• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Steganografi - Penyisipan Pesan pada Gambar Menggunakan Pixel Indicator Technique (PIT) dan Pseudo Random Number Generator (PRNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Steganografi - Penyisipan Pesan pada Gambar Menggunakan Pixel Indicator Technique (PIT) dan Pseudo Random Number Generator (PRNG)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Steganografi

Steganografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Steganós yang artinya

menyembunyikan dan Graptos yang artinya tulisan sehingga secara keseluruhan

steganografi ialah tulisan yang disembunyikan (Alatas, 2009). Secara umum

steganografi ialah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia agar tidak bisa

dideteksi oleh indera manusia sehingga tidak diketahui oleh orang lain.

Menurut Alatas (2009), steganografi sudah dikenal oleh bangsa Yunani yang

digunakan oleh Herodatus, penguasa Yunani, yang mengirimkan pesan rahasia

melalui prajurit atau kepala budak dengan membotaki kepala budak, lalu menuliskan

pesan dikepalanya. Ketika rambut budak tumbuh, budak tersebut akan diutus untuk

menyampaikan pesan. Pada bangsa romawi, steganografi dikenal dengan tinta

tak-tampak (invisible ink). Tinta tersebut digunakan untuk menuliskan pesan rahasia yang

dituliskan pada kertas. Tinta ini terbuat dari campuran sari buah, sus, dan cuka. Untuk

melihat pesan tersebut, kertas yang berisi pesan harus dipanaskan.

Untuk melakukan steganografi diperlukan data yang mau disembunyikan dan

media untuk penyisipan datanya. Media penyisipannya dapat berupa teks, suara,

gambar dan video (munir, 2004). Pada teks, data disisipkan pada teks menggunakan

salah satu algoritma steganografi sehingga tidak terlihat ada pesan didalamnya.

Pada suara, data disisipkan melalui frekuensi suara mengikuti media suara yang

digunakan dan karena ukuran format pada suara yang relatif besar sehingga

memungkinkan untuk menyembunyikan data dengan ukuran besar juga. Pada gambar,

(2)

Media penyisipan ini yang biasanya digunakan oleh pengguna internet untuk

menyembunyikan data dengan algoritma yang berbeda-beda pula. Proses penyisipan

dan ekstraksi pesan pada gambar dapat dilihat pada gambar 2.1.

Data

Media

Penyisipan Data Media yang Telah Disisipi Data

Media yang Telah Disisipi Data Ekstraksi

Data

Media Pengirim

Penerima

Gambar 2.1 Diagram sistem steganografi (munir, 2004)

Hasil gambar yang telah disembunyikan dengan gambar aslinya tidak jauh berbeda

sehingga tidak akan membuat orang menduga ada data yang disembunyikan didalam

gambar tersebut. Begitu juga pada video, data disembunyikan pada video namun

jarang digunakan karena format data yang terlalu besar (Alatas, 2009).

Robustness Transparency

Capacity

Gambar 2.2 Parameter tradeoff steganografi (Gutub et al, 2008)

Berdasarkan pada gambar 2.2 parameter steganografi menurut gutub et al (2008)

(3)

1. Capacity (Kapasitas)

Banyaknya data yang dapat disisipkan tanpa mengubah cover medium secara

signifikan.

2. Robustness (Ketahanan)

Daya tahan terhadap modifikasi atau kerusakan pada data yang tidak terlihat (data

yang disisipi).

3. Invisibility (Security or Perceptual Transparency)

Proses penyisipan pesan yang dilakukan tidak boleh menimbulkan kecurigaan dari

orang yang tidak berkepentingan.

2.2 Warna Digital

Menurut Ahmad (2005), warna tidak memiliki bentuk fisik yang nyata. Warna tidak

lebih dari sekedar respon pshyco psychological dari manusia untuk intensitas

penyinaran yang berbeda. Banyak ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa warna

didasarkan pada karakteristik sensor dari mata. Akan tetapi kemampuan mata manusia

terbatas, yaitu hanya mampu menangkap sejumlah cahaya dengan panjang gelombang

tertentu, yang oleh karenanya disebut dengan istilah cahaya atau gelombang tampak.

Menurut Mulyanta (2006), secara garis besar, warna terdiri dari 3 warna aditif,

yaitu merah, hijau dan biru. Ketiga warna dapat membentuk warna lain yang disebut

warna subtraktif, yaitu warna cyan, magenta, dan kuning.

1. Warna Aditif (RGB)

Warna Aditif adalah suatu warna yang dibentuk dengan mengkombinasikan 3 warna

pokok yaitu merah (red), hijau (green) dan biru (blue). Layar monitor komputer

biasanya menggunakan sistem warna aditif. Monitor terdiri dari warna piksel-piksel

yang muncul dari kombinasi ketiga warna pokok tersebut dengan berbagai variasi

kecerahan, sehingga menghasilkan warna saat ditangkap oleh mata manusia. Warna

aditif ini juga yang diterapkan pada televisi/video.

2. Warna Subtraktif (CMYK)

Warna subtraktif adalah pembentukan suatu warna yang dihasilkan dari pantulan

cahaya dari tinta atau pigmen yang digunakan pada sistem. Warna subtraktif ini terdiri

dari warna cyan, magenta, yellow dan black yang biasanya digunakan pada mesin

(4)

2.3 Format Penyimpanan File Gambar

Format gambar yang digunakan untuk menyisipkan pesan Bitmap (BMP), Joint

Photographic Experts Group (JPEG) dan Portable Network Graphics (PNG).

2.3.1 Bitmap (BMP)

Bitmap merupakan format baku citra pada sistem operasi windows dan IBM OS/2. Citra berformat BMP merupakan citra yang tidak terkompresi, sehingga pada

umumnya citra berformat BMP mempunyai ukuran yang relatif lebih besar

dibandingkan dengan format citra lainnya. Intensitas pixel dari citra berformat BMP

dipetakan ke sejumlah bit tertentu. Panjang setiap pixel pada bitmap yaitu 4 bit, 8 bit,

sampai 24 bit yang merepresentasikan nilai intensitas pixel. Dengan demikian ada

sebanyak 28 = 256 derajat keabuan, mulai dari 0 sampai 255.

2.3.2 Joint Photographic Experts Group (JPEG)

Joint Photographic Experts Group (JPEG) adalah sebuah format gambar yang berguna membuat gambar jenis fotografi berkualitas tinggi dengan ukuran gambar

yang kecil. JPEG dikembangkan oleh Joint Photographic Expert Group pada tahun

1980. Ukuran gambar yang dihasilkan bisa dalam ukuran kecil karena gambarnyanya

telah terkompresi (dimampatkan). Oleh karena itu, gambar berformat JPEG ukurannya

lebih kecil dari gambar berformat bitmap. Kompresi gambar JPEG sangat efisien dan

selalu menyimpan gambar dalam kategori warna 24 bit namun bersifat lossy,

maksudnya kualitas gambar akan berkurang bila tingkat kompresi semakin tinggi.

2.3.3 Portable Network Graphics (PNG)

PNG atau Portable Network Graphics adalah salah satu format penyimpanan citra

yang menggunakan kompresi lossless, yaitu kompresi yang tidak menghilangkan

informasi citra digital. PNG dimaksudkan untuk menggantikan Graphic Interchange

Format (GIF) untuk diimplementasikan pada website. File PNG terbagi atas PNG-8 dan PNG-24. PNG-8 dapat mengkompresi gambar dengan ukuran file lebih kecil

daripada GIF. Sementara PNG-24 menyimpan file dengan ukuran yang lebih besar.

PNG-24 biasa digunakan untuk gambar foto ataupun bergradasi, karena gambar yang

dihasilkan akan lebih tajam. Kelebihan lainnya, PNG mendukung gambar

(5)

2.4. Add-ons pada Email ClientMozilla Thunderbird

Add-ons merupakan fitur yang digunakan untuk meningkatkan dan menyesuaikan

aplikasi berbasis Mozilla. Add-ons bisa digunakan oleh seluruh user mozilla. Add-ons

merupakan bagian dari browser extention yang dapat memodifikasi tampilan web

browser. Dalam hal ini, add-ons dibuat pada email client mozilla thunderbird. Mozilla thunderbird merupakan email client yang dikembangkan oleh mozilla foundation dan

bersifat open sources (Barus, 2012).

Sistem penyembunyian pesan pada gambar dengan Pixel Indicator Technique

(PIT) dan Pseudo Random Number Generator (PRNG) dibuat dalam bentuk add-ons.

Add-ons tersebut diinstal didalam email client mozilla thunderbird agar pesan rahasia

yang mau dikirim melalui email ini bisa disisipkan terlebih dahulu. Pihak penerima

juga bisa mengekstrak pesan yang disisipi dengan menginstal add-ons ini pada mozilla

thunderbird.

2.5. Pseudo Random Number Generator (PRNG)

Pseudo random number generator (PRNG) adalah sebuah fungsi matematika yang menghasilkan bilangan acak (Manchanda, 2010). PRNG digunakan untuk mengacak

channel pada setiap pixel gambar akan disisipi pesan dengan metode PIT. PRNG yang

digunakan adalah linear congruential method. Linear Congruential Method adalah

Metode pembangkit bilangan acak yang dinyatakan dengan rumus dibawah ini :

Xi+1 = f(xi, ,xi-1,..,xi-n+1 )(mod m) = (a1xi + a2xi-1 + … + anxi-n+1 + c) (mod m)

Sehingga :

Xi+1 = (a1xi + c) (mod m) (2.1)

Dimana :

m = modulus, 0<m a = multiplier, 0 < a < m c = increment,0 ≤ c < m

Xi = start value atau seed, 0 ≤ Xi< m

Proses kerja linear congruential method dengan menentukan bilangan modulo (m)

(6)

pesan yang telah di XOR. Bilangan biner terdiri dari 8 bit sedangkan ada 3 variabel

yang harus diberi nilai pada persamaan 2.1. Agar setiap variable memiliki banyak bit

yang sama untuk nilainya, maka ditambahkan bit ‘0’ pada bilangan biner tersebut. Jadi

masing-masing nilai variable terdiri dari 3 bit dari bilangan biner tersebut. Bit tersebut

dikonversikan ke bilangan desimal.

2.6. Pixel Indicator Technique (PIT)

Pixel Indicator Technique adalah teknik steganografi berdasarkan gambar yang

menggunakan dua bit tidak signifikan dari salah satu channel warna tertentu yang

digunakan untuk mendeteksi keberadaan data yang disembunyikan pada gambar. PIT

merupakan pengembangan dari metode Least Significant Bit (LSB) dan Stego Color

Cycle (SCC).

LSB adalah pendekatan umum dan sederhana untuk menanamkan informasi dalam

file gambar (Joshi et al, 2013). Cara kerja teknik steganografi ini adalah mengganti bit

paling tidak signifikan atau bit akhir dengan bit pesan (informasi) yang akan

disisipkan pada gambar sebanyak 1 bit. Karena hanya bit yang tidak signifikan yang

disisipi pesan, maka perubahan pada gambar stego tidak kelihatan. Dengan kata lain,

secara kasat mata tidak tampak perbedaan gambar asli (cover) dengan gambar stego.

Menurut joshi (2013), tipe terbaik dari file gambar untuk disisipkan pesan kedalamnya

adalah 24 bit gambar bitmap. Sebuah gambar dengan kualitas dan resolusi yang tinggi

lebih mudah untuk disisipkan pesan ke dalam gambar. Pada 24 bit bisa disisipkan 3 bit

pada 1 pixel dengan menyisipkan 1 bit pada setiap channel warna Red, Green dan

Blue.

Teknik SCC merupakan pengembangan lebih lanjut, dengan menggunakan saluran

warna sebagai tempat penyimpan pesan rahasia. Saluran warna tersebut dirotasikan

secara berkala untuk setiap bit berdasarkan suatu pola yang telah ditentukan (Cahyo,

2009). Maksudnya jika bit pertama pesan disisip kedalam saluran warna merah, maka

bit berikutnya disisp ke dalam saluran warna hijau dan bit selanjutnya disisip kedalam

saluran warna biru. Saluran warna yang digunakan sifatnya rotasi. Jika saluran warna

dimulai dari merah, maka selanjutnya hijau dan biru.

Teknik indikator pixel ini diusulkan digunakan pada gambar format RGB (Red,

(7)

satu channel merah, hijau atau biru untuk disisipkan pesan dimana channel tersebut terpilih berdasarkan bit akhir indikator. Bit indikator ditetapkan secara acak

(berdasarkan sifat gambar) dalam channel. Warna indikator dipilih dari panjang pesan.

Gambar 2.3 merupakan flowchart penyisipan dari Pixel Indicator Technique.

Start Gambar yang

akan disisipi pesan Panjang pesan

yang akan disisipi Simpan panjang pesan ke

dalam 8 byte pada baris pertama gambar dan dalam variabel ukuran gambar yang

tersisa (RMS)

Cek 2 bit akhir dari

channel indikator

Gambar 2.3. Flowchart penyembunyian pesan PIT (Gutub et al, 2008)

Tabel 2.1 menunjukkan hubungan antara indikator dan data yang tersembunyi di

(8)

Tabel 2.1 Indicator value based

Indicator Channel Channel 1 Channel 2

00 No hidden data No hidden data

01 No hidden data 2 bits of hidden data

10 2 bits of hidden data No hidden data

11 2 bits of hidden data 2 bits of hidden data

Untuk meningkatkan keamanan, channel indikator tidak tetap. Indikator-indikator

yang dipilih berdasarkan urutan. Pixel pertama Merah adalah indikator, sedangkan

Hijau adalah channel 1 dan Biru adalah channel 2. Dalam pixel kedua, Hijau adalah

indikator, sedangkan Merah adalah channel 1 dan Biru adalah channel 2. Dalam pixel

ketiga Biru adalah indikator, sementara Merah adalah channel 1 dan Hijau adalah

channel 2 (Gutub et al, 2008).

Kriteria penentuan indikator didasarkan pada panjang pesan yang akan

disembunyikan. Apabila panjang pesan menghasilkan nilai bilangan prima maka

indikator yang digunakan Blue (B), apabila bilangan genap maka indikatornya warna

Red (R), selain itu indikatornya menggunakan warna Green (G). Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Indicator channel selection criteria

Type of Length (N) of secret message

I Level Selection Select Indicator Channel, First element of sequence

II Level Selection Binary N Parity-Bit

Odd Parity Even Parity

Even R GB BG

Prime B RG GR

Else G RB BR

Kelebihan algoritma ini adalah perubahan warna yang terjadi tidak terlalu

signifikan dan lebih sulit ditentukan di pixel mana terdapat pesan yang disembunyikan

karena tidak seperti Least Signiifikan Bit (LSB) dimana setiap pixel pada gambar pasti

disembunyikan 1 bit dari pesan yang disembunyikan. Orang lain yang ingin

mengetahui isi pesan tersebut juga harus mengetahui warna indikator apa yang

digunakan di setiap pixel yang terdapat bit yang berasal dari pesan yang

(9)

Kekurangan algoritma ini adalah tidak semua pixel bisa disisipkan pesan karena apabila nilai indicatornya bernilai 0 maka tidak ada pesan yang bisa disisipkan

didalam pixel gambar sesuai dengan tabel 2.1.

2.7. Peak Signal to Noise Ratio (PSNR)

Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) adalah perbandingan antara nilai maksimum dari sinyal yang diukur dengan besarnya derau yang berpengaruh pada sinyal tersebut

dengan satuan desibel. PSNR digunakan untuk mengetahui perbandingan kualitas citra

sebelum dan sesudah disisipkan pesan. Untuk menentukan PSNR, tentukan nilai

rata-rata kuadrat dari error (MSE - Mean Square Error) terlebih dahulu. Perhitungan MSE

adalah sebagai berikut :

𝑀𝑆𝐸 = √3𝑀𝑁1 ∑𝑀𝑦=1∑𝑁𝑥=1∑ [𝐼′(𝑥, 𝑦)3𝑖=1 𝑖 – 𝐼(𝑥, 𝑦)𝑖]2 (2.2)

Dimana :

MSE = Nilai Mean Square Error dari citra tersebut

M = panjang citra tersebut (dalam pixel)

N = lebar citra tersebut (dalam pixel)

(x,y) = koordinat masing-masing pixel

I = nilai bit citra pada koordinat x,y pada gambar asli

I’ = nilai bit citra pada koordinat x,y pada gambar stego

i = index matrix (Red = 1, Green = 2, Blue = 3)

Sementara nilai PSNR dihitung dari kuadrat nilai maksimum sinyal dibagi dengan

MSE. Apabila diinginkan PSNR dalam desibel, maka nilai PSNR akan menjadi

sebagai berikut :

𝑃𝑆𝑁𝑅 = 10 𝑥 log (

𝑀𝐴𝑋𝑖

2

𝑀𝑆𝐸

) = 20 𝑥 𝑙𝑜𝑔 (

𝑀𝐴𝑋𝑖

𝑀𝑆𝐸

)

(2.3)

Dimana :

(10)

𝑀𝐴𝑋𝑖 = nilai maksimum pixel

MSE = nilai MSE

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai metode PIT dan fungsi acak sudah dilakukan oleh beberapa

peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian tersebut dapat dilihat pada table 2.3 berikut :

Tabel 2.3 Penelitian terdahulu

No Judul Peneliti Kelebihan Kekurangan

1 Pixel Indicator hasil kapasitas lebih besar dari teknik lama

dan keamanan

menjanjikan karena

perubahan yang tidak tampak kapasitas yang lebih besar untuk tingkat

data membuat channel

(11)

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No Judul Peneliti Kelebihan Kekurangan

4 Pengembangan

didapatkan bahwa

algoritma pembangkitan

untuk berbagai kriteria

keacakan. Digunakan

sumber luar video

dan suara sebagai seed dan sumber keacakan.

Pada

ada keadaan dimana bit-bit dari suara

Pembangkit kunci Linear Congruential Generator, Kompresi data Lempel Ziv Welch (LZW) dan

menghasilkan rasio

kompresi terkecil 47.212

Gambar

Gambar 2.1 Diagram sistem steganografi (munir, 2004)
Gambar 2.3 merupakan flowchart penyisipan dari Pixel Indicator Technique.
Tabel 2.1 Indicator value based
Tabel 2.3 Penelitian terdahulu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga masyarakat akan mengkonsumsi bahan makanan bergizi dalam jumlah yang kurang, dengan demikian penyakit kekurangan gizi akan mudah timbul Berdasarkan pada

Jadi dengan demikian, maksud dengan judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang praktek pelaksanaan pembangunan Desa dilihat dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun

Kajian ini mengkaji perbezaan penggunaan bingkai oleh akhbar Kompas dan Republika di samping melihat perubahan penggunaan bingkai semasa dan selepas pilihan raya legislatif..

Azokat a tanulókat, akik mind a három kérdéssel egyetértettek vagy inkább egyetértettek, a magas indexpontszámú kategóriába sorolták (pozitív attitűd), azokat pedig,

Hasil penelitian ini adalah motivasi belajar mahasiswa dalam mempelajari asuhan kebidanan persalinan menunjukkan sebagian besar motivasi belajar yang cukup yaitu sebanyak 96

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan seminar skripsi dengan tema “Mencari Hubungan Antara Kuat

mereka merujuk kepada buku-buku istilah yang diterbitkan oleh DBP, dan menggunakan sebahagian besar istilah tersebut dalam kerja penterjemahan mereka. ii) Sebahagian

Hal serupa dilakukan pada ayam potong untuk menguji aktivitas tokoferol yang dikandung buah merah.. Ia mencampurkan ekstrak buah merah pada konsentrat keluaran