• Tidak ada hasil yang ditemukan

Job Order Costing>< Process Costing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Job Order Costing>< Process Costing"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN ESTIMASI

BIAYA

JOB ORDER COSTING

(2)

2

Job Order Costing><

Process Costing

Job Order Costing

Produk dibuat sesuai pesanan

Tipe proses : feksibel

Low volume

pengumpulan biaya produksinya dengan

metode biaya pesanan

Process Costing

Standar Costing

Produk standar

Tipe proses : spesial

Aliran material kontinu

High volume

pengumpulan biaya produksinya dengan

(3)

3

Karakteristik Produk

Pesanan

Proses pengolahan produk terjadi

secara terputus-putus. Jika

pesanan yang satu selesai

dikerjakan proses produksi

dihentikan dan mulai dengan

pesanan berikutnya

Produk dihasilkan sesuai dengan

spesifkasi pemesan, sehingga

pesanan yang satu dengan yang

lain dapat berbeda

Produksi ditujukan untuk

(4)

4

Metode Harga Pokok

Pesanan

Setiap jenis produk harus dihitung HPP

(Harga Pokok Pesanan) secara

individual

Biaya produksi digolongkan menjadi

biaya produksi langsung dan biaya

produksi tidak langsung

Biaya produksi langsung terdiri

dari bahan baku dan tenaga kerja

langsung, sedangkan biaya

produksi tidak langsung disebut

sebagai BOP

Biaya produksi langsung dihitung

dalam HPP berdasarkan biaya

yang sesungguhnya terjadi,

sedangkan BOP dihitung

(5)

Sistem Pembebanan

Biaya Pada HPP

Sistem Pembebanan biaya dalam

metode harga pokok pesanan dapat

dilakukan berdasarkan :

1. Biaya Normal (

Normal cost

)

2. Biaya yg ditentukan dimuka

(

Predetermined cost

)

HPP yang menggunakan

predetermined cost

, karena pada saat

pesanan diterima harus sudah

ditentukan harga pokoknya. Tetapi

(6)

Karakteristik Harga

Pokok Pesanan

Proses produksi berdasar pesanan

dan produk bersifat khusus

Biaya produksi dikumpulkan untuk

setiap pesanan, sehingga

perhitungan :

Total biaya produksi dihitung pada

saat pesanan selesai

Biaya per unit dihitung dengan

(7)

Karakteristik Harga

Pokok Pesanan

Pengumpulan biaya produksi

dilakukan dengan membuat Kartu

Pesanan (

Job order cost sheet

)

yang memuat :

Informasi umum : nama pemesan,

jumlah dipesan, tgl pesan, dll

Informasi biaya : biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja, biaya overhead

Setelah pesanan selesai

(8)

8

Manfaat Informasi HPP per

pesanan

Menentukan harga jual yang akan

dibebankan kepada pemesan

Mempertimbangkan penerimaan

atau penolakan pesanan

Memantau realisasi biaya produksi

Menghitung laba atau rugi tiap

pesanan

Menentukan harga pokok

(9)

Kartu Biaya Pesanan (

Job

Cost Sheet)

Merupakan dokumen dasar dalam

harga pokok pesanan yang

mengakumulasi biaya-biaya untuk

setiap

job

(pekerjaan)

Karena biaya diakumulasi untuk setiap

batch atau lot, maka kartu ini dapat

menunjukkan bahan langsung dan

tenaga kerja langsung yg digunakan

pada suatu pekerjaan, dan overhead

yang dibebankan

File kartu biaya pesanan yg belum

selesai dapat berfungsi sebagai buku

besar tambahan untuk persediaan

(10)

Kasus :1 Pesanan 1

Departemen

Perusahaan meubel ADIJAYA

berproduksi atas dasar pesanan

Tanggal 5 Agustus 2009.

Perusahaan menerima pesanan untuk

membuat meja rapat dari Hotel

Santika.

Harga Kontrak Rp. 20.000.000

Pesanan tersebut diberi kode pesanan

No.99

(11)

Kasus :1 Pesanan 1

Departemen

Pembelian bahan-bahan:

Bahan yang dipakai untuk memproduksi

Job No.99

Jenis Bahan

Satuan

Harga Satuan

Jumlah

Kayu mahoni

20 meter

Rp. 600.000 Rp. 12.000.000

Pelitur

50 liter

Rp. 10.000 Rp. 500.000

Lem

10 kaleng

Rp. 30.000 Rp. 300.000

Paku

5 Kg

Rp. 40.000 Rp. 200.000

Jumlah

Rp. 13.000.000

Bahan Baku

10 meter

Rp. 600.000

Rp. 6.000.000

Bahan

Penolong

(12)

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan :

Tenaga kerja langsungRp. 4.000.000

Tenaga kerja tidak langsung Rp.

1.000.000

BOP aktual selain yang terjadi di atas

Rp. 1.500.000

BOP yang dibebankan atas dasar tarif

75% dari biaya tenaga kerja langsung.

Pesanan tersebut selesai dikerjakan

dan diserahkan kepada pemesan,

sedangkan pembayaran diterima 20

hari kemudian

(13)

Perhitungan BOP dibebankan= 75% x Rp.

4.000.000

= Rp. 3.000.000

Laba Kotor : Rp .20.000.000 – Rp. 13.000.000

= Rp. 7.000.000

Kasus :1 Pesanan 1

Departemen

Perusahaan ADIJAYA Pesanan No. 99 KARTU PESANAN

Nama Pemesan : Hotel Santika Tanggal Pesanan : 05-8-2005 Keterangan : Meja, warna coklat Tanggal Selesai : 30-8-2005

Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah

6.000.000 4.000.000 3.000.000 Ikhtisar biaya produk

Bahan Baku Rp. 6.000.000 Harga Jual Produk : Upah langsung Rp.

4.000.000 Rp. 20.000.000 Overhead Pabrik Rp.

3.000.000

(14)

Kasus :2 Pesanan 2

Departemen

Perusahaan meubel ASIA mempunyai 2

departemen produksi yaitu Dept. A dan

Dept. B.

Pada bulan Januari mendapat pesanan

sebagai berikut:

PT. UTAMA 200 buah kursi kuliah @ Rp.

60.000, total Rp. 12.000.000 Job No. K-1

PT ABC 50 buah kursi kerja @ Rp. 100.000,

total

Rp. 5.000.000 Job No. M-3

(15)

Kasus :2 Pesanan 2

Departemen

Transaksi yang terjadi untuk memenuhi

pesanan tsb:

Pemakaian bahan baku

Biaya Tenaga kerja langsung

Job No

Departemen A Departemen B

Jumlah

K-1

Rp. 4.000.000

Rp. 1.000.000

Rp. 5.000.000

M-3

Rp. 1.500.000

Rp. 250.000

Rp. 1.750.000

Jumlah

Rp. 5.500.000

Rp. 1.250.000

Rp. 6.750.000

Job No

Departemen A Departemen B

Jumlah

(16)

Kasus :2 Pesanan 2

Departemen

Biaya Overhead Pabrik

Dari data tersebut diminta :

1. Buat jurnal yang diperlukan

2. Buat Job order cost sheet masing-masing

pesanan

3. Laba kotor pesanan K-1

4. Selisih biaya overhead untuk periode tersebut

Departemen

Tarif BOP

BOP Aktual

(17)

MEUBEL ASIA Job order No. K-1

KARTU PESANAN

Nama Pemesan : UTAMA Tanggal Pesanan : 05-8-2005 Keterangan : Kursi Kuliah Tanggal Mulai : 06-8-2005 Jumlah pesanan : 200 buah Tanggal selesai : 30-8-2005

Departemen A

Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah

4.000.000 1.600.000 2.000.000

Departemen B

Bahan Baku Upah Langsung Overhead Pabrik Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah

1.000.000 800.000 640.000 Ikhtisar biaya produk

(18)

MEUBEL ASIA Job order No. M-3

KARTU PESANAN

Nama Pemesan : PT.ABC Tanggal Pesanan : 05-8-2005 Keterangan : Kursi Kerja Tanggal Mulai : 06-8-2005 Jumlah pesanan : 50 buah Tanggal selesai : 30-8-2005

Departemen A

Bahan Baku Upah langsung Overhead Pabrik Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah

1.500.000 500.000 750.000

Departemen B

Bahan Baku Upah Langsung Overhead Pabrik Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah Bukti No. Jumlah

250.000 200.000 160.000 Ikhtisar biaya produk

Bahan Baku Rp. 1.750.000 Harga Jual Produk : Upah langsung Rp. 700.000

Overhead Pabrik Rp. 910.000

(19)

Kasus :2 Pesanan 2

Departemen

Laba Kotor Pesanan K-1

Laba kotor = Rp.12.000.000 – Rp.

10.040.000

= Rp. 1.960.000

Selisih BOP

BOP dibebankan : Rp. 3.550.000

BOP sesumgguhnya : Rp. 3.650.000

(20)

20

Harga Jual yang

dibebankan Pemesan

(21)

21

Penerimaan atau

Penolakan Pesanan

Biaya produksi pesanan :

Taksiran biaya bahan baku

Rp xx

Taksiran biaya tenaga kerja

xx

Taksiran biaya

overhead

pabrik

xx (+)

Taksiran total biaya produksi

Rp xx

Biaya non produksi :

Taksiran biaya administrasi umum

Rp xx

Taksiran biaya pemasaaran

xx (+)

(22)

22

Memantau Realisasi Biaya

Produksi

Biaya bahan baku sesungguhnya

Rp xx

Biaya tenaga kerja sesungguhnya

xx

Taksiran biaya

overhead

pabrik

xx (+)

(23)

23

Menghitung laba atau rugi

tiap pesanan

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan

Rp xx

Biaya produksi pesanan tertentu :

Biaya bahan baku sesungguhnya

Rp xx

Biaya tenaga kerja sesungguhnya

xx

Taksiran biaya

overhead

pabrik

xx (+)

(24)

24

Penyajian dalam Neraca

Manajamen harus membuat pertanggung

jawaban keuangan secara periodik, yang

disajikan dalam neraca dan laporan laba rugi.

Dalam neraca disajikan persediaan produk

jadi dan harga pokok produk yang pada

tanggal neraca masih dalam proses.

Untuk tujuan tersebut perlu

menyelenggarakan catatan biaya produksi

tiap pesanan, sehingga diketahui biaya

produksi yang melekat pada pesanan yang

telah selesai diproduksi, namun pada tanggal

neraca belum diserahkan kepada pemesan.

Disamping itu dapat diketahui biaya produksi

yang melekat pada pesanan yang pada

tanggal neraca masih dalam proses

pengerjaan.

(25)

25

Rekening Kontrol &

Rekening Pembantu

Untuk merinci biaya produksi

dipergunakan rekening pembantu, al;

Kartu persediaan, Kartu harga pokok,

Kartu biaya.

Rekening kontrol (Buku Besar),

menampung data yang bersumber dari

jurnal, sedangkan rekening pembantu

digunakan untuk menampung data yang

bersumber dari dokumen sumber.

Buku besar; Persed bahan baku, Persed

bahan penolong, Barang dalam proses,

BOP sesungguhnya, Biaya adm umum,

(26)

26

Buku Besar

Untuk mencatat biaya produksi,

di dalam buku besar dibentuk

rekening kontrol “barang dalam

proses” rekening ini dipecah

menurut unsur biaya produksi,

sehingga terdapat 3 macam

rekening ;

Barang dlm proses, biaya bahan

baku

Barang dlm proses, biaya tenaga

kerja langsung

Referensi

Dokumen terkait

Pada metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi untuk satuan produk dihitung dengan cara membagi total biaya

“Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk

1.. Perusahaan hanya menerima pesanan jika ada konsumen yang memesan barang produksi dari perusahaan. Penggolongan biaya produksi terbagi atas biaya langsung dan biaya tidak

4 Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Lift Barang Outdoor Berdasarkan perhitungan taksiran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan taksiran biaya overhead pabrik

Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah3. Suatu pesanan adalah output

berasal dari pesanan %o. Biaya tenaga kerja langsung didistribusikan sebagai berikut: &amp;*'&#34; ke Pesanan %o. 7isa o-erhead sebesar $.1!*2!2 belum bangunan dan peralatan

“Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk

Biaya non produksi atau biaya periode (period cost), meliputi semua biaya yang tidak  termasuk dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan langsung ke laporan