• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Bencana Alam Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Potensi Bencana Alam Indonesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

M I T I G A S I B E N C A N A A L A M D I I N D O N E S I A

Mitigasi Struktural

Diskusi PPI-Ibaraki, 2007/12/23

Dinar C. Istiyanto

BPPT

Balai Pengkajian Dinamika Pantai

Tsunami Research Group Jl. Grafika No.2, Sekip, Yogyakarta 55281

Telp. (0274)586239; Fax. (0274)542789;

e-mail: pakdinar@yahoo.com

(2)

Potensi Bencana Alam Indonesia

DI ANTARA WILAYAH-WILAYAH LAINNYA DI DUNIA

population density volcano

3

besar

GDP density

earthquake

tsunami

typhoon-cyclon

(3)

Istilah-istilah Dalam Penanggulangan Bencana

Undang-Undang No. 24 / 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Bencana:

•peristiwa atau

rangkaian peristiwa

•yang mengancam dan

•yang mengancam dan

mengganggu kehidupan

dan penghidupan masyarakat

•yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

faktor nonalam maupun faktor manusia

(4)

Istilah-istilah Dalam Penanggulangan Bencana

Undang-Undang No. 24 / 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Mitigasi :

•serangkaian upaya

untuk mengurangi

risiko bencana,

risiko bencana,

•melalui pembangunan

fisik maupun

•penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana.

(5)

Istilah-istilah Dalam Penanggulangan Bencana

Undang-Undang No. 24 / 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Tanggap darurat :

•serangkaian kegiatan

yang dilakukan dengan

segera pada saat kejadian

Sumber gbr.: Komik Si Buyung (Kogami-Unesco-ISDR)

segera pada saat kejadian

•menangani dampak buruk

•meliputi kegiatan

penyelamatan dan evakuasi

(6)

Istilah-istilah Dalam Penanggulangan Bencana

Undang-Undang No. 24 / 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Rekonstruksi :

•pembangunan kembali semua

prasarana dan sarana,

kelembagaan pada wilayah

kelembagaan pada wilayah

pascabencana,

•pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat

•sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan

perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum

dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat

dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada

(7)

Istilah-istilah Dalam Penanggulangan Bencana

Undang-Undang No. 24 / 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Rehabilitasi :

•perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau

masyarakat sampai tingkat yang

masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah

pascabencana

•dengan sasaran utama untuk

normalisasi atau berjalannya secara wajar semua

aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat

(8)

Siklus Penanggulangan Bencana

Undang-Undang No. 24 / 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Saat-Bencana

Pra-Bencana

Paska-Bencana

(9)

Siklus Penanggulangan Bencana

(10)

Deskripsi

:

MITIGASI STRUKTURAL

Mitigasi struktural

adalah upaya untuk mengurangi

kerentanan (

vulnerability

) terhadap bencana dengan

cara rekayasa teknis bangunan tahan bencana.

Bangunan tahan bencana adalah bangunan

Bangunan tahan bencana adalah bangunan

dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan

tersebut mampu bertahan atau mengalami kerusakan yang tidak membahayakan

apabila bencana yang bersangkutan terjadi.

Rekayasa teknis adalah prosedur

(11)

ANALISIS KARAKTER

BENCANA

SKALA SKALA

Mitigasi Struktural

(12)

Bencana Aksi bencana Mitigasi struktur

Gempa Bumi Getaran tanah Bang tahan gempa;

material bangunan

Tsunami Hantaman gelombang;

gerusan

Bang tahan tsunami; layout bangunan

Banjir

Hantaman arus; gerusan

Tanggul banjir; pelebaran muara;

Aksi Bencana

Banjir gerusan pelebaran muara; sudetan

Badai & Angin Topan Terjangan angin Bang tahan badai

Tanah Longsor Longsoran material Retaining wall; drainasi Gunung Api Gas beracun

Lelehan lava & lahar Sabodam; cekdam;

dike

Letusan gunung Bunker

Kekeringan

Minimnya ketersediaan air pokok

Waduk; penampung air hujan; sumur bor

(13)
(14)
(15)

Deskripsi

:

MS. SKALA MIKRO

Mitigasi struktural skala mikro

adalah tindakan

pendeskripsian karakteristik aksi bencana yang

meliputi pola serangan bencana dan besarnya daya

rusak bencana.

Pola serangan: sesuai dengan jenis

bencananya

Daya rusak bencana berhubungan

(16)

Deskripsi

:

MS. SKALA MAKRO

Mitigasi struktural skala makro mencakup tindakan-tindakan teknis untuk mendukung analisa resiko suatu wilayah terhadap berbagai bencana, serta tindakan-tindakan hukum yang

berkaitan dengan dengan enforcing implementasi pedoman-pedoman pembuatan bangunan tahan bencana dan bangunan perlindungan terhadap bencana.

perlindungan terhadap bencana.

Analisa resiko adalah kegiatan

pengkajian besarnya kerusakan dan kerugian yang mungkin timbul pada suatu wilayah apabila suatu jenis

(17)

Tindakan

:

MS. SKALA MIKRO

Tindakan-tindakan mitigasi struktural skala mikro meliputi : penetapan korelasi antara daya rusak bencana dengan

besarnya kerusakan akibat bencana; penetapan kriteria disain bangunan; perancangan bangunan pelindung; pedoman tata letak bangunan di wilayah bencana.

Bisa dikatakan bahwa tindakan-tindakan mitigasi struktural skala mikro adalah merupakan bagian dari kegiatan-kegiatan riset

(18)

Korelasi Kerusakan

Tabel 2.1

Parameter-parameter yang Sering Dikorelasikan Untuk Analisis Bencana

Jenis

Bencana Parameter Bencana Parameter Kerusakan

Gempabumi Besarnya Getaran gempa

Bagian bangunan yg rusak, besarnya kerusakan, material bangunan.

Bagian bangunan yang rusak,

Tsunami Tinggi limpasan tsunami

Bagian bangunan yang rusak, besarnya kerusakan, material bangunan.

Banjir Tinggi luapan banjir,

kecepatan arus

Bagian bangunan yang rusak, besarnya kerusakan, material bangunan

Badai /

Topan Kecepatan Badai

Bagian bangunan yang rusak, besarnya kerusakan, material bangunan

Tanah longsor

Luasan longsor, kecepatan longsor, sudut longsor

Luasan timbunan, jangkauan longsor

Gunung api Jangkauan semburan lava,

volume limpahan lava

Kenaikan Suhu udara, wilayah semburan lava pijar

Kekeringan Volume air, curah hujan Jml sumur mati, luas tanaman

(19)

Korelasi Kerusakan

Tabel 2.2

Skala Modifikasi Keamatan Mercalli

Skala Deskripsi Magnitudo dan Kerusakan

1 Tidak terasa

2 Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi

3 Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.

4 Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang

menabrak dinding rumah, benda tergantung bergoyang.

5 Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak mampu jatuh.

6 Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.

7 Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.

8 Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.

9 Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.

10 Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.

11 Rel kereta api rusak.

12 Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur

(20)

Kriteria Disain Bangunan

Dalam kaitannya dengan mitigasi bencana, penetapan kriteria disain bangunan mencakup kegiatan-kegiatan perumusan

syarat-syarat perencanaan dan perancangan struktur

bangunan dengan tujuan semaksimal mungkin meningkatkan stabilitas bangunan terhadap serangan bencana yang

bersangkutan. bersangkutan.

Struktur bangunan adalah seluruh bagian bangunan yang

(21)

Kriteria Disain Bangunan

Gambar 2.2 Foto Keruntuhan Tiang Bawah Bangunan di Pulau

(22)

Bangunan Perlindungan

Pada prakteknya, implementasi kriteria tersebut pada bangunan-bangunan rumah biasa kadang-kadang menyebabkan biaya

konstruksi menjadi lebih mahal dan

konstruksi menjadi lebih mahal dan umumnya rakyat biasa tidak akan mampu memenuhinya. Dalam kaitan ini, pembuatan bangunan

perlindungan bagi suatu kawasan

bisa menjadi suatu alternatif.

Gambar 2.3.

Rumah dengan perlindungan kubah-monolit

(monolithic dome) yang dibangun di Pantai

Pensacola, Florida; dirancang khusus agar tahan serangantornado danhurricane.

(Sumber : Monolithic Dome Institute Web Site,

(23)

Bangunan Perlindungan

Tabel 2.3

Tipe-tipe Bangunan Pelindung yang Pernah Dibangun Sesuai dengan Jenis Bencana

Jenis Bencana Tipe Bangunan

Pelindung Pengurangan Dampak

Gempabumi Tidak ada Tidak ada

Tanggul/dinding laut Pengurangan energi limpasan gelombang

Menara perlindungan Terlindungi dari hantaman gelombang

Tsunami

Hutan tanaman pantai

Pengurangan energi limpasan gelombang ;

Hutan tanaman pantai gelombang ;

Menahan sampah debris Tanggul sungai Pengurangan limpasan banjir

Waduk/embung Pengurangan elevasi muka air banjir

Banjir

Kanal/saluran banjir Pembelokan arah banjir

Badai /

Topan Menara perlindungan Terlindungi dari terjangan badai Tanah

longsor

Dinding penahan (retaining

wall) Mencegah tanah longsor

Sabo Dam Menahan laju aliran lahar

Gunung api

Ruang bawah tanah Menghindari terjangan awan panas

(24)

Bangunan Perlindungan

Gambar 2.4

Sebuah Contoh Bangunan sebagai tempat menyelamatkan diri, dan tugu peringatan di suatu kota di Jepang.

Sehari-hari bangunan ini berfungsi sebagai museum.

(Sumber : Hiraishi, PARI, 2002)

Gambar 2.5.

Sabo Dam di Kali Boyong, untuk

menahan laju aliran lahar dari Gunung Merapi., Yogyakarta.

(25)

Tata Letak Bangunan

Dalam perspektif kawasan, tataletak bangunan berpengaruh dalam mengurangi dampak beberapa jenis bencana tertentu.

Contoh kasus tsunami :

• bangunan yang sisi panjangnya tegak lurus garis pantai

mengalami kerusakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan mengalami kerusakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan bangunan yang sisi panjangnya sejajar garis pantai.

• jumlah bangunan yang rusak dilanda tsunami lebih banyak

dijumpai di perkampungan dengan komposisi letak bangunan

(26)

Tata Letak

Bangunan :

TSUNAMI DI PANTAI CURAM

ke

bu TAMPANG LINTANG

Greenbelt pantai berpasir laut perumahan

YYYY YY

ke b u

kit

YYYY

YY

ke b u

kit

YYYY YY

(27)

Tata Letak

Bangunan :

TSUNAMI DI PANTAI LANDAI

Greenbelt pantai berpasir laut perumahan

> 300 m DENAH

bangunan perlindungan

TAMPANG LINTANG

YYYY YY

Greenbelt pantai berpasir laut perumahan

bangunan perlindungan

(28)

Tindakan

:

MS. SKALA MAKRO

Tindakan-tindakan teknis meliputi kajian-kajian detil atas

potensi bencana suatu wilayah tertentu, pembuatan peta

rawan bencana atau zonasi bencana, dan lebih lanjut lagi peta tata guna lahan yang telah memperhitungkan peta rawan

bencana. Tindakan hukum meliputi penerbitan peraturan perundang-undangan dan pengawasan pelaksanaan perundang-undangan dan pengawasan pelaksanaan pedoman-pedoman yang telah disusun di atas.

Dari sisi penyelenggaraan, mitigasi struktural skala makro menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat. Berdasarkan

(29)

Peta

(30)

Kajian Detil Potensi Bencana

Tabel 3.1

Data Detil Diperlukan Untuk Kajian Potensi Bencana

Jenis

Bencana Data Detil Sasaran Kajian

Gempa-bumi

 Distribusi frekuensi kejadian

 Peta tektonik dan vulkanik

 Skala atau magnitude gempa

 Durasi dan kekuatan gempa

Peta distribusi hypocenter(pusat gempa) dengan skala dan

kedalaman tertentu. Dengan peta ini dapat dilihat tingkat aktifitas gempa bumi pada suatu daerah dalam suatu kurun waktu tertentu.

Peta percepatan tanah maksimum, yaitu memetakan efeknya atau informasi makro gempa bumi pada gempa

 Jarak sumber gempa terhadap perkotaan

 Kedalaman sumber gempa

informasi makro gempa bumi pada suatu daerah. Dengan peta ini bisa dilihat efek maksimum (dengan satuan percepatan) yang pernah terjadi pada suatu daerah.

Tsunami

Distribusi frekuensi kejadian

Data detil gempa bumi atau sebab lain yang menimbulkan tsunami.

Tinggi limpasan tsunami

Morfologi wilayah pantai

Peta distribusi gempa atau sebab lain yang menimbulkan tsunami.

Peta zonasi gempa yang menimbulkan tsunami beserta karakteristiknya untuk

memperkirakan arah serangan gelombang tsunami

Peta historis tinggi gelombang tsunami di wilayah pantai.

(31)

Kajian Detil

Potensi Bencana

(sambungan Tabel 3.1)

Jenis Bencan

a

Data Detil Sasaran Kajian

Banjir

Peta detil morfologi wilayah sungai.

Data hidrologi dan klimatologi

Data hidro-seanografi, khususnya pasang surut muka air laut

Data historis frekuensi kejadian dan tinggi luapan banjir.

Peta sistem DAS dengan informasi run-off, fluktuasi muka air sungai harian, fluktuasi pasang surut muka air laut harian.

Peta potensi kejadian banjir dengan kala ulang tertentu

Komposisi geologi permukaan, termasuk

Peta Daerah Rawan Longsor, dengan informasi mengenai curah hujan

Tanah longsor

permukaan, termasuk sesar dan patahan, serta lapisan-lapisan tanah.

Data curah hujan.

Morfologi dan topografi

informasi mengenai curah hujan minimal penyebab longsor.

Gunung api

Data historis letusan gunung api.

Data aktifitas gunung-gunung api di seluruh negeri

Tipe-tipe serta kualitas letusan berbagai gunung api yang ada.

Peta distribusi pusat-pusat gunung api aktif dengan tipe-tipe letusan dan kala ulang kejadiannya.

Kekerin gan

Data klimatologi

Data angin

(32)

Peta Zona

Rawan

Bencana

Tabel 3.2

Data Yang Diperlukan Untuk Pembuatan Peta Rawan Bencana

Jenis Bencana Data Detil

Gempa-bumi

 Peta rupa bumi atau tutupan lahan

 Material pembentuk bangunan permukiman atau perkantoran, atau bangunan publik

 Peta penggunaan lahan (industri, perumahan, dll.)

 Peta infrastruktur

Tsunami

 Peta rupa bumi atau tutupan lahan

 Material pembentuk bangunan permukiman atau perkantoran, atau bangunan publik

 Peta penggunaan lahan (industri, perumahan, dll.)

Peta infrastruktur

Ketersediaan bangunan perlindungan atau tidak

Peta detil morfologi wilayah sungai.

Banjir

Peta detil morfologi wilayah sungai.

Data klimatologi

Data hidro-seanografi, khususnya pasang surut muka air laut

Data historis frekuensi kejadian dan tinggi luapan banjir.

Tanah longsor

Komposisi geologi permukaan, termasuk sesar dan patahan, serta lapisan-lapisan tanah.

Data curah hujan.

Morfologi dan topografi

Gunung api

Data historis letusan gunung api.

Data aktifitas gunung-gunung api di seluruh negeri

Tipe-tipe serta kualitas letusan berbagai gunung api yang ada.

KekeringanData klimatologi

(33)

Penerbitan Peraturan

Diperlukan peraturan perundangan yang mengatur

dengan jelas dan tegas implementasi dari

pedoman-pedoman tersebut, termasuk

sangsi terhadap

pelanggaran

atas peraturan perundangan tersebut.

Peraturan perundangan tersebut harus

disebarluaskan dan dipantau pelaksanaannya agar

benar-benar diaplikasikan

. Dalam hubungan ini,

Gambar

Tabel 2.2Skala Modifikasi Keamatan Mercalli
Gambar 2.2 Foto Keruntuhan Tiang Bawah Bangunan di PulauBanggai (Sumber : Amri, 2002)
Gambar 2.3.Rumah dengan perlindungan kubah-monolit
Tabel 2.3Tipe-tipe Bangunan Pelindung yang Pernah Dibangun Sesuai dengan Jenis Bencana
+3

Referensi

Dokumen terkait

Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilisasi berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air panas bertekanan..

Pengertian Pelayanan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki tiga macam makna, perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain

Mayangsari, (2003), Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate Governance Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi VI ,

Untuk menentukan jumlah stok pahat dan melihat fluktuatifnya data jumlah produk cacat yang dihasilkan, divisi produksi memerlukan suatu sistem pendukung keputusan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada titik pertama dan titik kedua lokasi penelitian didalam TPA Jatibarang didapatkan hasil

Industri perbankan di Indonesia yang semakin berkembang, dan persaingan yang semakin meningkat di industri ini, apalagi ditunjang dengan kondisi perkembangan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan beberapa variabel Green Advertising (X) terhadap variabel Persepsi Tentang Green Brand

Hal ini disebabkan hutang jangka panjang mempunyai pengaruh pajak yang berbeda sebagai akibat dari pembebanan bunga menurun, sedangkan pada leasing beban sewa