• Tidak ada hasil yang ditemukan

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMP MENGGUNAKAN LEAFLET PADA HUKUM ARCHIMEDES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMP MENGGUNAKAN LEAFLET PADA HUKUM ARCHIMEDES"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMP

MENGGUNAKAN LEAFLET PADA

HUKUM ARCHIMEDES

Virna Ayu Ambarwati, Edy Tandililing, Syukran Mursyid

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak Email: virnaayua@gmail.com

Abstract

This research aimed to find out the effectiveness of leaflet to improve SMP Negeri 1 Siantan students’ misconception on Archimedes principle. The method used in this research was a one-group pretest-posttest. Data collection instrument of this research was in form of multiple choice tests without reason. This research involved 31 students from VIII A as the sample which selected through intact group, which is the whole sampling based on a group of population. From 31 students who followed remediation, the result showed decreasing percentage of students misconception in all indicators by 73%. Based on McNemar test calculate, obtained in all indicators of 36.54 then χ2 hitung> χ

2

tabel caused that there was a significant conceptual change. The effect size was 1.40 (classified high) according to Hattie (2009). This research was expected to be used by teachers as an alternative to improve students' misconception on Archimedes' principle.

Keywords: Remediation, Misconceptions, Leaflet, Archimedes principle

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya berupa sekumpulan pengetahuan fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi serangkaian kegiatan yang menyelidiki fenomena alam secara sistematis. IPA menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki dalam memasuki era informasi dan teknologi (Sutrisno, 2007). Oleh karena itu, IPA sangat penting dipelajari, baik dalam jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.

Fisika merupakan salah satu dari cabang IPA. Walaupun fisika merupakan ilmu yang menjadi dasar bagi perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi tidak menjadikan fisika sebagai mata pelajaran favorit. Pada kalangan peserta didik sekolah menengah pertama bahkan sekolah menengah atas, tidak sedikit yang mengganggap bahwa

fisika sangat sulit. Karena fisika dibangun di atas pondasi ilmu matematika.

(2)

2 dibatasi baik usia, kultur maupun budaya (Suparno, 2013).

Berdasarkan hasil perbincangan dengan guru IPA SMPN 1 Siantan, diperoleh informasi bahwa materi hukum Archimedes merupakan materi yang relatif sulit dipahami oleh peserta didik. Ketika pembelajaran berlangsung guru telah mencoba berbagai model pembelajaran yang digunakan seperti

Discovery Learning, Inquiry, STAD tetapi keterbatasan media yang digunakan oleh guru membuat peserta didik sulit memahami konsep. Berdasarkan alasan tersebut, perlu membuat sebuah bahan ajar yang sederhana dan jelas yang digunakan untuk meremediasi miskonsepsi hukum Archimedes.

Berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari hukum Archimedes sangat penting untuk dipelajari dan dipahami oleh peserta didik. Pada materi ini terdapat beberapa bentuk miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik. Firman (2011) menemukan beberapa miskonsepsi peserta didik kelas VIII mengenai hukum Archimedes, diantaranya sebanyak 80,8% peserta didik beranggapan bahwa berat benda ketika di udara dan fluida sama. Selain itu, dalam penelitian Unal dan Costu (2005) menemukan bahwa terdapat 31% peserta didik yang menganggap ketika volume cairan di dalam wadah berkurang, maka benda yang terapung akan tengggelam sedangkan 47% peserta didik menganggap massa mempengaruhi keadaan benda ketika tenggelam, melayang, dan terapung.

Miskonsepsi peserta didik perlu diremediasi. Remediasi adalah usaha pengulangan dengan cara yang lain setelah dilakukan diagnosis masalah belajar (Kemendibud, 2017). Permendiknas nomor 20 Tahun 2007 juga menyebutkan bahwa peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remediasi sebelum mengikuti pembelajaran materi selanjutnya. Ada banyak jenis kegiatan remediasi yang dilakukan antara lain:

mengajar kembali (re-teaching), bimbingan individu atau kelompok kecil, memberikan pekerjaan rumah, menyuruh peserta didik mempelajari bahan yang sama dari buku-buku pelajaran, guru menggunakan alat bantu audio visual yang lebih banyak (Ischak dan Warjidi, 1987).

Remediasi dapat dilakukan dengan banyak cara salah satunya dengan menggunakan bahan ajar dalam bentuk bahan ajar cetak. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan bahan ajar cetak yang akan digunakan berupa leaflet

sebagai media alternatif dalam pembelajaran hukum Archimedes. Leaflet

adalah bahan ajar cetak berupa lembaran yang terlipat tapi tidak dimatikan/dijahit (Depdiknas, 2008). Leaflet bahan ajar cetak yang harus didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan bahasa yang sederhana. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD).

Leaflet digunakan karena bahan ajar

leaflet dapat dengan mudah dibawa kemana-mana oleh peserta didik, dapat dibaca kapan saja, dan mudah didistribusikan kepada peserta didik (Astuti, 2017). Selain itu jarang sekali peserta didik yang mau mencatat pembahasan yang telah guru jelaskan di papan tulis, akibatnya peserta didik cepat lupa karena hanya mendengarkan penjelasan oleh guru. Ketika diberi leaflet

peserta didik akan lebih terarah karena

leaflet tersebut dilengkapi materi beserta informasi-informasi yang dibuat semenarik mungkin. Ketika guru menjelaskan di depan kelas, peserta didik juga dapat menyimak apa yang dibahas guru tersebut. Kemudian leaflet dapat dibawa kemana-mana, sehingga peserta didik dapat membacanya selain di sekolah dan dapat memudahan peserta didik dalam proses belajar.

(3)

3 miskonsepsi peserta didik tentang hukum Archimedes di SMP Negeri 1 Siantan.

METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini Pre-Experimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. One Group Pretest-Posttest Design ini digunakan karena pada desain ini diberikan pretest

sebelum diberi perlakuan agar hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2017). Model rancangan penelitian dapat dilihat pada Bagan 1.

Bagan 1. Model Rancangan One Group

Pretest-Posttest Design

(Sugiyono, 2017: 75).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Siantan tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 6 kelas, yaitu VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Intact Group

(kelompok utuh). Intact Group merujuk pada pilihan kelas dari beberapa kelas yang mirip karakteristiknya, kemudian dipilih salah satu untuk menjadi kelompok percobaan (Sutrisno, Kresnadi, Kartono, 2007). Pengambilan sampel berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian peserta didik. Sampel yang diambil dari kelas yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian paling rendah. Hal ini dikarenakan semakin rendahnya nilai peserta didik maka semakin menunjukkan banyaknya miskonsepsi peserta didik pada materi hukum Archimedes.

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir.

Tahap Persiapan

Dengan langkah yang dilakukan antara lain: Melakukan Pra-riset ke SMP

Negeri 1 Siantan. (a) mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil pra-riset. (b) melakukan studi literatur. (c) membuat desain penelitian. (d) mempersiapkan instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal pretest, soal posttest, kunci jawaban soal pretest, kunci jawaban soal

posttest, dan leaflet. (e) melakukan validasi instrumen penelitian. (f) merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi. (g) melakukan uji coba soal. (h) menghitung reliabilitas instrumen penelitian.

Tahap Pelaksanaan

Dengan langkah yang dilakukan antara lain : (a) memberikan soal pretest

sebelum pelaksanaan remediasi guna mengetahui miskonsepsi peserta didik. (b) hasil pretest yang diperoleh dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. (c) melakukan kegiatan remediasi dengan pemberian leaflet. (d) memberikan soal

posttest setelah pelaksanaan remediasi guna mengetahui penurunan persentase jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi.

Tahap Akhir

Dengan langkah yang dilakukan antara lain : (a) menganalisis data hasil

pre-test dan post-test dan membahas hasil penelitian. (b) menarik kesimpulan berdasarkan analisis data. (c) menyusun laporan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Siantan dengan menggunakan leaflet untuk meremediasi miskonsepsi peserta didik pada materi hukum Archimedes yang dilaksanakan di semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik intact group

(4)

4 sampel penelitian dengan jumlah 31 peserta didik. Semua peserta didik sebelumnya telah mempelajari materi hukum Archimedes, materi ini merupakan salah satu subbab dari materi tekanan zat yang diajarkan dalam pelajaran IPA di semester genap.

Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penurunan jumlah

peserta didik yang miskonsepsi, perubahan konseptual peserta didik dan

effect size leaflet dalam meremediasi miskonsepsi pesera didik pada materi hukum Archimedes di kelas VIII SMP Negeri 1 Siantan.

Hasil analisis jawaban peserta didik pada pretest dan posttest secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Persentase Peserta Didik yang Miskonsepsi

Indikator Pretest Posttest

No Soal ∑ Mis % Mis No Soal ∑ Mis % Mis Pengaruh massa benda terhadap

peristiwa tenggelam, melayang, dan terapung

1

23 74 %

1

8 26 %

6 5

9 8

Pengaruh posisi benda pada saat volume zat cair berubah

3

20 65%

3

3 10 %

5 4

8 9

Perbedaan berat benda ketika di dalam air dan di udara

2

15 48 %

2

5 16 %

4 6

7 7

Total

Indikator 58

Total

Indikator 16 Rata-rata 62,3 % Rata-rata 17,3 %

Rata-rata persentase jumlah peserta didik yang miskonsepsi pada tiga indikator tersebut mencapai 62,3%. Setelah diberikan remediasi terjadi penurunan jumlah peserta didik pada setiap indikator. Rata-rata persentase jumlah peserta didik yang miskopsepsi turun menjadi 17,3%. Dengan kata lain, terdapat selisih persentase miskonsepsi sebesar 45% antara sebelum dan sesudah diberikan kegiatan remediasi.

1. Persentase penurunan jumlah

peserta didik yang miskonsepsi

Jumlah peserta didik yang miskonsepsi mengalami penurunan pada semua indikator setelah dilakukan kegiatan remediasi menggunakan leaflet. Penurunan jumlah peserta didik miskonsepsi secara rinci disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Penurunan Jumlah Peserta Didik yang Miskonsepsi

Indikator

Jumlah Peserta Didik yang

Miskonsepsi (N)

N %∆N Pretest Posttest

Indikator I 23 8 15 65%

Indikator II 15 3 12 80%

(5)

5 Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah penurunan miskonsepsi pada ketiga indikator. Ditinjau dari segi kuantitas, penurunan jumlah peserta didik terbesar terjadi pada indikator I dan III yaitu sama sebanyak 15 peserta didik, sedangkan penurunan jumlah peserta didik yang miskonsepsi pada indikator II yaitu sebanyak 12 peserta didik. Namun apabila ditinjau dari segi persentase, penurunan jumlah peserta didik yang miskonsepsi terbesar terjadi pada indikator II dengan persentase 80% dan penurunan jumlah peserta didik yang miskonsepsi terkecil terjadi pada Indikator I dengan persentase 65%. Dengan demikian total penurunan jumlah peserta didik yang miskonsepsi setelah dilakukan kegiatan remediasi sebanyak 42 atau dengan persentase penurunan sebesar 73%.

2. Signifikansi perubahan konseptual

peserta didik

Hasil analisis jawaban peserta didik pada pretest dan posttest yang berupa data frekuensi miskonsepsi dan frekuensi tidak miskonsepsi dianalisis lagi lebih lanjut secara statistik untuk menentukan signifikansi perubahan konseptual peserta didik. Analisis statistik yang dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Mc Nemar. Uji statistik Mc Nemar berdasarkan beberapa asumsi, yaitu: data yang diuji berskala nominal (miskonsepsi dan tidak miskonsepsi), sampel data

saling berhubungan (hasil pretest dan

posttest pada satu group), dan bertujuan untuk melihat perubahan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Rekapitulasi hasil perhitungan uji Mc Nemar disajikan pada Tabel 3.

3. Effect sizeleaflet dalam meremediasi miskonsepsi pesera didik

Effect sizeleaflet dalam meremediasi miskonsepsi pesera didik dihitung menggunakan rumus Effect size, diperoleh besar effect size (lebih detail pada lampiran C-05). Berdasarkan barometer Hattie (2009) maka effect size dengan besar nilai = 1,40 (tergolong tinggi). Maka remediasi menggunakan leaflet efektif untuk menurunkan jumlah peserta didik yang miskonsepsi pada materi hukum Archimedes di kelas VIII SMP Negeri 1 Siantan.

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Siantan dan menemukan bahwa pemberian leaflet efektif untuk meremediasi miskonsepsi peserta didik pada materi hukum Archimedes. Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Siantan yang berjumlah 36 orang peserta didik, namun terdapat 2 peserta didik yang tidak hadir, dan 3 peserta didik yang tidak mengikuti pre-test sehingga data yang dapat diolah adalah data dari 31 peserta didik. Penelitian dilaksanakan dengan

Total 42 -

Rata-rata - 73 %

Tabel 3. Persentase Penurunan Jumlah Peserta Didik yang Miskonsepsi

Indikator

Sel Mc Nemar

Keterangan

A B C D Perubahan

Positif

Perubahan Negatif I 15 8 8 0 13,06 3,84 Signifikan - II 13 15 2 1 8,64 3,84 Signifikan - III 16 10 4 1 11,52 3,84 Signifikan - Jumlah

(6)

6 melalui beberapa tahap seperti yang terlihat pada jadwal pelaksanaan. Penelitian ini betujuan untuk meremediasi miskonsepsi peserta didik pada materi hukum Archimedes.

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan uji coba soal di SMP Negeri 2 Pontianak. SMP Negeri 2 Pontianak dan SMP Negeri 1 Siantan memiliki kesamaan yaitu berakreditas A dan menggunakan kurikulum yang sama yaitu kurikulum 2013. Penelitian ini didik yang mengalami miskonsepsi pada materi hukum Archimedes. Selain itu, dari hasil uji coba soal ini dilakukan perhitungan reliabilitas (KR-20) sehingga didapatkan hasil reliabilitasnya sebesar 0,68 dengan kategori sedang.

Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan penelitian atau kegiatan remediasi di SMP Negeri 1 Siantan. Kegiatan remediasi terdiri dari tiga langkah, yaitu pemberian tes awal (pre-test), remediasi tiga pilihan jawaban tanpa alasan.

Sebelum remediasi dilakukan, peserta didik diberikan pre-test terlebih dahulu bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi awal peserta didik terhadap konsep-konsep pada hukum Archimedes. Selanjutnya pelaksanaan remediasi yang dilakukan berupa pembelajaran ulang menggunakan leaflet. Sehingga diharapkan setelah remediasi dapat terjadi penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi.

Berdasarkan hasil pre-test penelitian ini ditemukan sebanyak 62% rata-rata persentase peserta didik yang mengalami miskonsepsi. Hal ini disebabkan peserta

didik sudah mempunyai konsep awal tentang materi hukum Archimedes sebelum mengikuti pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Temuan tersebut sesuai pendapat Clement (dalam Andriana, 2014) bahwa miskonsepsi yang terjadi karena konsepsi awal (prakonsepsi) yang dibawa oleh peserta didik ke dalam kelas. Sehingga pengalaman peserta didik akan konsep tertentu sebelum pembelajaran formal sangat mempengaruhi miskonsepsi yang dimiliki peserta didik tersebut.

Penelitian ini menggunakan leaflet

yang dibuat oleh peneliti dan disesuiakan dengan materi pembelajaran di sekolah serta berpedoman pada pembuatan bahan ajar yang dikeluarkan depdiknas yaitu bahan ajar yang menarik, susunan materi, bahasa, serta ukuran font pada leaflet

dapat terbaca dengan baik. Penggunaan

leaflet pada penelitian kali ini sebagai bahan pendamping dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan daya ingat peserta didik dan memahami konsep terhadap materi yang dipelajari karena peserta didik dapat membaca materi secara ringkas, terkonsep, dan menarik. Dalam pelaksanaan penelitian kali ini,

leaflet diberikan secara individu kepada peserta didik.

Tahapan dari pelaksanaan penelitian ini yaitu kegiatan remediasi miskonsepsi peserta didik yang dimulai dengan peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan gambaran tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian peneliti membagikan leaflet kepada setiap peserta didik. Setelah itu, peserta didik dibimbing dan dipandu secara klasikal.

Dalam penggunaan leaflet, peserta didik dibimbing untuk membaca dan mempelajari leaflet sebagai bahan bacaan pada materi hukum Archimedes yang telah dipelajari. Pembelajaran dengan

(7)

7

leaflet, peserta didik mengerjakan LKPD secara berkelompok dengan menggunakan bahan bacaan leaflet.

Setelah diberikan kegiatan remediasi diperoleh data dari hasil pre-test dan

post-test tersebut kemudian dianalisis. Perhatikan Grafik 1 terdapat persentase penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi.

Grafik 1. Persentase Penurunan Jumlah Peserta Didik Yang Mengalami Miskonsepsi

Didapatkan bahwa remediasi miskonsepsi peserta didik menggunakan

leaflet dalam menurunkan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada materi hukum Archimedes dengan besar rata-rata penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi sebesar 73%. Temuan-temuan miskonsepsi yang ditemukan ini sesuai dengan penelitian-penelitian miskonsepsi sebelumnya yang dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yang ditemukan oleh (Firman, 2011; Nasroh, 2017: Yandhika, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa miskonsepsi memiliki potensi untuk dapat terjadi dimana saja. Jumadi (2013) menyatakan bahwa miskonsepsi yang dialami peserta didik ditandai dengan adanya kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan pemberian remediasi yang dilakukan oleh peneliti, penurunan miskonsepsi terjadi karena saat pembelajaran peneliti membimbing peserta didik untuk diberikan konsep yang benar dengan membahas leaflet hukum Archimedes secara bersamaan.

Sedangkan dari ketiga konsep yang diberikan, konsep massa benda tidak mempengaruhi peristiwa terapung, melayang, dan tenggelam memiliki penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi terendah sebesar 65%, peserta didik menganggap bahwa massa benda mempengaruhi kedudukan benda dan pada saat remediasi peserta didik masih sulit membedakan massa benda dengan massa jenis benda. Pada konsep volume zat cair tidak mempengaruhi peristiwa terapung, melayang, dan tenggelam memiliki penurunan jumlah peserta didik paling tinggi sebesar 80%, pada saat remediasi peserta didik telah menemukan konsep yang benar bahwa jika volume zat cair berubah maka posisi benda tidak berpengaruh. Dan pada konsep perbedaan berat benda di udara dan di air memiliki penurunan jumlah peserta didik yang sedang yaitu sebesar 75%. Ditemukan juga pada penelitian Futriyah (2013) bahan ajar leaflet dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik sekaligus mempermudah peserta didik dalam memahami materi.

65% 80% 75% 73%

Indikator I Indikator II Indikator III Rata-rata

penurunan

Persentase penurunan jumlah peserta didik yang

mengalami miskonsepsi

(8)

8 Berdasarkan hasil post-test, masih terdapat peserta didik yang mengalami miskonsepsi meskipun sudah dilaksanakan kegiatan remediasi. Peserta didik yang tidak mengalami penurunan disebabkan karena miskonsepsi memiliki sifat-sifat sulit diperbaiki dan berulang (Shen, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, terlihat bahwa pembelajaran remediasi menggunakan

leaflet memberikan perubahan positif yang signifikan. Proses perubahan konseptual dalam fisika, peserta didik dapat terlibat aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri dengan memodifikasikannya terhadap konsepsi awal (Sutrisno, 2010). Pada indikator pertama lebih besar dari yaitu 13,06; sedangkan pada indikator kedua lebih besar dari menunjukkan adanya perubahan konseptual pada semua indikator yang dibuktikan dengan uji lebih besar dari (3,84). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi peserta didik pada konsep hukum Archimedes yang signifikan pada saat sebelum dilakukan remediasi hingga setelah dilakukan remediasi menggunakan leaflet. Perubahan ini terjadi karena disebabkan tingkat miskonsepsi yang dialami peserta didik pada saat pre-test tergolong tinggi sehingga setelah dilakukan remediasi konsep yang didapat peserta didik semakin kuat. Fishler (dalam Anon, 2016) mengungkapkan bahwa perubahan konseptual merupakan proses mengubah konsepsi awal dengan konsepsi baru yang lebih sesuai dengan konsep ilmuwan.

Pada penelitian ini, leaflet memiliki kelebihan yang dapat mengubah konsepsi peserta didik. Leaflet didesain secara menarik dengan disajikan gambar, materi,

dan percakapan. Selain itu, bahan ajar

leaflet dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran (Futriyah, 2013). Hasil penelitian Septiani (2014) menyatakan bahwa bahan ajar leaflet

mampu menarik minat baca peserta didik untuk membaca sumber belajar. Hal ini akan membuat peserta didik lebih fokus serta peserta didik merasa tertarik terhadap materi yang ingin dibaca.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan, leaflet memiliki effect size

sebesar 1,40 dan masuk ke kategori tinggi (Hattie, 2009). Tujuan menghitung effect size ini untuk menganalisis ukuran (efek) dari leaflet dalam meremediasi miskonsepsi peserta didik pada materi hukum Archimedes. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan leaflet

untuk meremediasi miskonsepsi peserta didik dapat menurunkan persentase jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Razali (2017) menemukan bahwa efektivitas remediasi menggunakan

feedback berbantuan leaflet dalam meremediasi miskonsepsi peserta didik SMP Negeri 23 Pontianak dengan efektivitas kegiatan remediasi tiap peserta didik sebesar 1,87 (tergolong tinggi). Selain itu penelitian Tigo (2017) juga menunjukkan bahwa penggunaan model picture & picture berbantuan leaflet untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak dengan hasil efektivitas leaflet sebesar 0,78 (tergolong sedang). Maka remediasi menggunakan leaflet efektif untuk memperbaiki miskonsepsi peserta didik pada materi hukum Archimedes kelas VIII SMP Negeri 1 Siantan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(9)

9 mengalami miskonsepsi pada materi hukum Archimedes di kelas VIII SMP Negeri 1 Siantan.

(1) Persentase penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada indikator I sebesar 65%; pada indikator II sebesar 80%; dan pada indikator III sebesar 75% sehingga rata-rata penurunan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi dari semua indikator sebesar 73%. (2) Pada indikator I besar yaitu 13,06; pada indikator II besar sebesar 13,47; pada indikator III besar sebesar 6,75; dan pada semua indikator besar sebesar 36,54. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa lebih besar dari maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan konseptual pada semua indikator yang diteliti. (3) Besar

effect size leaflet dalam meremediasi miskonsepsi peserta didik sebesar 1,40 dan masuk ke kategori tinggi menurut Hattie (2009).

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini, antara lain: (1) Leaflet

dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan remediasi karena dapat menurunkan jumlah miskonsepsi peserta didik dan terdapat perubahan konseptual pada peserta didik.; (2) Di dalam leaflet yang dipergunakan sebaiknya diperluas materi, penjelasannya, dan dilengkapi dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR RUJUKAN

Aditya, Yandhika. (2016). Penerapan Model CLIS Berbantuan LKS

Cartoon untuk Meremediasi

miskonsepsi Materi Hukum

Archimedes SMP.(online) diuduh

tanggal 4 Maret 2018.

Anon. (2016). Remediasi Miskonsepsi

pada Perpindahan Kalor

Menggunakan Model Direct

Instruction Berbantuan Media

Animasi di MAN. Pontianak: FKIP

Universitas Tanjungpura (Skripsi). Astuti, A. Murti. (2017). Pengembangan

Bahan Ajar Leaflet Materi Bencana Gempa Bumi di SMP Negeri 1 Gantiwarno. Jurnal Pendidikan

Geografi. Universitas

Muhammadiyah.

Depdiknas. (2008). Panduan

Pengembangan Bahan Ajar.

Jakarta: Depdiknas.

Firman. (2011). Deskripsi Miskonsepsi Peserta didik pada Materi Hukum Archimedes di Kelas VIII SMP

Negeri 2 Ketapang. Skripsi.

Pontianak: FKIP UNTAN.

Futriyah, C. (2013). Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Oleh Siswa. Jurnal Bioterdidik.

(Online), Vol 1, No.7 hal.116-129.

Ischak dan Warji. (1987). Program Remedial dalam Proses

Belajar-Mengajar. Yogyakarta : Liberty

Jumadi. (2013). Remediasi Miskonsepsi

Siswa Menggunakan Model

Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) Berbantuan

Permainan Teka-Teki Silang

(TTS) Pada Materi Getaran di Kelas VIII SMP Negeri 1 Teluk

Batang. Pontianak: FKIP Universitas

Tanjungpura (Skripsi).

Kemendikbud, (2017). Panduan

Penilaian Oleh Pendidik dan

Satuan Pendidikan. Jakarta:

Kemendikbud.

Nasroh, Fardalillah. (2017). Penggunaan

Experiental Learning Untuk

Meremediasi Miskonsepsi Peserta Didik Pada Sub Materi Hukum Archimedes di SMP Negeri 11

Pontianak. Pontianak: FKIP

UNTAN.

Razali. (2017). Remediasi

Menggunakan Metode

Pembelajaran Feedback

(10)

10

Kesalahan Peserta didik dalam Menyelesaikan Soal Tekanan Zat

Padat di SMP Negeri 23

Pontianak. Pontianak : FKIP

UNTAN. (Skripsi)

Septiani, E. T. (2014). Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bioterdidik. (Online), Vol 2, No.4.

Shen, Ma Min. (2013). Miskonsepsi

dalam Pembelajaran di Sekolah.

NTB: Widyaiswara LPMP NTB. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian

(Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D).Bandung: Alfabeta.

Suparno, Paul. (2013). Miskonsepsi dan

Perubahan Konsep dalam

Pendidikan Fisika. Jakarta:

Grasindo.

Sutrisno, L., Kresnadi, H., Kartono. (2007). Pengembangan

Pembelajaran IPA SD. Jakarta :

LPJJP.

Sutrisno, L. 2011. Effect Size. (online). diakses 26 Februari 2018. (https://id.scribd.com/document/2802 5523/Effect-Size,)

Tigo, Maximus. (2017). Pengaruh Model Picture And Pincute Berbantuan Laeflet Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Virus SMA.

Pontianak: FKIP UNTAN.

Unal, Suat dan Bayram Costu. (2005). Problematic Issue for Student: Does it Sink or Float?. Asia-Pasific Forum on Science Learning and

Teaching. 6 (3). (Online).

Gambar

Tabel 1. Distribusi Persentase Peserta Didik yang Miskonsepsi
Tabel 2
Grafik 1. Persentase Penurunan Jumlah Peserta Didik Yang Mengalami Miskonsepsi

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian senyawa antifertilitas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa hewan coba, diantaranya mencit (Mus musculus L.). musculus L.) memiliki laju reproduksi yang

Apabila jumlah dewan direksi didalam satu perusahaan banyak, maka yang terjadi adalah perusahaan tersebut dapat mendeteksi adanya earnings management , yang dapat

Pembayaran utang dagang yang dilakukan dalam periode diskon akan memperoleh diskon dan mengurangi nilai utang dagang yang dibayard. Keterlambatan

Dari hasil penelitian memperlihatkan frekuensi partisipasi responden dalam mengadakan komunikasi dengan sesama anggota masyarakat dalam pembuatan perencanaan untuk

Masjid Amirul Mukminin sebagai sentra kegiatan islam maupun kajian ilmu yang berlangsung hampir setiap hari mulai dari waktu subuh hingga pukul 22:00.Masjid Amirul Mukminin

Dengan menggunakan metode survey terhadap 150 responden mahasiswa senior dan junior pada semua program studi yang ada di jurusan akuntansi Universitas Negeri Jember, uji

Berdasarkan hasil pengujian UCS yang telah diperoleh dari siklus pembasahan pengeringan pada tanah asli dan campuran tanah asli + 5 % semen, maka dapat digambarkan grafik

Berdasarkan pelatihan yang penulis laksanakan, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, diharapkan mahasiswa HI Universitas Mulawarman, khususnya yang bersiap