• Tidak ada hasil yang ditemukan

43. Rekayasa Lembaga Dakwah Kampus (Ridwansyah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "43. Rekayasa Lembaga Dakwah Kampus (Ridwansyah)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Protokol # 13

Legalisasi Lembaga Dakwah Kampus

Organisasi dibentuk dalam rangka memudahkan dan memformalkan kelompok untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam amal jama’i, adanya wajihah atau organisasi atau lembaga bertujuan agar dakwah yang dilakukan lebih diakui dan memiliki kekuatan dan pengakuan oleh objek dakwah. Pada tahap lanjut dari dakwah kampus. Pembuatan sebuah organisasi formal terkait dakwah adalah sebuah tuntutan tersendiri. Pada tulisan ini saya akan mencoba memberikan sedikit gambaran terkait bagaimana melegalkan LDK. Tulisan ini saya coba paparkan setelah diskusi dengan para kader LDK yang telah berhasil melegalkan LDK nya. Ada 4 tahap yang akan kita lalui dalam pelegalan LDK, dan 4 tahap ini tidak dibatasi oleh waktu, lama tidaknya waktu yang diperlukan untuk melegalkan LDK sangat ditentukan oleh kondisi internal kampus.

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini ada dua tahap yang perlu dilakukan, yakni pembentukan tim inti dan yang kedua penyaringan masa simpatisan. Saya akan mencoba memaparkan keduanya. Pertama, pembentukan tim inti. Tim inti merupakan kelompok terkecil yang akan berperan sebagai founding fathers, konseptor, dan berperan sebagai sumbu berputarnya roda dakwah. Anggota tim inti berasal dari orang-orang yang peduli dan ingin melakukan dakwah denagan perngorbanan maksimal. Pada kondisi dimana LDK belum ada, mungkin akan sulit untuk menemukan banyak orang yang mau berpikir tentang dakwah, adanya tim inti yang kecil ini diharapkan bisa memudahkan langkah awal dalam menyusun rencana dakwah. Komposisi dari tim ini sebetulnya bebas jumlahnya, akan tetapi sebisa mungkin di usahakan dengan komposisi mahasiswa di sebuah kampus. Sebutlah di ITB yang didominasi oleh pria, jumla tim inti LDK kami adalah 3 ikhwan dan 2 akhwat. Pada kampus lain yang jumlah perempuan lebih banyak, bisa jadi komposisi tim inti ini 2 ikhwan dan 3 akhwat. Selain mempertimbangkan jumlah, tim inti diharapkan bisa mewakili kompetensi tertentu, sebutlah di tim ini ada seorang yang ahli manajemen, ada yang ahli qur’an ada yang ahli dalam hal diplomasi dan sebagainya. Komposisi berdasarkan karakter perlu juga diperhatikan. Menurut buku personality plus, ada empat tipikal manusia, korelis, melankolis, sanguinis, dan plegmatis. Jika memungkinkan tim inti terdiri dari orang-orang yang berbeda karakter, agar keseimbangan dan dinamisasi pemikiran dan kebijakan bisa berjalan.

(2)

ahli perang seperti hamzah bin abdul muthalib, ada seorang pemimpin ulung sekaliber umar bin khattab, ada seorang yang cerdas seperti ali bin abi thalib, ada seorang yang kaya raya seperti mushaf bin umair, dan sebagainya. Dalam konteks saat ini, kita perlu orang yang pandai berorganisasi, cerdas dan berwawasan, bakat dalam seni dan desain, bisa berbagai softskill lainnya. Pertimbangan kedua selain kompetensi, perlu juga orang-orang berpengaruh dalam barisan dakwah ini. Pada zaman rasulullah, abu bakar ash shiddiq adalah seorang ternama, usman bin afan adalah seorang yang dikenal luas, khalid bin walid adalah seorang jendral besar. Orang-orang yang berpengaruh ini akan menguatkan barisan dakwah kita juga, dan dengan pengaruhnya akan bisa menarik simatisan objek dakwah yang lain. Selain menyiapkan ring dua, kita juga perlu mendefnisikan orang-orang yang sekiranya simpatik dengan apa yang kita lakukan, maksud dari simpatik ini adalah, mereka mendukung akan tetapi belum bersedia aktif. Dakwah pun juga butuh orang-orang yang siap mendukung agenda dakwah kita, minimal hadir dalam agenda yang kita adakan. Tahap eksistensi

Pada tahap ini , barisan kader dakwah ini mulai menunjukkan keberadaanya di kampus. Dengan harapan bisa mendapat dukungan dari banyak pihak terkait untuk memudahkan legalisasi lembaga dakwah kampus. Ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama¸sebagai teladan di kampus. Teladan dan idola dalam banyak hal. Teladan dalam hal akademik biasanya hal yang mudah dilakukan, hanya dengan menunjukkan bahwa kita bisa berprestasi dengan IP yang sangat memuaskan. Selain itu dengan prestasi memenangi kompetisi yang bergengsi, selain itu perlu juga seorang yang pandai berolahraga. Dengan banyaknya teladan serta prestasi yang dilakukan, akan memudahkan gerak dakwah kedepannya. Karena citra positif dan inklusif telah dibentuk dengan memanfaatkan kader kita sebagai mareketer dakwah kita.

Kedua, melalui agenda agenda kecil dan medioker yang bersifat rutin. Hal yang paling mudah dibuat adalah kajian atau ta’lim serta media cetak seperti buletin atau mading. Agenda yang dilakukan adalah agenda yag tidak memerlukan legalisasi dari kampus. Sehingga kita bebas mengadakan kegiatan dengen leluasa. Dengan adanya agenda yang rutin ini, massa kampus yang juga objek dakwah kita akan mulai sadar dan peka, bahwa ada sekelompok orang peduli akan Islam.

Dengan kedua metode pendekatan ini, diharapkan kelompok barisan dakwah kita bisa mulai dikenal dengan citra positif tentunya, sehingga ketika tahap legalisasi melalui birokasi dimulai, kita sudah bisa mendapatkan dukungan dari orang banyak.

Tahap birokrasi

(3)

mahasiswa bisa mengesahkan sebuah LDK. Pada bagian ini akan saya coba paparkan keduanya.

Birokrasi kampus. Birokrasi kampus disini adalah pihak yang berwenang dalam menentukan kebijakan terkait kemahasiswaan. Pendekatan pertama yang perlu dilakukan adalah melalui dosen. Dosen diperlukan sebagai pembina dari sebuah LDK, walau sebuah LDK belum legal, kita juga perlu adanya dosen pembimbing dengan harapan bisa sebagai pendukung kita di kalangan dosen lainnya. Dukungan moril dari seorang dosen sangat diharapkan, selain itu dosen juga bisa memberikan kita tips terkait apa yang perlu dilakukan untuk melegalkan dan memajukan LDK. Semakin banyak dosen yang terlibat akan semakin baik untuk perjungan kita.

Pendekatan selanjutnya kepada wakil rektor bidang kemahasiswaan. Biasanya wakil rektor bidang kemahasiswaan adalah pengambil kebijakan dalam hal yang berhubungan dengan kegiatan mahasiswa. Pendekatan kepada beliau adalah langkah strategis yang perlu dilakukan. Dengan meyakinkan beliau bahwa adanya lembaga dakwah adalah sebuah hal yang positif. Pola pola pendekatan ke pihak birokrasi ini perlu beberapa trik, antara lain.

1. Silahtirahim dan diskusi, kunjungan kepada beliau dalam rangka memberikan gambaran akan pemikiran kita dan memahami bagaimana pola pikir seorang dosen atau pihak birokrasi lainnya. Sehingga, kita bisa melakukan pendekatan selanjutnya sesuai dengan pola pikir beliau.

2. Melibatkan dalam agenda kita. Melibatkan dalam hal ini, tidak hanya sebatas sebagai peserta, akan tetapi juga sebagai pemateri atau pengisi dari agenda yang kita adakan. Dengan mengikuti agenda kita, harapannya beliau bisa merasakan manfaat serta adanya rasa memiliki dari barisan dakwah kita.

3. Menunjukkan data serta fakta. Dalam kampus yang serba ilmiah, diperlukan data penunjang yang bisa meyakinkan kepada pihak birokrat bahwa, kampus kita butuh LDK. Data pendukung ini bisa berupa survei, seperti survei, tingkat ketepatan shalat wajib mahasiswa, atau angka moralitas mahasiswa, dan sebagainya. Dengan data yang valid, akan memudahkan proses diplomasi kita dalam melegalkan LDK.

Melalui pendekatan ke birokrasi ini diharapkan pemegang kebijakan di kampus bisa melegalkan LDK kita dan memberikan fasilitas yang layak serta dukungan moril dan materil kepada LDK.

(4)

anggota kongres mahasiswa serta ketua-ketua organisasi mahasiswa lainnnya, agar apa yang kita perjuangankan dapat didukung oleh mereka.

Tahap penyesuaian bentuk

Tahap terakhir, setelah LDK dilegalkan, baik melalui birokrasi kampus maupun birokrasi mahasiswa, kita perlu menentukan bentuk LDK yang sesuai. Ada beberapa bentuk LDK yang pernah saya amati ada di Indonesia.

Pertama, LDK sebagai unit kegiatan mahasiswa, dimana LDK sebagai unit kerohanian, ini adalah bentuk ideal dan paling diharapkan bisa terbentuk.

Kedua , LDK dengan bentuk Dewan kesejahteraan Masjid, bentuk LDK seperti ini, jika ternyata sudah ada LDK lain di kampus, atau pihak birokrasi ternyata tidak setuju dengan adanya LDK.

Ketiga , LDK berada di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ), LDK ini berada di bawah departemen kerohanian di BEM.

Keempat, LDK berada di bawah Kongres mahasiswa atau legislatif mahasiswa, di bawah komisi ketuhanan yang maha esa.

Referensi

Dokumen terkait

Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham

Dalam membuat karya, mahasiswa harus melakukan pengamatan, bekerja serius dengan pengamatannya itu, dan mentransformasikannya ke dalam sesuatu yang lain. Transformasi merupakan

Ibu Diyah Pujiati, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak saran dan arahan dalam penyusunan Skripsi, sehingga skripsi ini dapat

Saluran penampung limbah dibuat untuk menghubungkan lubang pengeluaran bahan organik yang sudah tidak menghasilkan biogas dengan bak penampung limbah

Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan, maka akan memberikan pengembalian yang cukup baik sehingga memberikan sinyal positif kepada investor untuk melakukan

Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat mengalami menopause dini yaitu menopause yang terjadi dibawah usia 50 tahun biasanya pada

Dilihat dari uji t nilai signifikansi pertumbuhan perusahaan sebesar 0,027 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,005 dan nilai t hitung – 2,271 dimana

Dengan parameter yang diukur adalah tingkat pertumbuhan rumput laut eucheuma cottonii afah berat basah dalam bentuk gram, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap