• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI KURA KURA LEHER PANJANG BIASA Ch

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POTENSI KURA KURA LEHER PANJANG BIASA Ch"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MERAUKE

Disusun Oleh :

RUSDI JAYA 2009 – 54 – 242 - 019

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

POTENSI KURA – KURA LEHER PANJANG BIASA ( Chelodina siebenrocki ) SEBAGAI KOMODITAS PERIKANAN YANG ADA DI

KABUPATEN MERAUKE

Disusun Oleh : RUSDI JAYA 2009 – 54 – 242 – 019

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Edi Basuki Victor I.J. Satumalay S.Pi, M.Si NIDN : 1218107301

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Sekertaris Jurusan

Manajemen Sumberdaya Perairan

Ir. Abdullah Sarijan MP Irianis Latupeirissa S.Pi, Msi

(3)

ii

karena berkat rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Potensi Kura – Kura Leher Panjang Biasa ( Chelodina Siebenrocki ) Sebagai Komoditas Perikanan Yang Ada Di Kabupaten Merauke” yang dilaksanakan pada tangal 10 Mei 2012. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

mata kuliah semester VI.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi memberikan masukan dalam menyelesaikan

laporan ini, baik pada saat berada di lapangan maupun pada saat penyusunan laporan. penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Victor Satumalay S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing PKL, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikannya penulisan

laporan Praktek Kerja Lapang ini.

2. Bapak Edy Basuki selaku pembimbing lapangan, yang telah memberikan arahan dalam kegiatan Praktek Lapang

3. Bapak Mujianto selaku wakil direktur CV.Allen Lestari yang telah

mengizinkan penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang pada CV. Allen Lestari

(4)

iii

penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk penyempurnaan laporan ini.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat beguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan informasi, khususnya bagi mahasiswa/i jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Musamus

Merauke.

Merauke, 2 Juni 2012

(5)

iv

A. Klasifikasi dan Anatomi ... 3

B. Habitat dan Siklus Hidup ... 5

C. Potensi Sumberdaya ... 8

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 10

A. Tempat dan Waktu ... 10

B. Alat dab Bahan ... 10

C. Metode Pengambilan Data ... 10

D. Teknik Pengambilan Data... 10

E. Waktu Pelaksanaan ... 11

BAB IV PEMBAHASAN ... 12

A. Kondisi Umum Lokasi Kerja Praktek Lapang ... 12

(6)

v

C. Mekanisme Pengumpulan ... 15

D. Pengumpulan dan Pemasaran ... 16

E. Tingkat Produksi ... 19

BAB V PENUTUP ... 21

A. KESIMPULAN ... 21

B. SARAN ... 21 DAFTAR PUSTAKA

(7)

vi

Fasilitas Fisik CV.Allen Lestari ... 13

Jumlah Quota CV.Allen Lestari Periode 2012 ... 15

Jumlah Pengiriman Pada Bulan Mei ... 19

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Kura – kura Leher Panjang Biasa ... 3

Peta Penyebaran C.siebenrocki ... 4

Bagian Carapas dan Plastron C.siebenrocki ... 5

Bentuk Kaki Kura – kura Pada Habitat Hidupnya... 7

Struktur Organisasi CV.Allen Lestari ... 14

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kabupaten Merauke merupakan kabupaten paling timur di wilayah

negara Indonesia dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Papua New Guine dibagian Timur dan Australia di bagian Selatan dengan luas wilayah 46.791,63 Km2, terletak pada 137’- 141’ BT dan 5’ – 9’ LS. Luas

wilayah yang begitu besar tentu kaitannya dengan potensi alam yang begitu banyak namun pemanfaatan potensi yang ada belum dimanfaatkna dengan

baik. Sumber daya alam yang ada di Kabupaten berupa hutan yang sangat luas dan berbagai pohon yang tumbuh dengan heterogenitas yang tinggi dan tentu punya nilai jual tinggi. Selain itu potensi hasil laut yang kaya akan ikan dan

sejenisnya merupakan hasil alam yang sampai saat ini juga merupakan penyumbang PAD yang cukup potensial dan jika dikelola dengan baik dan transparan tentu akan berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat.

(10)

2

dimanfaatkan secara optimal dan lestari akan memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan kemakmuran masyarakat di daerah ini.

B.Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini adalah memahami tentang tingkat produksi dari pemanfaatan kura – kura leher panjang biasa dan

alur pengumpulan dan perdagangannya pada tingkat lokal.

C.Sasaran

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Klasifikasi dan anatomi

Klasifikasi kura – kura berleher ular (kura – kura leher panjang biasa)

menurut Werner, 1901 yaitu : Kingdom : Animal

Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata

Class : Reptilia Ordo : Testudina

Suborder : Pleurodira Family : Chelidae

Genus : Chelodina

Spesies : Chelodina siebenrocki

Gambar 1. Kura – kura leher panjang biasa (Chelodina siebenrocki)

Kura kura leher ular atau yang lebih dikenal dengan nama kura-kura

(12)

4

gelap dan terkadang bercorak totol-totol. Plastron berwarna coklat kehitaman, mulai dari terang hingga yang pucat, yang merata dan yang acak, warna

plastron memudar semakin tua. Kura-kura yang bernama latin Chelodina sieberocki Famili: Chelidae ini pertumbuhannya dapat mencapai ukuran 30 cm.

Hewan dengan corak mata yang cantik ini dapat ditemukan di Indonesia bagian

timur (papua). Kura – kura ini berasal dari pesisir selatan di PNG yang berdekatan dengan Merauke.

(13)

Gambar 3. Bagian carapas dan plastron Chelodina siebenrocki (Werner 1901)

Kura-kura mempunyai kesamaan dalam anatomi yaitu:

- Jantan; ekor panjang, plastron cekung

- Betina: ekor pendek, Plastron datar - Badan unik, having hard shell

- Upper shell (Karapas)

- Lower shell (Plastron)

B.Habitat dan siklus Hidup

Kura-kura merupakan salah satu jenis hewan reptilia. Secara umum, dikenal tiga jenis kura-kura (turtles), yaitu penyu (sea turtles), kura-kura air

(14)

6

Adapun kura-kura darat terbagi lagi menjadi kura-kura air tawar (freshwater tortoises) dan kura-kura darat (land tortoises). Demikian pula

untuk kura-kura, yang dibedakan oleh habitat keduanya. Kura-kura hidup di berbagai tempat di belahan Bumi ini, mulai dari gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai, sampai laut. Akan tetapi sebagian besar kehidupan kura-kura

sangat dipengaruhi oleh lingkungan berair.

Ada jenis kura-kura yang biasa bertelur, yang disembunyikan di balik

pasir di pesisir pantai. Setelah menetas mereka akan hanyut terbawa arus laut. Dengan cara demikian, mereka melakukan adaptasi terhadap habitatnya. beberapa tempat habitat alami kura-kura:

1. Habitat kura-kura di air (Akuatik)

Kura-kura hidup di daerah perairan seperti laut, sungai, danau dan

kolam. Yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah kura-kura air tawar atau freshwater tortoises. Kura-kura jenis ini memiliki

selaput pada jari kakinya yang memudahkan mereka untuk berenang dalam air dan tidak tenggelam. Jenis kura ini antara lain: kura-kura yang berleher panjang seperti kura-kura-kura-kura di papua atau Chelodina

sp.

2. Habitat kura-kura di darat (terestrial)

Habitat kura-kura yang satu ini memang agak unik yaitu di dataran seperti di padang rumput, stepa (tanah yang luas dan kering) dan gurun pasir. Kura-kura darat atau Land Tortoises ini memang berbeda

(15)

ketimbang di air, namun tetap saja membutuhkan air di sekitar tempat hidupnya. Kura-kura jenis ini antara lain adalah kura-kura padang

pasir atau Desert tortoises. 3. Habitat kura-kura semi akuatik

Habitat kura-kura ini menyukai dua tempat sekaligus yaitu daratan

dan air. kura jenis ini sangat banyak populasinya di dunia. Kura-kura jenis ini antara lain Kura-kura-Kura-kura Ambon atau Cuora amboinensis

yang memiliki cangkang/punggung berbentuk kotak.

Dari bentuk tubuh, jenis kura-kura yang berbeda habitat atau tempat tinggal ini hampir sama. Hanya saja, dalam pemeliharaannya perlu perawatan

dan tempat khusus. Misalnya bagi Anda yang ingin memelihara kura-kura darat sebaiknya mempersiapkan betul habitat kura-kura yang cocok di rumah

seperti habitat aslinya.

Habitat di rawa Habitat di laut Habitat di darat

Gambar 4. Bentuk-bentuk kaki kura-kura pada habitat hidupnya

Kura-kura leher panjang biasa ini mempunyai kebiasaan membenamkan diri di lumpur dan mereka tidak agresif. Hampir semua jenis kura – kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong

(16)

8

cacing. sedangkan yang dewasa, kura-kura karnivora ini hampir menyukai semua makanan daging-dagingan.

C. Potensi Sumberdaya

Kekayaan daratan Papua telah banyak dikenal akan berbagai jenis satwa liarnya yang unik. Demikian pula dengan sifat sosiologi dan

antropologi masyarakat pedalamannya. Pemanfaatan biodiversitas alam Papua masih merupakan salah satu tulang punggung pemenuhan sumber

pangan bagi kebanyakan masyarakat setempat. Pemanfaatan dari alam ini sering dikategorikan sebagai kegiatan perburuan dan tidak sedikit memberikan hasil sampingan yang mempunyai nilai jual yang belum pernah

terungkap dengan jelas. Chardonnet et al., (2002) menyatakan bahwa saat ini pemanfaatan kehidupan liar di tingkat dunia masih jauh dari potensi ekonomi

sesungguhnya, yang hanya lebih menekankan pada aspek konservasi, estetik dan turisme, tetapi mengabaikan akan nilai produksi ekonomi lainnya melalui

pemanfaatan untuk tujuan konsumsi.

Di propinsi Papua, selain rusa, kuskus, wallaby/ kangguru, yang menjadi buruan masyarakat asli papua adalah kura – kura untuk tujuan

pemenuhan kebutuhun ekonomi masyarakat itu sendiri. Perburuan kura - kura sejak lima tahun yang lalu meningkat, tingkat pencariannya oleh berbagai

pengumpul karena adanya nilai ekonomi sebagai komoditas ekspor. Sebagai salah satu potensi komoditas perikanan di kabupaten Merauke, pemanfaatan kura - kura leher ular atau lebih dikenal oleh masyarakat merauke dengan

(17)

ekonomi yang tinggi dengan harga berkisar antara Rp.30.000 – 50.000 / ekor di tingkat pedagang pegumpul. Sebagian besar hasil potensi yang ada masih

(18)

10

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A.Tempat dan Waktu

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di CV.Allen Lestari

kelurahan Mandala Disrik Merauke kabupaten Merauke dari tanggal 10 Mei - 10 Juni 2012

B.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipakai dalam praktek kerja lapang adalah kamera yang digunakan untuk mengambil objek praktek pada saat di lapangan,

buku dan alat tulis.

C.Metode Pengambilan Data

Metode yang dipakai dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah survey dan observasi di lapangan. Wawancara dilakukan pada staf/karyawan CV.

Allen Lestari serta pengumpul (plasma). D.Teknik Pengambilan Data

Teknik yang dipakai dalam praktek lapang ini dengan mengambil dua

macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari obsevasi, wawancara dan partisipasi aktif, sedangkan data sekunder didapat

dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu. a. Data Primer

Data primer di peroleh dengan melakukan observasi, yaitu dilakukan

(19)

CV.Allen Lestari yang meliputi pengambilan kura – kura di beberapa distrik, perawatan, pemberian pakan, pergantian air serta mengetahui proses

produksinya. Data primer juga di peroleh dengan melakukan wawancara langsung, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab dengan staf/karyawan CV.Allen Lestari.

b. Data sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung baik

dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh CV. Allen Lestari. Data ini digunakan untuk mendukung infomasi primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi langsung ke

lapangan. Dalam Praktek Kerja Lapang ini data sekunder diperoleh dari laporan-laporan pustaka yang menunjang, serta data yang diperoleh dari

CV.Allen Lestari

E. Waktu Pelaksanaan

(20)

12

BAB IV PEMBAHASAN

A.Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang 1. Sejarah Berdirinya CV.Allen Lestari

Usaha pemanfaatan / pengambilan satwa liar yang tidak di lindungi undang - undang ini bermula dari kesadaran dan sekaligus menyalurkan

hobi yang mereka miliki, usaha ini dilakukan pada tahun 2008 yang modal-modalnya mereka keluarkan sendiri-sendiri. Walaupun mereka berkerja sama namun sistim kerja mereka bersifat individu, Nama Allen di

ambil dari nama putra pemimpin direktur CV. Allen Lestari, sedangkan nama Lestari mempunyai arti yaitu agar perusahaan ini terus-menerus dan

berkembang sehingga nama perusahan tersebut menjadi CV. Allen Lestari. Menjelang 1 tahun kemudian perusahaan ini berjalan, perusahaan ini

dialihkan dan dikelola sepenuhnya oleh wakil direktur CV. Allen Lestari hingga saat ini.

2. Letak geografis dan keadaan sekitar

CV. Allen Lestari terletak di kelurahan Mandala distrik Merauke Kabupaten Merauke dengan alamat jln. Pendidikan No. 53 yang

mempunyai luas lahan 20 x 15 m2. Tepatnya di samping sekolah sma negeri 1 merauke berada pada gang masuk sekitar ± 500 m dari badan jalan raya. Jenis tanah pada lokasi ini adalah Lumpur berpasir, keadaan

(21)

Allen Lestari sangat baik dikarenakan adanya dukungan oleh masyarakat baik dari segi keamanan maupun dari segi lainnya. CV. Allen memiliki

beberapa fasilitas fisik untuk mendukung semua kegiatan di dalamnya. Fasilitas fisik yang dimiliki oleh CV. Allen Lestari adalah sebagai berikut : Tabel 2 fasilitas fisik CV.Allen Lestari

No Jenis Fasililtas Jumlah

1 Ruang Kantor ukuran 3x4 m 1 (satu) ruangan

2 Ruang Tamu ukuran 3x6 m 1 (satu) ruangan

3 Meja dan Kursi Kerja 1 (satu) set

4 Meja dan Kursi Tamu 1 (satu) set

5 Kendaraan Roda Dua 2 (Dua) Unit

6 Lemari Arsip 1 (satu) Unit

7 Komputer 1 (satu) Unit

8 Mesin Ketik 1 (satu) Unit

9 Kandang Penampungan ukuran 3x3 m 2 (Dua) Buah

10 Bak Penampungan Air ukuran 4x3 m 1 (satu) buah

11 Keranjang Plastic 10 (sepuluh) buah

12 Makanan dan obat - obatan satwa Lengkap

(22)

14

3. Struktur organisasi dan tenaga kerja

Gambar 5 struktur organisasi CV.Allen Lestari

4. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja CV. Allen Lestari adalah sebagai berikut : 1. Bagian Administrasi dan keuangan 1 (satu) orang

2. Bagian transportasi 2 (dua) orang

3. Bagian Perawatan 2 (dua) orang

4. Bagian Pemasaran 1 (satu) orang

(23)

B.Jumlah Kuota CV. Allen Lestari Periode 2012

Jumlah izin tangkap kuota yang diberikan oleh KSDA Wilayah I

Merauke kepada CV. Allen Lestari dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3..Jumlah Kuota CV. Allen Lestari Periode 2012

No

1. Kura-kura Dada Merah Emydura subglobusa 2. Kura-kura kepala bundar Chelodina Reimanii 3. Kura-kura Leher Panjang Chelodina parkeri

4. Kura-kura Leher Panjang biasa Chelodina Siebenrocki 100 Hidup Sumber Data: CV. Allen Lestari

C.Mekanisme Pengumpulan

Lokasi pengumpulan satwa liar yang tidak dilindungi undang – undang dilakukan oleh CV. Allen Lestari diluar kawasan konservasi (hutan

lindung, kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam), di wilayah kabupaten Merauke Distrik (Animha, Okaba, Muting, Elikobel, Kimam, Sota), kabupaten Bouven Digul distrik (Getentiri dan sekitarnya). Sebagian besar kawasan

kabupaten Merauke, Mappi, dan Bouven Digul merupakan daerah potensial maupun periodik yang merupakan habitat ideal bagi perkembangan satwa liar

yang tidak dilindungi undang – undang. Menurut pengamatan mereka selama 3 tahun terakhir, populasi satwa ini di alam masih cukup besar apalagi selama ini eksploitasinya masih terbatas di beberapa distrik yaitu okaba, kimam dan

muting. Satwa liar tersebut dibeli dari masyarakat dengan harga yang layak. Pembelian dilakukan juga oleh plasma pengumpul kemudian di bawa ketempat

(24)

16

masyarakat yang secara berkelompok datang ke kota Merauke guna menjual langsung kura – kura tersebut di tempat penampungan, hal ini biasanya

dilakukan untuk memperoleh harga yang relative lebih besar sehingga sekalian dapat dipergunakan untuk membeli keperluan sehari – hari. Kemudian hasil dari pembelian dari masyarakat tadi akan disortir menurut ukuran dan

kondisinya (sehat, cacat atau sakit), hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam penanganan dan perawatannya. Kura – kura tersebut kemudian

diletakkan dalam bak penampungan.

D. Pengumpulan dan pemasaran

Masyarakat asli Papua di wilayah pedesaan dan pedalaman kabupaten

Merauke dan sekitarnya mempunyai ciri khas tersendiri dalam hal kehidupan sosialnya. Bagi kebanyakan masyarakat, kehidupan hariannya masih

mempunyai konsep yang sederhana yaitu kebutuhan sehari-hari hanya untuk hari itu, sedangkan hari esok tergantung nanti. Hal ini jelas terlihat dalam

keseharian mereka untuk mencari sumber makanan dengan cara berburu baik rusa ataupun kura – kura untuk di jual. Perburuan satwa liar perairan masih dilakukan secara sederhana lewat pemancingan atau penangkapan di daerah

seperti rawa, sungai, atau danau. Hasil dari perburuan hewan darat antara lain rusa sebagai jenis yang paling banyak diburu, dan kangguru, kemudian satwa

reptil darat seperti ular atau biawak. Jenis satwa yang diperoleh di daerah perairan yaitu ikan dan kelompok kura-kura air tawar.

Di pedalaman kabupaten Merauke, perburuan kura-kura air tawar

(25)

Maret karena mudah diperoleh. Perburuan dilakukan secara sederhana hanya dengan ditangkap atau lewat perangkap. Kura-kura yang tertangkap kemudian

di tampung dan di jual ke pengumpul (plasma). Sifat perburuan kura-kura tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Papua, tetapi juga oleh masyarakat Papua New Guinea, dan pendatang yang melakukan perburuan untuk pekerjaan

sampingan saja. Adanya nilai jual kura-kura untuk wilayah Kabupaten Merauke sebenarnya baru dimulai awal tahun 2003 baik dalam bentuk karapas

atau hidup. Namun perdagangan untuk bagian dadanya berjalan sejak tahun 1996 tetapi saat itu mayoritas penjualan ke luar wilayah Merauke dilakukan secara tertutup. Aktivitas pengumpulan kura - kura saat ini tidak sulit, terlihat

dari mudahnya pengumpul plasma mendapatkan hasil setiap saat melakukan pengumpulan. Seorang pengumpul, mampu mengumpulkan dan membawa

kura - kura 20 - 30 ekor, dengan menggunakan sepeda atau dipikul. Akan tetapi bila menggunakan sepeda motor atau sampan dapat mencapai 50−80 ekor.

Selain itu, pengumpulan kura - kura dilakukan dengan mengunjungi tempat permukiman untuk mencari hasil yang dapat dijumpai. Hasilnya kemudian dikumpulkan dan dibawa ke tingkat pengumpul plasma. Jarak antara

tempat tinggal masyarakat pencari dengan pengumpul plasma sangat jauh, ± 2 jam perjalanan darat. Tidak ada spesialisasi pengumpul plasma, semuanya

melakukan pengumpulan tersendiri. Dari hasil pengamatan di lapangan, pengumpul kura – kura tidak hanya di dalam kota Merauke saja tetapi ada juga yang berasal dari PNG. Masyarakat akan datang ditentukan setiap kali terjadi

(26)

18

pengumpul asal PNG adalah di desa Sota kabupaten Merauke. Hasil pengumpulan yang dilakukan oleh pengumpul plasma akan ditindak lanjuti

dengan pengiriman kepada penampung besar di kota Merauke (CV. Allen Lestari) untuk selanjutnya akan dikirim kepada penampung di Jakarta, salah satunya PT. Alam Nusantara Jayatama baik untuk pasaran dalam negeri

maupun luar negeri. Beberapa informasi mengenai jumlah pengumpul plasma di sekitar kabupaten Merauke adalah di desa Sota terdapat 5 orang, desa Kurik

2 orang, desa Tanah Miring 2 orang, desa Bian 4 orang, desa Simpati 2 orang. Tiap-tiap plasma mempunyai anggota masyarakat pencari antara 3 - 10 orang.

(27)

E.Tingkat Produksi

Berdasarkan sumber data dari CV. Allen Lestari jumlah produksi kura – kura pada Bulan Mei 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah :

Tabel 4. Jumlah pengiriman pada bulan Mei 2012

No Jenis Ukuran Jumlah Keterangan

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pengiriman kura – kura leher panjang biasa yang dilakukan oleh CV. Allen pada bulan Mei sebanyak 28 ekor dengan

ukuran carapas 15 – 30 cm yang ditujukan kepada PT. Alam Nusantara Jayatama untuk indukan penangkaran, dimana produksi perusahaan tersebut mengirim dua kali dalam sebulan. Jumlah izin kuota yang diberikan oleh

KSDA Wilayah I Merauke kepada CV. Allen Lestari per/6 bulan untuk adalah 100 ekor untuk kura – kura jenis leher panjang (dilihat pada tabel 4) yang dapat

diartikan bahwa produksi rata – rata untuk satu kali pengiriman mencapai 10 – 13 % atau sekitar 10 – 14 ekor dari kuota. Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa dalam 2 minggu CV.Allen dapat menampung kura – kura

dari pengumpul (plasma) sebanyak 20 – 60 ekor yang dibeli dengan harga Rp 30.000 - Rp 50.000,- tergantung ukuran dari kura - kura tersebut. Adapun harga

(28)

20

Tabel 5 Daftar Harga Menurut Ukuran

No

Jenis Ukuran carapas

Harga (Rp)

1 Kura-kura Leher Panjang biasa < 15 cm 30.000 > 15 cm 50.000 Sumber : CV.Allen Lestari

Berdasarkan hasil wawancara pada CV. Allen bahwa jumlah kura –

kura yang di tampung dalam kurun waktu enam bulan dapat melebihi jumlah kuota yang diberikan oleh KSDA wilayah I Merauke yaitu melebihi 100 ekor, yang dapat dikatakan bahwa tingkat produksi CV.Allen Lestari dapat mencapai

target permintaan pasar dan dapat disimpulkan juga potensi kura – kura di beberapa wilayah / distrik di kabupaten Merauke ini masih berlimpah dan di

(29)

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

1) Pengumpulan kura – kura yang dilakukan oleh masyarakat lokal masih

bersifat tradisional dimana tujuan perburuan tersebut untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi.

2) Alur pengumpulan adalah tiga tingkatan yaitu masyarakat pencari, pengumpul (plasma) dan eksportir lokal.

3) Produksi rata – rata per bulan oleh CV.Allen Lestari berkisar 10 – 13%

dari jumlah quota yang diberikan oleh KSDA Wilayah I Merauke dimana dapat mencapai target pegumpulan bahkan melebihi jumlah yang

diberikan. Dapat dikatakan bahwa potensi kura – kura di beberapa wilayah / distrik di kabupaten Merauke cukup berlimpah, hal ini juga

terlihat dari mudahnya pengumpul plasma mendapatkan hasil setiap melakukan pengumpulan

B.Saran

Dari hasil kesimpulan diatas maka dapat disarankan agar dalam pengambilan maupun pengumpulan kura – kura leher panjang biasa tetap

(30)

22

DAFTAR PUSTAKA

Anders G.J. Rhodin And Vagi R. Genorupa, 2000. Conservation Status of Freshwater Turtles in Papua New Guinea, Chelonian Research Foundation, 168 Goodrich Street, Lunenburg, Massachusetts 01462 USA

Artner H, 2008. The World’s Extant Turtle Species, Part I, Sitzenberg-Reidling

Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke, 2011. Merauke Dalam Angka 2011 (Merauke In Figures 2011), Penerbit Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke

http://eol.org. Chelodina siebenrocki Werner, 1901. Siebenrock's Snakeneck Turtle Species 2000 & ITIS Catalogue of Life: Annual Checklist 2009. Di Akses Pada Tanggal 28 Mei 2012

http://www.gherp.com. Chelodina siebenrocki,1116061.jpg. Diakses Pada Tanggal 28 Mei 2012

http://www.iucnredlist.org. Chelodina rugosa ssp. Siebenrocki. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. Di Akses Pada Tanggal 28 Mei 2012

Iverson, J. B, 1992. A Revised Checklist with Distribution Maps of the Turtles of the World

Rencana Kerja Tahunan (RKT), 2012. Pengambilan Satwa Liar Yang Tidak Di Lindungi Undang – Undang oleh CV.Allen Lestari

Rhodin Anders G J and Mittermeier Russell A, 1976. Chelodina parkeri, a new species of chelid turtle from New Guinea, with a discussion of Chelodina siebenrocki Werner, 1901. Bulletin of The Museum of Comparative Zoology 147(11):465-488

Thomson S A, 2006. Chelodina rugosa Ogilby, 1890. Currently Macrochelodina rugosa; Reptilia, Testudines; Proposed Precedence Over Chelodina Oblonga Gray, 1841. Bulletin of Zoological Nomenclature 63:187-193 Yulianto Agus, 2010. Keanekaragaman Jenis Anggota Ordo Testudinata ;

(31)
(32)
(33)
(34)

Lampiran 4. Penyortiran Dan Pengepakan Sebelum Pengiriman

Tempat Penampungan Penyortiran Box Kemasan

Gambar

Gambar 1. Kura  – kura leher panjang biasa (Chelodina siebenrocki)
Gambar 2.  Peta penyebaran C.siebenrocki (1-11)
Gambar 3. Bagian carapas dan plastron Chelodina siebenrocki (Werner 1901)
Gambar 4. Bentuk-bentuk kaki kura-kura pada habitat hidupnya
+7

Referensi

Dokumen terkait