commit to user
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DAN DEPRESI
PADA GAY DI SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedoteran
NIKEN AYU PRATIWI
G0010137
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user PERSETUJUAN
Proposal Penelitian/Skripsi dengan Judul: Hubungan antara Penerimaan Diri
dan Depresi pada Gay di Surakarta
Niken Ayu Pratiwi, NIM: G0010137, Tahun: 2013
Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Validasi Proposal Penelitian/Tim Ujian
Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari ………., Tanggal … Agustus 2013
Pembimbing Utama Penguji Utama
Djoko Suwito, dr., SpKJ Mardiatmi Susilohati, dr., SpKJ (K) NIP 19580223 1985111 001 NIP 19490212 1976092 001
Pembimbing Pendamping Penguji Pendamping
Nur Hafidha Hikmayani, dr.,Mclin, Epid Margono, dr., MKes NIP 19761225 2005012 001 NIP 19480118 1976031 002
Tim Skripsi
commit to user
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi pada Gay di Surakarta.
Niken Ayu Pratiwi, NIM: G0010137, Tahun: 2013
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari: Kamis, Tanggal: 29 Agustus 2013
Pembimbing Utama
Nama : Djoko Suwito, dr., SpKJ
NIP : 19580223 1985111 001 (………...)
Pembimbing Pendamping
Nama : Nur Hafidha Hikmayani, dr., Mclin, Epid
NIP : 19761225 2005012 001 (………...)
Penguji Utama
Nama : Mardiatmi Susilohati, dr., SpKJ (K)
NIP : 19490212 1976092 001 (………...)
Penguji Pendamping
Nama : Margono, dr., MKes
NIP : 19480118 1976031 002 (………...)
Surakarta, ……….
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 29 Agustus 2013
commit to user
iv ABSTRAK
Niken Ayu Pratiwi, G0010137, 2013. Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi pada Gay di Surakarta. Skripsi Fakultas Kedokteran Unversitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar Belakang: Gay merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami depresi. Angka kejadian depresi pada gay lebih tinggi dibandingkan pada heteroseksual. Gay seringkali dihadapkan pada permasalahan seperti penerimaan diri dan penerimaan sosial yang rendah yang diperkirakan berpotensi menyebabkan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada Mei 2013 di Yayasan Gessang, Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Sampel tidak dapat dipilih jika hasil L-MMPI memiliki jawaban “tidak” ≥ 10 dan/atau tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Subjek mengisi (1) Formulir biodata, (2) Kuesioner L-MMPI, (3) Kuesioner Berger’s Self-acceptance Scale untuk mengetahui skor penerimaan diri, (4) Kuesioner Beck’s Depression Inventory Scale untuk mengetahui skor depresi. Diperoleh data sebanyak 31 subjek penelitian dan dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson melalui program SPSS 20.0 for Windows.
Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan nilai korelasi Pearson r = -0,758, sedangkan p = 0,000 atau p < 0,05 yang berarti terdapat hubungan negatif yang bermakna antara penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta dengan kekuatan hubungan sangat kuat.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta.
commit to user
v ABSTRACT
Niken Ayu Pratiwi, G0010137, 2013. Correlations between Self-acceptance and Depression in Gay in Surakarta. Mini Thesis Faculty of Medicine Sebelas Maret University, Surakarta.
Background: Gay is one of high-risk groups to have depression. The prevalence of depression in gay is reportedly higher than that in heterosexual people. Gay is often faced to low self-acceptance or social-acceptance problems which potentially lead to depression. This study aimed to seek the correlation between self-acceptance and depression in gay community.
Method: This was an analytical study using cross sectional approach, conducted in May 2013 at Gessang Foundation in Surakarta. Samples were purposively selected based on inclusion and exclusion criteria. Subjects were asked to fill in: (1) biodata and informed consent forms, (2) the L-MMPI questionnaire to evaluate respondents’ truthfulness in answering questionnaires, (3) the Berger’s Self-Acceptance Scale questionnaire to measure self-acceptance scores, and (4) the Beck’s Depression Inventory Scale to measure depression scores. Samples were excluded when either declined at least 10 statements from the L-MMPI questionnaire, did not completely fill in the forms and questionnaires, had chronic diseases, or were on long-term medications. Data were analyzed by Pearson’s Product Moment correlation test using SPSS 20.0 for Windows.
Result: The self-acceptance of 31 subjects eligible for this study was relatively low (mean score = 104,6). The overall mean of depression scores was 14,7 and only 6 subjects (19,4%) were not having depression as they scored less than 10. The analysis showed a Pearson’s correlation coefficient (r) of -0,758 (p < 0,05), suggesting that self-acceptance and depression were significantly negatively correlated.
Conclusion: There was a strong and statistically significant negative correlation between self-acceptance and depression in gay in Surakarta.
commit to user
vi PRAKATA
Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi pada Gay di Surakarta. Penelitian tugas karya akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tugas karya akhir ini tidak akan dapat berhasil tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat ucapan terima kasih yang dalam penulis berikan kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM selaku Dekan FK UNS. 2. Djoko Suwito, dr., SpKJ selaku Pembimbing Utama yang telah menyediakan
waktu untuk membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Nur Hafidha Hikmayani, dr., MClin, Epid selaku Pembimbing Pendamping yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Mardiatmi Susilohati, dr., SpKJ (K) selaku Penguji Utama yang telah
memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Margono, dr., M.Kes selaku selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph.D selaku ketua Tim Skripsi FK UNS, Sri Enny Narbrietty, SH, MH dan Bapak Sunardi selaku Tim Skripsi FK UNS, yang telah memberikan pengarahan.
7. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Anton Gunawan dan Ibunda Eni Kusrini, serta adik tersayang Resa Melinda Ayu Pratiwi yang senantiasa mendoakan tiada henti, memberikan semangat dan dukungan sehingga terselesaikannya penelitian ini.
8. Kak Nadya, Gina, Mark, Kak Ismaya, Pristiawan, A7, dan A10 terimakasih atas semangat dan dukungan, ide, serta saran yang senantiasa diberikan.
9. Mas Slamet, Mas Juan, Mas Jojo, serta Pak Wawan dari Yayasan Gessang yang telah berkenan memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian ini serta membantu dalam pengambilan sampel.
10.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses penelitian tugas karya akhir ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta diambil sisi positifnya oleh pembaca. Saran, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.
commit to user
vii DAFTAR ISI
PRAKATA ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ... 5
A. Tinjauan Pustaka ... 5
1. Depresi ... 5
a. Pengertian ... 5
b. Epidemiologi ... 6
c. Etiologi ... 7
d. Diagnosis dan Derajat Depresi ...12
e. Alat Ukur Depresi ... 13
2. Penerimaan Diri ... 14
a. Pengertian ... 14
b. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Penerimaan Diri ... 15
commit to user
viii
d. Manfaat Penerimaan Diri ... 20
e. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri ... 21
f. Alat Ukur Penerimaan Diri ... 22
3. Gay ... 25
a. Pengertian ... 25
b. Prevalensi ... 25
c. Etiologi ... 26
d. Egosintonik dan Egodistonik ... 28
e. Coming Out ... 28
f. Depresi pada Gay ... 32
4. Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi ... 35
5. Komunitas Gay di Surakarta ... 37
B. Kerangka Pemikiran ... 38
C. Hipotesis ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
C. Subjek Penelitian ... 40
D. Teknik Sampling ... 41
E. Identifikasi Variabel ... 41
F. Definisi Operasional Variabel ... 42
G. Instrumen Penelitian ... 43
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ... 44
I. Rancangan Penelitian ... 45
J. Cara Kerja ... 46
commit to user
ix
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 47
A. Karakteristik Subjek Penelitian ... 47
B. Hasil Analisis Data ... 49
1. Uji Normalitas Data ... 49
2. Uji Korelasi Pearson ... 50
BAB V. PEMBAHASAN ... 52
A. Penerimaan Diri dan Depresi ……….. 52
B. Kelemahan Penelitian ………. 56
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Simpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Distribusi Skor Skala Penerimaan Diri (Model Skala Likert) ………… 23
Tabel 2.2 Sebaran Distribusi Butir Skala Penerimaan Diri ……… 24
Tabel 2.3 Prevalensi Gay di Berbagai Negara di Dunia ………. 25
Tabel 4.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ……….. 47
Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Penerimaan Diri
dan Depresi ……….……… 48
Tabel 4.3 Tes Normalitas ………... 49
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ……….. 38
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Lembar Formulir Biodata
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian L-MMPI
Lampiran 5. Kuesioner Berger’s Self-acceptance Scale
Lampiran 6. Kuesioner Beck’s Depression Inventory Scale
Lampiran 7. Data Mentah Hasil Penelitian
Lampiran 8. Analisis Data
Lampiran 9. Ethical Clearance
commit to user
1
Correlations between Self-Acceptance and Depression
at a Gay Community in Surakarta
Niken Ayu Pratiwi, Djoko Suwito, Nur Hafidha Hikmayani Faculty of Medicine, Sebelas Maret University
ABSTRACT
Background: Gay is one of high-risk groups to have depression. The prevalence of
depression in gay is reportedly higher than that in heterosexual people. Gay is often faced to low self-acceptance or social-acceptance problems which potentially lead to depression. This study aimed to seek the correlation between self-acceptance and depression in gay community.
Methods: This was an analytical study using cross sectional approach, conducted in May
2013 at Gessang Foundation in Surakarta. Samples were purposively selected based on inclusion and exclusion criteria. Subjects were asked to fill in: (1) biodata and informed consent forms, (2) the L-MMPI questionnaire to evaluate respondents’ truthfulness in answering questionnaires, (3) the Berger’s Self-Acceptance Scale questionnaire to measure self-acceptance scores, and (4) the Beck’s Depression Inventory Scale to measure depression scores. Samples were excluded when either declined at least 10 statements from the L-MMPI questionnaire, did not completely fill in the forms and questionnaires, had chronic diseases, or were on long-term medications. Data were analyzed by Pearson’s Product Moment correlation test using SPSS 20.0 for Windows.
Results: The self-acceptance of 31 subjects eligible for this study was relatively low
(mean score = 104,6). The overall mean of depression scores was 14,7 and only 6 subjects (19,4%) were not having depression as they scored less than 10. The analysis showed a Pearson’s correlation coefficient (r) of -0,758 (p<0,001), suggesting that self-acceptance and depression were significantly negatively correlated.
Conclusion: There was a strong and statistically significant negative correlation between
self-acceptance and depression at a gay community in Surakarta.
commit to user
2
suasana perasaan (mood) yang
mem-punyai gejala utama afek depresi,
kehilangan minat dan kegembiraan, dan
kekurangan energi yang menyebabkan
keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas (Maslim, 2001). Faktor-faktor
risiko terjadinya depresi antara lain
peristiwa-peristiwa kehidupan yang
ber-sifat stresor mendadak (kematian/
kecelakaan yang tiba-tiba), gaya hidup,
gangguan psikiatri, dan kepribadian
premorbid (Nurmiati, 2010). Salah satu
kelompok yang berisiko tinggi mengalami
depresi adalah kelompok gay
(homo-seksual) (Sandfort et al., 2001).
Depresi juga dihubungkan dengan
penerimaan diri yang rendah (Besser et al.,
2003). Penerimaan diri (self-accept-ance)
ialah kemampuan individu untuk
menerima dirinya sendiri yang ditandai
dengan kepercayaan diri dan keberhagaan
diri. Menerima diri berarti individu
menerima segala kelebihan dan
ke-kurangan yang dimilikinya. Penerimaan
diri penting untuk mengintegrasikan tubuh,
pikiran, dan jiwa. Selain itu, penerimaan
diri juga penting guna mencapai kondisi
mental yang sehat. Dengan penerimaan diri
akan memudah-kan seseorang dalam
diri dapat menyebabkan berbagai kesulitan
emosi seperti kemarahan dan depresi
(Buss, 2001). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara
penerimaan diri dan depresi pada gay.
Penelitian ini dilakukan di Surakarta
karena komunitas gay di Surakarta masih
belum banyak diteliti. Selain itu, isu-isu
penolakan masyakarat terhadap komunitas
gay di Surakarta juga semakin meningkat,
yang mungkin bisa menjadi stresor
tersendiri bagi kalangan gay tersebut.
SUBJEK DAN METODE
Penelitian ini merupakan
pene-litian deskriptif analitik dengan penekatan
cross sectional.Penelitian dilaksanakan di
Yayasan Gessang Surakarta pada bulan
Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini
adalah komunitas gay di Surakarta yang
bergabung dengan Yayasan Gessang,
dengan kriteria inklusi bersedia menjadi
responden, mengisi dan menyetujui
informed consent, serta dapat baca tulis dan
berbahasa Indonesia. Kriteria eksklusi
penelitian ini yaitu apabila responden
memiliki jawaban “Tidak” ≥ 10 dari
commit to user
3
dan/atau menderita penyakit kronis.
Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling dan diseleksi berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel
minimal 30 berdasarkan rule of thumb.
Variabel penerimaan diri diukur
dengan kuesioner Berger’s Self
-Acceptance Scale (SAS) dan dinyatakan
dalam bentuk skor (skala pengukurannya
adalah rasio). Semakin tinggi skor
menggambarkan semakin tinggi pula
tingkat penerimaan diri. Variabel depresi
diukur dengan kuesioner Beck’s
Depression Inventory (BDI) dan
dinyatakan dalam bentuk skor (skala
pengukurannya adalah rasio). Semakin
tinggi skor menunjukkan semakin berat
tingkat depresi. Instrumen lain yang
digunakan dalam penelitian ini adalahorm
identitas responden dan informed consent,
serta skala inventori L-MMPI (Lie Scale
Minnesota Multiphasic Personality
Inventory) untuk mengetahui kejujuran
responden pada kuesioner penelitian.
Responden dapat
mempertanggung-jawabkan kejujurannya bila jawaban “tidak” berjumlah 10 atau kurang.
Data yang diperoleh dari kuesioner
dianalisis dengan uji korelasi Pearson’s
HASIL
Karakteristik subjek penelitian
Jumlah responden yang memenuhi
kriteria inklusi penelitian ini adalah 33
orang, namun 2 orang dieksklusikan
karena memiliki hasil tes L-MMPI dengan jawaban “Tidak” ≥ 10. Dengan demikian didapatkan sampel yang memenuhi syarat
sebanyak 31 orang. Menurut kelompok
umur, subjek penelitian terbanyak berada
pada rentang usia 17-25 tahun yaitu 24
orang (77,4%) dan yang paling sedikit
adalah usia di atas 30 tahun yaitu sebanyak
2 orang (6,5%).
Dengan menggunakan Berger’s
SAS didapatkan rerata skor penerimaan diri
responden sebesar 104,6, dengan rentang
skor 70-129 dan median 107,0. Responden
gay dengan penerimaan diri rendah
(rentang skor 0-110) sebanyak 17 orang
(54,8%), dan yang memiliki penerimaan
diri normal (rentang skor 111-150)
sebanyak 14 orang (45,2%). Pada
penelitian ini tidak didapatkan gay dengan
penerimaan diri yang tinggi.
Untuk pengukuran depresi dengan
menggunakan BDI didapatkan rerata skor
commit to user
4
(32,3%), depresi sedang (rentang skor
16-23) sebanyak 9 orang (29,0%), dan depresi
berat (rentang skor 24-63) sebanyak 6
menggunakan uji Shapiro-Wilk
didapat-kan nilai signifididapat-kansi p=0,069 untuk
penerimaan diri dan p=0,258 untuk
depresi, sehingga disimpulkan bahwa data
penerimaan diri dan depresi memiliki
distribusi normal karena p>0,05 sehingga
memenuhi syarat uji parametrik dengan uji
korelasi Pearson.
Hasil uji korelasi menunjukkan
nilai koefisien korelasi Pearson (r) sebesar
-0,758. Hasil ini mengindikasikan dua hal,
yaitu arah korelasi dan kekuatan korelasi.
Tanda koefisien korelasi negatif
menun-jukkan hubungan terbalik antara kedua
variabel, dengan kata lain semakin besar
nilai suatu variabel, semakin rendah nilai
variabel yang lain (Dahlan, 2005).
Sedangkan nilai koefisien korelasi 0,758
menunjukkan bahwa kekuatan korelasi
antara dua variabel sangat kuat (Sarwono,
2011; Nugroho, 2005). Arah korelasi
Gambar 1.
Korelasi skor penerimaan diri dan skor depresi
Nilai signifikansi hasil uji korelasi
pada penelitian ini adalah p=0,000, yang
menunjukkan bahwa korelasi antara
penerimaan diri dan depresi tersebut secara
statistik sangat bermakna. Dengan
demikian, didapatkan hubungan negatif
yang kuat dan signifikan antara
penerimaan diri dan depresi pada
komunitas gay di Surakarta.
PEMBAHASAN
Penerimaan diri dan depresi
Rerata skor penerimaan diri untuk
responden penelitian ini (yaitu 104,6)
tergolong rendah menurut standar cut-off
point. Dari hasil penelitian juga tidak
didapatkan responden gay dengan
ke-commit to user
5
radaan kaum gay di berbagai lingkungan
sosial. Dari hasil komunikasi dengan
Yayasan Gessang terungkap bahwa pihak
yayasan sering menerima perlakuan
negatif dan kritik dari berbagai pihak
terhadap kegiatan-kegiatan yang
dila-kukan. Penolakan dari masyarakat
ter-sebut menurut Oetomo (2003) disebabkan
karena masyarakat Indonesia didominasi
sistem sosial dan budaya heteroseksual.
Sari (2002) mengungkap-kan bahwa
dukungan sosial merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi penerimaan
diri. Hurlock (2006) juga mengemukakan
faktor-faktor yang ber-peran dalam
penerimaan diri, di antaranya tidak adanya
hambatan di dalam ling-kungan dan sikap
anggota masyarakat yang menyenangkan.
Rerata skor depresi responden pada
penelitian ini sebesar 14,7 termasuk dalam
kategori depresi ringan. Didapatkan
sebanyak 25 responden gay mengalami
depresi dengan berbagai tingkatan dan
hanya terdapat 6 responden (19,4%) yang
tidak mengalami depresi. Angka kejadian
depresi dan percobaan bunuh diri pada gay
memang diperkirakan enam kali lebih
tinggi dibandingkan rata-rata populasi
umum (Remafedi et al., 1998). Penelitian
pada heteroseksual.
Menurut hasil penelitian Besser et
al. (2003), depresi diperkirakan
berhu-bungan dengan penerimaan diri yang
rendah. Selain berhubungan dengan
penerimaan diri yang rendah, gender
nonconformity pada gay memiliki
hu-bungan dengan mental distress (Sandfort et
al., 2007). Hubungan keduanya di-mediasi
oleh pengalaman negatif dari homofobia
termasuk di dalamnya adalah abuse dan
harassment. Hal tersebut hampir sama
dengan kondisi dan sikap masyarakat di
Surakarta. Rendahnya penerimaan sosial
terhadap gay dan perilaku masyarakat yang
cenderung homofobik diperkirakan sedikit
banyak berpengaruh pada penerimaan diri
dan kesehatan mental kaum gay di
Surakarta.
Lebih lanjut Hjelle dan Zeigler
(1992) mengungkapkan bahwa individu
dengan penerimaan diri yang baik
mempunyai gambaran positif terhadap
dirinya, dapat bertahan dalam kegagalan
atau kepedihan, serta dapat mengatasi
keadaan emosionalnya seperti depresi,
marah dan rasa bersalah. Individu tersebut
commit to user
6
coming out, yaitu pengakuan, penerimaan,
pengekspresian, dan keterbukaan
menge-nai orientasi seksual seseorang pada
dirinya sendiri dan orang lain. Di
Indonesia, khususnya di Surakarta,
diperkirakan hanya sebagian kecil dari
kaum gay yang melakukan coming out. Hal
tersebut di antaranya disebabkan oleh
faktor utama yaitu kondisi masyarakat
yang kurang mendukung. Reaksi negatif
terhadap tindakan coming out menjadi
salah satu faktor penghambat dari coming
out (Evans dan Broido, 1999).
Coming out berhubungan dengan
perubahan positif dalam kesehatan mental,
di mana coming out diindikasikan mampu
meningkatkan self-esteem dan mengurangi
stress atau kecemasan (Vaughan, 2007).
Hal tersebut secara tidak langsung akan
berpengaruh menurunkan risiko depresi.
Sementara bagi kaum gay di Surakarta
yang tidak melakukan coming out, akan
tetapi mereka memiliki penerimaan diri
yang tinggi, yaitu dalam artian mereka
memahami dan menerima bahwa mereka
cenderung memiliki ketertarikan terhadap
sesama jenis, tanpa mengkhawatirkan
pendapat serta penerimaan orang lain akan
dirinya, maka mereka akan tetap mendapat
mengenali kelebihan dan kekurangnnya,
lebih menghargai dirinya, serta lebih
terbuka dan mampu menerima kritik dari
orang lain. Dengan demikian individu
dengan penerimaan diri tersebut akan dapat
mengevaluasi dirinya secara realistik,
sehingga dapat meng-gunakan semua
potensinya secara efektif.
Pada penelitian ini didapatkan
hubungan negatif yang kuat dan bermakna
antara penerimaan diri dan depresi pada
kaum gay. Semakin tinggi penerimaan diri
maka risiko depresi akan semakin rendah,
dan begitu juga sebaliknya. Hasil tersebut
sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan di Mumbai, India oleh
Sivasubramanian et al. (2011), yang
me-laporkan bahwa penerimaan diri yang
tinggi menurunkan risiko depresi pada gay.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Buss (2001) di mana dilaporkan
bahwa kurangnya penerimaan diri
seseorang dapat mengarahkan pada
gangguan emosi. Ketidakmampuan untuk
menerima diri dapat mengakibatkan
berbagai kesulitan emosi seperti
ke-marahan dan depresi.
Penelitian ini tidak dimaksudkan
commit to user
7
lain atau mereka sendiri melabeli diri
mereka, baik kelompok egodistonik
(kelompok yang secara emosi tidak
menerima keadaan dirinya yang memiliki
ketertarikan terhadap sesama jenis)
maupun egosintonik (kelompok yang
secara emosi bisa menerima keadaan
dirinya yang memiliki ketertarikan
terhadap sesama jenis). Teori genetik
sebagai salah satu penyebab homoseksual
sampai sekarang masih belum bisa
dibuktikan kebenarannya, sehingga
pembentukan pribadi homoseksual masih
dianggap sebagai akibat dari proses
pembelajaran dan pembiasaan serta adanya
faktor lingkungan sebagai pendukung.
Penerimaan diri dalam penelitian
ini lebih menekankan pada menerima dan
mengakui keadaan diri (bahwa memang
benar responden memiliki ketertarikan
seksual terhadap sesama jenis, dan bukan
menerima identitas gay yang mereka
sendiri atau orang lain berikan pada diri
mereka) (Hjelle dan Ziegler, 1992), dengan
tidak menyalahkan lingkungan pembentuk
diri mereka (melalui proses pembelajaran
dan pembiasaan seperti yang disebut di
atas) (Helmi et al., 1998), dan kemudian
mengajak mereka me-mahami apa yang
bertindak kedepannya (Cronbach, 1962;
Hurlock, 2006).
Dengan mempertimbangkan
ber-bagai nilai kehidupan, terutama nilai-nilai
agama, moral, dan sosial, keputusan akhir
terkait sikap dan penerimaan diri gay
dikembalikan pada individu
masing-masing, dan tanggungjawab atas
kepu-tusan tersebut bersifat independen dari
hasil penelitian ini.
Kelemahan penelitian
Hasil penelitian ini hanya dapat
digeneralisasikan pada gay yang aktif
tergabung dalam Yayasan Gessang. Untuk
dapat melakukan generalisasi yang lebih
luas, diperlukan sampel yang lebih besar
atau cakupan wilayah yang lebih luas. Pada
penelitian ini juga terdapat beberapa faktor
perancu (confounding factors) yang tidak
diperhitungkan, antara lain peristiwa
mendadak (kematian/kecelakaan),
gang-guan psikiatri, kepribadian premorbid,
status HIV/AIDS, dan peran gender ganda.
Peristiwa mendadak, gangguan psikiatri,
dan kepribadian premorbid merupakan
faktor perancu dari variabel depresi yang
tidak bisa dikendalikan oleh peneliti.
Sedangkan untuk status HIV/AIDS, tidak
commit to user
8
peneliti hanya bisa mengetahui jumlah
(agregat) penderita HIV/AIDS positif pada
komunitas gay di Surakarta. Peran gender
ganda juga menjadi faktor perancu yang
tidak bisa dikendalikan karena pertanyaan
apakah responden homoseksual atau
biseksual dianggap terlalu sensitif.
Responden yang menjalani
pengo-batan jangka panjang dan/atau menderita
penyakit kronis juga bisa menjadi faktor
perancu penyebab depresi. Akan tetapi hal
ini masih dapat dikendalikan dengan cara
menambahkan pertanyaan dalam form
identitas dan melihat kondisi fisik dari
responden, sehingga faktor ini dapat
dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi.
Sedangkan untuk penggolongan kelompok
homoseksual berdasarkan konflik psikis
(egosintonik dan egodistonik), dalam
penelitian ini dijadikan variasi untuk
variabel tingkat penerimaan diri atau
dengan kata lain tidak dijadikan kriteria
restriksi.
SIMPULAN
Terdapat hubungan negatif yang
kuat dan signifikan antara penerimaan diri
rendah skor depresinya.
SARAN
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut pada
populasi gay di tempat lain.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut
dengan memperhitungkan faktor
pe-rancu lain dari penerimaan diri dan
penyebab depresi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada Yayasan Gessang Surakarta atas
izin penelitian yang diberikan, kepada
seluruh responden dalam penelitian ini atas
partisipasinya, serta kepada Mardiatmi
Susilohati, dr., Sp.KJ (K) dan Margono,
dr., M.Kes yang telah memberikan
masukan ilmiah untuk penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
9
(2003). Dimensions of per-fectionism, unconditional self-acceptance, and depression. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behaviour, 21 (2): 119-137.
Buss A (2001). Psychological Dimensions of the Self. California: SAGE Publications Thousand Oaks.
Cronbach LJ (1963). Educational Psychology. New York: Harcourt.
Dahlan MS (2005). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Arkans.
Evans NJ and Broido EM (1999). Coming out in collage residence halls: negotiation, meaning makings, challenges, supports. Journal of College Student Development, 40 (6): 658-668.
Helmi AF, Handayani MM, Ratnawati S (1998). Efektivitas pelatihan pengenalan diri terhadap peningkatan penerimaan diri dan harga diri. Jurnal Psikologi No. 2, 47-48. Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maslim R (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi, p: 35.
Nurmiati A (2010). Depresi pada kondisi umum. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G (eds). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 112.
Oetomo D (2003). Memberi Suara pada yang Bisu. Yogyakarta: Pustaka Marwa.
Remafedi G, French S, Story M, Rosnick MD, Blum R (1998). The Relationship between suicide risk and sexual orientation: result of a population-based study. American Journal of Public Health, 88: 57-60.
Sandfort TG, de Graaf R, Bijl RV, Schnabel P (2001). Same-sex sexual behavior and psychiatric disorders: findings from the Netherlands Mental Health Survey and Incidence Study (NEMESIS). Archives of General Psychiatry, 58 (1): 85-91.
Sandfort TG, Melendez RM, Diaz RM (2007). Gender nonconformity, homophobia, and mental distress in latino gay and bisexual men. Journal of Sexual Research. New York: New York State Psychiatric Institute.
commit to user
10
Sivasubramanian M, Mimiaga MJ, Mayer KH, Anand VR, Johnson CV, Prabhugate P, Safren SA (2011). Suicidality, clinical depression, and anxiety disorders are highly prevalent in men who have sex with men in Mumbai, India: findings from a community-recruited sample. Journal of Psychology, Health, and Medicine, 16 (4): 450-62.