• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SIG WEB UNTUK MONITORING DAN MANAJEMEN KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA SOLO JAWA TENGAH Drs. Priyono, M.Si1 , Andriyani, S.Si2 (1 Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta) (2 Asisten Dosen Fakultas Geografi Uni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APLIKASI SIG WEB UNTUK MONITORING DAN MANAJEMEN KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA SOLO JAWA TENGAH Drs. Priyono, M.Si1 , Andriyani, S.Si2 (1 Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta) (2 Asisten Dosen Fakultas Geografi Uni"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI SIG WEB UNTUK MONITORING DAN MANAJEMEN KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA

SOLO JAWA TENGAH

Drs. Priyono, M.Si1 , Andriyani, S.Si2

(1 Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta) (2 Asisten Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Jln. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura, Surakarta 57102 Telp. 0271-717417 psw. 114, Fax. 715448,

Email: priyono.ums@gmail.com; andri_riyan@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kota Solo dengan tujuan (1) merancang dan membuat sebuah Sistem Informasi Geografis berbasis WEB yang digunakan untuk pencatatan data pendidikan serta pemetaan kualitas pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta, (2) memetakan dan menampilkan profil SMA di Kota Solo, serta (3) mengetahui kualitas pendidikan SMA di Kota Solo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dan analisis data sekunder. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta dan literatur-literatur terkait, sedangkan data primer diperoleh dari survei GPS, observasi dan kuisioner dari tiap SMA di Kota Solo. Unit analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan pemetaan dan menampilkan profil adalah setiap SMA di Kota Solo, sedangkan unit analisis untuk pengukuran kualitas pendidikan adalah Kecamatan.

Hasil penelitian menunjukkan aplikasi SIG web yang dikembangkan sangat membantu pengguna dalam pengelolaan data pendidikan sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan terkait kualitas pendidikan. Kaitannya dengan monitoring dan manajemen, paling tidak ada tiga aspek data pendidikan yang dapat dijadikan sebagai sarana monitoring dan manajemen pendidikan SMA menggunkan sistem ini. Pertama; Persebaran gedung SMA dapat dengan cepat diketahui oleh pengguna melalui peta persebaran SMA sehingga ketersediaan SMA tiap kecamatan dapat dengan mudah dilihat, sudah sesuai atau belum dengan standar nasional indonesi. Kedua; Sistem ini menyajikan profil tiap SMA sehingga mempermudah pelaksanaan monitoring pendidikan. Ketiga; pengguna dapat melakukan monitoring kualitas pendidikan dengan melihat laporan hasil perhitungan kualitas pendidikan berdasarkan indikator pendidikan. Data dalam sistem ini dapat diupdate, edite, maupun hapus oleh pihak yang ditunjuk sebagai administrator tanpa membuat ulang sistem. Aplikasi ini sesuai digunakan di dinas terkait dengan cara memberikan hak administrator atau hak input data pada tiap SMA, sehingga data selalu update tanpa menunggu laporan tahunan. Keamanan dan kebenaran data yang diinput akan terjamin karena yang input data langsung dari masing-masing SMA dengan password yang berbeda.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini sangat pesat, terutama dalam bidang komunikasi dan elektronika. Perkembangan dalam bidang ini telah mengakibatkan revolusi informasi yang dalam kenyataannya kita dapat merasakan bahwa setiap saat informasi dapat diakses, dibaca serta disaksikan oleh setiap orang, terutama melalui internet. Perkembangan pengetahuan dan teknologi ini, diiringi dengan pesatnya perkembangan paradigma pemetaan. Kegiatan yang sebelumnya dikerjakan secara manual yang memakan waktu, pikiran dan tenaga, kini bisa dikerjakan dengan komputer, sehingga pekerjaan tersebut bisa dengan cepat terselesaikan. Hadirnya teknologi pemetaan digital Sistem Informasi Geografis (SIG) telah menjadi andalan dalam penayangan dan pengolahan data spasial dalam bidang pemetaan.

SIG mempunyai kemampuan analisis keruangan (spatial analysis) maupun waktu (temporal analysis) yang baik (Prahasta, 2002). Kemampuan SIG dapat dimanfaatkan dalam perencanaan apapun karena pada dasarnya semua perencanaan akan terkait dengan dimensi ruang dan waktu. Setiap perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan rencana akan terpantau dan terkontrol secara baik. Hadirnya teknologi SIG telah menjawab permasalahan banyak kalangan dalam mengambil keputusan, tidak hanya dalam bidang landscape, namun bidang-bidang yang sama sekali tidak berkait langsung dengan analisis kebumian seperti lembaga keuangan (perbankan), telekomunikasi, kelistrikan, kesehatan dan lembaga-lembaga non kebumian lainnya pun turut mengaplikasikannya, bahkan dalam bidang pendidikanpun bisa menggunakannya, baik untuk proses pembelajaran maupun untuk monitoring, evaluasi, dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

(3)

serta monitoring dan evaluasi ternyata masih sangat terbatas. Kondisi ini akan menjadi salah satu faktor penghambat dalam mewujudkan mutu pendidikan yang berkelanjutan untuk jangka panjang. Menurut hasil survei Tahun 1997 sampai Tahun 2007 pendidikan Indonesia berada dalam urutan rendah (tabel 1).

Tabel 1. urutan pendidikan indonesia terhadap negara lain Tahun No. urut Negara yg disurvei

1997 39 49

1999 46 47

2002 47 49

2007 53 55

Sumber : World Competitiveness Year Book, 2007

(4)

mungkin dapat dicapai hanya dengan satu komponen atau kegiatan yang bermutu (Sukmadinata, N Syaodah, Jami’at Ayi Novi dan Ahman, 2006).

Dinas Pendidikan di Kota Surakarta, dan sebagian besar dinas pendidikan Indonesia masih menggunakan kenyataannya hingga saat ini masih menggunakan sistem yang bersifat manual (dengan pencatatan pada buku) dan penggunaan sistem yang belum terintegrasi (dengan mencatat data secara terpisah-pisah dalam file excel). Hal tersebut tentunya menimbulkan berbagai kesulitan dalam penyimpanan data serta pengolahan data menjadi informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, pemanfaatan SIG sangat diperlukan. Penggunaan Sistem Informasi Geografis yang terintegrasi memudahkan pencatatan data (database) yang terdapat pada suatu daerah akan menjadi lebih mudah. Data yang telah tercatat pada basisdata tersebut, dapat dilakukan pemetaan (mapping) kualitas pendidikan pada suatu daerah dan dapat dibandingkan.

Permasalahan yang muncul dan menarik untuk dilakukan penelitian adalah (1) bagaimana menyusun rancang bangun suatu Sistem Informasi Geografis berbasis WEB untuk menangani pencatatan data pendidikan serta pemetaan kualitas Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta; (2) bagaimana memetakan dan menampilkan profil Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta; (3). bagaimana kualitas pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah (1) merancang dan membuat sebuah Sistem Informasi Geografis berbasis WEB yang digunakan untuk pencatatan data pendidikan serta pemetaan kualitas pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta, (2) memetakan dan menampilkan profil SMA di Kota Solo, serta (3) mengetahui kualitas pendidikan SMA di Kota Solo.

METODE PENELITIAN

(5)

Menengah Atas (SMA) dan informasi lainnya yang dibutuhkan dalam bentuk data non spasial. Data yang divisualisasikan adalah model basisdata spasial yang menggambarkan lokasi gedung tiap SMA serta informasi-informasi yang berhubungan dengan kualitas pendidikan di wilayah penelitian.

Penelitian ini difokuskan di Kota Solo, dengan pertimbangan bahwa Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta dan termasuk kawasan strategis SUBOSUKO WONOSRATEN (Surakarta dalam angka, 2008), akan tetapi ketersediaan sekolah menengah atas di masing-masing Kecamatan tidak merata bahkan rentang jumlah gedung SMA tinggi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data spasial dan non spasial, beberapa sumber data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data sekunder dengan teknik kompilasi yang diperoleh dari instansi terkait, diantaranya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga dan Badan Statistik kota Surakarta dan instansi lain yang terkait.

b. Peta Analog antara lain Peta Topografi, Peta Tanah, dan Peta Penggunaan Lahan. Agar Peta Analog ini bisa digunakan untuk analisis maka dilakukan register and transform, sehingga titik koordinatnya sesuai dengan di lapangan. Setelah titik koordinat sesuai Peta Analog di digitasi.

c. Data dari sistem penginderaan jauh citra Quickbird, data yang diperoleh dari citra Quickbird dilakukan interpretasi dengan menggunakan kunci interpretasi, seperti : rona dan warna, ukuran, bentuk, tinggi, bayangan, pola, , tekstur, asosiasi, dan situs. Citra Quickbird ini digunakan untuk pemetaan meyakinkan persebaran titik gedung SMA yang dihasilkan dari survei GPS. d. Data hasil observasi, meliputi pengamatan dan perekaman obyek dilapangan. e. Data kuisioner, kuisioner diisi oleh pihak yang berwenang ditiap SMA

(6)

f. Data GPS, data dari GPS dalam penelitian ini adalah titik koordinat gedung SMA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pre-Processing

Pre-processing merupakan proses awal mengelola data sebelum pengolahan data yang dilakukan pada sistem GIS. Proses ini bertujuan agar data yang ada (awal) dapat dipakai pada proses di dalam GIS.

Data yang digunakan dalam aplikasi ini terdiri dari dua jenis, pertama data spatial yaitu Peta Jawa Tengah dan DIY, Peta Persebaran Gedung SMA, Peta Jalan Surakarta, Peta Surakarta, dan Jaringan Sungai. Kedua data non spatial yang terdiri dari deskripsi, indikator pendidikan, tabel menu dan users.

Data spatial diperoleh dari survei dan Peta Rupa Bumi Indonesia, sedangkan data non spatial diperoleh dari kuisioner dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta. Data tersebut disimpan dalam sistem basisdata, dimana setiap data disimpan dalam satu tabel MySQL. Tabel yang mengandung data spatial, seperti titik, garis, atau poligon, didalamnya mengandung kolom bertipe data Geometry yang digunakan untuk menyimpan data-data bereferensi geografis, tabel tersebut sekaligus berfungsi sebagai layer-layer peta. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengaplikasikan sistem ini diantaranya apache, mysql, java dan web browser seperti internet explor, opera, dan Mozilla firefox.

Desain Program

a. Perancangan Sistem

(7)

tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan Map Server. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file HTML atau applet.

b. Desain Antar Muka

Desain halaman utama (interface) merupakan tampilan pertama dari sistem ini, mencakup representasi spatial dan non spatial, menu, alat navigasi dan analisis geografis. Halaman utama juga terdapat menu yang digunakan untuk membuka halaman yang lain seperti halaman kualitas, halaman admin, bantuan dan profil. Halaman ini dilengkapi dengan Peta Jawa Tengah dan DIY yang menunjukkan wilayah Kota Surakarta. Data spatial Kota Surakarta yang ditampilkan pada halaman ini adalah, Peta Wilayah Kota Surakarta, jaringan jalan, jaringan sungai, dan persebaran gedung SMA. Representasihalaman utama secara umum dibagi menjadi 9 bagian, antara lain (Gambar 1) 1) Header dan Title aplikasi; 2) Menu Utama; 3) Sub Menu; 4) Menu Navigasi Peta (map tools); 5) Ruang Peta (map space); 6) Panel penunjuk koordinat posisi pointer.

1

2

3

4

5 6

(8)

Persebaran SMA di Kota Solo

Rancangan peta kota Solo sebagai basis pemetaan gedung SMA didasarkan pada hasil pengukuran dilapangan letak absolut gedung SMA di Wilayah Kota Solo menggunakan GPS. Hasil survei persebaran Gedung SMA di Kota Solo (tabel 1) menunjukkan bahwa ketersediaan Gedung SMA tiap Kecamatan tidak Merata. Banjarsari memiliki 5 SMA Negeri dan 7 SMA Swasta, sedangkan Serengan hanya terdapat 1 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta.

Tabel 1. Data Titik Koordinat Gedung SMA di Kota Solo

No Nama Sekolah Titik Koordinat Kecamatan Alamat

X Y

1 SMA Negeri 1 Surakarta 481265 9164499 Banjarsari Jl. Monginsidi 40 2 SMA Negeri 2 Surakarta 481287 9164508 Banjarsari Jl. Monginsidi 40 3 SMA Negeri 4 Surakarta 478213 9164764 Banjarsari Jl. Lanud Adisucipto 1 4 SMA Negeri 5 Surakarta 481249 9165399 Banjarsari Jl. Letjend Sutoyo 18 5 SMA Negeri 6 Surakarta 481433 9165459 Banjarsari Jl. Mr. Sartono 30

6 SMA Muhammadiyah 1 480352 9163831 Banjarsari Jl. RM. Said 35

7 SMA Kristen 2 481166 9164240 Banjarsari Jl. Abdul Muis 45

8 SMA Tunas Pembangunan 1 481501 9165317 Banjarsari Jl. Krakatau Utara 146 9 SMA Muhammadiyah 6 478414 9165347 Banjarsari Jl. Sumber Bregan No.2

10 SMA Muhammadiyah 2 479524 9163974 Banjarsari Jl. Yosodipuro 135

11 SMA Tujuh Belas 479760 9164262 Banjarsari Jl. RM. Said 111

12 SMA Muhammadiyah 5 480305 9167456 Banjarsari Jl. Kerinci Raya Kadipiro

13 SMA N 8 483271 9165917 Jebres Jl. Sumbing VI/45

14 SMA N 3 482044 9163819 Jebres Jl. RE. Martadinata 143

15 SMA Muhammadiyah 3 482763 9164407 Jebres Jl. Kolonel Sutarto

16 SMA Warga 481484 9165314 Jebres Jl. Monginsidi 21

17 SMA Kristen Widya Wacana 482044 9163621 Jebres Jl. Merto Lulutan 0I/IV

18 SMA Tri Pusaka 483039 9164575 Jebres Jl. Kol Sutarto 77

19 SMA Kristen Pelita Nusantara 482023 9165717 Jebres Jl. Surya No. 54-56

20 SMA Regina Pacis 477582 9165147 Laweyan Jl.lanut Adisucipto 45

21 SMA Pangudi Luhur 477654 9165314 Laweyan Jl. Lanud Adisucipto

22 SMA Batik 1 477154 9164410 Laweyan Jl. Slamet Riyadi 445

33 SMA Islam 480592 9161099 Pasarkliwon Jl. Brigjend Sudiarto 151

34 SMA MTA 481928 9161325 Pasarkliwon Jl. Kyai Mojo Semanggi

35 SMA N 7 478623 9163063 Serengan Jl. Muh. Yamin 79A

36 SMA Kristen 1 479620 9162383 Serengan Jl. Honggowongso 135A

37 SMA Cokroaminoto 1 478573 9164541 Serengan Jl. Yos Sudarso 302

(9)

Kualitas pendidikan SMA di Kota Solo

Kualitas pendidikan SMA diukur menggunakan tiga variabel, yaitu pertama; daya serap dihitung berdasarkan dua indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Kedua; kualitas pelayanan diperoleh dengan menghitung Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS), Rasio Murid Guru (RMG), Rasio Murid Sekolah (RMS), Rasio Murid Kelas (RMK), Rasio Kelas Ruang Kelas (RKRK), Persentase Ruang Kelas Baik (PRKB), dan Persentase Guru Layak Mengajar (PGLM). Ketiga; kualitas output diukur dengan menghitung Angka Melanjutkan (AM1), angka lulusan (AL), angka putus sekolah (APS), angka mengulang (AU), dan rasio input/output (RIO). Peneliti memberi skor pada masing-masing indikator untuk mempermudah mendapatkan peringkat kualitas tiap variabel, total skor yang didapat pada variabel daya serap, kualitas pelayanan dan kualitas output dijumlah sehingga mendapatkan total skor kualitas pendidikan SMA. Kemungkinan Total skor paling rendah 14 dan paling tinggi 80.

Berdasarkan perhitungan indikator pendidikan, kualitas pendidikan SMA secara berurutan dari yang paling baik adalah Banjarsari total skor 50, Jebres total skor 48, Serengan total skor 45, Laweyan total skor 42, Pasar Kliwon total skor 42. Kualitas pendidikan tiap Kecamatan disajikan secara spatial pada gambar 4.

(10)

Implementasi Sistem dalam Monitoring dan Manajemen Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

(11)

sebagainya. Ketiga; pengguna dapat melakukan monitoring kualitas pendidikan dengan melihat laporan hasil perhitungan kualitas pendidikan berdasarkan indikator pendidikan. Contoh penyajian data pendidikan terlihat pada gambar 7.

Gambar 5. Penambahan gedung SMA dengan mengisi titik koordinat

Angka penunjuk ukuran

Garis Penanda

(12)

Kemudahan yang ditawarkan dari sistem ini diantaranya adalah pengelolaan data, penyimpanan dan penyajian. Kaitannya dengan manajemen kualitas pendidikan, sistem ini menyimpan data yang terintegrasi sehingga pengelolaannya lebih mudah, sistem akan mengantisipasi beberapa kemungkinan kesalahan dalam pemasukan data yang disebabkan oleh kesalahan manusia, misalnya pengguna memasukkan data profil SMA dua kali pada SMA yang sama, maka sistem tetap akan menampilkan data tersebut hanya satu yaitu berdasarkan primary key. Penyimpanan data pada sistem ini lebih mudah jika dibanding menggunakan pencatatan manual atau menggunakan exel. Penyimpanan data manual lebih sulit karena data pendidikan SMA sangat banyak sehingga memerlukan tempat dan daya ingat jika ingin menggunakan data tersebut.

Penyimpanan data dengan sistem ini sangat mudah yaitu hanya mengisi form sesuai dengan data yang ingin dimasukkan, kemudian pilih menu save, dengan demikian data akan langsung tersimpan dalam database server dan akan langsung ditampilkan pada ruang yang sudah disediakan, disamping itu data yang sudah masuk dapat diexport dalam bentuk exel jika membutuhkan data dalam format exel. Sistem ini dibuat untuk menyajikan data pendidikan sehingga penyajian data menggunakan sistem ini jauh lebih mudah dibanding menggunakan sistem manual atau ketik biasa dengan exel. Pengguna hanya memilih data yang ingin dilihat dengan cara memilih menu sesuai tema yang ingin ditampilkan. Persebaran SMA dengan sistem ini dapat langsung dilihat tanpa harus membuka program lain, begitu juga dengan data spasial lainnya seperti jaringan jalan, letak kantor kecamatan, jaringan sungai dan Peta Administrasi bisa dilihat tanpa harus membuka program lain (program GIS berbasis dekstop). Sistem ini sangat membantu dinas terkait dalam menyampaikan kepada masyarakat tentang data pendidikan di Kota Solo, karena sistem ini berbasis web, sehingga masyarakat umum bisa dengan mudah mengakses data-data pendidikan SMA, tetapi masyarakat tidak bisa merubah data, hanya bisa melihat data.

(13)

Gambar 7. Contoh Tampilan Data Pendidikan

SIMPULAN

Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis web sangat bermanfaat untuk monitoring dan manajemen pendidikan. Banyak kemudahan yang ditawarkan dengan menggunakan sistem ini, misalnya penyajian spatial letak gedung SMA yang dilengkapi dengan tool analisis keruangan, data ini bisa ditambah atau dihapus kapan saja oleh administrator. Fungsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan penambahan atau pengurangan jumlah SMA berdasarkan keterssediaan dan kebutuhan SMA. Penyajian profil tiap SMA dan laporan kualitas pendidikan dalam sistem ini memudahkan pengguna dalam monitoring secara cepat dan manajemen pendidikan. Kualitas pendidikan (daya serap, pelayanan dan output)

Peta Persebaran Gedung SMA

Profil Tiap SMA

(14)

UCAPAN TERIMAKASIH

Naskah ini adalah bagian penelitian kolaborasi mahasiswa dan dosen mahasiswa geografi UMS. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. DR. Aris Poniman, M.Sc, Agus Anggoro Sigit, S.Si, M.Sc dan M. Amin Sunarhadi, S.Si, MP Sebagai reviewer. Terima kasih kami ucapkan juga kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga (DISDIKPORA) Kota Surakarta atas ijin penelitian dan beberapa data yang menjadi rujukan dalam tulisan ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada rektor UMS yang telah memberikan ijin dan bantuan dana secukupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Kualitas Pendidikan Indonesia di Dunia Internasional http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/01/05/kualitas-pendidikan-indonesia-di-dunia-internasional/.

Anonim, . Peningkatan Kualitas Pendidikan http://siteresources.worldbank.org di download Tanggal 10 Juni 2010.

Chamidi, Safrudin. 2005. Makna dan Aplikasi Sederhana Indikator Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Badan Pendidikan dan Pengembangan, Pusat Data dan Inforamasi Pendidikan, Bidang Pendayagunaan Data dan Informasi.

Charter, Denny. 2004. Desain dan Applikasi GIS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Di Glacomo, Mariella. 2005. MySQL: Lessons Learned on a Digital Library. IEEE Software; May/Jun 2005, Vol. 22 Issue 3, p10-13, 4p. ISSN: 07407459. Diakses 14 November 2009, dari Academic Source Premier. (Document ID: 16978944).

Indah M, Nur Meita. 2006. Pengantar Geographic Information System(GIS). http://IlmuKomputer.com, didownload Tanggal 13 Juni 2010. Jumadi dan Widiadi. 2009. Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis

(15)

Indonesia. Vol 23 (2) Desember 2009. Jurnal Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Pedoman Standar Pelayanan Minimal Menteri Pemukiman Dan Prasarana

Wilayah No 534/KTSP/M/2001.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis: Aplikasi Pemrograman MapInfo Pengembangan Aplikasi SIG dengan Menggunakan Borland Delphi, Ms. Visual Basic & MapBasic. Bandung: Informatika.

Standar Nasional Indonesia No 03-1733-2004.

Sukmadinata, N Syaodah dan Jami’at Ayi Novi dan Ahman. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama. Susanto, Arief. 2009. Program Java Sesi 1. http://IlmuKomputer.com, di

download Tanggal 13 Juni 2010.

Gambar

Tabel 1.  urutan pendidikan indonesia terhadap negara lain
Gambar 1. Desain Antarmuka Halaman Utama
Tabel 1. Data Titik Koordinat Gedung SMA di Kota Solo
Gambar 4. Peta Kualitas Pendidkan SMA tiap Kecamatan di Kota Solo
+3

Referensi

Dokumen terkait

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2017 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas

Harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada orang- orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu adalah pengertian dari ....

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pajak (ETR). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan

Bahasa ini diolah sehingga akan timbulnya suatu rutinitas, yaitu dengan merancang city branding yang ditujukan untuk mengangkat bahasa Tegal untuk dapat lebih diterima dan

Konsep koaljabar universal yang merupakan dualitas dari aljabar dapat dipandang sebagai suatu teori dalam sistem state based.. Dalam kotak hitam ( black boxes ),

Tipe Madya Pabean Bandung Tipe Madya Pabean B Tanjung Balai Karimun (Lima ratus empat puluh ribu rupiah) 11 Djamaluddin Penata Tk. I Kepala Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi

Proyek Perubahan Iklim, Hutan dan Lahan Gambut di Indonesia (CCFPI) adalah merupakan kegiatan yang didukung oleh Canadian International Development Agency (CIDA) dan dilaksanakan

Menimbang, bahwa berdasar fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan anak di bawah pemeliharaan Tergugat selama ini dalam keadaan baik, dan kendati