• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan Dalam Menanggulangi Penyakit Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan Dalam Menanggulangi Penyakit Sawit"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan

Dalam Menanggulangi Penyakit Sawit

Surianti1, Liza Angriani2, Aryo Michael³ AMIK Umel Mandiri Jayapura

surianti@amikumelmandiri.ac.id1, liza.angriani@amikumelmandiri.ac.id2, aryo.michael@amikumelmandiri.ac.id3

Abstrak

Dalam budidaya kelapa sawit data menunjukkan bahwa 80% kematian tanaman itu disebabkan oleh penyakit. Hal ini dapat menimbulkan kerugian yang ditaksir mencapai lebih dari Rp 2 trilyun tiap tahunnya. Salah satu kelemahan dalam penanganan kelapa sawit adalah masih kurangnya pengetahuan petani dalam mengenali dan menangani penyakit yang muncul. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan dalam bidang budidaya kelapa sawit, khususnya mengenai penyakit. Paper ini menyajikan suatu implementasi sistem managemen pengetahuan mengenai penyakit kelapa sawit. Sistem yang dikembangkan menggunakan tools eclipse dengan menggunakan metode KMSLC, ini dapat diakses oleh petani kelapa sawit atau pengguna lain yang berminat dengan menggunakan smarphone. Dalam sistem ini disajikan informasi dan pengetahuan penyakit kelapa sawit yang mencakup akar, batang / pangkal batang, daun dan tandan. Sumber pengetahuan yang dibangun dalam sistem dengan melalui dua cara yaitu tacit dan

explicit. Dengan sistem ini pengguna dapat mendownload sumber pustaka yang berupa jurnal, buku, teknis dan listpenyakit kelapa sawit. Dari aspek tampilan sistem masih perlu dilakukan observasi lanjut dikaitkan dengan kenyamanan pengguna. Oleh karena itu pada riset selanjutnya perlu digunakan usability engineering

agar sesuai dengan pengguna.

Kata Kunci : KMSLC, sawit,sistem manajemen pengetahuan.

Abstract

In palm tree cultivation data show that 80% of deaths were caused by diseases of plants. resulting in losses more than Rp 2 trillion annually. One of the weaknesses in handling palm tree diseases is the fact that farmers still lack knowledge in recognizing and dealing with palm tree diseases. Therefore, efforts to overcome problems in palm tree cultivation, particularly diseases, by enlarging farmers’ knowledge should become a priority. This paper presents a method of developing knowledge management system related to palm tree diseases. The system will be developed using Eclipse tools with KMSLC method. the information and knowledge on palm tree diseases in roots, stem / stem base, leaves and bunches can be accessed by palm tree farmers or other interested users with a smarphone. The knowledge sources in the system are built in two ways: tacit and explicit. With this system, users can download the library sources in the form of journals, books, and technical guidance on palm tree diseases. Therefore, further research needs to be used in usability engineering to fit the user.

(2)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

1. Pendahuluan

Pengetahuan merupakan sumberdaya yang penting dan Salah satu upaya untuk mengelola pengetahuan dengan cara menerapkan knowledge management (KM). Melalui manajemen pengetahuan maka pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan tetap tinggal dan menjadi aset meskipun secara fisik karyawan tersebut telah meninggalkan perusahaan. Pengetahuan yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi baik secara efektifitas dan efisiensi waktu (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Kebutuhan akan informasi pengetahuan dalam era globalisasi semakin tinggi, diperlukan suatu terobosan yang dapat memudahkan perolehan pengetahuan. Penerapan implementasi manajemen pengetahuan sistem dalam menanggulangi penyakit kelapa sawit dan bioteknologi pertanian untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki pada akhirnya meningkatkan hasil dalam kegiatan pertanian, melalui proses identifikasi, penciptaan, perolehan, penyimpanan, dan pertukaran informasi dan pengetahuan di dalam organisasi masyarakat komoditas petani sehingga terjadi transfer knowledge tacit ke knowledge explisit atau sebaliknya (Nasution et al, 2011). Knowledge management tidak dapat diterapkan secarah terpisah dengan aktifitas operasional dan teknologi informasi, karna ketiganya saling berkaitan dan mendukung dalam uapaya penciptaan smartphone yang berwawasan pengetahuan. Maka smartphone berbasis Android sebagai media untuk dapat mengakses pengetahuan dalam bidang pertanian menjadi solusi atas keterbatasan pengetahuan yang dihadapi para petani saat ini. Sehingga bermanfaat untuk mendapatkan referensi pengetahuan selengkap mungkin, akurat, dan cepat.

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) sebagai tanaman pendatang dari Afrika Barat ternyata cocok dikembangkan di luar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Hingga kini telah berkembang sangat pesat dan sampai saat ini masih merupakan primadona penghasil devisa Negara dari sektor pertanian. Tanaman kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai penyakit sejak dipembibitan hingga di kebun pertanaman. Penyakit dapat merusak bibit, tanaman muda yang belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman yang sudah menghasilkan (setyamidjaja 2006). Penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh jamur ganoderma spp merupakan penyakit penting pada pertanaman kelapa sawit. kerugian yang ditimbulkan oleh serangan

ganoderma spp pada tanaman kelapa sawit di Indonesia saat ini yang mencapai 8 juta hektar dan jika tingkat serangan sebesar 1%, maka kerugiannya ditaksir bisa mencapai lebih dari Rp 2 trilyun tiap tahunnya (Dirjen perkebunan, 2011). Salah satu penyakit mematikan kelapa sawit hingga 80 % yaitu disebabkan oleh

ganoderma boninense (Azahar et al, 2011). Penyakit yang menyerang tanaman pada umumnya sangat sukar untuk diberantas. Oleh karna itu pengendalian terhadap penyakit perlu dilaksanakan secara baik dan benar. Tindakan pemberantasan yang biasa dilakukan yaitu dengan pemotongan bagian tanaman yang terserang, pembongkaran, dan pembakaran. Karna sulit pemberantasannya, maka tindakan yang terbaik adalah dengan melakukan tindakan pencegahan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Knowledge Management System (KMS)

Menurut Becerra-Fernandes (2010) sistem manajemen pengetahuan merupakan integrasi antara teknologi dan mekanisme yang dibangun untuk mendukung proses manajemen pengetahuan. Sistem manajement pengetahuan adalah penggunaan teknologi informasi modern untuk sistematisasi guna meningkatkan dan mempercepat pengolahan pengetahuan di dalam dan antar organisasi (Ahlawat, 2006).

2.2. Menangkap Pengetahuan

Menangkap pengetahuan bukanlah tugas yang mudah. Untuk menangkap pengetahuan yang berada didalam kepala manusia sering digunakan metode wawancara. Wawancara dapat dikategorikan dalam tiga jenis yaitu :

a. Terstruktur merupakan bentuk wawancara yang menggunakan pertanyaan menyediakan jawabannya. Contohnya “multiple chois questions” atau pilihan ganda.

b. Tidak terstruktur merupakan bentuk wawancara dengan pertanyaan yang tidak direncanaka atau pertanyaan spontan.

c. Semi terstruktur merupakan wawancara dengan bentuk jawaban yang telah disediakan, dengan cara bebas mengekspresikan jawabannya.

2.3. Penciptaan dan Perubahan Bentuk Pengetahuan

Terdapat empat model konversi pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) yaitu: tacit to

(3)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

Gambar 1 Model Konversi Pengetahuan

3. Metode Penelitian

Metode pengembangan yang akan dilakukan diadopsi dari knowledge management system life cycle Awat & Ghaziri (2010), yang terdiri dari analisis, identifikasi sumber daya, identifikasi sumber pengetahuan, perancangan blueprint, verifikasi dan validasi, dan implementasi KM sistem seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 pengembangan KMSLC

4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Analisis

Identifikasi dilakukan untuk memahami karakteristik petani sebagai user dengan melakukan kuesioner dengan cara mendatangi satu persatu responden kemudian melakukan sosialisasi lalu kuesioner diberikan ke

user untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah dicantumkan yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, terkoneksi internet atau tidak, jika terkoneksi seberapa sering dan apa yang paling sering diakses. Pada tahap analisis terlebih dahulu dilakukan wawancara dengan pakar untuk mengetahui kondisi pertanian setempat. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan gambaran mengenai kondisi pertanian saat ini sehingga sistem yang akan dibangun berbasis online. Adapun hasil yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas dari petani adalah berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata lulusan SLTA dan S1. Dari hasil kuesioner yang telah didapat maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan warna dalam interface adalah warna netral dimana tulisan berwarna hitam sedangkan background berwarna abu-abu sehingga terlihat jelas untuk di baca, Chung et al. (2012).

4.2. Identifikasi Sumber Daya

Tahap selanjutnya adalah membentuk tim knowledge management, dimana Ibu Meity sinaga selaku pakar dari proteksi tanaman yang dapat memberikan pengetahuan berupa tacit maupun explicit dan Bapak Akbar selaku petani yang berpengalaman dalam mengelola perkebunan kelapa sawit selama 25 tahun dapat memberikan pengetahuan tacit.

Identifikasi sumber daya

Identifikasi sumber Pengetahuan

Implementasi KM Sistem Perancangan blueprint

Verifikasi dan validasi KMS

Analisis

(4)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

4.3. Identifikasi Sumber Pengetahuan

Pada tahap ini penulis melakukan identifikasi sumber pengetahuan baik yang explicit maupun tacit

dengan cara merubah dokumen asli misalnya jurnal dan buku ke dalam bentuk elektronik sehingga dengan mudah diakses oleh user.

4.4. Perancangan

Perancangan dilakukan berdasarkan kebutuhan sistem yaitu berupa alat atau prosedur untuk mengkodifikasi pengetahuan yang sesuai dengan menggunakan Knowledge Map yang merupakan sebuah representasi visual dari suatu pengetahuan yang ditangkap kemudian dirancang dengan menggunakan DFD.

knowledge map merupakan representasi visual dari suatu pengetahuan yang telah ditangkap yang terdiri dari penyakit kelapa sawit yang menyerang akar, pangkal batang dan batang, buah/tandan, dan daun seperti yang terlihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Penyakit kelapa

Jaringan di dalam akar mengalami busuk basa

Menyebabkan kematian pada bibit Tandan menjadi rusak atau seluruhnya menjadi busuk

Munculnya titik terang berwarna coklat yang semakin besar

Diawali adanya titik bening kemudian cepat berkembang menjadi coklat terang

Adanya titik basah pada antar vena dan membesar mengikuti dua arah vena tersebut

Gambar 4 diatas merupakan arus proses yang berjalan pada sistem, representasi pengetahuan yang telah ditangkap kemudian dirancang dengan menggunakan DFD. Dimana pemakai mencari kueri pada sistem lalu sistem mengembalikan pencarian berupa jurnal, buku, penyakit, dan organ tanaman kemudian

(5)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

Gambar 5 DFD level 1

Gambar 5 diatas merupakan DFD level 1 yang menggambarkan aktifitas sistem, dimana pemakai mencari kueri melalui proses kueri lalu admin memasukkan data pengetahuan berupa jurnal, buku, penyakit dan organ tanaman kedalam database jurnal, buku, penyakit dan organ tanaman kemudian terjadilah retrieve

jurnal, retrieve buku, retrieve penyakit dan retrieve organ tanaman. Admin dapat login dengan memasukkan

username dan password, setelah login kemudian pengetahuan dimasukkan melalui otorisasi sehingga admin

dapat membaca data.

4.5. Perancangan database

Berdasarkan hasil rancangan pada DFD level 0 dan 1 dihasilkan tabel-tabel yang dibutuhkan oleh sistem yang dibuat dalam bentuk struktur tabel yang terdiri dari tabel admin dengan 3 atribut, tabel jurnal dengan 7 atribut, tabel buku dengan 6 atribut,tabel penyakit dengan 4 atribut, dan tabel organ tanaman dengan 4 atribut seperti yang terlihat pada Tabel 1,2,3,4 dan 5 dibawah ini:

Tabel 1 Admin

(6)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

Tabel 3 Buku

Atribut Deskripsi

Kode buku

Varchar (15) Kode buku Tahun terbit

Varchar (15) Tahun terbit Judul

Varchar (100) Judul buku Isi

Text Sekilas isi buku Pengarang

Varchar (50) Pengarang buku Gambar

Varchar (50) Gambar halaman depan buku

Tabel 4 Penyakit

Atribut Deskripsi

Kode penyakit

Varchar (15) Kode penyakit Judul

Varchar (100) Nama penyakit Isi

Text Sekilas isi tentang penyakit Keterangan

Text Sumber penyakit sawit

Tabel 5 Organ tanaman

Atribut Deskripsi

Kode Organ tanaman

Varchar (15) Kode Organ tanaman Judul

Varchar (100) Nama Organ tanaman Isi

Text Sekilas isi tentang organ tanaman Keterangan

Text Sumber tentang Organ tanaman

4.6. Verifikasi dan validasi

Pada tahap ini desain pengetahuan akan diverifikasi dan divalidasi apakah pengetahuan yang dibutuhkan oleh user sesuai dengan pengetahuan pakar yang dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini :

Tabel 6 Rekapitulasi verifikasi dan validasi KMS

4.7. Implementasi KM sistem

Tahapan ini merupakan hasil dari implementasi KM sistem berupa aplikasi Android yang datanya bisa di download seperti jurnal, buku, petunjuk teknis dan list penyakit dalam menanggulangi penyakit pada tanaman kelapa sawit yang salah satu tampilannya seperti yang terlihat pada Gambar 6, 7, 8 di bawah ini:

Deskripsi uji Tersedia (Ya/Tidak) Apakah terdapat dokumen penyakit sawit ya Apakah terdapat dokumen buku tentang penyakit sawit ya Apakah terdapat jurnal yang mewakili tentang sawit ya Apakah terdapat petunjuk teknis tentang penyakit sawit

Apakah terdapat Organ tanaman yang terserang penyakit

(7)

Volume 6 No 1, Desember 2015

JURNAL IT

Gambar 6 Halaman jurnal Gambar 7 Halaman buku Gambar 8 petunjuk teknis

5. Kesimpulan

Implementasi knowledge management system di kembangkan dalam menanggulangi penyakit kelapa sawit, sehingga petani dapat memperoleh pengetahuan secara langsung melalui smartphone yang lebih ekonomis dan praktis sehingga memudahkan dalam transfer pengetahuan.

Referensi

[1] Ahlawat, S. 2006. Competing in the global knowledge Economy; implication for business Education.

Journal of American Academy of Business, 8 (1).

[2] Awad EM, Ghaziri HM, 2010. Knowledge management, prentice Hall.

[3] Azahar T.M, Jawahir che mustapha, Mazliham S, and Patrice Boursier, 2011. Temporal analysis of basal steam rot disease in oil palm plantations: An analysis on peat soil. International journal of engineering & Technology IJET-IJENS Vol:11 No:03

[4] Chung J.E, Park N, Wang, H, Fulk J, 2010. Age differences in perceptions of online community participation among non-users: An extension of the tecnology acceptance model. Journal computer in human behavior. 26 (2010) 1674-1684.

[5] [Dirjen] Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010. Pedoman pengamatan dan pengendalian OPT penting kelapa sawit. Jakarta [ID]:Kementerian Pertanian.

[6] Djoehana Setyamidjaja, 2006. Teknik budi daya Kelapa sawit, Jakarta.

[7] Hendra yuniar, 2013. Pengembangan sistem manajemen pengetahuan hama kedelai pada pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian. [Thesis].Bogor[ID]:Institut pertanian Bogor.

[8] Irma Becerra-Fernandes and rajiv Sabherwal, 2010. Knowledge management System and process. New York 10504, London, England.

[9] Nur Husna Nasution, Andi Hasad, Kudang Boro Seminar, 2011. “penerapan knowledge management system bioteknologi pertanian menggunakan blok. Prosiding”seminar nasional Informatika Pertanian

Indonesia”. 20-21 Oktober 2011.

Gambar

Gambar 4 DFD level 0
Gambar 5 DFD level 1
Tabel 3 Buku

Referensi

Dokumen terkait

• Dimana terjadi pergerakan relatif antara plat utama, yaitu dari perubahan bentuk tetap atau pembesaran lubang paku keling yang disebabkan oleh kelebihan tekanan dukung (paku

Banyak juga kasus lain yang terjadi akibat adanya permasalahan mengenai budaya organisasi yang mengakibatkan perusahaan sering mengalami kendala mencapai target, diantaranya

Sebelum melangkah ke tahap selanjutnya penulis melakukan pengamatan awal dengan meninjau ke lokasi Terminal Hamid Rusdi, dalam hal ini yang yang diamati bagaimana

Melianus Kemon, Marthafina Yamban, tembusan surat dari Lembaga Masyarak Adat 7 Suku Kabupaten Teluk Bintuni dan tembusan surat dari Forum Gerakan Penolakan Hasil Pemilihan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent yaitu variabel kelas sosial, variabel kelompok referensi, variabel keluarga, dan variabel

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Analisis petrografi bertujuan untuk penamaan batu sedimen serta memperoleh data penunjang bagi Provenance agar dapat diketahui bagaimana kandungan persentase batuan baik

Dalam penelitian ini jika ditinjau dari teori diplomasi, bahwa yang menjadi dasar suatu diplomasi adalah politik luar negri Perancis yang membuat kebijakan eksternal kebahasaan