• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini EVALUASI KESELAMATAN JALAN Jalan Pendekat Kelok 9 ( m Sebelum dan m Sesudah) | . | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini EVALUASI KESELAMATAN JALAN Jalan Pendekat Kelok 9 ( m Sebelum dan m Sesudah) | . | 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KESELAMATAN JALAN

Jalan Pendekat Kelok 9

( 2 Km Sebelum dan 2 Km Sesudah)

ARTIKEL

YASSER

NIM. 1310018312056

(2)

EVALUASI KESELAMATAN JALAN Jalan Pendekat Kelok 9

( 2 Km Sebelum dan 2 Km Sesudah)

Yasser¹) Alizar Hasan²) Nursyaifi Yulius¹)

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas

Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Hatta E-Mail : yasser@gmail.com

ABSTRAK

Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas jalan yaitu sebanyak 2036 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban kecelakaan meninggal dunia sebanyak 1500 orang, luka berat sebanyak 1341 orang, luka ringan sebanyak 1562 orang dan kerugian materiil sebesar Rp. 9,5 Miliar ( Data Mabes Polri, 2009), hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan faktor utama penyebab kematian dan kerugian ekonomi di Indonesia. Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata masalah transportasi saja tetapi sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Hal ini dapat dilihat dengan dicanangkan Dekade of action for mad safety 2010-2020 oleh PBB. Ruas Jalan Bts. Prop. Riau – Bts. Kota Payakumbuh (N-036) merupakan bagian segmen ruas lintas yang ditingkatkan kapasitasnya, juga merupakan salah satu pintu masuk ke Provinsi Sumatera Barat dari Provinsi Riau. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat signifikan untuk lebih difokuskan pada kelaikan jalan tersebut apalagi jembatan Kelok 9 yang menjadi pusat perhatian masyarakat (kunjungan pariwisata) sehingga kelaikan fungsi jalan lebih diutamakan. Namun peneliti memfokuskan jalan pendekat kelok 9 (2 Km sebelum dan 2 km sesudah kelok 9) karena melihat kondisi topografi serta geometrik jalan (terdapat banyak tikungan, rawan longsor, tebing curam, jurang dsb) sangat berpotensi terhadap kecelakaan lalu lintas. Hasil audit keselamatan jalan Nasional Km 78 – Km 79 Kabupaten Batang, menunjukkan bahwa beberapa fasilitas jalan berada dalam kategori bahaya atau sangat berbahaya yang harus segera diperbaiki untuk memperkecil potensi terjadinya kecelakaan. Berdasarkan permasalahan penelitian ini, peneliti memilih menggunakan metode penelitian Kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya wawancara dengan pihak terkait, peraturan-peraturan yang mengikat, Instansi lain yang terkait, arsip-arsip, perpustakaan dan lainnya yang berhubungan dengan Keselamatan Jalan Pendekat 2 km Sebelum dan Sesudah Kelok 9. Berdasarkan observasi lapangan, data dari tim audit keselamatan jalan dan hasil wawancara dengan nara sumber yang terlibat dalam peningkatan struktur jalan pendekat kelok 9, mulai dari kondisi eksisting dan setelah pelaksanaan peningkatan struktur jalan serta hasil rekomendasi audit keselamatan jalan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keselamatan jalan pendekat kelok 9 adalah kondisi eksisting jalan yang banyak terdapat tikungan, tebing curam, jurang/jalur tepi sungai dan jarak pandang yang terhalang oleh tanaman liar, alinyemen jalan yang jelek, geometrik jalan yang tidak bagus, kondisi badan jalan kuarang bagus, faktor cuaca/iklim. Semua faktor tersebut lebih rentan terjadinya kecelakaan dan sangat perlu dipasang bangunan pelengkap jalan dan penyempurnaan sebagian bangunan pelengkap jalan yang ada seperti yang direkomendasikan.

(3)

ROAD SAFETY EVALUATION

Curved approach bridge 9

(2 Km 2 Km Before and After)

ABSTRACT

The high accident rate of road traffic accidents in 2036 as many as the number of accident victims died as many as 1,500 people, as many as 1341 people were seriously injured, slightly injured 1562 people and material losses amounting to Rp. 9.5 Billion (Data Police Headquarters, 2009), this shows that traffic accidents are the main factors causing deaths and economic losses in Indonesia. Road safety is an issue that tends to arise from year to year and is now a global problem and not merely a transport problem but has become a social problem. This can be seen by proclaimed the Decade of action for safety mad 2010-2020 by the United Nations. Jalan Bts. Prop. Riau - Bts. Payakumbuh (N-036) is a cross-section segment segment improved its capacity, is also one of the entrances to the West Sumatra province of Riau Province. In addition to topographical conditions, developing social activities, the development of transport by road becomes very significant segment to be more focused on the road worthiness especially Curved bridge 9 at the center of public attention (tourist visits) so that the feasibility of road function are preferred. However, researchers focused approach bridge winding 9 (2 Km before and 2 km after winding 9) because of the condition of topography and geometric road (there are a lot of corners, prone to landslides, steep cliffs, ravines, etc.) is a potential for traffic accidents. National road safety audit results Km 78 - Km 79, Batang, indicate that some roads are in a very dangerous category of danger or which must be repaired immediately to minimize the potential for accidents. Based on the problems of this study, the researchers chose to use qualitative research methods to determine how to search for, collect, process and analyze data from these studies. Qualitative research can be used to understand the social interaction, for example, interviews with relevant parties, binding regulations, other relevant institutions, archives, libraries and others associated with Safety approach bridge 2 km Before and After Curved 9. Based on the observations field, data from a team of road safety audits and interviews with resource persons involved in improving the structure of the approach bridge winding 9, starting from the existing condition and after the implementation of the improvement of the road structure as well as the results of audit recommendations road safety, it can be concluded that the factors affecting road safety pendekat winding 9 is the existing condition of the road that there are many bends, steep cliffs, ravines / track by the river and the visibility is obstructed by wild plants, the road alignment ugly, geometric way that is not good, the condition of the road kuarang nice, the weather / climate , All of these factors is more vulnerable to accidents and so needs to be mounted supplementary road building and improvement of the majority of the building complement existing roads as recommended.

1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas jalan yaitu sebanyak 2036 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban kecelakaan meninggal dunia sebanyak 1500 orang, luka berat sebanyak 1341 orang, luka ringan sebanyak 1562 orang dan kerugian materiil sebesar Rp. 9,5 Miliar ( Data Mabes Polri, 2009), hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan faktor utama penyebab kematian dan kerugian ekonomi di Indonesia.( Laporan Audit Keselamatan Jalan (Lanjutan), PJN I,2013) Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi

(4)

merupakan bagian segmen ruas lintas yang ditingkatkan kapasitasnya, juga merupakan salah satu pintu masuk ke Provinsi Sumatera Barat dari Provinsi Riau. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat signifikan untuk lebih difokuskan pada kelaikan jalan tersebut apalagi jembatan Kelok 9 yang menjadi pusat perhatian masyarakat (kunjungan pariwisata) sehingga kelaikan fungsi jalan lebih

diutamakan. Namun peneliti memfokuskan jalan pendekat kelok 9 (2 Km sebelum dan 2 km sesudah kelok 9) karena melihat kondisi topografi serta geometrik jalan (terdapat banyak tikungan, rawan longsor, tebing curam, jurang dsb) sangat berpotensi terhadap kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan kenyataan tersebut, hal inilah yang menyebabkan ketertarikan melakukan

penelitian mengenai “ Audit Keselamatan Jalan

Pendekat Kelok 9 (2 Km sebelum dan sesudah)”

Rumusan Masalah

Penelitian ini akan mencoba mengkaji dan mengaudit kondisi jalan salah satu ruas jalan nasional yaitu ruas jalan Bts. Provinsi Riau – Bts Kota Payakumbuh N-036, yang telah dibangun sejak tahun 2013 dengan judul penelitian (Evaluasi Keselamatan jalan, jalan pendekat kelok 9, 2 KM sebelum dan 2KM sesudah.

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah penelitian diatas, pertanyaan penelitian yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi eksiting jalan, Ruas

jalan Bts Provinsi Riau – Bts kota payakumbuh N- 036 dilihat dari aspek Infrastruktur jalan dan lingkungannya 2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi

kondisi eksiting jalan raya .

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui secara pasti kondisi eksiting kondisi jalan, ruas jalan Bts. Prop. Riau - mempengaruhi kondisi eksiting laik jalan.

Ruang Lingkup Dan Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan nanti bisa terarah dan sistematis, maka pembahasan penulisan dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan Nasional Bts. Prop. Riau – Bts. Kota

Payakumbuh (N-036) dan difokuskan pada jalan pendekat kelok 9.

2. Penelitian terhadap uji laik fungsi dan keselamatan jalan pada jalan pendekat kelok 9 dibatasi pada persyaratan teknis. 3. Kondisi laik jalan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11 /PRT/M/2010

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan penelitian ini, peneliti memilih menggunakan metode penelitian Kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya wawancara dengan pihak terkait, peraturan-peraturan yang mengikat, Instansi lain yang terkait, arsip-arsip, perpustakaan dan lainnya yang berhubungan dengan Keselamatan Jalan Pendekat 2 km Sebelum dan Sesudah Kelok 9. Subjek penelitian atau responden adalah pihak – pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang digunakan.

Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(5)

Padang pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional I Provinsi Sumatera Barat. Obyek penelitian dalam penelitian ini meliputi audit keselamatan jalan pada ruas jalan Bts. Prop. Riau - Bts. Kota Payakumbuh (Link N.036) yaitu pada segmen jalan pendekat kelok 9 (2 Km sebelum dan sesudah Kelok 9). Obyek penelitian berlokasi di Kabupaten 50 Kota Payakumbuh pada ruas jalan Nasional perbatasan Prop. Riau dan Bts. Kota Payakumbuh.

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara dan kajian pustaka. Data yang didapat merupakan data mentah dan harus diolah kembali melalui proses pengolahan data. Proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan menganalisa data yang didapat dilapangan dan membandingkannya dengan UU atau aturan – aturan laik fungsi jalan berlaku yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan

Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bab ini akan dibahas tentang proses pengolahan data yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan. Proses penelitian tujuan pertama dilakukan dengan observasi dengan pengamatan langsung ke lapangan. Berdasarkankondisieksisting

dandibandingkandenganaturan/standar yang adadapat diidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan serta pengaruh lain dari proyek jalan, sehingga diketahuiapakahjalan pendekat kelok 9 (2 km sebelum dan sesudah) tersebut sudah beroperasi semaksimal mungkin secara aman dan selamat.

Sedangkan proses penelitian kedua dilakukan dengan melakukan wawancara dengan responden yang terkait dan menangani proyek yang bersangkutan yang telah selesai yaitu Owner, Konsultan dan Kontraktordan diharapkan jawabannya lebih aktual. Adapun jumlah responden yang akan diwawancarai

berada di lapangan dan kantor. Sebelum melakukan pengambilan data terlebih dahulu dijelaskan gambaran umum objek dari penelitian ini.

Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pihak owner yaitu Instansi yang berkaitan dengan pelaksanaan infrastruktur Ditjen Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Padang, P2JN Prov. Sumatera Barat selaku perencanaan dan pengawasan pelaksa kegiatan jalan, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional I Provinsi Sumatera Barat yang merupakan integral dari PPK 7 (Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Payakumbuh dan sekitarnya) selaku pelaksanan kegiatan. Disamping itu peneliti juga akan memilih responden dari Kontraktor Pelaksana PT. PEBANA ADI SARANA DAN Pekanbaru, merupakan bagian jalan penghubung lintas tengah Sumatera dengan pantai timur Sumatera (Padang –Dumai). Kelok 9 tidak dapat dilalui oleh kendaraan berat truk gandeng maupun trailer, karena radius tikungan <40m dan lebar perkerasan hanya 5m. Pelebaran tidak dapat dilakukan karena kondisi topografi yang terbatas. Kondisi Kelok 9 eksisting tersebut, juga menimbulkan kejadian tabrakan.

Panjang keseluruhan dari jalan pendekat Kelok 9 ini adalah 4000 meter yang terdiri dari 2,00 Km Sebelum kelok 9 dan 2,00 Km sesudah kelok 9 dengan lebar jalan 7,00 M ditambah dengan 2x1m lebar bahu jalan yang terletak pada Ruas Jalan Nasional Bts. Prov. Riau – Bts. Kota Payakumbuh Kabupaten 50 kota Provinsi Sumatera Barat.

Lalu lintas harian rata-rata

23.012 kend/hari (eksisting) dengan proporsi

kendaraan berat 9,7%

Berdasarkan pengamatan, kecepatan

(6)

bervariasi dari 15km/j untuk kendaraan berat

dan bus sampai 40km/j untuk kendaraan

roda empat kecil. Apabila Jembatan Kelok 9

yang baru dibuka, dengan alinyemen yang

lebih

baik,

diperkirakan

kecepatan

operasional akan meningkat, sampai 60-80

km/j, khususnya kendaraan kecil. Namun di

beberapa segmen dengan kemiringan 5-7%

dan panjang kurang lebih 300m, misalnya

pada Sta 4+875 sampai Sta 5+175,

kendaraan

trailer

akan

mempunyai

kecepatan 30-40 km/j. Perbedaan kecepatan

ini dapat menimbulkan tabrakan

depan-belakang dan tabrakan depan-depan dengan

kendaraan dari arah berlawanan

.

Walaupun kecepatan rencana adalah 40 km/j, namun perlu diwaspadai kecepatan operasional yang meningkat cukup signifikan khususnya lalu lintas kendaraan yang menurun.Juga terdapat lengkung vertikal parabolik (cembungan atau cekungan) yang jarak pandangnya cukup terbatas. Tidak terdapat cukup rambu dan delineasi yang memadai pada jalan yang telah lama beroperasi tersebut. Pengamatan pada malam hari, terlihat rambu dan marka, kurang terlihat mencolok. Hal ini dapat sangat membahayakan mengingat kondisi topografi berbukit, curam dan banyak jurang jika terjadi kendaraan keluar lajur lalu lintas. Demikian pula, pada saat inspeksi malam hari, lampu penerangan jalan tidak menyala.

Penilaian dan Menganalisis Data

a. Dari pembahasan dan laporan audit keselamatan secara garis besar dapat dinilai bahwa jalan yang berkeselamatan pada segmen jalan pendekat kelok 9 telah direkomendasikan dengan menganalisa bahwa : dipasang menerus / solid untuk bagian jalan yang jarak pandangnya terbatas.

d. Kedua marka garis tepi sebaiknya yang berprofil untuk lebih kuat memperingatkan pengemudi / pengendara yang keluar lajur. e. Memperbaiki jalan rusak/berlobang. Tidak

boleh ada gangguan pada badan jalan sebab akan membahayakan pengguna jalan.

f. Memperbaiki atau menyediakan bahu jalan yang diperkeras dan menerus terhadap perkerasan. Bahu ini juga dapat dimanfaatkan sebagai area darurat bagi pengendara motor jika mereka terpaksa keluar dari lajurnya.

g. Memperbaiki atau menyediakan bahu jalan yang diperkeras dan menerus terhadap perkerasan. Bahu ini juga dapat dimanfaatkan sebagai area darurat bagi pengendara motor jika mereka terpaksa keluar dari lajurnya.

h. Memperbaiki atau menyediakan saluran drainase yang baik menghindari tumpukan sedimen dan genangan air yang masuk ke badan jalan.

i. Sementara, pasang rambu ‘jalan berbatu’ di kedua arah dan dipasang duplikasi, memberikan peringatan kepada pemakai jalan untuk lebih hati-hati.

j. Pasang rambu batas kecepatan “40 km/j” sehubungan jalan yang banyak tikungan

Kesimpulan

Berdasarkan observasi lapangan, data dari tim audit keselamatan jalan dan hasil wawancara dengan nara sumber yang terlibat dalam peningkatan struktur jalan pendekat kelok 9, mulai dari kondisi eksisting dan setelah pelaksanaan peningkatan struktur jalan serta

hasil rekomendasi audit keselamatan jalan, maka dapat disimpulkan bahwa :

(7)

fungsi jalan di implementasikan melalui Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga No : 02/IN/Db/2012 Tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga. Oleh karena jalan pendekat kelok 9 telah beroperasi hanya saja masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki seperti penempatan perambuan yang kurang tepat, kondisi permukaan jalan, tebing, persimpangan, alinyemen horizontal dan vertikal, penampang melintang serta hazard sisi jalan.

b. Adapun faktor yang mempengaruhi keselamatan jalan pendekat kelok 9 adalah kondisi eksisting jalan yang banyak terdapat tikungan, tebing curam, jurang/jalur tepi sungai dan jarak pandang yang terhalang oleh tanaman liar, alinyemen jalan yang jelek, geometrik jalan yang tidak bagus, kondisi badan jalan kuarang bagus, faktor cuaca/iklim. Semua faktor tersebut lebih rentan terjadinya kecelakaan dan sangat perlu dipasang bangunan pelengkap jalan dan penyempurnaan sebagian bangunan pelengkap jalan yang ada seperti yang direkomendasikan.

c. Untuk mengantisipasi kecelakaan dalam berlalu lintasvpada ruas jalan pendekat kelok 9 dan mejadikan jalan yang berkselamatan maka secara garis besar dilakukan upaya sebagai berikut :

a. Memperkuat marka jalan dan delineasi, bahu yang diperkeras, memotong pohon/tebing yang menghalangi lalu lintas, memperbaiki badan jalan yang rusak, memasang/memperbaiki patok kilometer.

b. Pengaturan penempatan rambu-rambu lalu lintas yang tepat, seperti rambu-rambu pengaman, rambu-rambu kecepatan kendaraan dan pengaman lainnya (quadrill dan mata kucing) sebagaimana yang disarankan.

Saran

Mengacu pada kesimpulan diatas maka disarankan untuk meningkatkan aspek teknis laik bersyarat pada jalan pendekat kelok 9 menjadi jalan yang lebih berkeselamatan sebagai berikut :

1. Badan jalan yang berkeselamatan dengan tindakan penutupan lobang jalan, perbaikan genangan air, penanganan jalan licin dan perbaikan bahu jalan.

2. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan yang berkeselamatan, dengan melaksanakan Audit Keselamatan Jalan tahap studi kelayakan, tahap DED, tahap konstruksi, Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pelaksanaan Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan.

3. Menyelenggarakan peningkatan standar kelaikan jalan yang berkeselamatan, dengan menyediakan standar kelaikan jalan yang berkeselamatan, menyediakan pedoman manajemen penyelenggaraan jalan yang dan penerapan manajemen penyelenggaraan jalan yang berkeselamatan oleh penyelenggara jalan.

4. Lingkungan jalan yang berkeselamatan, dengan cara pengendalian pemanfaatan rumija, pengendalian pemanfaatan ruang sepanjang jalan dan menyediakan perlindungan pejalan kaki

Daftar Pustaka

Agus, berlian kushari, hendra edi gunanda, Audit Keselamatan Insfrastruktur Jalan.

Amelia K. Indriastuti, yessy fauziah, edy priyanto, 2011. Karakteristik kecelakaan dan audit keselamatan jalan pada ruas Ahmad Yani Surabaya.

Ane ahira Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.

Anomin, Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Anonim, Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Basoswi dan suwandi, 2008. Memahami

penelitian kualitatif penerbit Reneka Cipto Burhan bungri (ED, 2012. Metodologi penelitian

kualitatif, aktualisasi penerbit PT. Raja Grayindo Persada Jakarta.

(8)

Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/IN/Db/2012 Tanggal 24 April 2012 Tentang Panduan Teknis Rekayasa

Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga.

Journal of safety Research volume 35, Mai 2004. Editorial Road Safety Is No Accident 6.

Jurnal prakarsa infrastruktur Indonesia

“PRAKARSA” edisi 8 1 Oktober 2011.

Laporan audit praoperasi keselamatan jalan kelok 9 KM 1444+000 – KM 150+000, 15 April 2013. Sumatera Barat,.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Tata Cara

Pemeliharaan dan pelaksanaan Jalan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 Tentang persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.

Peraturan Menteri PU Nomor II/PRT/4/2010 Tentang Tata Cara Persyaratan Laik Fungsi Jalan.

Peraturan pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Jalan.

Peraturan pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan.

Peraturan pemerintah RI Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.

Republika.co.id Ini penyebab banyak kecelakaan lalu lintas.

Silvanus Nohan Rendrokasworo, tri tjahjono, agus taufik mulyono, Upaya penurunan tingkat fatalitas titik rawan kecelakaan di Kabupaten Gunung Kendal Daerah Istimewa Yogyakarta.

Supradian Sujanto, agus taufik mulyono, April 2010. Inspeksi keselamatan jalan di jalan Lingkar selatan. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks ini, maka landreform merupakan kebijakan yang sangat solutif, karena memberi otoritas formal kepada masyarakat untuk dapat me- nguasai tanah secara

Bab 4 memuat hasil penelitian dan pembahasan yakni mengenai persepsi, preferensi, sikap dan perilaku nasabah lower class terhadap financial technology (Fintech) PT.

Prinsip dasar dari reaksi Jaffe adalah reaksi antara kreatinin dengan pikrat dalam suasana alkali tanpa deproteinasi, membentuk kompleks kreatinin pikrat berwarna jingga

Dalam proses bisnisnya, Jayanti Salon dan Bridal memiliki beberapa kendala, yaitu data pelanggan, transaksi, dan booking kurang terorganisir serta belum dikelola

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa (1) soal Ulangan Akhir Semester ganjil mata pelajaran Fisika kelas X RSBI Kabupaten Sragen

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan sosial, tingkat religiusitas dengan kepuasan hidup lansia pria dan wanita. Penelitian ini

akan meluas ke tingkat keluarga, atau bahkan komunitas masyarakat. Makanya, tidak aneh bila dalam beberapa kasus ditemukan bahwa sebelum terjadi carok, ada sidang

Pada gambar IV.1. merupakan Flowmap diagram dari sistem yang sedang berjalan, menjelaskan tentang tahap-tahap dalam penjadwalan melakukan pemasangan atau maintenance