• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABLE COSTING HARGA POKOK VARIABEL (VARIABEL COSTING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VARIABLE COSTING HARGA POKOK VARIABEL (VARIABEL COSTING)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

VARIABLE COSTING

HARGA POKOK VARIABEL

(VARIABEL COSTING

)

DEFINISI DAN PENGERTIAN

FULL COSTING VS VARIABEL COSTING

DASAR MUNCULNYA HARGA POKOK

VARIABEL

TUJUAN DAN MANFAAT HARGA POKOK

VARIABEL

(2)

FULL COSTING

VS

VARIABEL COSTING

HARGA POKOK PENUH PENGGOLONGAN BIAYA

MENURUT FUNGSINYA

BIAYA TETAP MENJADI UNSUR HARGA POKOK PRODUKSI

PENYUSUNAN LAPORAN RUGI LABA TANPA

MENCARI CONTRIBUTION MARGIN

HARGA POKOK VARIABEL PENGGOLONGAN BIAYA

MENURUT PRILAKUNYA

BIAYA TETAP MENJADI UNSUR BIAYA PERIODE

PENYUSUNAN RUGI LABA DENGAN MENCARI CONTRIBUTION MARGIN

MUNCULNYA

VARIABEL COSTING

o JUMLAH PRODUKSI TIDAK SEPERTI PADA TAFSIRAN PRODUKSI NORMAL SEHINGGA BOP DIBEBANKAN BISA LEBIH ATAU KURANG DIBEBANKAN

o JUMLAH YANG DIPRODUKSI TIDAK SAMA DENGAN JUMLAH YANG DIJUAL SEHINGGA BIAYA BERSIFAT TETAP AKAN MENEMPEL PADA PERSEDIAAN SAMPAI PERSEDIAAN TERJUAL.

o PIHAK INTERNAL MEMERLUKAN INFORMASI YANG DISUSUN DENGAN METODE HARGA POKOK VARIABEL

(3)

TUJUAN

HARGA POKOK VARIABEL

• MEMBANTU MANAJEMEN MENGETAHUI BATAS KONTRIBUSI UNTUK PERENCANAAN LABA MELALUI ANALISA HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

• MEMUDAHKAN MANAJEMEN MENGENDALIKAN KONDISI OPERASIONAL YANG SEDANG BERJALAN SERTA MENETAPKAN PENILAIAN DAN

PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA DEPARTEMEN ATAU DIVISI TERTENTU DI DALAM PERUSAHAAN

MANFAAT METODE HARGA POKOK

VARIABEL

PIHAK INTERNAL

PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK

PENENTUAN HARGA JUAL

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGENDALIAN BIAYA

PIHAK EXTERNAL

PENENTUAH HARGA POKOK PERSEDIAAN

(4)

KELEMAHAN

HARGA POKOK VARIABEL

SUKAR MENGGOLONGKAN BIAYA KE DALAM BIAYA TETAP DAN VARIABEL

TIDAK SESUAI DENGAN PSAK

INFORMASI YANG DIHASILKAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK PIHAK INTERN

DIBUAT ADJUSTMENT

ELEMEN BIAYA

FULL & VARIABEL COSTING

ELEMEN

HP. PENUH HP. VARIABEL

BIAYA BAHAN BAKU

TENAGA KERJA LANGSUNG VARIABEL

TENAGA KERJA LANGSUNG TETAP

BOP VARIABEL

(5)

PERLAKUAN BIAYA PRODUK

DAN BIAYA PERIODE

HP. PENUH HP. VARIABEL

BIAYA PRODUKSI : BIAYA VARIABEL :

- VARIABEL - PRODUKSI

- TETAP - NON PRODUKSI

BIAYA NON PRODUKSI : BIAYA TETAP:

- VARIABEL - PRODUKSI

- TETAP - NON PRODUKSI

BIAYA PRODUK

BIAYA PERIODE

DEFINISI & PENGERTIAN

ADALAH :

SUTAU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK YANG HANYA

MEMASUKKAN UNSUR BIAYA YANG BERSIFAT VARIABEL KE DALAM HARGA POKOK PRODUKSI

BIAYA YANG BERSIFAT TETAP DIPERLAKUKAN SEBAGAI

(6)

VARIABLE COSTING FOR PRICING

PURPOSES

• Beberapa Manajer memahami adanya perbedaan dalam

penetapan harga antara metode absorption & variable costing

Variable costing berdasarkan perilakunya dapat digunakan

untuk penentuan harga dengan cara =( FC : Q) + VC/unit

Contoh :Biaya penerbangan satu pesawat terbang dengan 150

tempat duduk dari Jkt-Smg dengan biaya tetap

Rp.20.000.000,- ditambah biaya variabel 50.000,-/orang. Untuk menutup biaya tetap dan variabel untuk 100

penumpang maka biaya angkutnya harus : (Rp.20.000.000 : 100) + Rp.50.000,-

=Rp.250.000,-• Jika 100 penumpang membayar penuh sebesar

Variable Costing for Pricing Purposes

• Rp.325.000,-/penumpang maka laba usaha adalah :

Pendapatan=100x325.000= 32.500.000 Biaya-biaya

Biaya tetap= 20.000.000 Biaya variabel =100x50.000= 5.000.000

LABA USAHA = 7.500.000

. Seat yang kosong diisi dengan menjual sambil memberikan diskon 60% dan terjual 35 tiket maka tambahan laba usahanya adalah :

(7)

Variable Costing for Pricing Porposes

Biaya tetap 20.000.000

Biaya variabel=135x50.000 6.750.000

LABA USAHA 10.300.000

. Ternyata dengan adanya penambahan tiket

dengan pemberian diskon 60% akan dapat

meningkatkan laba usaha menjadi

Rp.10.300.000,-Variable Costing versus Absorption Costing

Absorption Costing :

Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang

termasuk biaya produksi adalah bahan langsung,

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

baik tetap maupun variabel.

. Variable Costing :

Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang

termasuk biaya produksi adalah bahan langsung,

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

variabel.Sedangkan BOP Tetap termasuk biaya

periodik.

(8)

Keunggulan Variable Costing

Data yang diperlukan untuk keperluan CVP Analysis dapat

diambil langsung dari Laporan Rugi Laba yang disusun dengan format kontribusi. Hal ini tidak dapat dilakukan pada Laporan Rugi Laba format tradisional.

Laba akan terarah pada Penjualan karena Laba yang diperoleh

tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan.

• Manajer selalu berasumsi bahwa yang dinamakan biaya

produksi hanyalah yang bersifat variabel saja, sehingga akan menjadi masalah kalau diterapkan Absorption Costing karena disamping ada biaya produksi variabel juga dimasukkan unsur biaya tetap.

Keunggulan Variabel Costing

Variable Costing berkaitan dengan Standar Costing

dan Flexible Budget, tidak demikian dengan

Absorption Costing.

Laba Netto berdasarkan Variable Costing lebih dekat

kaitannya dengan Net Cash Flow daripada

Absorption Costing terutama pada perusahaan yang

mengalami masalah serius dengan Cash Flownya.

Data Variable Costing memudahkan estimasi tingkat

profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis

lainnya.

(9)

Keunggulan Variable Costing

Pada Variable Costing, dampak Fixed Cost terhadap

Laba sangat jelas. Tidak demikian dengan Absorption

Costing yang samar-samar.

Berdasarkan keunggulan2 Variable Costing tersebut

bukan berarti Absorption Costing jelek, tetapi lebih

mengarah pada tujuan penggunaannya.

Variable Costing digunakan untuk membantu

manajemen dalam melakukan analisis biaya,

sedangkan Absorption Costing memberikan

informasi keuangan bagi External Users.

Contoh perhitungan

Nopember Desember • Persediaan awal 0 200 Produksi 2.000 2.000 Penjualan 1.800 2.200 Persediaan akhir 200 0 . Biaya-biaya :

Biaya produksi variabel/unit :

Bahan langsung Rp.100,- Rp.100,-Tenaga kerja langsung 50,- 50,-Overhead pabrik variabel 30,-

(10)

30,-Contoh perhitungan

Biaya produksi tetap/bulan 160.000 160.000

Adm&pemasaran variabel 20 20

Adm&pemasaran tetap/bulan 120.000 120.000

Harga jual/unit 500 500

. Nilai persediaan :

Absorption costing= 200 unit xRp260=

52.000,-Variable costing=200 unitxRp180 =

36.000,-Dampak Terhadap Laba

Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi

perubahan terhadap persediaan, maka Laba

Absorption=Laba Variable.

Bila Produksi > Penjualan sehingga terjadi

peningkatan persediaan, maka Laba Absorption >

Laba Variable Costing.

Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi penurunan

(11)

Laporan Rugi Laba(format tradisional)

• Nopember Desember

• Pendapatan penjualan 1.800 X Rp.500 900.000

2.200 X 500 1.100.000 Harga pokok penjualan

1.800 x Rp. 260 468.000 2.200 x 260 572.000 LABA KOTOR 432.000 528.000 Adm&Pemasaran (1.800xRp20)+120.000 = 156.000 (2.200xRp20)+120.000 164.000 LABA NETO 276.000 364.000

Laporan Rugi Laba(format kontribusi)

• Pendapatan penjualan Nopember Desember

1.800 X Rp.500 900.000 2.200 x 500 1.100.000 Biaya variabel (1.800xRp180)+1.800x20= 360.000 (2.200xRp180)+2.200x20= 440.000 Margin kontribusi 540.000 660.000 Biaya tetap 280.000 280.000 LABA NETO 260.000 380.000

(12)

MARGIN KONTRIBUSI

Margin kontribusi (

contribution margin

) atau

laba marginal (

marginal income

) adalah selisih

pendapatan penjualan dengan semua biaya

variabel. Margin kontribusi dihitung dengan

cara mengurangkan biaya variabel, baik untuk

biaya produksi maupun non produksi, dari

penjualan.

Perbedaan Laba

Pada bulan Januari ternyata laba neto

Absorption Costing lebih besar daripada laba

neto Variable Costing sebesar

Rp.16.000,-.Perbedaan ini timbul karena adanya

penangguhan BOP tetap pada persediaan

akhir sebesar (Rp.160.000 : 2.000)x200unit

(13)

=Rp.16.000,-Perbedaan Laba

Pada bulan Februari ternyata laba neto

Absorption costing lebih rendah daripada

Variable costing sebesar Rp.16.000,-Hal ini

terjadi adanya pengeluaran BOP Tetap dalam

persediaan awal.

Pendekatan Absorption Costing=Penjualan

Pendekatan Variable Costing= Produksi

Reconciliation Of Absorption and Variable

Costing Net Income (NI)

November December

Variable Costing-NI 260.000 380.000

Add:

Fixed-FOH Cost

(200 unitxRp.80) 16.000

Deduct:

Fixed-FOH Cost

(200 unitxRp.80) 16.000

Absorption Costing 276.000 364.000

(14)

LAPORAN LABA RUGI DENGAN METODE

VARIABLE

COSTING

PERUSAHAAN …….. LAPORAN LABA RUGI

BERDASARKAN METODE VARIABLE COSTING UNTUK TAHUN 20XX

1. Penjualan xxxxx

2. Harga Pokok Penjualan Variabel xxxxx

3. Varians terkendali xxxxx

+/Harga Pokok penjualan disesuaikan xxxxx

-Margin kontribusi kotor xxxxx

4. Beban pemasaran variabel xxxxx

-Margin kontribusi xxxxx

Biaya tetap: Overhead pabrik tetap xxxxx

Beban pemasaran dan administrasi tetap xxxxx +

Total biaya tetap xxxxx

-Laba operasi xxxxx

LAPORAN LABA RUGI

METODE FULL COSTING

PERUSAHAAN …….. LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN METODE FULL COSTING UNTUK TAHUN 20XX 1. Penjualan xxxxx

2. Harga Pokok Penjualan Standar xxxxx

3. Varians terkendali xxxxx

Varians Volume xxxxx

+/Harga Pokok penjualan disesuaikan xxxxx

-Laba kotor xxxxx

Beban pemasaran dan administrasi xxxxx

(15)

CONTOH

QST corporation memproduksi satu jenis produk dan memiliki

kapasitas normal sebesar 20.000 unit per kuartal atauo 80.000 per tahun. Biaya standar variabel per unit terdiri atas $ 30 bahan baku langsung, $ 22 TKL, serta $ 8 overhead pabrik variabel. Overhead pabrik tetap dianggarkan sebesar $ 1.200.000 per tahun atau $ 300.000 per kuartal ( $ 15 per unit pada kapsitas normal dengan perhitungan biaya penyerapan penuh). Overhead dibebankan berdasarkan jumlah unit diproduksi. Beban

pemasaran dan administrasi tetap adalah $ 200.000 per kuartal atau $ 800.000 untuk tahun tersebut. Beban pemasaran variabel sebesar $ 5 per unit dan harga jual sebesar $ 100.

Varians bahan baku, TKL dan varians terkendali dari FOH untuk

tahun 20xx memiliki total nilai bersih yang tidak menguntungkan masing-masing sebesar $ 15.000, $ 19.000, $ 14.000 dan $ 17.000 untuk kuartal pertama, kedua, ketiga dan keempat.

• Diminta:

Susunlah laporan laba rugi dengan metodevariable costing dan full costing

QST Corporation Laporan Laba Rugi Kuartalan Berdasarkan Metode variable Costing

(16)

QST Corporation Laporan Laba Rugi Kuartalan Berdasarkan Metode Full Costing

Untuk Tahun 20xx

(17)

FULL ACCOUNTING INFORMATION

- Informasi Akuntansi Penuh menyangkut

berapa biaya, pendapatan, aktiva yang

dikaitkan dengan suatu

COST OBJECTIVE

-

COST OBJECTIVE

nama teknis untuk sutu

tujuan yang akan diukur biaya – biayanya ;

Produk, Proyek, Divisi, Departemen

KEGUNAAN FULL COST ACCOUNTING

INFORMATION

- Pelaporan Keuangan

- Dasar utk menetapkan harga jual yang diatur

pemerintah

- Mengukur profitabilitas dari suatu produk,

bagian, daerah pemasaran.

- FULL ACCOUNTING INFORMATION terdiri dari

(18)

-

FULL COST

dari suatu COST OBJECTIVE + FAIR

SHARE OF INDIRECT COST

-

FULL ASSET

dari suatu Cost Objective Direct

Asset + Fair Share of Indirect Asset.

-

FULL REVENUE

dari suatu COST OBJECTIVE

DIRECT REVENUE + FAIR SHARE OF INDIRECT

REVENUE.

FULL COSTS

- Full Costs merupakan salah satu unsur Full

Accounting Information.

- Full Costs = Total Cost – semua resources yg

digunakan utk cost objective

- Jika objek informasinya berupa produkl maka

FULL COST merupakan biaya yg berkaitan

dengan produk tersebut

(19)

Besarnya

FULL COST

dari suatu product

dipengaruhi oleh metode penentuan harga

pokok . Dalam hal ini dapat dipergunakan

FULL COSTING, VARIABLE COCTING, ACTIVITY

BASED COSTING.

- Full Costing Metode penentuan HARGA Pokok Produk yang membebankan seluruh biaya kepada HARGA POKOK PRODUK

- VARIABLE COSTING METODE penentuan harga pokok produk yang membebankan biaya variable kepada Harga Pokok Produk

- Aktivity Based Costing Metode penentuan harga pokok produk yang mengukur seluruh sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas yg dilaksanakan utk menghasilkan produk

(20)

Full Cost berdasarkan FULL COSTING

BIAYA PRODUKSI

BIAYA LANGSUNG Rp. 1.000.000,-BAGIAN DARI BIAYA TIDAK LANGSUNG ‘ 600.000,-Rp. 1.600.000,-BIAYA NON PRODUKSI

BIAYA LANGSUNG Rp. 125.000,-BAGIAN DARI BIAYA TIDAK LANGSUNG ‘ 275.000,-Rp. 450.000,-FULL COST DARI PRODUK X Rp.

2.050.000,-FULL COST BERDASARKAN VARIABLE

COSTING

BIAYA VARIABLE

BIAYA PRODUKSI Rp.

1.000.000,-BIAYA NON PRODUKSI ‘

500.000,-Rp.

1.500.000,-BIAYA TETAP

BIAYA LANGSUNG Rp. 195.000,

BIAYA TDK LANGSUNG “

(21)

445.000,-PENENTUAN HARGA JUAL

- Dasar penentuan keputusan harga adalah

CUSTOMER

COMPETITOR

COST.

- Harga Jual ;

Total Biaya + Laba yg layak

.

- Laba yg layak ditentukan berdasarkan tingkat

pengembalian investasi yang diharapkan.

- Cost Plus Pricing ;

Cost Base + Mark Up

component

.

- % mark up ditentukan berdasarkan cost base

yang akan digunakan.

KASUS

PT ANGIN RIBUT didalam Tahun 2011

memproyeksikan melakukan produksi dan

seluruhnya terjual yaitu sebanyak 50.000 unit

produk X. Total Aktiva per 1 Jan 2011 sebesar

Rp. 48.000.000,- Laba yang diharapkan dari

investasi dalam aktiva tersebut adalah

sebesar 25 %.

(22)

BIAYA PRODUKSI PER UNIT

BIAYA PRODUKSI

Biaya Bahan Baku Rp. 300.,-Biaya Langsung ‘ 150,-Overhead Variabel ‘ 200,-Overhead Tetap ‘

250,-TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp.

900,-BIAYA NON PRODUKSI

Biaya Komersial Variable Rp. 155,-Biaya Komersial Tetap ‘’ 55,-TOTAL BIAYA NON PRODUKSI Rp.

210,-FULL COST Rp,

1.110,-PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN FULL COSTING

LABA YANG DIHARAPKAN ; 25 % X Rp. 48.000.000,-; Rp.

12.000.000,-Mark up ; Rp. 12.000.000,- ; Rp. 55.500.000,-; 21.62 5

DASAR BIAYA

FULL COST OF PRODUCT / BIAYA PRODUKSI PER UNIT Rp. 1.110,-TOTAL BIAYA OPERASI SELAMA TH 2011 SEBESAR Rp, 55.500.000,-MARK UP SEBESAR 21.62 %

(23)

MANUFAKTURING COST/ BIAYA PRODUKSI PER UNIT Rp, 900,-TOTAL BIAYA PRODUKSI SELAMA TH 2011 sebesar Rp.

45.000.000,-MARK UP SEBESAR : LABA YG LAYAK + BIAYA NON PRODUKSI TOTAL BIAYA PRODUKSI

Rp. 12.000.000,- + ( RP. 210,- x 50.000. unit ) Rp.

45.000.000,-= 50 %

HARGA JUAL Rp. 900,- + ( 50 % X Rp. 900,-) Rp.

1.350,-PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN VARIABLE

COSTING

LABA YANG DIHARAPKAN Rp.

12.000.000,-DASAR BIAYA

VARIABLE COST OF PRODUCT BIAYA OPERASI PER UNIT Rp. 805,-( Rp. 300,- + Rp. 150,- + Rp. 200,- + Rp. 155,- )

TOTAL BIAYA VARIABEL TH 2011 Rp. 40.250.000,-MARK UP SEBESAR ; LABA YG LAYAK + BIAYA TETAP

TOTAL BIAYA OPERASI VARIABEL

Rp. 12.000.000,- + ( Rp,305,- X 50.000 unit ) Rp.

40.250.000,-67,7 %

HARGA JUAL Rp. 805,- + ( 67,7 % X Rp. 850,= ) Rp. 1.350

(24)

,-VARIABLE MANUFACTURING COST OF PRODUCT Rp.

650,- per unit ( 300 + 150 + 200 )

Total Biaya Variabel selama TH 2011 : Rp.

32.500.000,-MARK UP SEBESAR LABA YG LAYAK + OH TETAP + NON PRODUKSI TOTAL BIAYA PRODUKSI VARIABEL Rp.12.000.000,-+ ( Rp. 460,- X 50.000, unit ) Rp, 32.500.000,-107,69 % HARGA JUAL Rp, 650,- + ( 107,69 % X Rp, 650,- ) Rp.

1.350,-PERMASALAHAN

1. Konsep Tradisional kurang menghasilkan Harga Pokok per unit yang akurat.

2. Adanya kebutuhan konsumen tidak terbatas. 3. COSTUMER SATISFACTION.

4. Persaingan GLOBAL.

5. Kebutuhan perusahaan : kelangsungan hidup ( survive ) pertumbuhan ( growth ) dan keuntungan ( profitability )

(25)

21

Contoh Soal :

Data biaya PT. GLORIA ∑Produksi 9.000 unit ∑Terjual 8.000 unit Harga Jual Rp. 1.000/unit Biaya variable:

- Bahan baku Rp. 250/unit - Tenaga Kerja Rp. 200/unit

- BOP Rp. 150/unit

- Penjualan Rp. 25/unit Biaya tetap:

- Biaya tetap produksi Rp. 1.000.000/periode Kapasitas normal 10.000 unit

- Biaya Administrasi Rp. 250.000/periode - Biaya Penjualan Rp. 200.000/periode Diminta: Buatlah laporan rugi laba dengan kedua metode!

Soal 1:

Pada tingkat kapasitas normal PT. ABC menghasilkan 24.000 unit, dari jumlah tersebut 20.000 unit dijual dengan harga

Rp2.200,00 per unit. Biaya yang diperlukan untuk

memproses produk ini sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp 6.000.000,00

Biaya upah langsung Rp 6.000.000,00

Biaya overhead pabrik variabel Rp 12.000.000,00

Biaya overhead pabrik tetap Rp 9.600.000,00

Biaya pemasaran dan administrasi untuk periode tersebut

berjumlah Rp7.000.000,00 seluruhnya merupakan biaya

tetap. Diminta:

Susunlah Income Statement dengan metode Full Costing dan Direct Costing.

(26)

23

Soal 2 :

Berikut ini adalah data yang diperoleh dari PT “XYZ” selama Semester I tahun 2011.

Jumlah penjualan yang dilakukan adalah 75.000 kg.

Persediaan barang jadi pada tanggal 1 Januari adalah 12.000 kg, dan persediaan barang jadi pada tanggal 31 Juli adalah 17.000 kg. Harga jual per kg Rp 100,00.

• Biaya produksi terdiri dari:

Biaya variabel per kg Rp 40,00, dan biaya tetap sebesar Rp1.600.000,00 dengan kapasitas normal 80.000 kg.

• Biaya pemasaran dan administrasi terdiri dari :

Biaya variabel per kg Rp 10,00, dan biayatetap berjumlah Rp1.500.000,00.

Perusahaan ini menggunakan sistem biaya standar. Diminta:

Menyusun Income Statement baik menggunakan Full Costing maupun Variable Costing.

Soal 3:

Dalam perusahaan “LEGIAN” telah ditetapkan biaya standar per unit produk sebagai berikut:

a. Biaya bahan baku Rp 160,00

b. Biaya tenaga kerja langsung Rp 240,00

c. Biaya overhead tetap Rp 80,00

d. Biaya overhead variabel Rp 40,00 Produksi normal per tahun 240.000 unit atau per bulan 20.000 unit. Data tiap triwulan dari produksi dan penjualan tahun 2011 adalah:

TRIWULAN PRODUKSI PENJUALAN

I 60.000 unit 60.000 unit

II 60.000 unit 50.000 unit

III Persediaan awal 15.000 unit ---Data lainnya terdiri dari:

- Harga jual per unit Rp 730,00

Referensi

Dokumen terkait

Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel dalam harga pokok produksi,

 Dlm metode variable costing produk hanya dibebani biaya variabel, yaitu biaya bahan.. baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

Full Costing adalah “Metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

Menurut Mulyadi variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produksi,

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitung akan semua unsu biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari

Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel dalam harga pokok produksi,

Metode penghitungan harga pokok penjualan yang dipakai oleh perusahaan adalah metode variabel costing yaitu metode penentuan harga pokok penjualan yang hanya membebankan biaya-biaya