• Tidak ada hasil yang ditemukan

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH SMA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET

SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS

SEARAH SMA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH

VITER FUNGKAR

NIM F03112042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET

SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS

SEARAH SMA

ARTIKEL PENELITIAN

VITER FUNGKAR

NIM F03112042

Disetujui oleh

Mengetahui,

Pembimbing I

Dr. Stepanus Sahala Sitompul, M.Si

NIP.196001251987031012

Pembimbing II

Drs. Syukran Mursyid, M.Pd

NIP.195608091985031003

Dekan FKIP

Dr. H. Martono, M.Pd

NIP 196803161994031014

Ketua Jurusan P.MIPA

(3)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN

PHET SIMULATION

TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH SMA

Viter Fungkar, Stepanus Sahala Sitompul, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN Pontianak

Email: [email protected]

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of PhET Simulation Circuit Contruction kit media to remediate misconceptions of grade XII students of Senior High School. St. Benedict Pahauman on the material of direct current electric circuit. The method used is pre experimental design with one group pretest posttest design. Data taken from the students of class XII IPA 2 selected by intact group. The sample is 33 students. The data collection tool consists of 10 multiple choice questions with three alternative answers with an open reason. Based on data analysis, the highest student misconception profile was obtained when the pre-test was obtained (97%). The highest student misconception profile at the time of post-test was obtained (78,78%). Based on the calculation of the McNemar test, the mean of X ^ 2 count (6,249)> X ^ 2tabel (3,84) for db = 1 and α = 5% then there is a significant change of conception. Based on the calculation of effect size obtained score 0.4574 (moderate category) that remediation using PhET Simulation effective to remediate student misconception about material direct current electric circuit. This research is expected to be an alternative for teachers in implementing remediation to overcome student misconception.

Keywords: Remediation, Misconception, PhET Simulation, Circuit Construction Kit, Direct Curren Electric Circuit.

PENDAHULUAN

Mata pelajaran fisika pada tingkat SMA/MA merupakan salah satu cabang IPA yang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri karena memberikan bekal ilmu kepada peserta didik dan menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006). Pada dasarnya dalam pembelajaran fisika diperlukan pemahaman konsep yang baik untuk dapat memahami pembelajaran fisika. Namun pada kenyataannya hasil di lapangan bertolak belakang dengan yang diharapkan dan masih ada yang mengalami miskonsepsi. Hasil

survey PISA 2012 menunjukan bahwa Indonesia berada pada urutan 64 dari 65 negara pada bidang sains dan sebesar 76,2 % siswa di Indonesia belum mencapai level 2 pada bidang sains (Organiation for Economic Cooperation and Development, 2013).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Santo Benediktus Pahauman bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran Fisika, khususnya pada materi rangkaian listrik arus searah kurang dari 50% yang mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena kebanyakan siswa belum memahami materi rangkaian listrik dan sebagian siswa mengalami miskonsepsi pada materi rangkaian listrik arus searah. Faktor penyebab miskonsepsi ini diataranya: 1) guru masih melakukan pembelajan konvensional, 2) kurangnya alat untuk melakukan praktikum khususnya pada materi rangkaian listrik searah.

(4)

dalam rangkaian dan Yulida (2011) menemukan sebesar 53, 12% miskonsepsi siswa tentang arus pada hambatan (lampu) dalam rangkaian. Ada beberapa langkah untuk membantu mengatasi miskonsepsi yaitu mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencoba menemukan miskonsepsi, dan mencari perlakukan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2013: 55). Menurut Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono (2007), dalam melaksanakan kegiatan remediasi sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Analisis hasil dignosis, untuk menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi, menyusun rencana kegitatan remediasi, Melaksanakan kegiatan remediasi, Menilai kegitan remediasi, untuk melihat berhasil atau tidaknya kegiatan remediasi.

Berdasarkan hasil penelitian Eva luthfiah (2013) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran langsung berbantuan

PhET Simulation efektif dalam meremediasi miskonsepsi siswa pada materi rangkaian listrik. Pemilihan PhET Simulation ini berdasarkan pertimbangan bahwa: (1) simulasi PhET merupakan media pembelajaran interaktif yang dapat menyediakan kesempatan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi setiap saat, dapat diulang-ulang sampai memahami konsep, memandu dan menggugah

untuk mengalami proses belajar secara mendiri, memahami gejala-gejala alam melalui kegiatan ilmiah, dan meniru cara kerja ilmuan dalam menemukan fakta, konsep, hukum atau prinsip-prinsip fisika yang bersifat invisible; (2) siswa/mahasiwa pada umumnya telah memiliki fasilitas komputer/laptop untuk mengakses program simulasi PhET melalui internet; dan (3) keberhasilan hasil penelitian proses pembelajaran materi fisika melalui simulasi komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep (Mursalin, 2013).

Dari permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian remediasi miskonsepsi siswa di kelas XII SMA Santo Benediktus Pahauman. Pada penelitian ini digunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20) untuk meremediasi miskonsepsi siswa. PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20) ini dipilih untuk mengatasi miskonsepsi siswa karena dengan adanya media ini diharapkan pembelajaran bisa menjadi aktif dan efektif serta keterbatasan alat praktikum bisa diatasi.

METODE

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian pre-experimentasl design dengan rancangan one group pre-test post-test design. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1

Rancangan Penelitian One Group Pre-test Post-tes Design

O1 X O2

Pre-test Perlakuan Post-test

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Santo Benediktus Pahauman berjumlah 67 siswa. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik intact group secara acak (random) karena terdapat 2 kelas.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes diagnostik berbentuk pilihan ganda disertai dengan alasan terbuka. Soal yang diberikan berupa 10 soal pilihan ganda dengan 3 alternatif jawaban dan disertai alasan terbuka. Setiap nomor soal yang sama pada pre-test maupun post-test mewakili

(5)

koefisien reliabilitas sebesar 0,425 (kategori sedang).

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari: (1) Mengadakan observasi ke sekolah yang bertujuan untuk menentukan subjek dan waktu pelaksanaan penelitian; (2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP yang termuat dalam Kurikulum 2013 dengan menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20); (3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal, soal tes awal, dan soal tes akhir; (3) bMemvalidasi instrumen penelitian oleh validator jika hasilnya valid maka dapat dilakukan uji coba soal; (4) Melakukan uji reliabilitas soal di satu diantara SMA Negeri 1 Sengah Temila Kabupaten Landak yang memiliki akreditasi yang sama dengan SMA Santo Benediktus Pahauman; (5)Menganalisis data hasil uji coba soal tes mengunakan uji yang telah disiapkan pada prosedur analisis data.

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari: (1) Memberikan soal tes awal kepada siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman untuk dikerjakan; (2) Melakukan analisis data mengunakan uji yang telah disiapkan pada prosedur analisis data terhadap hasil tes awal untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum diberikan

treatment menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20); (3) Memberikan treatment yaitu menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20); (4) Memberikan soal tes akhir kepada siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman untuk dikerjakan.

Tahap Akhir

Tahap Akhir terdiri dari: (1) Melakukan analisis data mengunakan uji yang telah disiapkan pada prosedur analisis data terhadap hasil tes akhir untuk mengetahui persentase miskonsepsi siswa sesudah diberikan

treatment menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20); (2) Melakukan analisis data hasil tes awal dan tes akhir untuk mengetahui perubahan konsepsi siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman sebelum dan sesudah diberikan treatment

menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20); (3) Melakukan analisis data hasil tes awal dan tes akhir untuk menentukan efektifitas remediasi; (4) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data; (5)Menyusun laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian yang berjudul remediasi miskonsepsi siswa menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit tentang materi rangkaian listrik arus searah di SMA Santo Benediktus Pahauman secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas remediasi menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction Kit pada materi rangkaian listrik arus searah di kelas XII IPA SMA Santo Benediktus Pahauman, penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman yang berjumlah 33 orang.

Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Gaya Sebelum dan Sesudah Diberikan Remediasi Menggunakan Model Direct Instruction Berbantuan Alat Peraga Sederhana Dari profil miskonsepsi siswa sebelum dan setelah remediasi menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction Kit, maka didapat selisih antara jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pre-test dan

(6)

Tabel 2

Rekapitulasi Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Sebelum dan Setelah Remediasi

No Soal

Siswa Miskonsepsi

Pre-test

%

Siswa Miskonsepsi

Post-test

% Penurunan %

1 14 42,4 1 3,0 13 39,4

2 32 97,0 5 15,2 27 81,8

3 16 48,5 5 15,2 11 33,3

4 27 81,8 10 30,3 17 51,5

5 17 51,5 13 39,4 4 12,1

6 22 66,7 18 54,5 4 12,1

7 28 84,8 26 78,8 2 6,1

8 31 93,9 24 72,7 7 21,2

9 31 93,9 21 63,6 10 30,3

10 29 87,9 16 48,5 13 39,4

Perubahan konsepsi siswa setelah diberikan remediasi menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit. Untuk menghitung perubahan miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah diberikan remediasi

menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit pada materi rangkaian listrik arus searah menggunanakan uji Mc Nemar. Adapun rekapitulasi hasil perhitungan uji Mc Nemar disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3

Signifikansi Tiap Butir Soal Menggunakan Uji Mc Nemar

No. Soal

Jumlah X2 hitung

X2 tabel

Keterangan

A B C D Taraf signifikan

1 1 18 0 14 9,6 3,84 Signifikan

2 0 1 5 27 25,03 3,84 Signifikan

3 6 11 5 11 0,94 3,84 Tidak signifikan

4 3 4 10 16 7,57 3,84 Signifikan

5 5 11 7 10 1,067 3,84 Tidak signifikan 6 4 7 15 7 0,36 3,84 Tidak signifikan 7 4 1 20 8 0,75 3,84 Tidak signifikan 8 2 0 22 9 3,27 3,84 Tidak signifikan

9 1 1 21 10 5,81 3,84 Signifikan

10 0 2 21 10 8,1 3,84 Signifikan

Rata-rata 6,249 3,84 Signifikan

Berdasarkan uji Mc Nemar pada Tabel 3 terdapat 𝑋2tabel (3,84) lebih kecil dari 𝑋2 hitung (9,6; 25,03; 5,88; 9,38; 6,75; 13,06) untuk db=1 dan α = 5% yaitu secara berurutan pada soal 1, 2, 3, 4, 9 dan 10. Hal ini menunjukan bahwa terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan media PhET Simulation.

(7)

perhitungan hasil uji Mc Nemar dapat dilihat pada Lampiran C-4, C-5, dan C-6.

Efektivitas penggunaan media PhET simulation dalam meremediasi miskonsepsi

siswa. Efektivitas remediasi miskonsepsi siswa pada tiap soal atau indikator soal dengan

PhET Simulation yang disesuaikan dengan prinsip ruas jari dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Efektivitas Penurunan Jumlah Miskonsepsi Pada Tiap Soal

No Soal S0 St ∆S ∆S ( % )

Harga proporsi penurunan jumlah miskonsepsi siswa untuk tiap soal dimana soal nomor 1 dan nomor 2 masing-masing memiliki ∆S sebesar 0,92 dan 0,84. Maka berdasarkan “prinsip ruas jari” dapat digolongkan memiliki tingkat efektivitas tinggi. Sementara nomor 6 dan nomor 7 masing-masing memiliki ∆S sebesar 0,182 dan 0,0714. Maka berdasarkan “prinsip ruas jari” dapat digolongkan memiliki tingkat efektivitas rendah. Sedangkan rata-rata keseluruhan soal 0,4574 dan tergolong kategori sedang.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui efektivitas remediasi miskonsepsi menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit untuk meremediasi miskonsepsi siswa tentang rangkaian listrik arus searah di kelas XII SMA Santo Benediktus Pahauman. Adapun pembahasan disusun berdasarkan masalah yang diteliti sebagai berikut:

Pada penelitian ini soal pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dengan alasan terbuka. Jumlah miskonsepsi

siswa pada pre-test digunakan sebagai pembanding terhadap jumlah miskonsepsi pada post-test. Remediasi yang dilakukan berupa pembelajaran ulang dengan menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit.

Pada penelitian ini siswa dikatakan mengalami miskonsepsi apabila salah dalam menentukan pilihan dan/atau memberikan alasan dan siswa yang tidak memberikan alasan dianggap mengalami miskonsepsi. Dari hasil jawaban siswa pada pre-test dan post-test

dapat diklasifikasikan siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak mengalami miskonsepsi, untuk selanjutnya dapat ditentukan profil miskonsepsi siswa untuk setiap soal pada pre-test dan post-test.Setelah dibuat pengelompokan profil alasan siswa kemudian alasan dan jawaban dianalisis untuk menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi atau tidak pada pre-test dan post-test.

Dari profil miskonsepsi siswa pada setiap soal terlihat bahwa jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi pada saat

(8)

dalam suatu rangkaian dibagi menjadi 2 yaitu masing-masing 6 V. Terjadinya miskonsepsi dapat diperoleh dari pengalaman sehari-hari siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi terendah pada saat

pre-test terdapat pada nomor 1 (42,4%). dimana dalam kehidupan sehari-hari ketika kabel terputus lampu tidak menyala sehingga siswa beranggapan bahwa tidak ada tegangan dalam rangkaian. ini merupakan miskonsepsi yang disebabkan oleh prakosepsi atau konsepsi awal siswa yaitu siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal dibawah bimbingan guru.

Profil miskonsepsi siswa dengan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi pada saat post-test terdapat pada soal nomor 7 (78,8 %). siswa beranggapan bahwa pada rangkaian seri arus mengalir lebih besar dari rangkaian paralel, miskonsepsi ini disebabkan oleh kemampuan siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi terendah pada saat

post-test terdapat pada soal nomor 1 (3%) dimana siswa tidak memberikan alasan tetapi jawaban benar.

Dari hasil rekapitulasi terjadi penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada rangkaian listrik arus searah. Paling tinggi terjadi penurunan jumlah miskonsepsi pada soal nomor 2 yaitu sebesar 81,8% sedangkan penurunan jumlah miskonsepsi yang terkecil terjadi pada soal nomor 6 yaitu sebesar 6%. Dengan terjadinya perubahan konsepsi yang dialami oleh siswa, maka dapat dikatakan bahwa media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20) bisa digunakan untuk meremediasi miskonsepsi siswa.

Perubahan miskonsepsi ini terjadi karena

PhET Simulation Circuit Contruction kit

merupakan media pembelajaran interaktif yang dapat menyediakan kesempatan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi setiap saat, dapat diulang-ulang sampai memahami konsep, memandu dan menggugah untuk mengalami proses belajar secara mendiri selain itu siswa/mahasiwa pada umumnya telah memiliki fasilitas komputer/laptop untuk mengakses program

PhET Simulation melalui internet serta

keberhasilan hasil penelitian proses pembelajaran materi fisika melalui simulasi komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep.

Untuk menghitung perubahan miskonsepsi yang terjadi pada siswa digunakan perhitungan menggunakan uji Mc Nemar. Dari hasil perhitungan mengunakan uji Mc Nemar pada tiap-tiap butir soal (Tabel 4.2), dapat dinyatakan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20) pada materi rangkaian listrik arus searah di SMA Santo Benediktus Pahauman.

Berdasarkan hasil perhitungan Uji Mc Nemar diperoleh rata-rata 𝑥2 tabel (3,84) lebih kecil dari 𝑥2hitung (6,249) untuk db =1 dan α = 5 % (lampiran C-5). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only)(3.20). perubahan yang signifikan ini disebabkan konsep yang didapat siswa semakin kuat. Dengan demikian meskipun soal diubah tidak akan menyulitkan siswa karena konsep yang mereka miliki sudah sesui dengan konsep ahli fisika.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan remediasi miskonsepsi siswa menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit efektif dalam meremediasi miskonsepsi siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman pada materi rangkaian listrik arus searah.

Secara khusus dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Profil konsepsi siswa pada pre-test, Persentase tertinggi konsepsi siswa yang benar pada saat pre-test

terdapat pada konsep rangkaian tunggal terbuka dimana tegangan tidak hanya terjadi pada rangkaian tertutup tetapi juga pada rangkaian terbuka yaitu sebesar 57,6 %. Persentase terendah konsepsi siswa yang benar pada saat pre-test terdapat pada konsep rangkaian paralel terbuka dimana tegangan tidak hanya terjadi pada rangkaian tertutup tetapi juga pada rangkaian terbuka yaitu sebesar 3,03 %.

Profil konsepsi siswa pada post-test.

Persentase tertinggi konsepsi siswa yang benar pada saat post-test terdapat pada konsep rangkaian tunggal terbuka dimana tegangan tidak hanya terjadi pada rangkaian tertutup tetapi juga pada rangkaian terbuka yaitu sebesar 96,97 %. Persentase terendah konsepsi siswa yang benar pada saat post-test

terdapat pada konsep rangkaian seri yang diubah menjadi rangkaian paralel dimana siswa dapat membandingkan nyala lampu pada rangkaian seri dan rangkaian paralel 24,2 %.

Terjadi perubahan konsepsi yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan remediasi menggunakan media

PhET Simulation pada materi rangkaian listrik arus searah.

Dari perhitungan menggunakan Uji Mc Nemar didapat 𝑋2hitung rata-rata (6,249) > 𝑋2tabel (3,84). Remediasi menggunakan PhET Simulation efektif untuk mengatasi miskonsepsi siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman pada materi rangkaian listrik arus searah dengan rata-rata proporsi jumlah miskonsepsi siswa adalah 0,457 (kategori sedang : 0,31 ≤ ∆S ≤ 0,7).

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini untuk mengefektifkan penelitian selanjutnya menggunakan PhET Simulation

adalah: Sebaiknya penggunaan media PhET Simulation digunakan oleh siswa secara individu agar siswa lebih aktif dalam belajar. Perencanaan kegiatan remediasi sebaiknya direncanakan dengan matang agar sesuai dengan waktu pelaksanaan remediasi karena perlu perhatian penuh pada tiap tahapan dalam penelitian. Dalam kegitan remediasi, mulailah dengan membangun minat siswa dalam awal pembelajaran, agar siswa menjadi tertarik dan merasa nyaman dengan kelas tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Amaliah, Rizky. 2010. Penyebab Miskonsepsi Siswa Kelas IX SMP Negeri 22 Pontianak Tentang Listrik Arus Searah. Pontianak: FKIP UNTAN.

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. (online). (https:// mansurmok. files. Wordpress .com/2010/08/buku-standar-isi-sma.pdf , diakses 16 januari 2016). Candra, Ihsan. 2008. Deskripsi Miskonsepsi

Siswa Kelas X SMA Negeri I Jawai Tentang Arus Listrik Searah. Pontianak. FKIP UNTAN.

Luthfiah, Eva. 2013. Penerapan Pembelajaran Langsungberbantuan Media Physics Education Technology (Phet) Simulation Untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa Kelas IX Mts Negeri Rasau Jaya Tentang Rangakaian Listrik Arus Searah. Skripsi. Pontianak. FKIP UNTAN.

Mursalin. 2013. Model Remediasi Miskonsepsi Materi Rangkaian Listrik Dengan Pendekatan Simulasi PhET. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. (Online).

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ JPFI, diakses Maret 2015).

(10)

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Jakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono. 2007.

Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Pontianak: LPJJ PGSD.

Gambar

tabel Taraf signifikan
Tabel 4 Efektivitas Penurunan Jumlah Miskonsepsi Pada Tiap Soal

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: bagaimana pendekatan PAR dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan akan konsep dan model pembelajaran

Bila anda memilih tidak menginstal Connection Kit, maka untuk menjalankan koneksi PPP dengan Melsa-i-net harus menyiapkan MacTCP dan MacPPP (jika menggunakan MacTCP dan MacPPP)

GPU atau yang biasa disebut dengan graphics card, video card, display adapter, video adapter, atau video controller adalah suatu perangkat yang digunakan untuk menampilkan grafs

Namun apabila kondisi lingkungan di dalam tanah bersifat hipertonis sedang kondisi di dalam tumbuhan bersifat hipotonis maka secara otomatis akan menyebabkan air dari

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan biourine dengan pupuk N anorganik terhadap bobot segar total tanaman per

Konferensi Regional Akuntansi merupakan salah satu program kerja Ikatan Akuntan Indonesia, khususnya Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI – KAPd) yang bekerja sama

Selain peningkatan motivasi belajar matematika, setelah dilakukan pembe- lajaran menggunakan media visual in- teraktif juga terjadi peningkatan prestasi belajar tentang

Berdasarkan hasil analis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan metode ceramah berpengaruh terhadap kemampuan mengidentifikasi sifat – sifat bangun