BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
2.1.1 Dividend Payout Ratio
Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada para
pemegang saham berupa kas maupun saham. Dividen merupakan return
yang diterima para pemegang saham selain capital again. Menurut Robert Ang (1997) dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah
pajak dan dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih
perusahaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk operasional
perusahaan. Besarnya pembagian dividend dan laba ditahan sebuah
perusahaan pada diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara
Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS). Kajian mengenai Dividend Payout Ratio ini pertama kali dikenalkan oleh Litner pada tahun 1956. Litner mengembangkan suatu kebijakan modern yakni
kebijakan dividen. Semakin besar dividen yang dibagikan, maka akan
perusahaan tersebut. Hal tersebut, tentu akan lebih menarik lagi minat para
investor untuk berinvestasi. Sehingga, terkadang perusahaan tetap
mempertahankan tingkat dividend payout ratio yang tinggi, meskipun jumlah laba yang diperoleh perusahaan tersebut sedang mengalami
penurunan.
2.1.2 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan besarnya proporsi dividen yang akan dibagikan
perusahaan dan laba ditahan perusahaan untuk kepentingan operasional
perusahaan terhadap laba bersih sesudah pajak yang dihasilkan perusahaan.
Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih sesudah pajak perusahaan
yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan,
dan dividen berupa arus kas yang akan mengalir kepada pemegang saham
perusahaan. Dari pengertian tersebut terdapat adanya ketimpangan antara
kepentingan para pemegang saham dan pihak internal perusahaan.
Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan
yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2010).
oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan faktor mana yang paling dominan yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Beberapa penelitian tentang faktor penentu kebijakan dividen telah dilakukan. Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh dividen, sehingga profitabilitas merupakan faktor utama terpenting terhadap dividen, Lintner (1956).
2.1.3 Profitability
Profitability merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya selama periode waktu tertentu. (Armajitt et.
al., 2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang
terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan
dividen, demikian pula investasi yang diukur dari aset (bersih) operasi.
Tingkat profitability perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio yang disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba melalui semua kemampuan dan semua sumber yang ada seperti
Dalam penelitian ini profitability diukur dengan Return on Asset
(ROA). Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya
modal (biaya yang digunakan mendanai aset). Perusahaan yang semakin
besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar
sebagai dividen (Sudarsi, 2002). Oleh karenanya perusahaan akan lebih
berupaya dalam memaksimumkan profit, agar dapat memenuhi
kewajbannya dalam membayarkan dividen para pemegang saham.
Return on Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba
bagi perusahaan. Sebaliknya, jika ROA negatif menunjukkan total aset
yang digunakan tidak memberikan keuntungan, namun memberikan
kerugian. Semakin besar ROA menunjukkan semakin baik kinerja
perusahaan tersebut, karena tingkat pengembalian investasi (return)
semakin besar. Dengan demikian meningkatnya ROA akan meningkatkan
dividen (dividen cash). Seperti yang diungkapkan Armajit et. al. (2010) dan
Chasanah (2008) bahwa tingkat profitabilitas yang diukur melalui ROA
mempengaruhi dividen secara positif.
Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.1.4 Current Ratio
Likuiditas merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan atau lembaga
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR).
Current Ratio mengukur kemampuan aset lancar membayar hutang lancar (Subramanyam dan Wild, 2010). Unsur yang mempengaruhi Current
Ratio adalah aset lancar dan hutang lancar. Pada umumnya aset lancar
suatu perusahaan terdiri atas : kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.
Hutang lancar terdiri atas hutang dagang, wesel bayar jangka pendek,
hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang beum dibayar
(accrued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya. Semakin tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan tersebut, dan sebaliknya. Dengan tingginya Current Ratio (CR) perusahaan tersebut, maka peluang perusahaan untuk membayarkan
dividen kepada para pemegang saham semakin besar. Sehingga,
2.1.5 Debt to Equity Ratio
Kebijakan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen kepada
pemegang saham dipengaruhi oleh faktor hutang terhadap kreditor. DER
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(pengukuran hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan
dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin rendah
DER, maka akan semakin baik. Sebab kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya akan semakin baik.
Proporsi hutang yang besar dalam struktur modal mengartikan bahwa
perusahaan tersebut memiliki jumlah kewajiban perusahaan tersebut besar.
Besarnya beban hutang tersebut akan mempengaruhi laba bersih yang
karena dibagikan menjadi dividen. Sebab, pemenuhan kewajiban lebih
diutamakan daripada pembayaran dividen. Sehingga DER memiliki
pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen.
2.1.6 Market to Book Value Ratio
Pengertian rasio pasar (market value ratio) menurut Brigham dan Houston (2010:151) adalah menghubungkan harga saham perusahaan pada laba,
arus kas dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat memberikan
indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh investor
tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang.
tingginya MBV mengindikasikan bahwa harga saham tersebut di pasar
adalah tinggi. Harga saham yang tetap tinggi merupakan keinginan
investor. Oleh karenanya perusahaan akan tetap menjaga MBV nya tetap
meningkat.
Rajan dan Zingales (1995) mendefenisikan rasio ini untuk mengetahui
seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai
buku sahamnya. Rasio ini merupakan tolok ukur untuk menentukan
seberapa jauh perusahaan tersebut memilih peluang investasi (opportunity investment).
MBV biasanya dijadikan panduan sebagai investasi. Peluang investasi
pada dasarnya adalah kesempatan yang memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan atas pendanaan asset yang dilakukan. Untuk dapat
merealisasikan kesempatan investasi yang tersedia diperlukan dana yang
dapat diperoleh dari berbagai sumber pendanaan, salah satunya berasal dari
laba ditahan. Apabila perusahaan proporsi laba ditahan perusahaan besar,
maka bagian laba bersih yang akan dibagikan perusahaan untuk
membayarkan dividen semakin kecil. Sehingga MBV memiliki hubungan
negatif terhadap DPR.
2.1.7 Corporate Tax
Menurut Undang-Undang No.28 Pasal 1 Tahun 2007, pajak adalah
konstribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Penghitungan besarnya pajak perusahaan berdasarkan ketentuan
Undang-undang Perpajakan No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,
khsusnya Pasal 17 ayat (1) yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri. Corporate tax yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah besarnya corporate tax
dengan laba sebelum pajak (EBT) yang diukur dengan skala rasio.
2.1.8 Sales Growth
Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju
pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk
membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat, cenderung
mampu membagikan dividen yang lebih tinggi. Sebaliknya, perusahaan
yang pertumbuhan penjualannya rendah akan lebih kecil kemungkinannya
dalam membagikan dividen (Komrattanapanya dan Suntraruk, 2013). Bagi
perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan
untuk membagikan dividen lebih stabil dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang tingkat penjualannya rendah (Hatta,2004).
2.1.9 Cash Flow
Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan
menurut PSAK ayat 1 (2009). Informasi mengenai arus kas suatu
penilaian kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, serta menilai
kebutuhan perusahaan dalam penggunaan kasnya.
Free cash flow (arus kas bebas) adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang sham dan pemilik
utang) setelah perusahaan melakukan investasi dalam asset tetap, produk
baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi
yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2010)
Georgiana (2012) menyatakan bahwa variabel yang dapat menyatakan
pendistribusian dividen adalah free cash flow karena perusahaan dengan peluang pertumbuhan rendah dan free cash flow yang lebih tinggi akan membayar dividen yang lebh tinggi untuk mencegah manajer dalam
melakukakan investasi pada biaa modal, pembayaran, dividen yang tinggi
juga dapat menurunkan arus kas yang diguakan oleh maajer untuk investasi
proyek-proyek yang tidak efektif.
Semakin tinggi free cash flow perusahaan,maka akan semakin besar peluang perusahaan tersebut untuk membayarkan dividen perusahaannya
dalam jumlah yang bsear. Sebalinya, apabila penggunaan free cash flow
(FCF) yang berlebihan oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi
jumalah dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham yang
kemungkinan akan lebih sedikit, oleh karenanya free cash flow dapat digunakan menjadi informasi mengenai pembayaran dividen. Hal ini
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penilitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan
perbandingan dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama
1. Sutrisno 2001 Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia
Dependen : Dividend Payout Ratio
Independen:
- Cash
1. Cash Postion dan Debt to Equity Ratio, dan Holding berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variable yang lainnya tidak signifikan. 2. Cash position berhubungan secara positif dan signifikan terhadap DPR. 3. Debt to equity ratio berhubungan secara negatif dan signifikan terhadap DPR.
2. Sudarsi 2002 Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend
Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang listed di Bursa Efek Jakarta
Dependen : Dividend Payout Ratio simultan dan parsial ketiga variable yaitu cash position, profitability,
dan potensi pertumbuhan
- ukuran perusaha an
- DER
variable lainnya yakni Size dan DER tidak memenuhi asumsi klasik
multikolinieritas sehingga harus dikeluarkan dari model.
3. Usman 2006 Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio, dengan sampel penelitian LQ 45 yang terdaftar di BEI
pada periode 2000-2002
Dependen : Dividend payout ratio
Independen :
- Profitabil
1. Profitabilitas, ukuran
perusahaan, peluang investasi dan DER berpengaruh positif terhadap DPR.
Sedangkan, posisi kas tidak signifikan terhadap DPR.
4. Maria
Andriyan i
2008 Analisis
Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity, Insider Ownership, Investment Opportunity, Investment Opportunity Set (IOS) dan dividend payout ratio debt to equity, insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan return on assets secara bersama-sama
ity terhadap DPR, sedangkan variable lainnya berpengaruh positif terhadap DPR.
3. Insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variable lainnya berpengaruh signifikan terhadap DPR.
5. Marlina
dan Danica
2009 Analisis
Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio
Dependen : Dividend payout ratio
Independen :
- cash variable CP, DER dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. 2. Secara parsial variable CP dan ROA
terhadap DPR
6. Puspita 2009 Analisis Faktor
yang
Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Peusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007)
Dependen : Dividend payout ratio
Independen :
- cash
Cash ratio, firm size, dan return on assets berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan faktor-faktor lain yakni growth, debt to total assets (DTA), dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh negative terhadap DPR.
7. Armajit
2010 Determinants of
Dividend Payout Ratio : evidence of United States
Dependen : Dividend payout ratio
Independen :
- profitabil
ity
- cash
flow
- corporate
tax
1. Profitability dan debt to equity ratio berpengaruh negative terhadap DPR. 2. Cash flow, tax, growth, market to book value memiliki pengaruh positif terhadap DPR.
8. Laksmi
Primawe stri
2011 Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Dependen: Dividend payout ratio
Independen :
Analisis regresi berganda
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Periode 2006-2009) terhadap DPR. 2. Current ratio tidak
berpengaruh terhadap DPR. 3. Secara simultan variable return on asset, debt to equity ratio, dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap DPR.
9. Dr
Ghassan Al Taleb
2012 Measurement of
Impact Agency Cost Level of Firms on Dividend and Leverage Policy : An Empirical Study
Dependen : Dividend Payout Ratio
Independen :
- Free cash
1. Secara parsial variable free cash flow dividend payout ratio namun leverage untuk mengurangi agency cost. 2. Variable cash flow sebagai proksi agency cost
kebijakan dividen. 3. Variable size dan risk berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR untuk mengurangi agency cost, sedangkan variable growth berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan dividen untuk mengurani agency cost.
10. Georgian
a
2012 Determinant
Agent Analysis of Dividend Policy Practiced by Companies Listed in Great Britain and Fance
variable
2012 Determinants of
Dividend Payout Ratio ; Evidence of Karachi Stocks Exchange (KSE)
Dependen : Dividend payout ratio
Independen :
- profitabil
ity
- operating
cash flow per share
- corporate
tax
1. Profitability, debt to equity ratio, current ratio and corporate tax berpengaruh positif terhadap DPR.
2. Operating cash flow per share, dan market to book value ratio memiliki hubungan negatif terhadap DPR.
3. Profitability dan debt to equity dan market to book value menjadi pengaruh yang paling
signifikan terhadap DPR.
12. Unzu
Marietta
2013 Analisis
Pengaruh Cash Ratio, Return on Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Dividend payout ratio
Independen :
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011) terhadap DPR. 3. Growth berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap DPR. 4. Debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR.
13. Roro
Ayu Istiningty as
2013 Analisis Free
Cash Flow, Leverage, Profitability, Risk, Growth, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada Peusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2011)
Dependen : Dividend payout ratio
1. Secara parsial variable
profitability (ROE) dan variable firm size
14. Fanni Novianin g Putri
2014 Analisis
Leverage, Payout Ratio pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Dependen : Dividend payout ratio
Independen :
- leverage
1. Leverage dan collateralizable asset
berpengaruh secara negative dan tidak signifikan terhadap DPR. 2. Growth berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap DPR. 3. Risiko sistematis berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap DPR.
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Bagan Pengaruh Variabel Profitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value Ratio (MBV), Corporate Tax (TAX), Sales Growth (SG), dan Cash Flow (FCF) dengan variable Dividend
Payout Ratio (DPR)
Perusahaan mempertimbangkan banyak hal dalam membuat keputusan besarnya
dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, diantaranya
H1
H8
H7
H6
H5
H4
H2
H3
Profitability (X1)
Current Ratio (X2)
Cash Flow (X7)
Sales Growth (X6)
Debt to Equity Ratio (X3)
Market to Book Value Ratio (X4)
Corporate Tax (X5)
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, perumbuhan, dan sebagainya. Pada penelitian
ini, peneliti memilih tujuh faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR) yakniProfitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), MBV,
Corporate Tax, Sales Growth, dan Free Cash Flow (FCF).
2.3.1 Hubungan Return on Assets dan Dividend Payout Ratio
ROA mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan
laba yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih
memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba
perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai
dividen semakin besar. Sehingga Return on Assets (ROA) memiliki hubungan positif dengan dividend payout ratio (DPR).
Parthington secara eksplisit menunjukkan bahwa profitabilitas
(earning after tax dan assets) merupakan variable yang penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam membuat kebijakan
dividen. Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan harapan para
investor untuk memperoleh dividen. Hal tersebut juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Primawestri (2011), Takumi (2012) dan
Megawati (2011) yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh yang
postif terhadap dividend payout ratio (DPR).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
H1 : ROA berpengaruh positif terhadap DPR.
2.3.2 Hubungan Current Ratio dengan Dividend Payout Ratio
Dalam melakukan pembayaran dividen tentulah mempertimbangkan
besarnya hutang perusahaan tersebut. Sebab pembayaran hutang lebih
diutamakan daripada pembayaran dividen.
Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi
CR perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajibannya semaakin baik. Dengan tingginya CR perusahaan tersebut
meyakinkan investor bahwa dividen akan dibayar (Takumi, 2012). Dengan
kata lain, CR memiliki hubungan positif dengan DPR. Hal tersebut
didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Danica (2009) yang
menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
alternative kedua (H2) yang diambil adalah :
H2 : CR berpengaruh positif terhadap DPR.
2.3.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Dividend Payout Ratio
DER merupakan rasio antara total ekuitas dan pemegang saham merupakan
rasio yang mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayarkan hutang perusahaan. Tingkat DER yang
dalam menutupi seluruh kewajibannya dengan modal yang ada. Tingginya
tingkat DER juga mengindikasikan besarnya utang prusahaan. Apabila
perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, hal ini dapat membuat
kemampuan dalam membayarkan dividen yang tinggi akan semakin sulit.
Ini dikarenakan perusahaan haruus lebih mengutamakan dalam hal
memenuhi kewajibannya terhadap kreditor daripada pemegang saham. Hal
tersebut juga di dukung oleh hasil penelitian Noviang (2014) dan
Hadiwidjaja (2007) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa DER
memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap DPR.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
alternative ketiga (H3) yang diambil adalah :
H3 : DER berpengaruh negatif terhadap DPR.
2.3.4 Hubungan Market to Book Value Ratio dengan Dividend Payout Ratio MBV seringkali dijadikan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai
gambaran tentang keinginan investor terhadap masa depan perusahaan.
Oleh karena pihak manajemen perusahaan akan berusaha untuk tetap
memperhatikan investasi perushaannya dengan baik agar para investor
tetap berinvestasi di perusahaannya tanpa ada rasa ragu. Untuk dapat
melakukan investasi yang baik, perusahaan harus meminimumkan segala
sesuatu bentuk investasi yang tidak berpotensi. Oleh karenanya, pada saat
pihak manajemen perusahaan melihat peluang investasi yang baik,
dapat merealisasikan investasi tersebut. Dana yang akan digunakan tersebut
pada umumnya diambil dari laba ditahan perusahaan. Apabila perusahaan
menggunakan dana yang besar, maka akan semakin besar pula bagian laba
bersih perusahaan yang akan dijadikan sebagai laba ditahan, yang pada
akhirnya laba bersih yang akan dibagikan untuk pembayaran dividen akan
menjadi lebih sedikit. Oleh karenanya MBV memiliki pengaruh negatif
terhadap DPR. Hal tersebut juga sama dengan penelitian Armajit Gill et. al.
(2010) yang menyatakan bahwa MBV mempengaruhi DPR secara
signifikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
alternatif keempat (H4) yang diambil adalah :
H4 : MBV berpengaruh negatif terhadap DPR.
2.3.5 Hubungan Corporate Tax dan Dividend Payout Ratio
Corporate memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan
dividend payout ratio (Takumi, 2012). Hal tersebut dapat kita lihat dalam
laporan keuangan perusahaan, bahwa laba yang akan dialokasikan untuk
laba di tahan dan dividen merupakan laba sesudah pajak. Oleh karenanya
pajak yang sebagai pengurang dalam laba tersebut memiliki pengaruh yang
besar. Semakin besar pajak perusahaan maka akan semakin kecil laba yang
dialokasikan, yang artinya dividen yang akan dibagikan juga akan semakin
kecil. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa corporate tax memiliki
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis
alternative kelima (H5) sebagai berikut :
H5 : Corporate Tax berpengaruh negatif terhadap DPR. 2.3.6 Hubungan Sales Growth dan Dividend Payout Ratio
Smith dan Watts (1992) menunjukkan dasar teori pada pengaruh dari
ukuran yang diukur melalui pertumbuhan penjualan (sales growth) sangat kuat terhadap kebijakan dividen yang sangat kuat. Perusahaan yang
memiliki akses pasar yang baik, seharusnya membayarkan dividen yang
lebih besar daripada perusahaan yang memiliki akses pasar yang tidak baik,
sehingga sales growth dan DPR memiliki hubungan positif (Laksono,
2006). Sama halnya dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang
menyatakan bahwa sales growth memiliki hubungan positif yang signifikan
terhadap DPR.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis
alternative keenam (H6) sebagai berikut :
H6 : Sales Growth berpengaruh positif terhadap DPR. 2.3.7 Hubungan Cash Flow dan Dividend Payout Ratio
Menurut Jensen (1986) pengaruh free cash flow terhadap DPR bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi free cash flow makin tinggi DPR atau semakin rendah free cash flow akan semakin rendah DPR. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith dan Watts(1992) dalam
overinvestment (free cash flow problem), manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat free cash flow akan berpengaruh positif terhadap DPR kepada pemegang saaham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada
perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Dimas Abri (2013)
dan Yunior Andreas (2010) yang menyatakan bahwa free cash flow
memiliki pengaruh positif terhadap DPR.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis
alternative ketujuh (H7) sebagai berikut :
H7 : Free Cash Flow (FCF) berpengaruh positif terhadap DPR. 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Dari perumusan hipotesis dan penjelasan teori serta kerangka konseptual yang
di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H1 : Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap DPR.
H2 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap DPR.
H3 : Debt to Equity (DER) berpengaruh negatif terhadap DPR.
H4 : Market to Book Value (MBV) berpengaruh negatif terhadap DPR.
H5 : Corporate Tax (TAX) berpengaruh negatif terhadap DPR.
H6 : Sales Growth (SG) berpengaruh positif terhadap DPR.
H8 : Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow