jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat siswa yang daftar masih 9 orang. Bu Mus merasa cemas karena takut kalau orang tua murid kecewa padahal mereka sudah semangat-semangat untuk menyekolahkan anaknya. Karena disana rata-rata orang yang pekerjaannya sebagai kuli jarang menyekolahkan anaknya karena biaya mahal. Serta hanya sekolah Muhammadiyahlah yang biaya sekolahnya murah.

Analisis:

Dalam dialog diatas, Bu Mus mengungkapkan ketidaksetujuan dengan mengatakan: “Apalah artinya 9 atau 10 orang murid kita tetap dapat mengajarkan mereka kan pak?”, tepat setelah pak Harfan bilang untuk bilang kepada orang tua murid bahwa sekolah ini tidak jadi dibuka karena persyaratan untuk membuka sekolah tidak memenuhi syarat yaitu siswa minimal harus berjumlah sepuluh murid. Bu Mus langsung menjawabnya dengan pertanyaan bahwa penting sepuluh atau sembilan murid karena kita harus tetap mengajar. Kemudian pak Harfan menjawabnya juga dengan kalimat interogatif. Di sini dapat dilihat pendapat yang seharusnya diwujudkan dengan kalimat deklaratif, diwujudkan dalam bentuk kalimat interogatif oleh bu Mus. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa dalam dialog ini kalimat interogatif dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu. Jadi, jenis tindak tutur pada dialog diatas merupakan tindak tutur tidak langsung tidak literal.

b. Dialog (part 1, menit 09.26):

Teman Ikal : badan laki-laki itu harus gini kal (dengan menunjukkan otot pada tangan), macam Samson kan? Mulai sekarang kau panggil aku Samson?. Jangan bilang siapa-siapa ya? Kalau kamu nanti ingin kayak Samson, aku kasih tahu caranya

(10)

Teman Ikal : Samson

Ikal : apa itu Samson?

Teman Ikal : buka baju dulu, akan kau Samson pujaan kaum hawa.

Situasi:

Dialog diatas terjadi ketika Ikal dan temannya disamping sekolah. Temannya itu membawa bola kasti yang sudah dibelah jadi dua. Pada waktu itu, temannya menunjukkan tangan dan badannya besar seperti Samson. Padahal pada kenyataannya teman ikal kurus dan tinggi daripada Ikal.

Analisis:

Jadi, dialog diatas yaitu kalimat teman Ikal menggunakan kalimat interogatif. Teman Ikal ingin menunjukkan bahwa dia itu berotot seperti Samson. Agar Ikal ikut itu mau diaksih boal kasti pada badannya. Sehingga kalimat tanya tersebut mengandung maksud tersendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam dialog ini kalimat interogatif dinyatakan untuk deklaratif.

c. Dialog (part 1, menit: 25:18)

Mahar : coba kau dengar ini, ini namanya musik jazz. Musiknya orang-orang pintar. Ikal : (diam dengan wajah bingung)

Mahar : gak ngerti kau.

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika dihalaman sekolah pada waktu istirahat. Mahar selalu membawa radio kesayangannya. Kemudian Mahar memberi tahu kepada Ikal dengan radionya jenis musik jazz itu seperti ini sambil menyodorkan radionaya ke telingan Ikal. Supaya Ikal mendengarnya dan mengerti tentang musik yang diberikan oleh Mahar.

Analisis:

Dalam dialog diatas yaitu Mahar menggunakan kalimat imperatif yangmana bertujuan untuk memberikan infornmasi kepada Ikal tentang musik Jazz. Jadi, Mahar menggunakan kalimat imperatif dengan maksud tujaun deklaratif. Karena apa yang dia katakan Mahar itu dengan tujuan maksud tertentu agar Ikal itu menyukai musik jazz serta Mahar memiliki selera musik yang bagus.

d. Dialog (part 1, menit:25.57)

Pak Mahmud : apa yang kau cari dari sekolah yang hampir roboh itu? Anak-anak yang gak jelas tak cerah masa depannya tawaran itu masih ada Mus. Aku bisa bilang,,

Bu Mus : maaf, pak Mahmud murid-murid ku yang rajin sudah menunggu dalam kelas.

(11)

Pada dialog diatas terjadi terjadi ketika bu Mus mau berangkat ke sekolah dan dijalan bertemu pada pak Mahmud yangaman dia bekerja di SD PN. Pak Mahmud juga dari dulu suka sama bu Mus dan berusaha mengajak untuk keluar dari sekolah SD Muhammadiyah tetapi tidak berhasil.

Analisis:

Dalam dialog diatas terjadi tindak tutur tidak literal tidak langsung. Karena pak Mahmud menggunakan kalimat interogatif yang mana bertujuan untuk membujuk bu Mus agar mau menerima tawaran mengajar di sekolah SD PN tempat pak Mahmud mengajar.

e. Dialog (part 1, menit: 38.24)

Bakri : aku dapat tawaran jadi guru di SD lain.

Bu Mus : jadi kau tega tinggalkan Muhammadiyah? Bakri tugas kita memangberat tapi kita ini mampu.

Bakri : Mus, orang-orang gak ada yang mau menyekolahkan anaknya disini. Mereka pikir anaknya lebih baik jadi kuli untuk menafkahi keluarganya.

Bu Mus : tapi ini sekolah satu-satunya di Belitung.

Bakri : pernah kau berfikir? Kenapa ne satu-satunya diBelitung? Karena gak ada lagi yang peduli Mus. Disini 5 tahun gak bisa buka kelas karena apa Mus? Ndak ada muridnya. Apalagi yang bisa dibanggakan Mus? Selain nama itu SD Muhammadiyah. Apa prestasi sekolah ne Mus?

Pak Harfan : Bakri, gak mungkinlah Mus ngajar sendiri kau tidak ingin tinggal sampai anak-anak selesai ujian.

Bakri : SD Bangka tidak bisa nunggu

Situasi:

Pada dialog diatas terjadi ketika berada di kantor sekolah dimana Bakri salah satu guru SD Muhammadiyah mendapat tawaran untuk mengajar ditempat lain. Kemudian Bakri ingin minta izin ke pak Harfan dan bu Mus. Akhirnya mereka saling berlontar pendapat.

Analisis:

Dalam dialog tersebut , bu Mus memakai kalimat tanya untuk ketidaksetujuan jika Bakri ingin keluar dari sekolah SD Muhammadiyah. Kemudian Bakri juga menjawabnya dengan kalimat interogatif untuk memberi penjelasan. Jadi, pada dialog diatas termasuk tindak tutur tidak langsung tidak literal karena menggunakan kalimat tanya dengan maksud atau tujuan yang lain.

(12)

Dari pembahasan diatas ditemukan empat jenis tindak tutur dalam dialog film yang berjudul “Laskar Pelangi” dari delapan jenis tindak tutur yang dikemukan Wijana dan Rohmadi (2011). Jenis tindak tutur yang ditemukan dalam dialog film “Laskar Pelangi” yaitu tindak tutur langsung literal (direct literal speech act), tindak tutur tidak langsung literal (indirect speech act), tindak tutur langsung tidak literal (direct nonliteral speech act) dan tindak tutur tidak langsung tidak literal (indirect nonliteral speech act ). Akan tetapi, paling banyak jenis tindak tutur yang ditemukan yaitu tindak tutur tidak langsung tidak literal (indirect nonliteral speech act) yangmana kebanyakan yang digunakan yaitu kalimat interogatif dengan maksud sesuatu yang lain .

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dewi, Novia Candra. 2013. Analisis Tindak Tutur Langsung Literal dalan Film Deathnote Movie: The First Name Karya Shusuke Kaneko. Skripsi: Universitas Airlangga.

Haryanta, Agung Tri. 2012. Kamus Kebahasaan dan Kesustraan. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Yogyakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

(13)

LAMPIRAN 1. Dialog (part 1, menit: 11.20)

Bu Mus : tugas kau tuh ngebantu ibu kawan-kawan masuk kelas.

Kucai : ndak guru, ibu itu harus tahu kelakuan anak-anak kuli itu kayak setan semua. Aku ndak enak ngurus begitu mulai sekarang aku ndak berhenti jadi ketua kelas.

2. Dialog (part 1, menit: 16:04)

Pak Harfan : Mus, kau ajak anak-anak itu belajar diluar sekolah. Bu Mus : biar kita sama-sama bersihkannya pak.

Pak Harfan : pergilah! Nanti biar Bakri bisa bantu aku.

3. Dialog (part 1, menit 19:49)

Pak Dzulkarnain : aku khawatir lihat kau ini, sudah 5 tahun kalian mempertahankan sekolah .

Pak Harfan : aku, Mus, dan Bakri bertahan dengan kesepuluh murid-murid karunia Allah.

Pak Dzulkarnain : tapi, mereka kan sudah kelas 5 tahun depan kelas 6 , dibawah mereka gak ada lagi. Kalian bertiga mengajar aku tak tahan,

Pak Harfan : sekolah ini adalah dimana pendidikan agama pendidikan budi pekerti bukan sekedar pelengkap kurikulum. Kecerdasan dilihat bukan sekedar dari nilai-nilai dari angka-angka itu bukan tapi dari hati.

4. Dialog (part 1, 22:58)

Ikal : buaya lagi? Kalau tentang buaya apa yang kau tahu?

Lintang : buaya itu sangat sangat cepat geraknya kal, daripada jarak pendek kal. Bahkan rahangnya sangat kuat.

Ikal : bingung aku, darimana kau tahu begitu banyaknya? Lintang : aku baca dari surat kabar

5. Dialog (part 1, menit 05.30)

Teman Ikal : Cantik sepatu kau kal,,

(14)

6. Dialog (part 1, menit: 12.44)

Ikal : makanya jika kau tak rajin sholat pandai-pandailah berenang. Tak ada gunanya otot gedhemu itu kalau kau tak pandai berenang.

Teman Ikal : yeah,,, yeah

7. Dialog ( part 1, menit: 48.50)

Ikal : kelas kami kebanjiran kong, jadi kamur kami basah. Penjual kapur : Aling ,kapur SD Muhammadiyah,,

8. Dialog (part 1, menit, 53.36)

Ikal : kau tidak suka puisi aku ya?

Aling : puisimu bagus-bagus udah aku salin dibuku harianku, yang asli kau simpan ya? Ikal : ehm (tersenuym)

9. Dialog (part 1, menit 06.36):

Pak harfan : Sudah lewat pukul sebelas Mus, kita harus beritahu orang tua dan anak-anaknya.

Bu Muslimah : Apalah artinya 9 atau 10 orang murid kita tetap dapat mengajarkan mereka kan pak?

Pak Harfan : ya. Kau tahu apalah artinya ini? Bu Muslimah : tunggu dulu pak?

10. Dialog (part 1, menit 09.26):

Teman Ikal : badan laki-laki itu harus gini kal (dengan menunjukkan otot pada tangan), macam Samson kan? Mulai sekarang kau panggil aku Samson?. Jangan bilang siapa-siapa ya? Kalau kamu nanti ingin kayak Samson, aku kasih tahu caranya

Ikal : apa itu rek? Teman Ikal : Samson

Ikal : apa itu Samson?

Teman Ikal : buka baju dulu, akan kau Samson pujaan kaum hawa.

11. Dialog (part 1, menit: 25:18)

Mahar : coba kau dengar ini, ini namanya musik jazz. Musiknya orang-orang pintar. Ikal : (diam dengan wajah bingung)

Mahar : gak ngerti kau.

12. Dialog (part 1, menit:25.57)

(15)

Bu Mus : maaf, pak Mahmud murid-murid ku yang rajin sudah menunggu dalam kelas.

13. Dialog (part 1, menit: 38.24)

Bakri : aku dapat tawaran jadi guru di SD lain.

Bu Mus : jadi kau tega tinggalkan Muhammadiyah? Bakri tugas kita memangberat tapi kita ini mampu.

Bakri : Mus, orang-orang gak ada yang mau menyekolahkan anaknya disini. Mereka pikir anaknya lebih baik jadi kuli untuk menafkahi keluarganya.

Bu Mus : tapi ini sekolah satu-satunya di Belitung.

Bakri : pernah kau berfikir? Kenapa ne satu-satunya diBelitung? Karena gak ada lagi yang peduli Mus. Disini 5 tahun gak bisa buka kelas karena apa Mus? Ndak ada muridnya. Apalagi yang bisa dibanggakan Mus? Selain nama itu SD Muhammadiyah. Apa prestasi sekolah ne Mus?

Pak Harfan : Bakri, gak mungkinlah Mus ngajar sendiri kau tidak ingin tinggal sampai anak-anak selesai ujian.

Referensi

Dokumen terkait

tentang: nomor pendaftar, nama calon peserta didik, asal satuan pendidikan, jarak tempat tinggal peserta didik, nilai USBN SD atau bentuk lain yang sederajat,

Melalui penelitian ini, dikembangkan media pembelajaran fisika berbasis komputer pokok bahasan arus dan tegangan listrik bolak-balik untuk siswa SMA/MA kelas XII dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dari tepung tapioka-tepung beras ketan dan tepung terigu-tepung beras ketan serta bentuk lingkaran (diameter 3.5 cm),

5ntuk melakukan analisa data dengan menggunakan Minitab, kita terlebih dahulu harus memasukan data yang akan dianalisis ke dalam 'orksheet. Klik tanda entry arro' D E �

Sedangkan untuk negara ASEAN tujuan ekspor komoditi non migas utama Jawa Timur adalah Malaysia dengan nilai ekspor mencapai USD 78,77 juta, diikuti Singapura dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara debt financing, equity financing dan cash flow terhadap Modal Kerja pada Perusahaan food

communication dari Harian Pos Kota dan Harian Rakyat Merdeka dalam mengemas iklan dengan berafiliasi pada berita dalam rubrik di halaman yang sama. Jika dilihat dari

Analisa rugi rugi daya dari gardu induk Sragen ke Masaran pada transmisi tegangan tinggi 150kV dapat dilakukan dengan pengambilan data tegangan dan arus.. Metode