TEORI NORMATIF MEDIA DAN MASYARAKAT
1. Sumber kewajiban normatif
Teori normatif merupakan gagasan hak dan tanggung jawab mengenai bagaimana idealnya pers atau media.
Kesulitannya : Media dalam masyarakat bebas, sebagian besar memiliki kewajiban untuk membawa tujuan yang bernilai positif yang telah ditetapkan dan menerimanya begitu saja.
Media diberi kebebasan untuk menentukan peran masing-masing di ruang publik, akan tetapi media tidak boleh melakukan pemberitaan akan hal yang dapat memicu konflik. Dalam sumber kewajiban normatif ini yang paling mendasar adalah yang berasal dari konteks sejarah yang membentuk peranan lembaga media.
Sumber pengharapan normatif terhadap media antara lain: teori sosial dan politik mengenai pers, teori professional dan praktis dan praktik jurnalisme, publik sebagai warga negara, publik sebagai khalayak, pasar media, negara dan agen-agennya, partai yang berkempentingan dalam masyarakat yang mempengaruhi media.
2. Media dan kepentingan publik
Mass Media dianggap harus patuh kepada pengaruh kekuasaan yang luas dan public policy serta sarana lain baik secara formal maupun informal. Sarana dan prasarana media itu variatif dari satu sistem media nasional ke lainnya (tergantung pengaruh Poleksosbud).
Strukturnya antara lain: a. kebebasan publikasi, b. pluralitas kepemilikan, c. jangkauan yang luas,
d. keberagaman saluran dan bentuk.
a. keberagaman informasi, b. opini, dan budaya,
c. mendukung tatanan publik dan hukum, d. informasi dan budaya yang berkualitas tinggi,
e. mendukung sistem politik demokratis (ranah publik), f. menghormati kewajiban internasional dan HAM,
g. menghindari hal-hal yang berbahaya bagi masyarakat dan individu.
3. Isu utama bagi teori media sosial Isu tersebut berupa:
a. kebebasan publikasi, secara luasnya disetujui bahwa media seharusnya bebas dari kontrol pemerintahan dan kepentingan lainnya, seperti penyensoran, pluralitas kepemilikan, pasokan universal, kebebasan saluran dan bentuk, keragaman konten informasi, opini, dan budaya.
4. Pers sebagai pilar keempat
Edmund Burke, mengemukakan istilah pilar keempat. Artinya berupa 4 pilar yang terdapat di Inggris, antara lain: a. Bangsawan,
b. Masyarakat biasa, c. Gereja dan d. Pers.
Dikarenakan pers memiliki kekuatan dan dampak yang besar, oleh karena itu masuklah ia kedalam keempat pilar tersebut karena juga pers memiliki kekuatan untuk memberikan publikasi. Namun, kekuatan ini sering disalahgunakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan politik mereka.
5. Komisi kebebasan pers dan teori tanggung jawab sosial
Henry Luce, pelopor kebebasan sosial, tujuan awalnya untuk meneliti apakah pers sukses atau gagal, serta apakah kebebasan berkespresinya dibatasi atau tidak. Komisi ini juga memunculkan gagasan tanggung jawab sosial, antara lain: media memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan kepemilikan media adalah kepercayaan dari publik antara lain media berita harus jujur, akurat, berimbang, objektif, dan relevan, media harus bebas, mengatur diri sendiri, media harus mengikuti kode etik yang disetujui dan perilaku professional, di dalam situasi tertentu pemerintah mungkin perlu campur tangan untuk mengamankan kepentingan publik.
6. Teori pers
a. Teori Otoritarian
Dalam teori ini kekuatan pemerintah dalam mengontrol media sangatlah besar, pembatasan opini diangap benar secara publik.
b. Teori Liberitarian
Dalam teori ini, terdapat kebebasan dalam mengutarakan pendapat. Teori ini merupakan pengembangan teori otoritarian. Manusia dianggap sebagai makhluk rasional yang dapat menentukan nasibnya sendiri. Namun teori ii memicu monopoli oleh media.
c. Teori Komunisme / Marxism
Dalam teori ini rakyat dianggap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dimana pemerintah merupakan wakil dari rakyat. Pers merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan negara serta memihak kepada rakyat.
d. Teori Tanggung Jawab Sosial
7. Mass media, civilization, and public space.
Mass media adalah sarana yang digunakan untuk penyebaran informasi. Artinya, masyarakat sipil merupakan masyarakat yang bebas dan terbuka. Ranah publik sendiri merupakan medium dimana masyarakat memberikan aspirasinya seperti debat dan diskusi.
8. Respon terhadap ketidakpuasan atas ranah publik.
Public journalism wajib meningkatkan kualitas kehidupan warga sipil dengan turut berpartisipasi dan kontribusi. Jurnalisme juga perlu melakukan pergeseran dari jurnalisme informasi menjadi jurnalisme dialog karena publik tidak hanya menerima informasi tetapi juga saling berinteraksi.
9. Pandangan lternatif (Perspektif teoritis mengenai peran media di luar teori pers “arus utama”)
a. Teori Media Eminsipatoris
Media mendukung emansipasi dari informasi. Media juga bersifat individualis dengan tujuan medianya antara lain mengutarakan oposisi secara vertical dan membangun dukungan , solidaritas, dan jaringna lateral untuk melawan kebijakan.
b. Teori Komunitarianisme
Media disini bersifat kolektif, penting bagi media untuk membangun dialog dengan masyarakat atau publik untuk memainkan peran integratif (menyatu dengan masyarakat), ekspresif, dan artikulatif (menyuarakan aspirasi rakyat).
10.Model teori normatif media a. Model Pluralis Liberal
Media berada diluar campur tangan negara, bersifat bebas dan bergantung pada mekanisme pasar.
b. Model Tanggung Jawab
Media memiliki kebebasan, namun dalam kebebasannya tersebut juga diikuti oleh tanggung jawab sosialnya.
Media massa memiliki tanggung jawab sosial yang diperjuangkan melalui penerapan prinsip-prinsip dasar jurnalisme.
d. Media Alternatif