• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Karakter Tanggungjawab dan Prestasi Belajar IPA-Biologi Siswa di SMP N 4 Bojong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Karakter Tanggungjawab dan Prestasi Belajar IPA-Biologi Siswa di SMP N 4 Bojong"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Karakter Tanggungjawab dan

Prestasi Belajar IPA-Biologi Siswa di SMP N 4 Bojong

Ari Supriatun, S.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap karakter tanggungjawab dan prestasi belajar IPA siswa SMP 4 Bojong, tahun pelajaran 2014/2015 semester 1

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Metode penulisan pada artikel ini menggunakan deskripsi kwantitatif sederhana dengan menuangkan hasil observasi dan tes dari pembelajaran yang dilakukan pada materi sistem gerak di kelas VIII A SMP N 4 Bojong. Selanjutnya data-data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kwalitatif dan kwantitatif sederhana untuk mendapatkan hasil pengaruh pembelajaran berbasis proyek pada tanggung jawab dan perstasi belajar siswa kelas.

Hasil yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa membelajarkan materi IPA khususnya Biologi, dengan pendekatan yang tepat dapat membantu menumbuhkan pembentukan karakter siswa dan sekaligus memahamkan siswa atas materi yang diajarkannya. Kunci awal terletak pada kreativitas guru. Melalui pengalaman pembelajaran yang sudah dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik ternyata mampu memberikan perubahan sikap/karakter siswa kelas VIII A di SMP N 4 Bojong dalam hal sikap tanggung jawab dan perstasi belajar. Dalam kurun waktu 3 bulan terdapat perubahan yang signifikan atas sikap/karakter tersebut, yaitu sikap tanggung jawab dari 54,17% menjadi 95,83%,dan prestasi belajar siswa dari 58,3% menjadi 91,17%. Dampak yang lain dengan sikap yang telah terbangun baik tersebut juga mempengaruhi pemahaman siswa hingga mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKM yang telah ditentukan 75 yaitu naik dengan signifikan sebesar 87,5% atau sebanyak 21 siswa dinyatakan diatas KKM dan hanya 3 siswa (12,5%) yang masih dibawah KKM dengan waktu tempuh dalam 3 bulan.

Kata kunci: Pembelajaran berbasis proyek, tanggung jawab, prestasi belajar IPA,

I. PENDAHULUAN

(2)

mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (attitude) juga banyak terabaikan.

Untuk memahamkan anak didik tidaklah mudah, apalagi jika kita melakukan proses KBM (kegiatan Belajar Mengajar) hanya sebatas tranfer ilmu dan tidak membekas di hati dan fikiran siswa, maka yang terjadi ilmu itu terasa hambar dan dan tidak memiliki ruh, tetapi jika dalam KBM kita sebagai guru melakukan dengan senang hati dan dengan metode yang juga disukai oleh siswa kita maka mereka akan menerima ilmu itu dengan baik dan membekas di fikiran dan tingkahlaku mereka.Maka siswa tidak hanya memahami pada tingkatan C1 dan C2 yang berupa pengetahuan dan ingatan tetapi bisa melampaui C3 dan C4 yaitu aplikasi dan analisa bahkan bisa C5 dan C6.Inilah peran kita sebagai guru untuk bisa membuat siswa kita mampu mengaplikasikan dan menganalisis setiap ilmu yang di peroleh.

Maka perlu adanya metode atau cara untuk mengemas sebuah pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan kepada anak didik agar pembelajaran tersebut berhasil sesuai yang diharapkan yaitu dengan meode pembelajaran berbasis proyek. Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah; (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman.

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sehingga secara otomatis guru berarti juga menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajarannya. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan cara kerja ilmiah. Melalui pendekatan saintifik ini siswa akan diajak meniti jembatan emas sehingga ia tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan (knowledge) semata tetapi juga akan mendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam kehidupannya kelak. Saat belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek ini, siswa dapat berlatih menalar secara induktif (inductive reasoning). Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan saintifik, project based learning (model pembelajaran berbasis proyek) sangat sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV mengenai proses pembelajaranyang harus memuat 5M, yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.

(3)

pembelajaran siswa sangat kurang, yang menyebabkan siswa tidak memahami pentingnya belajar, sehingga berefek pada proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Dilihat dari segi geografisnya, SMP 4 Bojong termasuk SMP yang jauh dari keramaian karena terletak ditengah pelosok desa, yang kebiasaan masyarakat tersebut belum sadar akan pentingnya pendidikan, dengan kata lain mau sekolah saja sudah bagus, sehingga siswa mau berangkat itu sebuah hal yang luar biasa, dan hal tersebut yang juga mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran dan proses kegiatan belajar mengajar. Dari beberapa gambaran karakteristik siswa, kebanyakan siswa kurang pantauan orang tua, kesadaran pendidikan yang kurang dan kurangnya dukungan lingkungan yang menyebabkan siswa banyak mengalami kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sering tidak konsentrasi, ramai/ gaduh dalam kelas, mengobrol dengan teman saat diterangkan guru, tidak mau mengerjakan sesuai tugasnya. Kebiasaan tersebut jika dibiarkan saja akan menimbulkan karakter yang kurang baik pada diri siswa.

Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis, misalnya kejujuran dan tanggungjawab seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.

Ada dua foktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan external. Faktor internal meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif, kondisi fisik dan kondisi panca indra, sedang faktor eksternal meliputi faktor alam sosial, kurikulum, guru, sarana dan prasarana, serta menejemen sekolah,( Ngalim Purwanto, 2002 : 107 ),. Dalam suatu proses pembelajaran perlu adanya interaksi yang aktif antara guru dan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa perlu dikembangkan oleh guru sehingga prestasi belajar biologi dapat mencapai keberhasilan.

Sebenarnya dalam pembelajaran IPA, jika dilakukan dengan baik dan benar bisa sekaligus memberikan bekal pada siswa dalam tiga domain sekaligus yaitu kognitif, afektif, dan psikomotrik, yaitu dengan menerapkan konsep-konsep metode ilmiah pada pembelajaran IPA. Keterkaitan antara karakter siswa dengan pembelajaran dan mata pelajaran IPA bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis proyek dengan tanggungjawab dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP4 Bojong.

II.METODE PENELITIAN

(4)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan yang sudah diungkapkan di bagian pendahuluan, karakter kemampuan berfikir atau hasil belajar siswa di SMP N 4 Bojong sangat variatif yang dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan faktor lingkungan. Khusus pada aspek tanggungjawab sebagaimana yang di tuntut dalam kompetensi inti dalam kurikulum 2103. Secara kualitatif sikap tersebut pada awalnya tidak nampak pada siswa kelas VIII A, siswa sering yang tidak mengerjakan tugas atau tidak bertanggungjawab jika diberi amanah atau tugas disaat pembelajaran.

Lebih jelasnya tentang tanggung jawab dan prestasi belajar siswa yang kurang baik tersebut dapat dijelaskan dengan data kwantitatif yang ditunjukan dengan jumlah total siswa dalam kelas VIII A 24 siswa, dari keempat karakter siswa tersebut sudah memiliki dasar karakter yang baik sejak kelas VII, dengan data tabel 1 berikut:

Tabel 1. Gambaran Awal Karakter Siswa

No

Fokus Karakter yang

diamati

Data Awal Siswa Persentase Sikap dan hasil

belajar yang perlu

ditingkatkan

Ya Tidak

1 Tanggungjawab 11 13 54,17

2 Prestasi belajar 10 14 58,30

Mengacu pada tabel 1 diatas, kondisi awal siswa dalam pembelajaran, karakter tanggung jawab siswa sangat kurang yaitu 54,17%, siswa yang bertanggung jawab lebih sedikit yaitu 11 siswa dibanding siswa yang tidak tanggung jawab yaitu 13. Sedangkan hasil belajarnya hanya 58,30%, prestasi siswa yang tuntas 10 siswa sedangkan yg tidak tuntas 14 siswa.

Berdasarkan data analisis awal kondisi sikap/karakter siswa pada aspek, tangggungjawab, dan prestasi belajar siswa kelas VIII A di SMP N 4 Bojong tersebut menuntut guru IPA untuk berpikir dan bekerja lebih cerdas dan keras agar dapat memberikan bekal sesuai dengan yang diharapkan. Selain siswa belum bisa bertanggungjawab secara penuh dalam pembelajaran dan sebagai akibatnya hasilbelajar siswa tidak sesauai yang diharapkan, karena banyak siswa yang belum tuntas sesuai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75.

52 54 56 58 60

tanggung jawab prestasi belajar

Gambaran awal siswa

(5)

Usaha-usaha tersebut memberikan hasil yang nyata dengan adanya peningkatan sikap tanggungjawab dan prestasi belajar dari 24 siswa dikelas VIII A, dapat diambil dari:

1. Tanggung jawab, dinilai dari proses mengerjakan tugas dalam kelompoknya, yang berupa, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya

2. Prestasi Belajar, di nilai setelah proses pembelajaran selesai dengan memberi tes ulangan harian, secara tertulis.

Sikap tanggung jawab dan hasil belajar tersebut pada awalnya tidak nampak pada siswa kelas VIII A, siswa sering terlambat masuk kelas, banyak yang tidak jujur didasarkan pada aduan siswa lain pada guru, banyak yang tidak mengerjakan tugas atau tidak bertanggungjawab jika diberi amanah.setelah guru memberikan treatment dengan menerapkan penggalan pendekatan saintifik dan metode pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran IPA pada materi pencernaan makanan, dalam kurun waktu 3 bulan yang dimulai dari bulan Agustus 2014 sampai dengan Oktober 2014 sudah ada perubahan tanggung jawab dan prestasi belajar meningkat. Data-Data tersebut dapat

ditunjukan dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2. Perubahan Sikap tanggungjawab dan prestasi belajar Siswa Selama 3 Bulan

No Fokus karakter yang

diamati

Data Hasil Pengamatan

Pasca Pembelajaran

(Treatment)

Perubahan Sikap

tanggung jawab dan prestasi belajar (%)

Ya Tidak

1 Tanggungjawab 23 1 95,83

2 Prestasi Belajar 21 3 91,17

Dalam waktu 3 bulan,dengan proses pembelajaran berbasis proyek terjadi perubahan tanggung jawab dari 11 siswa menjadi 23 siswa dan prestasi belajar dari 10 siswa menjadi 21 siswa.

Berdasarkan grafik diatas, ternyata yanggung jawab siswa mengalami kenaikkan dalam waktu 3 bulan sebesar menjadi 95,83%, dan perstasi belajar naik menjadi 91,17%. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan (Hartup, 1982).

88 90 92 94 96

tanggung jawab preastasi belajar 95,83

91,17

(6)

Hartup (1982) juga mencatat bahwa pengaruh teman sebaya yang harmonis selama masa remaja, dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif pada usia setengah baya (Hightower; 1990).

Untuk memberlajarkan materi penyakit sistem pencernaan pada siswa SMP yang memiliki karakteristik yang unik seperti yang ada di SMP N 4 Bojong, kunci keberhasilan awal adalah pada kreatifitas guru. Materi sistem pencernaan makanan merupakan bagian dari pelajaran IPA yang memiliki karakteristik pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan keterampilan proses penyelidikan atau “inquiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya. Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahayul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain.

Membelajarkan materi sistem pencernaan pada makanan ini berhubungan dengan penyakit pada sistem pencernaan yang dilakukan pada siswa kelas VIII A, guru memilih strategi pembelajaran berbasis proyek dengan mengumpulkan informasi tentang penyakit pada sistem pencernaan, dengan berkunjung ke puskesmas terdekat.siswa sbelimnya sudah membuat pertanyaan yang akan diajukan pada petugas yang ada dipuskesmas, untuk mengetahui penyakit sistem pencernaan yang berkaitan dengan gejala dan cara mencegah serta pengobatnyanya, sehingga proses pembelajaran tidak monoton yang akhirnya membuat siswa menjadi santai dan berani tambil berbicara, bertanya, dan mengungkapkan ide gagasan yang diketahui dari proses pembelajaran dikelas, misalnya memiliki ide atau gagasan apa yng akan di tanyakan dan di buat dalam proyek tersebut.

Selain itu, untuk mengelola kelas dengan baik guru juga mengajak seluruh siswa untuk berkompetisi dan menyampaikan ide atau gagasan dalam materi penyakit dalam sistem pencernaan dan mampu membuat rancangan proyek samapi dengan kesimpulan sesuai tujuan pembelajaran, sehingga dengan manajemen yang baik diharapkan siswa tuntas dalam tes tertulis, dengan mendapat nilai minimal KKM atau lebih besar dari KKM.

(7)

1. Tahap Persiapan (Inter-Active)

Sebelum memulai proses pembelajaran di kelas maka sebagai guru perlu mempersiapkan, perangkat pembelajaran yang akan digunakan, baik itu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ), materi pembelajaran, media pembelajaran, startegi pembelajaran, dan mental yang terkait dengan personal guru.

2. Tahap pelaksanaan (Inter-active)

Deskripsi tahap pelaksanaan sebagaimana tergambar dalam langkah pembelajaran yang terangkum pada tabel berikut.

a. Tahap Pendahuluan (20 menit)

1) menyiapkan peserta didik untuk belajar 2) guru melakukan pemusatan perhatian:

(a) guru memperlihatkan video penyakit sistem pencernaan (b) guru memancing peserta didik

3) agar mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan video penyakit sistem pencernaan guru melakukan apersepsi sesuai dengan video yang ditunjukkan 4) guru menyampaikan tujuan belajar dan cakupan materi

b. Tahap Kegiatan Inti (80 menit)

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran berbasis proyek:

1) Menentukan pertanyaan mendasar: Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu membuat proyek pembelajaran untuk mengetahui penyakit sistem pencernaan ( gejala penyakitnya dan cara mengatasi penyakitnya), dan membagi peserta didik menjadi 8 kelompok 2) Membuat desain proyek,diskusi kelompok untuk desain proyek yang akan

dialakukan, meliputi membuat pertanyaan yang nanti akan digunakan untuk mencari informasi tentang penyakit pada sistem pencernaan,di puskesmas. 3) Menyusun penjadwalan, dengan melakukan percobaan pembuatan model

penyerapan usus halus, peserta didik mengamati percobaan dan mencatat data pada kolom yang tersedia pada LKS

4) Memonitor kemajuan proyek, guru mengawasi dan mengarahkan kerja siswa dilapangan saat siswa melaksanakan proyek yang sudah dirancan 5) Penilaian Hasil ; penilaian diambil dari presentasi hasil wawancara di

puskesman, dan diskusi ; peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok ( pelaksanaan pertemuan hari berikutnya)

6) Evaluasi pengalamam ; membuat kesimpulan tentang penyakit pada sistem pencernaan. ( pelaksanaan pertemuan hari berikutnya)

c. Tahap Penutupan (20 menit)

1) Peserta didik dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran

2) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya baik denganaplaus tepuk tangan dan pujian

(8)

3. Tahap Penutup (Post-Active)

Untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran pada materi sistem pencernaan makan maka perlu diadakan evaluasi melalui tes lisan atau tertulis atau praktek, untuk evaluasi pada proses pembelajaran ini dengan menggunakan tertulis dengan menjawab pertanyaan tentang penyakit sistem pencernaan yang berfokus pada proses. Dengan nilai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) 75, dari 24 siswa yang ikut tes tulis ada 3 siswa yang belum tuntas. Perolehan nilai sebagai penciri ketuntasan belajar dapat dijelaskan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Perolehan nilai siswa

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 60 sd 70 3 12,5

2 75 sd 85 12 50 > KKM

3 86 sd 95 7 29,2 > KKM

4 96 sd 100 2 8,3 > KKM

Jumlah 24 100 87,5%

Berdasarkan tabel 4 tersebut, dengan treatment pembelajaran yang dilakukan guru tidak hanya meningkatkan perubahan sikap/karakter siswa namun juga bisa meningkatkan pemahaman siswa atas materi pelajaran yang diajarkan yaitu sistem pencernaan makanan pada siswa kelas VIII A di SMP N 4 Bojong dengan ketuntasan belajar sudah mencapai 87,5% yang sudah di atas KKM 75.

IV. KESIMPULAN

Membelajarkan materi IPA khususnya Biologi, dengan pendekatan yang tepat dapat membantu menumbuhkan pembentukan karakter siswa dan sekaligus memahamkan siswa atas materi yang diajarkannya. Kunci awal terletak pada kreativitas guru. Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini, misalnya: (1) siswa menjadi pebelajar aktif; (2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah; (3) pembelajaran menjadi student centred); (4) guru berperan sebagai fasilitator; (5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; (6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri / bertanggung jawab; (7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa.

(9)

V.DAFTAR PUSTAKA

Albertus, Doni Koesoema.2007. Pendidikan Berkarakter, Gramedia Widiasarana, Jakarta

Anonim. 2013. Bahan Diklat Guru Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Mata Diklat: 2. Analisis Materi Ajar Jenjang: SD/SMP/SMA Mata Pelajaran: Konsep Pendekatan

Scientific. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2013.

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/07/pendekatan-saintifik-ilmiah-dalam-pembela... diunduh 22 Maret 2014

Djamaroh, syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Dididk dalam Interaksi Edukatif. Jakarta Rineka

Cipta. Rahman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Gulo, W. 1982. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011

http://dakata.wordpress.com/2014/04/13/Pembentukan-Karakter-Individu.html. http://Pustaka.Pandani.web.id/2013/03/Pengertian-Karakter.html.

Masnur Muslikh.(2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Muhammad Joko Susilo. (2007) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Manajemen Pelaksanaan dan

Kesiapan Sekolah Menyongsongnya Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 1. Gambaran Awal Karakter Siswa
Tabel 2.  Perubahan Sikap tanggungjawab dan prestasi belajar Siswa Selama 3 Bulan

Referensi

Dokumen terkait

Tentu saja dalam hal ini ialah definisi dari normatif MSDM telah yang memberikan sebuah asupan yang berupa penekanan bahwa organisasi ialah merupakan sebuah alat

Sesuai dengan salah satu agenda Pemprov Jatim tahun 2006-2008 bahwa di Bangil terpilih menjadi klaster industri kecil bordir karena dipandang sebagai jenis usaha yang relatif

Contoh lainnya bila seseorang dari suku tertentu (jawa) yang belajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa sasarannya. Dalam kepustakaan riset, kesalahan-kesalahan B2 sudah sangat

Ketika orang-orang yang tidak menikah dikelompokkan ke dalam beberapa sub grup (tidak menikah, bercerai, janda), hasilnya menunjukkan bahwa sesuatu yang berlawanan dimana orang

5 jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas / kurang tepat dengan kajian teori yang diberikan. 7 jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas

Fakultas Kedokteran akan menjamin, bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung proses utama (bisnis proses) dalam penyediaan jasa layanan pendidikan sumber daya

Berdasarkan berbagai konsepsi di atas, maka penulis tertarik membahas tentang Tinjauan hukum pidana Islam terhadap hukuman tambahan bagi pelaku tindak pidana korupsi

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA DALAM