• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULATION OF TEMPERATURE AND VELOCITY MEASUREMENT AT OPEN MILL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SIMULATION OF TEMPERATURE AND VELOCITY MEASUREMENT AT OPEN MILL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULATION OF TEMPERATURE AND VELOCITY MEASUREMENT AT OPEN MILL

W.P. Arsitika 1), D. Irwanto1)

1)Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Yogyakarta Email: [email protected]

ABSTRACT

Open mill is a machine that support rubber compounding process. Open mill is

applied to breakdown the rubber molecular chain so that easily to incorporate the

additive ingredients. The objective of this research was to set up a temperature and

velocity measurement system to optimize open mill function. Non-contact

thermometer used to measure temperature. Measured temperature display using

microcontroller modul and a character LCD. Proximity sensor used to measure

velocity. Measured velocity display using Meter Display.

(2)

SIMULASI PENGUKURAN SUHU DAN KECEPATAN PADA OPEN MILL

W.P. Arsitika 1), D. Irwanto1)

1)Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Yogyakarta Email: [email protected]

ABSTRAK

Open mill merupakan peralatan yang digunakan dalam pembuatan kompon

karet. Open mill digunakan untuk membantu memutus ikatan rantai molekul karet

agar mudah dimasukkan zat aditif pada proses pembuatan kompon karet. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah sistem pengukuran suhu dan

kecepatan untuk memaksimalkan fungsi open mill. Termometer non-kontak

digunakan untuk pengukuran suhu. Penampilan suhu terukur menggunakan modul

mikrokontroler dan LCD karakter. Sensor proximity digunakan untuk pengukuran

kecepatan. Penampilan kecepatan terukur menggunakan Meter Display.

(3)

PENDAHULUAN

Penggunaan open mill untuk membuat kompon padat sudah lazim dilakukan,

namun dirasakan masih belum optimal mengingat parameter terukur masih sangat

terbatas. Hal ini akan mempersulit terutama pada saat melakukan pelaporan

kegiatan karena minimnya informasi ilmiah yang didapatkan. Mengetahui parameter

suhu dan kecepatan merupakan hal penting yang berguna untuk memonitor dan

mengatur jalannya proses produksi kompon padat menggunakan open mill

Mastikasi merupakan proses pertama dalam pembuatan kompon karet.

Efisiensi proses ini akan menentukan keberhasilan proses selanjutnya dan unjuk

kerja dari barang jadi karetnya. Standar pencampuran ditentukan oleh viskositas

kompon dan dispersi bahan aditif kompon terutama carbon black dan sistem

vulkanisasi. Sifat karet (seperti karet alam) adalah kering, liat dan harus mengalami

mastikasi sebelum diproses. Semua ini dapat dilakukan dengan cara mechanical

shearing di open mill atau di dalam internal mixer. Proses mastikasi pada open mill

dilakukan dengan melewatkan karet secara berulang diantara roll mill atau nip.

Two roll mill biasanya terdiri dari dua hollow cost iron yang dapat dilalui air

untuk pendinginan atau uap untuk pemanasan. Kedua rol, depan dan belakang,

berputar dengan kecepatan yang berbeda. Perbedaan kecepatan tersebut dikenal

sebagai “friction ratio”.

pencampuran yang efektif memerlukan adanya “bank“ karet diatas nip. Pada proses

penggilingan pengendalian suhu sangat penting. Air dingin dialirkan secara teratur

untuk menghilangkan panas yang berlebihan yang dihasilkan selama pencampuran.

Proses pencampuran umumnya berlangsung selama 30 – 40 menit.

Open Mill mempunyai banyak keuntungan diantaranya biaya produksi lebih murah,

sehingga investasi kecil, adaptasi lebih mudah untuk kompon speciality, karakteristik

pendinginan sangat bagus, sangat luas penggunaannya, untuk batch kecil sangat

disukai. Namun, open mill memiliki kelemahan diantaranyapencampuran secara

(4)

proses kotor, dispersi dan viskositas tidak konsisten, sulit memperoleh hasil yang

seragam dan sulit dibuat standar, keluaran rendah dan konsumsi daya tinggi.

Karakteristik karet pada open mill berbeda-beda untuk tiap jenisnya.. Misalnya

kompon hitam karet alam atau SBR, dan khloropren mempunyai respon yang baik

bila digiling. Karet tetap tinggal di-roll yang lebih pelan (roll depan) dan dapat

ditambahkan bahan pengisi dan minyak secara perlahan sampai bahan mulai pindah

ke roll belakang. Pada tahap ini pencampuran harus dihentikan. Selanjutnya karet

sintetik sudah mulai digiling dengan open mill ratio lebih rendah (misal 1: 1,1) untuk

menghasilkan pencampuran yang efisien. EPDM tidak biasa digiling di open mill,

Suhu merupakan faktor yang memegang peranan penting dikarenakan

pemasukan zat-zat aditif pada proses komponding karet akan lebih efektif dan efisien

pada rentang suhu tertentu (bergantung pada jenis karet yang dipakai). Pada

penelitian ini digunakan termometer non-kontak. Dikarenakan objek yang akan

dideteksi merupakan objek yang bergerak, sehingga akan menyulitkan apabila

menggunakan termometer kontak yang langsung bersentuhan dengan objek yang

diukur.

Pengukuran suhu permukaan benda menggunakan termometer non-kontak

pada dasarnya yaitu mendeteksi intensitas inframerah. Pengukuran tersebut dapat

dilakukan menggunakan kamera inframerah dan sensor pirometer. Pirometer

memiliki keunggulan rentang pembacaan yang luas dan murah. (Van Alstyne, 2014)

Suhu pada proses komponding diperkirakan sekitar 80 oC. Meskipun suhu

tersebut dikategorikan rendah jika dibandingkan aplikasi termometer non-kontak

pada umumnya, namun penelitian-penelitian lainnya juga menggunakan termometer

non-kontak pada suhu di bawah 100 oC. Diantaranya Biyofizik AD, Tip Fak., (2010)

dan Van Alstyne, K.L., and Olson, T.K., (2014).

Hal yang harus diperhatikan bahwa termometer non-kontak memiliki area

(5)

memposisikan ketinggian sensor sehingga target yang diukur berada di dalam area

pembacaan sensor (Klaus, 2003). Hal tersebut dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Area pembacaan termometer non-kontak

Kecepatan roll merupakan parameter yang digunakan untuk memastikan

bahwa proses komponding dalam kondisi stabil dengan kecepatan tetap pada saat

memasukkan zat-zat aditif. Kualitas kompon yang dihasilkan akan berbeda

dibandingkan dengan proses komponding dengan kecepatan seadanya atau tidak

terukur.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan stabilitas

kompon serta dapat memberikan informasi ilmiah yang lebih akurat pada tahap

penulisan laporan kegiatan.

BAHAN DAN METODE

Tabel 1. Spesifikasi peralatan pembacaan suhu

Nama Alat Merk Tipe Spesifikasi khas

Termometer

Tegangan operasi: 5 Vdc, pin ADC: 6

pin, Flash memory: 32 kB

Character LCD - - Ukuran 16 x 2 karakter

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam

dua kelompok besar, yaitu peralatan pembacaan suhu dan peralatan pembacaan

kecepatan. Spesifikasi peralatan pembacaan suhu ditampilkan pada Tabel 1.

(6)

Tabel 2. Spesifikasi peralatan pembacaan kecepatan

Nama Alat Merk Tipe Spesifikasi khas

Proximity

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: pengumpulan data

melalui studi pustaka maupun studi lapangan, persiapan bahan dan alat,

pelaksanaan penelitian dan pengujian, evaluasi data, serta penyusunan laporan.

Pemrograman Arduino Uno menggunakan perangkat lunak berbasis

Integrated Development Environment (IDE). Bahasa pemrograman yang digunakan

adalah bahasa C yang disederhanakan dan didukung dengan library untuk

memudahkan proses pemrograman (Wheat, 2011).

Beberapa rangkaian elektronik dibutuhkan mikrokontroler pada proses

pemrograman, sehingga modul mikrokontroler digunakan. Arduino Uno merupakan

salah satu open-source modul mikrokontroler berbasis Atmega 328. Fasilitas yang

diberikan yaitu 14 pin I/O, 6 pin input analog, serta koneksi dengan komputer untuk

pemrograman menggunakan kabel Universal Serial Bus (USB) (Teikari et al., 2012).

Peralatan dirangkai dengan skema kerja pada Gambar 2. Sensor suhu

digunakan untuk mendeteksi intensitas infra merah yang masuk dan menghasilkan

nilai berupa tegangan Direct Current (DC) analog dengan nilai konversi 10

milivolt/oC. Tegangan DC analog ini dihubungkan dengan pin Analog to Digital

Converter (ADC) yang ada pada Arduino Uno R3. Di dalam Arduino Uno R3

dilakukan konversi menjadi data berupa nilai suhu dengan satuan derajat Celcius.

Hasil konversi tersebut divisualisasikan melalui LCD.

Modul mikrokontroler Arduino Uno R3 dimasukkan program seperti pada

Gambar 3. Detik pada Gambar 3 bukanlah sebagai detik satuan waktu, melainkan

hanya sebagai variabel dalam pemrograman. Pembacaan suhu dilakukan persatuan

(7)

satuan waktu dilakukan pembacaan pin ADC sebanyak 20 ribu kali dengan waktu

jeda antar pembacaan adalah 100 mikro-detik sebagaimana dijelaskan pada Gambar

4. Kemudian pembacaan ADC dikonversi menjadi nilai suhu dengan sub-rutin

Hitung_Suhu(); sebagaimana ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 2. Skema kerja pengukuran suhu kompon

(8)

Gambar 4. Pembacaan Pin ADC Setiap 100 mikro-detik

Gambar 5. Sub-rutin Hitung_Suhu();

Arduino Uno hanya dapat membaca nilai ADC dan mengkonversikannya

seperti pada Gambar 5, sedangkan tampilan LCD harus menunjukkan nilai suhu

yang sebenarnya. Untuk itu, perlu dilakukan verifikasi terhadap pembacaan suhu.

Verifikasi pembacaan suhu dilakukan menggunakan silicon oil-bath (microbath) di

Laboratorium Kalibrasi Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik. Skema kerja verifikasi

menggunakan microbath disajikan pada Gambar 6. Verifikasi perlu dilakukan untuk

(9)

nilai tepat dan akurat. Penggunaan voltmeter pada Gambar 6 sebagai data

pendukung bahwa adanya keterkaitan secara linear antara pembacaan voltmeter

dan pembacaan alat.

Gambar 6. Skema kerja verifikasi pembacaan suhu

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu kompon ketika proses penggilingan dilakukan

menggunakan termometer non-kontak. Cara kerjanya dengan mendeteksi intensitas

infra merah yang dipancarkan oleh kompon dan ditangkap oleh non-contact

thermometer. Kemudian hasilnya disajikan dalam tampilan Liquid Crystal Display

(LCD) dengan satuan derajat Celcius.

Tabel 3 menampilkan pembacaan suhu hasil sub-rutin Hitung_Suhu(); dengan

verifikasi oilbath. Hasil verifikasi pertama pembacaan suhu disajikan dalam Tabel 1,

dimana hasil pembacaan masih belum memberikan hasil yang baik. Untuk itu perlu

dilakukan proses penyesuaian atau adjustment dari data yang diperoleh. Adjustment

dilakukan dengan memperhitungkan faktor koreksi dan memanfaatkan nilai

(10)

Tabel 3. Hasil verifikasi pembacaan suhu menggunakan sensor tipe CI3A

persamaan interpolasi menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft excel

dengan hasil ditampilkan di Gambar 7.

Data Gambar 7, dilakukan simulasi perhitungan untuk mendapatkan batas

yang tepat untuk diterapkan 3 buah persamaan interpolasi. Hasilnya diperoleh

(11)

dimana y adalah pembacaan yang sesuai dengan microbath dan x adalah

pembacaan alat sebelum diinterpolasi. Melalui penyesuaian pembacaan data

menggunakan interpolasi, maka data yang ditampilkan lebih mendekati nilai benar

dari suhu yang diukur. Hasil alat pemantau suhu ditampilkan pada Gambar 8.

Gambar 7. Penentuan area interpolasi

(12)

B. Pengukuran Kecepatan

Terdapat beberapa cara dan pilihan untuk mengukur kecepatan putar. Di

antaranya dengan mengombinasikan proximity sensor dengan display meter. Pada

dasarnya proximity sensor memberikan informasi berupa sinyal ketika sebuah objek

tertentu mendekatinya dalam jarak tertentu (Fraden, 2010). Berdasarkan manual

book dari proximity sensor merk Omron tipe E2E-X5E1 (Manual book, 2008) bahwa

proximity sensor ini mendeteksi objek berupa logam pada jarak 5 mm. Maka

proximity sensor ini digunakan untuk mendeteksi gigi roda pada roda gigi open mill

pada jarak maksimum 5 mm.

Diagram pemasangan proximity sensor dan display meter disajikan pada

Gambar 7. Proximity sensor menghadap bagian berputar, kemudian dihubungkan

dengan display meter. Implementasi pemasangan proximity sensor sebagaimana

ditampilkan pada Gambar 8.

Proximity sensor memberikan sinyal digital logika 1 ketika ada gigi roda di

depannya dan memberikan sinyal digital logika 0 ketika tidak ada gigi roda di

depannya. Sinyal digital ini akan digunakan oleh display meter untuk menghitung

waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gigi roda ke gigi roda yang lain.

Display meter merk Omron tipe K3MA-F-A2 dapat digunakan untuk berbagai

aplikasi, maka dari itu perlu dilakukan pengaturan awal sehingga hasil yang

ditampilkan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan.

Parameter yang harus diatur pertama kali yaitu:

a. Scaling input value, bilangan bulat positif, digunakan untuk mengurangi

kesalahan dalam penskalaan.

b. Scaling display value, bilangan bulat positif, digunakan untuk

mengkonversikan sinyal digital dari proximity sensor menjadi nilai yang

ditampilkan dalam rpm.

c. Decimal point position, digunakan untuk jumlah digit di belakang koma

(13)

Gambar 7. Pemasangan proximity sensor dan display meter (Manual book, 2008)

Gambar 8. Posisi pemasangan proximity sensor

Pada pengukuran kecepatan open mill diinginkan nilai kecepatan dalam

satuan rotation per minute (rpm) sehingga rumusnya:

1 60

Apabila frekuensi input 1 Hz, maka persamaan (2) menjadi:

60

Ketelitian yang dibutuhkan dalam pengukuran kecepatan open mill yaitu 0,01

rpm, sehingga parameter pada display meter diisi sebagai berikut:

a. Scaling input value 100

b. Scaling display value 25000

(14)

Hasil pengamatan bahwa open mill memiliki kecepatan yang berubah-ubah

pembacaannya antara 17,47-18,10 rpm sebagaimana ditampilkan pada Gambar 9.

(a) (b)

Gambar 9. (a) Kecepatan maksimum mill; (b) Kecepatan minimum mill

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemantauan suhu kompon saat proses penggilingan menggunakan

termometer non-kontak merk Raytek tipe CI3A dan untuk penampil suhu digunakan

modul mikrokontroler merk Arduino Uno R3 yang dilengkapi Character LCD. Untuk

memberikan pembacaan yang tepat maka persamaan interpolasi yang digunakan

adalah y = 0.9562x + 2.9171 pada T < 53,2 oC; y = 1.0018x - 0.0542 pada 53,2 oC <

T < 62,4 oC ; dan y = 0.9562x + 2.9171 pada T > 62,4 oC.

Pemantauan kecepatan putar mill digunakan proximity sensor merk Omron

dan untuk penampil kecepatan digunakan Meter Display merk Omron. Untuk

menghasilkan ketelitian 0,01 rpm, parameter pada display meter diisi angka 100

pada Scaling input value; angka 25000 pada Scaling display value; dan angka

000,00 pada Display point position.

Saran

Pada penelitian ini masih perlu dicoba proses pendinginan menggunakan

nitrogen cair yang memiliki suhu ekstrim sehingga proses pengendalian suhu dapat

lebih efisien. Selain itu, perlu dilakukan pengembangan untuk mengendalikan

(15)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada tim kelompok kerja Balai Besar

Kulit, Karet, dan Plastik dengan judul “Optimalisasi Parameter Terukur pada Open mill”, yaitu: Syakir Hasyimi, Widari, Sujarwoko, Hardono, dan Mujiono, atas bantuan

dan kerjasama selama pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Atmel Corporation, 2009, Atmel 8-bit AVR Microcontroller with 4/8/16/32K Bytes

In-System Programmable Flash ATmega48PA, ATmega88PA, ATmega168PA,

ATmega328P, http://www.atmel.com/Images/doc8161.pdf, diakses pada 26

Juni 2013.

Biyofizik AD, Tip Fak., 2010, IEEE. Contact/non-contact sensor mesh for body

temperature monitoring.

Fraden, Jacob, 2010, Handbook of Modern Sensors, New York: Springer.

Klaus, Dieter Gruner, 2003, principles of Non-contact temperature measurement,

Raytek Corporation. Alamat website:

http://support.fluke.com/raytek-sales/Download/Asset/IR_THEORY_55514_ENG_REVB_LR.PDF. Diakses

pada 16 Oktober 2015.

Manual book, 2008, Cylindrical Proximity Sensor E2E/E2E2, Omron Corporation.

Manual book, 2008, Noncontact Temperature Measurement for Industrial

Applications, Raytek Corporation.

Manual book, 2012, Frequency / Rate Meter K3MA-F, Omron Corporation

Teikari P., Najjar R.P., Malkki H., Knoblauch K., Dumortier D., Gronfier C., Cooper

H.M., 2012, An inexpensive Arduino-based LED stimulator system for vision

research, Journal of Neuroscience Methods, 211: 227-236.

Van Alstyne, K.L., and Olson, T.K., 2014, Estimating variation in surface emissivities

of intertidal macroalgae using an infrared thermometer and the effects on

temperature measurements, Springer, Mar Biol (2014) 161:1409–1418. DOI

10.1007/s00227-014-2429-3

(16)

Gambar

Gambar 1. Area pembacaan termometer non-kontak
Tabel 2. Spesifikasi peralatan pembacaan kecepatan
Gambar 2. Skema kerja pengukuran suhu kompon
Gambar 5. Sub-rutin Hitung_Suhu();
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaannya terutama terletak pada sampel yang digunakan yaitu saham- saham yang tergabung dalam indeks JII dan indeks LQ45 selama periode tahun 2010-2011.Hal

Dapat disimpulkan bahwa perbedaan kebocoran mikro pada bagian koronal yang signifikan hanya terjadi pada jarak penyinaran 2 mm, yaitu antara restorasi komposit resin yang

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model Open Ended Learning dengan multimedia dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang energi dan perubahannya pada siswa

Dari grafik menunjukkan bahwa temperatur yang keluar dari inlet diffuser sebesar 18 o C baik pada inlet diffuser tiang kiri maupun inlet diffuser tiang kanan,

Ciri khas arsitektur semiotik yang akan dilihat dari segi atau fisik bangunan yaitu seperti bentuk atap, simbol-simbol yang digunakan pada interior maupun eksterior