I.
I. Pengertian Pengertian Variable Variable CostingCosting
Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memas
yang hanya memasukkan ukkan biaybiaya produksi variaa produksi variabel sebagai elemebel sebagai elemen harga pokok produk. Biayan harga pokok produk. Biaya pr
produkoduksi si tettetap ap diadianggnggap ap sebsebagaagai i biabiaya ya perperiodiode e ataatau u ataatau u biabiaya ya wakwaktu tu (pe(perioriod d coscost) t) yanyangg langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.
produksi. II.
II. Tujuan Tujuan Penentuan Penentuan Harga Harga Pokok Pokok Variabel Variabel (Variable Costing)(Variable Costing) Pen
Penententuan uan harharga ga pokopokok k varvariabiabel el ditditujuujukan kan untuntuk uk memmemenuhenuhi i kebukebutuhtuhan an manmanajeajemen men daldalamam memperoleh informasi
memperoleh informasi yang berorientasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, ypada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:aitu: 1.
1. MembanMembantu manajetu manajemen untuk mengmen untuk mengetahui batetahui batas kontrias kontribusi (conbusi (contributribution martion margin) yang sangin) yang sangatgat bergu
berguna na untuk untuk perencperencanaan anaan laba laba melalmelalui ui analianalisa sa hubungahubungan n biayabiaya-volum-volume-laba (cost-proe-laba (cost-profit- fit-volume
volume) ) dan untuk pengambidan untuk pengambilan keputusalan keputusan (decisin (decision making) yang berhon making) yang berhubungan denganubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
kebijaksanaan manajemen jangka pendek. 2.
2. MemMemudaudahkan hkan manmanajeajemen men daldalam am menmengendgendalialikan kan kondkondisiisi-kon-kondisdisi i opeoperasrasionional al yanyang g sedsedangang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi
tertentu dalam perusahaan. tertentu dalam perusahaan.
Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut:
bertujuan sebagai berikut: 1.
1. Untuk piUntuk pihak inthak internalernal, varia, variabel costbel costing diing digunakan ungunakan untuk tujtuk tujuan-tuan-tujuan:ujuan: aa.. PPeerreennccaannaaaan n llaabbaa
b
b.. PPeenneennttuuaan n hhaarrgga a jjuuaal l pprroodduuk k
cc.. PPenenggaammbbiillan an kekeppuuttususaan n oolleeh h mmaannaajjeemmeenn d
d.. PPeennggeennddaalliiaan n bbiiaayyaa 2.
2. UntUntuk uk pipihahak ek eksksteternrnalal Mes
Meskipkipun un tujtujuan uan utautamanmanya ya untuntuk uk pihpihak ak intinternernal, al, konkonsep sep varvariabiabel el coscostinting g dapdapat at pulpulaa digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan:
digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan: a.
a. PenPenententuan uan harharga ga pokopokok k perpersedsediaaiaann b
b.. PePenenentntuauan n lalababa Tuj
Tujuan uan ekseksterternal nal tertersebsebut ut hanyhanya a dapdapat at dicdicapaapai i apaapabilbila a laplaporaoran n yanyang g disdisusuusun n ataatas s dasdasar ar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
III.
III. Perbedaan Konsep Perbedaan Konsep Variable Costing Variable Costing Dengan Full Dengan Full CostingCosting
VARIABLE COSTING
VARIABLE COSTING
Perbedaan antara kedua konsep tersebut terletak pada tujuan utamanya, yaitu konsep variabel costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep full costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal. Adanya kedua perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya mempengaruhi:
1. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga pokok persediaan. 2. Penggolongan dan penyajian di dalam laporan laba-rugi.
Pembahasan tentang perbedaan metode variable costing dengan metode full costing dapat ditinjau dari segi;
1. Penentuan harga pokok produk
Pada metode full costing, semua elemen biaya produksi baik tetap maupun variabel dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok produk meliputi:
a. BBB (raw material cost) b. BTKL (direct labor cost)
c. BOP variabel (variable FOH) d. BOP tetap (fixed FOH)
Sedangkan pada metode variabel costing hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produk. Elemen harga pokok produk meliputi:
a. BBB (raw material cost) b. BTKL (direct labor cost)
c. BOP variabel (variable FOH)
Elemen biaya Full costing Variable costing BBB(raw material cost)
BTKL(direct labor cost) BOP variabel (variable FOH) BOP tetap (fixed FOH)
Jumlah Harga Pokok Produk
Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp. xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx _ Rp.xxx 2. Penentuan harga pokok persediaan
Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi (production cost) kepada produk antara metode full costing dengan metode variable costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode full costing BOP tetap (fixed FOH) dibebankan
ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu jika sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian BOP tetap (fixed FOH) masih melekat pada harga pokok persediaan. Metode variable costing tidak membebankan BOP tetap (fixed FOH) ke dalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap (fixed FOH) langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap (fixed FOH) tidak melekat pada harga pokok persediaan.
3. Penyajian Laporan Laba-Rugi
Perbedaan di dalam penyajian laporan laba-rugi antara metode full costing dengan variable costing dapat ditinjau dari segi:
a. Penggolongan biaya dalam laporan laba-rugi
1. Biaya produksi, meliputi BBB (raw material cost), BTKL(direct labor cost) dan BOP tetap (fixed FOH) maupun BOP variabel (variable FOH).
2. Biaya non produksi atau biaya periode (period cost), meliputi semua biaya yang tidak termasuk dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan langsung ke laporan laba-rugi periode terjadinya.
Pada metode variable costing, biaya digolongkan menjadi:
1. Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsioanal sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam:
- Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel.
- Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variabel (variable of marketing expense), biaya adminstrasi dan umum variabel (variable of general & administative expense), biaya finansial variabel (variable of financial expense).
2. Biaya tetap (fixed costs), meliputi semua biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Biaya tetap pada konsep variable costing disebut pula dengan biaya periode (period cost) atau disebut pula biaya kapasitas(capacity cost).
b. Struktur atau susunan penyajian laporan laba-rugi 1. Metode Full costing
Laporan Laba-Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember …
_________________________________________________________________
Penjualan (sales) xxx
Biaya Produksi (production cost):
Persed.awal brg jadi (beginning finished goods inventory) xxx
BBB (raw material cost) xxx
BTKL direct labor cost) xxx
BOP variabel (variable FOH) xxx
BOP tetap (fixed FOH) xxx
HP.Produksi (cost of goods manufactured) xxx + Brg tersedia untuk dijual ( goods available for sales) xxx Persed. Akhir brg jadi (ending finished goods inventory) xxx –
HPP (cost of goods sold) xxx –
Laba kotor (gross income) xxx
Biaya Non Produksi (Non production cost):
Biaya pemasaran (marketing expense) xxx
Biaya administrasi dan umum
(general & adiminstrative expense) xxx +
Total biaya non produksi xxx –
Laba bersih sebelum pajak (EBT) xxx
2. Metode variabel costing
Untuk periode yang berakhir 31 Desember …
________________________________________________________________
Penjualan (sales) xxx
Biaya variabel (variable cost):
Persed.awal brg jadi (beginning finshed goods inventory) xxx
BBB (raw material cost) xxx
BTKL (direct labor cost) xxx
BOP (FOH) variabel xxx +
HP.Produksi (cost of goods manufactured) xxx +
BTUD (goods available for sales) xxx
Persed. Akhir brg jadi (ending finished goods inventory) xxx –
HPP(cost of goods sold) xxx –
Margin kontribusi kotor (gross CM) xxx
Biaya komersial variabel (variable of commercial expenses); Biaya pemasaran variabel (variable of marketing expenses) xxx Biaya adm.& umum variabel
(variable of general and administrative expenses) xxx +
xxx –
Batas kontibusi bersih (net CM) xxx
Biaya tetap (fixed cost);
BOP tetap (fixed FOH) xxx
Biaya pemasaran tetap (fixed marketing expenses) xxx Biaya adm.& umum tetap
(fixed general and administrative expenses) xxx +
xxx
-Laba bersih setelah pajak (EAT) xxx
Pada tahun 1999, PT.LABALA memproduksi 1000 unit batako. Biaya produksi yang dikeluarkan selama tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku (raw material cost) 500.000
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 350.000
Biaya bahan penolong (indirect material cost) 100.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost) 110.000
Depresiasi bangunan pabrik (depreciation of factory building) 100.000 *** CONTOH SOAL VARIABLE COSTING ***
Data lain yang diperoleh selama tahun 1999 adalah:
• Harga jual Rp.2000 per unit. • Produk terjual sebanyak 900 unit.
• Persediaan awal 100.000 (metode full costing) dan 90.000 (metode variable costing). • Persediaan akhir 232.000 (metode full costing) dan 212.000 (metode variable costing). • Pembebanan BOP (factory overhead) berdasar BTKL.
• Kapasitas normal dicapai pada saat BTKL sebesar Rp.400.000 per tahun dengan perkiraan
BOP variabel Rp.250.000 dan BOP tetap Rp.110.000.
• Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense) Rp .100.000. • Biaya iklan (advertising expense) Rp.300.000.
Diminta :
1. Dengan menggunakan metode Full costing, hitunglah; a. Tarif BOP per unit dan jumlah BOP yang dibebankan. b. Laporan Laba/Rugi (income statement).
2. Laporan Laba/Rugi dengan metode Variable costing.
JAWABAN : *** CONTOH SOAL VARIABLE COSTING ***
1. Metode Full costing
a. Tarif BOP(FOH) per unit
BOP T 110.000 Ket; * = pada kapasitas normal
BOP V 250.000 *
Jumlah BOP 360.000
Tarif overhead pabrik berdasarkan BTKL, dimana kapasitas normal dicapai pada jumlah Rp.400.000.
Tarif BOP (FOH) = 360.000 x 100% = 90% dari BTKL 400.000
PT.LABALA Laporan Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1999
Penjualan ( Rp.2000 x 900 u ) 1.800.000
HPP (Cost of goods sold) :
Persed. awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 100.000
BBB (raw material cost) 500.000
BTKL (direct labor cost) 350.000
BOP (FOH) T 210.000
BOP (FOH) V 100.000 +
HP.Produksi (Cost of goods manufactured) 1.160.000 + BTUD (finished goods available for sales) 1.260.000 Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory ) 232.000 – HPP sebelum penyesuaian
(cost of goods sold before adjustment) 1.028.000 Selisih kapasitas menguntungkan ( 315.000 – 310.000 ) 5.000 + HPP setelah penyesuaian
(cost of goods sold after adjustment) 1.033.000
-Laba kotor (gross income) 777.000
Biaya usaha (operating expense):
Biaya adm. & umum (general & administrative expense) 100.000
Biaya iklan (advertising expense) 300.000 +
400.000 –
Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) 377.000
2. Metode Variable costing
PT.LABALA Laporan Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1999
Penjualan ( Sales) = Rp.2000 x 900 u 1.800.000
Biaya variabel (variable costing):
Persed.awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 90.000
BBB (raw material cost) 500.000
BTKL (direct labor cost) 350.000
BOP (FOH) V 210.000 +
HP.Produksi (COGM) 1.060.000 +
BTUD ( finished goods available for sales) 1.150.000 Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory) 212.000 –
HPP (Cost of goods sold) variabel 938.000 –
Contribution Margin 862.000
Biaya Tetap (Fixed expense):
Biaya adm.& umum (general & administrative expense) 100.000
Biaya iklan (advertising expense) 300.000 +
Totalbiaya tetap 500.000–
Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) 362.000
0 KASUS 1
Berikut adalah data biaya produksi dan persediaan pada akhir tahun 1999 dari PT.OTI : 1. Produksi selama tahun 1999 sebanyak 200.000 unit.
2. 80% dari produksi pada tahun 1999 terjual dan sisanya masih tersimpan di gudang pada akhir tahun. 3. Biaya bahan baku (Raw Material) Rp.3.000.000
4. Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000 5. BOP Variabel (variable FOH) Rp.1.000.000
6. BOP Tetap (fixed FOH) Rp. 600.000
7. Harga jual per unit Rp. 50
8. Biaya adm & umum (General&Administrative Expense) Rp. 250.000 Diminta :
1. Hitung nilai persediaan akhir (Ending Inventory) th.1999 dengan met.Variable Costing dan Full Costing.
0 KASUS 2
SAVAGE GARDEN Corp. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi 1 jenis produk. Pada tahun 1999 telah memproduksi 50.000 unit ikat pinggang dengan biaya produksi sebagai berikut :
BOP Var (variable FOH). Rp.25.000.000 BOP Tetap (fixed FOH) Rp.30.000.000 Upah langsung ( Direct Labor cost) Rp.55.000.000 Biaya Bahan Baku ( Raw Material cost) Rp.40.000.000
Selain itu terdapat data lain yang berkaitan dengan produksi tsb. sebagai berikut : - Pembebanan BOP berdasarkan upah langsung.
- Biaya upah langsung per unit Rp.1100 - Produk yang terjual adalah 40.500 unit.
- Kapasitas normal (normal capacity) terjadi pada saat biaya upah langsung sebesar Rp.75.000.000 per tahun, dimana pada saat itu BOP tetap (fixed FOH) diperkirakan Rp.35.000.000 & BOP
Variabel (variable FOH) Rp.25.000.000
- Pembebanan lebih/kurang ( over/under applied ) Factory overhead dibebankan ke HPP (Cost of Goods Sold).
Diminta :
1. Dengan menggunakan metode Full Costing, hitunglah : a. Tarif BOP per unit.
b. Jumlah BOP yang dibebankan untuk th.1999. c. Jumlah HPP ( Cost of Goods Sold ).
2. Dengan menggunakan metode Variable Costing, hitunglah : a. Persediaan akhir ( Ending Inventory ).
0 KASUS 3
PT.SAKURA menggunakan biaya standar dalam menentukan besarnya biaya produksi. Kapasitas normal yang dimiliki 40.000 unit. Biaya standar per unit produksi untuk bulan April, Mei, Juni tahun 2000 adalah :
April Mei Juni
BBB ( raw materials cost ) Rp.150 Rp.150 Rp.150 BTKL ( direct labor cost ) Rp.250 Rp.250 Rp.250 BOP ( F O H ) V Rp.100 Rp.100 Rp.100 BOP ( F O H ) T Rp.5.000.000 Rp.5.000.000 Rp.5.000.000
Biaya adm & pemasaran (administrative & marketing expense) variabel Rp.55 per unit yang dijual. Biaya adm & pemasaran (adminstrative & marketing expense) tetap Rp.800.000 dan harga jual per unit Rp.850.
Data penjualan & produksi bulan April, Mei, Juni th. 2000 sbb. :
April Mei Juni
Persediaan awal ( beginning inventory ) 4.000 unit 2.000 unit 5.000 unit Produksi ( productions ) 38.000 45.000 41.000 Penjualan ( Sales ) 40.000 42.000 41.000 Selisih tidak menguntungkan : - Selisih efisiensi tenaga kerja Rp.300.000
(unfavorable variance) ( labor efficiency variance )
Selisih menguntungkan : - Selisih harga bahan baku Rp.175.000 (favorable variance) (raw material cost variance)
Seluruh selisih dibebankan ke harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold). Diminta :
1. Buatlah laporan laba/rugi (income statement) direct costing. 2. Buatlah laporan laba/rugi (income statement) full costing.
1. Produk terjual = 80% x 200.000 u = 160.000 u
Persediaan brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory) th.1999 = 20% x 200.000 u = 40.000 u
• Nilai persediaan akhir th.1999 dengan met. Variable Costing : BBB (Raw Material) Rp.3.000.000 Upah langsung (Direct Labor Cost) Rp.2.500.000 BOP (Factory Overhead) Var. Rp.1.000.000 + HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.6.500.000 Unit yang diproduksi = 200.000 u
HP.Produksi (COGM) per unit = Rp.6.500.000 = Rp.32,5 200.000
Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 = 40.000 u x Rp.32,5 = Rp.1.300.000 Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 dengan met. Full Costing :
BBB (Raw Material) Rp.3.000.000 Upah langsung (Direct Labor Cost) Rp.2.500.000
BOP (FOH) Var. Rp.1.000.000
BOP (FOH) Tetap Rp. 600.000 +
HP.Produksi (COGM) Rp.7.100.000 HP.Produksi (COGM) per unit = Rp.7.100.000 = Rp.35,5
200.000
Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 = 40.000 u x Rp.35,5 = Rp.1.420.000 2. Laporan Laba/Rugi ( Income Statement )
• Metode Variable Costing
PT.OTI
Laporan L/R ( Income Statement ) Untuk periode yang berakhir 31 Des 1999
Penjualan (Sales) Rp.8.000.000
Persed. brg jadi awal ( beginning finished goods inventory ) -Biaya variabel (Variable Costs) :
BBB (Raw Material) Rp.3.000.000 Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000 BOP (FOH) Var. Rp.1.000.000 +
BTUD (goods available for sales) Rp.6.500.000 Persed. brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory) Rp.1.300.000 –
HPP (Cost of Goods Sold) Rp.5.200.000 –
Contribution Margin Rp.2.800.000
Biaya tetap (Fixed Costs):
BOP (FOH) Tetap Rp. 600.000 Beban adm & umum Rp. 95.000 (General & Administratif Expense)
Beban iklan (advertising expense ) Rp. 155.000 +
Total biaya Rp. 850.000
Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) Rp.1.950.000 • Metode Full Costing
PT.OTI
Laporan L/R (Income Statement ) Untuk periode yang berakhir 31 Des 1999
Penjualan (Sales) Rp.8.000.000
Persed. Brg jadi Awal (Beginning finished goods Inventory ) -Biaya Produksi (Production Costs) :
BBB (Raw Material ) Rp.3.000.000 Upah langsung ( Direct Labor) Rp.2.500.000 BOP (FOH ) Var. Rp.1.000.000 BOP (FOH ) Tetap Rp. 600.000 +
BTUD (goods available for sales) Rp.7.100.000 Persed. Brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory) Rp.1.420.000 –
HPP ( COGS ) Rp.5.680.000 –
Laba Kotor ( Gross Income ) Rp.2.320.000
Beban Operasi (Operating Expenses) : Beban adm &umum
(General & Administrative Expense) Rp 95.000 Beban iklan (advertising expense ) Rp. 155.000 +
Rp. 250.000 -Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) Rp.2.070.000
JAWABAN KASUS 2
BOP ( FOH ) V Rp.25.000.000 * BOP ( FOH ) T Rp.35.000.000 +
Jml BOP Rp.60.000.000
Tarif overhead pabrik ditentukan berdasarkan upah langsung, upah langsung pada kapasitas normal Rp.75.000.000
Tarif Overhead pabrik = Rp.60.000.000 x 100% = 80% Rp.75.000.000
Jadi tarif overhead pabrik = 80% dari upah langsung. b. Jumlah BOP ( FOH ) yang dibebankan untuk th.1999 :
= 80% x Rp.55.000.000 = Rp.44.000.000 c. Jumlah HPP (COGS) th.1999 ;
BBB (Raw Material) Rp.40.000.000
Bi.Upah Langsung (Direct Labor Cost) Rp.55.000.000
BOP (FOH) Rp.44.000.000 +
HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.139.000.000 Pers.akhir (Ending Inventory)
= 50.000 – 40.500 x 139.000.000 = Rp. 26.410.000 50.000
HPP (COGS) sbl penyesuaian Rp.112.590.000 Selisih kapasitas tidak menguntungkan
( 55 jt – 44 jt ) = Rp.11.000.000 HPP ( COGS ) Rp.123.590.000
2. a.Persediaan akhir (Ending Inventory) Variable Costing :
BBB (Raw Material) Rp. 40.000.000 Bi.Upah Langsung (Direct Labor Costs) Rp. 55.000.000
BOP (FOH) V Rp. 25.000.000 +
HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.120.000.000
Jumlah produksi : 50.000 unit
HP.Produksi / unit = Rp.120.000.000 = Rp.2400 50.000
Nilai persediaan akhir = ( 50.000 – 40.500 ) x Rp.2400 = Rp.22.800.000
b. HPP ( COGS ) :
HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.120.000.000 Pers.akhir (Ending Inventory) Rp. 22.800.000 –
HPP (COGS) Rp. 97.200.000
JAWABAN KASUS 3
PT.SAKURA Laporan Laba/Rugi
bulan April, Mei, Juni th.2000 Direct Costing
April Mei Juni
Penjualan (Sales) 34.000.000 35.700.000 34.850.000 HPP (COGS) :
- Pers.awal ( beginning inventory ) 2.000.000 1.000.000 2.500.000 - BBB ( Raw material) 5.700.000 6.750.000 6.150.000 - BTKL (Direct Labor Cost) 9.500.000 11.250.000 10.250.000 - BOP ( FO H ) V 3.800.000 4.500.000 4.100.000 BTUD ( good available for sales ) 21.000.000 23.500.000 22.000.000 Pers.akhir (Ending Inventory) 1.000.000 2.500.000 2.500.000 HPP (COGS) Var 20.000.000 22.000.000 20.500.000
(+) Selisih efisiensi TK tidak
menguntungkan 300.000 300.000 300.000
(-) Selisih harga BB
mengun-tungkan 175.000 175.000 175.000
HPP (COSG) Var 20.125.000 21.125.000 20.625.000 Bi. Adm. & Pemasaran Var.
(Adm & marketing expenses ) 2.200.000 2.310.000 2.255.000 Jml. Bi. Var. 22.325.000 24.435.000 22.880.000
- C M 11.675.000 12.265.000 11.970.000
Bi. Tetap ( Fixed cost ) :
- BOP ( F O H ) T 5.000.000 5.000.000 5.000.000 - Bi. Adm. & Pemasaran Tetap
( Adm & marketing expenses) 800.000 800.000 800.000
E B T 5.875.000 6.465.000 6.170.000
• Tarif BOP T = Rp.5.000.000 = Rp.125
40000
PT.SAKURA Laporan Laba/Rugi bulan April, Mei, Juni th.2000
Full Costing
April Mei Juni
Penjualan (Sales) 34.000.000 35.700.000 34.850.000 HPP (COGS) :
- Pers.awal ( beginning inventory ) 2.500.000 1.250.000 3.175.000 - BBB ( raw material cost ) 5.700.000 6.750.000 6.150.000 - BTKL ( direct labor cost ) 9.500.000 11.250.000 10.250.000 - BOP ( F O H ) V 3.800.000 4.500.000 4.100.000 - BOP ( F O H ) T 4.750.000 5.625.000 5.125.000 BTUD ( good available for sales ) 26.250.000 29.375.000 27.500.000 Pers.akhir ( ending inventory ) 1.250.000 3.175.000 3.175.000
HPP (COGS) 25.000.000 27.500.000 25.625.000
(+) Selisih efisiensi TK tidak
menguntungkan 300.000 300.000 300.000
(-) Selisih hrg BB
meng-untungkan 175.000 175.000 175.000
Laba Kotor ( gross income ) 9.125.000 8.325.000 9.350.000 Bi.Operasi ( operasional cost ) :
- Bi.adm & pemasaran V
Adm & marketing expenses ) 2.200.000 2.310.000 2.255.000 - Bi.adm & pemasaran T 800.000 800.000 800.000 E B T 6.125.000 5.125.000 6.295.000