SKRIPSI
ANALISIS GAYA HIDUP, PRODUK, HARGA, PROMOSI, LOKASI, PROSES, DAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PELANGGAN CAFÉ TIALIF MEDAN
OLEH
SURIA MARIO SILITONGA 080502160
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Gaya
hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan Fisik terhadap
Keputusan Pembelian Pelanggan Café Tialif. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden dengan kriteria pelanggan
yang datang di cafe Tialif minimal dua kali, menggunakan metode Purposive
Sampling.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu
gaya hidup, produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan lingkungan fisik terhadap
variabel terikatnya keputusan pembelian pelanggan. Melalui pengujian Koefisien
Determinasi (R²) diperoleh nilai sebesar 0,723 artinya variabel bebas gaya hidup,
produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan lingkungan fisik berpengaruh sebesar
72,3% terhadap variabel terikatnya keputusan pembelian pelanggan Café Tialif,
sedangkan 27,7% dipengaruhi oleh variabel yang lain.
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate and analyze lifestyle,
product, price, promotion, location, process, and physical environment for the
customer purchase decision Cafe Tialif. Sample used in this research were as
many as 100 respondents with criteria of the customers who come to the cafe tialif
at least twice, using purposive sampling method.
There is a positive and significant effect of the independent variables
which is lifestyle, product, price, promotion, location, processes and physical
environment of the customer purchase decision dependent variable. Through
testing the Coefficient of Determination (R2) obtained a value of 0.723 means that
the independent variables lifestyle, product, price, promotion, location, processes
and physical environment affects of 72.3% of the dependent variable tialif cafe
customer purchase decision, while 27.7% is affected by other variables.
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Yesus Tuhan Raja Di
Atas Segala Raja. Karena berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga saya berterima kasih kepada Ayahanda
tercinta S. Silitonga dan Ibunda tercinta Almh. M. br. Batubara. Karena telah
bersusah payah membesarkan bahkan mendidikku. Terlebih buat Ibunda yang
selalu mendoakanku semasa hidupnya. Adapun judul skripsi ini adalah “ Analisis Gaya hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan fisik Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Café Tialif ”.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.ec.ac.Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajenen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi
5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE., MM selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Yeni Absah, SE., MSi., selaku dosen Pembaca Penilai yang telah
banyak memberikan saran, kritik, serta masukan dalam penyempurnaan
skripsi ini.
7. Bapak Gembala Sidang Pdt. W. Sianipar, STh., yang telah mendukung
saya di dalam doa. Dan tak lupa buat Para Pelayan dan pengurus GTDI
jemaat Bromo Medan yang telah berjuang mendoakan saya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih buat Cv. Gemilang Bahagia yang
telah membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini.
8. Teman-teman aku yang aku kasihi: Dika Mulia, Delfi Diafari Srg, Ricky,
Narti, Rabusa, Sandra, Mutia Fatimah, dan masih banyak lagi yang belum
aku sebutin satu persatu.
9. Adik-adikku yang kucintai dan ku kasihi : Kristanti Vera br. Silitonga,
Margareth Sabathini br. Silitonga, Jos Sobastian Silitonga, Winny Jesika
br. Silitonga, dan Sipudan Jeremy Vannes Silitonga.
Saya berharap Skipsi ini dapat menjadi pedoman dan sumber ilmu
bagi peneliti selanjutnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Medan, juni 2013 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1. Definisi Gaya hidup...…………..……….…. 8
2.1.2. Gaya hidupActivity, Interest, Opinion (AIO)……...…….... 8
2.2. Bauran Pemasaran Jasa.………..………... 10
2.2.1. Pengertian Pemasaran...………..……… 10
2.2.2. Marketing Mix (Bauran Pemasaran Jasa)……..…………. 11
2.3.Keputusan Pembelian...………..…....………..17
2.3.1. Tipe-tipe Perilaku Pembelian…..……….17
2.3.2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelia……….. 18
2.4. Penelitian Terdahulu………..……… 21
2.5. Kerangka Konseptual………..……….. 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian………...………...…… 25
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………..…….. 25
3.3. Batasan Operasional Variabel…………..………. 25
3.4. Definisi Operasional Variabel………..………. 25
3.5. Skala Pengukuran………..……. 28
3.6. Populasi dan Sampel……….……….… 29
3.6.1. Populasi……….……….. 29
3.6.2. Sampel……….………..……….. 29
3.7. Jenis Data………... 30
3.8. Metode Pengumpulan Data……….………... 31
3.8. Uji Validitas danReliabilitas……….………. 32
3.9. Teknik Analisis……….……….… 32
3.9.1. Analisis Regresi Linier Berganda……….……….… 32
3.9.1.1. Metode Analisis Deskriptif……….………….… 33
3.9.1.2. Normalitas……….………... 34
3.9.1.3. Heteroskedastisitas………….……….. 34
3.9.1.4. Multikoleniaritas……….………. 34
3.9.2. Uji F………...……….………... 35
3.9.3. Uji Statistik- t... 35
3.9.4. Pengujian Koefisien Determinan……….……... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan………... 37
4.1.1. Sejarah singkat Café Tialif………. 37
4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Café Tialif……….. 41
4.1.3. Struktur Organisasi Café Tialif………... 42
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan……….. 44
4.2.1. Uji Validitas dan reliabilitas………... 44
4.2.1.1. Uji Validitas………. 44
4.2.2. Analisis Deskriptif……….. 47
4.2.2.1. Gambaran Umum Responden……….. 47
1. Usia………...…… 48
2. Jenis Kelamin……….... 49
3. Pekerjaan/Profesi……….. 49
4. Pengeluaran/bulan………..50
4.2.2.2. Deskriptif Variabel……….. 51
4.2.3. Uji Asumsi Klasik……….. 65
4.2.3.1.Uji Normalitas……….. 65
4.2.3.2. Uji Heteroskedastitas………... 68
4.2.3.3. Uji Multikolineritas………. 69
4.2.4. Metode Analisis Rrgresi Linier Berganda……….. 71
4.2.4.1. Uji Simultan (Uji-F)……….………... 74
4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)………... 76
4.2.4.3. Pengujian Koefisien Determinan (R²)…………. 80
4.3. Pembahasan………... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………... 86
5.2. Saran………. 88
DAFTAR PUSTAKA……….………... 90
DAFTAR TABEL
NO Judul Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel………..….…………. 27
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert………... 29
Tabel 4.1 Item-Total Statisik……….. 45
Tabel 4.2 Reability Statistik………... 47
Tabel 4.3 Usia Responden………..………..….…………. 48
Tabel 4.4 Jenis Kelamin………..………... 49
Tabel 4.5 Pekerjaan………..……….. 49
Tabel 4.6 Pengeluaran/bulan……….. 50
Tabel 4.7 Deskriptif Gaya hidup………..……….. 51
Tabel 4.8 Deskriptif Produk………... 53
Tabel 4.9 Deskriptif Harga………..………..….…...……. 55
Tabel 4.10 Deskriptif Promosi…..………... 56
Tabel 4.11 Deskriptif Lokasi…………..…..…..…..………..….. 58
Tabel 4.12 Deskriptif Proses..……….………….. 58
Tabel 4.13 Deskriptif Lingkungan Fisik……….……….. 62
Tabel 4.14 Deskriptif Keputusan Pembelian Pelanggan………....64
Tabel 4.15 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test……..…..….…………. 68
Tabel 4.16 Uji Nilai Tolerance dan VIF………... 70
Tabel 4.17 Analisis Regresi Linier Berganda………….……….. 71
Tabel 4.18 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)……….. 76
Tabel 4.19 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)………78
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……….………... 23
Gambar 4.1 Histogram Uji normalitas……….. 66
Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas………... 67
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Gaya
hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan Fisik terhadap
Keputusan Pembelian Pelanggan Café Tialif. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden dengan kriteria pelanggan
yang datang di cafe Tialif minimal dua kali, menggunakan metode Purposive
Sampling.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu
gaya hidup, produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan lingkungan fisik terhadap
variabel terikatnya keputusan pembelian pelanggan. Melalui pengujian Koefisien
Determinasi (R²) diperoleh nilai sebesar 0,723 artinya variabel bebas gaya hidup,
produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan lingkungan fisik berpengaruh sebesar
72,3% terhadap variabel terikatnya keputusan pembelian pelanggan Café Tialif,
sedangkan 27,7% dipengaruhi oleh variabel yang lain.
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate and analyze lifestyle,
product, price, promotion, location, process, and physical environment for the
customer purchase decision Cafe Tialif. Sample used in this research were as
many as 100 respondents with criteria of the customers who come to the cafe tialif
at least twice, using purposive sampling method.
There is a positive and significant effect of the independent variables
which is lifestyle, product, price, promotion, location, processes and physical
environment of the customer purchase decision dependent variable. Through
testing the Coefficient of Determination (R2) obtained a value of 0.723 means that
the independent variables lifestyle, product, price, promotion, location, processes
and physical environment affects of 72.3% of the dependent variable tialif cafe
customer purchase decision, while 27.7% is affected by other variables.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang sangat
pesat, maka dapat dilihat bahwa sektor dunia usaha kini telah menjadi suatu
persaingan. Demikian halnya dengan banyaknya cafe yang tumbuh akhir-akhir ini
dan megakibatkan persaingan yang semakin ketat di antara sesama pengusaha
cafe di kota Medan. Di kota-kota besar di Indonesia seperti kota Medan, cafe
bukanlah tempat yang baru, karena dalam perkembangannya cafe yang dulu
dianggap sebagai tempat tongkrongan mewah, kini telah menjamur dan memiliki
pangsa pasar untuk kelas menengah ke bawah. Jika dulu cafe hanya dikunjungi
oleh eksekutif muda dan masyarakat menengah ke atas yang membutuhkan
tempat untuk melepas penat sepulang dari kantor. Namun kini fenomena tersebut
lambat laun bergeser menjadi suatu kebiasaan bagi kaum muda di kota-kota besar.
Tak heran jika banyak cafe-cafe ini bernuansa anak muda, nyaman, santai, dan
sesuai dengan gaya hidup remaja sekarang ini.
Seperti halnya banyak bermunculan cafe-cafe di kota Medan dengan kategori
modern cafe, antara lain Pasar Merah Square, Coffee Cangkir, Memo Cafe dan
Café Tialif. Selain menyediakan makanan dan minuman, cafe-cafe tersebut juga
menawarkan suasana serta tempat yang nyaman untuk bersantai. Oleh kerena itu
cafe-cafe yang ada saat ini bersaing ketat untuk dapat menjadi yang terbaik. Maka
memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi untuk memberikan suatu produk
dan pelayanan yang berkualitas kepada setiap konsumen yang makan dan minum
di cafe tersebut. Penerapan suatu produk dan pelayanan yang berkualitas
mempengaruhi perkembangan cafe tersebut, karena tujuan utama bisnis cafe
adalah menciptakan kepuasan pelanggan dan mempertahankan pelanggan yang
sudah dimiliki.
Gaya hidup menurut Kotler (2002;192) adalah pola hidup seseorang di
dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang
dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang
penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang
pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut
Minor dan Mowen (2002;282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang
hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan
waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001;174) adalah
pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan
keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan
untuk membeli suatu produk misalnya, kualitas produk, harga, dan iklan. Dalam
persaingan seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk
produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan
konsumen sebelum membeli suatu produk. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan
kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketidaktergantungan
pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas,kenyamanan, wujud luar
(warna, bentuk, pembungkusan, dan sebagainya). Dengan kualitas yang bagus dan
terpercaya, maka produk akan senantiasa tertanam dibenak konsumen, karena
konsumen bersedia membayar sejumlah uang untuk membeli produk yang
berkualitas.
Di samping kualitas produk, tinjauan terhadap harga juga semakin
penting,karena setiap harga yang ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan
tingkat permintaan terhadap produk berbeda. Dalam sebagian besar kasus,
biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin tinggi harga,
semakin rendah permintaan terhadap produk. Demikian sebaliknya, semakin
rendah harga,semakin tinggi permintaan terhadap produk. Oleh karena
itu,penetapan harga yang tepat perlu mendapat perhatian yang besar dari
perusahaan. Pada hakekatnya harga ditentukan oleh biaya produk. Jika harga yang
ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka
pemilihan suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut. Bila
konsumen bersedia menerima harga tersebut, maka produk tersebut akan diterima
oleh masyarakat. Perusahaan menetapkan harga karena berbagai pertimbangan,
namun ada baiknya jika dalam penetapan harga tersebut disesuaikan juga dengan
Selain menawarkan produk yang berkualitas dan penetapan
harga,kemampuan perusahaan dalam mengkomunikasikan produk kepada
konsumen melalui kegiatan promosi juga merupakan suatu hal penting. Promosi
merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menonjolkan
keistimewaan-keistimewaan produk dan membujuk konsumen untuk membeli.
Strategi promosi menggabungkan periklanan, penjualan perorangan, promosi
penjualan dan publisitas menjadi suatu program terpadu untuk berkomunikasi
dengan pembeli dan orang lain yang pada akhirnya akan mempengaruhi
keputusan pembelian. Perlu diketahui bahwa betapa bagusnya suatu produk bila
konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin terhadap produk tersebut,
maka calon konsumen tidak akan melakukan pembelian.
Cafe Tialif pertama kali didirikan dengan bentuk yang sangat sederhana,
kemudian lambat laun melihat bertambahnya pelanggan maka pemilik merenovasi
dan menambah areal cafe. Cafe Tialif mengembangkan konsep perpaduan antara
tradisional dan modern, sehingga terciptalah perpaduan antara masakan dan
makanan yang memiliki cita rasa yang unik bagi para pelanggan. Cafe Tialif juga
mempengaruhi pertumbuhan Cafe-Cafe lainnya yang ada disekitarnya. Hal ini
menujukan bahwa pangsa pasar yang ada sangat besar dan menjanjikan selain itu
di dukung oleh banyaknya berdiri sekolah dan perguruan tinggi di sekitar lokasi.
Cafe Tialif yang dipilih peneliti sebagai objek penelitian selalu
memberikan beragam produk dan pelayanan yang berkualitas untuk semua
pelanggannya. Cafe Tialif juga percaya selain kualitas produk, keberhasilan suatu
pelayanan yang diberikan, hal ini dapat dilihat dari jumlah penggunjung yang
datang melakukan transaksi pada Cafe Tialif pada bulan Maret 2013 sebanyak
1.800 orang. Peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan dengan
menghimpun keterangan dari beberapa responden mengenai perilaku,kebutuhan
dan gaya hidup masing-masing respoden. Hasilnya, peneliti sampai pada titik
kesimpulan bahwa masing-masing responden mempunyai pendapat yang
berbeda-beda. Kebanyakan responden menjawab bahwa mereka datang ke cafe talif karena
faktor harga dan lokasi yang dekat dengan kampus. Selain itu ada juga yang
mengatakan bahwa suasana di Cafe Tialif dan gaya hidup yang mendorong para
pembeli untuk datang ke Cafe Tialif ini.
Keberhasilan Cafe Tialif dalam memasarkan produknya sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam mengetahui persepsi
pembeli terhadap produknya sehingga dapat diketahui pula pembelian konsumen,
sehingga Cafe Tialif dapat menentukan harga, pengembangan produk,
mempromosikan dan mendistribusikan produknya dengan lebih baik.
Dari fenomena tersebut sebagai konsekuensinya, pihak marketer atau
pengelola cafe harus senantiasa memahami perilaku konsumen secara keseluruhan
agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat merumuskan
strategi pemasarannya dengan cepat dan tepat. Oleh karena cafe merupakan
perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa layanan maupun jasa
penjualan yang harus dipasarkan kepada konsumen, maka dalam memilih sebuah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor motivasi, persepsi,
pembentukan sikap, integritas dan lingkungan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Gaya Hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan fisik Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Cafe Tialif Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti adalah :
Apakah Gaya Hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan
fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan
Cafe Tialif Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui dan
menganalisis Gaya Hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan
Lingkungan fisik terhadap keputusan Pembelian Pelanggan Cafe Tialif Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Cafe Tialif
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Cafe Tialif
Lokasi, Proses, dan Lingkungan fisik sebagai bahan pertimbangan bagi
pengembangan produk dan jasa pelayanan yang dapat mempengaruhi
minat pelanggan di masa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti tentang Gaya Hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan
Lingkungan fisik.
3. Bagi peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di masa yang akan datang
mengenai Gaya Hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Hidup
2.1.1 Definisi Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler (2002;192) adalah pola hidup seseorang di
dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang
dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang
penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang
pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut
Minor dan Mowen (2002;282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang
hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan
waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001;174) adalah
pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan
keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
2.1.2. Gaya Hidup Activity, Interest, Opinion (AIO)
Psikografik (Psychographic) adalah ilmu tentang pengukuran dan
pengelompokkan gaya hidup konsumen (Kotler, 2002;193). Sedangkan
mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai
untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografik biasanya dipakai
untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai
suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal
kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan
(graph) psikologis konsumen (psyco).
Pendekatan psikografik sering dipakai produsen dalam mempromosikan
produknya, seperti yang dinyatakan oleh Kotler (2002;193) bahwa psikografik
senantiasa menjadi metodologi yang valid dan bernilai bagi banyak pemasar.
Solomon dalam Sumarwan (2003;59) menjelaskan studi psikografik dalam
beberapa bentuk seperti diuraikan berikut.
1. Profil gaya hidup (a lifestyle profile), yang menganalisis beberapa karakteristik
yang membedakan antara pemakai dan bukan pemakai suatu produk.
2. Profil produk spesifik (a product-specific profile) yang mengidentifikasi
kelompok sasaran kemudian membuat profil konsumen tersebut berdasarkan
dimensi produk yang relevan.
3. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang menjelaskan,
menganalisis kaitan beberapa variabel dengan kepribadian ciri, misalnya
kepribadian ciri yang mana yang sangat terkait dengan konsumen yang sangat
4. Segmentasi gaya hidup (a general lifestyle segmentation), membuat
pengelompokkan responden berdasarkan kesamaan preferensinya.
5. Segmentasi produk spesifik, adalah studi yang mengelompokkan konsumen
berdasarkan kesamaan produk yang dikonsumsinya.
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar
mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen.
Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa
sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan
demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya
hidup orang yang berprestasi.
2.2 Bauran Pemasaran Jasa 2.2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2000 ; 8), pengertian pemasaran adalah: “Marketing is a
social and managerial process by which individuals and group obtain what they
need and what through creating, offering and freely exchanging products and
services of value with other.” “Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
mengemukakan bahwa : “ Marketing is total system of business designed to plan,
price, promote, and distribute want satisfying products to target markets to
achieve organizational objective “. “ Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi ”. Sedangkan
Swastha. (2001 ; 8) mendefinisikan pemasaran adalah sebagai berikut :
“Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang,
jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.”
2.2.2 Bauran Pemasaran Jasa (Marketing mix)
Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (2002;18) adalah :
“Marketing Mix is the set of marketing tools that the firm user to pursue its
marketing objectives in the target market. ”Bauran Pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran. ”Bauran Pemasaran terdiri dari segala sesuatu
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
Bauran Pemasaran Jasa, yaitu Product, Price, Promotion, Place, Proses, dan
1. Produk (Product)
Menurut Kotler dan Amstrong (2001 ; 346) :
Produk adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu
meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran
dari semua bentuk-bentuk tadi.
Menurut Tjiptono (2005 ; 31) :
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan
dan keinginan pelanggan dalam konteks ini, produk biasa berupa apa saja
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut
dapat dikatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen kepada konsumen untuk dicari, dibeli, dan digunakan
dalam memenuhi kebutuhannya.
Produk adalah sifat yang kompleks, baik dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, harga, prestise, perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhan, (Swastha, 2001 : 94).
Dalam merencanakan penawaran pasar/produk harus memikirkan 5 (lima)
tingkat produk yaitu: a) Tingkat paling dasar adalah manfaat utama yaitu
kedua adalah mengubah manfaat utama menjadi produk generik yaitu
variasi dasar dari produk tersebut. c) Tingkatan ketiga adalah pemasar
mempersiapkan produk yang diharapkan yaitu satu set atribut dan
persyaratan yang biasanya diharapkan atau disetujui pembeli ketika
membeli produk itu, d) Tingkatan keempat adalah pemasar
mempersiapkan produk tambahan yaitu yang meliputi tambaha jasa dan
manfaat yang akan memberdayakan dari produk pesaing, dan e) Tingkatan
kelima adalah produk potensial yaitu semua tambahan dan perubahan yang
mungkin didapat produk tersebut di masa depan.
2. Harga (Price)
Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang dan atau jasa ( Tjiptono 2005 ; 151)
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang)
yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya”, ( Angipora, 2002 : 268 ).Penetapan
harga merupakan suatu hal penting . Perusahaan akan melakukan hal ini
dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat
mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama
penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran
ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan.
3. Promosi ( Promotion)
Promosi adalah semua jenis kegiatan yang ditujukan untuk mendorong
permintaan, (Swastha 2001 : 349). Promosi adalah kegiatan
mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak
lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku.
Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif
pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut
dengan media massa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televise dan
direct mail (Baker, 2000; 7). Media promosi yang dapat digunakan pada
bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas
dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media
promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu
sendiri.
Tujuan kegiatan promosi antara lain :
1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru
2. Mengkomunikasikan produk baru
3. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal
secara luas
4. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas
produk
5. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk
4. Lokasi (Place)
Tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk
yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,
and transport. (Tjiptono, 2005 : 92).
Kotler ( 2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari
seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang
digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen
ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi
suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan
produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir
atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan kemudahan
memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya.
Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen
sasaran.
5. Proses (Process)
Proses Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas
dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas
operasi jasa (Boom dan Bitner yang dikutip oleh Alma (2003 ; 234).
diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada
pelanggan (Kotler 2000 : 213).
Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan
diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang.
Pengelola kafe sering menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan
untuk tujuan menarik konsumen. Proses, mutu layanan jasa sangat
bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat
bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk
menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional
perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang
terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan
loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
6. Lingkungan fisik (Physical evidence)
Bukti fisik dan yang mewakili (Physical Evidence and
Presentation). Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan
kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen (Kotler,
2000;245). Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang berwujud berkenaan
dengan suatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan
(Alma, 2003;234).Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di
dalamnya juga termasuk suasana kafe yang merupakan tempat
beroperasinya jasa layanan makanan dan minuman. Karakteristik
situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi
geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya,
cuaca, pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting
sebagai obyek stimuli. Building merupakan bagian dari bukti fisik,
karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi
konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter . Perhatian
terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan
tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat
mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan
suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan
pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan nilai tambah bagi
pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan
kelas market khusus.
Dari keenam elemen marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses
bagi sebuah kafe diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang siap
ditawarkan (one stop beauty service), lokasi yang strategis, keramahan dan
efektivitas pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan fasilitas lain pendukung
kenyamanan konsumen didalam kafe seperti ruangan yang sejuk dan bertata
2.3 Keputusan Pembelian
2.3.1. Tipe-Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Kotler (2001 : 221) ada empat jenis perilaku pembelian, yaitu:
1. Perilaku pembelian yang terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli
mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, pembeli
membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat
pilihan untuk pembelian yang cermat.
2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan
Kadang-kadang konsumen terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit
perbedaan antara merek yang ada.Keterlibatan yang tinggi didasari fakta
bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Jika
konsumen menentukan perbadaan mutu antar merek, dia mungkin akan
membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.
3. Pembelian karena kebiasaan
Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah
melalui urutan umum keyakinan, sikap dan perilaku. Konsumen tidak
secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik
merek dan memutuskan merek apa yang dibeli. Melainkan konsumen
menjadi penerima informasi pasif nmelalui televisi dan iklan.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
konsumen sering melakukan peralihan merek.Peralihan merek terjadi
karena mencari variasi bukan karena ketidakpuasan.
2.3.2 Proses pengambilan keputusan pembelian
Menurut Tjiptono (2005 : 179) :
Secara teoritis,setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa,ia
berharap bahwa barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan
kegunaan maksimum. Dengan kata lain, “setiap konsumen adalah rational
economic man yang memiliki alasan rasional dalam setiap pembelian
produk dan jasa”.
Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu
produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk
itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan
realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu
dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai alternatif dari
istilah keputusan pembelian dalam (Setiadi, 2002;34).
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang
ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen
mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama
dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut,
konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut
pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
Terdapat Empat faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan
keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri
manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap
stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan
pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada
dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang
akan suatu hal.
4. Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan
mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan
membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
2.4 Penelitian Terdahulu
Sukotjo dan Radix (2006) melakukan penelitian yang berjudul “ Analisa
Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan
Physical Evidence) terhadap keputusan pembelian produk Klinik Kecantikan Teta
di Surabaya”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
jauh Marketing Mix-7P mempengaruhi keputusan pembelian produk klinik
anggota/member card Teta sejumlah 436 orang di Surabaya. Metode yang dipilih
adalah simple random sampling, yang merupakan salah satu dari teknik
probability sampling yang sampelnya diambil secara acak. Pemilihan metode ini
didasarkan atas homogenitas anggota/member Teta di Surabaya tiga tahun
terakhir. Jumlah sampel penelitian sekaligus menjadi responden diambil menurut
table krejcie dengan tingkat kesalahan 5% (Sugiyono, 2002 ; 63) terpilih sampel
sebanyak 115 Orang. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variable-variabel
dalam konsep marketing mix 7P berpengaruh terhadap keputusan konsumen
dalam berbelanja di klinik kecantikan Teta di kota Surabaya.
Dari ketujuh variabel: produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan
lingkungan fisik. Promosi adalah yang paling dominan terhadap keputusan
pembelian pada klinik kecantikan Teta di kota Surabaya, aspek ini erat kaitannya
dalam hal promosi yang bersifat edukatif dan persuasif seperti yang telah
dilakukan dalam bentuk advetorial di media cetak, talk show informatif pada
media elektronik radio dan penyelenggaraan member get member, voucher
pembelian serta promo pada media luar ruang yang memuat promo/event bulanan.
2.5 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2006 ; 49), “Kerangka koseptual merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan”. Gaya Hidup menunjukkan pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian pelanggan Cafe Tialif Medan. Produk menunjukkan pengaruh positif
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian pelanggan Cafe Tialif Medan.
Promosi menunjukkan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian pelanggan
Cafe Tialif Medan. Lokasi menunjukkan pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian pelanggan Cafe Tialif Medan. Proses menunjukkan pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian pelanggan Cafe Tialif Medan . Lingkungan fisik
menunjukkan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian pelanggan Cafe
Tialif Medan. Oleh karena itu Gaya hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi,
Proses, dan Lingkungan fisik Berdasarkan penjelasan berikut maka dapat dibuat
skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:
Sumber : Berdasarkan teori Kotler dan Amstrong (2001) Gambar 2.1Kerangka Konseptual Penelitian
Gaya hidup (X₁)
Produk(X₂)
Harga (X₃)
Promosi (X₄)
Lokasi (X₅)
Proses (X₆)
Lingkungan fisik (X₇)
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih, dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, berdasarkan teori yang ada (Sugiyono, 2006: 51).
Berdasarkan perumusan masalah maka hipotesis penelitian ini adalah “Analisis
Gaya hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan fisik
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Asosiatif. Penelitian Asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Kuncoro, 2003;136).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada Cafe Tialif, yang beralamat di Jl. HM.
Joni Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai
dengan Mei 2013.
3.3. Batasan Operasional Variabel
a. Variabel independen (X) adalah adalah Gaya hidup (X₁), Produk(X₂),
Harga(X₃), Promosi(X₄), Lokasi(X₅), Proses(X₆), dan Lingkungan fisik(X₇).
b. Variabel Independen (Y) adalah Keputusan Pembelian Pelanggan
3.4.Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Independen (X) dalam penelitian ini adalah terdiri dari:
1. Gaya hidup (X₁), merupakanpola hidup seseorang dalam dunia kehidupan
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang
2. Produk (X₂), Bentuk penawaran Cafe Tialif ke pada pelanggan untuk
memenuhi kebutuhan
3. Harga (X₃), Kesepakatan yang dibuat oleh Cafe tialif kepada para
pelangganya..
4. Promosi (X₄), Kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen
5. Lokasi (X₅), Merupakan kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan potensial.
6. Proses (X₆), Pelayanan diberikan kepada Pelanggan saat mengkonsumsi
produk di Cafe Tialif
7. Lingkungan fisik (X₇), adalah Keadaan atau kondisi tempat beroperasinya
jasa layanan
b. Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Harga (X₃) Kesepakatan yang dibuat oleh Cafe Tialif kepada para pelangganya.
Lokasi (X₅) Kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.
1. Potensi Pasar Kondisi
2. Lingkungan Skala Likert
Proses (X₆) Pelayanan diberikan kepada Pelanggan saat
Lanjutan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Gaya hidup, Produk,
Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan fisik . Ketujuh variabel tersebut
diukur dengan Skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2003:104). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada
responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan
Tabel 3.2
Instrumen skala Likert
No. Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber:Sugiyono (2003:105)
3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2003;72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu
kesimpulan”. Dalam penelitian ini populasinya adalah pelanggan cafe Tialif
Medan. Adapun jumlah pengunjung Cafe Tialif pada bulan Maret sampai April
2013 sebanyak 1.800 orang
3.6.2. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2003: 103). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah Purposive
Sampling, yaitu sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam (Umar,
2004;78), yaitu:
n =
�
1+��²
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir dalam kasus ini adalah 10%
n
=
1.8001+1.800 (0,1)²
n
=
99.94 orangDi dalam penelitian ini sampel dibulatkan menjadi 100 orang. Dimana,
Sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan yang telah membeli makanan dan
minuman di Cafe Tialif Medan minimal dua kali.
3.7. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber
asli. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil
kuesioner yang telah dibagikan peneliti kepada pelanggan Cafe
b. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.
Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka, internet,
majalah, dan tabloid (Kuncoro, 2003; 136).
3.8. Metode Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang digunakan adalah :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan)
Pengajuan kuesioner ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis
dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini menggunakan
sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan
responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Data yang
dikumpulkan meliputi :
1. Identitas responden
2. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian
2. Studi Dokumentasi
Dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet dan literatur
yang ada hubungannya dengan masalah Gaya hidup, Produk, Harga, Promosi,
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat
menjawab tujuan penelitian.
Pengujian validitas instrument dilakukan pada 30 orang diluar sampel. Uji
validitas dilakukan pada pelanggan Cafe Tialif dimana kriterianya adalah
pelanggan yang telah melakukan pembelian makanan dan minuman minimal 2
kali. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut:
Jika �ℎ����� >������ ,maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika�ℎ�����<������,maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila
digunakan penulis lain. Pengujian dilakukan dengan program SPSS 19.00 for
windows.
Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Jika ����ℎ� �������atau > ������maka pernyataan reliabel.
Jika ����ℎ�negatif atau <������ maka pernyataan tidak reliabel.
3.9.Teknik Analisis
3.9.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen
regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas (Gaya hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan
Lingkungan fisik) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian
pelanggan).
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
SPSS19.00 for windows. Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:
Y = b₀ + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃+ b₄X₄+ b₅X₅+ b₆X₆+ b₇X₇+ e
Dimana:
Y = keputusan pembelian pelanggan
b₀ = konstanta
b₁,b₂,…..,b₇ = koefisien regresi
X₁ = gaya hidup
X₂ = produk
X₃ = harga
X₄ = promosi
X₅ = tempat
X₆ = proses
X₇ = lingkungan fisik
3.9.1.1.Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan
cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga
diperoleh gambaran tenteng masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan
hasil perhitungan.
3.9.1.2. Normalitas
Bertujuan ingin mengatasi apakah distribusi sebuah data mengikuti
atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan nbentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang memepunyai pola seperti
distribusi normal, yaitu distribusi tersebut tidak menceng ke kiri atau ke
kanan.
3.9.1.3. Heteroskedastisitas
Uji homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah
sebuah grup mempunyai varians yang sma diantara anggota grup tersebut.
Jika varians sama, dan ini yang harusnya terjadi maka dikatakan adalah
homoskedastisitas.
Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
Secara simbolis, heteroskedastisitas adalah :
3.9.1.4. Multikoleniaritas
Merupakan hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara
variabel-variabel bebas dalam model regresi.
3.9.2. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam �ℎ����� ini adalah:
1. H₀ : b₁, b₂, b₃, b₄, b₅, b₆, b₇ = 0
(variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel terikat).
2. H₀ : b₁, b₂, b₃, b₄, b₅, b₆, b₇≠ 0
(variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan
terhadap variabel terikat).
Nilai �ℎ����� dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS 19.00 for windows. Selanjutnya nilai �ℎ����� akan
dibandingkan dengan nilai ������.
Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H₀ diterima bila �ℎ����� < ������pada a = 5%
3.9.3. Uji Statistik - t
Uji t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
H₀ : b₁ = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b₁ ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
Jika probabilitas < 0.05, maka H₀ diterima
Jika probabilitas > 0.05, maka H₀ ditolak
3.9.4. Pengujian Koefisien Determinan (R²)
Menurut Situmorang (2008:112) koefisien determinasi mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilainya 0 -1. Semakin mendekati nol berarti model tidak
baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum
4.1.1. Sejarah Singkat Café Tialif
Cafe ini berdiri sejak September 1998. Nama cafe ini berasal dari nama
anak si pemilik yakni “Tia dan Alif”. Cafe Tialif pertama kali didirikan dengan
bentuk yang sangat sederhana, kemudian lambat laun melihat bertambahnya
pelanggan maka pemilik merenovasi dan menambah areal Cafe. Cafe Tialif
mengembangkan konsep perpaduan antara tradisional dan modern,sehingga
terciptalah perpaduan antara masakan dan makanan yang memiliki cita rasa yang
unik bagi para pelanggan. Café Tialif ini bermula dari coba-coba dan serba cepat
didirikan sampai akhirnya kini berhasil memikat hati para pelanggannya dan
membuka cabang baru yang diberi nama Café Tialif 2 di JL. Raya Medan
Tenggara.
Banyak menu yang disajikan di cafe ini ini, tetapi Ayam penyet dan ayam
bakar merupakan menu favorit dari cafe ini. Rasanya yang enak dan harganya
yang cukup murah membuat makanan jadi menu handalan dari cafe ini. Pas untuk
kantong anak kuliah mengajak kencan kekasihnya di cafe ini.
Cafe Tialif menawarkan menu makanan yang beragam antara lain:
1. Jenis Makanan ala Tialif:
a. Ayam Penyet + Nasi Rp. 11.000
c. Ayam Merica + Nasi Rp. 10.000
d. KFC + Nasi Rp. 12.000
e. Nasi Goreng Biasa Rp. 6.000
f. Nasi Goreng Teri Rp. 8.000
g. Nasi Goreng Ayam Rp. 10.000
h. Nasi Goreng Semu Rp. 10.000
i. Nasi Goreng Seafood Rp. 11.000
j. Nasi Goreng Spesial Rp. 12.000
k. Sosis Rp. 12.000
l. Nugget Rp. 9.000
m. Cumi Goreng Tepung Rp. 10.000
n. Udang Goreng + Nasi Rp. 10.000
o. Udang Asam Manis + Nasi Rp. 10.000
p. Pecel Lele + Nasi Rp. 10.000
q. Capcai + Nasi Rp. 10.000
r. Tumis Kangkung Rp. 7.000
s. Kentang Goreng Rp. 7.000
2. Aneka Mie ala Tialif :
a. Mie Aceh Rp. 7.000
b. Mie Aceh Seafood Rp. 9.000
c. Mie Raja Rp. 9.000
e. Mie Hun Goreng Biasa Rp. 6.000
f. Mie Hun Goreng + Ayam Rp. 9.000
g. Mie Tiaw Goreng + Ayam Rp. 9.000
h. Mie Tiaw Seafood Rp. 10.000
i. Ifu Mie Goreng Rp. 6.000
j. Ifu Mie Seafood Rp. 9.000
k. Ifu Mie Binjai Goreng Rp. 9.000
l. Indomie Kuah/Goreng Rp. 6.000
m. Indomie Seafood Rp. 10.000
3. Aneka Siomay dan Dimsum ala Tialif :
a. Siomay Udang Rp. 13.000
b. Siomay Rumput Laut Rp. 15.000
c. Siomay Ayam Rp. 13.000
d. Siomay Kepiting Rp. 13.000
e. Leong Hong Kien Rp. 16.000
f. Lumpia Kulit Tahu Rp. 15.000
g. Pancake Durian Rp. 15.000
4. Aneka Minuman Ala Tialif :
a. Jus Alpokat Rp. 8.000
b. Jus Kuini Rp. 8.000
d. Jus Jeruk Rp. 8.000
e. Jus Markisa Rp. 8.000
f. Jus Tomat Rp. 8.000
g. Jus Melon Rp. 8.000
h. Jus Wartel Rp. 8.000
i. Jus Semangka Rp. 8.000
j. Jus belimbing Rp. 8.000
k. Jus Timun Rp. 8.000
l. Jus Sirsak Rp. 8.000
m. TST Rp. 7.000
n. Sop Buah Rp. 8.000
o. Es Teler Rp. 8.000
p. Es Kelapa Sirsak Rp. 8.000
q. Es Kosong Rp. 1.000
r. Teh ManisPanas/Dingin Rp. 3.000
s. Teh Botol Rp. 3.500
t. Tebs Rp. 3.500
u. Air Mineral Prima Rp. 4000
v. Pocari Rp. 6.000
w. Krating Daeng Rp. 6.000
x. Nescafe Caffucino Rp. 6.000
y. Nescafe Ice Rp. 6.000
aa. Milo Panas/Dingin Rp. 6.000
bb.Carfello Rp. 6.000
cc. Lemon Tea Rp. 6.000
dd.Nutri Orange Fresh Rp. 6.000
Keberhasilan Cafe Tialif dalam memasarkan produknya sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam mengetahui persepsi pembeli
terhadap produknya sehingga dapat diketahui pula pembelian konsumen, sehingga
Cafe Tialif dapat menentukan harga, pengembangan produk, mempromosikan dan
mendistribusikan produknya dengan lebih baik.
Berdirinya Café Tialif ini dilihat dari gaya hidup anak muda. Dimana gaya
hidup memiliki hubungan yang sangat erat dengan berkunjung ke café. Gaya
hidup anak muda sekarang ini senang berkunjung ke café untuk bersantai
menghabiskan waktu berkumpul dengan teman-temanya sambil menikmati
fasilitas serta produk yang ditawarkan di Café Tialif ini. Café Tialif memberikan
kebebasan kepada pelanggannya untuk berlama-lama berada di café ini sehingga
membuat pelanggan merasa nyaman dan tertarik untuk berkunjung kembali ke
café ini.
4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Café Tialif
1. Visi Café Tialif
Menjadi pioneer café-café yang ada di Kota Medan dan menjadi café yang
2. Misi Café Tialif
a. Memberikan pelayanan yang baik kepada setiap pelanggan.
Seperti: sopan dan ramah dalam hal melayani.
b. Memberikan menu-menu yang berkulitas baik berupa masakan
yang enak.
c. Mengadakan pengembangan produk sesuai dengan trend yang ada.
d. Berkerjasama dalam melaksanakan tugas diantara karyawan dalam
melayani pelanggan.
e. Membuat pelanggan nyaman untuk datang kembali.
3. Tujuan Café Tialif
a. Memberi kepuasan bagi para pelanggan dengan pelayanan yang
ada.
b. Meningkatkan laba/ keuntunggan secara wajar dan berusaha
bertahan untuk memperluas pangsa pasar.
c. Membuat Terobosan baru dan inovasi-inovasi sehingga memiliki
ciri khas tersendiri atau daya tarik dari café-café lainnya.
4.1.3. Struktur Organisasi Café Tialif
Struktur organisasi merupakan suatu perwujudan pola hubungan
diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang yang
menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab yang
1. Owner + General Manajer
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Pemimpin tertinggi atas segala kegiatan yang ada di dalam
Café.
b. Mengevaluasi dan membuat rencana kerja.
c. Merekrut dan mengkontrol seluruh bawahan dalam café.
d. Bertanggung jawab atas operasional sehari-hari.
e. Mengawasi pekerjaan dan jam kerja karyawan.
2. Executive Chef/ Juru masak
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah Mengatur dan
mengawasi tugas-tugas di dapur, khususnya dalam proses
pengadaan dan pengolahan makanan sesuai dengan standart
yang di tetapkan.
3. Supervisor
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Menyambut setiap pelanggan yang datang.
b. Menaggapi keperluan pelanggan.
4. Kasir
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah :
a. Menerima Uang tunai dan menyerahkan struk
pembayaran/kuitansi pembayaran kepada pelanggan.
b. Menyajikan laporan keuangan harian.
c. Melakukan pembayaran kepada bagian yang memerlukan
pengeluaran Kas.
5. Server
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Mengambil pesanan makanan dan minuman dari dapur dan
menghidangkannya ke pada pelanggan.
b. Membersikan dan merapikan meja dan kursi, mengatur dan
menyusunnya kembali seperti semula.
4.2.Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1.1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
pernyataan dengan variabel. Uji ini dilakukan untuk mengukur data yang
telah di dapat setelah penelitian. Validitas berhubungan dengan ketepatan
melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Untuk memperoleh
hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika �ℎ����� ≥ ������, maka pernyataan dinyatakan valid dimana ������
dengan responden 30 orang adalah 0,361
2. Jika �ℎ�����< ������, maka pernyataan tidak valid.
Uji validitas dan Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini
menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 19.00 for Windows untuk
Lanjutan
Pada tabel 4.1 diatas, menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor
total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk
mengetahui validitas pada setiap pernyataan, maka nilai pada kolom corrected
item total correlation, yang merupakan nilai �ℎ����� dibandingkan nilai ������.
Dapat dilihat koefisien korelasi dari 31 pertanyaan yang ada, 28 untuk butir
pertayaan untuk variabel X dan 3 pertanyaan untuk variabel Y. Dimana semua
4.2.1.2.Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 19.00
for Windows dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r alpha positif ≥ r 0,80 maka dinyatakan reliabel
2. Jika r alpha negatif < r 0,80 maka dinyatakan tidak reliabel
Dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha sebesar 0,856. Apabila nilai
reliabilitas instrument (cronbach’s alpha) diatas 0,80 maka instrumen
dinyatakan reliabel. Maka cronbach alpha sebesar 0,856 > 0,80 yang
artinya bahwa instrumen tersebut reliabel.
Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah dengan bantuan
aplikasi software SPSS 19,00 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.856 31
Sumber: Hasil Penelitian (2013)
4.2.2. Analisis Deskriptif
4.2.2.1. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung Café Tialif.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup sebaran usia,
jenis kelamin, pekerjaan, dan pengeluaran/bulannya. Deskripsi responden
dijelaskan sebagai berikut:
1. Usia Responden
Tabel 4.3 Usia Responden
Usia Jumlah Responden Persentase (%)
20-30 tahun 50 50
30-40 tahun 35 35
40-50 tahun 15 15
Total 100 100
Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2013)
Tabel 4.3 menujukkan bahwa sebanyak 50 orang responden (50%)
berusia 20 sampai 30 tahun. Di ikuti dengan 35 orang responden (35%)
berusia 30 sampai 40 tahun. Sedangkan 15 orang responden (15%)
berusia 40 sampai 50 tahun. Dapat dilihat bahwa pada responden yang
berusia 20-30 tahun paling bamyak mengunjungi Café Tialif, dimana
usia 20-30 tahun merupakan usia yang sudah dewasa dan sangat erat
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-laki 44 44
Perempuan 56 56
Total 100 100
Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2013)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 56 0rang responden
(56%) dari pengunjung Café Tialif adalah wanita, sementara responden
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 44 orang (44%). Rasio
responden wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki hal ini
disebabkan karena wanita lebih suka berkunjung ke café dan
mengkonsumsi makanan dan minuman serta menghabiskan waktu
dengan teman-temannya.
3. Pekerjaan
Tabel 4.5 Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
Mahasiswa 75 75
Pegawai swasta/PNS 10 10
Wiraswasta 15 15
Total 100 100